• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. SARAN

1. Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan memberikan edukasi dan informasi kepada penderita DM dan keluarganya tentang pentingnya kegiatan jasmasi teratur/aktivitas fisik, pola dan jenis makanan yang sehat, mengontrol gula darah secara rutin dan terapi farmakologis maupun non-farmakologis. Sehingga hal-hal tersebut dapat mencegah terjadinya

komplikasi pada pasien DM. Diupayakan edukasi dan informasi tersebut disampaikan dengan jelas dan tepat sehingga dapat dipahami dan diaplikasikan oleh pasien DM dan dapat memberikan hasil yang optimal dalam mencegah terjadinya komplikasi pada pasien DM. Tenaga kesehatan sebaiknya tetap mengendalikan kadar trigliserid pasien diabetes melitus, meskipun hasil penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara hipertrigliserid dengan kejadian neuropati diabetik.

2. Bagi pihak rumah sakit

Rumah sakit dapat melakukan suatu program khusus bagi pasien DM dalam upaya pencegahan dan pengendalian faktor-faktor yang menyebabkan resiko terjadinya komplikasi pada pasien DM, misalnya mengadakan jadwal kontrol gula darah rutin kepada setiap pasien DM. Rumah sakit memiliki kewajiban untuk memastikan pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang telah diberikan dan memastikan bahwa semua tenaga kesehatan telah memberikan apa yang menjadi hak pasien.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya dapat melibatkan sampel yang lebih banyak dengan melakukan penelitian di beberapa rumah sakit sehingga diharapkan lebih dapat mewakili gambaran pasien diabetes melitus dan neuropati diabetik.

43

b. Perlu dilakukan pemeriksaan yang lain untuk menentukan apakah pasien DM tersebut mengalami neuropati diabetik. Misalnya skor DNS dan Skor DNE.

c. Penelitian selanjutnya dapat mendapatkan informasi lebih terkait dengan profil lipid, seperti konsumsi makanan, pekerjaan dan kebiasaan sehari-hari seperti merokok.

Daftar Pustaka

Agrawal, R.P., Sharma, P., Pal, M., Kochar, A., Kochar, D.K. Magnitude of dyslipidemia and its association with micro and macro vascular complications in type 2 diabetes: A hospital based study from Bikaner (Northwest India) Diabetes Res Clin Pract. (2006);73:211-4

Alvin, Y. (2014). Prevalensi Dan Gambaran Status Penderita Neuropati Diabetika Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap Di RSUP DR. Sardjito Jogjakarta Tahun 2010-2012. Repository.

American Diabetes Association.(2010). Diagnosis and Classification of Diabetes Melitus. Diabetes Care Vol. 33. p 62-69.

Amir,S.M.J., Wungouw,H. & Pangemanan,D. (2015). Kadar Glukosa Darah Sewaktu Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Bahu Kota Manado.Skripsi tidak diterbitkan. Manado: FK Universitas Sam Ratulangi Manado.

Azhary, H., Farooq, M.U., & Bhanushali, M. (2010). Peripheral Neuropathy Differential Diagnosis and Management. American Family Physician, Volume 87, Number 7, page 887.

Black JM. & Hawks JH. (2009). Medical Surgical Nursing : Clinical menegement for positive out comes.8Th Edition.Singapore : Elsevier-Saunders.

Calaghan, B.C., Cheng, H.T., Stables, C.L., Smith, A.L., Feldman, E.L.(2012). Diabetic neuropathy : Clinical manifestations and currents treatments. Lancet Neurol, 11: 521-534.

Callaghan, B.C., Feldman, E.L., Liu, J., Kerber, K., Moffet, H., Karter, A.J., et al. (2011). Triglycerides and amputation risk in patients with diabetes. Journal of Diabetes Care, Vol.34.

Dalimartha S., (2011). 36 resep Tumbuhan Obat untuk menurunkan Kolesterol (edisi revisi). Jakarta: Penebar Swadaya.

Edwina,D.A., Manaf,A. & Efrida. (2015). Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS.Dr. M. Djamil Padang Januari 2011-Desember 2012.Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1) Ekawati, E.R.(2012). Hubungan kadar gula darah dengan hypertriglyceridemia terhadap penderita diabetes melitus. Karya Tulis Ilmiah strata dua, Universitas Airlangga, Surabaya.

Fauci, et al. Harrison’s Principles of internal Medicine. 18th edition. The McGraw-Hill Companies Inc; (2012). Chapter 344.

45

Fauziah, Y.N. & Suryanto.(2012). Perbedaan Kadar Trigliserid pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Tidak Terkontrol.Mutiara Medika.Vol. 12. No. 3: 188-194.

Flavia, F., Campesi, I., & Ochioni, S. (2012). Sex-Gender Difference in Diabetes Vascular Complications and Treatment. Endocrine, Metabolic & Immune Disorders- Drug Targets, 179-196.

Graha C., (2010). 100 Questions And Answers Cholesterol. Jakarta: Gramedia Kementrian Kesehatan RI. (2014). Riskesdas 2013: Pokok-Pokok Hasil Riskesdas. Badan Litbangkes RI. Jakarta.

Kendall, D.M. The Dislipydemia of Diabetic mellitus: giving triglycerides and high-density lipoprotein cholesterol higher priority. Endocrinol Metab Clin North Am.(2005); 34 (1): 27-48

Kurniawan.L.B., Aprianti, S., Bahrun, U. & Ruland DN Pakasi.(2013). Hipertrigliseridemia Sangat Berat pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.CDK-207.Vol. 40.No. 8.

Majid,A., Damayanti,S. & Ayu KB,NPM. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dalam Pencegahan Ulkus Diabetik di Poliklinik RSUD Panembahan Senopati Bantul. Mardastuti, Y. (2013). Uji reliabilitas dan validitas diabetic neuropathy symptom (dns-ina) dan diabetic neuropathy examination (dne-ina) sebagai skor diagnostic neuropati diabetic.Karya Tulis Ilmiah. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Meerwaldt, R. L. (2005). Increased Accumulation of Skin Advanced Glycation End Products Precedes and Correlates with Clinical Manifestation of Diabetic Neuropathy.Diabetologia.

Melmed,S., et al. (2011). Williams Textbook of Endocrinology.edisi ke 12

Miller M, Stone NJ, Ballantyne C, Bittner V, Criqui MH, Ginsberg HN, et al. Triglycerides and cardiovascular Disease: A Scientific Statement From the American Heart Assosiation. Circulation; (2011). 123:2292-2333.

Munir,B. (2015). Neurologi Dasar. Jakarta: Sagung Seto.

Mythili, A., et al. (2010). A comparative study of examination scores and quantitative sensory testing in diagnosis of diabetic polyneuropathy.IJDDC, XXX. Nadimin. Pola makan, aktivitas fisik dan status gizi pegawai dinas kesehatan Sulawesi Selatan. Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi 1, Januari – Juni 2011. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.

Nugroho, A.E. (2006). Hewan Percobaan diabetes Melitus: patologi aksi diabetogenik. Biodiversitas.Vol 7. No 4. h.378-382.

PERKENI. Konsensus Pengelolaan Dislipidemia di Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI; (2012). PERKENI.Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.Perkumpulan Endokrinologi Indonesia; (2011).

Powers, A. C. (2008). Diabetes Melitus. Dalam A.S. Fauci, D. L. Kasper, D. L. Longo, E. Braunwald, S. L. Hauser, J. L. Jameson, et al., Harrison’s Principles of Internal Medicine (hal. 2275-2304). New York: Mc Graw Hill Medical.

Priyantono,T. (2005). Faktor-faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Timbulnya Polineuropati Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Karya Tulis Ilmiah. Semarang : Fakultas Kedokteran UNDIP

Purnamasari, D. (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Dalam A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K., & S. Setiati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (hal.1880-1883). Jakarta: EGC.

Purnamasari, E. & Poerwantoro, B. (2011). Diabetes Melitus dengan Penyulit Kronis.Majalah Kesehatan PharmaMedika. Vol.3, No.2.

Rudiharso,W. (2012). Case Files: Biokimia. Tangerang: Karisma Publishing Group.

Sadeli, H.A. (2008). Nyeri Neuropati Diabetika. Meliala, KRT., Suryamiharja, A., Wirawan, RB., Amir, D. Nyeri Neuropatik (hal. 77-88). Jakarta : Medikagama Press.

Sari,R.A. & Widiajmoko,A. (2012). Pengaruh Komplikasi Neuropati Terhadap Xerostomia Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II.

Sastroasmoro,S. (2014). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto. Eds ke 4, hal 130-131.

Smith, G.A., & Singleton, R.J. Obesity and Hyperlipidemia are risk factors for early Diabetic Neuropathy. NIH Public Access. (2013); 27(5): 436-442.

Steinmetz A. Lipid Lowering therapy in patients with type 2 diabetes the case for early intervention. Diabetes Metab Res Rev (2008);24:286-293

Subekti, I. (2009). Neuropati Diabetik. Dalam A. W. Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata, & S. Setiati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (hal.1947-1951). Jakarta: Interna Publishing.

Syahada, A. (2013). Hubungan Kadar Abnormalitas Kimia Darah antara Pasien Diabetes Neuropati dengan Pasien DM Tanpa Neuropati. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

47

Taqwim, A. (2007). Gambaran Profil Lipid Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Dirawat Di RS Immanuel Bandung Periode Januari-Desember 2005. Karya Tulis Ilmiah. Bandung : Universitas Kristen Maranatha.

Tedjapranata, M., (2009).Diabetes Melitus di Usia Lanjut Memang Berbahaya, Namun dapat dijinakkan. Dari http://www.gbimawarsaron.com/kesehatan/27-diabetes-melitus.html

Valéria,P., Sassoli,F., et al. (2010). Diabetic Peripheral Neuropathies: A Morphometric Overview. Int. J. Morphol; 28(1): 51-64

Wahyudo, R. (2012). Perbedaan Profil Trigliserid (TG) Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang Terkontrol dengan yang Tidak Terkontrol di RSUD DR.H Abdul Moeloek Bandar Lampung. Karya Tulis Ilmiah.

Wiggin, T.D., et al. (2009). Elevated Triglycerides correlate with Progression of Diabetic Neuropathy. Diabetes. Vol.58

Zhihong Yang, et al.(Juni 2010). High prevalence of diabetic neuropathy in population- based patients diagnosed with type 2 diabetes in the Shanghai downtown,

LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Lembar Persetujuan untuk menjadi responden 2. Lampiran 2 : Lembar data diri pasien diabetes dan Skor DNS 3. Lampiran 3 : Hasil output data penelitian

49

LAMPIRAN 1

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN ANTARA

HIPERTRIGLISERID DENGAN NEUROPATI DIABETIKA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Pasien :

Nama Anggota Keluarga :

Telah dijelaskan tentang tahapan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Hipertrigliserid dengan Neuropati Diabetik”, dan diyakinkan bahwa tidak ada data pribadi yang akan dikeluarkan selain untuk penelitian ini. Saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian yang akan dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY bernama Fitria Setianingsih.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara hipertrigliserid dengan neuropati diabetik.

Yogyakarta, Mengetahui,

Pasien Anggota Keluarga Peneliti

LAMPIRAN 2

LEMBAR PEMERIKSAAN SKOR DNS (DIABETIC NEUROPATHY SYMPTOM) IDENTITAS PASIEN

Nama : Tanggal :

Usia : No. Penelitian :

Jenis Kelamin :

Alamat :

Kadar Trigliserid :

No. Pertanyaan DNS (Diabetic Neuropathy Symptom) Tidak Ya Skor

1 Apakah anda merasa tidak stabil dalam berjalan

( unsteadiness in walking )?

2 Apakah anda merasa terbakar, kesemutan, nyeri ditungkai

atau kaki?

3 Apakah anda merasa seperti ditusuk-tusuk di tungkai atau

kaki?

4 Apakah anda merasa hilang rasa atau kurang berasa pada

kaki atau tungkai?

51

LAMPIRAN 3

Frequencies

Kadar Trigliserid pada diabetes tanpa neuropati

Statistics kadar_TG 27 0 127,0000 75,90480 Valid Mis sing N Mean Std. Deviation kadar_TG 1 3,7 3,7 3,7 1 3,7 3,7 7,4 2 7,4 7,4 14,8 1 3,7 3,7 18,5 1 3,7 3,7 22,2 1 3,7 3,7 25,9 1 3,7 3,7 29,6 1 3,7 3,7 33,3 1 3,7 3,7 37,0 1 3,7 3,7 40,7 1 3,7 3,7 44,4 1 3,7 3,7 48,1 1 3,7 3,7 51,9 1 3,7 3,7 55,6 1 3,7 3,7 59,3 1 3,7 3,7 63,0 2 7,4 7,4 70,4 1 3,7 3,7 74,1 1 3,7 3,7 77,8 1 3,7 3,7 81,5 1 3,7 3,7 85,2 1 3,7 3,7 88,9 1 3,7 3,7 92,6 1 3,7 3,7 96,3 1 3,7 3,7 100,0 27 100,0 100,0 51,00 55,00 64,00 71,00 72,00 73,00 87,00 88,00 98,00 100,00 106,00 119,00 120,00 121,00 122,00 123,00 125,00 126,00 135,00 142,00 154,00 170,00 198,00 358,00 362,00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Frequencies

Kadar Trigliserid pada diabetes dengan neuropati

Statistics kadar_TG 33 27 134,61 96,445 Valid Mis sing N Mean Std. Deviation kadar_TG 1 1,7 3,0 3,0 1 1,7 3,0 6,1 1 1,7 3,0 9,1 1 1,7 3,0 12,1 1 1,7 3,0 15,2 1 1,7 3,0 18,2 1 1,7 3,0 21,2 1 1,7 3,0 24,2 1 1,7 3,0 27,3 1 1,7 3,0 30,3 1 1,7 3,0 33,3 2 3,3 6,1 39,4 1 1,7 3,0 42,4 1 1,7 3,0 45,5 1 1,7 3,0 48,5 1 1,7 3,0 51,5 1 1,7 3,0 54,5 1 1,7 3,0 57,6 2 3,3 6,1 63,6 1 1,7 3,0 66,7 1 1,7 3,0 69,7 1 1,7 3,0 72,7 1 1,7 3,0 75,8 1 1,7 3,0 78,8 2 3,3 6,1 84,8 1 1,7 3,0 87,9 1 1,7 3,0 90,9 1 1,7 3,0 93,9 1 1,7 3,0 97,0 1 1,7 3,0 100,0 33 55,0 100,0 27 45,0 60 100,0 55 65 69 70 72 73 76 80 83 90 91 92 93 98 104 109 112 113 121 130 136 138 143 162 172 190 221 255 258 586 Total Valid System Mis sing Total

Frequency Perc ent Valid Percent

Cumulative Perc ent

53

Explore

trigliserid>150

Case Processing Summary

13 100.0% 0 .0% 13 100.0% 47 100.0% 0 .0% 47 100.0% trigliserid >150 iya tidak pasien DM dg skor DNS >= 1

N Perc ent N Perc ent N Perc ent Valid Mis sing Total

Cases Descriptives 1.38 .140 1.08 1.69 1.37 1.00 .256 .506 1 2 1 1 .539 .616 -2.056 1.191 1.47 .074 1.32 1.62 1.46 1.00 .254 .504 1 2 1 1 .132 .347 -2.073 .681 Mean Lower Bound Upper Bound 95% Confidence

Interval for Mean

5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis Mean Lower Bound Upper Bound 95% Confidence

Interval for Mean

5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum Maximum Range Interquartile Range Skewness Kurtosis trigliserid >150 iya tidak pasien DM dg skor DNS >= 1 Statistic Std. Error

Crosstabs

Tests of Normality .392 13 .000 .628 13 .000 .355 47 .000 .635 47 .000 trigliserid >150 iya tidak pasien DM dg skor DNS >= 1

Statistic df Sig. Statistic df Sig. Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correction a.

Case Processing Summary

60 100.0% 0 .0% 60 100.0% trigliserid >150 * pasien

DM dg skor DNS >= 1

N Perc ent N Perc ent N Perc ent

Valid Mis sing Total

Cases

trigliserid >150 * pasien DM dg skor DNS >= 1 Crosstabulation Count 8 5 13 25 22 47 33 27 60 iya tidak trigliserid >150 Total iya tidak pasien DM dg skor DNS >= 1 Total

trigliserid >150 * pasien DM dg skor DNS >= 1 Crosstabulation

8 5 13 61.5% 38.5% 100.0% 25 22 47 53.2% 46.8% 100.0% 33 27 60 55.0% 45.0% 100.0% Count % within trigliserid >150 Count % within trigliserid >150 Count % within trigliserid >150 iya tidak trigliserid >150 Total iya tidak pasien DM dg skor DNS >= 1 Total

55 Chi-Square Tests .287b 1 .592 .049 1 .826 .289 1 .591 .755 .415 .282 1 .595 60 Pearson Chi-Square

Continuity Correc tiona

Likelihood Ratio Fisher's Exact Tes t Linear-by-Linear Association N of Valid Cases Value df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5. 85. b. Risk Estimate 1.408 .401 4.942 1.157 .697 1.920 .822 .387 1.743 60 Odds Ratio for trigliserid

>150 (iya / tidak)

For cohort pas ien DM dg skor DNS >= 1 = iya For cohort pas ien DM dg skor DNS >= 1 = tidak N of Valid Cases

Value Lower Upper 95% Confidence

DENGAN NEUROPATI DIABETIK

Disusun oleh FITRIA SETIANINGSIH

20130310076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN ANTARA HIPERTRIGLISERID DENGAN NEUROPATI DIABETIK

Fitria Setianingsih1, M. Ardiansyah2

1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

2Bagian Ilmu Saraf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARI

Latar Belakang : Diabetes Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia kronik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular. Komplikasi mikrovaskular seperti neuropati, nefropati, retinopati dan gangren. Neuropati Diabetik merupakan salah satu komplikasi mikrovaskular kronis paling sering dijumpai pada penderita diabetes mellitus. Komplikasi muncul disebabkan oleh berbagai faktor seperti dislipidemi, kontrol gula darah yang rendah, durasi lama menderita DM, hipertensi dan faktor resiko yang lain. Dalam penelitian ini profil lipid yang diteliti adalah kadar trigliserid.

Metode penelitian : Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian observational analitik dan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini yaitu pasien diabetes melitus rawat jalan di RSUD Kota Yogyakarta yang berjumlah 60 responden yang diambil secara acak. Analisis data yang digunakan adalah uji chi-square 2x2 untuk melihat hubungan antara kedua variabel. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rekam medik dan skor Diabetic Neuropathy Symptoms (DNS).

Hasil penelitian : Pasien DM yang mengalami komplikasi neuropati diabetik sebanyak 33 (55%) pasien dan 27 (45%) pasien tidak neuropati diabetik. Pada penelitian ini hipertrigliserid pada pasien DM tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan angka kejadian neuropati diabetik dengan nilai p = 0,592 dan odds ratio (OR) = 1,408.

Kesimpulan : Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara hipertrigliserida dengan angka kejadian neuropati diabetik.

Muhammadiyah University of Yogyakarta,

2Department of Neurology Faculty of Medicine and Health Sciences, Muhammadiyah University of Yogyakarta

ABSTRACT

Background: Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases characterized by chronic hyperglycemia that occurs due to abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both that can cause a variety of macrovascular and microvascular complications. The microvascular complications are neuropathy, nephropathy, retinopathy and gangrene. Diabetic neuropathy is one of themosct common chronic microvascular complications found in people with diabetes mellitus. Complications arise due to various factors such as dyslipidemia, low blood sugar control, long duration of diabetes mellitus, hypertension and other risk factors. In this study, lipid profiles studied were triglyceride levels.

Methods: This study was a quantitative research with observational research design and analytic cross sectional approach. Samples of this study in which patients with diabetes mellitus in RSUD Kota Yogyakarta of 60 respondents drawn at random.Analysis of the data usechi-square test 2x2 to see the relationship between these two variables. The research instrument used in this study is the medical record and score Diabetic Neuropathy Symptoms (DNS).

Result and Discussion :The result showed 33 patients (55%) had complications of diabetic neuropathy and 27 (45%) patients were not diabetic neuropathy. The result of this studyshowed no significant association ofhypertriglyceridein diabetic patients with the incidence of diabetic neuropathy, with p = 0.592 and odds ratio (OR) = 1.408.

Conclusion:This research concluded that there is no relationship between hypertriglyceride with the incidence of diabetic neuropathy.

Pendahuluan

Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah (Majid et al, 2015). Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan angka insidensi dan prevalensi DM tipe 2 lebih banyak di berbagai penjuru dunia (Amir et al, 2015). Prevalensi DM di Indonesia mengalami peningkatan dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,1% pada tahun 2013 (Kemenkes, 2014).

Neuropati diabetik merupakan komplikasi mikrovaskular kronis yang banyak terjadi pada penderita DM tipe 2 (Valeria et al, 2010). Neuropati diabetik adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang disebabkan oleh degenerasi saraf perifer atau autonom sebagai akibat dari diabetes mellitus (Sari & Widiajmoko, 2012). Prevalensi Neuropati diabetik di Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta pada tahun 2010 sebesar 2,6%, tahun 2011 sebesar 3,8% dan tahun 2012 sebesar 2,3% (Alfin, 2014). Neuropati diabetik di antara pasien yang telah didiagnosis menderita diabetes melitus tipe 2 adalah 61,8 % dengan usia lebih dari 30 tahun (Zhihong Yang et al., 2010).

Kadar gula darah yang tinggi berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserid. Dengan mengontrol kadar gula darah dan kadar trigliserid bisa menjadi upaya pencegahan primer yang penting terhadap terjadinya neuropati diabetik (Callaghan, 2011).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara hipertrigliserid dengan angka kejadian neuropati diabetik.

Metode

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Observasi

Data diambil dengan melakukan wawancara, memberikan kuesioner, dan melihat rekam medik pasien. Populasi pada penelitian ini adalah pasien diabetes melitus rawat jalan di RSUD Kota Yogyakarta yang kontrol gula darah rutin pada bulan Agustus dan September 2016 berjumlah 60 pasien dengan rincian 43 perempuan dan 19 laki-laki. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara acak (randomly sampling). Variabel bebas pada penelitian ini adalah hipertrigliserid, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah neuropati diabetik. Analisis data menggunakan uji chi-square.

Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada pasien diabetes melitus di RSUD Kota Yogyakarta periode Agustus-September 2016, dengan total sampel 65 pasien didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Karakteristik pasien DM di RSUD Kota Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin dan komplikasi neuropati diabetik

Neuropati Diabetik Jenis Kelamin Jumlah Persentase Perempuan Laki-laki Ya 23 10 33 55 % Tidak 18 9 27 45 % Total 41 19 60 100 %

Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini sebagian besar terdiri dari 41 pasien perempuan (68,3%) dan komplikasi neuropati diabetik paling banyak dibandingkan dengan yang tidak neuropati diabetik yang berjumlah 33 pasien (55%) sebagaimana yang tercantum pada tabel 1.

Tabel 2. Karakteristik pasien DM di RSUD Kota Yogyakarta berdasarkan Usia dan komplikasi neuropati diabetik

Neuropa ti Diabetik Usia Jumlah Persentase <55 tahun ≥55 tahun Ya 5 28 33 13,3 % Tidak 3 24 27 86,7 % Total 8 52 60 100 %

Karakteristik pasien DM berdasarkan usia dilihat dari tabel 2, menunjukkan bahwa usia ≥55 tahun merupakan proporsi terbanyak mengalami komplikasi neuropati diabetik yaitu 28 pasien (46,6%) dan karakteristik pasien <55 tahun yang mengalami komplikasi sebanyak 5 pasien (8,3%).

Tabel 3. Karakteristik pasien DM di RSUD Kota Yogyakarta berdasarkan kadar trigliserid

No Hipertrigliserid Jumlah Persentase

1 Iya 13 21,6 %

2 Tidak 47 78,4 %

Total 60 100 %

Pasien DM yang mengalami hipertrigliserid sebanyak 13 kasus (21,6%), sedangkan pasien DM yang tidak memiliki hipertrigliserid sebanyak 47 kasus (78,4%) sesuai dengan tabel 3. 0 10 20 30 40 50 60 70 hipertrigliserid trigliserid normal neuropati non neuropati

Gambar 1 menunjukkan penderita DM yang memiliki kadar trigliserid tinggi mengalami komplikasi neuropati diabetik sebanyak 8 orang, sedangkan pada pasien DM yang memiliki kadar trigliserid normal sebanyak 25 orang. Pasien DM yang tidak mengalami komplikasi neuropati diabetik sebanyak 5 orang dengan kadar trigliserid tinggi sedangkan pada pasien DM yang memiliki kadar trigliserid normal sebanyak 22 orang.

Tabel 6. Hubungan antara Hipertrigliserida dengan Neuropati Diabetik

No Kadar Trigliserid Nilai p OR

1 Hipertrigliserid dengan Trigliserid normal 0,592 1,408

Berdasarkan perhitungan dan pengolahan data chi-square didapatkan nilai p 0,592 (>0,05) maka tidak terdapat hubungan antara hipertrigliserid dengan kejadian neuropati diabetik. Hipotesis yang dibuat penulis dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, dimana tidak terdapat hubungan antara hipertrigliserid dengan angka kejadian neuropati diabetik, sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis. H1 ditolak sesuai dengan hasil penelitian yaitu tidak terdapat hubungan antara hipertrigliserid dengan angka kejadian neuropati diabetik. Kemudian didapatkan nilai OR 1,408 yaitu pasien dengan hipertrigliserid mempunyai kemungkinan 1,4 kali untuk menjadi neuropati diabetik dibandingkan pasien dengan trigliserid normal. Confidence Interval (CI) 0,401-4,942 yang berarti melewati angka 1, maka tidak dapat terdapat hubungan yang signifikan antara hipertrigliserid dengan neuropati diabetik.

Pembahasan

Neuropati diabetik merupakan komplikasi DM yang sering terjadi dengan morbiditas tinggi dan merusak kualitas hidup. Faktor resiko signifikan untuk perkembangan neuropati diabetik yang dikemukakan oleh Priyantono (2005) berhubungan dengan usia, durasi menderita DM, hipertensi, dislipidemia, merokok, dan tinggi badan yang berkaitan dengan body mass index (BMI).

Penelitian yang dilakukan penulis mendapatkan hasil bahwa hipertrigliserid tidak berhubungan dengan neuropati diabetik. Penelitian lain yang memberikan hasil yang sama pernah dilakukan oleh Syahada (2013) dengan nilai p = 0,381. Dari hasil penelitian tersebut memperlihatkan tidak ada korelasi kadar trigliserid dengan neuropati diabetik berdasarkan pemeriksaan DNS. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Wiggin TD et al didapatkan nilai p = 0,04. Dari hasil penelitian tersebut memperlihatkan hasil yang berbeda, yaitu terdapat korelasi antara peningkatan kadar trigliserid dengan kejadian neuropati diabetik.

Rata-rata pada defisiensi atau resistensi insulin terjadi kelainan profil lipid yang khas, yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserid, peningkatan kadar kolesterol-LDL dan penurunan kolesterol-HDL. Kadar glukosa yang tinggi merangsang pembentukan glikogen dari glukosa, sintesis asam lemak dan kolesterol dari glukosa. Kadar glukosa darah yang tinggi dapat mempercepat pembentukan trigliserid dalam hati (Ekawati, 2012).

Wiggin TD et al menyatakan bahwa kadar trigliserid yang tinggi menjadi faktor prediktif penurunan secara dramatis pada masa jenis serabut myelin saraf. Tingginya kadar trigliserid tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya asupan lemak dan karbohidrat yang berlebihan, aktivitas fisik yang rendah, dan peningkatan kadar glukosa darah kronik pada penderita DM yang tidak terkontrol dengan baik (Nadimin, 2011). Selama melakukan penelitian, peneliti menanyakan kepada setiap pasien DM terkait kontrol gula darah secara

penelitian Ekawati (2012) bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata (signifikan) antara nilai kadar glukosa darah yang tinggi pada pasien DM yang tidak terkontrol dengan terjadinya peningkatan kadar trigliserid. Dimana pada penelitian ini jumlah pasien yang

Dokumen terkait