• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan beberapa saran, sebagai berikut :

Bagi akademisi, penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih dikembangkan pada multi aspek yang dikaji, meliputi tinjauan sosio-ekonomi, budaya maupun hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Asyari, 1986. Glosarium Seks dan Gender. Carasvatibooks, Yogyakarta.

Barry, 2001. Antara Cinta, Seks, dan Dusta: Memahami Perselingkuhan. Galang Press, Yogyakarta.

Brehm, 1996. Masalah Muda-Mudi dalam Perkawinan. Magic Centre, Jakarta. Chaplin, 2001. Pedagang Jalanan dan Pelacur Jakarta: Sebuah Kajian Antropologi

Sosial. LP3ES, Jakarta.

Emka, Moammar, 2003. Jakarta Undercover: Sex ‘n the City. Galang Press, Jakarta. Farozin, Muh., 2003. Pemahaman Tingkah Laku. Rineka Cipta, Jakarta.

Goble, Frank. 1987. Mazhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Kanisius, Yogyakarta.

Handoko, 1992. Motivasi: Daya Penggerak Tingkah Laku. Kanisius, Yogyakarta. Hull, Terence, 1997. Pelacuran di Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya.

Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Kartono, 1987. Psikologi Abnormal dan Abnormal Seksual. Mandar Madju, Bandung. Kerlinger, Fred, 1990. Korelasi dan Analisis Regresi Ganda. Nur Cahaya, Yogyakata. Koentjoro, 1997. Resosialisasi Pelacur dan Permasalaannya: Sebuah Tinjauan

Evaluatif. Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.

Lemert, 1996. Anak dan Wanita dalam Hukum. LP3ES, Jakarta.

Moleong, 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung. Poerwandari, 2004. Mengungkap Selubung Kekerasan: Telaah Filsafat Manusia.

Sanie, Susy, 2004. Kaitan Faktor Sosial-Ekonomi terhadap Masuknya Perempuan dalam Industri Seks dan Dampaknya pada Kesehatan Reproduksi. Pusat Kajian Pembangunan, Indonesia.

Schultz, 1991. Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Kanisius, Yogyakarta.

Society in Scotland, Gentlemen, 1970. Encyclopedia Britanica. Wiliam Benton Publishing, Chicago.

Sokolov, Ivan, 1991. Buku Panduan Orang Tua: Bagaimana Menjadi Orang Tua yang Efektif dan Berhasil di Era Modern. Binarupa Aksara, Jakarta.

Supratiknya, 2000. Tantangan Psikologi Menghadapi Milenium Baru. Yayasan Pembina Fakultas Psikologi, Yogyakarta.

Then, Debbie, 1998. Jika Suami Anda Berselingkuh…: Kebenaran yang Tak Terungkap tentang Perselingkuhan. BPK Gunung Mulia, Jakarta.

Untung, Abdul, 2004. Analisis Kebutuhan Pelayanan Sosial bagi Pelacur ABG (Anak Baru Gede): Studi Kasus di Kota Yogyakarta. B2P3S, Yogyakarta.

LAMPIRAN

Wawancara I

Tanggal : 23 Juli 2007

Subjek : Dina (nama samaran) Pukul : 11.30 WIB

Tempat : Salon F

No. Pertanyaan dan Jawaban Koding Analisis

1. OK. Ya udah langsung mulai ya mbak iki.

Hee...

Sini mbak deket biar lebih kedengeran.

Ya ya ya.

Mbaknya dari tahun berapa kerja di sini?

Dua ribu tiga.

Ya?

Dua ribu.. tiga.. eh.. he-eh tho dua ribu tiga. Tahun dua ribu tiga. Iya. Iya kan sekarang tahun dua ribu tujuh.

W.I/No.1 Bekerja mulai tahun 2003-sekarang.

2. Iya. Sebelum kerja di sini mbak?

Ya kerja di salon tapi bukan di plus seperti ini. Yang lebih utama potong sama rias manten. Di sana lima tahun.

W.I/No.2 Sebelumnya bekerja di salon biasa selama lima tahun.

3. Lha mbak kalau di sini dapat gaji pokok ngga?

Dapet.

Berapa mbak?

Eh hehe rahasia dong.. hehe

Hehe.. tapi perlu ini mbak. Ngga papa, ngga papa.

Kalau pertama masuk dulu dua ratus lima puluh. Sekarang tiga ratus dua lima.

W.I/No.3 Saat ini gaji yang diterima adalah Rp. 325.000,-

4. Lha terus kalau dari plus-nya

sendiri dapet berapa?

Sebulannya.

Ngga tau. Karena jarang sekali. Jarang sekali.

Lha emang dalam sebulan bisa berapa orang yang minta di-plus?

W.I/No.4 Melayani pijat plus dalam sebulan rata-rata tiga orang.

Ngga banyak. Paling satu dua tiga udah.

Oh ya? Kalau sehari berapa mbak?

Jarang dapet.

5. Oh gitu.. ya ya. Terus mbak kalau dari gaji sama uang plus-nya dipakai apa aja?

Ya.. kalau gaji ya.. ngga tentu. Kadang untuk mbayar kontrak. Kadang misalnya aku ngambil tivi dulu untuk mbayar angsuran tivi. Sekarang ngga brani ambil apa-apa karena aku kan anakku udah dua tho. Setiap hari saya harus beli susu. Beli susu makanya saya kerja di sini ngga pernah nrima gaji utuh karena.. aku tiap hari udah ngebon. Kalau ngga ngebon ya aku dapet kan itu ngga tentu tho. Paling kalau sisa berapa.. gaji tiga ratus.. aku nggaji yang momong.

W.I/No.5 Kebutuhan

fisiologis: gaji yang diterima untuk membayar kontrak tempat tinggal. • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta: gaji yang diterima digunakan membeli susu anak.

Tiap hari hutang dari pemilik salon untuk membeli susu. • Kebutuhan akan

memiliki dan cinta: membayar pengasuh anak.

6. Lha itu nabung juga ngga mbak? Dari uang segitu masih ada uang yang ditabung?

Engga.

Habis semua?

Habis semua.

W.I/No.6 Tidak ada uang sisa untuk ditabung.

7. Terus mbak itu tarifnya untuk plus-nya berapa sih?

Plus apa dulu? Karena kalau aku plus yang main paling jarang karena saya.. ngga niat di situ lho, mas. Ya.. mungkin karena lingkungan ya.. jadi akhirnya terjun.. tapi ngga sepenuhnya. Ya jarang banget lah. Seandainya aku terjun situ full, mas, pasti aku udah beli apa-apa tho.

W.I/No.7 Melayani pijat plus karena pengaruh lingkungan. • Kebutuhan akan keselamatan: membatasi berhubungan seks dengan pengunjung.

8. Mbaknya nentuin tarif dasarnya apa mbak? Dulu waktu awal-awal kerja.

Apa? Dasarnya apa?

Nentuin tarifnya gimana?

Nentuin tarifnya?

W.I/No.8 Melayani pijat plus karena dipengaruhi oleh teman kapster satu salon.

Iya.

Ya.. aku terjun.. di kayak gini tuh.. mau aneh-aneh.. semenjak ada mbak Dewi (teman satu salon). Waktu belum ada dia aku belum terjun kayak gitu. Ya mungkin itu ya.. pertama ya.. aku waktu itu ngga langsungan.. ngga.. ya paling banter ya itu tadi.. ngocok.

9. Jadi awalnya kerja berapa bulan dulu? Brarti kerja biasa dulu di sini?

He-eh.

Terus sampai berapa bulan kemudian?

Pokoknya dari awal masuk sampai terjun kayak gitu tuh.. anakku paling gede umurnya.. dua ribu tiga.. ya mulai terjun saya tahun dua ribu empat. Pokoknya anakku mulai umur.. mau tahun.. setahun itu baru terjun kayak gitu.. Karena yang paling gede kan empat tahun.

W.I/No.9 Melayani pijat plus setelah bekerja sekitar satu tahun.

10. Ya ya. Terus alasannya mbak,

tadi kan kalau mbaknya

ngomong dari temannya itu. Dari mbaknya sendiri?

Ngga tau. Mungkin karena lingkungan. Waktu itu niatku Cuma mau manis-manis aja sama tamu. Kok mereka (teman-teman) bisa dapat tamu banyak. Waktu itu aku penginnya nggak ingin terjun di situ. Eee ngga taunya tak manis manisin orangnya ya.. yang pertama saya terjun orangnya enak. Enak diajak ngobrol. Akhirnya.. akhirnya.. mungkin dari obrolan itu kan apa ya.. cuma.. ya mengalir sendirilah. Waktu itu ciuman aja karena dia minta ML tapi saya ngga mau. Akhirnya dia cuma nyium-nyium aja. Terus setelah itu.. aku.. piye ya.. tapi aku emang sama tamu sudah seperti itu tapi ngga setiap tamu terus aku kayak gitu. Sama tamu jadi jarang

W.I/No.10 Kebutuhan akan memiliki dan cinta: bersikap manis kepada pengunjung. • Kebutuhan penghargaan: ingin mendapatkan banyak pengunjung seperti teman-temannya.

banget. Sedapetnya aja.

11. Misalnya ada tamu yang datang minta ML padahal.. mbaknya.. ngga niat sepenuhnya di situ, terus mbaknya layani atau..?

Kalau ada yang minta ML biasanya.. kalau orangnya itu mas.. itu.. apa ya.. misalnya dia berani bayar tinggi, aku lebih sering tak lemparin ke temenku. Tapi aku ngomong pijat diitung dua tho kan aku udah mijeti semua. Kalau udah gitu tarifnya bayar sendiri sama temenku. Terus ya tak lempar.

W.I/No.11 Kebutuhan akan keselamatan: menolak untuk diajak berhubungan seks. • Kebutuhan akan keselamatan: Menawarkan teman bila ada pengunjung yang minta

berhubungan seks, dengan tetap meminta bagian upahnya sendiri.

12. Kalau sama mbaknya

pasangnya berapa kalau

mbaknya bilang tinggi?

Hehe ya engga sih paling untuk embel-embel. Ngga terlalu ini sih.. Tapi pernah ya ketanggor. Aku cuma iseng aja. Weh..”Mbak-e mau berapa? Ya udah tiga ratus ya.” Tapi sama temenku ya? “Ngga mau. Aku mau sama mbak-e.” Aslinya aku takut lho mas ….. Soale kan ngga tau kebersihan tamu itu gimana. Tapi kadang karena dah terlanjur, aku cuma berpikiran dengan pake pengaman, resiko ketularan penyakit bisa diatasi. Akhirnya terjun juga tapi ya jarang banget.

W.I/No.12 Mematok tarif tinggi hanya sebagai cara menghidari hubungan seks. • Kebutuhan akan keselamatan: Takut berhubungan seks karena alasan kesehatan.

13. Lha di sini ngga sedia pelindung?

Ada sih temenku yang bawa. Tapi seandainya aku bawa mau ditaruh dimana. Karena aku ngga niat kerja di situ itu lho. Aku kerja di sini kan karena aku punya kemampuan kerja di salon, seperti motong, creambath atau facial ... Jadi nggak bener kalo dikatakan aku kerja di sini semata-mata untuk melayani plus-plus. Malah kalo bisa gak usah pakelah layanan

W.I/No.13 Tidak sedia kondom karena memang tidak berniat untuk melayani hubungan seks. • Kebutuhan akan penghargaan: merasa memiliki keterampilan layaknya kapster.

piye sih.. terlanjur.

14. Kalau liat orangnya, mbak-nya pasang tarifnya pengaruh ngga? Misalnya orangnya punya duit atau kelihatan baik.

Kalau aku ngga peduli. Pokoknya prisipnya aku mau kayak gitu dia harus mau ngga bayar dua ratus lima puluh eh seratus lima puluh. Tapi ngga liat kalau dia apa.. ngga mau aku juga ngga mau. Jadi apa ya.. ngga liat penampilan karena kalau liat penampilan, omongannya kan pinter gitu tho tamuku pinter ngomong gitu lho. Saya ngga ngandalin di situ.

W.I/No.14 Kebutuhan akan penghargaan: tarif yang dipatok merupakan harga mati.

Penentuan tarif tidak dipengaruhi oleh faktor dari pengunjung.

15. Terus mbak ini tentang

pelanggan. Orang yang pijat sama mbak banyak yang balik lagi ngga?

Jarang.

Jarang? Paling kalau ada berapa orang mbak?

Paling satu dua tiga.

Terus mereka rutin tiap bulan atau tiap berapa minggu?

Kalau ke sini?

Iya.

Biasanya sebulan sekali.

W.I/No.15 Memiliki pelanggan tetap sekitar tiga orang dengan frekuensi pijat satu bulan sekali.

16. Kalau alasannya mereka balik lagi, dari mbaknya apa?

Ya.. kalau.. menurutku sih kebetulan tamu itu.. apa.. ngga minta ya.. selain ML ya.. aku masih berusaha biar tamu itu balik. Tapi kalau memang.. tamu itu.. ngga mau balik ya udah. Tapi ya makanya.. jarang, mas, balik sama aku jarang. Kebanyakan cowok yang masuk salon mintanya yang lebih tho.

W.I/No.16 Berusaha agar pengunjung menjadi pelanggan. • Kebutuhan akan penghargaan: tidak terlalu mempedulikan penolakan dari pengunjung agar datang kembali. 17. Maksudnya ML?

Ya engga. Harus lebih pintar.. pintar.. gimana gimana gitu lho. Sedangkan aku merasa ngga sepintar temen-temenku. Soalnya kalau mereka gini gini. Kalau aku

W.I/No.17 Menilai bahwa pengunjung selalu memiliki keinginan untuk dipuaskan yang tidak mampu diberikannya.

kan biasa.

Pinter gimana sih mbak

contohnya?

Ya muaske ngono lho, mas.

18. Lho mbaknya sendiri apa ngga merasa? Hehe..

Ngga merasa tuh hehe.. Kalau buat aku sendiri masih ngerasa biasa aja tuh. Belum seperti temenku ngomong, bisa gini bisa gini. Ya kalau menurutku lho masih biasa aja. W.I/No.18 Menganggap temannya lebih mampu dalam memuaskan pengunjung.

19. Maksudnya bisa gini gini gimana mbak? Hehe.

Kan ada yang mau.. apa ya.. karaoke.. kan aku ngga bisa. Aku ngga mau. Ada yang.. Ya pokoknya itu lah aku paling ngga bisa sama ML itu. Paling kalau ngga terpaksa tho karena aku kalau bisa jangan.

W.I/No.19 Kebutuhan akan penghargaan: bersedia

berhubungan seks dengan pengunjung bila terpaksa.

20. Kalau pelanggan pernah

komentar apa sama servisnya yang mbak pernah kasih?

Macem-macem hehe. Ada yang gini: “Akh mbak-e ra gelem ngono we.” “Ya biarin tho.” “Moso sih mba koe ra iso ngemut!?” Tapi nek sing orangnya biasa ya seneng aja. Kadang ada tamu yang nyarinya ngga seperti itu memang ada. Ya seneng tapi jarang. Kebanyakan mintanya yang lebih. Reko-reko gitu lho.

W.I/No.20 Pernah mendapat pengunjung yang minta lebih dan ditolak. • Kebutuhan akan penghargaan: senang bila mendapat pengunjung yang bersikap wajar.

21. Kalau yang datang ke sini pijat minta plus atau ada yang cuma pijat thok?

Ya kebanyakan minta.

W.I/No.21 Kebanyakan pengunjung minta pijat plus.

22. Selama di sini lebih banyak orang baru atau pelanggan lama yang datang?

Yang sama aku?

Iya.

Baru. Jarang pegang tamu yang balik berkali-kali. Paling cuma pijat ya udah. Jarang.

W.I/No.22 Kebanyakan yang dilayani adalah pengunjung baru.

komentarnya enak didengar?

Engga.

ada pengunjung yang memberikan komentar baik. 24. Punya pelanggan yang nyebelin?

Orang-orang yang datang

nyebeli gitu mbak?

Pernah.

Gimana ceritanya itu mbak?

Yang nyebelin itu.. piye ya.. wah macem-macem he, mas. Yang nyebelin itu.. oh banyak. Yo nek wong ra keturutan karepe yen.. kan nyebelin kae lah. Tur nek aku kan tak los tho. Masa bodoh yang penting udah tak pijeti mbayar. Yang nyebelin tho ada yang.. apa ya.. ee.. tangannya maunya emek emek dia ngga mau mbayar. Aku kan kalau tak pijeti diem. Ngga usah.. karena aku kalau dipegang ngono yo ngga nyaman tho mijetnya. Aku malah lebih seneng kalau orangnya tak pijet bioso ngono lho, mas. Ngga usah ngemek emek. Aku juga lebih enak ngerjainnya. Kalau aku udah ngomong gitu kan.. aku malah.. sio-sio tho mijetnya ketoe ra dinikmati ngono lho, mas. Karena setiap aku megang tamu ya kebanyakan mu tak pijet sampai selesai. Ya bermacem-macem, mas. Ono sik.. yo saking banyake, mas, jadi ngga terlalu inget. Soale kalau diinget marake mangkel. Soale kerja kayak gini asline tuh.. sini berlwanan tho, mas. Aku penginnya tidak melakukan jasa plus-plus, tapi karena pendapatan dari salon minim, .. ya terpaksa pekerjaan itu kulakukan. Sing penting aku ra sampe kekurangan mbayar kebutuhan bulananku

W.I/No.24 Kebutuhan akan penghargaan:

berharap bahwa pijat yang dilakukan dinikmati pengunjung. • Kebutuhan akan penghargaan: tidak senang bila pengujung memegang tubuhnya sewaktu dipijat. • Kebutuhan akan penghargaan:

menjalani profesi ini menimbulkan

pertetangan batin. • Kebutuhan akan

fisiologis: berpikir bahwa, tanpa harus memberikan pijat plus, asal kebutuhan hidup terpenuhi merupakan hal yang diinginkan.

25. Lha mbak kalau tadi ada yang nyebelin mbaknya cuek aja ya?

Masa bodo yang penting tugas saya sudah saya lakukan gitu lho.

W.I/No.25 Kebutuhan akan penghargaan: mengutamakan pijat tanpa

Tugas saya pijet. Kalau dia nyebelin karena ini.. udah masa bodo yang penting aku udah ngerjain tugasku itu pijet.

memperdulikan tuntutan pengunjung.

26. Mbaknya pengin dapet

pelanggan yang kayak gimana?

Orang minta aneh-aneh ngga papa. Yang penting dipijeti ki piye yo.. ya penak ngono lho, mas, dijak ngobrol. Tapi jelas.. aku.. ngga mau nyari kayak gitu kayak gitu, mas. Yang penting aku kerja kayak gitu lho, mas. Karena tahu sendiri kan salon kayak gini potong memang banyak tapi kan ngga sebanyak Johny Andrean. Karena aku udah disibukkan dengan pekerjaan potong pun ngapain aku megang tapi itu ya karena motongnya cuma standar. Ya udah akhirnya ikut pijat juga kan. Aku waktu awal ikut masuk di salon.. kan enga pijat. Lama-lama pijat tuh karena tamu bolak-balik milih. Nek ra gelem tenan njuk bali. Ya udah terjun lah ra popo lah. Awal-awale yo kagok tho mas hurung kulino nyekel wong lanang. Soale.. waktu belum punya suami aku juga jarang bergaul sama laki-laki tho. Sempet takut gitu. Tak kuat-kautin. Sing penting saya.. ngga.. apa ya.. ngapain takut, ngga salah. Intinya kerja.

W.I/No.26 Kebutuhan akan memiliki dan cinta: senang bila

mendapat

pengunjung yang bisa diajak ngobrol. • Sungkan menolak

keinginan

pengunjung yang memilih dipijat oleh dia.

Sebelum menikah jarang bergaul dengan laki-laki sehingga awal-awal melayani pijat terasa canggung. • Kebutuhan akan keselamatan: alasan bekerja memberanikan dirinya untuk melayani pijat.

27. Kalau lagi pijat sama pelanggan yang diobrolin apa, mbak, paling sering?

Ya macem-macem. Kadang aku nanyain kerja apa, kuliah dimana, tergantung orangnya tho, tugasnya dimana. Ya biasa. Tapi kalau ngobrolin soal yang seks-seks itu aku jarang.

W.I/No.27 Kebutuhan akan memiliki dan cinta: mengobrol dengan pengunjung seputar pekerjaan dan kuliah.

28. Curhat-curhatan sama yang di pijat?

Curhat-curhatan?

W.I/No.28 Kebutuhan akan memiliki dan cinta: membicarakan

masalah pribadi.

Pernah tapi udah lama banget tuh tamu.. langgananku.. Sekarang udah ngga balik lagi. Pernah tuh.. dia nanya yo anakmu umur berapa, dia yo.. enak lah diajak ngobrol. Tapi sekarang udah ngga balik lagi. Katanya tak.. sms..: “Aku sekarang lagi berusaha memperbaiki ekonomi.” Kan dia orangnya pisah sama istri tho. Ya udah intinya aku ngga mau nganggu orang yang.. ya udah ngono. Kalau sekedar tanya kabar ya tapi kalau ngejak ketemu engga.

dengan pelanggan. • Menerima bila

pelanggaan memiliki alasan pribadi untuk tidak kembali ke salon.

29. Kalau sama pelanggan akrabnya kayak apa? Seakrab apa? Misalnya bisa deket banget, bisa sms-an tanya kabar. Apa ya udah habis pijat ya udah.

Dulu aku sampe pernah selingkuh. Tapi tiap hari aku terus kepikiran resikonya. Setelah tak timbang-timbang, akhirnya nggak tak terusin. Aku udah punya suami udah punya anak. Ya anakku baru setahun lebih waktu itu. Ada orang Surabaya. Dia ngomong kalau aku harep ditembung dewe karo bojoku. Tapi aku mikir belum tentu juga aku sama orang itu baik tho walaupun dia itu kaya. Dia kan punya usaha di Jogja. Elektronik di jalan Solo. Tapi aku mikir gini: “Ah orangnya aja masuk salon-salon. Seandainya nanti jadi suamiku belum.. belum tentu.. apa ya.. seperti suamiku yang sekarang. Nasibnya aja biasa tapi sama aku ngajeni. Makanya aku ngga mau terlalu banget sama suamiku. Emang dia orang ngga punya tapi aku menghargai perasaan dia. Sama aku pengine gini-gini kan baik. Apa salahe ya tho, mas, ya ngga papa tak jalani apa adanya aja. Ya pernah, mas,

W.I/No.29 Kebutuhan akan memiliki dan cinta: pernah selingkuh dengan pelanggan. • Tetap memilih mempertahankan pernikahan sewaktu diajak menikah dengan selingkuhannya.

katakanlah dulu aku selingkuh. Tapi tiap hari aku berpikir gini-gini yo ah tak timbang-timbang gitu lho. Tapi ya udah akhirnya ngga tak terusin.

30. Selingkuhnya sama yang datang ke sini mbak? Sama yang pijat?

Dia ngga mau datang ke sini. Dia datang ke sini cuma sekali. Dia minta ditemuin di hotel. Tapi waktu itu kan pendekatan aku ngga ada niat ke situ tho. Ya udah. Tapi dia sama anak-anakku emang sayang. Lha aku salutnya di situ. Tapi aku mikir ah pasti lebih sayang orang tuanya sendiri. Cuma aku merasa kenalnya belum lama banget sih baru setahun.

W.I/No.30 Kebutuhan akan memiliki dan cinta: kagum dengan kasih sayang yang

diberikan kepada anak-anakya oleh selingkuhannya.

31. Terus mbak ini ganti ya ngobrolin tentang jam kerja nih. Kerjanya dari jam berapa sampai jam berapa di sini mbak?

Setengah sepuluh eh.. setengah sepuluh pagi sampai sembilan malem.

Tiap bulan ada cutinya?

Libur seminggu sekali.

W.I/No.31 Bekerja dari 09.30-21.00 dengan hari libur satu hari dalam seminggu.

32. Kalau lagi ngga ada yang datang biasanya ngapain mbak?

J: Ngapa ya.. Seandainya aku.. punya nomor tamu ya coba tak sms. “Mbok ke sini mumpung lagi sepi.” Itu aja. Tapi kalau nemui tamu sampai keluar saya engga. Engga pernah sekarang. Nemui itu cuma yang pernah seneng sama aku thok itu. Seandainya saya mau.. banyak. Aku harus keluar nemui tamu banyak tapi aku ngga mau. Ngga berani.

W.I/No.32 Kebutuhan akan memiliki dan cinta: pernah menemui selingkuhan di luar jam kerja. • Kebutuhan akan keselamatan: tidak berani menemui pengunjung di luar jam kerja. • Kebutuhan akan memiliki dan cinta: berusaha mengajak datang pengunjung ke salon.

33. Kalau di sini mbak ngobrolin apa sama temen-temen?

W.I/No.33 Kebutuhan akan memiliki dan cinta:

permasalahan mereka masing-masing. Biasa. Semua ada deh yang diobrolin.

kapster seputar rumah tangga, teman, dan permasalahan. 34. Ini boleh dikatakan seharian di

salon. Terus mereka udah kayak

keluarga? Soalnya kalau

keluarga kan tiap hari ketemu terus. Sedangkan di sini kan mbaknya kerja dari pagi sampai malem. Udah akrab banget kayak keluarga?

Dokumen terkait