• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

5.3 Saran

Berdasar pada keterbatasan penelitian yang ada, peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya:

1. Prototipe buku cerita yang berkaitan dengan tradisi ruwatan sebaiknya divalidasi oleh dua orang validator yang melibatkan validator ahli sastra dan bahasa, dan kebudayaan Jawa.

2. Prototipe buku cerita tentang tradisi ruwatan sebaiknya diujikan dalam beberapa tempat sesuai dengan data awal di pegunungan dan analisis kebutuhan di perkotaan.

DAFTAR REFRENSI

Buku

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pressindo.

Brata, Siswara. 2000. Bauwarna Adat Tata Cara Jawa. Jakarta: Yayasan Suryasumirat.

Herawati, Nanik. 2010. Mutiara Adat Jawa. Jawa Tengah: PT. Mancana Jaya Cemerlang.

Hardjana. 2006. Cara Mudah Mengarang Cerita Anak-anak. Jakarta: Grasindo. Sumarah, dkk. 2015. Pengembangan Pembelajaran Kurikulum Berbasis Konteks

Kelas 2 SD untuk Membangun Karakter Kebangsaan: Sebuah Refleksi. Yogyakarta: USD Press.

Raines & Isbell. 2002. Tujuh Belas Cerita Moral dan Aktifitas Anak. Jakarta: PT Elex Media komputindo kelompok gramedia, anggota IKAPI.

Saksono, Gatut Ign, dkk 2012. Faham Keselamatan Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Amperautama.

Samani, Muchlas. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdaklarya.

Santrock, John. W. 2012. Perkembangan Masa Hidup. Life-span Development. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunjata, Wahyudi Pantja, dkk. 2013. Upacara Sedhekah Laut Ngentak Poncosari. Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya.

Suyami. 2008. Upacara Ritual di Keraton Yogyakarta Refleksi Metologi dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Kepel Press.

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa. Kemendiknas.

Prasetyo, Yanu. 2010. Mengenal Tradisi Bangsa. Yogyakarta: Perpustakaan Nasional.

Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa Menggali Untaian Kearifan Lokal. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Widoyoko, Eko Putro, dkk. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Yana. 2012. Filsafah dan Pandangan Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Bintang Cemerlang.

Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Internet

KBBI. 2012. karakter. Retrieved februari 6, 2016, from kamus besar bahasa indonesia: http://kbbi.web.id/karakter

Wikipedia. 2015, maret 10. Bacaan Anak. Retrieved februari 6, 2016, from Wikipedia: id.wikipedia.org/wiki/Bacaan_anak

Artikel dan Jurnal dari Internet

Astutik, Feriyatin Dwi. 2007. Dampak Psikologis Upacara Ruwatan. Diunduh 30 November 2015 dari http://onesearch.id.Record/UmmTesis-6523

Lestari, Wahyu. 2008. Nilai Etika Dalam Ruwatan Sukerta Dengan Pertunjukkan Wayang Kulit Purwa Relevansinya Terhadap Penanaman Budi Pekerti

Masyarakat. Diunduh 30 November 2015 dari

http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index/php/searchkatalog/byId/263914 N. M. Ermadwicitawati. 2013. Pengembangan Materi Ajar Cerita Anak Yang

Mengandung Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Membaca Cerita Anak SMP Kelas VII di Singaraja. Diunduh 30 November 2015 dari

http://pasca/undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_bahasa/article/view/703

Rahanto, Sugeng. 2012. Pengaruh Ruwatan Murwakala Terhadap Kesehatan. diunduh dari

Lampiran 2. Instrumen penelitian

2.1 Instrumen Kuesioner Pra-penelitian untuk anak

No. Pernyataan Ya Tidak

1.

Ruwatan adalah tradisi ritual Jawa sebagai sarana pembebasan dan penyucian atas kesalahan dan dosa manusia yang bisa membawa bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat di dalam hidupnya.

2.

Ruwatan adalah salah satu upacara tradisional khususnya di wilayah Yogyakarta yang dilakukan sebagai upaya pembebasan diri seseorang dari sukerta (bahaya, kesialan, pengaruh jahat) yang dianggap mengganggu keselamatan hidup seseorang. 3.

Tradisi ruwatan bertujuan untuk membebaskan diri dari segala bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat yang mengancamnya.

4.

Ketika seseorang terbebas dari sakit atau bahaya, kesialan, pengaruh jahat, seseorang kembali sehat dan ceria

5.

Dalam menyelenggarakan upacara ruwatan membutuhkan bantuan yang melibatkan banyak orang/ gotongroyong.

6.

Orang yang akan diruwat melakukan siraman yang disertai pembacaan doa oleh dalang

7.

Orang-orang yang menghadiri upacara ruwatan dapat merefleksikan cerita yang ada dalam pertunjukkan wayang.

8.

Pada saat upacara srah-srahan, potongan rambut diserahkan pada dalang sebagai simbol pembebasan dari bahaya, kesialan, dan pengaruh jahat.

9. Orang tua mengucapkan rasa terimakasih kepada dalang karena telah mengruwat anaknya.

10.

Ketika pertunjukan wayang selesai secara bersama-sama menikmati hidangan yang telah disediakan oleh pihak keluarga.

11. Saya memerlukan buku yang berisi penjelasan tentang ruwatan. 12. Buku tentang ruwatan sebaiknya berupa buku cerita

2.2 Instrumen Validasi Produk

No Item yang dinilai Skor

1-4 Saran

1. Bahasa

a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan (EYD)

b. Bahasa mudah dipahami untuk anak usia 9-10 tahun

2.

Format penulisan prototipe

a. Format sesuai dengan kaidah penulisan buku cerita. b. Buku mengandung sumber

kepustakaan tentang ruwatan yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter kebangsaan.

3.

Isi Buku

a. Buku memuat 13 gambar yang berkaitan dengan tradisi ruwatan. b. Buku tersebut memuat gambar

yang menarik bagi anak usia 9-10 tahun

c. Buku memuat nilai (spiritual dan sosial) pendidikan karakter yang terdapat dalam cerita tentang ruwatan.

d. Memuat refleksi berkaitan dengan tradisi ruwatan.

e. Setiap gambar terdapat cerita/ keterangan.

2.3 Instrumen Uji coba Produk (Refleksi Anak)

Pernyataan Ya Tidak

Setelah membaca buku cerita “Tradisi Ruwatan”, saya: 1. Mengerti arti ruwatan sebagai permohonan untuk

membebaskan diri dari sakit, kecelakaan, dan pengaruh jahat.

2. Mengerti arti ruwatan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan karena terbebas dari sakit, kecelakaan, dan pengaruh jahat.

3. Mengetahui bahwa ruwatan memerlukan gotong royong untuk mempersiapkan tumpeng, makanan, dan tempat untuk ruwatan.

4. Memahami bahwa ruwatan memiliki nilai kebersamaan.

5. Mengerti bahwa siraman dalam tradisi ruwatan bertujuan untuk membebaskan diri dari sakit, kecelakaan, dan pengaruh jahat.

6. Mengerti bahwa meminta doa restu pada orang tua itu penting.

7. Mengerti bahwa sebelum melakukan kegiatan sebaiknya berdoa terlebih dahulu agar diberi kelancaran.

8. Mengerti bahwa orang yang telah diruwat akan kembali sehat dan bersih.

9. Buku cerita “Tradisi Ruwatan” membantu saya mengerti arti dari tradisi ruwatan

10. Buku cerita “Tradisi Ruwatan” membantu saya melestarikan tradisi ruwatan

Lampiran 5. Dokumentasi penelitian

BIOGRAFI PENELITI

Ambarwaty Subagyo adalah nama peneliti skripsi ini. Peneliti lahir di Wonogiri pada tanggal 22 Mei 1994 dari Bapak Subagyo dan Bu Sunarni. Peneliti menempuh jenjang Pendidikan dari Kanak-kanak di TK Pertiwi 1 Pracimantoro (lulus 2000), melanjutkan Pendidikan Dasar di SD Negeri 1 Pracimantoro (lulus tahun 2006) kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Pracimantoro (lulus tahun 2009). Kemudian peneliti melanjutkan Pendidikan Menengah Umum di SMAN 2 Wonogiri (lulus tahun 2012) hingga saat ini melanjutkan studi ke Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2012, Proses menempuh pendidikan di Sanata Dharma akan segera berakhir dengan menyelesaikan tugas akhir skripsi guna mendapatkan gelar Sarjana. Tugas akhir peneliti berjudul PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU CERITA ANAK TENTANG TRADISI RUWATAN DALAM KONTEKS PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN. Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca skripsi.

Dokumen terkait