• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik atau public service sebaiknya dilakukan penyederhanaan sistem dan prosedur kerja atau memperkecil birokrasi pelayanan. Mengefisienkan pengisian formulir dan memanfaatkan telepon dan internet secara efisien sebagai tempat pelayanan informasi dan sistem pendaftaran atau meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan.

2. Dalam pelestarian lingkungan hidup Pemerintahan harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terhadap dampak lingkungan hidup dalam bentuk penyuluhan langsung, media massa, atau media elektronik. Hal tersebut diperlukan agar masyarakat pada umumnya sadar dan peduli lingkungan serta perusahaan yang melakukan kegiatan industri pada khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Atmosudirjo, Prajudi, Hukum Administrasi Negara, Cetakan Kesepuluh, Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 1994.

Arifin, Syamsul, Upaya Penegakan Hukum Lingkungan dalam Mewujudkan Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Smatera Utara, Medan: Fakultas Hukum, USU, 2004

Amsyari, Fuad, Dasar-dasar dan Metode Perencanaan Lingkungan dalam Pembangunan Nasional, Jakarta: Widya Medika, 1992.

Dwiyanto, Agus, Mewujudkan Good Governance melalui Pelayanan Public, Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press, 2006.

Danusaputro, Munadjat, ST, Hukum Lingkungan, Buku I : Umum, (Dalam Asas dan Sistem Serta Perkembangan Nasional dan Internasional, Jakarta: Penerbit Bina Cipta, 1985.

Hamzah, Andi, Penegakan Hukum Lingkungan, Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 2005.

Harjasoematri, Koesnadi, Hukum Tata Lingkungan, Edisi Keenam, Cetakan Kesebelas, Yogyakarta : Penerbit Gadjah Mada University Press. 1994 _________, Aspek Hukum Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Cetakan Ketiga, Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press, 1994.

H.R. Ridwan, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2006.

Hadjon M. Philipus, dkk, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press, 1994.

Huda Ni’matul, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Kansil, C.S.T. dan C.S.T. Cristine, Modul Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT. Pradnya Paramitha, 2005.

_______, Hukum Perusahaan Indonesia, Aspek Hukum dalam Ekonomi, Jakarta: PT. Pradnya Paramitha, 2005

Lawrence M. Friedman, American Law an Indtroduction, Terjemahan Wishnu Bhakti, Jakarta : PT. Tata Nusa, 2001

Manik, Sontang, Eddy, Karden, Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta : Penerbit Marbun, SF, dkk. Dimensi-dimensi Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Penerbit ULI Press, 2002

Makarao, Taufik Muhammad, Aspek-aspek Hukum Lingkungan, Jakarta : PT. Ikrar Mandiri Abadi, 2004

Nurcolis, Hanif, Teori dan Praktik Pemerintaan dan Otonomi Daerah, Jakarta: PT. Grasindo, 2007.

Rasjidi Lili, I.B. Wijaya, Hukum Sebagai Suatu Study Sistem, Bandung : Penerbit Remaja Rosdakarya, 1993.

Rangkuti, Sundari, Siti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Surabaya:Penerbit Airlangga University Press, 2005.

Syahrin, Alvi, Pembangunan Berkelanjutan (Perkembangan Prinsip-prinsip dan Status Hukumnya), Medan: Fakultas Hukum, USU, 1999.

Spelt M.N, J.B.J.M. Ten, Berge, Pengantar Hukum Perizinan, Disunting dari Philipus, M. Hadjan, Jakarta, 1994.

Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, Sebuah Pengantar, Jakarta : Penerbit Sinar Grafika, 2006.

Sunarno, Siswanto, Hukum Pemerintah Daerah di Indonesia, Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 2006.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Hukum Dalam Masyarakat, Jakarta: CV. Rajawali Press, 1982

_________, Sri Maudji, Metode Penelitian Hukum, Cetakan Keempat, Jakarta : Penerbit Raja Grafindo Persada, 1995.

Syarifuddin, Ateng, Kapita Selecta Hakikat Otonomi dan Desentralisasi dalam Pembangunan Daerah, Yogyakarta : Citra Media, 2006.

Stoink, F.A.M, Pemahaman Tentang Dekonsentrasi, Penerjemah Ateng Syafrudin, Bandung : PT. Refika Aditama, 2006.

Soemartono, P. Gatot, R.M. Mengenal Hukum Lingkungan Indonesia, Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 1991.

Soerjani Moh, dkk, Lingkungan : Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1987.

Sinambela, Poltak, Lijan, dkk, Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan dan Implementai, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.

Soehino, Asas-Asas Hukm Tata Usaha Negara, Yogyakarta : Penerbit Liberty, 2000.

Widarta, I, Cara Mudah Memahami UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah Bantul : Penerbit PONDOK EDUKASI, 2005.

Wisnu, Arya, Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2001.

Widjaya, Suparta, Hukum Lingkungan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Daerah, Surabaya : Air Langga University Press, 2005.

Makalah

Abduh, Muhammad, Profil Hukum Administrasi Negara Indonesia dikaitkan dengan Undang-Undang Tata Usaha Negara, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Fakultas Hukum- USU, Medan, 1988.

Mahkamah Agung RI, Kumpulan Hasil Terjemahan Bidang Peradilan Tata Usaha Negara, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, 1994.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-undang Republik Indonesia, nomor 5 tahun 1984 Tentang Perindustrian, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 62 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2456.

Undang-Undang Republik Indonesia, nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lembaran Negara Republik Indonesia, Tahun 1997 Nomor 68 dan Tambahan Lembaran Negara nomor 3699

Undang-undang Republik Indonesia, nomor 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 126 dan tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4438

Undang-undang Republik Indonesia, nomor 9 tahun 2004 Tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2004 nomor 35 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 4380.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 3838.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industry Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 nomor 21 dan tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3352.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia nomor 11 Tahun 2006, tentang Jenis Renana Usaha dan atau Kegiatan yang wajib dilengkapi

dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

Surat Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 590/MPP/KEP/10/1999 Tentang Ketentuan Dan Tata Cara Pemberian Izin Usaha Industri, Izin Perluasan Dan Tanda Daftar Industri.

Surat Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 148/M/SK/7/1995 Tentang Penetapan Jenis dan Komoditi Industri Yang Proses Produksinya Tidak Merusak Ataupun menbahayakan lingkungan Serta Tidak Menggunakan Sumber Daya Alam secara Berlebihan.

Peraturan Daerah Pemerintah Kota Medan, Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Izin Pengelolaan dan Pemanfaatan Limbah, diundangkan dalam lembaran daerah Kota Medan nomor 6 Seri C tanggal, 23 Desember 2003.

Peraturan Daerah Kota Medan, Nomor 10 tahun 2002 Tentang Retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan, Gudang / Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan, Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Medan Nomor 4 Seri C Tanggal, 23 Desember 2003.

Keputusan Walikota Medan, Nomor 35 Tahun 2002 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 Tahun 2002 Tentang Retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan, Gudan/ Ruangan dan Tanda Daftar Perusahaan, diundangkan dalam lembaran daerah Kota Medan Nomor 4 seri C Tanggal, 23 Desember 2003.

Website:

Nurwigati, “Peningkatan Peranan Peraturan Perizinan sebagai Instrumen

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UUPLH ), disebutkan apa yang dimaksud dengan lingkungan hidup “lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan prikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain”1

Tujuan masa depan yang didambakan oleh bangsa Indonesia adalah pembangunan manusia yang seutuhnya, dan pembangunan sosial ekonomi ke arah kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Kebijaksaan pembangunan yang tertuju pada pembangunan manusia seutuhnya, memuat keharusan untuk menegakkan kehidupan yang berimbang, sebagai perwujudan dari keragaman lingkunagan hidup dan keseimbangan ekosistem.

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan lingkungan hidup maka pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan secara baik dan terpadu. Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijakasanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup”.2

Untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup perlu dilakukan perlindungannya. Dimana setiap usaha dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku

1 Pasal 1 butir (1) UUPLH 2 Pasal 1 butir 2 UUPLH.

mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan.3 Pengembangan pembangunan secara umum adalah suatu kegiatan manusia dan untuk manusia, sehingga secara umum pula pencemaran lingkungan diakibatkan oleh kegiatan manusia yang kesemuanya tercakup dalam pertumbuhan penduduk, perkembangan permukiman, industri, transportasi dan lain-lain.4

Undang-Undang No. 5 tahun 1984 tentang Perindustrian, didalamnya mengatur mengenai Industri, izin usaha industri yang menjadi dasar bagi Perusahaan Industri untuk melakukan kegiatannya

Akibat pengembangan kegiatan manusia antara lain pengembangan industri akan menimbulkan sisa-sisa pembuangan berupa gas cair dan padat, yang jika dibuang kelingkungan hidup akan menimbulkan dampak yang berbahaya terhadap kehidupan manusia.

5

. Usaha industri dalam melakukan kegiatannya wajib memelihara pelestarian fungsi lingkungan yang pelaksanaannya antara lain, berdasarkan pada ketentuan baku mutu limbah cair.6

Peranan lingkungan hidup sebagai aset bangsa dan negara sangat penting sehingga diperlukan suatu pendekatan yang bijak dalam pengelolaanya. Pendekatan

3 Pasal 14 ayat (1) UUPLH ”untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan / atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup”. Yang dimaksud dengan Baku Mutu Lingkungan adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat energi, dan/atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemaran yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. (lihat Pasal 1 butir 11 UUPLH) sedangkan Kriteria Baku Kerusakan lingkungan hidup adalah ukuran batas perubahan sifat fisik dan /atau hayati lingkungan hidup yang dapat ditenggang.(Pasal 1 butir 13)

4 Koesnadi Harjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, (Edisi Ke VI, cet. Kesebelas, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1994) hal.144

5 Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan / atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinngi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangunan dan perekayasaan industri. (Pasal 1 butir 2) sedangkan Perusahaan Industri adalah Badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri (Pasal 1 butir 7)

6 Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemaran dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas kedalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan (Pasal 1 butir 15 PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air)

yang bijak terhadap pengelolaan lingkungan hidup ini, berkaitan pula karena lingkungan hidup sangat bersentuhan langsung dengan aktivitas pembangunan. Oleh karena begitu pentingnya lingkungan hidup. Maka setiap rencana dan/atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup.7

Dalam pelaksanaan lebih lanjut menyebutkan bahwa : “sumber daya alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, serta pengaturannya ditentukan oleh pemerintah”.8

1. Mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup.

Dan untuk melaksanakan ketentuan itu maka pemerintah :

2. Mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan, pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan kembali sumbar daya alam termasuk sumber daya genetika.

3. Mengatur pembuatan hukum dan hubungan hukum antara orang atau subyek hukum lainya serta perbuatan hukum terhadap sumber daya alam dan sumber daya buatan, termasuk sumber daya genetika.

4. Mengendalikan kegiatan yang mempunyai dampak sosial

5. Mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.

7 Pasal 15 ayat (1) UUPLH jo PP No. 27 Tahun 1999 tentang Amdal. Lihat juga Supriadi , Hukum

Lingkungan DiIndonesia, sebuah pengantar, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta , 2006, hal 191.

Hal yang menyangkut pengaturan, pembinaan, pengembangan industri adalah kewenangan pemerintah. Dalam hal kewenangan campur tangan pemerintah dalam pergaulan sosial ekonomi masyarakat, dikenal adanya kebijaksanaan publik (Public Policy).

Bentuk kebijaksanaan pemerintah secara konkrit yaitu dalam bentuk izin. Pemberian izin tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan masyarakat dalam hubungannya berbagai aspek kehidupan masyarakat, misalnya izin pembuangan limbah cair ke dalam air, diberikan dengan syarat-syarat tertentu guna mengendalikan pencemaran air, karena suatu kegiatan industri dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan (pencemaran)9

Dalam pelaksanaan kegiatan pemerintahan sebagaimana disebut diatas, salah satu yang dilakukan adalah dengan memberikan pelayanan publik kepada masyarakat

(public service), salah satu bentuk pelayanan publik untuk masyarakat adalah pemberian izin yang hanya dapat diperoleh dari pemerintahan sebagai penyelengara pemerintahan negara untuk menjalankan usaha dilingkungan masyarakat.

Pelayanan Pemerintah Daerah merupakan tugas dan fungsi utama Pemerintah daerah. Hal ini berkaitan dengan fungsi dan tugas utama pemerintah secara umum, yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat maka pemerintahan akan dapat mewujudkan tujuan negara

9 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukannya mahkluk hidup, zat energi, dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat pelayanan kepada masyarakat tersebut terintegrasi dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.10

Dengan adanya otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, memberikan kesempatan kepada daerah untuk meningkatkan pelayanan dan pembangunan daerah. Dengan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan meminimalkan dampak negatif yang timbul akibat dari pengelolaan lingkungan hidup yang baik pula, sehingga terwujudnya pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Kemudian dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menetapkan bahwa daerah mempunyai wewenangan dalam mengelola sumber daya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggung jawab memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan uraian-uraian yang telah disampaikan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul tentang “Pemberian Izin Industri Dalam Rangka Public Service Pemerintah Daerah Untuk Melakukan Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (study di kota Medan)”.

10 Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah,(Jakarta : Grasindo, 2007) hal. 286

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas, maka beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya pemerintah daerah kota Medan dalam melakukan pengendalian dampak linkungan hidup melalui izin industri yang diberikan dalam rangka pelayanan publik / Public service.

2. Bagaiman hubungan antara pemberian izin dengan upaya dampak pengendalian lingkungan hidup dalam sektor industri.

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan pokok-pokok permasalahan yang telah diuraikan tersebut di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah

1. Untuk mengetahui upaya pemerintah daerah kota Medan dalam melakukan pengendalian dampak lingkungan hidup melalui izi industri yang diberikan dalam rangka pelayanan publik / Public service

2. Untuk mengetahui hubungan antara pemberian izin dengan upaya dampak pengendalian lingkungan hidup dalam sektor industri.

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu baik secara teoritis maupun secara praktis, yakni :

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut dan mempunyai arti penting bagi penemuan konsep-konsep mengenai perizinan dalam pengelolaan lingkungan hidup di pemerintahan kota Medan. Dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi bidang ilmu hukum secara umum dan hukum administrasi negara secara khusus.

2. Secara praktis

a. Sebagai informasi bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk memahami pengaturan perizinan industri dalam pengelolaan lingkungan hidup.

b. Sebagai bahan hukum administrasi negara, khususnya mengenai pemberian izin dalam upaya pengendalian lingkungan hidup.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pengamatan serta penelusuran kepustakaan yang dilakukan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara , penelitian mengenai Pemberian Izin Industri Dalam Rangka Public Service Pemerintah Daerah Untuk Melakukan Upaya Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (study di kota Medan) ini belum pernah dilakukan baik dalam judul dan permasalahan yang sama. Sehingga penelitian ini dapat dikategorikan penelitian yang baru dan keasliaannya dapat dipertanggung jawabkan, karena dilakukan dengan nuansa keilmuan, kejujuran, rasional, objektif, dan terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan akademis.

BAB II

UPAYA PEMERINTAH DAERAH KOTA MEDAN DALAM MELAKUKAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MELALUI IZIN INDUSTRI YANG DIBERIKAN DALAM RANGKA PUBLIC SERVICE

A. Pengertian Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah adalah Gubernur atau Walikota dan perangat daerah sebagai unsur-unsur perangkat daerah adalah unsur birokratis yang ada di daerah meliputi tugas-tugas para kepala dinas, kepala badan. Unit-unit di lingkungan pemerintahan daerah yang sehari-hari dikendalikan oleh sekretariat daerah.

1. Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan a. Kepastian hukum

b. Tertib penyelenggaraan negara c. Asas kepentingan umum d. Asas keterbuakan

e. Asas proporsionalitas f. Asas profesionalitas

g. Asas akuntabilitas h. Asas Efisiensi

2. Pembagian Urusan Pemerintahan (1) Urusan pemerintahan

Urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah meliputi: a. Politik luar negeri

b. Pertahanan c. Keamanan d. Yustisi

e. Moneter dan fiskal nasional f. Agama

(2) Urusan pemerintahan daerah propinsi

Urusan wajib yang menjadi dasar kewenangan Pemerintah Daerah Propinsi merupakan urusan dalam skala propinsi urusan pilihan meliputi urusan propinsi yang nyata berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan potensi unggulan daerah.

(3) Urusan pemerintah Kota / Kabupaten

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan Kabupaten / Kota adalah yang berskala kabupaten / kota, meliputi hal yang sama dengan urusan wajib pemerintah daerah propinsi. Begitupun dengan urusan yang bersifat pilihan.

Adapun urusan wajib pemerintahan kota/kabupaten meliputi: a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketertiban masyarakat d. Penyediaan sarana umum

e. Penanganan bidang kesehatan f. Penyelenggaraan pendidikan g. Pengendalian lingkungan hidup

h. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil i. dll

3. Hubungan Pemerintah Propinsi dengan Pemerintahan Kabupaten Kota Propinsi berkedudukan sebagai wilayah administrasi maka pemerintah Kabupaten/Kota meruakan subordinat wilayah administrasi provinsi. Dalam hal provinsi sebagai daerah otnom, maka pemerintah kabupaten / kota sebagai sesama daerah otonom. Hubungan provinsi dengan Kabupaten/Kota sebagai sesama daerah otonom adalah hubungan koordinasi.

B. Perbuatan Hukum Administrasi Negara

HAN menjadi landasan kerja bagi administrasi negara yang mengemban tugas

public service. Dalam hal melaksanakan tugas itu secara aktif, artinya dalam menyelenggarakan pemerintahan, adm negara melakukan suatu perbuatan penetapan yang menghasilkan ketetapan.

C. Wewenang Pemerintahan Daerah dalam Mengatur Izin Industri

Pemerintah melakukan pengaturan, pembinaan dna pengembangan bidang usaha industri secara seimbang terpadu dan terarah untuk memperkokoh struktur industri secara seimbang pada setiap tahap perkembangan industri. Tugas dan tanggung jawab untuk menciptakan iklim dan suasana yang menguntungkan dibidang industri pada dasarnya berada pada pemerintah. Pengaturan dan pembinaan dibidang industri dilakukan dengan memperhatikan upaya pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup serta pengamanan terhadap keseimbangan dan kelesarian sumber daya alam. Upaya perlindungan dan kemudahan dibentuk melalui izin usaha industri atau disingkat IUI. Dimana setiap pendirian perusahaan industri wajib memperoleh IUI.

Pemerintahan Kota Medan dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Medan selaku instansi yang berwenang memberikan IUI telah mengeluarkan IUI sebanyak 2.383 unit usaha. Selain itu peranan dunia usaha di sektor industri di Kota Medan sangat mendukung pengembangan potensi daerah dan juga merupakan salah satu sumber pendapatan Asli Daerah. Oleh sebab itu maka peranan usaha industri dipandang perlu memberikan kemudahan, kepastian dan perluasan kesempatan berusaha sebagai alat pembinaan bagi pemerintah Kota Medan. Juga termasuk dalam salah satu bentuk pelayanan publik / public service. Hal ini juga diatur dalam Peraturan Daerah Kota Medan No. 10 tahun 2002 tentang retribusi Izin Usaha Industri, Perdagangan, Gudang/ ruangan dan tanda daftar perusahaan.

D. Prosedur Izin Usaha Industri

Untuk memperoleh IUI diperlukan tahap persetujuan prinsip atau tanpa persetujuan prinsip. (a) Tahap persetujuan prinsip, dimana tahap ini diberikan kepada perusahaan industri yang telah memenuhi ketentuan perundang-undangan seperti : izin lokasi, AMDAL, UKL, UPL dan jenis produksinya tidak merusak atau membahayakan lingkungan serta tidak menggunakan sumber daya alam yang berlebihan. (b) Tahap tanpa melalui persetujuan prinsip dimana pabrik berlokasi dikawasan industri/kawasan berikat yang memiliki izin dan jenis industrinya tercantum dalam SK Menteri Perindustrian dan perdagangan No. 148 / M/SK/7/1995 tentang jenis dan komoditi industri yang proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan lingkungan.

Jenis izin terbagi dua sesuai dengan klasifikasi / kelompok industri yaitu:

a. Terhadap jenis industri dalam kelompok industri keaz dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya sebesar Rp. 5.000.000 sampai Rp. 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan usaha wajib memperoleh tanda daftar industri /TDI

b. Terhadap semua jenis industri dengan nilai investasi perusahaan diatas 200.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan wajib memiliki izin usaha industri / IUI.

E. Public Service sebagai Fungsi Utama

KEPMENPAN No. 63 / / M.PAN/7/2003, Pelayanan Public adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan pelayanan public yang berkualitas adalah salah satu pilar untuk menunjukkan terjadinya perubahan penyelenggaraan pemerintah yang berpihak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menurut KEPMENPAN No. 81/1995, dalam memberikan pelayanan publik pemerintah harus memperhatikan:

1. Kesederhanaan prosedur atau tata cara pelayanan umum

2. Kejelasan dan kepastian tentang cara, rincian biaya layanan, jadwal waktu penyelesaian layanan atau pejabat yang berwenang

3. Keamanan 4. Keterbukaan 5. Efisien 6. Ekonomis 7. Keadilan 8. Ketepatan waktu

BAB III

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN IZIN DENGAN UPAYA PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DALAM

SEKTOR INDUSTRI A Perizinan

1. Pengertian Izin

Izin adalah perbuatan pemerintah bersegi satu berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk ditetapkan pada peristiwa konkret melalui prosedur dan persyaratan tertentu.

2. Unsur-Unsur Perizinan

Dari pengertian diatas ada beberapa unsur dalam perizinan yaitu:

Dokumen terkait