• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menetapkan kadar domperidone dengan menggunakan pelarut organik lain seperti dimetilformamida dan HCl

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Domperidone

Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan buku Martindale (Sweetman, 2009) sediaan tablet domperidone merupakan sediaan yang mengandung domperidone maleat.

2.1.1 Uraian Bahan

Menurut European Pharmacopoeia (European Directorate for the Quality of Medicine , 2005), uraian tentang domperidone maleat adalah sebagai berikut :

HN N O N N H N Cl O Rumus molekul : C22H24ClN5O2 . C4H4O4 Berat molekul : 542

Sinonim : Dompéridone, maléate de; Domperidoni maleas; Domperidonimaleaatti; Domperidonmaleat; Domperidon-maleát; Domperidon-maleinát; Domperidono maleatas; Maleato de domperidona.

Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih.

Kelarutan : Domperidone sangat sedikit larut dalam air, sedikit larut dalam dimetilformamida, sedikit larut dalam metanol, dan sangat sedikit larut dalam etanol

2.1.2 Khasiat

Domperidone termasuk obat antagonis dopamin yang manfaat dan fungsinya sama seperti metoklopramid. Obat ini digunakan sebagai obat antiemetik untuk penggunaan jangka pendek dari mual dan muntah akibat dari berbagai macam sebab. Obat ini tidak cocok pada penggunaan mual dan muntah kronis, dan tidak dapat digunakan untuk mencegah mual rutin setelah pembedahan. Domperidone yang mempunyai khasiat sebagai prokinetik digunakan pada pengobatan penyakit gangguan pencernaan. Domperidone dianjurkan pada terapi tukak lambung dan pada reflux-oesophagitis. Pada penggunaannya dengan paracetamol, domperidone dapat digunakan pada pengobatan gejala migrain (Sweetman, 2009; McQuaid, 2010; Tan dan Rahardja, 2007).

2.1.3 Efek Samping

Efek samping jarang terjadi dan berupa kejang-kejang usus sementara dan reaksi alergi kulit (Tan dan Rahardja, 2007).

2.1.4 Dosis

Untuk pengobatan mual dan muntah domperidone dapat diberikan dalam dosis oral 10 sampai 20 mg tiga atau empat kali sehari sampai dosis harian maksimum 80 mg atau dapat diberikan secara rektal dalam dosis 60 mg dua kali sehari. Untuk dosis pada anak-anak tiga atau empat kali sehari dosis 0,3 mg/kg. Pada pengobatan migrain, domperidone dosis 20 mg diberikan secara oral dengan parasetamol hingga maksimal 4 dosis dalam 24 jam (Sweetman, 2009; Tan dan Rahardja, 2007).

2.2 Spektrofotometri Ultraviolet

2.2.1 Teori Spektrofotometri Ultraviolet

Spektrofotometri serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang sering digunakan dalam analisis farmasi meliputi spektrofotometri ultraviolet, cahaya tampak, inframerah dan serapan atom. Jangkauan panjang gelombang untuk daerah ultraviolet adalah 190-380 nm, daerah cahaya tampak 380-780 nm, daerah inframerah dekat 780-3000 nm, dan daerah inframerah 2,5 - 40 μm atau

4000-250 cm-1 (Ditjen POM, 1995).

Spektrofotometer Ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm. Spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum ultraviolet dan sinar tampak mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapat dari spektrum ini. Tetapi spektrum tersebut berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan Hukum Lambert-Beer (Dachriyanus, 2004)

Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energi yang cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Transisi-transisi elektronik akan meningkatkan energi molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat energi tereksitasi. Jika suatu molekul sederhana dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut akan menyerap radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai. Interaksi antara molekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan meningkatkan energi potensial elektron dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Apabila pada molekul

yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada satu macam gugus yang terdapat pada molekul, maka hanya akan terjadi satu absorpsi yang merupakan pita spektrum. Terjadinya dua atau lebih pita spektrum diberikan oleh molekul dengan struktur yang lebih kompleks karena terjadi beberapa transisi sehingga mempunyai lebih dari satu panjang gelombang (Gandjar dan Rohman, 2007).

Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dan daerah tampak disebut gugus kromofor dan hampir semua gugus ini mempunyai ikatan tak jenuh. Pada kromofor jenis ini transisi terjadi dari π → π*, yang menyerap

pada panjang gelombang maksimum kecil dari 200 nm, misalnya pada >C=C< dan –C ≡ C–. Kromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung

elektron π pada orbital molekulnya. Untuk senyawa yang mempunyai sistem

konyugasi, perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar (Dachriyanus, 2004).

Gugus fungsi seperti –OH, -O, -NH2, dan –OCH3 yang mempunyai elektron-elektron valensi bukan ikatan (memberikan transisi n → π* ) disebut gugus auksokrom. Gugus ini adalah gugus yang tidak dapat menyerap radiasi ultraviolet, tetapi apabila gugus ini terikat pada gugus kromofor mengakibatkan pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih besar (pergeseran batokromik) dengan intensitas yang lebih kuat. Efek hipsokromik adalah suatu pergeseran pita serapan ke panjang gelombang lebih pendek, yang sering kali terjadi bila muatan positif dimasukkan ke dalam molekul dan bila pelarut berubah dari non polar ke pelarut polar (Dachriyanus 2004; Gandjar dan Rohman, 2007).

Menurut Gandjar dan Rohman (2007) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri ultraviolet:

a. Pemilihan panjang gelombang maksimum

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang dimana terjadi serapan maksimum. Untuk memperoleh panjang gelombang maksimum, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu.

b. Pembuatan kurva kalibrasi

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva kalibrasi merupakan garis lurus.

c. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan

Pada pengukuran sampel, absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 - 0,6. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi tersebut kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling minimal.

2.2.2 Hukum Lambert-Beer

Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari. Menurut Hukum Beer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi, ini berlaku untuk radiasi monokromatis dalam larutan yang sangat encer. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum Lambert-Beer,

sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dengan persamaan :

A= a.b.c (g/liter) atau A= ε. b. c (mol/liter)

Dimana : A = serapan (tanpa satuan) a = absorptivitas (g-1 cm-1) b = ketebalan sel (cm) c = konsentrasi (g l-1)

ε = absorptivitas molar (M-1 cm-1)

Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus di atas. Absorptivitas (a) merupakan konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet, dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi (Gandjar dan Rohman, 2007).

Menurut Gandjar dan Rohman (2007), absorptivitas spesifik juga sering digunakan untuk menggantikan absorptivitas. Absorptivitas spesifik adalah serapan yang dihasilkan oleh larutan 1% (b/v) dengan ketebalan sel 1 cm, sehingga dapat diperoleh persamaan:

A = A11. b. c Dimana : A = Serapan

A11 = absorptivitas spesifik b = ketebalan sel (cm)

c = konsentrasi senyawa terlarut (g/100 ml larutan)

2.2.3 Penggunaan Spektofotometri Ultraviolet

Pada umumnya spektrofotometri ultraviolet dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis kualitatif

Secara eksperimental, sangat mudah untuk mengukur banyaknya radiasi yang diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuensi radiasi. Suatu grafik yang menghubungkan antara banyaknya sinar yang diserap dengan frekuensi (atau panjang gelombang) sinar merupakan spektrum absorpsi. Transisi yang terjadi untuk suatu molekul dengan struktur kimia yang berbeda adalah tidak sama sehingga spektrum absorpsinya juga berbeda. Dengan demikian, spektrum dapat digunakan sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk analisis kualitatif (Gandjar dan Rohman, 2007).

2. Analisis kuantitatif

Penggunaan utama spektrofotometri ultraviolet adalah dalam analisis kuantitatif. Apabila dalam alur spektrofotometer terdapat senyawa yang mengabsorpsi radiasi, akan terjadi pengurangan kekuatan radiasi yang mencapai detektor. Parameter kekuatan energi radiasi yang diabsorpsi oleh molekul adalah absorban (A) yang dalam batas konsentrasi tertentu nilainya sebanding dengan banyaknya molekul yang mengabsorpsi radiasi. Senyawa yang tidak mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar tampak dapat juga ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak, apabila ada reaksi kimia yang dapat mengubahnya menjadi kromofor atau dapat disambungkan dengan suatu pereaksi kromofor (Satiadarma dkk, 2004).

Analisis kuantitatif secara spektrofotometri ultraviolet dapat dilakukan dengan metode regresi dan pendekatan.

1. Metode Regresi

Analisis kuantitatif dengan metode regresi yaitu dengan menggunakan persamaan regresi yang didasarkan pada harga serapan dan konsentrasi standar yang dibuat dalam beberapa konsentrasi, paling sedikit menggunakan 5 rentang konsentrasi yang meningkat yang dapat memberikan serapan yang linier, kemudian diplot menghasilkan suatu kurva yang disebut dengan kurva kalibrasi. Konsentrasi suatu sampel dapat dihitung berdasarkan kurva tersebut. (Sitorus, 2009)

2. Metode Pendekatan

Analisis kuantitatif dengan cara ini dilakukan dengan membandingkan serapan standar yang konsentrasinya diketahui dengan serapan sampel. Konsentrasi sampel dapat dihitung melalui rumus perbandingan C = As. Cb / Ab dimana As = serapan sampel, Ab = serapan standar, Cb = konsentrasi standar, dan C = konsentrasi sampel (Holme dan Peck, 1983; Sitorus, 2009).

2.2.4 Instrument Spektrofotometer

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau serapan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Alat ini terdiri dari spektrofotometer yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi (Khopkar, 1983).

Menurut Khopkar (1983) suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum, monokromator, sel pengabsorpsi dan detektor.

1. Sumber Radiasi

Sumber radiasi yang biasa digunakan adalah lampu wolfram, tetapi untuk daerah ultraviolet digunakan lampu hidrogen atau lampu deutrium pada panjang gelombang 200-400 nm, sementara lampu halogen atau lampu tungsten digunakan untuk daerah sinar tampak pada panjang gelombang 400-800 nm.

2. Monokromator

Digunakan untuk memperoleh sumber radiasi sinar yang monokromatis. Alatnya berupa prisma ataupun grating, untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian dapar digunakan. 3. Sel Absorpsi (kuvet)

Pada pengukuran didaerah sinar tampak, kuvet kaca dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah ultraviolet digunakan sel kuarsa karena tidak tembus cahaya pada daerah ini. Umumnya tebal kuvet 1 cm. 4. Detektor

Peranan detektor adalah memberikan respon terhadap radiasi pada berbagai panjang gelombang.

Blok diagram komponen spektrofotometer adalah sebagai berikut :

Sumber Radiasi Mono-kromator Sel Absorbsi Detektor Pembacaan/ pengamatan

2.3 Validasi

Validasi adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan penggunaannya (Harmita, 2004).

Menurut Harmita (2004) Beberapa parameter analisis yang ditentukan pada validasi metode adalah :

1. Kecermatan (Akurasi)

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Untuk mencapai kecermatan yang tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pelarut dan pereaksi yang baik, pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai prosedur.

2. Keseksamaan (Presisi)

Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur ditetapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Keseksamaan dapat dinyatakan aebagai keterulangan atau ketertiruan dari prosedur analisis.

3. Selektifitas (Spesifisitas)

Selektifitas (Spesifisitas) adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya

komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektifitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan.

4. Limit Deteksi

Limit (batas) deteksi bahan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberi respon signifikan dibandingkan dengan blanko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas.

5. Linieritas dan Rentang

Linieritas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linieritas yang dapat diterima.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Domperidone merupakan salah satu obat yang diindikasikan untuk mual dan muntah. Domperidone merupakan obat golongan antagonis dopamine yang mempunyai khasiat pada pengobatan penyakit gangguan pencernaan dan terapi pada penyakit tukak lambung (Sweetman, 2009).

Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan bahan obat. Sediaan obat yang berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek terapi yang diinginkan. Salah satu persyaratan mutu sediaan obat adalah kadar yang dikandung harus memenuhi persyaratan kadar sesuai dengan persyaratan yang tertera pada monografinya.

Monografi domperidone baik sebagai bahan baku maupun sediaan tablet tidak terdapat dalam Farmakope Indonesia edisi IV (Ditjen POM, 1995). Dalam buku European Pharmacopoeia (European Directorate for the Quality of Medicine, 2005) dan British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006), monografinya hanya terdapat dalam sediaan tablet dan penetapan kadarnya secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

Menurut European Pharmacopoeia (European Directorate for the Quality of Medicine, 2005), domperidone sangat sedikit larut dalam air, sedikit larut dalam dimetilformamida, sedikit larut dalam metanol, dan sangat sedikit larut dalam etanol. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006), penetapan kadar domperidone dalam sediaan tablet secara KCKT menggunakan fase

gerak metanol pada panjang gelombang 280 nm. Sedangkan menurut Dibbern, dkk (2002), domperidone mempunyai spektrum serapan pada daerah ultraviolet dalam larutan metanol pada panjang gelombang 287 nm dengan nilai E1%1cm =294dan ε =

12500.

Dilihat dari strukturnya, bahan obat ini mempunyai gugus kromofor (ikatan rangkap terkonjugasi) dan gugus auksokrom (gugus amin dan gugus klor), maka senyawa ini dapat menyerap radiasi pada panjang gelombang di daerah ultraviolet.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti melakukan penetapan kadar domperidone secara spektrofotometri ultraviolet dengan pelarut metanol untuk menentukan apakah sediaan tablet domperidone yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan yang tertera pada monografinya yaitu pada British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006). Metode ini memiliki keuntungan antara lain dapat digunakan untuk analisis suatu zat dalam jumlah kecil, pengerjaannya cepat, sederhana, masih dapat memberikan hasil dengan akurasi dan presisi yang baik , cukup sensitif dan selekif serta mudah dalam interpretasi hasil yang diperoleh (Munson, 1991).

Metode yang digunakan ini divalidasi dengan parameter uji akurasi, uji presisi, batas deteksi (Limit of Detection) dan batas kuantitasi (Limit of Quantitation).

1.2 Perumusan Masalah

a. Apakah metode spektrofotometri ultraviolet dengan menggunakan pelarut metanol dapat diterapkan pada penetapan kadar domperidone dalam sediaan tablet?

b. Apakah kadar domperidone dalam sediaan tablet yang beredar dipasaran telah memenuhi persyaratan kadar menurut British Pharmacopeoeia (The Departemen of Health, 2006) tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%?

1.3 Hipotesis

a. Metode spektrofotometri ultraviolet dengan menggunakan pelarut metanol dapat digunakan pada penetapan kadar domperidone dalam sediaan tablet. b. Kadar domperidone dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran memenuhi

persyaratan menurut British Pharmacopeoeia (The Departemen of Health, 2006) tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%.

1.4 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui metode spektrofotometri ultaviolet dengan menggunakan pelarut metanol dapat digunakan dalam penetapan kadar domperidone dalam sediaan tablet.

b. Menentukan kadar domperidone dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan menurut British Pharmacopeoeia (The Departemen of Health, 2006) tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penetapan kadar domperidone adalah untuk menambah monografi dalam Farmakope Indonesia edisi selanjutnya dan untuk mengetahui bahwa obat domperidone dalam sediaan tablet yang ada di pasaran memenuhi persyaratan kadar yang ada sebagai salah satu parameter jaminan mutu obat.

PENETAPAN KADAR DOMPERIDONE DALAM SEDIAAN TABLET

SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET ABSTRAK

Domperidone merupakan salah satu obat yang diindikasikan untuk mual dan muntah. Domperidone merupakan obat golongan antagonis dopamine yang mempunyai khasiat pada pengobatan penyakit gangguan pencernaan dan terapi pada penyakit tukak lambung.

Dilihat dari strukturnya, bahan obat ini mempunyai gugus kromofor (ikatan rangkap terkonjugasi) dan gugus auksokrom (gugus amin dan gugus klor), maka senyawa ini dapat menyerap radiasi pada panjang gelombang di daerah ultraviolet. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan metode spektrofotometri ultraviolet pada penetapan kadar domperidone dalam sediaan tablet.

Penetapan kadar domperidone dalam sediaan tablet dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet dengan pelarut metanol dan diukur serapannya pada panjang gelombang 286 nm.

Hasil penelitian diperoleh kadar domperidone dalam tablet generik domperidone (Novell) sebesar (99,93 ± 0,041)%, tablet Dom® (Lapi) sebesar (99,95 ± 0,070)%, tablet Tilidon® (Interbat) sebesar (99,99 ± 0,083)%. Kadar yang diperoleh ini memenuhi persyaratan kadar menurut British Pharmacopoeia (2006), yaitu tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Uji validasi metode ini dilakukan terhadap tablet generik domperidone (Novell) dan diperoleh persen perolehan kembali sebesar 99,26%, dan Relative Standard Deviation (RSD) sebesar 1,18%. Hal ini berarti bahwa metode yang digunakan mempunyai akurasi dan presisi yang baik. Batas deteksi (LOD) yang diperoleh sebesar 0,777 µg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 2,572 µg/ml.

DETERMINATION OF DOMPERIDONE IN TABLET DOSAGE BY ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY

ABSTRACT

Domperidone is one drug that is indicated for nausea and vomiting. Domperidone is a dopamine antagonist class of drugs that have efficacy in the treatment of digestive disorders and therapy in peptic ulcer disease.

From the structure, this compound has chromophore group (conjugated double bonds) and auxochrome group (amine and chlor group), then the compound can absorb radiation at wavelengths in the ultraviolet region. The purpose of this study is to apply the method of ultraviolet spectrophotometry to determination of domperidone in tablet dosage.

Determination of domperidone in tablet dosage by ultraviolet spectrophotometry performed with methanol and measured absorption at a wavelength of 286 nm.

The results showed that the levels of domperidone tablets generic domperidone (Novell) was (99.93 ± 0.041) %, Dom ® tablets (Lapi) was (99.95 ± 0.070) %, tablet Tilidon ® (Interbat) of (99.99 ± 0.083) %. This result accepted in requirements according to the British Pharmacopoeia (2006), which is not less than 95.0% and not more than 105.0% of the amount listed on the label. The validation method was conducted on tablets generic domperidone (Novell) and obtained percent recoveries obtained at 99.26%, and Relative Standard Deviation (RSD) of 1.18%. This means that the method used has good accuracy and precision. The Limit of Detection (LOD) = 0.777 µg/ml and the Limit of Quantitation (LOQ) = 2.572 µg/ml.

PENETAPAN KADAR DOMPERIDONE

DALAM SEDIAAN TABLET

SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

SKRIPSI

OLEH:

DHEOZIADE TUTAMANA

NIM 091501023

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

PENETAPAN KADAR DOMPERIDONE

DALAM SEDIAAN TABLET

SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

DHEOZIADE TUTAMANA

NIM 091501023

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

Lembar Pengesahan Skripsi

PENETAPAN KADAR DOMPERIDONE

DALAM SEDIAAN TABLET

SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

OLEH:

DHEOZIADE TUTAMANA

NIM 091501023

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Medan, 3 Agustus 2013 Pembimbing I, Panitia Penguji:

Dra. Masfria, M.S., Apt. Dra. Nurmadjuzita, M.Si., Apt. NIP195707231986012001 NIP 194809041974122001

Pembimbing II, Dra. Masfria, M.S., Apt. NIP 195707231986012001

Dra. Sudarmi, M.Si., Apt. Dra. Salbiah, M.Si., Apt. NIP 195409101983032001 NIP 194810031987012001

Dra. Siti Nurbaya, M.Si., Apt. NIP 195008261974122001 Medan, 2013

Fakultas Farmasi,

Universitas Sumatera Utara Dekan,

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. NIP 195311281983031002

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan sykur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, karunia, dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Penetapan Kadar Domperidone dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Farmasi dari Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi USU yang telah memberikan fasilitas sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan. Ibu Dra. Masfria, M.S., Apt., dan Ibu Dra. Sudarmi, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian dan penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Nurmadjuzita, M.Si., Apt., Ibu Salbiah, M.Si., Apt., dan Ibu Dra. Siti Nurbaya, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Serta kepada Ibu Dra. Suwarti Aris, M.Si., Apt., sebagai dosen penasehat akademik yang membimbing penulis selama masa pendidikan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tiada terhingga khusus kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs. M.Yusuf Manan, S.Pd dan Ibunda Leli Suhita, untuk abangnda tersayang dr. Yutha Perdana, Aulia Sulistira S.H dan mba’ dr. Aci Indah Kusumawardani atas do’a,

dukungan, motivasi, dan perhatian yang tiada hentinya kepada penulis. Serta teman-teman mahasiswa Fakultas Farmasi USU yang memberikan saran, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun pada skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2013 Penulis,

PENETAPAN KADAR DOMPERIDONE DALAM SEDIAAN TABLET

SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET ABSTRAK

Domperidone merupakan salah satu obat yang diindikasikan untuk mual dan muntah. Domperidone merupakan obat golongan antagonis dopamine yang

Dokumen terkait