• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

beragam konten, dari yang berupa profil, informasi, reportase, kejadian, rekaman peristiwa, sampai pada hasil-hasil riset kajian. Dalam konteks ini, organisasi, lembaga, dan perorangan dapat memanfaatkannya dengan cara membentuk kebijakan penggunaan media sosial dan pelatihannya bagi segenap karyawan, dalam rangka memaksimalkan fungsi media sosial.

c. Sarana perencanaan, strategi dan manajemen. Oleh karena itu, media sosial di tangan para pakar manjemen dan marketing dapat menjadi senjata yang dasyat untuk melancarkan perencanaan dan strateginya. d. Sarana control, evaluasi, dan pengukuran. Media sosial bermanfaat

24

perencanaan dan strategi yang telah dilakukan. Respon publik dan pasar menjadi alat ukur, kalibrasi dan parameter untuk evaluasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media sosial secara umum yakni sebagai sarana belajar dari berbagai sumber yang ada di media sosial. Media sosial juga berfungsi sebagai sarana komunikasi dengan orang yang jauh dari jangkauan. Komunikasi ini tidak hanya terjadi diantara dua orang saja, tetapi juga bisa terjadi antara beberapa orang dalam forum diskusi kelompok.

4. Karakteristik Media Sosial

Anthony Mayfield (2008:5) mengemukakan bahwa media sosial memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Participation (Partisipasi)

Media sosial mendorong kontribusi dan umpan balik dari setiap orang yang tertarik atau berminat meggunakannya, hingga mengaburkan batas antara media dan audience.

b. Openness (Keterbukaan)

Kebanyakan media sosial terbuka bagi umpan balik dan partisipasi melalui sarana-sarana voting, komentar, dan berbagi informasi. Jarang sekali dijumpai batasan untuk mengaksesdan memanfaatkan isi pesan. Perlindungan password terhadap isi cenderung dianggap aneh.

c. Conversation (Perbincangan)

Media sosial terlihat yang ada saat ini dirasa lebih baik daripada media tradisional yang isinya tentang siaran. Media sosial ini

25

memungkinkan penggunanya dapat berbincang secara dua arah, sehingga dianggap lebih baik dari media tradisional.

d. Community (Komunitas)

Media sosial memungkinkan terbentuknya komunitas-komunitas secara cepat (instan) dan berkomunikasi secara efektif tentang beragam hal yang menarik, isu/kepentingan dan lain sebagainya. e. Connectedness (Keterhubungan)

Mayoritas media sosial tumbuh subur lantaran kemampuan melayani keterhubungan antar pengguna melalui fasilitas tautan (links) ke website, sumber-sumber informasi dan pengguna-pengguna lain. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik media sosial secara umum yaitu semua konten yang ada di dalam media sosial tersebut dapat diakses secara online. Konten yang ada dalam media sosial dapat berupa pesan teks, pesan gambar, informasi, dan lain sebagainya. Media sosial memiliki karakteristik yaitu partisipasi, keterbukaan, perbincangan, komunitas dan keterhubungan.

5. Dampak Penggunaan Media Sosial bagi Anak

Situs-situs media sosial merupakan situs yang paling banyak diakses oleh pengguna internet. Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2014:31), 87,4% orang menggunakan internet untuk mengakses media sosial. Media sosial yang diakses oleh anak tentunya akan memberikan dampak baik itu dampak positif maupun dampak negatif.

26

Menurut Alciano Gani (2015:38-39), dampak positif yang ditimbulkan oleh media sosial bagi anak adalah sebagai berikut.

a. Media sosial dapat dimanfaatkan untuk memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs media sosial, anak menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain.

b. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengambangkan diri melalui teman-teman yang dijumpai ketika anak mengakses media sosial. Hal ini dapat terjadi karena anak melakukan interaksi dan mendapat umpan balik dari teman-teman di media sosial.

c. Situs media sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian, dan empati. Bentuk perhatian dan empati ini misalnya memberikan perhatian saat ada teman yang berulang tahun, mengomentari foto, video, dan status teman, serta mampu menjaga hubungan persahabatan melalui aktivitas chatting walaupun tidak dapat bertemu secara fisik.

Selain dampak positif yang telah dijabarkan di atas, penggunaan media sosial juga dapat memberikan dampak negatif. Penggunaan media sosial yang tinggi, akan menyebabkan kecanduan bagi penggunanya. Xu dan Tan (dalam Griffiths, 2013:1) menunjukkan bahwa penggunaan media sosial menjadi bermasalah ketika media sosial dipandang oleh individu sebagai sesuatu yang sangat penting bahkan eksklusif, mekanisme untuk menghilangkan stres, kesepian, atau depresi.

27

Xu dan Tan (dalam Griffith, 2013:1) juga berpendapat bahwa individu yang sering terlibat dalam media sosial justru miskin dalam bersosialisasi dalam kehidupan nyata. Bagi individu yang sudah kecanduan media sosial, media sosial digunakan terus-menerus dan akhirnya menyebabkan banyak masalah seperti mengabaikan hubungan kehidupan nyata. Masalah yang dihasilkan ini kemudian dapat memperburuk keadaan.

Penggunaan media sosial yang tinggi juga dapat menyebabkan kecanduan. Menurut Wahyudi Kumorotomo (2010:2), kecanduan media sosial dapat menyebabkan timbulnya masalah psikis. Orang akan menjadi sangat tergantung sehingga akan merasa hidupnya tidak lengkap jika sehari saja tidak membuka akun media sosial. Hoskin (dalam Wahyudi Kumorotomo, 2010:2) menyebutkan tujuh akibat jika seseorang sudah kecanduan media sosial yaitu rasa malas bekerja, sifat rakus, iri, dengki, takabur, pemarah, dan mengada-ada. Efek psikis lainnya adalah seseorang menjadi malas mengerjakan hal-hal yang produktif, angkuh, dan narsis. Intensitas penggunaan media sosial yang tinggi di kalangan anak akan menyebabkan kecanduan. Menurut Kuss & Griffiths (2011:68), berbagai macam fitur yang terdapat pada situs jejaring sosial dapat menjadi salah satu penyebab kecanduan situs media sosial, terutama meningkatnya waktu penggunaan situs jejaring/media sosial. Individu dapat dikatakan menggunakan media sosial dalam intensitas yang tinggi bahkan kecanduan jika memenuhi aspek yang dinyatakan oleh Griffiths (2000:211) sebagai berikut.

28 a. Salience (Mendominasi)

Kecanduan media sosial ini terjadi ketika aktivitas membuka media sosial menjadi kegiatan yang paling penting dalam hidup seseorang dan mendominasi pikirannya, perasaan (keinginan), dan perilaku.

b. Mood Modification (Perubahan Suasana Hati)

Pengguna media sosial mendapat kesenangan dari aktivitas online situs media sosial.

c. Tolerance (Daya Tahan)

Aktivitas online situs media sosial mengalami peningkatan secara progresif selama rentang periode untuk mendapatkan efek kepuasan. d. Withdrawal Symptoms (Gejala Penarikan)

Muncul perasaan tidak menyenangkan pada saat seseorang tidak melakukan aktivitas online situs media sosial atau ketika seseorang itu menarik diri dari aktivitas di media sosial maka akan menyebabkan kemurungan dan muncul sikap mudah marah/ agresifitas.

e. Conflict (Konflik)

Muncul pertentangan dengan orang-orang sekitar dan dirinya sendiri terhadap tingkat kegemaran online situs media sosial yang berlebihan.

29 f. Relapse (Pengulangan)

Ada kecenderungan perilaku seseorang untuk mengulangi pola yang sempat dilakukan pada awal mengenal situs media sosial meskipun telah mencoba melakukan kontrol atas dirinya.

Berdasarkan uraian penjelasan mengenai dampak penggunaan media sosial di atas dapat disimpulkan bahwa dampak dari penggunaan media sosial dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif media sosial bagi anak yaitu media sosial dapat memudahkan anak dalam mendapatkan teman, anak akan menjadi lebih perhatian dan memiliki empati kepada teman-temannya.

Namun, penggunaan media sosial yang terlampau tinggi di kalangan anak akan menyebabkan kecanduan. Anak akan menjadi sangat tergantung pada media sosial sehingga akan merasa hidupnya tidak lengkap jika sehari saja tidak membuka akun media sosial. Selain itu anak juga akan mengalami permasalahan dalam bersosialisasi di kehidupan nyata, misalnya permasalahan ketika berinteraksi dengan teman sebayanya. Penggunaan media sosial yang tinggi juga dapat menyebabkan anak suka menunda pekerjaan serta susah dalam memanajemen waktu. 6. Ragam dan Jenis Aplikasi Media Sosial

Menurut Tito Siswanto (2013:83) media sosial dibagi menjadi lima berdasarkan karakteristik kegunaanya yaitu:

30 a. Portal Sosial Media

Portal sosial media dimiliki oleh Facebook dan Google Plus dan sejenisnya. Pengguna dari sosial media lebih bervariasi, baik dari segi usia, profesi, lokasi, tingkat pendidikan, maupun tingkat pergaulannya. Sosial media ini menyuguhkan berbagai fitur menarik seperti menandai foto, membagikan status, unggah video, berbagi tautan, dan lain-lain.

b. Sosial Media Berbasis Lokasi

Sosial media yang memiliki karakteristik ini adalah foursquare. Sosial media ini memiliki anggota yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan portal sosial media. Pemilik akun menggunakan jenis media sosial ini cenderung hanya untuk kesenangan dan eksistensi.

c. Portal Forum Diskusi dan Milis

Sosial media yang memiliki karakteristik ini adalah Kaskus, Forum Otomotif, Yahoogroups, Googlegroups, dan sejenisnya. Pengguna sosial media ini biasanya lebih mempunyai karakteristik tertentu seperti pecinta otomotif, programmer, atau tergantung tema dari forum tersebut.

d. Blog

Sosial media dengan karakteristik blog antara lain Blogdetik, Blogspot, Wordpress, Multiply dan lain-lain. Para pengguna media sosial ini biasanya disebut blogger. Para blogger biasanya memiliki

31

kreatifitas dan kemampuan menulis. Blog banyak dimanfaatkan oleh para blogger untuk menulis hal apapun yang ingin diungkapkan seperti menulis cerpen, promosi produk, ajang curhat, dan sebagainya.

e. Microblog

Berbeda dengan blog, mikroblog dibatasi oleh keterbatasan teks/variasi konten. Microblog yang paling popular saat ini adalah Twitter. Pemilik akun ini biasanya memiliki akun sosial media portal seperti Facebook. Mikroblog dapat digunakan untuk berkomunikasi, pencitraan, bahkan dapat digunakan untuk berinteraksi dengan penggemar bagi artis, tokoh, institusi, dan lain-lain.

Sementara itu, menurut Ega Dewa Putra (2014:5-7) media sosial yang popular di kalangan masyarakat terdiri dari berbagai macam, diantaranya yaitu sebagai berikut.

a. Facebook

Facebook adalah sebuah media sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004. Facebook merupakan media sosial yang dapat digunakan untuk menjalin hubungan pertemanan, tempat ngobrol, promosi produk, membentuk komunitas/grup, mengunggah foto atau video, membuat status, permainan berjejaring, chatting, dan lain sebagainya.

b. Twitter

Percakapan meruapakan inti dari Twitter. Itulah yang menempatkan Twitter sebagai salah satu media sosial yang cukup

32

popular di kalangan masyarakat. Twitter merupakan tempat paling cepat dalam menyampaikan informasi dan peristiwa yang sedang terjadi di muka bumi. Para pembaca dimudahkan dalam menemukan sekian banyak informasi tanpa henti melalui trending topic yang ada pada Twitter.

c. Myspace

MySpace merupakan salah satu jejaring sosial yang populer bagi orang di dunia. Saat ini, kegiatan update status dapat dikatakan sebagai kegiatan baru yang biasa dilakukan banyak orang setiap hari. MySpace merupakan salah satu media sosial yang menyediakan fitur untuk update status. Selain tempat untuk update status, MySpace juga digunakan untuk ajang promosi musik. Para musisi yang ingin terjun ke dunia seni dapat menyalurkan dan mempromosikan bakat atau karyanya di jejraing sosial MySpace.

d. Path

Path adalah jejaring sosial dimana orang yang menggunakannya dapat update segala aktivitas mereka di media sosial ini. Banyak orang yang memanfaatkan media sosial ini untuk mengetahui aktivitas orang lain, berbagi foto, komentar, mengeshare lokasi dirinya, dan lain-lain. Jejaring sosial ini sangatlah unik karena hanya memperbolehkan pangguna memiliki teman atau kerabat sebanyak 150 orang saja.

33 e. Instagram

Instagram adalah jejaring sosial yang digunakan untuk membagikan foto atau video kepada para follower kita di akun Instagram. Selain dapat berbagi foto, kita juga dapat memberikan komentar pada foto atau video yang dibagikan oleh teman.

f. Line

Line adalah aplikasi pengirim pesan instan gratis yang dapat digunakan pada tablet, smatphone, dan komputer. Line difungsikan dengan menggunakan jaringan internet sehingga pengguna Line dapat melakukan aktivitas seperti mengirim pesan teks, mengirim gambar, video, pesan suara, dan lain-lain.

Selain media sosial yang disebutkan di atas, masih ada beberapa media sosial lain yang tidak kalah populernya di kalangan masyarakat saat ini. Media sosial itu adalah WhatsApp dan BBM.

a. WhatsApp

WhatsApp awalnya merupakan aplikasi chat khusus untuk i-Phone. Namun seiring dengan berkembangnya teknologi, WhatsApp dapat dipakai di ponsel Android dan Blackberry. Seperti kebanyakan media sosial yang lain, WhatsApp dapat berfungsi melalui koneksi internet GPRS, Edge, 3G, dan Wifi. Media sosial ini dapat digunakan untuk chatting, berbagi video, gambar, pesan suara, dan lainnya. WhatsApp juga menyediakan fitur untuk membuat grup, sehingga

34

para penggunanya dapat saling berdiskusi, berbagi teks, gambar, video, dan sebagainya dalam suatu komunitas.

b. Blackberry Messenger (BBM)

Blackberry Messenger merupakan aplikasi pesan instan yang dikeluarkan oleh perusahaan Blackberry (RIM). Layanan aplikasi ini dapat berfungsi melalui koneksi internet dari gadget ataupun smartphone. Aplikasi ini dapat digunakan untuk berbagi informasi seperti teks, gambar, video, dan file lainnya. BBM juga dapat digunakan untuk mengupdate status dan foto profil atau yang biasa disebut display picture, sehingga orang lain yang ada dalam kontak BBM dapat mengenal dan mengetahui keadaan kita dengan baik. Ada begitu banyak media sosial yang pupuler, tetapi tidak semuanya lazim digunakan oleh anak. Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan oleh peneliti, media sosial yang biasanya dipakai oleh anak-anak khususnya anak-anak Sekolah Dasar antara lain BBM, WhatsApp, Line, Instagram, Facebook, dan Twitter.

C. Tinjauan Tentang Peer Acceptance

1. Pengertian Peer Acceptance (Penerimaan Teman Sebaya)

Chaplin (1999:14) berpendapat bahwa penerimaan merupakan pengakuan ataupun penghargaan terhadap nilai-nilai individu yang ditandai dengan sikap positif dan tidak menolak. Harry Stack Sullivan (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2004:101) menjelaskan jika individu diterima dan disenangi oleh orang lain karena keadaan dirinya, maka

35

seseorang tersebut akan cenderung bersikap menghormati dan menerima dirinya sehingga akan lebih mudah diterima dan menyesuaikan diri dengan kelompok.

Menurut Brenk (1995: 651) penerimaan kelompok sebaya berkaitan dengan penerimaan sosial yang merupakan kemampuan penerimaan seorang anak sehingga anak dihormati oleh anggota kelompok yang lainnya sebagai partner sosial yang berguna. Kemampuan ini meliputi kemampuan anak untuk menerima orang lain. Menurut Hurlock (1978:293), penerimaan sosial adalah dipilih sebagai teman untuk suatu aktivitas dalam kelompok dimana seseorang menjadi anggota.

Sementara itu Santrock (2007:205) mendefinisikan sebaya sebagai orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama. Conny R Semiawan (1998:162) menyatakan bahwa dalam kelompok teman sebaya, anak akan menemukan orang yang memiliki kesamaan minat, harapan, dan pola pikir. Anak akan mendapat kepuasan dan kesenangan yang tidak bisa didapat dari orangtua atau orang dewasa.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan teman sebaya merupakan dipilihnya seorang anak sebagai teman untuk suatu aktifitas dalam kelompok dimana seseorang menjadi anggota. Penerimaan biasanya ditandai dengan sifat-sifat positif yaitu pengakuan atau penghargaan. Setiap anak yang diterima oleh kelompok sebaya memiliki suatu kesamaan dengan kelompok tersebut. Kesamaan tersebut dapat berupa usia, kesamaan minat, kepribadian dan sebagainya.

36 2. Fungsi Teman Sebaya

Hubungan antar teman sebaya sangat penting bagi perkembangan sosial anak-anak khususnya anak usia Sekolah Dasar. Tidak dapat dipungkiri bahwa teman sebaya akan mempengaruhi pola perilaku anak. Apabila anak memiliki teman sebaya yang mampu membawa anak ke arah pergaulan positif, maka anak juga akan terangsang mengikuti teman sebayanya untuk berperilaku positif. Sebaliknya, bila teman sebaya yang dimiliki anak cenderung membawa anak ke arah pergaulan yang negatif, maka anak juga kemungkinan besar akan berperilaku negatif seperti teman sebayanya.

Ormrod (2009:109-111) mengemukakan bahwa teman sebaya memegang peran penting dalam perkembangan pribadi dan sosial anak. Teman sebaya akan berperan sebagai agen sosialisasi yang membantu anak membentuk perilaku dan keyakinan, serta akan menawarkan gagasan dan perspektif-perspektif baru. Pada masa anak-anak, teman sebaya juga dianggap sebagai sumber hiburan, tetapi seiring pertambahan usia, anak-anak akan mendapati teman sebaya sebagai sumber rasa nyaman, dan aman.

Mc. Devitt dan Ormrod (2013: 608-609) mengemukakan beberapa fungsi dari hubungan teman sebaya sebagai berikut.

a. Teman sebaya memberikan dukungan emosional. Kehadiran teman yang akrab akan membantu anak santai dalam lingkungan barunya dan menanggulangi agresi ringan.

37

b. Teman sebaya berfungsi sebagai mitra untuk berlatih keterampilan sosial.

c. Teman sebaya bersosialisasi satu sama lain.

d. Teman sebaya memberikan kontribusi untuk merasakan identitas, berkumpul dengan teman sebaya akan membantu anak memutuskan siapa mereka dan ingin menjadi apa mereka nanti.

e. Teman sebaya saling membantu satu sama lain untuk mempertimbangkan kehidupan mereka. Selama percakapan sehari-hari, anak-anak berbagi ide yang membantu satu sama lain dalam menafsirkan peristiwa yang membingungkan dan meresahkan.

f. Teman sebaya mencapai cara yang umum dalam memandang dunia. Sebagai hasil dari interaksi mereka dari waktu ke waktu, anak-anak datang untuk berbagi pandangan tentang dunia.

Desmita (2009:227) berpendapat bahwa salah satu karakteristik dari pola hubungan anak dengan teman sebaya adalah munculnya keinginan untuk menjalin hubungan pertemanan atau biasa disebut persahabatan. Santrock (dalam Desmita, 2009:228), menyebutkan enam fungsi penting dari persahabatan, yaitu:

a. Sebagai kawan (companionship), persahabatan memberikan anak seorang teman yang akrab. Teman yang bersedia meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan bersama.

b. Sebagai pendorong (stimulation), persahabatan memeberikan kepada anak informasi-informasi yang menarik, kegembiraan, dan hiburan.

38

c. Sebagai dukungan fisik (physical support), persahabatan memberikan waktu, kemampuan-kemampuan, dan pertolongan.

d. Sebagai dukungan (ego support), persahabatan menyediakan harapan

dan dukungan. Dorongan yang dapat membantu anak

mempertahankan kesan atas dirinya sebagai individu yang mampu, menarik, dan berharga.

e. Sebagai perbandingan sosial (social comparison), persahabatan menyediakan informasi tentang cara berhubungan dengan orang lain. f. Sebagai pemberi keakraban dan perhatian (intimacy/affection), persahabatan memberi anak-anak suatu hubungan yang hangat, erat, saling mempercayai dengan anak lain yang berkaitan dengan pengungkapan diri sendiri.

Berdasarkan hal yang sudah dijabarkan di atas dapat diketahui bahwa teman sebaya memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan anak. Tidak hanya menjadi teman sepermainan, tetapi juga mengajarkan bagaimana berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain serta memperluas cakrawala pengalaman, sehingga anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih kompleks.

3. Kategori Penerimaan Teman Sebaya (Peer Acceptance)

Hurlock (1978:294) merumuskan kategori penerimaan sosial dalam enam tingkatan yang akan diuraikan sebagai berikut.

39 a. Star

Star dianggap sebagai sahabat karib oleh semua anggota kelompok. Walaupun begitu, “star” tidak banyak membalas uluran persahabatan ini. Setiap orang mengagumi “star” karena adanya beberapa sifat yang menonjol. Hanya sedikit sekali yang termasuk dalam kategori ini.

b. Accepted

Anak yang “accepted” disukai oleh sebagian besar anggota kelompok. Statusnya kurang terjamin dibandingkan dengan status “star” dan dia dapat kehilangan status tersebut bila dia terus-menerus melakukan atau mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan anggota kelompok.

c. Climber

Climber” diterima dalam suatu kelompok, tetapi ingin memperoleh penerimaan dalam kelompok yang secara sosial lebih disukai. Posisinya genting karena dia mudah kehilangan penerimaan yang telah diperolehnya dalam kelompok semula dan mudah mengalami kegagalan untuk memperoleh penerimaan dalam kelompok yang baru bila dia melakukan atau mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan anggota kelompok tersebut.

d. Fringer

“Fringer” adalah orang yang terletak pada garis batas penerimaan. Fringer berada di dalam posisi yang genting karena bisa

40

kehilangan penerimaan yang diperoleh melalui tindakan atau ucapan tentang sesuatu yang dapat menyebabkan kelompok berbalik menentang dia.

e. Neglectee

“Neglectee” adalah orang yang tidak disukai tetapi juga tidak dibenci. Dia diabaikan karena dia pemalu, pendiam, dan tidak termasuk dalam kategori tertentu. Dia hampir tidak dapat memberikan apa-apa, sehingga anggota kelompok mengabaikannya. f. Isolate

Isolate” tidak mempunyai sahabat di antara teman sebayanya. Ada dua jenis “isolate” yaitu voluntary isolate dan ivoluntary isolate. “Voluntary isolate” merupakan anak yang menarik diri dari kelompok karena kurang memiliki minat untuk menjadi anggota atau untuk mengikuti aktivitas kelompok. “Ivoluntary isolate” merupakan anak yang ditolak oleh kelompok meskipun dia ingin menjadi anggota kelompok tersebut.

Sementara itu, Rubin dkk.(2005:485) menggolongkan anak ke dalam lima kategori berikut.

1. Popular merupakan anak yang banyak disukai dan sedikit dibenci. 2. Controversial merupakan anak yang banyak disukai dan banyak tidak

disukai.

41

4. Neglected merupakan anak yang sedikit disukai dan sedikit tidak disukai.

5. Average merupakan golongan anak yang banyak disukai seperti popular, hanya saja anak yang menyukainya tidak sebanyak anak yang menyukai anak popular.

Dari uraian penjelasan mengenai kategori penerimaan sosial di atas, maka dapat diketahui bahwa di dalam kelompok teman sebaya, anak dibagi ke dalam kategori penerimaan sosial. Kategori yang disampaikan dua ahli di atas sedikit berbeda, tetapi keseluruhan intinya hampir sama yakni di dalam ketegori penerimaan teman sebaya terdapat anak yang paling diterima oleh kelompok yang disebut star/popular, tetapi juga terdapat anak yang tidak disukai atau ditolak oleh kelompok teman sebaya.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peer Acceptance (Penerimaan Kelompok Teman Sebaya)

Menurut Andi Mappiare (1982:170-171) hal-hal pribadi yang membuat individu diterima kelompok teman sebaya adalah sebagai berikut.

a. Penampilan dan perbuatan yang meliputi tampang baik atau paling tidak, rapi serta aktif dalam urusan kelompok.

b. Kemampuan pikir antara lain mempunyai inisiatif, banyak memikirkan kepentingan kelompok dan mengemukakan buah pikirannya

42

c. Sikap, sifat dan perasaan antara lain bersikap sopan, memperhatikan orang lain, penyabar atau dapat menahan marah jika berada dalam keadaan yang tidak menyenangkan dirinya, suka menyumbang pengetahuan pada orang lain terutama anggota kelompok yang

Dokumen terkait