• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Rumah Sakit Bangkatan Binjai

a. Sebaiknya pihak Rumah Sakit Bangkatan Binjai harus memperhatikan bagaimana kemampuan perawat baik itu kemampuan intelektual, kemampuan fisik dan kemampuan emosional karena sesuai dengan fenomen yang ada menunjukkan bahwa kemampuan yang dimiliki perawat cukup baik. Hal tersebut berpengaruh terhadap pelayanan yang diberikan perawat tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pasien. Dalam meningkatkan kemampuan perawat melayani pasien dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan kepada perawat mengenai bagaimana cara melayai pasien dengan baik agar pasien merasa puas akan pelayanan yang diberikan perawat terhadap pasien. b. Sebaiknya pihak Rumah Sakit Bangkatan Binjai harus lebih

memperhatikan lingkungan kerja di rumah sakit Bangkatan Binjai seperti ruang rawat inap yang tersedia, fasilitas seperti tempat tidur pasien, suara disekitar perawat bekerja, pencahayaan didalam ruangan, karena hal tersebut berpengaruh terhadap kinerja perawat.

c. Tingkatkan dan ciptakan pola komunikasi yang baik antara atasan dengan sesama perawa.

2. Bagi Perawat Rumah Sakit Bangkatan

a. Ketika rumah sakit mengadakan pelatihan ikutilah dengan baik kegiatan pelatihan tersebut untuk meningkatkan kemampuan perwat seperti kemampuan melayani pasien.

b. Kemampuan mengingat harus ditingkatkan agar lebih mampu mengingat perintah dari dokter dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

c. Tumbuhkan rasa sabar dan empati yang tinggi pada diri sendiri agar mampu memahammi apa yang diinginkan pasien

3. Bagi Peneliti Lainnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan mengembangkan penelitian ini dimasa yang akan datang melalui penelitian yang lebih mendalam dengan menambahkan variabel-variabel lain untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal mengenai pengaruh kemampuan dan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja

Menurut Rivai dan Basri (dalam Riani, 2011 : 97) kinerja adalah hasil seseorang secara keselurhan selama periode tertentu didalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran, atau krikteria yang telah ditentukan terlebih dahuulu dan telah disepakati bersama.

Anwar Prabu Mangkunegara (2012 : 9) mengemukakan pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Dari penegertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawa sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Deskripsi dari kinerja menyangkut tiga komponen penting, yaitu: tujuan, ukuran dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit organisasi merupakan strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberi arah dan memengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel. Walaupun demikian, penentuan tujuan saja tidaklah

cukup, sebab itu dibutuhkan ukuran, apakah seseorang telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan memegang peranan penting

2.1.1.1 Pengertian Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil pekerjaan karyawan dan kinerja organisasi (Mangkunegara, 2012:10). Evaluasi kinerja atau penilaian kinerja merupakan saran untuk memperbaiki mereka yang tidak melakukan tugasnya dengan baik didalam organisasi.

Sedangkan menurut Rivai dan Sagala (2009 : 549) penilaian kinerja mengaju kepada suatu sistem formal dan terstruktur yang diguakan untuk mengukur, menilai, dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran.

2.1.1.2 Tujuan Penilaian Kineja

Menurut Rivai dan Sagala (2009:552) tujuan penilaian kinerja dan prestasi kerja karyawan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Tujuan penilaian karyawan berorientasi pada masa lalu

Praktiknya masih banyak perusahaan yang menerapkan penilaian kinerja yang berorientasi pada masa lampau, hal ini disebabkan kurangnya pengertian tentang manfaat penilaian kinerja sebagai sarana untuk mengetahui potensi karyawan. Tujuan penilaian kinerja yang berorientasi pada masa lalu ini adalah:

a. Mengendalikan perilaku karyawan dengan menggunakannya sebagai instrumen untuk memberikan ganjaran, hukuman dan ancaman.

b. Mengambil keputusan mengenai kenaikan gaji dan promosi.

c. Menempatkan karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan tertentu. 2. Tujuan penilaian yang berorientasi pada masa depan apabila dirancang

secara tepat sistem penilaian ini dapat:

a. Membantu tiap karyawan untuk semakin banyak mengerti tentang perannya dan mengetahui secara jelas fungsi-fungsinya.

b. Merupakan instrumen dalam membantu tiap karyawan mengerti kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan sendiri yang dikaitkan dengan peran dan fungsi dalam perusahaan.

c. Menambah adanya kebersamaan antara masing-masing karyawan dengan penyelia sehingga tiap karyawan memiliki motivasi kerja dan merasa senang bekerja dan sekaligus mau memberkan kontribusi sebanyak-banyaknya pada perusahaan.

d. Merupakan instrumen untuk memberikan peluang bagi karyawan untuk mawas diri dan evaluasi diri serta menetapkan sasaran pribadi sehingga terjadi pengembangan yang direncanakan dan dimonitor sendiri.

e. Membantu mempersiapkan karyawan untuk memegang pekerjaan pada jenjang yang lebih tinggi dengan cara terus menerus meningkatkan perilaku dan kualitas bagi posisi-posisi yang tingkatnya lebih tinggi. f. Membantu dalam berbagai keputusan SDM dengan memberikan data

2.1.1.3 Fakrot-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Beberapa teori menjelaskan tentang faktor-faktor yang memengaruhi kinerja seorang baik sebagai individu atau sebagai individu yang ada dan bekerja dalam suatu lingkungan. Sebagai individu setiap orang mempunyai ciri dan karakteristik berbeda-beda yang bersifat fisik maupun non fisik. Manusia yang berada dalam lingkungan keberadaan serta perilakunya tidak dapat dilepaskan dari lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerjanya.

Menurut Mangkunegara (2012 : 15), “kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu 1. Faktor Individual (kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi); 2. Faktor Psikologis (persepsi, sikap (Attitude), kepribadian (personality), pembelajaran, motivasi); 3. Faktor Organisasi (sumber daya kepemimpinan, penghargaan, struktur, Job Design)”. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu:

1. Faktor Individual, terdiri dari:

a. Kemampuan dan Keterampilan

Kondisi mental dan fisik seseorang dalam menjalankan suatu aktivitas atau pekerjaan.

b. Latar belakang

Kondisi dimasa lalu yang mempengaruhi karakteristik dan sikap mental seseorang, biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan serta pengalaman dimasa lalu.

c. Demografis

Kondisi kependudukan yang berlaku pada individu atau karyawan, dimana lingkungan sekitarnya akan membentuk pola tingkah laku individu tersebut berdasarkan adat atau norma sosial yang berlaku.

2. Faktor Organisasional, terdiri dari: a. Sumber Daya

Sekumpulan potensi atau kemampuan organisasi yang dapat diukur dan dinilai, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia.

b. Kepemimpinan

Suatu seni mengkoordinasi yang dilakukan oleh pimpinan dalam memotivasi pihak lain untuk meraih tujuan yang diinginkan oleh organisasi.

c. Imbalan

Balas jasa yang diterima oleh karyawan atau usaha yang telah dilakukan di dalam proses aktivitas organisasi dalam jangka waktu tertentu secara intrinsik maupun ekstrinsik.

d. Struktur

Hubungan wewenang dan tanggungjawab antar individu di dalam organisasi, dengan karakteristik tertentu dan kebutuhan organisasi.

e. Desain Pekerjaan

Job Description yang diberikan kepada karyawan, apakah karyawan dapat

3. Faktor Psikologis, terdiri dari: a. Persepsi

Suatu proses kognitif yang digunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya.

b. Sikap

Kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisir melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain.

c. Kepribadian

Pola perilaku dan proses mental yang unik, mencirikan seseorang. d. Belajar

Proses yang dijalani seseorang dari tahap tidak tahu menjadi tahu dan memahami akan sesuatu terutama yang berhubungan dengan organisasi dan pekerjaan.

2.1.1.4 Dimensi Kinerja Karyawan

Dimensi kinerja karyawan menurut Miner (dalam Sutrisno, 2010 : 172) terdiri dari:

1. Kualitas

Kualitas yang dihasilkan menerangkan tentang jumlah kesalahan, waktu dan ketepatan dalam mmelakukan tugas

2. Kuantitas

Kuantitas yang dihasilkan berkenaan dengan berapa jumlah produk atau jasa yang dapat dihasilkan.

3. Keandalan

Merupakan pengukuran dari segi kemampuan atau keandalan karyawan dalam melakukan tugas, meliputi instruktur, inisiatif, kehati-hatian, seperti dalam hal keandalan pelaksanaan prosedur, peraturan kerja dan disiplin.

4. Sikap

Merupakan sikap karyawan terhadap perusahaan, terhadap rekan sekerja, pekerjaan, serta kerjasama dengan karyawan lain (Heijrachman dan Husman, 2003 : 43)

2.1.2 Kemampuan

2.1.2.1 Pengertian Kemampuan

Menurut Robbins dan Judge (2012 : 57 ) kemampuan adalah suatu kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang.

Menurut Amini (2004 : 48) bahwa kemampuan adalah “satu keadaan di mana seseorang siap dalam menghadapi segala situasi dengan bekerja dan resiko yang harus diterima”.

Selanjutnya pengertian Kemampuan didefenisikan oleh Winardi (2004 : 201) yakni “kompetensi yang berkaitan dengan tugas, seperti satu keterampilan untuk menangani sebuah mesin sebuah komputer”.

2.1.2.2Jenis-jenis Kemampuan

Dari sudut pandang manajemen, masalahnya bukanlah pada apakah setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda. Mereka berbeda, masalahnya adalah mengetahui bagaimana setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda dan memanfaatkan kemampuan tersebut untuk meningkatkan kemungkinan seorang karyawan melakukan pekerjaan dengan baik. Kemampuan merujuk ke suatu kapasitas individu untuk megerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Itulah penilaian akan apa yang dapat dilakukan seseorang.

Menurut Robbins dan Judge (2012 : 57) ada 2 jenis kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, yaitu:

1. Kemampuan Intelektual (intellectual ability)

Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan atau menjalankan kegiatan mental. Misalnya berpikir, menganalisis, memahami, dan memecahkan masalah.

Menurut Robbins dan Judge ( 2012 : 58 ) ada 7 dimensi yang membentuk kemampuan intelektual seseorang yaitu kecerdasan angka, pemahaman verbal, kecepatan persepsi, penalaran induktif, penalaran deduktif, visualisasi spasial, dan daya ingat, dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1

Dimensi Kemampuan Intelektual

Dimensi Pengertian

Kecerdasan angka Kemampuan melakukan aritmatika dengan cepat

dan akurat.

Pemahaman verbal Kemampuan memahami apa yang dibaca atau di

dengar dan hubungan antara kata-kata.

Kecepatan persepsi Kemampuan mengidentifikasi kemiripan dan

perbedaan visual secara cepat dan akurat.

Penalaran induktif Kemampuan mengidentifikasi urutan logis dalam

sebuah masalah dan kemudian memecahkan masalah tersebut.

Penalaran deduktif Kemampuan menggunakan logika dan menilai

implikasi dari sebuah argument.

Visualisasi spasial Kemampuan membayangkan bagaimana sebuah

objek akan terlihat bila posisinya dalam ruang diubah.

Daya ingat Kemampuan menyimpan dan mengingat

pengalaman masa lalu.

Sumber : Robbins dan Judge ( 2012)

Kemampuan intelektual dimiliki oleh seorang karyawan diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan demikian kemampuan intelektual yang tinggi juga akan berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan.

2. Kemampuan fisik (physical ability)

Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, dan kekuatan. Jika kemampuan intelektual berperan besar dalam pekerjaan yang rumit, kemampuan fisik hanya mengandalkan kapabilitas fisik.

Menurut Robbins dan Judge ( 2012 : 62 ) ada 9 dimensi yang membentuk kemampuan fisik seseorang yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan eksplosif, fleksibilitas luas, fleksibilitas dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan dan stamina, dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2

Dimensi Kemampuan Fisik

Dimensi Pengertian

Kekuatan dinamis Kemampuan untuk menggunakan kekuatan otot

secara berulang-ulang atau terus menerus.

Kekuatan tubuh Kemampuan memanfaatkan kekuatan otot,

menggunakan otot tubuh.

Kekuatan statis Kemampuan menggunakan kekuatan terhadap objek

eksternal.

Kekuatan eksplosif Kemampuan mengeluarkan energi maksimum dalam

satu atau serangkaian tindakan eksplosif.

Fleksibilitas luas Kemampuan menggeerakkan tubuh dan ototo

punggung sejauh mungkin.

Fleksibilitas dinamis Kemampuan membuat gerakan-gerakan lentur yang cepat dan berulang-ulang.

Koordinasi tubuh Kemampuan mengoordinasikan tindakan secara

bersamaan dari bagian-bagian tubuh yang berbeda-beda.

Keseimbangan Kemampuan mempertahankan keseimbangan

meskipun terdapat gaya yang mengganggu keseimbangan.

Stamina Kemampuan mengerahkan upaya maksimum yang

membutuhkan usaha berkelanjutan.

Sumber : Robbins dan Judge ( 2012)

Menurut Colquitt, Le Pine dan Wesson ( dalam Wibowo, 2013 : 98 ) ada 2 jenis kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, yaitu:

1. Kemampuan Kognitif

Kemampuan ini menunjukkan kapabilitas berkaitan dengan aplikasipengetahuan dalam pemecahan masalah. Kemampuan kognitif sangatrelevan dengan pekerjaan, karena menyangkut pekerjaan yangmelibatkan penggunaan informasi untuk membuat keputusan dan pemecahan masalah. Terdapat 5dimensi yang membentuk kemampuan kognitif seseorang yaituverbal ability, quantitative ability, reasoning ability, spatial ability,dan perceptual ability, dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini :

Tabel 2.3

Dimensi Kemampuan Kognitif

Dimensi Pengertian

Verbal ability Kemampuan mengkomunikasikan gagasanbaik

dengan berbicara maupun dengan tertulis.

Quantitative ability Kemampuan memilih dan mengaplikasikanformula

untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut angka

Reasoning ability Kemampuan yang berkaitan denganpengertian dan

menyelesaikan masalah dengan menggunakanwawasan, aturan dan logika

Spatial ability Kemampuan ini berkaitan kemampuan visual,

sepertimampu melakukan imajinasi bagaimana sesuatu yang terpisah akan terlihat apabila ditempatkan bersama dengan cara tertentu

Perceptual ability Kemampuan ini berkenaan dengan

mampumengambil pola informasi dengan cepat meskipun terdapatinformasi yang mengganggu, atau bahkan tanpa cukup infomasi

2. Kemampuan Emosional

Kemampuan ini lebih pada kemampuan seseorang dalam mengendalikandiri, sehingga ketika terjadi masalah tidak akan menggangu kinerjanyamaupun orang lain yang ada disekitanya, dengan demikian orangtersebut dapat mengendalikan emosinya. Terdapat empat terminologi yang menyangkut kemampuan emosional, yaitu:

a. Self-Awareness, merupakan penilaian dan ekspresi emosi dalam diri

sendiri.

b. Other awareness, merupakan penilaian dan pengakuan emosi orang lain.

c. Emotion Regulation, menunjukkan menjadi mampu menemukan kembali

dengan cepat dari pengalaman emosional.

d. Use of Emotions, merupakan kapabilitas yang mencerminkan tingkatan

dimana orang dapat menggunakan emosi dan menggunakannya untuk memperbaiki kesempatan mereka untuk berhasil apapun yang mereka lakukan.

2.1.3 Lingkungan Kerja

2.1.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja

. Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan sekitarnya.

Demikian pula halnya ketika melakukan pekerjaan, karyawan sebagai manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar tempat mereka bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama melakukan pekerjaan, setiap pegawai akan berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja.

Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2010 : 1) lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Sedangkan menurut Komarudin (2005 : 87) mengemukakan bahwa lingkungan kerja merupakan kehidupan sosial psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap pekerjaan karyawan dalam melakukan tugasnya.

2.1.3.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2010:21) mengemukakan bahwa secara garis besar lingkungan kerja terbagi atas 2 (dua) yaitu :

1. Lingkungsn Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah “semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung”. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi 2 (dua) katagori, yaitu :

a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan, seperti ruangan, pusat kerja, kursi, meja, dan sebagainya.

b. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya

temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah “semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan”. Lingkungan kerja non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

2.1.3.3 Faktor-Faktor Lingkungan Kerja

Ada beberapa hal disekitar para pekerja yang dianggap tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan, tetepai kenyataannya berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Menurut Sedarmayanti (2010:21) ada beberapa faktor yang dapat mempenggaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja yang dikaitkan dengan kemampuan karyawan, antara lain yaitu :

1. Penerangan atau Cahaya di Tempat Kerja

Cahaya atau penerangan besar manfaatnya terhadap keselamatan dan kelancaran kerja. Diperlukan cahaya yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang atau terlalu menyilaukan akan menghambat pekerjaan sehingga akan menjadi lamba, mengalami kesalahan atau tidak efisien dalam pelaksanaan pekerjaan.

2. Temperatur di Tempat Kerja

Tubuh manusia mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan yang terjadi diluar tubuh. Tingkat temperatur yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda sehingga dimana daerah karyawan berada akan mempengaruhi dirinya untuk dapat hidup dan beradaptasi

3. Kelembaban di Tempat Kerja

Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasanya digunakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sam antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.

4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

Oksigen merupakan gas yang diperlukan oleh mahluk hidup untuk menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan tercampur dengan gas dan bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tampat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan manusia. Selain itu disetiap ruangan juga diperlukan fentilasi ruangan agar udara didalam ruangan dapat berputar dengan baik

5. Kebisingan di Tempat Kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh

telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentuikan tingkat gangguan terhadap manusia. 6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja

Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian getaran ini sampai ketubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat mengganggu tubuh karena ketidakteraturannya, baik tidak teratur dalam intesitas maupun frekuensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekuensi ala mini beresonasi dengan frekuensi dari getaran mekanis.

7. Bau-Bauan di Tempat Kerja

Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menggangu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman karyawan.

8. Tata Warna Ditempat Kerja

Pemilihan warna perlu dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya karena warna dapat berpengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna terkadang menimbulkan rasa senang, sedih ataupun perasaan lainnya karena warna dapat merangsang perasaan manusia.

9. Dekorasi di Tempat Kerja

Dekorasi berhubungan dengan tata ruangan dan warna ruangan. Maka dari itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruangan saja, melainkan juga berkaitan dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.

10. Musik di Tempat Kerja

Musik dapat berpengaruh terhadap rasa emosional manusia. Seseorang yang sedih jika mendengarkan lagu yang sedih akan menjadi lebih sedih. Jika seseorang yang sedang sedih mendengarkan lagu yang lebi

easy-listening (lebih tenang) akan mempengaruhi emosinya menjadi lebih

tenang. Untuk itu musik dapat mempengaruhi mood karyawan dalam bekerja.

11. Keamanan di Tempat Kerja

Menurut Teori Motivasi Kebutuhan Maslow, manusia membutuhkan rasa aman. Lingkungan kerja yang aman akan membuat karyawan merasa nyaman dan tidak takut terhadap ancaman

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4

Daftar Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Peneliti 1. Friska Handayani Maruhawa, 2016 Pengaruh Kemampuan, Disiplin dan Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Karyawan PT. Fasastra Buana (Kapal Api Group) Medan Metode Analisis Regresi Linier Berganda Kemampuan, Disiplin dan Pemberian Insentif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Fasastra Buana (Kapal Api Group) Medan 2. Astri Nadira, (2015) Pengaruh Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Divisi SDM pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu Analisis Regresi Logistik dengan tingkat signifikan Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terkait (kinerja karyawan) 3 Thushel Jayaweera (2014) Impact of Work Environmental factor on Job Performance, Mediating role of Work Motivation, A Study of Hotel Sector in England Analysis for Independent and Dependent Analysis Environmental condition significantly affected job performance 4 Diana Khairani Sofian (2013) Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai BAPPEDA Analisis Regresi Linier Sederhana Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadan kinerja pegawau BAPPEDA 5 Annie F. Farunnisa, (2013) Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadapp Kinerja Analisis Regresi Linier Berganda Adanya hubungan yang signifikan anatara

Pegawai Pada Sekretariat DPRD Kota Jayapura kemampuan dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai sekretariat DPRD Kota Jayapura 6 Sari Kusuma Dewi dan Agus Frianto (2013) Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Analisis statistik inferensial parametrik analisis kausalitas Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, lingkungan kerja memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi karyawan, motivasi

Dokumen terkait