• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat diberikan dua saran sebagai berikut :

1. Bagi peneliti berikutnya di masa mendatang agar dapat memperluas atau

menambah populasi dan sampel penelitian di luar Kabupaten Labuhanbatu

Utara, seperti Kabupaten Labuhanbatu dan Kabupaten Labuhanbatu Selatan.

2. Bagi peneliti berikutnya disarankan menambah variabel lain yang berkaitan

erat secara teori terhadap variabel kualitas laporan keuangan pemerintah

daerahseperti penerapan standar akuntansi pemerintah, penerapan teknologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, sistem pengendalian intern

adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberi keyakinan

memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan

efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secara

menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Adapun

tujuan dari SPIP adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi

tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan

pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara,

dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Inti dasar dari Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 ini adalah terciptanya

suatu Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang bisa mewujudkan suatu

Adapun struktur pengendalian internal terdiri atas lima unsur pokok menurut

Bastian (2007:11). Kelima unsur pokok tersebut yaitu :

1. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian menggambarkan keseluruhan sikap organisasi yang memengaruhi kesadaran dan tindakan personel organisasi mengenai pengendalian.

2. Penaksiran resiko

Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah proses identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. Informasi dan komunikasi

Fokus utama dari kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem akuntansi adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan mencegah terjadinya salah saji potensial terhadap pernyataan manajemen dalam laporan keuangan.

4. Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memastikan pelaksanaan petunjuk yang dibuat oleh manajemen. Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas.

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja dari struktur pengendalian internal sepanjang waktu.

Berkaitan dengan laporan keuangan, sistem pengendalian intern akan berpengaruh

kepada kualitas laporan keuangan. Pengaruh pengendalian baik secara langsung

maupun tidak langsung akan tergambar pada laporan keuangan. Jika

pengendalian intern suatu organisasi efektif, maka laporan keuangan akan

disajikan secara wajar, sebaliknya jika pengendalian intern suatu organisasi tidak

efektif, maka laporan keuangan kemungkinan besar mengandung salah saji sangat

material. Pernyataan tersebut selaras dengan yang tertulis dalam ISA

(International Standard on Auditing) 315 yang menyatakan bahwa

yang material, yang disebabkan oleh kesalahan (error) maupun kecurangan

(fraud).

2.1.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia

Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan

mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya. Makna kompetensi

mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang

dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan.

Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau

standar yang digunakan ( Setyowati dan Isthika: 2014).

Wiley dalam Azhar (2007) mendefinisikan “Sumber daya manusia merupakan

pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha

mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut”.

Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang sangat

penting, oleh karena itu harus dipastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia

dilakukan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal

dalam upaya pencapaian tujuan organisasi (Sukmaningrum: 2012).

Sumber daya manusia dalam pemerintahan daerah adalah pegawai negeri sipil

daerah (PNSD). Untuk menjalankan fungsi pemerintahan daerah dibutuhkan

PNSD yang memiliki kompetensi. Untuk dapat mengelola keuangan daerah

dengan baik dan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), maka

dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang akuntansi.

2.1.3 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) adalah serangkaian prosedur mulai

dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan

pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang

dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer

(Permendagri No. 59 Tahun 2007).

Sistem akuntansi yang digunakan pada pemerintah daerah adalah desentralisasi,

yaitu dimana pembagian kekuasaan dalam perencanaan, manajemen, serta

pengambilan keputusan. Sehingga dalam struktur pemerintah daerah, setiap

satuan kerja perangkat daerah (SKPD) wajib melakukan pencatatan untuk setiap

transaksi yang terjadi di lingkungan kerja. Kegiatan akuntansi meliputi

pencatatan terhadap pendapatan, aset, belanja, serta selain kas. Proses ini

dilakukan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan dokumen-dokumen sumber

yang diserahkan oleh bendahara.

Berkaitan dengan laporan keuangan, SAKD memiliki pengaruh terhadap kualitas

laporan keuangan daerah. Setiap proses akuntansi yang terjadi di lingkungan

satuan kerja akan tercermin dalam laporan keuangan.

2.1.4 Komitmen organisasi

Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan

memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, serta berniat untuk

mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu (Ikhsan dan Ishak: 2008).

Pada pemerintahan, pegawai yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi akan

tepat. Dengan adanya komitmen organisasi akan mempertahankan kepatuhan

dalam penyajian laporan keuangan pemerintah sesuai dengan standar akuntansi

pemerintah.

Mowday, et. al. dalam Ikhsan dan Ishak (2008) menyatakan bahwa komitmen

organisasi terbangun apabila masing-masing individu mengembangkan tiga sikap

yang saling berhubungan terhadap organisasi dan atau profesi, antara lain:

1. Identifikasi, yaitu pemahaman atau penghayatan terhadap tujuan

organisasi.

2. Keterlibatan, yaitu perasaan terlibat dalam suatu pekerjaan atau perasaan bahwa pekerjaan tersebut adalah menyenangkan.

3. Loyalitas, yaitu perasaan bahwa organisasi adalah tempatnya bekerja dan tinggal.

2.1.5 Pengawasan Keuangan Daerah

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2010 tentang

Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pengawasan

keuangan daerah merupakan proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar

pemerintahan daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Melalui pengawasan, diharapkan mampu membantu melaksanakan kebijakan

yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan secara

efektif dan efisien. Bahkan dengan pengawasan dapat menjadi evaluasi sejauh

mana kerja sudah dilaksanakan, sejauh mana kebijakan pimpinan dijalankan, serta

Menurut Arfianti (2011), jenis-jenis pengawasan yang dapat dilakukan oleh

pemerintah adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan intern, pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.

2. Pengawasan ekstern, pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi.

3. Pengawasan preventif, pengawasan yang dilakukan terhadap suatu

kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.

4. Pengawasan represif, pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparatur Pengawasan Intern

Pemerintahan, pengawas atau auditor dituntut untuk memiliki pemahaman atas

sistem pengendalian intern auditi dan mempertimbangkan apakah

prosedur-prosedur sistem pengendalian intern telah dirancang dan diterapkan secara

memadai. Oleh karena itu, auditor harus memasukkan pengujian terhadap sistem

pengendalian intern auditi dalam proses auditnya.

Pengawasan keuangan daerah juga erat kaitannya dengan kompetensi sumber

daya manusia. Penempatan aparat pengelola keuangan daerah yang tepat

berdampak pada kinerja pemerintah daerah secara keseluruhan. Pengawasan

keuangan daerah juga tak terlepas dari mengawasi sistem akuntansi keuangan

daerah. Dalam proses auditnya pengawasan terhadap sistem akuntansi senantiasa

dilakukan oleh para auditor. Dalam pengawasan juga dibutuhkan komitmen.

Tidak hanya memiliki komitmen untuk melakukan pengawasan sesuai dengan

aturan, namun juga pengawasan terhadap komitmen organisasi. Apakah aparatur

Berdasarkan beberapa teori dan peraturan yang berkaitan erat dengan pengawasan

keuangan daerah, maka peneliti dapat mengemukakan hipotesis bahwa

pengawasan keuangan daerah dapat menjadi variabel pemoderasi yang mampu

mempengaruhi hubungan antara sistem pengendalian intern pemerintah,

kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah,

dan komitmen organisasi dengan kualitas laporan keuangan.

2.1.6 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)

Laporan keuangan menurut Isroah dan Nurjanah (2007) adalah laporan yang

menyajikan tentang posisi keuangan perusahaan sebagai hasil dari proses

pencatatan dan pengikhtisaran atau penggolongan dari transaksi keuangan selama

satu periode pembukuan. Sedangkan kualitas laporan keuangan pemerintah

terangkum sebagai suatu ciri khas informasi yang menjadi representasi proses

transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode, sebagai bentuk

pertanggungjawaban pemerintah kepada rakyat atas pengelolaan dana publik

(Agustina: 2015).

Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu laporan keuangan pokok

menurut PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan pada

paragrap 28 adalah sebagai berikut :

1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL)

3. Neraca

4. Laporan Operasional (LO)

6. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

Komponen-komponen tersebut disajikan oleh setiap entitas dalam pemerintahan

daerah.

Kualitas LKPD, dapat diukur melalui beberapa karakteristik. Menurut PP Nomor

71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, karakteristik kualitatif

laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam

informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Menurut PP Nomor 71

Tahun 2010 terdapat empat karakteristik yang diperlukan agar laporan keuangan

pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu relevan, andal,

dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Karakteristik tersebut diuraikan berikut

ini.

1. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relevan apabila informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Dengan demikian, informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan dengan maksud penggunaannya.

Informasi yang relevan :

a. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.

b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil masa lalu dan kejadian masa kini. c. Tepat waktu

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d. Lengkap

Informasi akuntansi keuangan pemerintah disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan

dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat dicegah.

2. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.

Informasi yang andal memenuhi karakteristik: a. Penyajian jujur

Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.

b. Dapat diverifikasi (verifibiality)

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. Netralitas

Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

3. Dapat dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

4. Dapat dipahami

Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Untuk itu, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.

Dengan demikian, dari teori-teori yang telah diungkapkan di atas menunjukkan

penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, dan komitmen organisasi mampu

mempengaruhi kualitas laporan keuangan secara simultan/parsial.

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian-penelitian terdahulu tentang beberapa faktor

yang berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Arfianti (2011) meneliti

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Informasi Pelaporan Keuangan

Pemerintah Daerah (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten

Batang)”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sistem pengendalian

intern berpengaruh positif signifikan terhadap keandalan pelaporan keuangan

pemerintah daerah, sedangkan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan

teknologi informasi, dan pengawasan keuangan daerah tidak berpengaruh.

Disamping itu, kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi

informasi berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan

keuangan pemerintah daerah, sedangkan pengawasan keuangan daerah tidak

berpengaruh.

Sukmaningrum (2012) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi

Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang)”. Hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan

terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan

kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh. Kompetensi sumber daya

manusia tidak berpengaruh signifikan dikarenakan kurangnya sumber daya

digunakan sebagai pemoderasi hubungan antara kompetensi sumber daya manusia

dan sistem pengendali intern terhadap kualitas informasi laporan keuangan.

Aryani (2013) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

Satuan Kerja Mitra KPPN Medan II”. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa

Penerapan standar akuntansi pemerintah, kualitas sumber daya manusia, sistem

pengendalian intern, komitmen organisasi dan pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh secara simultan maupun secara parsial terhadap kualitas laporan

keuangan kementerian Negara/lembaga satuan kerja mitra KPPN Medan II.

Mahaputra dan Putra (2014) meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor yang

Memengaruhi Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah”.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kapasitas sumber daya manusia,

pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah, sistem pengendalian intern dan

implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan

pada kualitas informasi pelaporan keuangan di SKPD Kabupaten Gianyar.

Nurillah (2014) meneliti tentang “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), Pemanfaatan Teknologi

Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada SKPD Kota Depok)”. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa kompetensi SDM, penerapan SAKD, pemanfaatan

teknologi informasi dan sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah

Agustina (2015) meneliti tentang “Pengaruh Pengendalian Intern, Pemanfaatan

Teknologi Informasi, dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas

Laporan Keuangan dengan Pengawasan Keuangan Daerah sebagai variabel

Pemoderasi (Studi pada Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang)”. Hasil dari

penelitian ini menyimpulkan bahwa :

Pertama, pengendalian intern, pemanfaatan teknologi informasi dan kompetensi

sumber daya manusia secara parsial dan simultan berpengaruh positif signifikan

terhadap kualitas laporan keuangan, dan kedua, pengawasan keuangan daerah

mampu menjadi variabel pemoderasi bagi hubungan pengendalian intern,

pemanfaatan teknologi informasi, dan kompetensi sumber daya manusia dengan

kualitas laporan keuangan pada pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang.

Pramudiarta (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya

Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern

terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Entitas Akuntansi Pemerintah

Daerah (Studi Persepsi Pegawai SKPD di Kabupaten Batang dan Kabupaten

Kendal)”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kompetensi SDM dan sistem

pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap nilai informasi pelaporan keuangan entitas akuntansi. Sedangkan

pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh positif terhadap nilai

informasi pelaporan keuangan entitas akuntansi.

Untary (2015) meneliti tentang “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi, Sistem

Pengendalian Intern dan Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas

Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang)”. Hasil penelitian ini

menyimpulkan sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian intern, dan

kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh positif terhadap laporan

keuangan daerah sedangkan faktor eksternal tidak memoderasi pengaruh antara

variabel sistem informasi akuntansi, sistem pengendalian intern dan kompetensi

sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Ringkasan

review penelitian terdahulu tercantum pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Ringkasan Review Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti /

Tahun

Variabel Hasil Penelitian

1. Arfianti (2011)

Skripsi

Variabel Independen: Kualitas SDM, Pemanfaatan teknologi informasi, Sistem pengendalian intern,

Pengawasan keuangan daerah

Variabel Dependen: Keandalan dan ketepatan waktu laporan keuangan.

Sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap keandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi

informasi, dan pengawasan keuangan daerah tidak berpengaruh. Disamping itu, kualitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan pengawasan keuangan daerah tidak berpengaruh. 2. Sukmaningrum

(2012)

Skripsi

Varibel Independen: Sistem pengendalian intern, Kompetensi sumber daya manusia.

Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan.

Variabel Moderasi: Faktor eksternal.

Sistem pengendalian

internberpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh. Faktor eksternal tidak dapat digunakan sebagai pemoderasi hubungan

antarakompetensi sumber daya manusia dan system pengendalian intern terhadap kualitas informasi laporan keuangan.

3. Aryani (2013)

Tesis

Variabel Independen: SAP, Kualitas SDM, Sistem pengendalian intern, Komitmen organisasi, Pemanfaatan teknologi informasi.

Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan.

Penerapan SAP, kualitas SDM, sistem pengendalian intern, komitmen organisasi dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

kementerian negara/lembaga satuan kerja mitra KPPN Medan II.

Lanjutan Tabel 2.1

Ringkasan Review Penelitian Terdahulu

4. Mahaputra dan Putra (2014)

Jurnal

Variabel Independen: Kapasitas sumber daya manusia, Pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah, Sistem pengendalian intern, Implementasi standar akuntansi pemerintah.

Variabel Dependen: Kualitas informasi laporan keuangan.

Kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah, sistem pengendalian intern dan implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh pada kualitas informasi pelaporan keuangan di SKPD Kabupaten Gianyar.

5. Nurillah (2014)

Skripsi

Variabel Independen: Kompetensi sumber daya manusia, Penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, Pemanfaatan teknologi informasi, Sistem pengendalian.

Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Kompetensi SDM, penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh terhadap kualitas laporan keuanganpemerintah daerah.

6. Agustina (2015) Tesis Variabel Independen: Pengendalian intern, Pemanfaatan teknologi informasi, Kompetensi sumber daya manusia.

Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan.

Pengendalian intern, pemanfaatan teknologi informasi dan kompetensi SDM berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan, dan pengawasan keuangan daerah mampu menjadi variabel pemoderasi bagi hubungan pengendalian intern, pemanfaatan teknologi informasi, dan kompetensi SDM dengan kualitas laporan keuangan pada Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang

7. Pramudiarta (2015)

Skripsi

Variabel Independen: Kompetensi sumber daya manusia, Pemanfaatan teknologi informasi, Sistem pengendalian intern.

Variabel Dependen: Nilai informasi pelaporan keuangan entitas akuntansi pemerintah daerah.

Kompetensi SDM dan sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan entitas akuntansi. Sedangkan pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan entitas akuntansi.

8. Untary (2015)

Skripsi

Variabel Independen: Sistem informasi akuntansi, Sistem pengendalian intern, Kompetensi SDM.

Variabel Dependen: Kualitas laporan keuangan.

Variabel Moderasi:

Semua variabel independen sistem informasi akuntansi, sistem

pengendalian intern, dan kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh terhadap laporan keuangan daerah sedangkan faktor eksternal tidak memoderasi pengaruh antara variabel independen denngan variabel

Sumber: Berbagai jurnal ilmiah, 2016

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

Kerangka konseptual akan menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel

yang diteliti yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel pemoderasi.

Kerangka penelitian ini digunakan untuk mempermudah jalan pemikiran terhadap

permasalahan yang dibahas. Adapun kerangka konseptual penelitian ini

digambarkan melalui model penelitian pada gambar 2.1.

H1

H2

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis

X1 (Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah)

X2 (Kompetensi

Sumber Daya Manusia)

X3 (Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah) X4 (Komitmen Organisasi) Y (Kualitas Laporan Keuangan) Z (Pengawasan Keuangan Daerah)

2.3.1 Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Komletensi Sumber Daya Manusia, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, dan Komitmen Organisasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Untuk pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah terhadap kualitas laporan

keuangan, peneliti mengacu pada penelitian Nurillah (2014) yang menyatakan

bahwa sistem pengendalian intern pemerintah mempunyai pengaruh positif dan

signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.

Dokumen terkait