• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Sebaiknya menghindari hal-hal yang membuat mereka merasa cemas menjelang ujian. Siswa memanfaatkan terapi SEFT yang sangat sederhana dan praktis untuk menurunkan tingkat kecemasan.

2. Bagi Guru dan Masyarakat

Perlu ada upaya dari bapak/ ibu guru di SMAN 1 Kasihan serta masyarakat untuk memahami kecemasan serta membantu menurunkan tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa-siswi serta dengan memanfaatkan terapi SEFT untuk menanggulangi kecemasan dan membantu siswa-siswi menjadi lebih tenang dalam menghadapi ujian.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat pengaruh terapi SEFT, dengan menerapkan pada siswa-siswi kelas 3 SMA yang akan melaksanakan ujian yang lebih berat, yaitu Ujian Nasional.

46

Agustiar, Wisnawati., Asmi, Yuli.. (2010). Kecemasan Menghadapi Ujian

Nasional, Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XII SMAN “X” Jakarta

Sealatan. (online). Ejurnal.esaunggul.aci.id. di akses 16 maret 2015.

Arikunto, Syharni. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Armasari, Kurnia. D. (2012).Penerapan Model Konseling Behavioral Dengan Teknik Desinsitasi Untuk Meminimalisasi Tingkat Kecemasan Dalam Proses Pembelajaran.(online) ejurnal.undiksha.ac.id. di akses 16 maret 2015

Both, E., Strwart, A., Carryer, A. (2012). Emotional Freedom Technique (EFT) in reducing Presentation Expression Anxiety Syndrom (PEAS) in University student. Staffordshire University.

Derison Marsinova Bakara, Yusniarita, Yati Sutriyanti (2012) Pengaruh Intervensi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Terhadap Tingkat Depresi, Kecemasan, Dan Stress Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik.(online).www.academia.edu. di akses 16 maret 2015.

Direja, Ade H S. (2011).Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.

Durland, Mark V., Barlow, David H (2006) Intisari Psikologi Abnormal. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Ending Warsiki dan Lestari Soeharjono.(2008). Kecemasan Pada Anak Remaja. (online), http://www.kalbe.co.id/files /cdk/files/15. Di akses 11 april 2015 Hawari, Dadang (2009). Psikometri Alat Ukur (Skala) Kesehatan Jiwa. Jakarta:

FKUI.

Hawari, Dadang. (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI. Hidayat, A. 2007.Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika.

Irmayanti, Dwi F., Warsito, Hadi (2010). Penerapan Strategi Relaksasi Untuk Mengurangi Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Ujian. (online),

Jiwo, tirto.(2012). Anxiety. (online) http://Tirtojiwo.org. di akses 24 maret 2015. Kaplan, H.I., Sadock, B.J., (2010). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku

Psikiatri Klinis. Jakarta: Binaputra Aksara.

Kurnia, Ana., Hermawati, Erna., Fanani, Moh., (2012).Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Remaja dengan Ciri Kepribadian Introvert dan Ekstrovert di Kelas X SMA NEGERI 4 SURAKARTA. Karya Tulis Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Solo.

Maramis (2009).Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Erlangga University Press.

Notoatmodjo, S. ( 2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nufirwan (2010).Siapa Bilang Saya Tidak Bisa Kaya Dan Sukses. Jakarta: Alex

Media Komputindo.

Papalia., Olds., Fielman. (2007). Human Development. New York: Graw Hill Inc. Pitaloka, Ardiningtyas. (2007). Menelusuri Kecemasan Pada Anak Remaja.

(online) ,(http:www.e.psikologi.com. di akses 11 April 2015). Puri, B K.,et.al (2011). Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: EGC.

Puspitasari, A,I., (2010).Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Peran Konselor Sekolah dengan Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Kelas IX SMPN 22 Semarang.Karya Tulis Ilmiah. Semarang.

Ramaiah, S. (2003).Kecemasan, Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Yayasan Obor Indonesia.

Sears, Freedman, Peplau. (1985). Social Psychology 5thed. London: Prentice-Hall Inc.

Semun, Yustinus. (2006). Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Kaninus. Yogyakarta.

Shives, Louise R. (2005) Basic Concept of Psychiatry Mental Health Nursing. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, Baltiore, New York.

Supriyantini, S. (2010).Perbedaan Kecemasan Dalam Menghadapi Ujian Antara Siswa Program Reguler Dengan Siswa Program Akselerasi.

Tresna, I Gede., (2010). Efektivitas Konseling Behavioral dengan Teknik Desensitisasi Sistematis untuk Mereduksi Kecemasan Menghadapi Ujian: Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Ajaran 2010/2011 (Doctoral dissertation, Universitas pendidikan indonesia). Wicaksono, I., (1992) “Ansietas pada Wartawan Anggota PWI cabang

Yogyakarta” Karya Tulis untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai

Derajat Spesialis I Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa, Yogyakarta: Laboratorium Ilmu Kedokteran Jiwa, FK UGM.

Yates, William R. (2014) Anxiety Disorder. Emedical Medscape.

Zainuddin, Ahmad. F., (2009) SEFT Spiritual Emotiolan Freedom Technique.Jakarta: Afzan Publishing.

Zakiyah, Z. (2014). Pengaruh dan Efektifitas Cognitive Behaviorsl Therapy (CBT) Berbasis Komputer Terhadap Klien Cemas dan Depresi. E-Journal Widya Kesehatan dan Lingkungan, 1(1)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Usia :

Jenis kelamin :

Alamat :

Bersedia ikut menjadi responden untuk penelitianyamh berjudul pengaruh metode SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan kecemasan bagi siswa SMA dalam menghadapi ujian di SMA 1

Kasihan.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh metode SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap tingkat kecemasan (anxiety level) siswa kelas 2 SMA menjelang ujian.

Dengan alasan apapun apabila saya menghendaki maka saya berhak membatalkan surat persetujuan ini. Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada unsur paksaan.

Yogyakarta, 2015

Yang membuat pernyataan Mengetahui,

Peneliti

Aziz akhmad ( ) (20120310104)

T-MAS

(Taylor Manifest Anxiety Scale)

Data Responden: Nama : Umur : Jenis kelamin : Kelas : Tanggal pengisian : PETUNJUK:

Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban (Ya), bila pertanyaan dibawah ini sesuai dengan perasaan dan keadaan Anda, dan berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban (Tidak). Bila bila pernyataan dibawah tidak sesuai yang Anda rasakan atau keadaan Anda.

Pernyataan ini Anda rasakan sedikitnya 1 bulan dalam 6 bulan terakhir

Ya tidak

1 Saya tidak cepat lelah ( ) ( )

2 Saya terganggu oleh rasa mual dan muntah ( ) ( ) 3 Menurut saya, saya tidak lebih gugup dari pada orang lain ( ) ( ) 4 Saya jarang sekali sakit kepala ( ) ( ) 5 Saya bekerja dalam ketegangan yang sangat besar ( ) ( ) 6 Saya merasa sukar memusatkan perhatian pada suatu pekerjaan ( ) ( ) 7 Ternyata saya sering merisaukan sesuatu ( ) ( ) 8 Tangan saya sering gemetar bila saya mencoba melakukan

sesuatu

( ) ( )

9 Aku tersipu-sipu (wajah saya merah karena malu) tidak lebih dari orang lain

10 Saya suka mencret-mencret sebulan sekali atau lebih ( ) ( ) 11 Saya sering riasu tentang kemungkinan kecemasan ( ) ( ) 12 Wajah saya tak pernah tersipu (menjadi merah karena malu) ( ) ( ) 13 Saya sering takut tersipu-sipu ( ) ( ) 14 Saya bermimpi buruk beberapa malam sekali ( ) ( ) 15 Tangan dan kaki saya biasanya cukup hangat ( ) ( ) 16 Saya udah berkeringat walaupun udara dingin ( ) ( ) 17 Kadang-kadang bila malu dan tersinggung saya mandi keringat

dan hal ini sangat mengganggu

( ) ( )

18 Saya jarang memperhatikan jantung saya berdebar-debar dan saya jarang sekali sesak nafas

( ) ( )

19 Saya hampir selalu merasa lapar ( ) ( ) 20 Saya jarang sekali terganggu sembelit ( kesukaran buang air

besar)

( ) ( )

21 Saya sering menderita sakit perut ( ) ( ) 22 Kadang-kadang saya begitu tegang sehingga sulit tidur ( ) ( ) 23 Tidur saya sering terganggu dan terjaga ( ) ( ) 24 Saya sering bermimpi tentang hal-hal yang paling baik

kurahasiakan sendiri

( ) ( )

25 Saya mudah sekali menjadi canggung (kikuk) ( ) ( ) 26 Saya lebih perasa daripada kebanyakan orang lain ( ) ( ) 27 Saya merisaukaun soal uang dan pekerjaan ( ) ( ) 28 Saya ingin dapat berbahagia seperti orang lain ( ) ( ) 29 Biasanya saya tenang dan tak mudah menjadi gelisah ( ) ( )

30 Saya mudah menangis ( ) ( )

32 Pada umumnya saya cukup senang ( ) ( ) 33 Saya merasa gelisah bila harus menunggu ( ) ( ) 34 Pada saat-saat tertentu saya merasa gelisah sekali, sehingga

tidak dapat duduk tenang

( ) ( )

35 Ada kalanya saya tidak dapat tidur karena risau ( ) ( ) 36 Kadang-kadang saya merasa bahwa bahwa kesulitan-kesulitan

begitu bertumpuk sehingga saya tidak dapat mengatasinya

( ) ( )

37 Saya harus mengkui kadang-kadang saya merasa risaudiluar batas sesuatu yang sebenarnya tidak begitu penting

( ) ( )

38 Dibandingkan dengan teman-teman saya, saya sedikit sekali mempunyai rasa takut

( ) ( )

39 Saya takut dengan benda dan orang yang saya ketahui tidak akan membahayakan diri saya

( ) ( )

40 Ada kalanya saya merasa tidak berguna sama sekali ( ) ( ) 41 Saya tidak dapat memusatkan perhatian pada suatu hal saja ( ) ( ) 42 Saya cenderung menganggap segala sesuatu secara

sungguh-sungguh (serius)

( ) ( )

43 Saya sangat yakin dengan diri saya sendiri ( ) ( ) 44 Saya adalah orang yang selalu tegang ( ) ( ) 45 Pada umumnya hidup ini kurasakan berat ( ) ( ) 46 Kadang-kadang saya merasa tidak berguna ( ) ( ) 47 Saya memang kurang kepercayaan pada diri sendiri ( ) ( ) 48 Kadang-kadang saya merasa bahwa seolah-olah saya akan

menjadi gila

( ) ( )

49 Saya mundur ketakutan ketika menghadapi krisis atau kesulitan ( ) ( ) 50 Saya menghargai diri saya sendiri secara wajar ( ) ( )

Skala Persepsi Pasien Tentang Kecemasan Data Responden: Nama : Umur : Jenis kelamin : Kelas : Tanggal pengisian : 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 = tidak cemas 10= sangat cemas

Level of Anxietyby Exam for High School Student in SMA Negeri 1 Kasihan

Aziz Akhmad1 , Oryzati2

1

Mahasiswa Program Pendidikan Dokter 2012, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Yogyakarta,

Email : aziz_hagget@yahoo.co.id 2

Dosen Program Studi Pendidikan Dokter 2012, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Abstract

Anxiety is a psychological problem shown by being anxious about

something that an individual feels bad about. Spiritual Emotional Freedom

Technique (SEFT) method is a new method that is still in ongoing experiment

process. It is a solution to solve several physical and emotional problems. SEFT

method can be applied to many kinds o f aspects, such as in school environment

applied by teachers to their students who experience the anxiety. This research

is aimed to analyze effect of SEFT method in decreasing level of anxiety for

senior high school students who will face an exam.

This research had used quasi experimental design with two group

pretest-posttest with control group in SMA Negeri 1 Kasihan from October 2015 to

February 2016. This research instrument used Taylor Manifest Anxiety Scale

(TMAS).

Wilcoxon was used to get the results of this research. The following

statements are the results. 34 students (48,6%) experienced the decreasing level

of anxiety in a therapy while 21 students (30%) experienced it in a control

group. On the other hand, 4 students (5,7%) still experienced permanent

anxiety.In short, there are several meaningful effects before and after applying

therapy that used SEFT (p=0,00).

Keywords : Anxiety, SEFT, Spiritual Emotional, Freedom Technique,

Kecemasan merupakan sebuah masalah psikologis yang ditunjukan

dengan sikap khawatir terhadap suatu hal yang dipersepsikan kurang baik oleh

individu. Metode SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) merupakan

metode baru dan masih dalam proses eksperimen yang berkelanjutan sebagai

solusi untuk mengatasi berbagai masalah fisik dan emosi. Metode SEFT dapat

diterapkan di berbagai bidang salah satunya dilingkungan sekolah yang dapat

diterapkan oleh Guru kepada muridnya yang mengalami kecemasan. Tujuan

penelitian ini untuk menganalisis pengaruh metode SEFT terhadap penurunan

tingkat kecemasan bagi siswa SMA yang akan menghadapi ujian.

Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan

rancangan two group pretest-posttest with control group design di SMA Negeri

1 Kasihan dari bulan Oktober 2015 sampai Februari 2016. Instrumen penelitian

ini menggunakan kuisioner Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS).

Hasil penelitian ini menggunakan Wilcoxon, didapatkan hasil 34 (48,6%)

siswa mengalami penurunan kecemasan pada terapi dan 21 (30%) siswa pada

kelompok kontrol, Sedangkan 11(15,7%) siswa mengalami peningkatan

kecemasan pada kelompok kontrol, dan sebanyak 4 (5,7%) siswa mengalami

kecemasan tetap. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan terapi dengan

menggunakan metode SEFT dimana nilai p=0,00

Kata kunci : Kecemasan, SEFT, Spiritual, Emotional, Freedom Technique,

masalah psikologis yang ditunjukkan dengan sikap khawatir terhadap suatu hal yang dipersepsikan kurang baik oleh individu. Kecemasan bisa berupa kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak jelas1.

Kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan, apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya2.

Namun kecemasan yang biasanya bermanfaat untuk bertahan hidup justru menimbulkan hal-hal negatif dalam kehidupan kita.Hal ini tidak jadi masalah bila kecemasan hanya terjadi untuk sementara waktu.Bila kecemasan itu berlangsung cukup lama, kita mulai mencemaskan rasa cemas itu sendiri. Akibatnya, kita takut menghadapi kecemasan di dalam diri kita, sehingga Perbandingan kecemasan antara wanita dan pria adalah 2 banding 1 dan diperkirakan orang yang menderita

mencapai5% dari jumlah penduduk. Dan sekitar 2% - 4% diantara penduduk di suatu daerah pernah mengalami kecemasan3.

Padatnya jadwal pelajaran pada siswa SMA dapat memicu kecemasan. Kacemasan dalam menghadapi ujian dapat dipicu oleh beberapa hal diantaranya kondisi badan, pikiran, dan perasaan yang tidak terkendali. Akibat yang ditimbulkan oleh kecemasan tersebut adalah kesulitan untuk berkonsentrasi, kebingungan dan kewaspadaan yang berlebihan terhadap suatu masalah yang akan dihadapinya yang akan menyebabkan siswa menjadi gugup saat menghadapi ujian tersebut.

Kecemasan yang terjadi pada siswa yang akan menghadapi ujian adalah normal, namun sejauh mana siswa tersebut dapat mengatasi rasa cemasnya, tergantung pada kemampuan siswa tersebut untuk merespon kecemasan yang dialaminya. Seperti misalnya lebih meningkatkan lagi porsi belajarnya dengan ikut bimbingan belajar atau dengan mengadakan belajar kelompok4.

SEFT dikembangkan dari Emotional Freedom Technique (EFT), oleh Gary Craig (USA), yang saat ini sangat populer di Amerika, Eropa, & Australia sebagai solusi tercepat dan

masalah fisik, dan emosi, serta untuk meningkatkan performa kerja. Saat ini EFT telah digunakan oleh lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia5.

Metode SEFT merupakan metode baru dan masih dalam proses eksperimental yang berkelanjutan dan dapat diterapkan di berbagai bidang salah satunya di lingkungan sekolah yang dapat diterapkan oleh Guru kepada muridnya yang mengalami gangguan emosi seperti bandel, sukar konsentrasi, malas belajar, cemas berlebihan, dsb6.

Bahan dan Cara

Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design dengan menggunakan rancangan two group pretest-post test with control group design. Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Arikunto (2010) yaitu jika jumlah populasi lebih dari 100 orang maka besar sampel dapat diambil sebanyak 10-15%7. Sehingga jumlah dalam penelitian ini adalah : 15/100 X 234 = 35,1 jika dibulatkan menjadi 35 orang sampel terapi dan ditambah 35 sampel kontrol sehingga jika ditotal menjadi 70 orang sampel. Adapun teknik pengambilan sampelnya adalah stratified random sampling pengambilan sampel secara acak sehingga setiap siswa berkesempatan menjadi responden.

menggunakan kuisioner Taylor

Manifest Anxiety Scale (TMAS).

Instrumen Taylor Manifest Anxiety Scale ini terdiri dari dari 50 buah pertanyaan

dengan dua alternatif jawaban yaitu “ya” atau “tidak” yang ditulis dalam bentuk favourable dan unfavourable. Untuk menilai masing-masing item pada skala TMAS tergantung dari jenis pertanyaannya. Pertanyaan dengan item favourable diberi skor 1 jika kelompok menjawab

“ya” dan diberi skor 0 jika kelompok

menjawab “tidak” demikian

sebaliknya.Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin tinggi pula tingkat kecemasannya. Skor yang diperoleh kemudian digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu:

<7 : Kecemasan Rendah 7-21 : Kecemasan Sedang >21 : Kecemasan Tinggi

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Kasihan, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Tempat ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena lokasinya dekat (± 3km), dan mudah di akses oleh peneliti. Disamping itu, SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga memudahkan peneliti mendapatkan kelompok penelitian yang

mempersiapkan Ujian Nasional dan kelas 1 masih dalam tahap adaptasi di lingkungan sekolah, sehingga peneliti memberikan terapi SEFT pada siswa kelas 2 yang akan melaksanakan Ujian Semester.

Tabel 1. Tingkat Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Tingkat kecemasan F % Ringan 40 17,1 Sedang 112 47,9 Berat 82 35 Total 234 100

Terdapat 112 siswa(47,9%) yang mengalami tingkat kecemasan sedang dalam menghadapi ujian dan 82 (35%) siswa yang mengalami kecemasan berat. Dari 82 siswa yang mengalami kecemasan berat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 70 siswa.

Sebanyak 70 sampel yang memenuhi kriteria dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, kelompok kontrol dan kelompok terapi SEFT. Dalam pembagian kedua sampel dilakukan tes homogenitas untuk mengetahui varian dari kedua kelompok sama atau berbeda. Dari perhitungan didapatkan nilai uji homogenitas sebesar

atau sejenis.

Tabel 2. Jenis Kelamin Kelompok Jenis

kelamin

Kontrol Terapi Total n Persentase (%) n Persentase (%) Perempuan 19 54,3 26 74,3 45 Laki-laki 16 45,7 9 25,7 25 70 Tabel 3. Umur Kelompok

Usia Kontrol Terapi Total n Persentase (%) N Persentase (%) ≤16 23 56,7 29 82,9 52 >16 12 34,3 6 17,1 18 total 35 100 35 100 70

Jenis kelamin perempuan pada penelitian ini lebih banyak dibanding laki-laki yaitu sebanyak 19 siswa (54,35%) pada kelompok kontrol dan 26 siswa (74,3%) pada kelompok terapi dan

kelompok dengan kriteria umur ≤16 tahun

lebih banyak dibandingkan dengan umur >16 tahun yaitu sebanyak 23 siswa (56,7%) pada kelompok kontrol dan 29 siswa (82,9%) pada kelompok terapi. Tabel 4. Kecemasan kelompok kontrol dan terapi SEFT

Menurun Tetap emeningkat Total

Kontrol 21 3 11 35

Terapi 34 1 0 35

Total 70

Penelitian ini didapatkan jumlah sebanyak 55 siswa yang mengalami penurunan tingkat kecemasan dari jumlah total sampel. Pada kelompok ini sebanyak 21 siswa merupakan kelompok kontrol dan 34 siswa merupakan kelompok yang diterapi SEFT. Sementara didapatkan hasil dengan peningkatan kecemasan tetap artau tidak berubah sebanyak 3 orang dari sampel kontrol dan 1 orang dari kelompok terapi SEFT. Pada sampel kontrol didapatkan 11 siswa mengalami tingkat kecemasan yang meningkat pada hasil posttest dibandingkan hasil pretest.

Tabel 5. Hasil Uji Wilcoxon Sig pre-post z Kontrol 0,64 -1,856 Terapi 0,00 -5,090

Dari tabel 7 didapatkan hasil signifikansi pretest dan posttest kelompok kontrol sebesar 0,64 dengan nilai z -1,856 dan dari kelompok terapi didapatkan signifikansi sebesar 0,00 dengan nilai z -5,090. Sedangkan hasil signifikansi perubahan antara kelompok kontrol dan terapi sebesar 0,00 dengan nilai z -4,705. Tabel 6. Hasil uji mann-whitney

Pretest 0,00 Posttest 0,00

Hasil signifikansi pretest dan posttest kelompok kontrol sebesar 0,64 dengan nilai z -1,856 dan dari kelompok terapi didapatkan signifikansi sebesar 0,00 dengan nilai z -5,090. Sedangkan hasil signifikansi perubahan antara kelompok kontrol dan terapi sebesar 0,00 dengan nilai z -4,705

Diskusi

Kelompok penelitian sebagian besar adalah perempuan, lebih banyak dibanding laki-laki yaitu 45 siswa (64,3%). Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan individu. Bahkan jenis kelamin perempuan pada umumnya mempunyai prevalensi paling tinggi dan juga lebih rentan daripada laki-laki.

Terdapat penurunan tingkat kecemasan pada kelompok kontrol sebanyak 21 orang dengan rincian 14 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki, sedangkan pada kelompok yang diberi terapi SEFT dengan hasil penurunan tingkat kecemasan sebanyak 34 dari 35 siswa. Hal ini membuktikan bahwa terapiSEFT dapat mengurangi kecemasan pada siswa dalam menghadapi ujian

karena siswa tersebut tidak melakukan hal-hal yang dapat menurunkan tingkat kecemasan. Sebanyak 1 siswa dari 35 siswa yang dilakukan terapi SEFT tidak mengalami perubahan tingkat kecemasan

Dari 35 siswa kontrol didapatkan 11 siswa yang mengalami peningkatan kecemasan. Peningkatan kecemasan dapat diakibatkan karena berbagai faktor seperti tekanan yang dapat berasal dari dalam ataupun luar individu siswa yang muncul sehari-hari yang tidak diatasi sehingga terakumulasi dan berlangsung lamasehingga menyebabkan kecemasan yang berlebihan.

Signifikansi hasil pretest dan posttestkelompok kontrol dengan menggunakan uji wilcoxondidapatkan nilai 0,64 yang mendakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok pretest dan posttest. Sedangkan signifikansi hasil pretest danposttestkelompok terapi didapatkan nilai 0,00 yang menandakan bahwa terdapat perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan terapi SEFT.

didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,00 yang menandakan bahwa dari hasil tersebut terdapat perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok kontrol dengan terapi SEFT hal ini dikarenakan nilai rata-rata kecemasan pada kelompok terapi lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kecemasan pada kelompok kontrol. Sedangkan perbandingan dengan menggunakan uji mann-whitney pada saat posttest didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,00 yang menandakan bahwa terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan terapi SEFT. Dengan demikian kelompok terapi SEFT mengalami penurunan kecemasan lebih besar dibandingkan pada kelompok kontrol.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas, terdapat pengaruh yang signifikan antara sebelum dan sesudah terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) terhadap penurunan tingkat kecemasan pada Siswa-Siswi SMA dalam menghadapi Ujian.Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) efektif dalam penurunan tingkat kecemasan pada Siswa-Siswi SMA dalam menghadapi Ujian di SMAN 1 Kasihan.

Saran yang dapat diberikan oleh penulis sehubungan dengan penelitian imi adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa dapat menerapkan terapi ini untuk menurunkan tingkat kecemasan dan menghindari hal-hal yang membuat mereka merasa cemas menjelang ujian.

2. Bagi Guru dan Masyarakat

Perlu ada upaya dari bapak/ ibu guru di SMAN 1 Kasihan serta masyarakat untuk memahami kecemasan serta membantu menurunkan tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa-siswi serta dapat memanfaatkan metode SEFT untuk menanggulangi kecemasan serta dapat membantu siswa-siswi menjadi lebih tenang dalam menghadapi ujian.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat keefektifitasan metode SEFT,dengan menerapkan pada siswa-siswi kelas 3 SMA yang akan melaksanakan Ujian Nasional.

1. Armasari, Kurnia. D. (2012).Penerapan Model Konseling Behavioral Dengan Teknik Desinsitasi Untuk Meminimalisasi Tingkat Kecemasan Dalam Proses Pembelajaran.(online)

ejurnal.undiksha.ac.id. di akses 16 maret 2015

2. Kaplan, H.I., Sadock, B.J., (2010). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Prilaku Psikiatri Klinis. Jakarta: Binaputra Aksara 3. Hawari, Dadang. (2011).

Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI.

4. Agustiar, Wisnawati., Asmi, Yuli.. (2010). Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional, Motivasi Belajar

Pada Siswa Kelas XII SMAN “X”

Jakarta Sealatan. (online). Ejurnal.esaunggul.aci.id. di akses 16 maret 2015.

5. Nufirwan (2010).Siapa Bilang Saya Tidak Bisa Kaya Dan Sukses. Jakarta: Alex Media Komputindo. 6. Zainuddin, Ahmad. F., (2009)

SEFT Spiritual Emotiolan Freedom Technique.Jakarta: Afzan Publishing.

7. Arikunto, Syharni. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Level of Anxietyby Exam for High School Student in SMA Negeri 1 Kasihan

Dokumen terkait