• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN KOMBINASI DERIVAT KALKON BERSUBSTSITUEN BROMO DAN DOKSORUBISIN PADA PENGOBATAN KANKER PAYUDARA

Bidang Teknik Invensi :

Invensi ini berhubungan dengan penggunaan senyawa

1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on tunggal dan kombinasinya dengan agen ko-kemoterapi doksorubisin sebagai antikanker pada sel kanker payudara.

Latar Belakang Invensi

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker penyebab kematian di dunia setelah kanker paru-paru, perut, hepar, dan kolon dengan insidensi sebesar 502.000 kasus (WHO, 2006). Di Indonesia, pravalensi kanker payudara menduduki peringkat ke-2 setelah kanker leher rahim dan merupakan penyebab kematian utama pada wanita. Dari semua kasus kanker pada wanita Indonesia, pada tahun 1991 kasus kanker payudara mencapai 17,77% (Tjindarbumi and Mangunkusumo, 2002).

Beberapa metode untuk pengobatan kanker telah dilakukan, diantaranya pembedahan, kemoterapi dan

penyinaran (radiasi). Namun, masing-masing metode

mempunyai kelemahan, sehingga tingkat keberhasilannya masih rendah (King, 2000). Kegagalan yang sering terjadi pada pengobatan melalui kemoterapi disebabkan karena rendahnya selektivitas obat anti kanker dan adanya fenomena resistensi sel kanker terhadap agen

kemoterapi (drug-resistence) (Wong et al., 2006). Oleh

karena itu, pengembangan dan penemuan pengobatan

kanker,khususnya kanker payudara perlu terus

75

Diantara agen kemoterapi kanker yang telah menimbulkan resistensi adalah doksorubisin. Senyawa golongan antrasiklin ini diberikan pada berbagai jenis kanker. Selain menimbulkan resistensi, doksorubisin dapat menyebabkan kardiotoksisitas pada penggunaan jangka panjang (Ferreira et al., 2008). Salah satu alternatif untuk mengatasi resistensi adalah kombinasi agen kemoterapi dengan agen kemopreventif sehingga dapat meningkatkan keberhasilan terapi.

Kalkon (1,3-difenilpropen-1-on) adalah jenis keton

dengan ikatan tidak jenuh yang telah banyak di

teliti sebagai senyawa terapetika, khususnya sebagai

obat antitumor. Oleh karena aktivitasnya sebagai ”high

therapeutic index”, kalkon di anggap sebagai ”the new era of medicines” dalam kapasitasnya sebagai antitumor,

antibakterial, dan anti-inflamatory (Afzal et al.,

2008). Disebutkan pula bahwa sebagian besar target utama dari senyawa-senyawa kalkon adalah mempengaruhi

daur sel (Boumendjel et al., 2009). Shen et al, 2007

telah membuktikan bahwa struktur dasar kalkon

(1,3-difenilpropen-1-on) mampu menghambat aktivasi nuclear

factor kappa (NF-B). Penghambatan aktivasi NF-B

tersebut menyebabkan adanya induksi apoptosis,

penghambatan siklus sel, dan menurunkan ekspresi Bcl-XL

sebagai downstream target dari NF-B pada kultur sel

kanker kandung kemih T24 dan HT-1376, serta sel

payudara MCF-7 dan MDA-MB-231 (Hsu et al., 2006).

Beberapa senyawa derivat kalkon yang mengandung gugus

hidroksi pada posisi para seperti broussochalcone A;

xanthoangelol D; butein; isoliquiritigenin;

licochalcone A; isoliquiritigenin 2’-metil eter, dan

76 et al., 2011).

Penelusuran terhadap beberapa paten menunjukkan bahwa beberapa derivat kalkon telah digunakan dalam pengobatan kanker, seperti pada United States Patent US

6,498,195 B2 “Use of 1

-Propanone-1-(2,4-dihydroxyphenyl)-3-hydroxy-hydroxyphenyl as

anticarcinogenic agent”, United States Patent US 7,872,029 B2 “Chalcone and its analogs as agent for the inhibition of angiogenesis and related disease states”.

Arty et al., (2013), telah mensintesis senyawa

derivat kalkon bersubtituen bromo, yaitu 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on (Gambar 1). Senyawa ini terbukti memiliki aktivitas

antioksidan yang tinggi dan berpotensi sebagai

antikanker pada sel kanker leher rahim.

Invensi ini menggunakan senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on baik tunggal maupun kombinasinya dengan agen ko-kemoterapi doksorubisin sebagai antikanker pada sel kanker payudara T47D. Pengujian sebagai antikanker dilakukan dengan uji sitotoksik menggunakan MTT

{3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)-2,5-difenil tetrazolium

bromida}. Perhitungan sitotoksisitas kombinasi

digunakan Combination Index (CI) (Reynols and

Maurer,2005).

Ringkasan Invensi

Penggunaan senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on sebagai

antikanker baik secara tunggal maupun kombinasinya dengan doksorubisin ini dilakukan untuk menghasilkan dosis yang efektif dalam mematikan sel kanker payudara.

77

Penggunaan senyawa ini dalam treatment meliputi tahapan

berikut:

a. Preparasi senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on dan

doksorubisin (produk Kalbe Farma) untuk uji aktivitas sitotoksik dimana senyawa tersebut dilarutkan dalam DMSO (Dimetilsulfoksida).

b. Pengujian aktivitas sitotoksik senyawa baik

tunggal maupun kombinasinya dengan doksorubisin terhadap sel T47D (ATCC) menggunakan metode MTT

dan perhitungan kombinasi dosis efektif

menggunakan Combination Index (CI) (Reynols and

Maurer,2005).

Uraian Singkat Gambar

Gambar 1 memperlihatkan struktur senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on

atau 3-(4’-hidroksi-3’

-metoksifenil)-1-fenil-2-propen-1-on).

Gambar 2 memperlihatkan hubungan konsentrasi senyawa

1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on dengan % viabilitas sel T47D

Gambar 3 memperlihatkan hubungan konsentrasi doksorubisin dengan % viabilitas sel T47D

Uraian Lengkap Invensi

a.Preparasi senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on

Senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on dilarutkan dalam pelarut

DMSO hingga konsentrasi 100.000 mikromolar sebagai larutan induk. Selanjutnya dibuat variasi konsentrasi

78

5; 10; 20; 40; 60; dan 80 mikromolar dengan menggunakan media kultur (MK). Media kultur yang digunakan dibuat dari: (1) Penisilin-streptomisin (Penstrep) 2%. (2) Fetal Bovine Serum (FBS) 10%, dan (3) Fungizon 0,5%

dilarutkan hingga 100 ml dengan medium Rosewell Park

Memorial Institut (RPMI) 1640 (GIBCO BRL) yang dibuat

dengan melarutkan 10,4 g RPMI ditambah NaHCO3 2,2 g;

Hepes 2 g dilarutkan dengan akuabides steril dan

dikondisikan pada pH 7,2 – 7,4, ditambahkan akuades

hingga volume akhir 1 liter. Selanjutnya disterilisasi dengan filter 0,2 mikron.

Senyawa doksorubisin dilarutkan dengan media kultur yang sama dengan variasi konsentrasi 50; 75; 100; 125; 150; 175; 200; 225 dan 250 nanomolar. Variasi

konsentrasi senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on yang digunakan untuk

kombinasi sebesar : 2,8125; 5,625; 11,25; dan 22,5 mikromolar, sedangkan konsentrasi doksorubisin sebesar : 11,5625; 23,125; 46,25; dan 92,5 nanomolar.

b.Uji aktivitas sebagai antikanker pada sel kanker

payudara

Sel dengan konsentrasi 1 x 104 sel/sumuran

didistribusikan ke dalam plate 96 sumuran dan

diinkubasi selama 24 jam untuk beradaptasi dan menempel di sumuran. Keesokannya media diambil kemudian

ditambahkan 100 μl media kultur yang

mengandung DMSO 0,1% (kontrol) atau sampel, inkubasi selama 24 jam. Pada akhir inkubasi, media kultur yang mengandung sampel dibuang, dicuci dengan 100 mikroliter PBS (Phospate Buffer Saline). Kemudian ke dalam masing-masing sumuran ditambahkan 100 mikroliter media kultur yang mengandung MTT 5 mg/ml, inkubasi lagi selama 4 jam

79

pada suhu 37°C. Sel yang hidup akan bereaksi dengan MTT membentuk kristal formazan berwarna ungu. Setelah 4 jam, media yang mengandung MTT dibuang, kemudian ditambahkan larutan SDS untuk melarutkan kristal

formazan. Digoyang di atas shaker selama 10 menit

kemudian dibaca dengan dengan ELISA reader pada panjang

gelombang 595 nm.

Data yang diperoleh pembacaan ELISA reader berupa

absorbansi masing-masing sumuran dikonversi ke dalam persen viabilitas sel. Persentase viabilitas sel dihitung menggunakan rumus:

Absorbansi sel dengan perlakuan-absorbansi kontrol media X 100%

Absorbansi kontrol sel – absorbansi kontrol media

Data yang berupa viabilitas sel kemudian dianalisis dengan membuat grafik log konsentrasi versus viabilitas

sel. Nilai IC50 merupakan konsentrasi yang menyebabkan

penghambatan pertumbuhan 50% dari populasi sel sehingga

dapat diketahui potensi sitotoksisitasnya (Doyle and

Griffiths, 2000).

Sitotoksik kombinasi ditetapkan dengan menghitung indeks interaksi antara doksorubisin dengan senyawa

1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on menggunakan persamaan :

Combination Index/CI = (D)1/(Dx)1 + (D)2/(Dx)2

D1 dan D2 adalah konsentrasi sampel yang digunakan dalam perlakuan kombinasi. (Dx)1 dan (Dx)2 adalah konsentrasi tunggal yang dapat menghasilkan efek

sebesar yang ditimbulkan perlakuan kombinasi (Reynols and Maurer,2005). Angka CI yang diperoleh

diinterpretasikan sebagaimana Tabel 1.

Potensi ketoksikan senyawa 1-(4’

80

T47D disajikan pada Gambar 3, yaitu memiliki nilai IC50 sebesar 45 mikromolar yang berarti sangat aktif. Sedangkan potensi ketoksikan doksorubisin disajikan

pada Gambar 4, memiliki nilai IC50 sebesar 185

nanomolar.

Tabel 1. Interpretasi Nilai Indeks Kombinasi (CI)

Nilai CI Interpretasi

< 0,1 sinergi sangat kuat

0,1 - 0,3 sinergis kuat 0,3 - 0,7 sinergis 0,7 - 0,9 sinergis ringan-sedang 0,9 - 1,1 mendekati aditif 1,1 - 1,45 antagonis ringan-sedang 1,45 - 3,3 antagonis

> 3,3 antagonis kuat-sangat kuat

(Reynols and Maurer,2005)

Uji sitotoksik kombinasi doksorubisin dan

senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on terhadap sel T47D pada

konsentrasi senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on sebesar 2,8125; 5,625;

11,25; dan 22,5 mikromolar, sedangkan konsentrasi doksorubisin sebesar : 11,5625; 23,125; 46,25; dan 92,5 nanomolar. Kombinasi kedua senyawa ini mampu menurunkan viabilitas sel lebih rendah daripada penggunaan senyawa

1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on maupun doksorubisin secara tunggal

81

Tabel 2. Persen viabilitas sel perlakuan kombinasi

senyawa 1-4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on dan doksorubisin

pada berbagai variasi konsentrasi.

Viabilitas sel (%) pada variasi konsentrasi: 1-4’ - bromofenil)-3- (4-hidroksi-3- metoksifenil)-2-propen-1-on (M) Doksorubisin (nM) 0 11,5625 23,125 46,25 92,65 0 100 99,34 96,01 70,67 49,12 2,8125 96,62 98,38 87,18 67,95 33,87 5,625 93,34 84,25 85,31 63,15 28,37 11,25 81,07 71,33 61,33 36,65 5,50 22,5 49,67 46,74 26,35 9,39 5,15

Berdasarkan perhitungan nilai CI (Tabel 3),

terlihat bahwa pada kombinasi senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on dengan konsentrasi sebesar 2,8125; 5,625; 11,25; dan 22,5 mikromolar, dan konsentrasi doksorubisin sebesar : 11,5625; 23,125; 46,25; dan 92,5 nanomolar memberikan

interprestasi antara mendekati aditif (0,9 – 1,1) pada

konsentrasi kombinasi rendah dan sinergi (0,3-0,7).

Dari hasil ini membuktikan bahwa senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on berpotensi untuk digunakan sebagai agen ko-kemoterapi doksorubisin pada pengobatan kanker payudara. Kombinasi yang efektif dalam mematikan sel T47D adalah pada

penggunaan senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on sebesar 11,25 mikromolar

82

Tabel 3. Hasil perhitungan nilai CI pada perlakuan

kombinasi senyawa 1-(4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksi-fenil)-2-propen-1-on dan

doksorubisin pada berbagai variasi

konsentrasi.

Nilai CI pada perlakuan kombinasi:

1-4’ -bromofenil)-3- (4-hidroksi-3- metoksifenil)-2-propen-1-on (M) Doksorubisin (nanomolar) 11,5625 23,125 46,25 92,65 2,8125 1,0 1,0 0,5 0,4 5,625 0,7 1,0 0,5 0,4 11,25 0,6 0,5 0,4 0,4 22,5 0,5 0,4 0,4 0,5

83

Klaim

1. Penggunaan senyawa 1-4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on sebagai antikanker

pada sel kanker payudara T47D dengan IC50 sebesar 45 mikromolar.

2. Penggunaan kombinasi senyawa 1-4’

-bromofenil)-3-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-propen-1-on sebesar

11,25 mikromolar dan doksorubisin sebesar 92,65 nanomolar sebagai antikanker pada sel payudara.

84

Abstrak

PENGGUNAAN KOMBINASI DERIVAT KALKON BERSUBSTSITUEN

Dokumen terkait