• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Berikut adalah beberapa saran untuk penelitian lebih lanjut :

1. Kajian Strategic Alignment Model (SAM) dapat menggunakan alat bantu (tools) untuk menganalisis keselarasan strategi teknologi informasi dan strategi bisnis organisasi.

2. Pemberian rekomendasi pada penelitian belum menyertakan pendapat (assess) ahli di ruang lingkup ini (expert) maupun feedback kepada organisasi yang menjadi subjek penelitian, sehingga ada baiknya hal ini dilakukan untuk mendapatkan manfaat hasil yang tepat guna.

DAFTAR PUSTAKA

1. Coleman, P., & Papp, R. (2006). Strategic Alignment: Analysis of Perspectives, Proceedings of the 2006 Southern Association for Information System Conference, pp. 242-250.

2. Grembergen, W. V., & Saul, R. (2001). Aligning Business and Information Technology through the Balanced Scorecard at a Major Canadian Financial Group: Its Status Measured with an IT BSC Maturity Model. Proceedings of the 34th Hawaii International Conference on System Science, (pp. 10-pp). IEEE.

3. Grembergen, W. V., & De Haes, Steven. (2005). Measuring and Improving Information Technology Governance through the Balanced Scorecard. University of Antwerp. Journal 2, 1: 35-42. Diakses pada 15 Mei 2013.

4. Tallon, Paul P., and Kenneth L. Kraemer. (2003). Investigating the

relationship between strategic alignment and IT business value: the discovery of a paradox. Creating Business Value with Information Technology: Challenges and Solutions. Hershey, PA: Idea Group Publishing, pp.1-22.

5. Henderson, J., & Venkatraman, N. (1993). Strategic Alignment : Leveraging Information Technology for Transforming Organizations. IBM System Journal, 32(1): 4-16.

6. Hirscheim, R., & Sabherwal, R. (2001). Detours in the Path Toward Strategic Information System Alignment. California Management Review, 44(1): 87-108.

7. ITGI. (2003). Board Briefing on IT Governance, 2nd Edition.

8. Weill, Peter., Jeanne W. Ross. (2005). How Effective is your IT Governance. Centre for Information Systems Research, Research Briefing 5.

9. Kaplan, R., & Norton, D. (1996). Using the Balanced Scorecard as a Strategic Management System. Harvard Business Review, 74(1): 75-85.

10. Kasmanto, R. (2013). Pengukuran Kematangan Tingkat Keselarasan Strategis antara Strategi TI terhadap Strategi Organisasi, Studi Kasus: Badan Meteorologi dan Kegempaan. Jakarta: MTI, Universitas Indonesia.

11. A, Krisnadi. (2012). Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan TI dengan Bisnis Menggunakan Model Keselarasan Strategis Luftman: Studi Kasus Universitas XYZ. Karya Akhir. Jakarta: MTI UI.

12. J, Luftman. (2000). Assessing Business-IT Alignment Maturity, Communications of the Information Systems, 4: 99.

13. Luftman, & Kempaiah. (2007). An Update on Business-IT Alignment: A Line Has Been Drawn. MIS Quarterly Executive, 6(3): 165-177.

14. Luftman, Jerry N. (2003). Competing in the information age align in the sand 2/e.

15. Luftman, J., and Papp, R. (1999). Enablers and Inhibitors of Business-IT Alignment. Communications of AIS , 1(3es): 1.

16. Peppard, J., and Ward, J. (2004). Beyond strategic information systems: towards an IS capability. Journal of Strategic Information Systems, 13(2): 167-194.

17. Croteau, A.M., Solomon, S., Raymond, L., and Bergeron, F. (2001), Organizational and Technological Infrastructures Alignment, Proceedings of the 34th Hawaii International Conference on Systems Sciences, pp.1-11 18. Ojo, Adegboyega., Shareef, Mohammed., and Janowski, Bergeron. (2008).

Strategic Alignment: Aligning Organizational and IT Strategies. Journal of Center for Electronic Governance. International Institute for Software Technology, United Nations University.

19. Sabherwal, R., & Chan, Y. E. (2001). Alignment between Business and IS Strategies: A Study of Prospectors, Analyzers, and Defenders. Information Systems Research, 12(1), 11-33.

20. Wibowo, A.M., Yuwono, Budi. (2010). Driving Factors, Enablers & Inhibitors of IT Value Delivery & Risk Management in IT Governance, IT Governance Lab, Faculty of Computer Science, University of Indonesia. 21. Marcel. (2013). Pengukuran Tingkat Kemapanan Keselarasan Strategi

Teknologi Informasi dengan Strategi Bisnis, Studi Kasus Universitas XYZ. Jakarta: MTI, Universitas Indonesia.

22. Renstra. Naskah Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika 2010-2014.

23. T. A. Yudha. (2012). Penilaian Tingkat Kematangan Keselarasan Strategis Teknologi Informasi terhadap Strategi Organisasi Studi Kasus : Universitas Terbuka. Karya Akhir. Jakarta: MTI UI.

24. Weiss, Joseph., and Anderson, Don. (2004). Aligning Technology and Business Strategy: Issues & Frameworks, A Field Study of 15 Companies. Proceedings of the 37th Hawaii International Conference on System Sciences, (pp 10-pp). IEEE.

Transkrip Wawancara dengan kepala Pusat Data dan Sarana Informatika Kominfo 1. Apa dasar pertimbangan penerapan TIK di Kominfo ?

TIK sebagai enabler , memfasilitasi proses-proses kerja di Kominfo. Merupakan transformasi , perubahan budaya, tuntutan dari kondisi terkini. Yang ke-dua terutama Kominfo sebagai instansi yang bervisi dan misi pemberdayaan ICT Center dan sebuah keharusan sebagai organisasi modern yang harus memanfaatkan TIK

2. Sejauh mana peran TIK terhadap keberlangsungan proses bisnis di Kominfo ?

Ke depannya mau tidak mau kominfo harus terus mengimplementasikan TIK. Lingkungan eksternal yang ‘memaksa’ Kominfo, sebagai contoh BPK, UKP4 untuk proses pelaporan. Terkait dengan audit seperti BPK yang menyelenggarakan audit secara elektronik. Tuntutan dari reformasi birokrasi dan juga KPK terkait pemeriksaan.

3. Apakah Kominfo sudah mempunyai IT Blueprint ?

Belum ada dalam bentuk dokumen, bukan berarti tidak bisa

melakukan/membuat. Ada prasyarat yang tidak terpenuhi. Masalah yang di concern-kan saat ini adalah ‘bagaimana membuat aplikasi bisa diimplementasikan’. Bagaimana dengan kebutuhan- organisasi saat ini, aplikasi/sistem apa yang diperlukan. Prakondisi awal di instansi pemerintah bila blueprint tidak efektif. Karena ada 2 hal yang mendasari perbedaan organisasi swasta dan pemerintah yaitu direktur keuangan, sedangkan instansi pemerintah memiliki pengelola keuangan di tiap satker.

Kapusdat menyebutkan perlunya kebijakan akan perencanaan yang matang dan terorganisir di awal. Ada kebijakan yang menyokong dibuat tahap perencanaan dan tahap auditing di awal rencana kerja/renstra. Hal yang kedua, instansi memiliki data center dimana-mana.

4. Apa panduan pengembangan TI di Kominfo ?

Ada panduan pengembangan yang mencakup kebutuhan-kebutuhan internal Kominfo.

Integrasi aplikasi adalah isu yang penting karena Kominfo menyadari penerapan TIK dengan membuat berbagai aplikasi namun tersebar yang menyebabkan adanya silo-silo di satker-satker. Menyadari pentingnya integrasi TIK secara menyuluruh di lingkungan Kominfo.

5. Apakah selama 5 tahun (Renstra), TIK sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh pimpinan Kominfo?

Saat ini bila berdasakan hasil prosedur laporan dan evaluasi yang dikriteriakan oleh Kesekjenan maka pelaksanaan di atas kertas sudah memenuhi Renstra.

PDSI sudah melakukan survey kepuasan pengguna di Kominfo dengan hasil indicator penilaian yaitu berkurangnya jumlah keluhan atau komplain. Pelaksanaan TIK tidak terlepas dari faktor yang berpengaruh yaitu transformasi budaya.

6. Siapa yang mempunyai wewenang dlm pengelolaan dan pelaksanaan teknis TI di Kominfo

PDSI berdasarkan Permenkominfo No. 17 Tahun 2010

7. Adakah kompetensi sistemik yang membedakan TIK Kominfo dengan instansi lain ?

Secara umum tugas dan fungsi PDSI tidak jauh berbeda dengan Kementerian lainnya yaitu melaksanakan sebaik mungkin fungsi penyediaan infrastruktur dan jaringan untuk akses data dan informasi Kominfo ke publik.

8. Bagaimana proses pengembangan aplikasi yang ada di Kominfo ?

Membuat perancangan, pengembangan aplikasi dilakukan dengan pihak ketiga karena tenaga yang berkompetensi terbatas/belum memenuhi.

9. Proses pengawasan dan evaluasi sudah dilakukan ?

Proses yang ada seperti pemantauan trafik, monitoring pemakaian aplikasi. Disamping dilakukan survey pemakaian user.

10. Bagaimana dengan pedoman tata kelola :

Ada bentuk dokumen-dokumen pedoman yang ditetapkan sendiri yang sederhana untuk aktivitas sehari-hari seperti monitoring. Bukan seperti bentuk dokumen tata kelola TIK (COBIT+ITIL).

11. Siapa yang menangani kontrol anggaran TIK ?

Kontrol dilakukan oleh Kapusdata yang prosesnya sederhana saja yaitu cukup berkoordinasi dengan pengelola anggaran satker.

12. Bagaimana dengan kajian investasi TIK ?

dirapatkan, didiskusikan berdasarkan kebutuhan di lapangan dan diputuskan secara internal tidak melalui narasumber/tenaga ahli untuk mengkaji ini.

13. Evaluasi kinerja staf : dilakukan secara berkala (periodik).

14. Ritik (Rencana Induk TIK) : tidak perlu, karena kebutuhan bisa dipetakan. 15. Efisiensi sumber daya : perlu ada penataan, karena instansi pemerintah tidak

dituntut efisien. Inisiatif ini harus dating dari level pimpinan puncak.

16. Bagaimana dengan kesempatan pelatihan dan mendapatkan ilmu untuk pegawai ?

Diadakan training, bentuknya berupa kegiatan rutin di internal atau dilakukan kerjasama dengan pihak tenaga ahli yang ditunjuk.

Kuesioner Keselarasan Strategi Bisnis dan TI Luftman Bagian 1 : Komunikasi dan Bisnis (6 atribut)

1. Apakah saat ini Pusat Data dan Sarana Informatika (PDSI) sebagai pelaksana teknis pengelola Teknologi Informasi (TI) sudah memahami strategi dan tujuan bisnis organisasi ?

a. Pengelola TI tidak memahami strategi dan tujuan organisasi.

b. Pengelola TI hanya mengetahui sedikit/sebagian dari strategi/tujuan bisnis organisasi.

c. Pengelola TI mengetahui dengan baik strategi dan tujuan bisnis organisasi.

d. Pengelola TI mengetahui dengan baik dan mendorong seluruh staf TI untuk mengerti strategi dan tujuan bisnis organisasi.

e. Pengertian mengenai strategi dan tujuan bisnis organisasi menjadi suatu keharusan.

2. Bagaimana pemahaman Sekretaris Jenderal sebagai pengelola organisasi mengerti dan memahami lingkup kegiatan TI di Kominfo ?

a. Pengelola organisasi tidak memahami TI sama sekali b. Pengelola organisasi memahami TI secara terbatas c. Pengelola organisasi memahami TI dengan baik

d. Pengelola organisasi mengerti dan memahami TI dengan baik, serta menyadari bahwa TI merupakan hal yang sangat potensial untuk menunjang kegiatan di Kominfo.

e. Pengelola organisasi mengerti dan memahami TI dengan sangat baik dan menyadari bahwa hal ini merupakan suatu keharusan.

3. Mana pernyataan berikut yang paling cocok menggambarkan metode (mencakup penggunaan intranet, portal, milis, e-mail, e-office, rapat, pelatihan, dsb) yang paling sering diselenggarakan di organisasi dalam rangka aktivitas pembelajaran dalam lingkup organisasi (kolaborasi bisnis dan TI) di lingkungan Kominfo (mencakup aspek berbagi pengalaman, pemecahan masalah, diskusi objektif dan factor-faktor vital pendukung kesuksesan/CSF).

a. Casual, ad-hoc (hanya ada pada saat tertentu ketika ada kebutuhan dan bersifat terbatas seperti observasi pegawai, berbagi cerita, peer meeting, dsb)

b. Informal (menggunakan email, milis, brosur, majalah internal dsb). c. Regular dan jelas, melalui rapat-rapat pada setiap unit kerja

d. Secara formal dan didukung oleh pimpinan

e. Formal, terpadu dengan dukungan pimpinan senior dan menengah, adanya monitoring dan umpan balik dalam rangka pengukuran dan evaluasi untuk hasil yang efektif.

4. Seperti apa kecenderungan prosedur/mekanisme komunikasi yang terjadi antara bisnis dengan TI di organisasi ?

a. Satu arah dari bisnis ke TI, formal dan tidak fleksibel (command and

control)

b. Satu arah dari bisnis ke TI, semi formal dan sedikit fleksibel c. Dua arah antara bisnis dengan TI, formal dan tidak fleksibel d. Dua arah antara bisnis dengan TI, semi formal dan sedikit fleksibel e. Dua arah, informal dan fleksibel

5. Sampai sejauh mana proses berbagi pengetahuan (knowledge sharing) antara bisnis dengan TI terjadi di organisasi ?

a. Proses berbagi pengetahuan terjadi secara ad hoc (berdasarkan kebutuhan, kondisi tertentu)

b. Proses berbagi pengetahuan bersifat semi terstruktur (struktur baru mulai dibuat)

c. Proses berbagi pengetahuan sudah terstruktur dan formal, namun terbatas hanya melibatkan level unit fungsional kunci

d. Proses berbagi pengetahuan sudah terinstitusi (melibatkan level unit fungsional dengan organisasi).

e. Proses berbagi pengetahuan sudah terinstitusi (melibatkan level unit fungsional dengan organisasi dan mitra luar)

6. Seberapa efektif keberadaan peran penghubung (liaisons) pihak bisnis dan TI dalam menjembatani komunikasi antara pihak pengelola TI dan pengelola bisnis di organisasi ?

a. Tidak ada penghubung. Kalaupun ada, sifatnya ad hoc (hanya berdasarkan kebutuhan, kondisi tertentu)

b. Peran penghubung bersifat terbatas (hanya untuk menjembatani proses transfer pengetahuan antara bisnis dengan TI, tidak memfasilitasi untuk membangun komunikasi yang mengarahkan pada hubungan relasi bisnis dan TI yang lebih baik).

c. Penghubung atau orang tengah secara regular berperan tidak hanya untuk menjembatani proses transfer pengetahuan antara bisnis dengan TI, namun juga memfasilitasi komunikasi yang mengarahkan pada hubungan relasi bisnis dan TI yang lebih baik.

d. Penghubung atau orang tengah secara regular berperan untuk menjembatani proses transfer pengetahuan antara bisnis dengan TI. Tugas utamanya adalah untuk memfasilitasi komunikasi internal yang mengarahkan pada hubungan relasi bisnis dan TI yang lebih baik.

e. Penghubung atau orang tengah secara regular berperan untuk menjembatani proses transfer pengetahuan antara bisnis dengan TI (termasuk mitra luar). Tugas utamanya adalah untuk memfasilitasi komunikasi internal yang mengarahkan pada hubungan relasi bisnis dan TI yang lebih baik (mencakup mitra luar)

Bagian 2 – Pengukuran Manfaat dan Kompetensi TI (7 Atribut)

7. Sejauh mana aktivitas pengukuran terhadap manfaat atau kontribusi layanan TI terhadap bisnis dilakukan di Kominfo ?

a. Pengukuran manfaat TI hanya sebatas pada faktor teknis (cth : system

availability, response time) yang tidak ada hubungannya dengan bisnis.

b. Pengukuran manfaat TI mencakup aspek teknis dan aspek efisiensi biaya/penghematan. Tidak ada proses umpan balik yang bersifat formal dalam rangka evaluasi dan penindaklanjutan hasil pengukuran.

c. Pengukuran manfaat TI secara formal yang mencakup aspek teknis dan aspek efisiensi biaya dengan menggunakan pendekatan financial

tradisional. Feedback yang bersifat formal terhadap hasil pengukuran mulai ada.

d. Pengukuran manfaat TI secara formal yang mencakup aspek teknis, aspek efisiensi biaya dan aspek efektivitas biaya dengan menggunakan pendekatan financial tradisional. Ada feedback dan peninjauan secaraat formal terhadap hasil pengukuran.

e. Pengukuran manfaat TI sudah multidimensi yang mencakup aspek teknis, keuangan, operasional dan sumber daya manusia. Ada feedback dan peninjauan yang bersifat formal terhadap hasil pengukuran. Lingkup pengukuran manfaat juga mencakup entitas luar organisasi (vendor,

outsourcer, customer).

8. Bagaimana pengukuran kinerja organisasi dalam hal mencapai strategi dan tujuan Kominfo (dengan memperhitungkan faktor TI sebagai stimulus program kegiatan ?)

a. Pengukuran kinerja organiasi bersifat tidak pasti dan tidak memperhitungkan manfaat TI

b. Pengukuran kinerja organisasi hanya sebatas pada fungsi organisasi yang dicapai.

c. Pengukuran kinerja organisasi hanya berdasarkan pencapaian realisasi keuangan

d. Pengukuran kinerja organisasi selain berdasarkan pencapaian realisasi keuangan juga memperhatikan kepuasan masyarakat

e. Pengukuran kinerja organisasi hanya berdasarkan pencapaian realisasi keuangan, kepuasan masyarakat dan memperhatikan aspek kepuasan mitra kerja

9. Bagaimana keterkaitan antara pengukuran manfaat TI dengan pengukuran kinerja Kominfo (dalam rangka mengukur kontribusi TI terhadap organisasi) ? a. Tidak ada pengukuran terhadap manfaat investasi bisnis dan TI, kalaupun

ada bersifat ad-hoc (hanya saat ada kebutuhan/kondisi tertentu) b. Pengukuran manfaat investasi TI dan kinerja tidak berhubungan.

c. Pengukuran manfaat investasi TI dan kinerja bisnis mulai saling terhubung dan diformalkan. Proses umpan balik yang bersifat formal dan peninjauan ulang mulai ada.

d. Pengukuran manfaat investasi TI dan kinerja bisnis sudah terhubung secara formal. Proses feedback dan peninjauan ulang secara formal sudah digunakan dalam rangka evaluasi terhadap hasil pengukuran.

e. Pengukuran manfaat investasi TI dan kinerja bisnis sudah multi di sisi keuangan, operasional, dan sumber daya manusia hingga mencakup entitas luar organisasi (vendor, outsourcer, stakeholder). Proses feedback yang bersifat formal digunakan dalam rangka evaluasi terhadap hasil pengukuran.

10. Bagaimana menurut Anda tingkat dari layanan dan kinerja TI yang diberikan saat ini ?

a. Layanan diberikan secara sporadis

b. Layanan berorientasi teknis (waktu respon, lama downtime, dan sebagainya) antara TI dan unit fungsional organisasi

c. berorientasi teknis maupun berorientasi hubungan (kepuasan user, komitmen TI terhadap bisnis, dan sebagainya) antara TI dan unit fungsional organisasi serta mulai muncul di keseluruhan organisasi d. berorientasi teknis maupun berorientasi hubungan antara TI dan unit

fungsional organisasi serta dalam keseluruhan organisasi

e. berorientasi teknis maupun berorientasi hubungan antara TI dan unit fungsional organisasi serta dalam keseluruhan organisasi maupun mitra/aliansi eksternal kami

11. Sejauh mana Service Level Agreement (SLA) yang berfungsi sebagai kesepakatan tingkat kualitas layanan minimum antara penyedia layanan dengan pengguna layanan antara bisnis dengan TI digunakan di Kominfo ? a. Tidak ada SLA, atau kalaupun ada sifatnya sporadis

b. SLA ada, diterapkan antara unit TI dengan unit fungsional tertentu dan bersifat teknis

c. SLA ada, diterapkan antara unit TI dengan unit fungsional tertentu, dan bersifat baik teknis maupun non-teknis (relationship-oriented seperti kepuasan pengguna (user), dsb)

d. SLA ada , diterapkan seluruh organisasi, dan bersifat baik teknis maupun non-teknis

e. SLA ada, diterapkan seluruh organisasi termasuk rekan bisnis eksternal, dan bersifat baik teknis maupun non-teknis

12. Sejauh mana praktik benchmarking atau pembanding pada pengelolaan TI di Kominfo terhadap pengelolaan TI di instansi lain ?

a. Benchmark jarang atau tidak pernah dilakukan, baik formal maupun informal.

b. Benchmark secara informal dilakukan secara berkala atau rutin.

c. Benchmark sudah dilakukan secara formal dan berkala. Terkadang ada tindak lanjut terhadap hasil benchmark.

d. Benchmark sudah dilakukan secara formal dan rutin. Biasanya ada tindak lanjut terhadap hasil benchmark.

e. Benchmark sudah dilakukan secara formal dan rutin. Ada proses yang ter-regulasi dalam rangka tindak lanjut dan pengukuran terhadap perubahan.

13. Sejauh mana aktivitas penilaian dan evaluasi terhadap investasi TI dilakukan di Kominfo?

a. Tidak ada proses penilaian dan evaluasi formal yang dilakukan.

b. Proses penilaian dan evaluasi baru dilakukan setelah ditemukan adanya masalah pada bisnis atau TI (mis : kegagalan proyek TI, pangsa pasar yang menurun).

c. Proses penilaian dan evaluasi mulai menjadi aktivitas rutin.

d. Proses penilaian dan evaluasi dilakukan secara rutin, tersedia proses formal untuk melakukan perubahan terkait hasil penilaian dan evaluasi.

e. Proses penilaian dan evaluasi dilakukan secara rutin, tersedia proses formal untuk melakukan perubahan terkait hasil penilaian dan evaluasi serta proses pengkuran terhadap perubahan yang sudah dilakukan. Mitra luar juga dilibatkan dalam proses.

14. Sejauh mana aktivitas dalam rangka perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) diterapkan di instansi ?

a. Tidak ada aktivitas perbaikan yang berkesinambungan

b. Sudah ada beberapa aktivitas perbaikan yang berkesinambungan, tetapi belum ada pengukuran terhadap efektivitasnya.

c. Sudah ada beberapa aktivitas perbaikan yang berkesinambungan, proses pengukuran efektivitasnya mulai diperkenalkan.

d. Sudah ada cukup banyak aktivitas perbaikan yang berkesinambungan dan secara berkala dilakukan pengukuran terhadap efektivitasnya.

e. Aktivitas perbaikan yang berkesinambungan sudah mejadi rutinitas dan selalu dilakukan pengukuran terhadap efektivitasnya.

Bagian Ketiga : Tata Kelola TI (7 Atribut)

15. Sejauh mana perencanaan strategi bisnis dengan partisipasi TI dibuat dan dikelola dalam lingkup Kominfo ?

a. Tidak ada perencanaan strategi bisnis yang bersifat formal atau kalaupun ada pembuatan dan pengelolaannya bersifat ad hoc (sebatas kebutuhan dan kondisi tertentu saja).

b. Perencanaan strategis TI dibuat secara formal di level unit fungsional dengan sedikit melibatkan partisipasi bisnis.

c. Perencanaan strategis TI dibuat secara formal di level unit fungsional dengan beberapa beberapa keterlibatan dari bisnis.

d. Perencanaan strategis TI dibuat secara formal di level unit fungsional dan unit-unit pendukung lainnya dengan melibatkan partisipasi TI.

e. Perencanaan strategis bisnis dibuat secara formal di level unit fungsional, unit-unit pendukung lainnyadan mitra luar dengan melibatkan partisipasi TI.

16. Bagaimana berkaitan dengan perencanaan strategis TI dengan partisipasi bisnis saat ini

a. Kominfo tidak melakukan perencanaan strategis TI formal. Jikapun dilakukan, hanya ketika diperlukan

b. Kominfo melakukan perencanaan strategis TI formal pada tingkat unit fungsional dengan sedikit partisipasi bisnis

c. Kominfo melakukan perencanaan strategis TI formal pada tingkat unit fungsional dan tingkat organisasi dengan beberapa partisipasi bisnis. Terdapat pula perencanaan antar-unit organisasi.

d. Kominfo melakukan perencanaan strategis TI formal pada tingkat unit fungsional dan tingkat organisasi dengan partisipasi bisnis

e. Kominfo melakukan perencanaan strategis TI formal pada tingkat unit fungsional dan tingkat organisasi, serta dengan mitra/stakeholder Kominfo

17. Bagaimana model dari struktur organisasi di unit TI dan proses pelaporan TI ke bisnis yang berlaku di Kominfo ?

a. Sentralisasi* atau desentralisasi**, CIO melapor kepada CFO

b. Sentralisasi atau desentralisasi, ada co-location***, CIO melapor ke CFO.

c. Sentralisasi atau desentralisasi, ada co-location***, CIO melapor ke COO.

d. Federasi, CIO melapor ke COO atau CEO e. Federasi, CIO melapor ke CEO.

*(Sentralisasi adalah model dimana unit TI atau unit lainnya yang ditunjuk, memiliki otoritas keputusan terkait arsitektur, standard an pembuatan keputusan sumber daya aplikasi.)

**(Desentralisasi adalah model dimana setiap unit0unit dungsional (unit bisnis) memiliki otoritas sendiri untuk menentukan arsitektur, standard dan pembuatan keputusan sumber daya aplikasi.)

***(Co-location adalah praktek penempatan beberapa unit yang saling berkaitan dalam satu ruang/tempat yang sama.)

****(Federasi adalah model dimana unit TI atau unit lainnya yang ditunjuk memiliki wewenang dalam menentukan arsitektur, sistem secara umum dan standar. Sementara setiap unit-unit fungsional (unit bisnis) memiliki otoritas dalam menentukan sumber daya aplikasi.)

18. Bagaimana bisnis melihat TI terkait dengan aktivitas pengelolaan anggaran TI di Kominfo ?

a. Cost center, dengan pengeluaran yang tidak menentu.

b. Cost center, dengan manfaat hanya sebatas untuk area fungsional tertentu. c. Cost center, dimana beberapa inisiatif proyek TI sudah dipandang sebagai

bentuk investasi. d. Investment center,

e. Investment center dan profit center.

19. Apa yang menjadi landasan bagi unit organisasi dalam menentukan keputusan investasi TI di Kominfo ?

a. Penghematan/pengurangan biaya

b. Fokus pada peningkatan produktivitas dan efisiensi

c. Evaluasi dengan pendekatan finansial tradisional, TI dilihat sebagai pemicu proses

d. Fokus pada efektivitas bisnis, TI dilihat sebagai pengarah bisnis atau pemicu dari realisasi strategi bisnis

e. Menciptakan keunggulan kompetitif dan meningkatkan pendapatan. Mitra luar organisasi melihat manfaatnya.

20. Sejauh mana keberadaan dan peran dari komite pengarah TI (IT steering

committee) yang melibatkan partisipasi dari manajemen TI level senior dan

manajemen bisnis di Kominfo ?

a. Tidak ada komite pengarah yang bersifat formal dan regular

b. Ada komite pengarah yang bertemu secara informal berdasarkan kebutuhan

c. Ada komite pengarah formal yang bertemu secara regular dan mulai terbangun efektivitas

d. Ada komite pengarah formal yang bertemu secara regular dan sudah memeperlihatkan efektivitas

e. Ada komite pengarah formal yang bertemu secara regular dan sudah memperlihatkan efektivitas. Melibatkan mitra bisnis strategis untuk saling

Dokumen terkait