• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Perusahan franchise Simply Fresh memiliki beberapa faktor penyebab konflik,

yaitu dari faktor komunikasi, sumber daya, relasi, faktor kebutuhan atau kepentingan dan nilai – nilai kehidupan yang memiliki skala prioritas yang berbeda.

2. Faktor komunikasi menjadi faktor utama, karena sensitif terhadap pemahaman

sehingga rentan menyebabkan konflik.

3. Faktor kedua adalah mengenai sumber daya. Sumber daya yang dimaksud

adalah sumber daya manusia yang kurang terampil. Sehingga perusahaan menerapkan pelatihan agar mendapatkan sumber daya manusia yang mumpuni untuk kelangsungan perusahaan.

4. Faktor relasi menjadi faktor yang ketiga, karena apabila perusahaan tidak

menjaga hubungan baik dengan relasi, tidak akan mungkin perusahaan dapat berkembang.

5. Faktor keempat adalah kebutuhan atau kepentingan pribadi. Faktor yang juga

bisa menyebabkan konflik apabila tidak saling melengkapi.

6. Nilai – nilai kehidupan menjadi faktor terakhir. Perusahaan berusaha menjaga

agar isu sara tidak muncul dalam perusahaan agar tidak menyulut konflik.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil yang

1. Perlunya menjaga komunikasi secara kontinu dengan baik antar individu ataupun dengan perusahaan lain agar dapat mengurangi permasalahan, yang otomatis mengurangi konflik

2. Pentingnya melakukan pelatihan terhadap sumber daya manusia dalam

perusahaan agar dapat menyelaraskan kemauan dari franchisor dalam melaksanakan Standard Operational Prosedure (SOP).

3. Bekerja sama dengan baik dengan para relasi atau para pemangku

kepentingan, agar kelangsungan hidup perusahaan tetap terjaga, serta harus saling menguntungkan.

4. Kebutuhan atau kepentingan seseorang harus dijaga agar tidak menyulut

konflik.

5. Dalam setiap perusahaan perlu menjaga nilai – nilai kehidupan agar tidak

DAFTAR PUSTAKA

Chatab, Nevizond. 2007. Profil Budaya Organisasi. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Gibson, James L. dkk. 1985. Organizations. Jakarta : Erlangga.

Greenberg, Jerald and Robert A. Baron. 2003. Behavior in Organization. New Jersey :

Prentice Hall International, Inc.

Harjana, Mangun. 1976. Kepemimpinan. Jakarta : Yayasan Kanisius.

Karamoy, Amir. 2012. Pencaturan Waralaba Indonesia. Jakarta : Foresight Asia.

Koontz, Harold. 1986. Management. Jakarta : Erlangga.

Kusumawati, Susi. 2008. Franchise Guide Series. Jakarta : Penerbit Dian Rakyat.

Mintorogo. A. 1997. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta : STIA LAN Press.

Odop, Nistains. 2006. Berbisnis Waralaba Murah. Yogyakarta : Media Pressindo.

Queen, Douglas J. 1991. Pedoman Membeli dan Menjalankan Franchise. Jakarta :

PT. Elex Media Komputindo.

Ramdhan, Hendry E. 2010. Jitu Membeli Franchise.Jakarta : Penebar Swadaya.

Sugiyono. 2009. Metode Riset Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : Med Press.

Torang, Syamsir. 2013. Organisasi dan Manajemen. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Wibowo. 2011. Manajemen Perubahan. Jakarta : Rajawali Pers.

Internet :

www.akaramoy.blogspot.com

http://frommarketing.blogspot.com/search/label/marketing

Makalah :

Thantowi, Ahmad, Drs.H. 2005. Manajemen Konflik. Yogyakarta: Redaksi Universitas Islam Indonesia Pers

WAWANCARA PENELITIAN

PENYEBAB KONFLIK DALAM HUBUNGAN KERJASAMA PADA SISTEM FRANCHISE DI SIMPLY FRESH

Berikut adalah hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan narasumber yang berasal dari pengelola Simply Fresh

1.

Sejauh ini, sejak berdirinya simply fresh sebagai bisnis waralaba bagaimana perkembanga nperusahaan ini?

Pertanyaan :

Sejak tahun 2006 hingga sekarang, simply fresh terlah berkembang menjadi perusahaan dengan 258 outlet lebih tersebar di seluruh Indonesia termasuk Medan.

Jawaban :

2.

Dari keseluruhan outlet yang tersebar tentunya bukan hal yang mudah untuk memanage, apa yang menjadi acuan sehingga secara keseluruhan berjalan lancar sampai saat ini?

Pertanyaan :

Sebenarnya, kuncinya adalah kesepakatan di awal ketika memutuskan bergabung (membeli franchise). Kita sangat transparan dalam pembicaraan awal sesuai dengan penawaran yang diberikan kepada para investor. Sehingga kita berjalan berdasarkan kesepakatan awal.

Jawaban :

3.

Mengenai konflik, sebagai pembuka pertanyaan inti, apakah banyak dari keseluruhan outlet yang mengalami konflik?

Pertanyaan :

100%, seluruh outlet bisa dikatakan memiliki konflik, tapi ada yang skala harian, mingguan, dan bulanan. Maksudnya adalah setiap outlet selalu ada masalah (konflik) yang kita terima.

4.

Pada umumnya, ada beberapa faktor penyebab konflik. Di dalam perusahaan Simply Fresh, apa saja penyebab konflik yang timbul?

Pertanyaan :

Kalau di Simply Fresh ada beberapa penyebab konflik yang kami terima. Dari faktor komunikasi atau mis-komunikasi, faktor sumber daya, dari relasi, mengenai kebutuhan atau kepentingan, dan nilai – nilai hidup.

Jawaban :

5.

Apakah komunikasi merupakan faktor penyebab konflik? Faktor komunikasi adalah faktor yang sangat sensitif, lalu bagaimana menjaga komunikasi yang harmonis antara franchisee dan franchisor? Atau bagaimana menanggulanginya ketika terjadi gesekan mengenai komunikasi tersebut?

Pertanyaan :

Nah ini sebenernya yang sangat menarik ketika berbicara konflik, komunikasi yang kita lakukan sejauh ini menggunakan telfon, bbm, whatsup, sms, pokoknya seluruh sarana telekomunikasi jika memungkinkan kita gunakan, tapi jika formal biasanya kita menggunakan telfon agar lebih sempurna penyampaianya. Contoh dari komunikasi yang buruk bisa terjadi karna beberapa hal, tidak bias dijadikan patokan yang tetap. Dari keseluruhan faktor yang disebutkan sebelumnya, faktor komunikasilah yang berperan sangat penting, karna ini adalah satu – satunya faktor yang menghubungkan antara kami untuk saling memberikan informasi yang dibutuhkan. Untuk mencegah terjadinya komunikasi minor, maka kami sudah persiapkan team khusus yang menangani permasalahan yang terjadi, kita melatih cara mereka berbicara, melatih bernegosiasi. Pokoknya kita latih menjadi tenaga yang professional.

6.

Apakah hampir seluruh outlet mengalami konflik yang disebabkan oleh komunikasi?

Pertanyaan :

Awalnya pastilah seluruhnya bermasalah, tapi setelah berjalan biasanya mengikuti tempo permainan, karna kita disini benar – benar tegas, sebelum kontrak kerjasama usaha sampai berjalannya usaha tersebut. Iya, hampir seluruh outlet mengalami konflik yang disebabkan oleh komunikasi. Ini adalah faktor yang paling rentan terjadi. Jadi kami harus menjaga komunikasi dengan baik.

Jawaban :

7.

Apakah sumber daya yang sekarang dimiliki sudah proporsional?

Pertanyaan :

Pastinya iya, kita memiliki standar penerimaan tenaga ahli atau sumber daya. Semuanya menggunakan pelatihan kerja sesuai dengan SOP yang sudah kita tentukan. Memang pada kenyataanya dilapangan, setiap orang memiliki daya tangkap yang berbeda - beda. Biasanya kita menggunakan system gugur jika setelah pelatihan kami rasa belum mumpuni menjalankan tugas sesuai dengan SOP . Sebenarnya kami juga tidak tega jika sampai meng-eliminasi, tapi kalau tidak segera ditanggulangi akan menjadi kendala yang akan menyulut permasalahan (konflik)

Jawaban :

8.

Seperti yang Anda katakan tadi, factor selanjutnya adalah yang menyangkut relasi. Apakah penting sebuah relasi?

Pertanyaan :

Ya,relasi ini sangat penting untuk mengembangkan sayap perusahaan. Kalau kita tidak secara cepat mengembangkan sayap perusahaan, maka sudah dipastikan perusahaan akan tutup dalam hitungan waktu. Kita selalu

memberikan keuntungan win win solution pada relasi kita.

9.

Mengenai kepentingan / kebutuhan, menurut anda apa maksud dari factor ini pada perusahaan ini ?

Pertanyaan :

Ya, semua orang atau badan usaha yang berinteraksi dengan kami pasti memiliki kepentingan / kebutuhan, termasuk perusahaan itu sendiri. Misalkan pelanggan memiliki kebutuhan atau kepentingan menyucikan bajunya, kami (perusahaan) memiliki kebutuhan / kepentingan mendapatkan untung, Relasi yang kita miliki juga sama, terlebih karyawan memiliki kebutuhan / kepentingan mendapatkan gaji.

Jawaban :

10.

Nilai – nilai kehidupan apa yang diterapkan oleh perusahaan?

Pertanyaan :

Mengenai nilai – nilai kehidupan, kami selalu menjunjung tinggi nilai agama, adat dan hukum pemerintah. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, maka dari itu menurut kami sangat mustahil seseorang mendirikan perusahaan tanpa mempertimbangkan dan menerapkan nilai kehidupan, apalagi kita orang timur yang menjunjung adat istiadat ketimuran.

Jawaban :

11.

Menurut Anda, apakah masih ada faktor penyebab konflik yang lain?

Pertanyaan :

Untuk penyebab konflik yang rentan terjadi di Simply Fresh, saya kira itu saja.

Jawaban :

12.Pertanyaan :

Apa yang anda fikirkan dibenak anda pertama kali, ketika mendengar konflik pada system ini?

Jawaban :

Kami sudah diberi arahan dan dibekali ilmu sebelumnya, jadi ketika kami mendengar ada sebuah konflik, maka kami yakini bahwa mereka mulai mengerti.

13.

Apakah sebuah konflik sangat berpengaruh terhadap jalannya sebuah kerjasama? Seberapa pengaruhnya terhadap hubungan kerjasama dan perusahaan.

Pertanyaan :

Sangat berpengaruh, sebisa mungkin kita meminimalisasikan terjadinya konflik, tapi bukan berarti konflik tidak akan mucul. Pasti ada konflik dalam suatu hubungan kerjasama, apalagi melibatkan masalah uang. Konflik yang berkepanjangan pastinya akan berpengaruh negative pada berlangsungnya kerjasama tersebut, bias jadi perusahaan franchise tersebut gulung tikar karena tidak bias menangani konflik yang terjadi.

Jawaban :

14.

Kerjasama yang ideal itu yang seperti apa dalam perusahaan ini?

Pertanyaan :

Seperti perusahaan lainnya, kerjasama usaha terutama franchise baik dan berkualitas jika semua yang bersangkutan dengan urusan kerjasama usaha kooperatif, saling berpegang teguh terhadap kesepakatan – kesepakatan yang sudah dibicarakan dan ditandatangani.

Jawaban :

TERIMA KASIH

Dokumen terkait