• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, ada beberapa saran yang dapat penulis berikan kepada beberapa pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Pesantren

Pihak Pondok Pesantren Mansyaul Huda, khususnya Kiai sebagai pemimpin dan pembina pesantren merupakan faktor yang sangat sentral dalam menentukan perkembangan pesantren. Kiai dan semua elemen di dalamnya disarankan agar lebih responsif dalam mengembangan pesantren, kedepannya pesantren harus melihat kenyataan sosial yang berkembang di masyarakat. Maka dengan segala kemampuannya diperlukan nilai-nilai kepemimpinan yang dapat direalisasikan, dikembangkan dan dibina sejalan dengan perubahan sosial dan perkembangan jaman. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi segala bentuk hambatan dan tantangan dalam mengembangkan pesantren sebagai lembaga sosio-religius. Selain itu Pondok Pesantren Mansyaul Huda harus lebih mengembangkan program pendidikannya agar lebih bisa diterima oleh semua kalangan masyarakat.

3. Pemerintah Daerah

Sebagai pemangku kebijakan publik, pemerintah daerah, khusunya pemerintahan Desa Heuleut dan Pondok Pesantren Mansyaul Huda harus terus berkonsolidasi secara berkesinambungan, sehingga pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan dapat memberikan kontribusinya dalam pengembangan dan peningkatan pendidikan keagamaan. Salah satu implikasi secara praktis dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah khususnya Kementrian Keagamaan dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan selaku pemegang kebijakan untuk menggiatkan program pendidikan berbasis pendidikan agama yang ada di Pondok Pesantren Mansyaul Huda. Selain itu perlu adanya apresiasi pemerintahan Desa Heuleut dalam pencatatan latarbelakang pendidikan masyarakat khususnya lulusan pesantren di profil desa. Upaya ini ditujukan untuk mempermudah peneliti lain dalam mendapatkan informasi mengenai latarbelakang warganya baik dari sektor formal dan informal.

4. Peneliti Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya pembahasan mengenai pola kepemimpinan yang dikembangkan di Pondok Pesantren Mansyaul Huda perlu untuk diteliti lebih mendalam. Hal tersebut dikarenakan secara kuantitas dan kualitas kiai dalam memimpin pesantren ke arah pembaruan dapat dikatakan berhasil tanpa merubah tradisi pesantren yang sudah mengakar. Dari penelitian ini penulis hanya bisa melihat pola kepemimpinan di Pondok Pesantren Mansyaul Huda terbatas pada aspek tokoh pendiri. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh mengenai perubahan pola kepemimpinan diperlukan penelitian yang lebih spesifik. Selain itu kurikulum yang dikembangkan pesantren khususnya dalam metode pembelajaran dan evaluasi perlu untuk diteliti lebih lanjut, karena pada kenyataannya metode dan proses evaluasi tersebut telah mampu membuat pengajar lebih objektif melihat kemampuan santrinya dalam penyerapan dan pengamalan ilmu-ilmu yang telah diberikan.

120

Lia Nurul Azizah, 2013

Daftar Pustaka

A.Buku

Al-Syaibani, O. (1979). Falsafah Pendidikan. Terj. Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.

Arifin, M. (1991). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Azra, A. (2000). Pendidikan Islam : Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Logos.

Billah, M.M. (1999). Pikiran Awal Pengembangan Pesantren dari Paradigma Instrumental ke Paradigma Alternanif. Jakarta: P3M.

Dhofier, Z. (1982). TradisiPesantren, Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES.

Djumhur, I. dan Danasaputra. (1974). Sejarah Pendidikan. Bandung: Ilmu.

Ghazali, M.B. (1996). Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan. Surabaya: Al Ikhlas.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Terjemahahan. Nugroho Notosusanto. Cet. Ke-5. Jakarta : UI Press.

Habibullah, A.Z. (1996). Moralitas Pendidikan Pesantren. Yogyakarta: LKPSM.

Hamalik.O. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Horikoshi, H. (1985). Kiai dan Perubahan Sosial. Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat.

Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: Historia Press.

Kartawiriaputra, S. (1994). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: IKIP.

Koto, A. (2004) Ilmu Fikih dan Ushul Fiqih: Sebuah Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lia Nurul Azizah, 2013

Kuntowijoyo. (1994). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya. Madjid, N. (1997). Bilik-bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan.

Jakarta: Paramadina.

Malik M.T, et al. (2007). Modernisasi Pesantren. Jakarta: Balai Pengembangan Agama.

Mastuhu. (1994). Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren : Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS.

Munif, M.H. (1999). Pondok Pesantren Berjuang dalam Kaca Kemerdekaan dan

Pembangunan Pedesaan. Bandung: Mizan.

Muthohar. (2007). Ideologi Pendidikan Pesantren. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Nata, A.(1997). Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Noer, D. (1982). Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES.

Raharjo, M. D. (1988). Pesantren Dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES.

Rahim, H. (2001). Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Logos.

Sjamsudin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.

Soekanto, S. (2005). SosiologiSuatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Soelaeman, M Munandan. (1986). Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: Eresco.

Supardan. (2007). Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.

Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press.

Suwendi. (2004).Sejarah Dan Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Lia Nurul Azizah, 2013

UU RI. (1992). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Aneka Ilmu.

Wahid, A. (1999). Bunga Rampai Pesantren. Jakarta: CV Dharma Bhakti.

Wahjoetomo.(1997). Perguruan Tinggi Pesantren, Pendidikan Alternatif Masa Depan. Jakarta: Gema Insani Press.

Yatim, B. (1995). Sejarah Peradaban Islam : Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

B.Sumber Skripsi dan Tesis

Nurlela, I .(2007). Pola Pendidikan Islam : Suatu Kajian Historis Terhadap Pesantren Persatuan Islam (PERSIS) Bentar di Kabupaten Garut Tahun 1967-1998. Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sonia, S. (2008). Perkembangan Pondok Pesantren Al-Riyadl Kabupaten Majalengka 1989-2005. Skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah pada FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Mulyana, Asep. (1993). Sejarah Pondok Pesantren Santi Asromo di Desa

Pasirayu Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka 1932-1922).Skripsi

mahasiswa Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung Djati Bandung: tidak diterbitkan.

Syamsuddin RS. (2000). Transformasi kepemimpinan pesantren (kajian tentang pergeseran corak kepemimpinan kyai dan pengaruhnya terhadap pengembangan Santi Asromo). Tesis mahasiswa Studi Masyarakat Islam pada FPS IAIN Sunan Gunung Djati Bandung: tidak diterbitkan.

C.Sumber Dokumen

Pondok Pesantren Mansyaul Huda, (2008). Data Umum Pondok Pesantren

Mansyaul Huda. Heuleut

Profil Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka, Tahun 1980.

Profil Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka, Tahun 1990.

Profil Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka, Tahun 2008.

Stambuk Data Santri Putra Pondok Pesantren Mansyaul Huda Tahun 1980-2008

Stambuk Data Santri Putri Pondok Pesantren Mansyaul Huda Tahun 1980-2008

Lia Nurul Azizah, 2013

Kabupaten Majalengka

D.Jurnal

Asrori, A. (2009). Modernisasi Pendidikan Pesantren di Indonesia. Dalam Tadjid [Online], Volume 16 (2). 19 halaman.

Tersedia:

http://garuda.dikti.go.id/jurnal/tajdid/html [31 Juli 2012]

Halik, F. (2009). Pendidikan Pesantren Di Tengah Tantangan Politisasi Dan Globalisasi: Pesantren Madura Setelah Keruntuhan Orde Baru. Dalam Karsa [Online], Volume XV (1), 15 halaman.

Tersedia:

http://karsastainpamekasan.ac.id.html [ 14 Maret 2013]

E. Sumber Internet

Pemerintah Kabupaten Majalengka. (2013). Peta Kabupaten Majalengka. [Online]. Tersedia:

http://www.majalengkakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&i d=64&Itemid=2. [ diakses di Bandung, 14 Maret 2013]

Bapedda Kabupaten Majalengka. Data Tingkat Pendidikan Kabupaten Majalengka. [Online]. Tersedia:

http://bappeda.majalengkakab.go.id/index.php?option=com_content&view=article &id=39&Itemid=30. [diakses di Bandung, 14 Maret 2013]

F. Wawancara

1. Nama : KH. Sarkosi Subki

Umur : 70 tahun

Pekerjaan : Pimpinan Pondok Pesantren Mansyaul Huda

Alamat : Komplek Pondok Pesantren Mansyaul Huda, Desa Heuleut

2. Nama : Aa Fachrurrozi, SP. MP.

Umur : 35 tahun

Pekerjaan : Dewan Pembantu Pondok Pesantren Mansyaul Huda Alamat : Komplek Pondok Pesantren Mansyaul Huda, Desa Heuleut

3. Nama : Iwan Ridwan

Umur : 53 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Desa Rajagaluh Lor

Lia Nurul Azizah, 2013

Umur : 40 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Desa Rajagaluh Lor 5. Nama : Ihat Solihat

Umur : 43 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Pangeran Muhammad, Desa Rajagaluh

6. Nama : Solehuddin

Umur : 51 tahun

Pekerjaan : wiraswasta Alamat : Desa Cipinang

7. Nama : Agus Sofyan

Umur : 43 tahun

Pekerjaan : Kepala Desa Heuleut Alamat : Desa Heuleut

8. Nama : Yaminuddin

Umur : 50 tahun

Pekerjaan : Sekertaris Desa Heuleut Alamat : Desa Heuleut

9. Nama : Ocim Miharja

Umur : 52 tahun

Pekerjaan : Staf Pemerintahan Desa Heuleut

Alamat : Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten, Majalengka

10.Nama : Iding Mahfudin

Umur : 27 tahun

Pekerjaan : Santri/kepala pondok

Dokumen terkait