• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan dari hasil magang yang telah dilakukan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara, penulis mengajukan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi instansi tersebut, yaitu:

1. Dalam penyusunan anggaran seharusnya data yang dikumpulkan sesuai pada waktu yang ditentukan agar dalam pengerjaan penyusunan anggaran tidak dilakukan dalam keadaan mendesak atau terburu-buru. Hal ini berfungsi untuk meminimalkan kesalahan yang bias terjadi.

2. Untuk mengurangi kesalahan dalam penyusunan anggaran dapat diatasi dengan memberikan pelatihan kepada pegawai bagian keuangan sehingga mereka dapat mengerjakan penyusunan anggaran cepat.

Diharapakan bagian keuangan bisa lebih teliti dan cermat dalam input data sehingga kesalahan-kesalahan yang pernah atau sering terjadi tidak terulang lagi dengan kesalahan yang sama.

NEGARA SUMATERA UTARA

A.Sejarah

Pada tahun 1971 struktur organisasi dan sumber daya manusia Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN) tidak mampu menangani penyerahan piutang negara yang berasal dari kredit investasi. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1976 dibentuk Badan Urusan Piutang Negara (BUPN) dengan tugas mengurus penyelesaian piutang negara sebagaimana Undang-Undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara, sedangkan PUPN yang merupakan panitia interdepartemental hanya menetapkan produk hukum dalam pengurusan piutang negara. Sebagai penjabaran Keppres tersebut, maka Menteri Keuangan mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 517/MK/IV/1976 tentang susunan organisasi dan tata kerja BUPN, dimana tugas pengurusan piutang Negara dilaksanakan oleh SatuanTugas (Satgas) BUPN.

Untuk mempercepat proses pelunasan piutang negara macet, diterbitkanlah Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1991 yang menggabungkan fungsi lelang dan seluruh aparatnya dari lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ke dalam struktur organisasi BUPN, sehingga terbentuklah organisasi baru yang bernama Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN). Sebagai tindak lanjut, Menteri Keuangan memutuskan bahwa tugas operasional pengurusan piutang Negara dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang Negara (KP3N), sedangkan tugas operasional lelang dilakukan oleh Kantor Lelang Negara (KLN). Selanjutnya, berdasarkan

Keputusan Presiden Nomor 177 Tahun 2000 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2/KMK.01/2001 tanggal 3 Januari 2001, BUPLN ditingkatkan menjadi Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) yang fungsi operasionalnya dilaksanakan oleh Kantor Pengurusan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN).

Reformasi Birokrasi di lingkungan Departemen Keuangan pada tahun 2006 menjadikan fungsi pengurusan piutang negara dan pelayanan lelang digabungkan dengan fungsi pengelolaan kekayaan negara pada Direktorat Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara (PBM/KN) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), sehingga berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Republik Indonesia, DJPLN berubah menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), dan KP2LN berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) dengan tambahan fungsi pelayanan di bidang kekayaan negara dan penilaian.

Penertiban Barang Milik Negara (BMN) yang terdiri dari kegiatan inventarisasi, penilaian dan pemetaan permasalahan BMN mengawali tugas DJKN dalam pengelolaan kekayaan negara, dilanjutkan dengan koreksi nilai neraca pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL). Dari kegiatan ini, LKPP yang sebelumnya mendapat opini disclaimer dari BPK RI, telah meraih opini wajar dengan pengecualian. Pada periode pelaporan 2012, sebanyak 50 dari 93 kementerian/lembaga meraih opini wajar tanpa pengecualian.

Mengingat fungsi pengelolaan aset negara yang merupakan pos terbesar neraca pada LKPP, dan sebagai kontributor perkembangan perekonomian nasional, saat ini DJKN tengah melaksanakan transformasi kelembagaan sebagai bagian dari Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Transformasi kelembagaan di DJKN ini dimaksudkan untuk meningkatkan dan mempertajam fungsi DJKN yang terkait dengan manajemen aset dan special mission pengelolaan kekayaan negara.

B.Visi dan Misi 1. Visi

Menjadi pengelola kekayaan negara yang profesional dan akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

2. Misi

a. Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan efektivitas pengelolaan kekayaan negara.

b. Mengamankan kekayaan negara secara fisik, administrasi, dan hukum. c. Meningkatkan tata kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi pemerintah d. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam

berbagai keperluan.

e. Melaksanakan pengurusan piutang negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

f. Mewujudkan lelang yang efisien, transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat.

C.Tugas dan Fungsi 1. Tugas

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang.

2. Fungsi

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara,dan lelang. b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang. c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan negara,

piutang negara, dan lelang.

d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang.

e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

D.Struktur Organisasi

Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini

dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal, melalui saluran tunggal. Berikut bagan struktur organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Sumber: Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara, 2015.

Gambar 2.1.

Struktur Organsasi Kanwil DJKN Sumut

Kepala Kantor Kepala KPKNL Kepala Bagian Umum Kepala Bidang KIHI Kepala Bidang Penilaian Kepala Bidang Piutang Kepala Bidang PKN Kepala Bidang Lelang

E.Job Description

Adapun uraian tugas (job description) untuk masing-masing bagian yang terlibat di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara adalah :

1. Kepala Kantor

Tugas Kepala Kantor:

a. Melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang negara, dan lelang.

b. Menyelenggarakan urusan penerimaan/ penolakan/ pengembalian penyerahan piutang negara sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Menyelenggarakan penerbitan pernyataan bersama (PB) atau surat keputusan penetapan jumlah piutang negara (PJPN).

d. Menyelenggarakan penatausahaan, pengamanan, dan pendayagunaan dokumen dan fisik barang jaminan atau harta kekayaan lain.

e. Menyelenggarakan penerbitan dan pemberitahuan surat paksa (SP) dalam rangka penagihan piutang negara.

2. Bagian Umum

Tugas Bagian Umum:

a. Melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan pengkoordinasian penyelesaian temuan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.

c. Menyusun daftar urut kepangkatan dan formasi pegawai dilingkungan kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang.

d. Melaksanakan administrasi kepegawaian kantor pelayanan kekayaan negara dan lelang.

e. Mengusulkan pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Bendahara Pengeluaran

Menyelenggarakan pengelolaan anggaran rutin dengan cara menyiapkan dan mengajukan surat permintaan pembayaran, menerima, menyimpan, mengeluarkan uang dan mengajukan SPP/UYHD pengganti serta membuat LKKR berdasarkan peraturan yang berlaku.

Tugas Bendahara Pengeluran:

a. Membuat konsep daftar perencanaan pembiayaan rutin Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara.

b. Mengajukan permintaan uang tunai sebagai persediaan kas rutin untuk pembayaran tagihan-tagihan.

c. Melaksanakan penutupan buku kas umum.

d. Menatausahakan bukti pembayaran tagihan dan pembayaran rutin lainnya.

Sekretaris

Membantu melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha, rumah tangga dan pengkoordinasian penyelesaian temuan hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.

a. Menyampaikan dan menerima surat masuk dan surat keluar ke kepala Kanwil. b. Menerima tamu yang akan bertemu kepala Kanwil.

c. Menyiapkan keperluan rapat dan pertemuan lainnya.

d. Mengatur jadwal kegiatan kepala Kanwil baik rutin maupun insidentil berdasarkan undangan rapat dan pesan pimpinan.

3. Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara

Melakukan penyiapan bahan pemeriksaan dokumen, pengadaan, pengamanan, pengelolaan, pemanfaatan, status penguasaan, analisa pertimbangan 17 permohonan pengalihan serta penghapusan, penatausahaan dan penyusunan daftar kekayaan Negara.

Tugas seksi Pengelolaan Kekayaan Negara:

a. Melaksanakan penyelesaian usulan penetapan status penggunaan/penguasaan kekayaan negara.

b. Melakukan analisa pertimbangan permohonan penghapusan kekayaan negara. c. Melaksanakan akuntansi, pelaporan, dan penyusunan daftar Barang Milik Negara. d. Melakukan analisa pertimbangan permohonan pemindah tanganan (penjualan,

tukar menukar, hibah, penyertaan modal pemerintah) kekayan negara.

4. Seksi Pelayanan Penilaian

Menyusun konsep standar proses penilaian yang meliputi identifikasi permasalahan, survey pendahuluan, pengumpulan dan analisa data, penerapan metode penilaian, rekonsiliasi nilai serta kesimpulan nilai dan laporan penilaian untuk kepentingan penilaian kekayaan Negara.

Tugas Seksi Pelayanan Penilaian:

a. Mengkoordinasikan penilaian atas barang jaminan yang dilakukan oleh tim penilai.

b. Melaksanakan penggalian potensi di bidang penilaian sumber daya alam, real property, property khusus dan usaha.

c. Melaksanakan pemeliharaan dan pengarsipan secara manual atas laporan penilaian yang telah dilakukan.

d. Menginput data penilaian ke dalam database penilaian.

5. Seksi Piutang Negara

Melakukan penyiapan bahan penetapan dan penagihan piutang negara serta pemeriksaan kemampuan penanggung hutang atau penjamin hutang dan eksekusi barang jaminan, pertimbangan dan pemberian keringanan hutang, pengusulan pencegahan, pengusulan dan pelaksanaan paksa badan, penyiapan pertimbangan penyelesaian atau penghapusan piutang negara.

Tugas Seksi Piutang Negara:

a. Menyiapkan konsep surat permintaan kelengkapan data kepada penyerah piutang dalam hal berkas tidak lengkap atau tidak jelas.

b. Menyiapkan konsep surat tanggapan koreksi atas perubahan dalam menetapkan besarnya piutang negara.

c. Menyiapkan Surat Pemberitahuan Persetujuan/penolakan pemberian keringanan hutang.

d. Menyiapkan konsep surat panggilan/panggilan terakhir kepada Penanggung Hutang/Penjamin Hutang.

6. Seksi Pelayanan Lelang

Melakukan veritifikasi risalah lelang, pembukuan dan pelaporan hasil lelang, pembuatan grosse Risalah Lelang, pengglian potensi lelang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Tugas Seksi Pelayanan Lelang:

a. Menyusun rencana kerja Seksi Pelayanan Lelang sebagai bahan penyusunan rencana kerja Kantor Pelayanan.

b. Mengajukan usul konsep penetapan jadwal lelang. c. Melakukan analisa kelengkapan dokumen lelang.

d. Melakukan pembukuan piutang negara dan pelaporan hasil lelang.

7. Seksi Kepatuhan Internal, Hukum, dan Informasi

Menyiapkan konsep standar registrasi dan penatausahaan berkas kasus piutang Negara, pencatatan surat permohnan lelang, penyajian informasi, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang negar dan lelang, serta vertifikasi penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang.

Tugas Seksi Kepatuhan Internal, Hukum, dan Hukum:

a. Mengkoordinasikan pembukuan atas hasil penerimaan pengurusan piutang negara dan lelang.

b. Melaksanakan pembuatan rincian jumlah hutang untuk keperluan lelang. c. Melaksanakan pengembalian kelebihan hasil Piutang Negara dan Lelang. d. Melaksanakan pengembalian uang jaminan lelang yang masuk melalui rekening.

F. Jaringan kegiatan

Adapun kegiatan atau aktivitas yang akan dilakukan Tahun Kerja 2015 pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara adalah:

1. Memorendung of Understanding dengan pihak Badan Pertanahan Nasional untuk mempercepat program sertifikasi Barang Milik Negara (BMN) serta permintaan Surat Keterangan Tanah atas tanah-tanah yang belum bersertifikat.

2. Pembinaan terpadu yang dilakukan oleh semua bidang dan bagian yang berada di lingkungan Kanwil DJKN Sumut pemberian Apresiasi dan Penghargaan terhadap Penata usahaan dan Pengelolaan BMN Kementrian/Lembaga di Provinsi Sumatera Utara.

3. Melakukan Kegiatan “DJKN Goes to government”.

G.Kinerja kegiatan terkini

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara sudah melakukan beberapa kagiatannya untuk Tahun Kerja 2015 sampai April 2015, yaitu:

1. Melakukan pengarahan kepada seluruh jajaran pegawai Drektorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) di lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan yang disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara pada tanggal 8 januari 2015. Acara ini dilakukan untuk pengarahan dalam mengawali rangkaian kerja di Tahun 2015.

2. Menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Konsolidasi Lelang dalam rangka menjaga tradisi pencapaian target 2014 yang berlangsung pada tanggal 9 – 10 Februari 2015.

3. Melakukan sosialisai Peraturan Kementrian Keuangan (PMK) no.273/PMK.01/2014. Soialisai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang Pelaksanaan Pembayaran Tunjangan Kinerja di Lingkungan Kementrian Keuangan diikuti oleh para bendaharawan dan pengelola keuangan lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekyaan Negara (DJKN) Sumatera Utara dan Kantor Wilayah Direktort Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Aceh yang berlangsung pada tanggal 12 Februari 2015.

4. Melakukan kegiatan “DJKN Goes To Campus” oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara yang berlangsung di kampus Universitas Pembangunan Pancabudi (Unpab) pada tanggal 24 Februari 2015. Sasaran dari kegiatan ini adalah agar para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dapat lebih mengenal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) serta memahami Kekayaan Negara serta tahapan pengelolaannya.

5. Menyelenggarakan Rapat Kerja Terbatas (Rakertas) Bidang Kepatuhan Internal, Hukum dan Informasi. Acara dilakukan di Aula Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Pematang Siantar berlangsung pada tanggal18 – 20 Maret 2015. Rakertas ini mengusung tema “Menuju Pengendalian Internal, Penanganan Perkara, serta Humas yang Kuat dan Efektif”. Rakertas ini bertujuan untuk melakukan review, evaluasi sekaligus knowledge sharing dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

6. Menyelenggarakan acara Workshop Capatity Building dalam rangka peningkatan efektivitas kerja dan peningkatan kompetensi yang berlangsung pada tanggal 30 – 31 Maret 2015.

7. Melakukan Quality Assurance penilai Kanwil DJKN Sumut. Yaitu peningkatan kualitas penilai melalui quality assurance. Quality Assurance adalah uji kompetensi. Jadi Quality Assurance adalah uji kompetensi yang diberikan kepada semua pegawai untuk mengetahui tingkat kepahaman di bidang penilaian. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah bukan hanya sekedar lulus, tetapi juga untuk menjadi penilai yang professional dan berkualitas. Kegiatan ini diikuti para pegawai perwakilan dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Aceh. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari dari tanggal 8 – 10 April 2015.

8. Menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi dan Simulasi E-Auction untuk kalangan perbankan yang menjadi pengguna jasa lelang KPKNL-KPKNL di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara yang berlangsung pada tanggal 29 April 2015.

H.Rencana kegiatan

Rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara untuk tahun selanjutnya sama seperti rencana kegiatan untuk tahun sebelumnya, hanya saja ada kegiatan yang dikurangi atau ditambah apabila kegiatan itu sudah selesai dikerjakan atau direncanakan untuk dilakkukan pada tahun depan. Contohnya, ada kegiatan renovasi

bangunan. Apabila renovasi bangunan sudah direncanakan pada kegiatan untuk tahun 2015 dan sudah selesai dikerjakan pada tahun 2015, maka untuk tahun 2016 kegiatan renovasi bangunan tidak direncanakan lagi dikarenakan bangunan yang direnovasi sudah selesai pengerjaannya. Dan apabila ada rencana untuk kegiatan renovasi bangunan untuk tahun 2016, maka ada penambahan rencana kegiatan dari tahun sebbelumnya.

Jadi, rencana kegiatan untuk tahun kedepannya pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara sama seperti tahun sebelumnya. Hanya saja ada penambahan atau pengurangan kegiatan apabila kegiatan itu sudah selesai dikerjakan atau baru akan dikerjakan untuk kegiatan tahun depan.

A.Latar Belakang Masalah

Dalam dunia usaha, pemerintahan dan sebagian besar kegiatan organisasi atau kelompok lainnya, sistem perencanaan dan pengendalian juga disebut penganggaran manajerial dipakai secara luas untuk melaksaknakan tanggung jawab perencanaan dan pengendalian manajerial. Dua fungsi utama manajer suatu organisasi adalah merencanakan dan mengendalikan operasi. Perencanaan di Indonesia diawali saat Presiden Soekarno membentuk Panitia Pemikir Siasat Ekonomi yang diketuai Drs. Muhammad Hatta pada tahun 1947. Panitia ini menghasilkan Dasar Pokok Plan yang mengatur ekonomi Indonesia. (Usman 2014:1).

Perencanaan menurut Robbins dan Coulter (2010:191) adalah mendefenisikan tujuan organisasi, menentukan seluruh strategi untuk mencapai tujuan tersebut, dan mengembangkan rencana untuk mengintegraskan serta mengoordinasikan kegiatan kerja. Perencanaan dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan berarti menentukan sebelumnya kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Perencanaan bagian terpenting dalam kegiatan pembangunan oleh pemerintah. Dari perencanaan itu, proses atau kegiatan pembangunan berjalan sesuai dengan arah yang telah ditentukan.

Salah satu alat perencanaan adalah anggaran (budget). Menurut Blocher dan kawan-kawan (2013:564) Anggaran (budget) merupakan rencana terperinci untuk

pemperolehan dan pemakaian sumber daya keuangan dan lain-lain selama periode waktu tertentu. Salah satu fungsi anggaran adalah menentukan rencana belanja dan sumber dana yang ada dengan efesien mungkin. Dan anggaran juga berfungsi sebagai dasar evaluasi kinerja. Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal keuangan). Pekerjaan disetujui untuk dilaksanakan bila ada anggarannya atau tidak menyimpang dari anggaran. Anggaran biasanya disusun untuk waktu yang telah ditetapkan, paling sering untuk tahun fiskal dengan anggaran sub-periode setiap triwulan atau bulan.

Kas adalah uang yang siap dan bebas digunakan. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara,”Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara”. Dengan demikian kas dalam pengertian undang-undang ini semua uang negara yang bersumber dari seluruh penerimaan negara dan digunakan untuk membayarseluruh pengeluaran negara.

Menurut Nafarin (2013:309) Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar sebagai arus kas dibelanjakan atau digunakan sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo kas selama periode tertentu dari suatu organisasi. Anggaran kas (cash budgeting) memuat implikasi kas dari seluruh aktivitas yang dianggarkan. Perluasan dari perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah penganggaran berdasarkan aktivitas.

Penganggaran berdasarkan aktivitas dimulai dengan persyaratan aktivitas penganggaran untuk periode yang akan datang. Prosesnya kemudian menganggarkan biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan seperangkat aktivitas yang dianggarkan. Penyusunan anggaran kas merupakan cara yang efektif untuk merencanakan dan mengendalikan arus kas, memperkirakan keperluan kas, dan secara efektif menggunakan kas yang berlebih (surplus) maupun kas yang kurang (defisit). Dengan menyusun anggaran kas akan dapat diketahui kapan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas.

Organisasi sektor publik saat ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih efesien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukan. Sektor publik sering dinilai sebagai tempat inefesien, pemborosan, sumber kebocoran dana, dan institusi yang selalu merugi. Untuk itu organisasi sektor publik harus mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara optimal. Penerapan anggaran berbasis kinerja pada instansi pemerintah saat ini menjadi pilihan karena berfokus pada efesiensi pada penyelenggaraan suatu aktivitas/kegiatan. Dengan penerapan anggaran berbasis kinerja dapat menceminkan beberapa hal, yaitu maksud dan tujuan permintaan dana, biaya dari program-program yang diusulkan dalam mencpai tujuan, dan data yang kuantitatif yang dapat mengukur pencapaian serta pekerjaan yang dilaksanakan untuk tiap-tiap program. Tolok ukur keberhasilan penerapan anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien. Dengan membangun suatu sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja

dengan anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. (Mardiasmo 2009:1).

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang kegiatannya terdiri dari pengurusan Piutang Negara, pengurusan Barang Milik Negara (BMN), Pengelolaan Kekayaan Negara, Penilaian, dan Lelang. Kantor Wilayah Direktort Jenderl Kekayaan Negara Sumatera Utara adalah instansi non- profit (tidak berorientasi pada perolehan laba) tetapi lebih berorientasi pada manfaat yang bisa dhasilkan untuk negara maupun masyarakat dari pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara juga mengelola anggaran kas. Anggaran kas disusun oleh Subbagian Keuangan pada Bagian Umum pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Keayaan Negara Sumatera Utara. Dalam penyusunan anggaran, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara menerapkan sistem anggran berbasis kinerja. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menulis tugas akhir ini dengan judul “Proses Penyusunan Anggaran Kas Sebagai Perencanaan

Kegiatan Pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara”.

B.Perumusan masalah

Bagaimana proses penyusunan anggaran kas dan anggaran kas sebagai perencana kegiatan pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Sumatera Utara sehingga dapat mengetahui bagaimana proses penyusunan anggraran kas dan anggaran kas sebagai perencanaan kegiatan yang dapat membantu efesiensi dalam penggunaan anggaran pada instansi tersebut.

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses penyususnan anggaran kas pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Sumatera Utara.

D.Manfaat penelitian

a. Bagi penulis, sebagai masukan dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai anggaran kas dan proses penyusuan anggaran kas pada suatu instansi

b. Bagi instansi, untuk mengetahui sejauh mana anggaran kas sebagai perencanaan kegiatan dan menjadi sebuah bahan evaluasi pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Sumatera Utara.

c. Bagi pembaca, diharapkan dapat menjadi bahan rujukan atau sumber informasi

Dokumen terkait