• Tidak ada hasil yang ditemukan

Homogeneous Subsets Waktu Reaksi sesudah 10'

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak Etanol Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) dosis 0.75 g / kg BB dan 1.5 g / kg BB memiliki efek analgesik.

2. Ekstrak Etanol Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) dosis 3 g / kg BB memiliki potensi analgesik yang setara dengan pembanding yaitu asetosal.

5.2 Saran

• Diperlukan penelitian uji toksisitas subkronik dan kronik dari cabe jawa pada mencit atau hewan coba lain untuk mengetahui batas keamanannya dan efek samping yang mungkin timbul pada penggunaan dalam jangka waktu lama sehingga dapat digunakan lebih luas di masyarakat,

• Perlu dilakukan penelitian mengenai efek analgesik cabe jawa dengan fraksinasi dengan pelarut organik lain misalnya n-heksana, etil asetat, dll

• Mengembangkan penelitian mengenai cabe jawa dengan menggunakan bentuk sediaan yang lain atau dengan metode induksi yang lain seperti metode induksi cara kimia (metode geliat).

• Menguji efek cabe jawa dengan menggunakan hewan coba lain, dan lebih jauh lagi, dilakukan penelitian klinik, sehingga dapat diketahui efeknya terhadap manusia,

• Dilakukan penelitian untuk menguji berbagai efek lain dari cabe jawa yang selama ini telah digunakan secara empiris dalam pengobatan.

75

Berne R.M., Levy M.N.1983. The somatosensory system. In: Harshberger E.S., Gunter A.,eds Physiology. Missouri: The C.V. Mosby Company. p. 145-163.

Blake S. 2004. Medicinal plant actions, http://www.naturalhealthwizards.com/ MedicinalPlantActionsSample.pdf/, March 27th 2006.

Bowman W.C., Rand M.J. 1980. Textbook of Pharmacology. 2nd ed. Oxford: Blackwell Scientific Publications. p . 16.17-16.31

Bruneton, J. 1999. Clove, Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry. In:

Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants. 2nd ed. Paris: Lavoisier, p.553-555.

Dharmady Agus & Triyanto. 2004. Manajemen Nyeri Dalam Suatu Tatanan Tim Medis Multidisiplin. Majalah Kedokteran Atmajaya, 1(3) : 1-5

Dorland. 2002. Kamus kedokteran dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. h. 85. Fields H.L., Martin J.B. 2005. Pain : Pathophisiology and Management. In :

Dennis K, Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., eds. Harrison's Principles of Internal Medicine. Vol 1. 16U ed. USA : Me Graw-Hill co. Inc. p 71-76

Furst, Danile E., Munster, Tino. 2002. Obat-obat Antiinflamasi Nonsteroid, Obat-obat Antireumatik Pemodifikasi Penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obat-obat untuk Pirai. Dalam :Katzung B.G., editor. Farmakologi Dasar dan

Klinik. Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika. h 449-460.

G. Dewanto.2003.Patofisiologi Nyeri. Majalah Kedokteran Atmajaya, 3(2) : 203-11. Ganong W.F. 2003a. Sensasi somatovisera (perasaan kulit, dalam & viseral).

Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. h. 132-140. Guyton&Hall. 1997a. Susunan sistem saraf dan fungsi dasar sinaps, dan

substansi transmiter. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 761-772.

Hamilton, PM. 2006. Oregon : Pain and Pain Management. http://www.wildirismedical.com, 3 Januari 2007

Hardman, J.G., Limbrid L.E., dan Gilman, A.G. 2001. Analgesic-Antipyretic and Antiinflamatory agents and drugs employed in treatment of gout. In : Roberts, L.J. and Morrow, J.D. eds. Goodman and Gillman’s The

Pharmacological Basis of Therapeutics. 10th edition. New York : Mc Graw Hill Companies. p: 687-691, 706

Hartwig, Mary S., Wilson, Lorraine M. 2006. Nyeri. Dalam : Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M., eds. Patqfisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol 1. Edisi 6. Jakarta : EGC. h 1063-1069.

H.Sardjono, O.Santoso, Hedi R.Dewoto. 2004. Analgesik opioid dan antagonis. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, dkk., eds. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, h. 189-190.

Juckett G. 2004. Herbal medicines. In: Stitzel R.E. and Craig C.R., eds. Modern

pharmacology with clinical applications. 6 ed. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins. p. 785

Kasahara,. 1995. Indeks Tumbuh-Tumbuhan Obat di Indonesia. 2nd edition. Jakarta : PT Eisai Indonesia. h 22

Katzung, B.G., 2001. Nonsteroidal anti-inflamatory drugs, disease modifying antirheumatic drugs, nonopioid analgesic, and drugs used in gout. In: Furst, D.E. and Munster, T. eds. Basic and Clinical Pharmacology. 8th edition. San Francisco: Mc Graw Hill Companies.

Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Kee J.L., Hayes E.R. 1994. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC. p 216-218.

Marazzitil D., Mungail F., Vivarellil L., Prestal S., Osso, B.D. 2006. Pain and psychiatry : a critical analysis and pharmacological review. http://www. Cpementalhealth.com/content/2/1/31. January 25th, 2007.

Midian Sirait. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta : Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam. h 3-6 Mills S., Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy Modern Herbal

Medicine. Jakarta : Materia Medica. p 394-401.

Mutschler, Ernst. 1991. Dinamika Obat. Edisi 5. Bandung : Penerbit ITB. h 177-182.

Mycek, Mary J., Harvey, Richard A., Champe C., Pamela. 2000. Lippincott's

Illustrated Reviews Pharmacology. 2nd ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Ogbru O. 2005. Nonsteroidal Antiinflamatory Drugs (NSAIDs).

http://www.medicinenet.com/nonsteroidal_antiinflamatory_drugs/article.htm. August 2 nd 206

P. Freddy Wilmana.1995. Analgesik Anti Inflamasi Non Steroid. Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudi, Frans D. Suyatna, Purwantiastuti, Nafrialdi, editor : Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi FK Ul. h 207-213.

Pubchem.2006.Prostaglandin.http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary. cgi?sid=173986. 18 Oktober 2007.

Ramabadran K. & Bansinath M. 1990. Bioscreening technique for analgesic activity. In: Thompson E.B., ed. Drug bioscreening. New York:VCH. p. 56. Ruiter J.D. 2002. Principles of drugs action; Non-steroidal antiinflamatory drugs

(NSAID).web6.duc.auburn.edu/~deruija/nsaids_2002.pdf.August 27th, 2006. Samekto Wibowo & Abdul Gofir. 2001. Farmakologi dalam Neurologi. Jakarta :

Salemba Medika. h 113-115, 137-140. Schalkwyk J.V. 1999. Pain Physiology.

http://www.anaesthetist.com/icu/pain/pain3.htm. August 20th, 2006

Setiawan Dalimartha. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Trubus Agriwidya. h 25-28

T. Punjanon, P. Nandhasri, 2007. Penelitian efek androgenik dan anabolik buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) pada tikus putih. Cermin Dunia

Kedokteran 59 : 22-4

Taryono, Agus Ruhnayat. 2004. Cabe Jawa. Jakarta : Penebar Swadaya. h 1-15

Tiruppathi C. 2006. Opioid analgesic drug.

http://www.uic.edu/classes/pcol/pcol331/dentalpharmhandouts2006/lecture51. pdf#search=’opioid%20analgesic’. August 25th,2006

Tjay T.H, dan Kirana Rahardja. 2002. Analgetika Perifer. Dalam : Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek sampingnya. Edisi ke 5. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

The International Association for Study of Pain. 2005.

http://www.pelvicfloordigest.org/pain01.htm. 17 Mei 2007.

Thomson D., Stein B. 2006. NSAIDs. http://www.vasg.org/nsaids.htm, December 22nd, 2006

Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi. 1997. Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Johor (Coassia sianea Lamk) pada Tikus Putih. Buletin Penelitian Kesehatan, 25 : 34-38

Way L. W., Fields H. L.,Shumacher M.A. 2002. Analgesik opioid dan antagonis opioid. Dalam : Katzung, Bertram.G, ed. Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2. edisi 8. Jakarta : Salemba Medika. h. 292-306

Wikipedia, the free encyclopedia. 2007. Substance P.

http://en.wikipedia.org/wiki/SubstanceP. 18 Oktober 2007.

Wikipedia, the free encyclopedia. 2006. Cabe Jawa.

http://id.wikipedia.org/wiki/cabe_jawa

---. 2008. Cabe Jawa. http://www.kalbe.co.id/cdk/13 Obat Analgetik dan Antiinflamasi Nabati 129.pdf/html

---. 2007. Klasifikasi Cabe Jawa.

http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/3_1 07.pdf

---. 2007. Kandungan Cabe Jawa.

http://kiravicena.blogspot.com/2007_10_28_archive.html

---, 2008. Piper retrofractum Vahl.

Dokumen terkait