• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Analgesik Ekstrak Etanol Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) Pada Mencit Galur Swiss-Webster.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Analgesik Ekstrak Etanol Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl) Pada Mencit Galur Swiss-Webster."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

iv

Maike Irwan, 2009; Pembimbing I: Endang Evacuasiany, dra., Apt; MS; AFK Pembimbing II : Dr. Slamet Santosa, dr., M.Kes

Nyeri merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan banyak orang, sehingga mendorong individu bersangkutan untuk mencari pengobatan. Obat – obat analgetik beberapa di antaranya mempunyai efek samping yang merugikan, sehingga perlu dicari alternatif yang lebih aman dari bahan alami. Salah satu tanaman obat yang digunakan untuk menghilangkan nyeri adalah Piper

retrofractum Vahl (cabe jawa).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgesik ekstrak ethanol cabe jawa.

Desain penelitian adalah prospektif eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Pengujian efek analgesik dilaksanakan dengan metode induksi nyeri cara termik. Hewan coba 25 ekor mencit betina galur Swiss Webster dengan berat badan ± 25 gram, dibagi menjadi lima kelompok (n=5). Kelompok I, II, III masing-masing diberi Ekstrak Etanol Cabe Jawa (EECJ) dosis 0,75 g/KgBB, 1,5 g/KgBB, 3 g/KgBB, Kelompok IV (kontrol) diberi suspensi CMC 1 %, dan Kelompok V (pembanding) diberi asetosal 0,42 g/KgBB. Data yang diukur adalah waktu reaksi respon nyeri yang pertama kali, berupa mengangkat atau menjilat kaki depan, atau meloncat, setelah mencit diletakkan pada plat panas. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan uji beda rerata Tukey HSD, α=0,05.

Hasil penelitian diperoleh waktu reaksi kelompok EECJ dosis 0,75 g/KgBB, 1,5 g/KgBB dan 3 g/KgBB berbeda sangat signifikan dengan kelompok kontrol masing-masing dengan p=0.000.

Kesimpulan, Ekstrak Etanol Cabe Jawa memiliki efek analgesik pada mencit.

(2)

v

Maike Irwan, 2009; Tutor I : Endang Evacuasiany, dr; Apt; MS; AFK

Tutor II : Dr. Slamet Santosa, dr., M.Kes

Pain is a symptom that most people often complained about, which drive people to look for therapy. Some of analgesic drugs have many side effects which harming, for that need to looked for more safe alternative from nature. One of the therapies that have been used to alleviate the pain is herbal medicines,such as Piper retrofractum Vahl (Long Pepper).

The objective of this research is to discover the analgesic effect of the ethanol extract of Long pepper.

The research was a true prospective experimental study with Complete Randomize Trial Design that has comparative characteristic. The trial of analgesic effect was accomplished with thermal method as a pain inducement. The female mice Swiss Webster strain with ± 25 grams of weight were devided into five groups (n=5).The 1st, 2nd, 3rd groups were given The Ethanol Extract of Long Pepper (EECJ) with the dose of 0.75 g/KgBW, 1.5 g/KgBW, and 3 g/KgBW, 4th group was given CMC, and 5th group was given asetosal 0.42 g/KgBW. The data measured was the reaction time of the first pain response, such as lift or lick the forefoot, or jump, after the mice had been put against the hot plate.Data is analyzed using one way ANOVA, then followed by Tukey HSD mean different test, α=0.05.

The result of the experiment, the reaction time of group EECJ dose 0.75 g/KgBW, 1.5 g Kg/BW and 3 g/KgBW were significantly different if it was compared to control group with p of 0.000 respectively .

Conclusion, the Ethanol Extract of Long Pepper has an analgesic effect on mice.

(3)

viii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

PRAKATA... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi masalah ... 4

1.3Maksud dan tujuan ... 4

1.4Manfaat penulisan karya tulis ilmiah... 4

1.5 Kerangka pemikiran... 5

1.6 Metodologi... 6

1.7 Lokasi dan waktu ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri ... 7

2.1.1 Definisi ... 7

2.1.2 Klasifikasi Nyeri ... 8

2.1.3 Reseptor Nyeri ... 18

2.1.4 Teori Nyeri ... 19

2.1.5 Patofisiologi Nyeri... 20

2.1.6 Mediator kimia yang berperan dalam Mekanisme Nyeri... 22

(4)

ix

2.2.1 Klasifikasi Analgetika ... 34

2.2.1.1 Analgetik Opioids dan Antagonis ... 34

2.2.1.2 Analgetik Anti-inflamasi Nonsteroid... 36

2.2.2 Asetosal ... 40

2.2.2.1 Struktur Kimia ... 40

2.2.2.2 Mekanisme Kerja ... 41

2.2.2.3 Farmakokinetik Asetosal ... 42

2.2.2.4 Farmakodinamik Asetosal... 43

2.2.2.5 Efek Samping... 46

2.2.2.6 Kontraindikasi Asetosal... 46

2.2.2.7 Sediaan... 47

2.2.3. Tumbuhan Obat yang Berefek Analgesik... 47

2.3 Cabe Jawa ... 47

2.3.1 Penyebaran ... 48

2.3.2 Morfologi ... 49

2.3.3 Taksonomi... 50

2.3.4 Sifat dan Khasiat... 51

2.3.5 Kandungan Kimia... 51

2.3.6 Kegunaan... 52

2.3.7 Cara Pemakaian... 54

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat ... 56

3.1.1 Bahan yang digunakan ... 56

3.1.2 Alat yang digunakan... 56

3.2 Persiapan Penelitian ... 57

(5)

x

3.3.3 Metode Penarikan Sampel... 59

3.3.4 Prosedur Kerja ... 59

3.3.5 Data yang Diukur... 60

3.3.6 Analisis Data ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 62

4.2 Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 74

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(6)

xi

Gambar 2.1 Beberapa macam ujung serabut saraf somatosensorik... 19

Gambar 2.2 Transmisi Neurologis dari Stimulus Nyeri ... 21

Gambar 2.3 Skema Biosintesis Prostaglandin... 23

Gambar 2.4 Struktur Prostaglandin ... 24

Gambar 2.5 Struktur Substansi P ... 24

Gambar 2.6 Penjalaran Sinyal Nyeri ... 27

Gambar 2.7 Sistem Analgesia Dalam Batang Otak dan Medula Spinalis... 31

Gambar 2.8 Struktur Kimia Aspirin... 40

Gambar 2.9 Struktur Kimia Asetosal... 41

Gambar 2.10 Cabe Jawa... 50

Gambar 2.11 Buah Cabe Jawa yang telah dikeringkan... 50

(7)

xii

(8)

xiii

Lampiran 3. Tabel Hasil Pengamatan ... 84 Lampiran 4. Tabel Statistik

(9)

79 Perhitungan dosis asetosal

Dosis asetosal 30 mg /100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997)

Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang beratnya ± 20 g adalah 0.14

Volume lambung mencit ± 0.5 ml Perhitungan :

Dosis asetosal = 30 mg / 100 g BB tikus = 60 mg / 200g BB tikus Dosis tikus 200 g = 200 g / 100 g x 30 mg = 60 mg

Dosis asetosal untuk mencit = 60 mg x 0.14

Un tu k menc it d engan be rat b ad an 20 g = 8.4 mg/0 .5 c c = 9.24 mg / 22 g BB

= 9.24 mg x 1000 g / 22 g = 420 mg / kgBB

= 0.42 g / kg BB

Jadi dosis mencit = 9.24 mg / 22 g BB = 0.42 g / Kg BB 22 / 1000 x 0.42 = 0.00924 g / 0.5 ml = 9.24 mg / 0.5 ml = 0.01848 g / ml

= 0.1848 g / 10 ml = 184.8 mg / 10 ml

Dosis asetosal diberikan 9.24 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 184.8 mg asetosal dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%.

Untuk mencit dengan BB 25 g = 25 / 20 x 8.4 = 10.5 mg / 0.5 cc = 0.0105 g / 0.5 cc = 10.5 mg / 25 g BB

(10)

= 420 mg / kg BB = 0.42 g / kg BB

25 / 1000 x 0.42 = 0.0105 g / 0.5 ml = 10.5 mg / 0.5 ml = 0.021 g / ml

= 0.21 g / 10 ml = 210 mg /10 ml

Dosis asetosal diberikan 10.5 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 210 mg asetosal dilarutkan dalam 10 ml CMC 1 %

Dosis asetosal 0.42 g / kg BB Berat rata-rata mencit 25.28 g

25.28 / 1000 x 0.42 = 0.0106176 g / 0.5 ml = 10.6176 mg / 0.5 ml = 0.0212352 g / ml

= 0.212352 g / 10 ml = 212.352 mg / 10 ml Dosis asetosal diberikan 10.6176 mg / 0.5 ml ( volume lambung mencit)

212.352 mg asetosal dilarutkan dalam 10 ml CMC 1 %

Perhitungan dosis ekstrak etanol cabe jawa (EECJ) (Piper retrofractum Vahl)

Dosis efektif pada mencit = 15 mg/ 20 gBB (T.Punjanon, P.Nandhasri, 2007)

Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya ± 25.28 g Volume lambung mencit ± 0.5 ml

Infus 10 g / 100 cc

1 kg simplisia jadi 100 mg 1000 g

(11)

= 37.5 mg / 25 g BB Dosis 3 = 3 g / kg BB

= 60 mg / 20 g BB = 75 mg / 25 g BB Perhitungan :

Dosis yang digunakan:

EECJ-1 = 15 mg / 20 g = 0.75 g / Kg BB mencit = 1 X dosis EECJ-2 = 30 mg / 20 g = 1.5 g / Kg BB mencit = 2 X dosis EECJ-3 = 60 mg / 20 g = 3 g / Kg BB mencit = 4 X dosis 3 g / kg BB

Berat rata-rata mencit 25.28 g

25.28 / 1000 x 3 = 0.07584 g / mencit 25.28 g

= 0.07584 g / 0.5 ml ( dalam CMC 1 % ) = 0.15168 g / ml ( dalam CMC 1 % ) = 1.5168 g / 10 ml ( dalam CMC 1 % )

Untuk dosis 3 timbang 1.5168 g EECJ + 100 mg CMC + Aguadest sampai 10 ml sehingga diperoleh 10 ml dosis 3

Untuk dosis 2

2 ml dosis 3 + 2 ml CMC 1 % sehingga diperoleh 4 ml dosis 2 Untuk dosis 1

1 ml dosis 3 + 3 ml CMC 1 % sehingga diperoleh 4 ml dosis 1 Perhitungan dosis 1:

EECJ-1 = 15 mg / 20 gBB mencit = 18.96 mg/25.28 gBB mencit

Dosis 1 diberikan 18.96 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 379.2 mg dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%

Perhitungan dosis 2:

(12)

Dosis 2 diberikan 37.92 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 758.4 mg EECJ dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%

Perhitungan dosis 3:

EECJ-3 = 60 mg / 20 g BB mencit = 75.84 mg / 25.28 g BB mencit

Dosis 3 diberikan 75.84 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 1516.8 mg EECJ dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%

Suspensi CMC 1 %

(13)

83 sampai halus)

2. Cabe jawa / simplisia (bahan yang sudah digiling halus) dimasukkan ke dalam wadah simplisia pada alat ekstraksi (mesin ekstraktor) dengan perbandingan 1 : 5 w/v dalam 95 % etanol, pada temperatur/ suhu ekstraktor 500C dan tekanan 76 cmHg, prosesnya dilakukan secara kontinyu sehingga semua senyawa dalam simplisia telah terekstraksi secara merata / sempurna selama 4 jam, kemudian diperoleh ekstrak cair cabe jawa

3. Ekstrak cair tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam lemari pengering / oven selama 48 jam dengan suhu 500C sehingga diperoleh ekstrak kering (untuk ekstrak cabe tidak bisa sampai kering)

(14)

84

Waktu Reaksi 5 menit Sebelum Perlakuan

Mencit Waktu Reaksi(detik)

EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

1 4,28 4,21 5,18 4,37 4,07

2 3,48 3,94 3,02 4,28 5,38

3 3,73 3,83 3,67 4,66 4,80

4 3,09 4,75 3,53 3,99 3,85

5 4,22 5,24 4,30 3,96 3,21

Rerata 3,76 4,39 3,94 4,25 4,26

Waktu Reaksi 10 menit Sebelum Perlakuan

Mencit Waktu Reaksi(detik)

EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

1 5.18 3.82 5.34 5.02 4.32

2 3.98 3.70 3.99 3.02 3.25

3 3,43 4.03 5.15 4.63 4.03

4 3.53 5.20 5.23 5.16 3.79

5 3.14 5.49 3.12 5.16 3.10

Rerata 3.85 4.45 4.57 4.60 3.70

Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan

Mencit Waktu Reaksi (detik)

EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

1 4,73 4,02 5,26 4,70 4,20

2 3,73 3,82 3,51 3,65 4,32

3 3,58 3,93 4,41 4,65 4,42

4 3,31 4,98 4,38 4,58 3,82

5 3,68 5,37 3,71 4,56 3,16

(15)

Waktu Reaksi 10 menit Sesudah Perlakuan

Mencit Waktu Reaksi(detik)

EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

1 6.15 6.61 7.24 3.93 8.85

2 6.17 7.40 8.70 4.65 8.13

3 5.68 7.59 9.56 2.98 8.85

4 4.09 8.39 9.68 4.09 9.91

5 3.58 7.41 8.83 3.58 8.63

Rerata 5.13 7.48 8.80 3.85 8.87

Waktu Reaksi 20 menit Sesudah Perlakuan

Mencit Waktu Reaksi(detik)

EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

1 6.24 7.08 7.90 4.10 8.20

2 4.80 7.09 8.93 4.55 9.53

3 6.00 8.79 9.19 4.77 8.19

4 5.36 6.96 8.87 4.63 8.47

5 6.69 5.74 8.93 4.14 10.13

Rerata 5.82 7.13 8.76 4.44 8.90

Waktu Reaksi 30 menit Sesudah Perlakuan

Mencit Waktu Reaksi(detik)

EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

1 6.79 7.24 8.56 4.81 8.38

2 5.10 7.80 9.03 3.26 8.98

3 4.93 6.78 9.34 4.97 9.65

4 4.87 5.96 8.75 5.29 10.25

5 4.68 8.69 9.19 4.64 10.15

(16)

Waktu Reaksi 45 menit Sesudah Perlakuan

Mencit Waktu Reaksi(detik)

EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

1 5.52 8.02 7.55 3.00 8.94

2 6.20 8.83 10.57 4.37 10.24

3 6.03 8.80 9.14 4.37 9.53

4 6.71 7.98 9.33 3.00 9.36

5 5.67 7.43 9.67 4.49 9.55

Rerata 6.03 8.21 9.25 3.85 9.52

Waktu Reaksi 60 menit Sesudah Perlakuan

Mencit Waktu Reaksi(detik)

EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

1 5.91 8.43 8.55 4.31 10.67

2 6.89 7.54 11.57 3.49 10.27

3 6.34 7.80 9.14 4.15 10.57

4 6.36 7.95 9.33 4.33 9.90

5 5.54 8.01 9.67 4.62 10.72

Rerata 6.21 7.95 9.65 4.18 10.43

Waktu Reaksi 75 menit Sesudah Perlakuan

Mencit Waktu Reaksi(detik)

EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

1 6.00 8.14 9.05 3.83 10.88

2 5.46 7.50 9.46 2.08 9.14

3 6.11 7.88 9.06 3.68 8.47

4 6.62 8.08 9.62 4.12 9.94

5 6.08 8.14 8.75 3.44 10.36

(17)

Waktu Reaksi 90 menit Sesudah Perlakuan

Mencit Waktu Reaksi(detik)

EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

1 5.11 8.07 8.83 3.54 11.04

2 7.30 8.02 9.39 4.15 10.62

3 6.47 7.83 10.45 3.69 11.42

4 4.04 7.36 8.99 3.97 9.29

5 6.20 7.72 9.61 4.31 8.98

Rerata 5.82 7.80 9.45 3.93 10.27

Rerata Waktu Reaksi Total Setelah Perlakuan

Waktu pengamatan Waktu Reaksi (detik)

(menit) EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding

10 5.13 7.48 8.80 3.85 8.87

20 5.82 7.13 8.76 4.44 8.90

30 5.27 7.29 8.97 4.59 9.48

45 6.03 8.21 9.25 3.85 9.52

60 6.21 7.95 9.65 4.18 10.43

75 6.05 7.95 9.19 3.43 9.76

90 5.82 7.80 9.45 3.93 10.27

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

88

Descriptives

5 3,7600 ,50254 ,22474 3,1360 4,3840 3,09 4,28 5 4,3940 ,59172 ,26462 3,6593 5,1287 3,83 5,24 5 3,9400 ,82985 ,37112 2,9096 4,9704 3,02 5,18 5 4,2520 ,28943 ,12944 3,8926 4,6114 3,96 4,66 5 4,2620 ,84449 ,37767 3,2134 5,3106 3,21 5,38 25 4,1216 ,63660 ,12732 3,8588 4,3844 3,02 5,38 5 3,8520 ,80136 ,35838 2,8570 4,8470 3,14 5,18 5 4,4480 ,83365 ,37282 3,4129 5,4831 3,70 5,49 5 4,5660 ,97516 ,43610 3,3552 5,7768 3,12 5,34 5 4,5980 ,90842 ,40626 3,4701 5,7259 3,02 5,16 5 3,6980 ,51572 ,23064 3,0576 4,3384 3,10 4,32 25 4,2324 ,84473 ,16895 3,8837 4,5811 3,02 5,49 Kel. I Waktu Reaksi 5 menit sebelum perlakuan

Waktu Reaksi 10' menit sebelum perlakuan

Test of Homogeneity of Variances

1,718 4 20 ,186

,697 4 20 ,603

Waktu Reaksi 5 menit sebelum Waktu Reaksi 10 menit sebelum

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

1,373 4 ,343 ,822 ,526

8,353 20 ,418

9,726 24

3,609 4 ,902 1,335 ,292

13,517 20 ,676

(23)

Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan (detik)

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence

Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound

Upper

Bound

EECJ-1 5 3.806000 .5414148 .2421281 3.133745 4.478255 3.3100 4.7300

EECJ-2 5 4.424000 .7028727 .3143342 3.551268 5.296732 3.8200 5.3700

EECJ-3 5 4.254000 .6895143 .3083602 3.397855 5.110145 3.5100 5.2600

Kontrol 5 4.428000 .4384860 .1960969 3.883548 4.972452 3.6500 4.7000

Pembanding 5 3.984000 .5136925 .2297303 3.346166 4.621834 3.1600 4.4200

Total 25 4.179200 .5915722 .1183144 3.935011 4.423389 3.1600 5.3700

Test of Homogeneity of Variances

Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan (detik) Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.767 4 20 .559

ANOVA

Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan (detik)

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.524 4 .381 1.108 .380

Within Groups 6.875 20 .344

(24)

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum

EECJ-1 5 3.806000 .5414148 .2421281 3.133745 4.478255 3.3100 4.7300

EECJ-2 5 4.424000 .7028727 .3143342 3.551268 5.296732 3.8200 5.3700

EECJ-3 5 4.254000 .6895143 .3083602 3.397855 5.110145 3.5100 5.2600

Kontrol 5 4.428000 .4384860 .1960969 3.883548 4.972452 3.6500 4.7000

Pembanding 5 3.984000 .5136925 .2297303 3.346166 4.621834 3.1600 4.4200

Total 25 4.179200 .5915722 .1183144 3.935011 4.423389 3.1600 5.3700

Test of Homogeneity of Variances

Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan (detik)

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.767 4 20 .559

ANOVA

Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan (detik)

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1.524 4 .381 1.108 .380

Within Groups 6.875 20 .344

(25)

Dependent Variable: Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan Tukey HSD

95% Confidence Interval

(I) Kelompok Perlakuan (J) Kelompok Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

EECJ-2 -.6180000 .3708088 .475 -1.727599 .491599

EECJ-3 -.4480000 .3708088 .747 -1.557599 .661599

Kontrol -.6220000 .3708088 .469 -1.731599 .487599

EECJ-1

Pembanding -.1780000 .3708088 .988 -1.287599 .931599

EECJ-2 EECJ-1 .6180000 .3708088 .475 -.491599 1.727599

EECJ-3 .1700000 .3708088 .990 -.939599 1.279599

Kontrol -.0040000 .3708088 1.000 -1.113599 1.105599

Pembanding .4400000 .3708088 .759 -.669599 1.549599

EECJ-3 EECJ-1 .4480000 .3708088 .747 -.661599 1.557599

EECJ-2 -.1700000 .3708088 .990 -1.279599 .939599

Kontrol -.1740000 .3708088 .989 -1.283599 .935599

Pembanding .2700000 .3708088 .947 -.839599 1.379599

Kontrol EECJ-1 .6220000 .3708088 .469 -.487599 1.731599

EECJ-2 .0040000 .3708088 1.000 -1.105599 1.113599

EECJ-3 .1740000 .3708088 .989 -.935599 1.283599

Pembanding .4440000 .3708088 .753 -.665599 1.553599

Pembanding EECJ-1 .1780000 .3708088 .988 -.931599 1.287599

EECJ-2 -.4400000 .3708088 .759 -1.549599 .669599

EECJ-3 -.2700000 .3708088 .947 -1.379599 .839599

Kontrol -.4440000 .3708088 .753 -1.553599 .665599

Homogeneous Subsets

Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan

Tukey HSD

Pembanding 5 3.984000

EECJ-3 5 4.254000

EECJ-2 5 4.424000

Kontrol 5 4.428000

Sig. .469

(26)

Oneway

Descriptives

Waktu Reaksi sesudah 10'

5 5,1340 1,21537 ,54353 3,6249 6,6431 3,58 6,17

5 7,4800 ,63411 ,28358 6,6926 8,2674 6,61 8,39

5 8,8020 ,97423 ,43569 7,5923 10,0117 7,24 9,68

5 3,8460 ,61922 ,27692 3,0771 4,6149 2,98 4,65

5 8,8740 ,64952 ,29048 8,0675 9,6805 8,13 9,91

25 6,8272 2,19738 ,43948 5,9202 7,7342 2,98 9,91

Cabe jawa D1

Test of Homogeneity of Variances

Waktu Reaksi sesudah 10'

1,725 4 20 ,184

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Waktu Reaksi sesudah 10'

101,349 4 25,337 34,865 ,000

14,535 20 ,727

115,884 24

Between Groups

Within Groups

Total

(27)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 10'

Tukey HSD

-2,34600* ,53916 ,003 -3,9594 -,7326

-3,66800* ,53916 ,000 -5,2814 -2,0546

1,28800 ,53916 ,159 -,3254 2,9014

-3,74000* ,53916 ,000 -2,34600 ,53916

2,34600* ,53916 ,003 -3,66800 ,53916

-1,32200 ,53916 ,142 1,28800 ,53916

3,63400* ,53916 ,000 -3,74000 ,53916

-1,39400 ,53916 ,111 2,34600 ,53916

3,66800* ,53916 ,000 -1,32200 ,53916

1,32200 ,53916 ,142 3,63400 ,53916

4,95600* ,53916 ,000 -1,39400 ,53916

-,07200 ,53916 1,000 3,66800 ,53916

-1,28800 ,53916 ,159 1,32200 ,53916

-3,63400* ,53916 ,000 4,95600 ,53916

-4,95600* ,53916 ,000 -6,5694 -3,3426

-5,02800* ,53916 ,000 -6,6414 -3,4146

3,74000* ,53916 ,000 2,1266 5,3534

1,39400 ,53916 ,111 -,2194 3,0074

,07200 ,53916 1,000 -1,5414 1,6854

5,02800* ,53916 ,000 3,4146 6,6414

(J) Kelompok

(28)

Homogeneous Subsets

Waktu Reaksi sesudah 10'

Tukey HSDa

5 3,8460

5 5,1340

5 7,4800

5 8,8020

5 8,8740

,159 ,111

Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif

Cabe jawa D1

Cabe jawa D2

Cabe jawa D3

Kontrol Positif

Sig.

N 1 2

Subset for alpha = .05

(29)

Oneway

Descriptives

Waktu Reaksi sesudah 20'

5 5,8180 ,74459 ,33299 4,8935 6,7425 4,80 6,69

5 7,1320 1,08636 ,48583 5,7831 8,4809 5,74 8,79

5 8,7640 ,49858 ,22297 8,1449 9,3831 7,90 9,19

5 4,4380 ,30111 ,13466 4,0641 4,8119 4,10 4,77

5 8,9040 ,87874 ,39298 7,8129 9,9951 8,19 10,13

25 7,0112 1,88146 ,37629 6,2346 7,7878 4,10 10,13

Cabe jawa D1

Test of Homogeneity of Variances

Waktu Reaksi sesudah 20'

1,159 4 20 ,358

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Waktu Reaksi sesudah 20'

73,573 4 18,393 32,314 ,000

11,384 20 ,569

84,957 24

Between Groups

Within Groups

Total

(30)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 20'

Tukey HSD

-1,31400 ,47716 ,081 -2,7418 ,1138

-2,94600* ,47716 ,000 -4,3738 -1,5182

1,38000 ,47716 ,061 -,0478 2,8078

-3,08600* ,47716 ,000 -4,5138 -1,6582

1,31400 ,47716 ,081 -,1138 2,7418

-1,63200* ,47716 ,020 -3,0598 -,2042

2,69400* ,47716 ,000 1,2662 4,1218

-1,77200* ,47716 ,011 -3,1998 -,3442

2,94600* ,47716 ,000 1,5182 4,3738

1,63200* ,47716 ,020 ,2042 3,0598

4,32600* ,47716 ,000 2,8982 5,7538

-,14000 ,47716 ,998 -1,5678 1,2878

-1,38000 ,47716 ,061 -2,8078 ,0478

-2,69400* ,47716 ,000 -4,1218 -1,2662

-4,32600* ,47716 ,000 -5,7538 -2,8982

-4,46600* ,47716 ,000 -5,8938 -3,0382

3,08600* ,47716 ,000 1,6582 4,5138

1,77200* ,47716 ,011 ,3442 3,1998

,14000 ,47716 ,998 -1,2878 1,5678

4,46600* ,47716 ,000 3,0382 5,8938

(J) Kelompok

(31)

Homogeneous Subsets

Waktu Reaksi sesudah 20'

Tukey HSDa

5 4,4380

5 5,8180 5,8180

5 7,1320

5 8,7640

5 8,9040

,061 ,081 ,998

Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif

Cabe jawa D1

Cabe jawa D2

Cabe jawa D3

Kontrol Positif

Sig.

N 1 2 3

Subset for alpha = .05

(32)

Oneway

Descriptives

Waktu Reaksi sesudah 30'

5 5,2740 ,86066 ,38490 4,2054 6,3426 4,68 6,79

5 7,2940 1,03096 ,46106 6,0139 8,5741 5,96 8,69

5 8,9740 ,31832 ,14236 8,5787 9,3693 8,56 9,34

5 4,5940 ,78328 ,35029 3,6214 5,5666 3,26 5,29

5 9,4820 ,79541 ,35572 8,4944 10,4696 8,38 10,25

25 7,1236 2,10930 ,42186 6,2529 7,9943 3,26 10,25

Cabe jawa D1

Test of Homogeneity of Variances

Waktu Reaksi sesudah 30'

,878 4 20 ,495

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Waktu Reaksi sesudah 30'

94,175 4 23,544 37,357 ,000

12,605 20 ,630

106,779 24

Between Groups

Within Groups

Total

(33)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 30'

Tukey HSD

-2,02000* ,50209 ,005 -3,5224 -,5176

-3,70000* ,50209 ,000 -5,2024 -2,1976

,68000 ,50209 ,662 -,8224 2,1824

-4,20800* ,50209 ,000 -5,7104 -2,7056

2,02000* ,50209 ,005 ,5176 3,5224

-1,68000* ,50209 ,024 -3,1824 -,1776

2,70000* ,50209 ,000 1,1976 4,2024

-2,18800* ,50209 ,003 -3,6904 -,6856

3,70000* ,50209 ,000 2,1976 5,2024

1,68000* ,50209 ,024 ,1776 3,1824

4,38000* ,50209 ,000 2,8776 5,8824

-,50800 ,50209 ,847 -2,0104 ,9944

-,68000 ,50209 ,662 -2,1824 ,8224

-2,70000* ,50209 ,000 -4,2024 -1,1976

-4,38000* ,50209 ,000 -5,8824 -2,8776

-4,88800* ,50209 ,000 -6,3904 -3,3856

4,20800* ,50209 ,000 2,7056 5,7104

2,18800* ,50209 ,003 ,6856 3,6904

,50800 ,50209 ,847 -,9944 2,0104

4,88800* ,50209 ,000 3,3856 6,3904

(J) Kelompok

(34)

Homogeneous Subsets

Waktu Reaksi sesudah 30'

Tukey HSDa

5 4,5940

5 5,2740

5 7,2940

5 8,9740

5 9,4820

,662 1,000 ,847

Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif

Cabe jawa D1

Cabe jawa D2

Cabe jawa D3

Kontrol Positif

Sig.

N 1 2 3

Subset for alpha = .05

(35)

Oneway

Descriptives

Waktu Reaksi sesudah 45'

5 6,0260 ,46929 ,20987 5,4433 6,6087 5,52 6,71

5 8,2120 ,59789 ,26738 7,4696 8,9544 7,43 8,83

5 9,2520 1,09855 ,49129 7,8880 10,6160 7,55 10,57

5 3,8460 ,77384 ,34607 2,8851 4,8069 3,00 4,49

5 9,5240 ,46939 ,20992 8,9412 10,1068 8,94 10,24

25 7,3720 2,29122 ,45824 6,4262 8,3178 3,00 10,57

Cabe jawa D1

Test of Homogeneity of Variances

Waktu Reaksi sesudah 45'

1,116 4 20 ,377

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Waktu Reaksi sesudah 45'

115,577 4 28,894 55,488 ,000

10,415 20 ,521

125,992 24

Between Groups

Within Groups

Total

(36)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 45'

Tukey HSD

-2,18600* ,45639 ,001 -3,5517 -,8203

-3,22600* ,45639 ,000 -4,5917 -1,8603

2,18000* ,45639 ,001 ,8143 3,5457

-3,49800* ,45639 ,000 -4,8637 -2,1323

2,18600* ,45639 ,001 ,8203 3,5517

-1,04000 ,45639 ,193 -2,4057 ,3257

4,36600* ,45639 ,000 3,0003 5,7317

-1,31200 ,45639 ,063 -2,6777 ,0537

3,22600* ,45639 ,000 1,8603 4,5917

1,04000 ,45639 ,193 -,3257 2,4057

5,40600* ,45639 ,000 4,0403 6,7717

-,27200 ,45639 ,974 -1,6377 1,0937

-2,18000* ,45639 ,001 -3,5457 -,8143

-4,36600* ,45639 ,000 -5,7317 -3,0003

-5,40600* ,45639 ,000 -6,7717 -4,0403

-5,67800* ,45639 ,000 -7,0437 -4,3123

3,49800* ,45639 ,000 2,1323 4,8637

1,31200 ,45639 ,063 -,0537 2,6777

,27200 ,45639 ,974 -1,0937 1,6377

5,67800* ,45639 ,000 4,3123 7,0437 (J) Kelompok

(37)

Homogeneous Subsets

Waktu Reaksi sesudah 45'

Tukey HSDa

5 3,8460

5 6,0260

5 8,2120

5 9,2520

5 9,5240

1,000 1,000 ,063

Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif

Cabe jawa D1

Cabe jawa D2

Cabe jawa D3

Kontrol Positif

Sig.

N 1 2 3

Subset for alpha = .05

(38)

Oneway

Descriptives

Waktu Reaksi sesudah 60'

5 6,2080 ,51007 ,22811 5,5747 6,8413 5,54 6,89

5 7,9460 ,32578 ,14569 7,5415 8,3505 7,54 8,43

5 9,6520 1,14666 ,51280 8,2282 11,0758 8,55 11,57

5 4,1800 ,42131 ,18841 3,6569 4,7031 3,49 4,62

5 10,4260 ,34195 ,15292 10,0014 10,8506 9,90 10,72

25 7,6824 2,39345 ,47869 6,6944 8,6704 3,49 11,57 Cabe jawa D1

Test of Homogeneity of Variances

Waktu Reaksi sesudah 60'

1,603 4 20 ,212

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Waktu Reaksi sesudah 60'

129,584 4 32,396 81,992 ,000

7,902 20 ,395

137,486 24

Between Groups

Within Groups

Total

(39)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 60'

Tukey HSD

-1,73800* ,39755 ,002 -2,9276 -,5484

-3,44400* ,39755 ,000 -4,6336 -2,2544

2,02800* ,39755 ,000 ,8384 3,2176

-4,21800* ,39755 ,000 -5,4076 -3,0284

1,73800* ,39755 ,002 ,5484 2,9276

-1,70600* ,39755 ,003 -2,8956 -,5164

3,76600* ,39755 ,000 2,5764 4,9556

-2,48000* ,39755 ,000 -3,6696 -1,2904

3,44400* ,39755 ,000 2,2544 4,6336

1,70600* ,39755 ,003 ,5164 2,8956

5,47200* ,39755 ,000 4,2824 6,6616

-,77400 ,39755 ,326 -1,9636 ,4156

-2,02800* ,39755 ,000 -3,2176 -,8384

-3,76600* ,39755 ,000 -4,9556 -2,5764

-5,47200* ,39755 ,000 -6,6616 -4,2824

-6,24600* ,39755 ,000 -7,4356 -5,0564

4,21800* ,39755 ,000 3,0284 5,4076

2,48000* ,39755 ,000 1,2904 3,6696

,77400 ,39755 ,326 -,4156 1,9636

6,24600* ,39755 ,000 5,0564 7,4356

(J) Kelompok

(40)

Homogeneous Subsets

Waktu Reaksi sesudah 60'

Tukey HSDa

5 4,1800

5 6,2080

5 7,9460

5 9,6520

5 10,4260

1,000 1,000 1,000 ,326

Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif

Cabe jawa D1

Cabe jawa D2

Cabe jawa D3

Kontrol Positif

Sig.

N 1 2 3 4

Subset for alpha = .05

(41)

Oneway

Descriptives

Waktu Reaksi sesudah 75'

5 6,0540 ,41229 ,18438 5,5421 6,5659 5,46 6,62

5 7,9480 ,27225 ,12175 7,6100 8,2860 7,50 8,14

5 9,1880 ,34924 ,15619 8,7544 9,6216 8,75 9,62

5 3,4300 ,79391 ,35505 2,4442 4,4158 2,08 4,12

5 9,7580 ,96116 ,42984 8,5646 10,9514 8,47 10,88

25 7,2756 2,41906 ,48381 6,2771 8,2741 2,08 10,88

Cabe jawa D1

Test of Homogeneity of Variances

Waktu Reaksi sesudah 75'

2,338 4 20 ,090

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Waktu Reaksi sesudah 75'

132,763 4 33,191 86,426 ,000

7,681 20 ,384

140,444 24

Between Groups

Within Groups

Total

(42)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 75'

Tukey HSD

-1,89400* ,39194 ,001 -3,0668 -,7212

-3,13400* ,39194 ,000 -4,3068 -1,9612

2,62400* ,39194 ,000 1,4512 3,7968

-3,70400* ,39194 ,000 -4,8768 -2,5312

1,89400* ,39194 ,001 ,7212 3,0668

-1,24000* ,39194 ,035 -2,4128 -,0672

4,51800* ,39194 ,000 3,3452 5,6908

-1,81000* ,39194 ,001 -2,9828 -,6372

3,13400* ,39194 ,000 1,9612 4,3068

1,24000* ,39194 ,035 ,0672 2,4128

5,75800* ,39194 ,000 4,5852 6,9308

-,57000 ,39194 ,602 -1,7428 ,6028

-2,62400* ,39194 ,000 -3,7968 -1,4512

-4,51800* ,39194 ,000 -5,6908 -3,3452

-5,75800* ,39194 ,000 -6,9308 -4,5852

-6,32800* ,39194 ,000 -7,5008 -5,1552

3,70400* ,39194 ,000 2,5312 4,8768

1,81000* ,39194 ,001 ,6372 2,9828

,57000 ,39194 ,602 -,6028 1,7428

6,32800* ,39194 ,000 5,1552 7,5008 (J) Kelompok

(43)

Homogeneous Subsets

Waktu Reaksi sesudah 75'

Tukey HSDa

5 3,4300

5 6,0540

5 7,9480

5 9,1880

5 9,7580

1,000 1,000 1,000 ,602

Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif

Cabe jawa D1

Cabe jawa D2

Cabe jawa D3

Kontrol Positif

Sig.

N 1 2 3 4

Subset for alpha = .05

(44)

Oneway

Descriptives

Waktu Reaksi sesudah 90'

5 5,8240 1,26784 ,56700 4,2498 7,3982 4,04 7,30

5 7,8000 ,28381 ,12693 7,4476 8,1524 7,36 8,07

5 9,4540 ,63740 ,28505 8,6626 10,2454 8,83 10,45

5 3,9320 ,31784 ,14214 3,5374 4,3266 3,54 4,31

5 10,2700 1,07963 ,48283 8,9295 11,6105 8,98 11,42

25 7,4560 2,49164 ,49833 6,4275 8,4845 3,54 11,42

Cabe jawa D1

Test of Homogeneity of Variances

Waktu Reaksi sesudah 90'

4,959 4 20 ,006

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Waktu Reaksi sesudah 90'

135,555 4 33,889 50,416 ,000

13,444 20 ,672

148,998 24

Between Groups

Within Groups

Total

(45)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 90'

Tukey HSD

-1,97600* ,51853 ,009 -3,5276 -,4244

-3,63000* ,51853 ,000 -5,1816 -2,0784

1,89200* ,51853 ,012 ,3404 3,4436

-4,44600* ,51853 ,000 -5,9976 -2,8944

1,97600* ,51853 ,009 ,4244 3,5276

-1,65400* ,51853 ,033 -3,2056 -,1024

3,86800* ,51853 ,000 2,3164 5,4196

-2,47000* ,51853 ,001 -4,0216 -,9184

3,63000* ,51853 ,000 2,0784 5,1816

1,65400* ,51853 ,033 ,1024 3,2056

5,52200* ,51853 ,000 3,9704 7,0736

-,81600 ,51853 ,530 -2,3676 ,7356

-1,89200* ,51853 ,012 -3,4436 -,3404

-3,86800* ,51853 ,000 -5,4196 -2,3164

-5,52200* ,51853 ,000 -7,0736 -3,9704

-6,33800* ,51853 ,000 -7,8896 -4,7864

4,44600* ,51853 ,000 2,8944 5,9976

2,47000* ,51853 ,001 ,9184 4,0216

,81600 ,51853 ,530 -,7356 2,3676

6,33800* ,51853 ,000 4,7864 7,8896

(J) Kelompok

(46)

Homogeneous Subsets

Waktu Reaksi sesudah 90'

Tukey HSDa

5 3,9320

5 5,8240

5 7,8000

5 9,4540

5 10,2700

1,000 1,000 1,000 ,530

Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif

Cabe jawa D1

Cabe jawa D2

Cabe jawa D3

Kontrol Positif

Sig.

N 1 2 3 4

Subset for alpha = .05

(47)

Oneway

Descriptives

Waktu reaksi rata-rata

5 5,7626 ,27426 ,12265 5,4220 6,1031 5,44 5,99 5 7,6874 ,15430 ,06901 7,4958 7,8790 7,53 7,92 5 9,1551 ,54168 ,24225 8,4826 9,8277 8,24 9,66 5 4,0380 ,17327 ,07749 3,8229 4,2531 3,79 4,20 5 9,6054 ,10482 ,04688 9,4753 9,7356 9,53 9,79 25 7,2497 2,15277 ,43055 6,3611 8,1383 3,79 9,79 Cabe jawa D1

Test of Homogeneity of Variances

Waktu reaksi rata-rata

2,348 4 20 ,089

Levene Statistic df1 df2 Sig.

ANOVA

Waktu reaksi rata-rata

109,492 4 27,373 315,750 ,000

1,734 20 ,087

111,226 24

Between Groups

Within Groups

Total

(48)

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Waktu reaksi rata-rata

Tukey HSD

-1,92486* ,18622 ,000 -2,4821 -1,3676

-3,39257* ,18622 ,000 -3,9498 -2,8353

1,72457* ,18622 ,000 1,1673 2,2818

-3,84286* ,18622 ,000 -4,4001 -3,2856

1,92486* ,18622 ,000 1,3676 2,4821

-1,46771* ,18622 ,000 -2,0249 -,9105

3,64943* ,18622 ,000 3,0922 4,2067

-1,91800* ,18622 ,000 -2,4752 -1,3608

3,39257* ,18622 ,000 2,8353 3,9498

1,46771* ,18622 ,000 ,9105 2,0249

5,11714* ,18622 ,000 4,5599 5,6744

-,45029 ,18622 ,151 -1,0075 ,1069

-1,72457* ,18622 ,000 -2,2818 -1,1673

-3,64943* ,18622 ,000 -4,2067 -3,0922

-5,11714* ,18622 ,000 -5,6744 -4,5599

-5,56743* ,18622 ,000 -6,1247 -5,0102

3,84286* ,18622 ,000 3,2856 4,4001

1,91800* ,18622 ,000 1,3608 2,4752

,45029 ,18622 ,151 -,1069 1,0075

5,56743* ,18622 ,000 5,0102 6,1247

(J) Kelompok

(49)

Homogeneous Subsets

Waktu reaksi rata-rata

Tukey HSDa

5 4,0380

5 5,7626

5 7,6874

5 9,1551

5 9,6054

1,000 1,000 1,000 ,151

Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif

Cabe jawa D1

Cabe jawa D2

Cabe jawa D3

Kontrol Positif

Sig.

N 1 2 3 4

Subset for alpha = .05

(50)

115

NRP : 0410091

Tempat dan Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 9 Oktober 1985

Alamat : Jl. Cihideung No 47, Tasikmalaya

Riwayat Pendidikan : SDK BPK Penabur, Tasikmalaya tahun lulus1998 SLTPK BPK Penabur, Tasikmalaya tahun lulus 2001

(51)

1

Rasa nyeri merupakan masalah yang umum terjadi di masyarakat dan salah satu penyebab paling sering pasien datang berobat ke dokter karena rasa nyeri mengganggu fungsi sosial dan kualitas hidup penderitanya. Hasil penelitian The

U.S. Centre for Health Statistic selama 8 tahun menunjukkan 32% masyarakat

Amerika menderita nyeri yang kronis dan hasil penelitian WHO yang melibatkan lebih dari 25.000 pasien dari 14 negara menunjukkan 22% pasien menderita nyeri, minimal selama 6 bulan. Pada populasi orang tua, prevalensi nyeri meningkat menjadi 50% (Marazzitil, 2006).

Rasa nyeri akan disertai respon stress, antara lain berupa meningkatnya rasa cemas, denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi napas. Nyeri yang berlanjut atau tidak ditangani secara adekuat, memicu respon stress yang berkepanjangan, yang akan menurunkan daya tahan tubuh dengan menurunkan fungsi imun, mempercepat kerusakan jaringan, laju metabolisme, pembekuan darah dan retensi cairan, sehingga akhirnya akan memperburuk kualitas kesehatan (Hartwig & Wilson, 2006).

Nyeri adalah suatu sensasi yang tidak menyenangkan dan bisa dirasakan sebagai rasa sakit. Nyeri dapat timbul di bagian tubuh manapun sebagai respon terhadap stimulus yang berbahaya bagi tubuh, seperti suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, tertusuk benda tajam, patah tulang, dan lain-lain. Rasa nyeri timbul apabila terjadi kerusakan jaringan akibat luka, terbentur, terbakar, dan lain sebagainya. Hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan posisi tubuhnya (Guyton & Hall, 1997).

(52)

Sensasi nyeri yang terjadi mendorong individu yang bersangkutan untuk mencari pengobatan, antara lain dengan mengkonsumsi obat-obatan penghilang rasa nyeri (Analgetik). Analgetik adalah obat yang digunakan untuk menghambat atau mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran Saat ini telah banyak beredar obat-obatan sintetis seperti obat anti inflamasi non steroid (AINS). Sebanyak 25% obat yang dijual bebas di pasaran adalah analgetik asetaminofen. Obat ini banyak dipakai untuk bayi, anak-anak, dewasa, dan orang lanjut usia untuk keluhan nyeri ringan dan demam (Kee, 1994).

Obat-obat analgetika adalah kelompok obat yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi rasa nyeri. Efek ini dapat dicapai dengan berbagai macam cara, seperti menekan kepekaan reseptor rasa nyeri (misalnya dengan anestesi) terhadap rangsang nyeri mekanik, termik, listrik atau kimiawi di pusat atau perifer, atau dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator sensasi nyeri.

Metoda-metoda pengujian aktivitas analgetika dilakukan dengan menilai kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi pada hewan percobaan (mencit, tikus, marmot), yang meliputi induksi secara mekanik, termik, elektrik dan secara kimia. Metode pengujian dengan induksi nyeri secara mekanik atau termik lebih sesuai untuk mengevaluasi obat-obat analgetika kuat. Pada umumnya daya kerja analgetika dinilai pada hewan dengan mengukur besarnya peningkatan stimulus nyeri yang harus diberikan sampai ada respon nyeri atau jangka waktu ketahanan hewan terhadap stimulus nyeri atau juga peranan frekuensi respon nyeri (Midian Sirait, dkk).

(53)

aplastik dan gangguan fungsi trombosit. Efek samping lain obat-obat analgetik yaitu dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas yang terjadi pada beberapa orang serta mengganggu fungsi liver, ginjal, dan pankreas. (Freddy Wilmana, 1995; Hardman, et al, 2001). Oleh karena itu, masyarakat mulai beralih untuk menggunakan tanaman obat sebagai alternatif pengobatan.

Tidak sedikit masyarakat yang mencari pengobatan alternatif seperti dengan menggunakan obat tradisional berupa tanaman obat (Herbal Medicine) karena pengobatan dengan herbal lebih alamiah, lebih asli dan relatif lebih aman tanpa efek samping seperti obat-obat sintetik (Blake, 2004; Juckett, 2004). Obat herbal adalah sediaan obat yang dibuat dari bahan tumbuhan, baik tumbuhan yang belum atau sudah dibudidayakan. Obat-obatan herbal tengah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap obat-obatan khususnya analgetika yang lebih alami.

Sesungguhnya Indonesia kaya dengan tumbuhan berkhasiat obat. Hampir semua daerah mempunyai tanaman obat yang telah dibuktikan kemanjurannya secara turun-temurun. Setelah bertahun-tahun mendewakan obat modern yang memang bereaksi cepat, kini orang kembali menggunakan obat alami. Selain karena kesadaran akan resiko efek samping, juga karena krisis ekonomi yang tak terelakkan. Pengobatan dengan herbal yang secara empiris digunakan oleh masyarakat pedesaan untuk mengatasi nyeri yaitu herba sambiloto, herba jombang, bunga cengkeh, cabe jawa, biji pala, batang bratawali, jahe, lengkuas, herba meniran, dan lain-lain.

Saat ini, sebagian besar penggunaan tanaman obat baru secara empiris dan belum berdasarkan hasil penelitian ilmiah. Hal ini sering menjadi kontroversi dalam pemakaiannya dalam praktek kedokteran sehari-hari, sehingga perlu dilakukan penelitian supaya tanaman obat tersebut dapat digunakan oleh masyarakat luas.

(54)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah : 1.2.1 Apakah ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) memiliki efek analgesik.

1.2.2 Bagaimana potensi ekstrak etanol cabe jawa dibandingkan dengan asetosal.

1.3 Maksud dan Tujuan

• Maksud penelitian ini adalah pemanfaatan ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) sebagai alternatif pengobatan khususnya sebagai analgetik.

• Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgesik ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl).

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

• Manfaat akademis :

Menambah cakrawala ilmu pengetahuan dan wawasan farmakologi tumbuhan obat tradisional Indonesia khususnya cabe jawa (Piper

retrofractum Vahl) yang berefek analgesik.

• Manfaat praktis :

(55)

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Nyeri terjadi karena trauma pada sel menyebabkan kerusakan dan gangguan pada membran sel yang merupakan fosfolipid bilayer. Pada cedera jaringan, fosfolipid membran sel dipecah oleh enzim fosfolipase menjadi asam arakidonat. Asam arakidonat diubah menjadi hidroperoksida kemudian leukotrien oleh enzim lipoksigenase. Kemudian asam arakidonat akan dipecah oleh enzim siklooksigenase (COX1 bersifat konstitutif dan COX2 bersifat diinduksi oleh inflamasi) menjadi endoperoksida (PGG2/PGH) yang selanjutnya menghasilkan 3 produk, yaitu prostaglandin (PGE2, PGF2, PGD2), tromboksan A2, dan prostasiklin. (Freddy Wilmana, 2004).

Prostaglandin menyebabkan sensitasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi. Oleh karena itu, prostaglandin berperan pada nyeri dengan kerusakan jaringan atau inflamasi. Prostaglandin menimbulkan keadaan hiperalgesia; kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin dan histamin merangsang dan menimbulkan nyeri yang nyata (P. Freddy Wilmana, 2005).

Komponen utama cabe jawa antara lain piperine, chavicine, palmitic

acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri, N-isobutyldeka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan

menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguminine (Setiawan Dalimartha, 1999).

Piperine memiliki efek analgesik dan antiinflamasi karena piperine menghambat aktivitas cyclooxygenase (COX) dan 5-lypoxygenase terhadap asam arakidonat sehingga jumlah prostaglandin menurun (http://www.kalbe.co.id/files/cdk/13 Obat Analgetik dan Antiinflamasi Nabati 129.pdf/html).

(56)

Hipotesis :

Ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) memiliki efek analgetik

Ekstrak etanol cabe jawa memiliki potensi analgesik yang setara dengan asetosal

1.6 Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan ruang lingkup penelitian prospektif laboratorium eksperimental sungguhan yang bersifat komparatif. Uji analgetik penelitian ini menggunakan metode induksi nyeri cara panas (termik) menggunakan plat panas (hot plate) dengan suhu 55° C yang dilengkapi thermostat. Penelitian ini menilai efek pemberian ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) sebagai analgetik terhadap mencit yang diberi rangsangan termis.

Data yang diukur adalah waktu reaksi (dalam satuan detik) timbulnya respon mencit yang pertama kali muncul terhadap rangsangan termis sebelum dan sesudah pemberian perlakuan, yaitu menjilat telapak kaki depan atau meloncat atau mengangkat kaki setelah mencit diletakkan di atas plat panas dengan suhu 55° C

Analisis data untuk waktu reaksi menggunakan Analisis Varian (ANAVA) satu arah yang dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0.05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p < 0.05.

1.7 Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

(57)
(58)

74 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Ekstrak Etanol Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) dosis 0.75 g / kg BB dan 1.5 g / kg BB memiliki efek analgesik.

2. Ekstrak Etanol Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) dosis 3 g / kg BB memiliki potensi analgesik yang setara dengan pembanding yaitu asetosal.

5.2 Saran

• Diperlukan penelitian uji toksisitas subkronik dan kronik dari cabe jawa pada mencit atau hewan coba lain untuk mengetahui batas keamanannya dan efek samping yang mungkin timbul pada penggunaan dalam jangka waktu lama sehingga dapat digunakan lebih luas di masyarakat,

• Perlu dilakukan penelitian mengenai efek analgesik cabe jawa dengan fraksinasi dengan pelarut organik lain misalnya n-heksana, etil asetat, dll

• Mengembangkan penelitian mengenai cabe jawa dengan menggunakan bentuk sediaan yang lain atau dengan metode induksi yang lain seperti metode induksi cara kimia (metode geliat).

• Menguji efek cabe jawa dengan menggunakan hewan coba lain, dan lebih jauh lagi, dilakukan penelitian klinik, sehingga dapat diketahui efeknya terhadap manusia,

(59)

75

Berne R.M., Levy M.N.1983. The somatosensory system. In: Harshberger E.S., Gunter A.,eds Physiology. Missouri: The C.V. Mosby Company. p. 145-163.

Blake S. 2004. Medicinal plant actions, http://www.naturalhealthwizards.com/ MedicinalPlantActionsSample.pdf/, March 27th 2006.

Bowman W.C., Rand M.J. 1980. Textbook of Pharmacology. 2nd ed. Oxford: Blackwell Scientific Publications. p . 16.17-16.31

Bruneton, J. 1999. Clove, Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry. In:

Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants. 2nd ed. Paris: Lavoisier, p.553-555.

Dharmady Agus & Triyanto. 2004. Manajemen Nyeri Dalam Suatu Tatanan Tim Medis Multidisiplin. Majalah Kedokteran Atmajaya, 1(3) : 1-5

Dorland. 2002. Kamus kedokteran dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. h. 85.

Fields H.L., Martin J.B. 2005. Pain : Pathophisiology and Management. In : Dennis K, Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., eds. Harrison's Principles of Internal Medicine. Vol 1. 16U ed. USA : Me Graw-Hill co. Inc. p 71-76

Furst, Danile E., Munster, Tino. 2002. Obat-obat Antiinflamasi Nonsteroid, Obat-obat Antireumatik Pemodifikasi Penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obat-obat untuk Pirai. Dalam :Katzung B.G., editor. Farmakologi Dasar dan

Klinik. Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika. h 449-460.

G. Dewanto.2003.Patofisiologi Nyeri. Majalah Kedokteran Atmajaya, 3(2) : 203-11.

Ganong W.F. 2003a. Sensasi somatovisera (perasaan kulit, dalam & viseral). Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. h. 132-140.

Guyton&Hall. 1997a. Susunan sistem saraf dan fungsi dasar sinaps, dan substansi transmiter. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 761-772.

(60)

Hardman, J.G., Limbrid L.E., dan Gilman, A.G. 2001. Analgesic-Antipyretic and Antiinflamatory agents and drugs employed in treatment of gout. In : Roberts, L.J. and Morrow, J.D. eds. Goodman and Gillman’s The

Pharmacological Basis of Therapeutics. 10th edition. New York : Mc Graw Hill Companies. p: 687-691, 706

Hartwig, Mary S., Wilson, Lorraine M. 2006. Nyeri. Dalam : Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M., eds. Patqfisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol 1. Edisi 6. Jakarta : EGC. h 1063-1069.

H.Sardjono, O.Santoso, Hedi R.Dewoto. 2004. Analgesik opioid dan antagonis. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, dkk., eds. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, h. 189-190.

Juckett G. 2004. Herbal medicines. In: Stitzel R.E. and Craig C.R., eds. Modern

pharmacology with clinical applications. 6 ed. Philadelphia: Lippincott

Williams & Wilkins. p. 785

Kasahara,. 1995. Indeks Tumbuh-Tumbuhan Obat di Indonesia. 2nd edition. Jakarta : PT Eisai Indonesia. h 22

Katzung, B.G., 2001. Nonsteroidal anti-inflamatory drugs, disease modifying antirheumatic drugs, nonopioid analgesic, and drugs used in gout. In: Furst, D.E. and Munster, T. eds. Basic and Clinical Pharmacology. 8th edition. San Francisco: Mc Graw Hill Companies.

Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.

Kee J.L., Hayes E.R. 1994. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC. p 216-218.

Marazzitil D., Mungail F., Vivarellil L., Prestal S., Osso, B.D. 2006. Pain and psychiatry : a critical analysis and pharmacological review. http://www. Cpementalhealth.com/content/2/1/31. January 25th, 2007.

Midian Sirait. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta : Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam. h 3-6

Mills S., Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy Modern Herbal

Medicine. Jakarta : Materia Medica. p 394-401.

(61)

Mycek, Mary J., Harvey, Richard A., Champe C., Pamela. 2000. Lippincott's

Illustrated Reviews Pharmacology. 2nd ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Ogbru O. 2005. Nonsteroidal Antiinflamatory Drugs (NSAIDs).

http://www.medicinenet.com/nonsteroidal_antiinflamatory_drugs/article.htm. August 2 nd 206

P. Freddy Wilmana.1995. Analgesik Anti Inflamasi Non Steroid. Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudi, Frans D. Suyatna, Purwantiastuti, Nafrialdi, editor : Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi FK Ul. h 207-213.

Pubchem.2006.Prostaglandin.http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary. cgi?sid=173986. 18 Oktober 2007.

Ramabadran K. & Bansinath M. 1990. Bioscreening technique for analgesic activity. In: Thompson E.B., ed. Drug bioscreening. New York:VCH. p. 56.

Ruiter J.D. 2002. Principles of drugs action; Non-steroidal antiinflamatory drugs

(NSAID).web6.duc.auburn.edu/~deruija/nsaids_2002.pdf.August 27th, 2006.

Samekto Wibowo & Abdul Gofir. 2001. Farmakologi dalam Neurologi. Jakarta : Salemba Medika. h 113-115, 137-140.

Schalkwyk J.V. 1999. Pain Physiology.

http://www.anaesthetist.com/icu/pain/pain3.htm. August 20th, 2006

Setiawan Dalimartha. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Trubus Agriwidya. h 25-28

T. Punjanon, P. Nandhasri, 2007. Penelitian efek androgenik dan anabolik buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) pada tikus putih. Cermin Dunia

Kedokteran 59 : 22-4

Taryono, Agus Ruhnayat. 2004. Cabe Jawa. Jakarta : Penebar Swadaya. h 1-15

Tiruppathi C. 2006. Opioid analgesic drug.

http://www.uic.edu/classes/pcol/pcol331/dentalpharmhandouts2006/lecture51. pdf#search=’opioid%20analgesic’. August 25th,2006

(62)

The International Association for Study of Pain. 2005.

http://www.pelvicfloordigest.org/pain01.htm. 17 Mei 2007.

Thomson D., Stein B. 2006. NSAIDs. http://www.vasg.org/nsaids.htm, December 22nd, 2006

Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi. 1997. Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Johor (Coassia sianea Lamk) pada Tikus Putih. Buletin Penelitian Kesehatan, 25 : 34-38

Way L. W., Fields H. L.,Shumacher M.A. 2002. Analgesik opioid dan antagonis opioid. Dalam : Katzung, Bertram.G, ed. Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2. edisi 8. Jakarta : Salemba Medika. h. 292-306

Wikipedia, the free encyclopedia. 2007. Substance P.

http://en.wikipedia.org/wiki/SubstanceP. 18 Oktober 2007.

Wikipedia, the free encyclopedia. 2006. Cabe Jawa.

http://id.wikipedia.org/wiki/cabe_jawa

---. 2008. Cabe Jawa. http://www.kalbe.co.id/cdk/13 Obat Analgetik dan Antiinflamasi Nabati 129.pdf/html

---. 2007. Klasifikasi Cabe Jawa.

http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/3_1 07.pdf

---. 2007. Kandungan Cabe Jawa.

http://kiravicena.blogspot.com/2007_10_28_archive.html

---, 2008. Piper retrofractum Vahl.

Gambar

TABEL HASIL PENGAMATAN
TABEL STATISTIK

Referensi

Dokumen terkait

Diperolehdari :http://blog.uin- malang.ac.id/uchielblog/2011/04/07/teori-belajar-dan-pembelajaran-konsep- belajar-dan-pembelajaran/.(TanggalAkses 19 Juli

Wawasan Kebangsaan merupakan cara pandang suatu bangsa (bangsa Indonesia) dalam rangka mengelola tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang berpedoman pada

Hal ini dapat diartikan, jika terpaan iklan televisi pictorial warning pada rokok meningkat, maka sikap untuk berhenti merokok pada perokok dewasa di Kota.. Yogyakarta

Bagaimana ekspresi yang diberikan anak ibu/bapak ketika diberi saran atau pendapat?. Anaknya nerima aja sih soalnya kan dia yang minta saran sama orangtuanya

Penelitian ini bertujuan memanfaatkan teknologi dengan mengembangkan aplikasi yang dapat mengabadikan bentuk-bentuk sejarah yang meliputi gedung dan profil rektor Universitas

Pengembangan aplikasi sistem pendukung keputusan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process menggunakan parameter kualitas kayu yang terdiri dari empat kriteria,

Harga, dengan membawa asli dan fotocopy seluruh dokumen yang sesuai dengan daftar isian. dokumen kualifikasi perusahaan saudara pada aplikasi SPSE, yang akan dilaksanakan

Generator adalah suatu alat yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh generator bisa berupa Listrik AC listrik