iv
Maike Irwan, 2009; Pembimbing I: Endang Evacuasiany, dra., Apt; MS; AFK Pembimbing II : Dr. Slamet Santosa, dr., M.Kes
Nyeri merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan banyak orang, sehingga mendorong individu bersangkutan untuk mencari pengobatan. Obat – obat analgetik beberapa di antaranya mempunyai efek samping yang merugikan, sehingga perlu dicari alternatif yang lebih aman dari bahan alami. Salah satu tanaman obat yang digunakan untuk menghilangkan nyeri adalah Piper
retrofractum Vahl (cabe jawa).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgesik ekstrak ethanol cabe jawa.
Desain penelitian adalah prospektif eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Pengujian efek analgesik dilaksanakan dengan metode induksi nyeri cara termik. Hewan coba 25 ekor mencit betina galur Swiss Webster dengan berat badan ± 25 gram, dibagi menjadi lima kelompok (n=5). Kelompok I, II, III masing-masing diberi Ekstrak Etanol Cabe Jawa (EECJ) dosis 0,75 g/KgBB, 1,5 g/KgBB, 3 g/KgBB, Kelompok IV (kontrol) diberi suspensi CMC 1 %, dan Kelompok V (pembanding) diberi asetosal 0,42 g/KgBB. Data yang diukur adalah waktu reaksi respon nyeri yang pertama kali, berupa mengangkat atau menjilat kaki depan, atau meloncat, setelah mencit diletakkan pada plat panas. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan uji beda rerata Tukey HSD, α=0,05.
Hasil penelitian diperoleh waktu reaksi kelompok EECJ dosis 0,75 g/KgBB, 1,5 g/KgBB dan 3 g/KgBB berbeda sangat signifikan dengan kelompok kontrol masing-masing dengan p=0.000.
Kesimpulan, Ekstrak Etanol Cabe Jawa memiliki efek analgesik pada mencit.
v
Maike Irwan, 2009; Tutor I : Endang Evacuasiany, dr; Apt; MS; AFK
Tutor II : Dr. Slamet Santosa, dr., M.Kes
Pain is a symptom that most people often complained about, which drive people to look for therapy. Some of analgesic drugs have many side effects which harming, for that need to looked for more safe alternative from nature. One of the therapies that have been used to alleviate the pain is herbal medicines,such as Piper retrofractum Vahl (Long Pepper).
The objective of this research is to discover the analgesic effect of the ethanol extract of Long pepper.
The research was a true prospective experimental study with Complete Randomize Trial Design that has comparative characteristic. The trial of analgesic effect was accomplished with thermal method as a pain inducement. The female mice Swiss Webster strain with ± 25 grams of weight were devided into five groups (n=5).The 1st, 2nd, 3rd groups were given The Ethanol Extract of Long Pepper (EECJ) with the dose of 0.75 g/KgBW, 1.5 g/KgBW, and 3 g/KgBW, 4th group was given CMC, and 5th group was given asetosal 0.42 g/KgBW. The data measured was the reaction time of the first pain response, such as lift or lick the forefoot, or jump, after the mice had been put against the hot plate.Data is analyzed using one way ANOVA, then followed by Tukey HSD mean different test, α=0.05.
The result of the experiment, the reaction time of group EECJ dose 0.75 g/KgBW, 1.5 g Kg/BW and 3 g/KgBW were significantly different if it was compared to control group with p of 0.000 respectively .
Conclusion, the Ethanol Extract of Long Pepper has an analgesic effect on mice.
viii
LEMBAR PENGESAHAN... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
PRAKATA... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi masalah ... 4
1.3Maksud dan tujuan ... 4
1.4Manfaat penulisan karya tulis ilmiah... 4
1.5 Kerangka pemikiran... 5
1.6 Metodologi... 6
1.7 Lokasi dan waktu ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri ... 7
2.1.1 Definisi ... 7
2.1.2 Klasifikasi Nyeri ... 8
2.1.3 Reseptor Nyeri ... 18
2.1.4 Teori Nyeri ... 19
2.1.5 Patofisiologi Nyeri... 20
2.1.6 Mediator kimia yang berperan dalam Mekanisme Nyeri... 22
ix
2.2.1 Klasifikasi Analgetika ... 34
2.2.1.1 Analgetik Opioids dan Antagonis ... 34
2.2.1.2 Analgetik Anti-inflamasi Nonsteroid... 36
2.2.2 Asetosal ... 40
2.2.2.1 Struktur Kimia ... 40
2.2.2.2 Mekanisme Kerja ... 41
2.2.2.3 Farmakokinetik Asetosal ... 42
2.2.2.4 Farmakodinamik Asetosal... 43
2.2.2.5 Efek Samping... 46
2.2.2.6 Kontraindikasi Asetosal... 46
2.2.2.7 Sediaan... 47
2.2.3. Tumbuhan Obat yang Berefek Analgesik... 47
2.3 Cabe Jawa ... 47
2.3.1 Penyebaran ... 48
2.3.2 Morfologi ... 49
2.3.3 Taksonomi... 50
2.3.4 Sifat dan Khasiat... 51
2.3.5 Kandungan Kimia... 51
2.3.6 Kegunaan... 52
2.3.7 Cara Pemakaian... 54
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat ... 56
3.1.1 Bahan yang digunakan ... 56
3.1.2 Alat yang digunakan... 56
3.2 Persiapan Penelitian ... 57
x
3.3.3 Metode Penarikan Sampel... 59
3.3.4 Prosedur Kerja ... 59
3.3.5 Data yang Diukur... 60
3.3.6 Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 62
4.2 Pembahasan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 74
5.2 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
xi
Gambar 2.1 Beberapa macam ujung serabut saraf somatosensorik... 19
Gambar 2.2 Transmisi Neurologis dari Stimulus Nyeri ... 21
Gambar 2.3 Skema Biosintesis Prostaglandin... 23
Gambar 2.4 Struktur Prostaglandin ... 24
Gambar 2.5 Struktur Substansi P ... 24
Gambar 2.6 Penjalaran Sinyal Nyeri ... 27
Gambar 2.7 Sistem Analgesia Dalam Batang Otak dan Medula Spinalis... 31
Gambar 2.8 Struktur Kimia Aspirin... 40
Gambar 2.9 Struktur Kimia Asetosal... 41
Gambar 2.10 Cabe Jawa... 50
Gambar 2.11 Buah Cabe Jawa yang telah dikeringkan... 50
xii
xiii
Lampiran 3. Tabel Hasil Pengamatan ... 84 Lampiran 4. Tabel Statistik
79 Perhitungan dosis asetosal
Dosis asetosal 30 mg /100 g BB tikus (Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi, 1997)
Faktor konversi dari tikus yang beratnya ± 200 g ke mencit yang beratnya ± 20 g adalah 0.14
Volume lambung mencit ± 0.5 ml Perhitungan :
Dosis asetosal = 30 mg / 100 g BB tikus = 60 mg / 200g BB tikus Dosis tikus 200 g = 200 g / 100 g x 30 mg = 60 mg
Dosis asetosal untuk mencit = 60 mg x 0.14
Un tu k menc it d engan be rat b ad an 20 g = 8.4 mg/0 .5 c c = 9.24 mg / 22 g BB
= 9.24 mg x 1000 g / 22 g = 420 mg / kgBB
= 0.42 g / kg BB
Jadi dosis mencit = 9.24 mg / 22 g BB = 0.42 g / Kg BB 22 / 1000 x 0.42 = 0.00924 g / 0.5 ml = 9.24 mg / 0.5 ml = 0.01848 g / ml
= 0.1848 g / 10 ml = 184.8 mg / 10 ml
Dosis asetosal diberikan 9.24 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 184.8 mg asetosal dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%.
Untuk mencit dengan BB 25 g = 25 / 20 x 8.4 = 10.5 mg / 0.5 cc = 0.0105 g / 0.5 cc = 10.5 mg / 25 g BB
= 420 mg / kg BB = 0.42 g / kg BB
25 / 1000 x 0.42 = 0.0105 g / 0.5 ml = 10.5 mg / 0.5 ml = 0.021 g / ml
= 0.21 g / 10 ml = 210 mg /10 ml
Dosis asetosal diberikan 10.5 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 210 mg asetosal dilarutkan dalam 10 ml CMC 1 %
Dosis asetosal 0.42 g / kg BB Berat rata-rata mencit 25.28 g
25.28 / 1000 x 0.42 = 0.0106176 g / 0.5 ml = 10.6176 mg / 0.5 ml = 0.0212352 g / ml
= 0.212352 g / 10 ml = 212.352 mg / 10 ml Dosis asetosal diberikan 10.6176 mg / 0.5 ml ( volume lambung mencit)
212.352 mg asetosal dilarutkan dalam 10 ml CMC 1 %
Perhitungan dosis ekstrak etanol cabe jawa (EECJ) (Piper retrofractum Vahl)
Dosis efektif pada mencit = 15 mg/ 20 gBB (T.Punjanon, P.Nandhasri, 2007)
Mencit yang digunakan dalam penelitian beratnya ± 25.28 g Volume lambung mencit ± 0.5 ml
Infus 10 g / 100 cc
1 kg simplisia jadi 100 mg 1000 g
= 37.5 mg / 25 g BB Dosis 3 = 3 g / kg BB
= 60 mg / 20 g BB = 75 mg / 25 g BB Perhitungan :
Dosis yang digunakan:
EECJ-1 = 15 mg / 20 g = 0.75 g / Kg BB mencit = 1 X dosis EECJ-2 = 30 mg / 20 g = 1.5 g / Kg BB mencit = 2 X dosis EECJ-3 = 60 mg / 20 g = 3 g / Kg BB mencit = 4 X dosis 3 g / kg BB
Berat rata-rata mencit 25.28 g
25.28 / 1000 x 3 = 0.07584 g / mencit 25.28 g
= 0.07584 g / 0.5 ml ( dalam CMC 1 % ) = 0.15168 g / ml ( dalam CMC 1 % ) = 1.5168 g / 10 ml ( dalam CMC 1 % )
Untuk dosis 3 timbang 1.5168 g EECJ + 100 mg CMC + Aguadest sampai 10 ml sehingga diperoleh 10 ml dosis 3
Untuk dosis 2
2 ml dosis 3 + 2 ml CMC 1 % sehingga diperoleh 4 ml dosis 2 Untuk dosis 1
1 ml dosis 3 + 3 ml CMC 1 % sehingga diperoleh 4 ml dosis 1 Perhitungan dosis 1:
EECJ-1 = 15 mg / 20 gBB mencit = 18.96 mg/25.28 gBB mencit
Dosis 1 diberikan 18.96 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 379.2 mg dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%
Perhitungan dosis 2:
Dosis 2 diberikan 37.92 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 758.4 mg EECJ dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%
Perhitungan dosis 3:
EECJ-3 = 60 mg / 20 g BB mencit = 75.84 mg / 25.28 g BB mencit
Dosis 3 diberikan 75.84 mg / 0.5 ml (volume lambung mencit) 1516.8 mg EECJ dilarutkan dalam 10 ml CMC 1%
Suspensi CMC 1 %
83 sampai halus)
2. Cabe jawa / simplisia (bahan yang sudah digiling halus) dimasukkan ke dalam wadah simplisia pada alat ekstraksi (mesin ekstraktor) dengan perbandingan 1 : 5 w/v dalam 95 % etanol, pada temperatur/ suhu ekstraktor 500C dan tekanan 76 cmHg, prosesnya dilakukan secara kontinyu sehingga semua senyawa dalam simplisia telah terekstraksi secara merata / sempurna selama 4 jam, kemudian diperoleh ekstrak cair cabe jawa
3. Ekstrak cair tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam lemari pengering / oven selama 48 jam dengan suhu 500C sehingga diperoleh ekstrak kering (untuk ekstrak cabe tidak bisa sampai kering)
84
Waktu Reaksi 5 menit Sebelum Perlakuan
Mencit Waktu Reaksi(detik)
EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
1 4,28 4,21 5,18 4,37 4,07
2 3,48 3,94 3,02 4,28 5,38
3 3,73 3,83 3,67 4,66 4,80
4 3,09 4,75 3,53 3,99 3,85
5 4,22 5,24 4,30 3,96 3,21
Rerata 3,76 4,39 3,94 4,25 4,26
Waktu Reaksi 10 menit Sebelum Perlakuan
Mencit Waktu Reaksi(detik)
EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
1 5.18 3.82 5.34 5.02 4.32
2 3.98 3.70 3.99 3.02 3.25
3 3,43 4.03 5.15 4.63 4.03
4 3.53 5.20 5.23 5.16 3.79
5 3.14 5.49 3.12 5.16 3.10
Rerata 3.85 4.45 4.57 4.60 3.70
Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan
Mencit Waktu Reaksi (detik)
EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
1 4,73 4,02 5,26 4,70 4,20
2 3,73 3,82 3,51 3,65 4,32
3 3,58 3,93 4,41 4,65 4,42
4 3,31 4,98 4,38 4,58 3,82
5 3,68 5,37 3,71 4,56 3,16
Waktu Reaksi 10 menit Sesudah Perlakuan
Mencit Waktu Reaksi(detik)
EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
1 6.15 6.61 7.24 3.93 8.85
2 6.17 7.40 8.70 4.65 8.13
3 5.68 7.59 9.56 2.98 8.85
4 4.09 8.39 9.68 4.09 9.91
5 3.58 7.41 8.83 3.58 8.63
Rerata 5.13 7.48 8.80 3.85 8.87
Waktu Reaksi 20 menit Sesudah Perlakuan
Mencit Waktu Reaksi(detik)
EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
1 6.24 7.08 7.90 4.10 8.20
2 4.80 7.09 8.93 4.55 9.53
3 6.00 8.79 9.19 4.77 8.19
4 5.36 6.96 8.87 4.63 8.47
5 6.69 5.74 8.93 4.14 10.13
Rerata 5.82 7.13 8.76 4.44 8.90
Waktu Reaksi 30 menit Sesudah Perlakuan
Mencit Waktu Reaksi(detik)
EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
1 6.79 7.24 8.56 4.81 8.38
2 5.10 7.80 9.03 3.26 8.98
3 4.93 6.78 9.34 4.97 9.65
4 4.87 5.96 8.75 5.29 10.25
5 4.68 8.69 9.19 4.64 10.15
Waktu Reaksi 45 menit Sesudah Perlakuan
Mencit Waktu Reaksi(detik)
EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
1 5.52 8.02 7.55 3.00 8.94
2 6.20 8.83 10.57 4.37 10.24
3 6.03 8.80 9.14 4.37 9.53
4 6.71 7.98 9.33 3.00 9.36
5 5.67 7.43 9.67 4.49 9.55
Rerata 6.03 8.21 9.25 3.85 9.52
Waktu Reaksi 60 menit Sesudah Perlakuan
Mencit Waktu Reaksi(detik)
EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
1 5.91 8.43 8.55 4.31 10.67
2 6.89 7.54 11.57 3.49 10.27
3 6.34 7.80 9.14 4.15 10.57
4 6.36 7.95 9.33 4.33 9.90
5 5.54 8.01 9.67 4.62 10.72
Rerata 6.21 7.95 9.65 4.18 10.43
Waktu Reaksi 75 menit Sesudah Perlakuan
Mencit Waktu Reaksi(detik)
EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
1 6.00 8.14 9.05 3.83 10.88
2 5.46 7.50 9.46 2.08 9.14
3 6.11 7.88 9.06 3.68 8.47
4 6.62 8.08 9.62 4.12 9.94
5 6.08 8.14 8.75 3.44 10.36
Waktu Reaksi 90 menit Sesudah Perlakuan
Mencit Waktu Reaksi(detik)
EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
1 5.11 8.07 8.83 3.54 11.04
2 7.30 8.02 9.39 4.15 10.62
3 6.47 7.83 10.45 3.69 11.42
4 4.04 7.36 8.99 3.97 9.29
5 6.20 7.72 9.61 4.31 8.98
Rerata 5.82 7.80 9.45 3.93 10.27
Rerata Waktu Reaksi Total Setelah Perlakuan
Waktu pengamatan Waktu Reaksi (detik)
(menit) EECJ-1 EECJ-2 EECJ-3 Kontrol Pembanding
10 5.13 7.48 8.80 3.85 8.87
20 5.82 7.13 8.76 4.44 8.90
30 5.27 7.29 8.97 4.59 9.48
45 6.03 8.21 9.25 3.85 9.52
60 6.21 7.95 9.65 4.18 10.43
75 6.05 7.95 9.19 3.43 9.76
90 5.82 7.80 9.45 3.93 10.27
88
Descriptives
5 3,7600 ,50254 ,22474 3,1360 4,3840 3,09 4,28 5 4,3940 ,59172 ,26462 3,6593 5,1287 3,83 5,24 5 3,9400 ,82985 ,37112 2,9096 4,9704 3,02 5,18 5 4,2520 ,28943 ,12944 3,8926 4,6114 3,96 4,66 5 4,2620 ,84449 ,37767 3,2134 5,3106 3,21 5,38 25 4,1216 ,63660 ,12732 3,8588 4,3844 3,02 5,38 5 3,8520 ,80136 ,35838 2,8570 4,8470 3,14 5,18 5 4,4480 ,83365 ,37282 3,4129 5,4831 3,70 5,49 5 4,5660 ,97516 ,43610 3,3552 5,7768 3,12 5,34 5 4,5980 ,90842 ,40626 3,4701 5,7259 3,02 5,16 5 3,6980 ,51572 ,23064 3,0576 4,3384 3,10 4,32 25 4,2324 ,84473 ,16895 3,8837 4,5811 3,02 5,49 Kel. I Waktu Reaksi 5 menit sebelum perlakuan
Waktu Reaksi 10' menit sebelum perlakuan
Test of Homogeneity of Variances
1,718 4 20 ,186
,697 4 20 ,603
Waktu Reaksi 5 menit sebelum Waktu Reaksi 10 menit sebelum
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
1,373 4 ,343 ,822 ,526
8,353 20 ,418
9,726 24
3,609 4 ,902 1,335 ,292
13,517 20 ,676
Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan (detik)
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper
Bound
EECJ-1 5 3.806000 .5414148 .2421281 3.133745 4.478255 3.3100 4.7300
EECJ-2 5 4.424000 .7028727 .3143342 3.551268 5.296732 3.8200 5.3700
EECJ-3 5 4.254000 .6895143 .3083602 3.397855 5.110145 3.5100 5.2600
Kontrol 5 4.428000 .4384860 .1960969 3.883548 4.972452 3.6500 4.7000
Pembanding 5 3.984000 .5136925 .2297303 3.346166 4.621834 3.1600 4.4200
Total 25 4.179200 .5915722 .1183144 3.935011 4.423389 3.1600 5.3700
Test of Homogeneity of Variances
Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan (detik) Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.767 4 20 .559
ANOVA
Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan (detik)
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.524 4 .381 1.108 .380
Within Groups 6.875 20 .344
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
EECJ-1 5 3.806000 .5414148 .2421281 3.133745 4.478255 3.3100 4.7300
EECJ-2 5 4.424000 .7028727 .3143342 3.551268 5.296732 3.8200 5.3700
EECJ-3 5 4.254000 .6895143 .3083602 3.397855 5.110145 3.5100 5.2600
Kontrol 5 4.428000 .4384860 .1960969 3.883548 4.972452 3.6500 4.7000
Pembanding 5 3.984000 .5136925 .2297303 3.346166 4.621834 3.1600 4.4200
Total 25 4.179200 .5915722 .1183144 3.935011 4.423389 3.1600 5.3700
Test of Homogeneity of Variances
Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan (detik)
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.767 4 20 .559
ANOVA
Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan (detik)
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1.524 4 .381 1.108 .380
Within Groups 6.875 20 .344
Dependent Variable: Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan Tukey HSD
95% Confidence Interval
(I) Kelompok Perlakuan (J) Kelompok Perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
EECJ-2 -.6180000 .3708088 .475 -1.727599 .491599
EECJ-3 -.4480000 .3708088 .747 -1.557599 .661599
Kontrol -.6220000 .3708088 .469 -1.731599 .487599
EECJ-1
Pembanding -.1780000 .3708088 .988 -1.287599 .931599
EECJ-2 EECJ-1 .6180000 .3708088 .475 -.491599 1.727599
EECJ-3 .1700000 .3708088 .990 -.939599 1.279599
Kontrol -.0040000 .3708088 1.000 -1.113599 1.105599
Pembanding .4400000 .3708088 .759 -.669599 1.549599
EECJ-3 EECJ-1 .4480000 .3708088 .747 -.661599 1.557599
EECJ-2 -.1700000 .3708088 .990 -1.279599 .939599
Kontrol -.1740000 .3708088 .989 -1.283599 .935599
Pembanding .2700000 .3708088 .947 -.839599 1.379599
Kontrol EECJ-1 .6220000 .3708088 .469 -.487599 1.731599
EECJ-2 .0040000 .3708088 1.000 -1.105599 1.113599
EECJ-3 .1740000 .3708088 .989 -.935599 1.283599
Pembanding .4440000 .3708088 .753 -.665599 1.553599
Pembanding EECJ-1 .1780000 .3708088 .988 -.931599 1.287599
EECJ-2 -.4400000 .3708088 .759 -1.549599 .669599
EECJ-3 -.2700000 .3708088 .947 -1.379599 .839599
Kontrol -.4440000 .3708088 .753 -1.553599 .665599
Homogeneous Subsets
Rerata Waktu Reaksi Sebelum Perlakuan
Tukey HSD
Pembanding 5 3.984000
EECJ-3 5 4.254000
EECJ-2 5 4.424000
Kontrol 5 4.428000
Sig. .469
Oneway
Descriptives
Waktu Reaksi sesudah 10'
5 5,1340 1,21537 ,54353 3,6249 6,6431 3,58 6,17
5 7,4800 ,63411 ,28358 6,6926 8,2674 6,61 8,39
5 8,8020 ,97423 ,43569 7,5923 10,0117 7,24 9,68
5 3,8460 ,61922 ,27692 3,0771 4,6149 2,98 4,65
5 8,8740 ,64952 ,29048 8,0675 9,6805 8,13 9,91
25 6,8272 2,19738 ,43948 5,9202 7,7342 2,98 9,91
Cabe jawa D1
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Reaksi sesudah 10'
1,725 4 20 ,184
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Waktu Reaksi sesudah 10'
101,349 4 25,337 34,865 ,000
14,535 20 ,727
115,884 24
Between Groups
Within Groups
Total
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 10'
Tukey HSD
-2,34600* ,53916 ,003 -3,9594 -,7326
-3,66800* ,53916 ,000 -5,2814 -2,0546
1,28800 ,53916 ,159 -,3254 2,9014
-3,74000* ,53916 ,000 -2,34600 ,53916
2,34600* ,53916 ,003 -3,66800 ,53916
-1,32200 ,53916 ,142 1,28800 ,53916
3,63400* ,53916 ,000 -3,74000 ,53916
-1,39400 ,53916 ,111 2,34600 ,53916
3,66800* ,53916 ,000 -1,32200 ,53916
1,32200 ,53916 ,142 3,63400 ,53916
4,95600* ,53916 ,000 -1,39400 ,53916
-,07200 ,53916 1,000 3,66800 ,53916
-1,28800 ,53916 ,159 1,32200 ,53916
-3,63400* ,53916 ,000 4,95600 ,53916
-4,95600* ,53916 ,000 -6,5694 -3,3426
-5,02800* ,53916 ,000 -6,6414 -3,4146
3,74000* ,53916 ,000 2,1266 5,3534
1,39400 ,53916 ,111 -,2194 3,0074
,07200 ,53916 1,000 -1,5414 1,6854
5,02800* ,53916 ,000 3,4146 6,6414
(J) Kelompok
Homogeneous Subsets
Waktu Reaksi sesudah 10'
Tukey HSDa
5 3,8460
5 5,1340
5 7,4800
5 8,8020
5 8,8740
,159 ,111
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif
Cabe jawa D1
Cabe jawa D2
Cabe jawa D3
Kontrol Positif
Sig.
N 1 2
Subset for alpha = .05
Oneway
Descriptives
Waktu Reaksi sesudah 20'
5 5,8180 ,74459 ,33299 4,8935 6,7425 4,80 6,69
5 7,1320 1,08636 ,48583 5,7831 8,4809 5,74 8,79
5 8,7640 ,49858 ,22297 8,1449 9,3831 7,90 9,19
5 4,4380 ,30111 ,13466 4,0641 4,8119 4,10 4,77
5 8,9040 ,87874 ,39298 7,8129 9,9951 8,19 10,13
25 7,0112 1,88146 ,37629 6,2346 7,7878 4,10 10,13
Cabe jawa D1
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Reaksi sesudah 20'
1,159 4 20 ,358
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Waktu Reaksi sesudah 20'
73,573 4 18,393 32,314 ,000
11,384 20 ,569
84,957 24
Between Groups
Within Groups
Total
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 20'
Tukey HSD
-1,31400 ,47716 ,081 -2,7418 ,1138
-2,94600* ,47716 ,000 -4,3738 -1,5182
1,38000 ,47716 ,061 -,0478 2,8078
-3,08600* ,47716 ,000 -4,5138 -1,6582
1,31400 ,47716 ,081 -,1138 2,7418
-1,63200* ,47716 ,020 -3,0598 -,2042
2,69400* ,47716 ,000 1,2662 4,1218
-1,77200* ,47716 ,011 -3,1998 -,3442
2,94600* ,47716 ,000 1,5182 4,3738
1,63200* ,47716 ,020 ,2042 3,0598
4,32600* ,47716 ,000 2,8982 5,7538
-,14000 ,47716 ,998 -1,5678 1,2878
-1,38000 ,47716 ,061 -2,8078 ,0478
-2,69400* ,47716 ,000 -4,1218 -1,2662
-4,32600* ,47716 ,000 -5,7538 -2,8982
-4,46600* ,47716 ,000 -5,8938 -3,0382
3,08600* ,47716 ,000 1,6582 4,5138
1,77200* ,47716 ,011 ,3442 3,1998
,14000 ,47716 ,998 -1,2878 1,5678
4,46600* ,47716 ,000 3,0382 5,8938
(J) Kelompok
Homogeneous Subsets
Waktu Reaksi sesudah 20'
Tukey HSDa
5 4,4380
5 5,8180 5,8180
5 7,1320
5 8,7640
5 8,9040
,061 ,081 ,998
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif
Cabe jawa D1
Cabe jawa D2
Cabe jawa D3
Kontrol Positif
Sig.
N 1 2 3
Subset for alpha = .05
Oneway
Descriptives
Waktu Reaksi sesudah 30'
5 5,2740 ,86066 ,38490 4,2054 6,3426 4,68 6,79
5 7,2940 1,03096 ,46106 6,0139 8,5741 5,96 8,69
5 8,9740 ,31832 ,14236 8,5787 9,3693 8,56 9,34
5 4,5940 ,78328 ,35029 3,6214 5,5666 3,26 5,29
5 9,4820 ,79541 ,35572 8,4944 10,4696 8,38 10,25
25 7,1236 2,10930 ,42186 6,2529 7,9943 3,26 10,25
Cabe jawa D1
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Reaksi sesudah 30'
,878 4 20 ,495
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Waktu Reaksi sesudah 30'
94,175 4 23,544 37,357 ,000
12,605 20 ,630
106,779 24
Between Groups
Within Groups
Total
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 30'
Tukey HSD
-2,02000* ,50209 ,005 -3,5224 -,5176
-3,70000* ,50209 ,000 -5,2024 -2,1976
,68000 ,50209 ,662 -,8224 2,1824
-4,20800* ,50209 ,000 -5,7104 -2,7056
2,02000* ,50209 ,005 ,5176 3,5224
-1,68000* ,50209 ,024 -3,1824 -,1776
2,70000* ,50209 ,000 1,1976 4,2024
-2,18800* ,50209 ,003 -3,6904 -,6856
3,70000* ,50209 ,000 2,1976 5,2024
1,68000* ,50209 ,024 ,1776 3,1824
4,38000* ,50209 ,000 2,8776 5,8824
-,50800 ,50209 ,847 -2,0104 ,9944
-,68000 ,50209 ,662 -2,1824 ,8224
-2,70000* ,50209 ,000 -4,2024 -1,1976
-4,38000* ,50209 ,000 -5,8824 -2,8776
-4,88800* ,50209 ,000 -6,3904 -3,3856
4,20800* ,50209 ,000 2,7056 5,7104
2,18800* ,50209 ,003 ,6856 3,6904
,50800 ,50209 ,847 -,9944 2,0104
4,88800* ,50209 ,000 3,3856 6,3904
(J) Kelompok
Homogeneous Subsets
Waktu Reaksi sesudah 30'
Tukey HSDa
5 4,5940
5 5,2740
5 7,2940
5 8,9740
5 9,4820
,662 1,000 ,847
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif
Cabe jawa D1
Cabe jawa D2
Cabe jawa D3
Kontrol Positif
Sig.
N 1 2 3
Subset for alpha = .05
Oneway
Descriptives
Waktu Reaksi sesudah 45'
5 6,0260 ,46929 ,20987 5,4433 6,6087 5,52 6,71
5 8,2120 ,59789 ,26738 7,4696 8,9544 7,43 8,83
5 9,2520 1,09855 ,49129 7,8880 10,6160 7,55 10,57
5 3,8460 ,77384 ,34607 2,8851 4,8069 3,00 4,49
5 9,5240 ,46939 ,20992 8,9412 10,1068 8,94 10,24
25 7,3720 2,29122 ,45824 6,4262 8,3178 3,00 10,57
Cabe jawa D1
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Reaksi sesudah 45'
1,116 4 20 ,377
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Waktu Reaksi sesudah 45'
115,577 4 28,894 55,488 ,000
10,415 20 ,521
125,992 24
Between Groups
Within Groups
Total
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 45'
Tukey HSD
-2,18600* ,45639 ,001 -3,5517 -,8203
-3,22600* ,45639 ,000 -4,5917 -1,8603
2,18000* ,45639 ,001 ,8143 3,5457
-3,49800* ,45639 ,000 -4,8637 -2,1323
2,18600* ,45639 ,001 ,8203 3,5517
-1,04000 ,45639 ,193 -2,4057 ,3257
4,36600* ,45639 ,000 3,0003 5,7317
-1,31200 ,45639 ,063 -2,6777 ,0537
3,22600* ,45639 ,000 1,8603 4,5917
1,04000 ,45639 ,193 -,3257 2,4057
5,40600* ,45639 ,000 4,0403 6,7717
-,27200 ,45639 ,974 -1,6377 1,0937
-2,18000* ,45639 ,001 -3,5457 -,8143
-4,36600* ,45639 ,000 -5,7317 -3,0003
-5,40600* ,45639 ,000 -6,7717 -4,0403
-5,67800* ,45639 ,000 -7,0437 -4,3123
3,49800* ,45639 ,000 2,1323 4,8637
1,31200 ,45639 ,063 -,0537 2,6777
,27200 ,45639 ,974 -1,0937 1,6377
5,67800* ,45639 ,000 4,3123 7,0437 (J) Kelompok
Homogeneous Subsets
Waktu Reaksi sesudah 45'
Tukey HSDa
5 3,8460
5 6,0260
5 8,2120
5 9,2520
5 9,5240
1,000 1,000 ,063
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif
Cabe jawa D1
Cabe jawa D2
Cabe jawa D3
Kontrol Positif
Sig.
N 1 2 3
Subset for alpha = .05
Oneway
Descriptives
Waktu Reaksi sesudah 60'
5 6,2080 ,51007 ,22811 5,5747 6,8413 5,54 6,89
5 7,9460 ,32578 ,14569 7,5415 8,3505 7,54 8,43
5 9,6520 1,14666 ,51280 8,2282 11,0758 8,55 11,57
5 4,1800 ,42131 ,18841 3,6569 4,7031 3,49 4,62
5 10,4260 ,34195 ,15292 10,0014 10,8506 9,90 10,72
25 7,6824 2,39345 ,47869 6,6944 8,6704 3,49 11,57 Cabe jawa D1
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Reaksi sesudah 60'
1,603 4 20 ,212
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Waktu Reaksi sesudah 60'
129,584 4 32,396 81,992 ,000
7,902 20 ,395
137,486 24
Between Groups
Within Groups
Total
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 60'
Tukey HSD
-1,73800* ,39755 ,002 -2,9276 -,5484
-3,44400* ,39755 ,000 -4,6336 -2,2544
2,02800* ,39755 ,000 ,8384 3,2176
-4,21800* ,39755 ,000 -5,4076 -3,0284
1,73800* ,39755 ,002 ,5484 2,9276
-1,70600* ,39755 ,003 -2,8956 -,5164
3,76600* ,39755 ,000 2,5764 4,9556
-2,48000* ,39755 ,000 -3,6696 -1,2904
3,44400* ,39755 ,000 2,2544 4,6336
1,70600* ,39755 ,003 ,5164 2,8956
5,47200* ,39755 ,000 4,2824 6,6616
-,77400 ,39755 ,326 -1,9636 ,4156
-2,02800* ,39755 ,000 -3,2176 -,8384
-3,76600* ,39755 ,000 -4,9556 -2,5764
-5,47200* ,39755 ,000 -6,6616 -4,2824
-6,24600* ,39755 ,000 -7,4356 -5,0564
4,21800* ,39755 ,000 3,0284 5,4076
2,48000* ,39755 ,000 1,2904 3,6696
,77400 ,39755 ,326 -,4156 1,9636
6,24600* ,39755 ,000 5,0564 7,4356
(J) Kelompok
Homogeneous Subsets
Waktu Reaksi sesudah 60'
Tukey HSDa
5 4,1800
5 6,2080
5 7,9460
5 9,6520
5 10,4260
1,000 1,000 1,000 ,326
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif
Cabe jawa D1
Cabe jawa D2
Cabe jawa D3
Kontrol Positif
Sig.
N 1 2 3 4
Subset for alpha = .05
Oneway
Descriptives
Waktu Reaksi sesudah 75'
5 6,0540 ,41229 ,18438 5,5421 6,5659 5,46 6,62
5 7,9480 ,27225 ,12175 7,6100 8,2860 7,50 8,14
5 9,1880 ,34924 ,15619 8,7544 9,6216 8,75 9,62
5 3,4300 ,79391 ,35505 2,4442 4,4158 2,08 4,12
5 9,7580 ,96116 ,42984 8,5646 10,9514 8,47 10,88
25 7,2756 2,41906 ,48381 6,2771 8,2741 2,08 10,88
Cabe jawa D1
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Reaksi sesudah 75'
2,338 4 20 ,090
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Waktu Reaksi sesudah 75'
132,763 4 33,191 86,426 ,000
7,681 20 ,384
140,444 24
Between Groups
Within Groups
Total
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 75'
Tukey HSD
-1,89400* ,39194 ,001 -3,0668 -,7212
-3,13400* ,39194 ,000 -4,3068 -1,9612
2,62400* ,39194 ,000 1,4512 3,7968
-3,70400* ,39194 ,000 -4,8768 -2,5312
1,89400* ,39194 ,001 ,7212 3,0668
-1,24000* ,39194 ,035 -2,4128 -,0672
4,51800* ,39194 ,000 3,3452 5,6908
-1,81000* ,39194 ,001 -2,9828 -,6372
3,13400* ,39194 ,000 1,9612 4,3068
1,24000* ,39194 ,035 ,0672 2,4128
5,75800* ,39194 ,000 4,5852 6,9308
-,57000 ,39194 ,602 -1,7428 ,6028
-2,62400* ,39194 ,000 -3,7968 -1,4512
-4,51800* ,39194 ,000 -5,6908 -3,3452
-5,75800* ,39194 ,000 -6,9308 -4,5852
-6,32800* ,39194 ,000 -7,5008 -5,1552
3,70400* ,39194 ,000 2,5312 4,8768
1,81000* ,39194 ,001 ,6372 2,9828
,57000 ,39194 ,602 -,6028 1,7428
6,32800* ,39194 ,000 5,1552 7,5008 (J) Kelompok
Homogeneous Subsets
Waktu Reaksi sesudah 75'
Tukey HSDa
5 3,4300
5 6,0540
5 7,9480
5 9,1880
5 9,7580
1,000 1,000 1,000 ,602
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif
Cabe jawa D1
Cabe jawa D2
Cabe jawa D3
Kontrol Positif
Sig.
N 1 2 3 4
Subset for alpha = .05
Oneway
Descriptives
Waktu Reaksi sesudah 90'
5 5,8240 1,26784 ,56700 4,2498 7,3982 4,04 7,30
5 7,8000 ,28381 ,12693 7,4476 8,1524 7,36 8,07
5 9,4540 ,63740 ,28505 8,6626 10,2454 8,83 10,45
5 3,9320 ,31784 ,14214 3,5374 4,3266 3,54 4,31
5 10,2700 1,07963 ,48283 8,9295 11,6105 8,98 11,42
25 7,4560 2,49164 ,49833 6,4275 8,4845 3,54 11,42
Cabe jawa D1
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Reaksi sesudah 90'
4,959 4 20 ,006
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Waktu Reaksi sesudah 90'
135,555 4 33,889 50,416 ,000
13,444 20 ,672
148,998 24
Between Groups
Within Groups
Total
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Waktu Reaksi sesudah 90'
Tukey HSD
-1,97600* ,51853 ,009 -3,5276 -,4244
-3,63000* ,51853 ,000 -5,1816 -2,0784
1,89200* ,51853 ,012 ,3404 3,4436
-4,44600* ,51853 ,000 -5,9976 -2,8944
1,97600* ,51853 ,009 ,4244 3,5276
-1,65400* ,51853 ,033 -3,2056 -,1024
3,86800* ,51853 ,000 2,3164 5,4196
-2,47000* ,51853 ,001 -4,0216 -,9184
3,63000* ,51853 ,000 2,0784 5,1816
1,65400* ,51853 ,033 ,1024 3,2056
5,52200* ,51853 ,000 3,9704 7,0736
-,81600 ,51853 ,530 -2,3676 ,7356
-1,89200* ,51853 ,012 -3,4436 -,3404
-3,86800* ,51853 ,000 -5,4196 -2,3164
-5,52200* ,51853 ,000 -7,0736 -3,9704
-6,33800* ,51853 ,000 -7,8896 -4,7864
4,44600* ,51853 ,000 2,8944 5,9976
2,47000* ,51853 ,001 ,9184 4,0216
,81600 ,51853 ,530 -,7356 2,3676
6,33800* ,51853 ,000 4,7864 7,8896
(J) Kelompok
Homogeneous Subsets
Waktu Reaksi sesudah 90'
Tukey HSDa
5 3,9320
5 5,8240
5 7,8000
5 9,4540
5 10,2700
1,000 1,000 1,000 ,530
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif
Cabe jawa D1
Cabe jawa D2
Cabe jawa D3
Kontrol Positif
Sig.
N 1 2 3 4
Subset for alpha = .05
Oneway
Descriptives
Waktu reaksi rata-rata
5 5,7626 ,27426 ,12265 5,4220 6,1031 5,44 5,99 5 7,6874 ,15430 ,06901 7,4958 7,8790 7,53 7,92 5 9,1551 ,54168 ,24225 8,4826 9,8277 8,24 9,66 5 4,0380 ,17327 ,07749 3,8229 4,2531 3,79 4,20 5 9,6054 ,10482 ,04688 9,4753 9,7356 9,53 9,79 25 7,2497 2,15277 ,43055 6,3611 8,1383 3,79 9,79 Cabe jawa D1
Test of Homogeneity of Variances
Waktu reaksi rata-rata
2,348 4 20 ,089
Levene Statistic df1 df2 Sig.
ANOVA
Waktu reaksi rata-rata
109,492 4 27,373 315,750 ,000
1,734 20 ,087
111,226 24
Between Groups
Within Groups
Total
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Waktu reaksi rata-rata
Tukey HSD
-1,92486* ,18622 ,000 -2,4821 -1,3676
-3,39257* ,18622 ,000 -3,9498 -2,8353
1,72457* ,18622 ,000 1,1673 2,2818
-3,84286* ,18622 ,000 -4,4001 -3,2856
1,92486* ,18622 ,000 1,3676 2,4821
-1,46771* ,18622 ,000 -2,0249 -,9105
3,64943* ,18622 ,000 3,0922 4,2067
-1,91800* ,18622 ,000 -2,4752 -1,3608
3,39257* ,18622 ,000 2,8353 3,9498
1,46771* ,18622 ,000 ,9105 2,0249
5,11714* ,18622 ,000 4,5599 5,6744
-,45029 ,18622 ,151 -1,0075 ,1069
-1,72457* ,18622 ,000 -2,2818 -1,1673
-3,64943* ,18622 ,000 -4,2067 -3,0922
-5,11714* ,18622 ,000 -5,6744 -4,5599
-5,56743* ,18622 ,000 -6,1247 -5,0102
3,84286* ,18622 ,000 3,2856 4,4001
1,91800* ,18622 ,000 1,3608 2,4752
,45029 ,18622 ,151 -,1069 1,0075
5,56743* ,18622 ,000 5,0102 6,1247
(J) Kelompok
Homogeneous Subsets
Waktu reaksi rata-rata
Tukey HSDa
5 4,0380
5 5,7626
5 7,6874
5 9,1551
5 9,6054
1,000 1,000 1,000 ,151
Kelompok Perlakuan Kontrol Negatif
Cabe jawa D1
Cabe jawa D2
Cabe jawa D3
Kontrol Positif
Sig.
N 1 2 3 4
Subset for alpha = .05
115
NRP : 0410091
Tempat dan Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 9 Oktober 1985
Alamat : Jl. Cihideung No 47, Tasikmalaya
Riwayat Pendidikan : SDK BPK Penabur, Tasikmalaya tahun lulus1998 SLTPK BPK Penabur, Tasikmalaya tahun lulus 2001
1
Rasa nyeri merupakan masalah yang umum terjadi di masyarakat dan salah satu penyebab paling sering pasien datang berobat ke dokter karena rasa nyeri mengganggu fungsi sosial dan kualitas hidup penderitanya. Hasil penelitian The
U.S. Centre for Health Statistic selama 8 tahun menunjukkan 32% masyarakat
Amerika menderita nyeri yang kronis dan hasil penelitian WHO yang melibatkan lebih dari 25.000 pasien dari 14 negara menunjukkan 22% pasien menderita nyeri, minimal selama 6 bulan. Pada populasi orang tua, prevalensi nyeri meningkat menjadi 50% (Marazzitil, 2006).
Rasa nyeri akan disertai respon stress, antara lain berupa meningkatnya rasa cemas, denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi napas. Nyeri yang berlanjut atau tidak ditangani secara adekuat, memicu respon stress yang berkepanjangan, yang akan menurunkan daya tahan tubuh dengan menurunkan fungsi imun, mempercepat kerusakan jaringan, laju metabolisme, pembekuan darah dan retensi cairan, sehingga akhirnya akan memperburuk kualitas kesehatan (Hartwig & Wilson, 2006).
Nyeri adalah suatu sensasi yang tidak menyenangkan dan bisa dirasakan sebagai rasa sakit. Nyeri dapat timbul di bagian tubuh manapun sebagai respon terhadap stimulus yang berbahaya bagi tubuh, seperti suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, tertusuk benda tajam, patah tulang, dan lain-lain. Rasa nyeri timbul apabila terjadi kerusakan jaringan akibat luka, terbentur, terbakar, dan lain sebagainya. Hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara memindahkan posisi tubuhnya (Guyton & Hall, 1997).
Sensasi nyeri yang terjadi mendorong individu yang bersangkutan untuk mencari pengobatan, antara lain dengan mengkonsumsi obat-obatan penghilang rasa nyeri (Analgetik). Analgetik adalah obat yang digunakan untuk menghambat atau mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran Saat ini telah banyak beredar obat-obatan sintetis seperti obat anti inflamasi non steroid (AINS). Sebanyak 25% obat yang dijual bebas di pasaran adalah analgetik asetaminofen. Obat ini banyak dipakai untuk bayi, anak-anak, dewasa, dan orang lanjut usia untuk keluhan nyeri ringan dan demam (Kee, 1994).
Obat-obat analgetika adalah kelompok obat yang memiliki aktivitas menekan atau mengurangi rasa nyeri. Efek ini dapat dicapai dengan berbagai macam cara, seperti menekan kepekaan reseptor rasa nyeri (misalnya dengan anestesi) terhadap rangsang nyeri mekanik, termik, listrik atau kimiawi di pusat atau perifer, atau dengan cara menghambat pembentukan prostaglandin sebagai mediator sensasi nyeri.
Metoda-metoda pengujian aktivitas analgetika dilakukan dengan menilai kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi pada hewan percobaan (mencit, tikus, marmot), yang meliputi induksi secara mekanik, termik, elektrik dan secara kimia. Metode pengujian dengan induksi nyeri secara mekanik atau termik lebih sesuai untuk mengevaluasi obat-obat analgetika kuat. Pada umumnya daya kerja analgetika dinilai pada hewan dengan mengukur besarnya peningkatan stimulus nyeri yang harus diberikan sampai ada respon nyeri atau jangka waktu ketahanan hewan terhadap stimulus nyeri atau juga peranan frekuensi respon nyeri (Midian Sirait, dkk).
aplastik dan gangguan fungsi trombosit. Efek samping lain obat-obat analgetik yaitu dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas yang terjadi pada beberapa orang serta mengganggu fungsi liver, ginjal, dan pankreas. (Freddy Wilmana, 1995; Hardman, et al, 2001). Oleh karena itu, masyarakat mulai beralih untuk menggunakan tanaman obat sebagai alternatif pengobatan.
Tidak sedikit masyarakat yang mencari pengobatan alternatif seperti dengan menggunakan obat tradisional berupa tanaman obat (Herbal Medicine) karena pengobatan dengan herbal lebih alamiah, lebih asli dan relatif lebih aman tanpa efek samping seperti obat-obat sintetik (Blake, 2004; Juckett, 2004). Obat herbal adalah sediaan obat yang dibuat dari bahan tumbuhan, baik tumbuhan yang belum atau sudah dibudidayakan. Obat-obatan herbal tengah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap obat-obatan khususnya analgetika yang lebih alami.
Sesungguhnya Indonesia kaya dengan tumbuhan berkhasiat obat. Hampir semua daerah mempunyai tanaman obat yang telah dibuktikan kemanjurannya secara turun-temurun. Setelah bertahun-tahun mendewakan obat modern yang memang bereaksi cepat, kini orang kembali menggunakan obat alami. Selain karena kesadaran akan resiko efek samping, juga karena krisis ekonomi yang tak terelakkan. Pengobatan dengan herbal yang secara empiris digunakan oleh masyarakat pedesaan untuk mengatasi nyeri yaitu herba sambiloto, herba jombang, bunga cengkeh, cabe jawa, biji pala, batang bratawali, jahe, lengkuas, herba meniran, dan lain-lain.
Saat ini, sebagian besar penggunaan tanaman obat baru secara empiris dan belum berdasarkan hasil penelitian ilmiah. Hal ini sering menjadi kontroversi dalam pemakaiannya dalam praktek kedokteran sehari-hari, sehingga perlu dilakukan penelitian supaya tanaman obat tersebut dapat digunakan oleh masyarakat luas.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah : 1.2.1 Apakah ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) memiliki efek analgesik.
1.2.2 Bagaimana potensi ekstrak etanol cabe jawa dibandingkan dengan asetosal.
1.3 Maksud dan Tujuan
• Maksud penelitian ini adalah pemanfaatan ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) sebagai alternatif pengobatan khususnya sebagai analgetik.
• Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgesik ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl).
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
• Manfaat akademis :
Menambah cakrawala ilmu pengetahuan dan wawasan farmakologi tumbuhan obat tradisional Indonesia khususnya cabe jawa (Piper
retrofractum Vahl) yang berefek analgesik.
• Manfaat praktis :
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Nyeri terjadi karena trauma pada sel menyebabkan kerusakan dan gangguan pada membran sel yang merupakan fosfolipid bilayer. Pada cedera jaringan, fosfolipid membran sel dipecah oleh enzim fosfolipase menjadi asam arakidonat. Asam arakidonat diubah menjadi hidroperoksida kemudian leukotrien oleh enzim lipoksigenase. Kemudian asam arakidonat akan dipecah oleh enzim siklooksigenase (COX1 bersifat konstitutif dan COX2 bersifat diinduksi oleh inflamasi) menjadi endoperoksida (PGG2/PGH) yang selanjutnya menghasilkan 3 produk, yaitu prostaglandin (PGE2, PGF2, PGD2), tromboksan A2, dan prostasiklin. (Freddy Wilmana, 2004).
Prostaglandin menyebabkan sensitasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi. Oleh karena itu, prostaglandin berperan pada nyeri dengan kerusakan jaringan atau inflamasi. Prostaglandin menimbulkan keadaan hiperalgesia; kemudian mediator kimiawi seperti bradikinin dan histamin merangsang dan menimbulkan nyeri yang nyata (P. Freddy Wilmana, 2005).
Komponen utama cabe jawa antara lain piperine, chavicine, palmitic
acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri, N-isobutyldeka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan
menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan piperlonguminine (Setiawan Dalimartha, 1999).
Piperine memiliki efek analgesik dan antiinflamasi karena piperine menghambat aktivitas cyclooxygenase (COX) dan 5-lypoxygenase terhadap asam arakidonat sehingga jumlah prostaglandin menurun (http://www.kalbe.co.id/files/cdk/13 Obat Analgetik dan Antiinflamasi Nabati 129.pdf/html).
Hipotesis :
Ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) memiliki efek analgetik
Ekstrak etanol cabe jawa memiliki potensi analgesik yang setara dengan asetosal
1.6 Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan ruang lingkup penelitian prospektif laboratorium eksperimental sungguhan yang bersifat komparatif. Uji analgetik penelitian ini menggunakan metode induksi nyeri cara panas (termik) menggunakan plat panas (hot plate) dengan suhu 55° C yang dilengkapi thermostat. Penelitian ini menilai efek pemberian ekstrak etanol cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) sebagai analgetik terhadap mencit yang diberi rangsangan termis.
Data yang diukur adalah waktu reaksi (dalam satuan detik) timbulnya respon mencit yang pertama kali muncul terhadap rangsangan termis sebelum dan sesudah pemberian perlakuan, yaitu menjilat telapak kaki depan atau meloncat atau mengangkat kaki setelah mencit diletakkan di atas plat panas dengan suhu 55° C
Analisis data untuk waktu reaksi menggunakan Analisis Varian (ANAVA) satu arah yang dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0.05. Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p < 0.05.
1.7 Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
74 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ekstrak Etanol Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) dosis 0.75 g / kg BB dan 1.5 g / kg BB memiliki efek analgesik.
2. Ekstrak Etanol Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) dosis 3 g / kg BB memiliki potensi analgesik yang setara dengan pembanding yaitu asetosal.
5.2 Saran
• Diperlukan penelitian uji toksisitas subkronik dan kronik dari cabe jawa pada mencit atau hewan coba lain untuk mengetahui batas keamanannya dan efek samping yang mungkin timbul pada penggunaan dalam jangka waktu lama sehingga dapat digunakan lebih luas di masyarakat,
• Perlu dilakukan penelitian mengenai efek analgesik cabe jawa dengan fraksinasi dengan pelarut organik lain misalnya n-heksana, etil asetat, dll
• Mengembangkan penelitian mengenai cabe jawa dengan menggunakan bentuk sediaan yang lain atau dengan metode induksi yang lain seperti metode induksi cara kimia (metode geliat).
• Menguji efek cabe jawa dengan menggunakan hewan coba lain, dan lebih jauh lagi, dilakukan penelitian klinik, sehingga dapat diketahui efeknya terhadap manusia,
75
Berne R.M., Levy M.N.1983. The somatosensory system. In: Harshberger E.S., Gunter A.,eds Physiology. Missouri: The C.V. Mosby Company. p. 145-163.
Blake S. 2004. Medicinal plant actions, http://www.naturalhealthwizards.com/ MedicinalPlantActionsSample.pdf/, March 27th 2006.
Bowman W.C., Rand M.J. 1980. Textbook of Pharmacology. 2nd ed. Oxford: Blackwell Scientific Publications. p . 16.17-16.31
Bruneton, J. 1999. Clove, Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry. In:
Pharmacognosy phytochemistry medicinal plants. 2nd ed. Paris: Lavoisier, p.553-555.
Dharmady Agus & Triyanto. 2004. Manajemen Nyeri Dalam Suatu Tatanan Tim Medis Multidisiplin. Majalah Kedokteran Atmajaya, 1(3) : 1-5
Dorland. 2002. Kamus kedokteran dorland. Edisi 29. Jakarta: EGC. h. 85.
Fields H.L., Martin J.B. 2005. Pain : Pathophisiology and Management. In : Dennis K, Fauci A.S., Longo D.L., Braunwald E., Hauser S.L., Jameson J.L., eds. Harrison's Principles of Internal Medicine. Vol 1. 16U ed. USA : Me Graw-Hill co. Inc. p 71-76
Furst, Danile E., Munster, Tino. 2002. Obat-obat Antiinflamasi Nonsteroid, Obat-obat Antireumatik Pemodifikasi Penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obat-obat untuk Pirai. Dalam :Katzung B.G., editor. Farmakologi Dasar dan
Klinik. Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika. h 449-460.
G. Dewanto.2003.Patofisiologi Nyeri. Majalah Kedokteran Atmajaya, 3(2) : 203-11.
Ganong W.F. 2003a. Sensasi somatovisera (perasaan kulit, dalam & viseral). Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. h. 132-140.
Guyton&Hall. 1997a. Susunan sistem saraf dan fungsi dasar sinaps, dan substansi transmiter. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC. h. 761-772.
Hardman, J.G., Limbrid L.E., dan Gilman, A.G. 2001. Analgesic-Antipyretic and Antiinflamatory agents and drugs employed in treatment of gout. In : Roberts, L.J. and Morrow, J.D. eds. Goodman and Gillman’s The
Pharmacological Basis of Therapeutics. 10th edition. New York : Mc Graw Hill Companies. p: 687-691, 706
Hartwig, Mary S., Wilson, Lorraine M. 2006. Nyeri. Dalam : Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M., eds. Patqfisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol 1. Edisi 6. Jakarta : EGC. h 1063-1069.
H.Sardjono, O.Santoso, Hedi R.Dewoto. 2004. Analgesik opioid dan antagonis. Dalam: Sulistia G. Ganiswarna, dkk., eds. Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, h. 189-190.
Juckett G. 2004. Herbal medicines. In: Stitzel R.E. and Craig C.R., eds. Modern
pharmacology with clinical applications. 6 ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins. p. 785
Kasahara,. 1995. Indeks Tumbuh-Tumbuhan Obat di Indonesia. 2nd edition. Jakarta : PT Eisai Indonesia. h 22
Katzung, B.G., 2001. Nonsteroidal anti-inflamatory drugs, disease modifying antirheumatic drugs, nonopioid analgesic, and drugs used in gout. In: Furst, D.E. and Munster, T. eds. Basic and Clinical Pharmacology. 8th edition. San Francisco: Mc Graw Hill Companies.
Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan Percobaan, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers.
Kee J.L., Hayes E.R. 1994. Farmakologi: Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC. p 216-218.
Marazzitil D., Mungail F., Vivarellil L., Prestal S., Osso, B.D. 2006. Pain and psychiatry : a critical analysis and pharmacological review. http://www. Cpementalhealth.com/content/2/1/31. January 25th, 2007.
Midian Sirait. 1993. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik. Jakarta : Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam. h 3-6
Mills S., Bone K. 2000. Principles and Practice of Phytotherapy Modern Herbal
Medicine. Jakarta : Materia Medica. p 394-401.
Mycek, Mary J., Harvey, Richard A., Champe C., Pamela. 2000. Lippincott's
Illustrated Reviews Pharmacology. 2nd ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Ogbru O. 2005. Nonsteroidal Antiinflamatory Drugs (NSAIDs).
http://www.medicinenet.com/nonsteroidal_antiinflamatory_drugs/article.htm. August 2 nd 206
P. Freddy Wilmana.1995. Analgesik Anti Inflamasi Non Steroid. Dalam : Sulistia G. Ganiswara, Rianto Setiabudi, Frans D. Suyatna, Purwantiastuti, Nafrialdi, editor : Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi FK Ul. h 207-213.
Pubchem.2006.Prostaglandin.http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summary. cgi?sid=173986. 18 Oktober 2007.
Ramabadran K. & Bansinath M. 1990. Bioscreening technique for analgesic activity. In: Thompson E.B., ed. Drug bioscreening. New York:VCH. p. 56.
Ruiter J.D. 2002. Principles of drugs action; Non-steroidal antiinflamatory drugs
(NSAID).web6.duc.auburn.edu/~deruija/nsaids_2002.pdf.August 27th, 2006.
Samekto Wibowo & Abdul Gofir. 2001. Farmakologi dalam Neurologi. Jakarta : Salemba Medika. h 113-115, 137-140.
Schalkwyk J.V. 1999. Pain Physiology.
http://www.anaesthetist.com/icu/pain/pain3.htm. August 20th, 2006
Setiawan Dalimartha. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 1. Jakarta : Trubus Agriwidya. h 25-28
T. Punjanon, P. Nandhasri, 2007. Penelitian efek androgenik dan anabolik buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) pada tikus putih. Cermin Dunia
Kedokteran 59 : 22-4
Taryono, Agus Ruhnayat. 2004. Cabe Jawa. Jakarta : Penebar Swadaya. h 1-15
Tiruppathi C. 2006. Opioid analgesic drug.
http://www.uic.edu/classes/pcol/pcol331/dentalpharmhandouts2006/lecture51. pdf#search=’opioid%20analgesic’. August 25th,2006
The International Association for Study of Pain. 2005.
http://www.pelvicfloordigest.org/pain01.htm. 17 Mei 2007.
Thomson D., Stein B. 2006. NSAIDs. http://www.vasg.org/nsaids.htm, December 22nd, 2006
Wahjoedi, Yun Astuti N., B. Nuratmi. 1997. Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Johor (Coassia sianea Lamk) pada Tikus Putih. Buletin Penelitian Kesehatan, 25 : 34-38
Way L. W., Fields H. L.,Shumacher M.A. 2002. Analgesik opioid dan antagonis opioid. Dalam : Katzung, Bertram.G, ed. Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2. edisi 8. Jakarta : Salemba Medika. h. 292-306
Wikipedia, the free encyclopedia. 2007. Substance P.
http://en.wikipedia.org/wiki/SubstanceP. 18 Oktober 2007.
Wikipedia, the free encyclopedia. 2006. Cabe Jawa.
http://id.wikipedia.org/wiki/cabe_jawa
---. 2008. Cabe Jawa. http://www.kalbe.co.id/cdk/13 Obat Analgetik dan Antiinflamasi Nabati 129.pdf/html
---. 2007. Klasifikasi Cabe Jawa.
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/3_1 07.pdf
---. 2007. Kandungan Cabe Jawa.
http://kiravicena.blogspot.com/2007_10_28_archive.html
---, 2008. Piper retrofractum Vahl.