• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS BIOLARVASIDA EKSTRAK ETANOL BUAH Aktivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Aedes aegypti Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKTIVITAS BIOLARVASIDA EKSTRAK ETANOL BUAH Aktivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Buah Piper retrofractum Vahl. Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus Dan Aedes aegypti Serta Profil Kromatografi Lapis Tipisnya."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS BIOLARVASIDA EKSTRAK ETANOL BUAH

Piper retrofractum

Vahl. TERHADAP LARVA NYAMUK

Anopheles aconitus

DAN

Aedes aegypti

SERTA PROFIL

KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

ROSALINA KOMALASARI

K 100090056

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

1

AKTIVITAS BIOLARVASIDA EKSTRAK ETANOL BUAH Piper

retrofractum Vahl. TERHADAP LARVA NYAMUK Anopheles aconitus

DAN Aedes aegypti SERTA PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPISNYA

BIOLARVICIDAL ACTIVITY OF ETHANOL EXTRACT OF Piper retrofractum Vahl.F RUIT AGAINST Anopheles aconitus AND Aedes aegypti

WITH THIN LAYER CHROMATOGRAPHY PROFILE

Haryoto, Rosalina Komalasari, Rima Munawaroh Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Beberapa penyakit tropis yang sering terjadi di Indonesia diperantarai oleh nyamuk seperti nyamuk Anopheles aconitus (malaria) dan Aedes aegypti (demam berdarah). Tanaman famili Piperaceae diketahui mengandung senyawa alkaloid yang dapat berperan sebagai larvasida. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas larvasida ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti instar III serta senyawa aktif yang berperan sebagai larvasida. Nilai LC50 larva nyamuk Anopheles aconitus dan

Aedes aegypti berturut-turut yaitu 4,69 ppm dan 26,12 ppm. Hal ini berarti ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. lebih toksik terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dibandingkan dengan larva nyamuk Aedes aegypti. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan semakin banyak jumlah larva nyamuk yang mati. Analisis senyawa alkaloid ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. dengan metode kromatografi lapis tipis ditunjukkan pada Rf 0,48 dengan fase diam silika GF254 dan fase gerak toluen : etil asetat (7:3).

Kata kunci : larvasida, Piper retrofractum Vahl, Anopheles aconitus, Aedes determine larvicidal activity of ethanol extract of Piper retrofractum Vahl. fruit against Anopheles aconitus and Aedes aegypti 3rd instar and to know the active constituent that can be used as larvicidal. LC50 values of Anopheles aconitus and

Aedes aegypti is 4,69 ppm and 26,12 ppm. It means that ethanol extract of Piper retrofractum Vahl. more toxic against Anopheles aconitus than Aedes aegypti. The higher concentration of extract increase the number of dead larva. Analysis of alkaloid compounds of ethanol extract of Piper retrofractum Vahl. fruitby thin layer chromatography shown at Rf 0,48 with GF254 silica as stationary phase and toluene : ethyl acetate (7:3) as mobile phase.

(4)

2

PENDAHULUAN

Beberapa penyakit tropis yang sering terjadi di Indonesia adalah malaria

dan demam berdarah. Penyakit tersebut diperantarai oleh nyamuk. Spesies

nyamuk yang berperan dalam penyebaran malaria adalah nyamuk Anopheles

aconitus (Alfiah et al., 2010) dan Aedes aegypti pada demam berdarah (Chaitong

et al., 2006). Penekanan laju penularan penyakit malaria dan demam berdarah

dapat dilakukan dengan memutus siklus hidup nyamuk yaitu dengan

menggunakan larvasida. Larvasida adalah zat kimia yang dapat membunuh larva

nyamuk (Hiswani, 2004). Namun larvasida yang banyak digunakan oleh

masyarakat saat ini justru membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh

karena itu, diperlukan adanya suatu biolarvasida yang mudah mudah terurai di

alam sehingga tidak mencemari lingkunan dan aman bagi manusia (Moehammadi,

2005).

Tanaman famili Piperaceae diketahui memiliki aktivitas larvasida terhadap

larva nyamuk (Lee, 2005). Ekstrak etanol biji (Aina et al., 2009)danserbuk daun

Piper guineense (Ohaga et al., 2007) diketahui memiliki aktivitas larvasida

terhadap larva Anopheles gambiae. Beberapa penelitian lain juga menyebutkan

bahwa ekstrak etanol buah Piper longum (Chaitong et al., 2006), ekstrak metanol

buah Piper longum dan Piper nigrum (Park et al., 2002; Yang et al., 2002),

ekstrak hexane buah Piper longum dan Piper nigrum (Kumar et al., 2011), dan

ekstrak air buah Piper retrofractum (Chansang et al., 2005) memiliki aktivitas

larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Adapun senyawa Piperaceae yang

aktif sebagai larvasida antara lain alkaloid piperidine, isobutylamide,

pipernonaline, pellitorine, guineensine, pipercide, dan retrofractamide A (Park et

al., 2002; Lee, 2005). Berdasarkan hal tersebut ada kemungkinan bahwa ekstrak

etanol buah Piper retrofractum Vahl. juga memiliki aktivitas larvasida terhadap

larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti.

METODE PENELITIAN

Alat : bejana kaca, pengaduk kayu, vacuum rotary evaporator (Heidolph),

(5)

3

kontainer, mikropipet (Socorex), pipet tetes, flakon, labu takar 10 mL, gelas ukur

5 mL dan 100 mL, tusuk gigi, pipa kapiler, mikropipet (Socorex), lampu UV254

nm dan UV366 nm, bejana kromatografi, dan seperangkat alat penyemprot..

Bahan : simplisia kering buah Piper retrofractum Vahl., etanol 96% teknis, larva

nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti yang diperoleh dari B2P2VRP

Salatiga, CMC Na 1%, aquades, fase diam silika GF254, fase gerak (toluen : etil

asetat), pereaksi semprot Dragendorff dan vanilin-H2SO4

Tempat penelitian

Pembuatan ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. dilakukan di

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sedangkan uji

biolarvasida dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor

Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.

Jalannya Penelitian

Ekstraksi

Ekstraksi dilakukan dengan merendam ± 1 kg serbuk simplisia cabe jawa

dalam etanol 96% sebanyak 7,5 L selama 5 hari sambil sesekali diaduk. Hasil

maserasi disaring dan didapatkan filtrat etanol dan ampas. Ampas diremaserasi 2

kali. Filtrat etanol yang diperoleh dievaporasi pada suhu 60oC sehingga diperoleh

ekstrak cair. Kandungan air dihilangkan dengan memanaskan ekstrak cair diatas

waterbath pada suhu 60oC sampai diperoleh ekstrak kental.

Uji Biolarvasida

Sebanyak 100 mg ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. dilarutkan

dengan CMC Na 1% dan divortex sampai terbentuk suspensi, kemudian ditambah

aquadest sampai tanda labu takar 10 mL (stok 1%). Dari larutan stok dibuat lima

seri konsentrasi untuk masing-masing larva dengan replikasi masing-masing 4x

untuk tiap seri kosentrasi. Seri konsentrasi yang dibuat untuk larva nyamuk

Anopheles aconitus adalah 2,5 ppm, 5 ppm, 10 ppm dan 20 ppm. Sedangkan

untuk larva Aedes aegypti seri konsentrasi yang dibuat adalah 10 ppm, 20 ppm, 30

ppm, 40 ppm dan 50 ppm.

Uji biolarvasida dilakukan dengan menyiapkan 6 kontainer plastik, dimana

(6)

4

seri konsentrasi yang telah dibuat dimasukkan ke dalam kontainer berbeda dan

ditambah air sampai volume 100 mL. Kemudian dimasukkan 25 ekor larva

nyamuk instar III untuk tiap kontainer. Sebagai kontrol negatif digunakan CMC

Na 1% sebanyak 1 mL kemudian ditambahkan air sampai volume 100 mL. Hal ini

dilakukan sebanyak 4 kali replikasi untuk tiap konsentrasi dan diamati secara

berkala selama 24 jam perlakuan (Lailatul et al., 2010).

Pengamatan terhadap kematian larva dilakukan dengan menggoyang

kontainer perlahan-lahan dan menyentuh larva dengan jarum, apabila larva tidak

bergerak maka larva tersebut dikatakan mati (Lokesh et al., 2010). Hasil

pengamatan kemudian diolah menggunakan analisis probit untuk memperoleh

nilai LC50 dan LC90 (Suirta et al., 2007).

Kromatografi Lapis Tipis

Uji kromatografi lapis tipis dilakukan dengan meggunakan fase diam silika

GF254, fase gerak toluen : etil asetat (7:3) dan untuk deteksi bercak digunakan

pereaksi semprot Dragendorff.

Analisis Data

Metode yang digunakan untuk mencari LC50 dan LC90 adalah analisis

probit secara manual dengan metode Miller Tainter (Rhandawa, 2009). Analisis

probit dilakukan dengan menghitung jumlah larva yang mati setelah 24 jam dan

ditentukan persen kematiannya. Persen kematian dapat dihitung menggunakan

rumus berikut.

% kematian =

x 100%

Jika kematian larva pada kontrol (-) mencapai 5-20%, maka jumlah angka

kematian dari yang diberi perlakuan harus dikoreksi menurut Abbot’s formula

(Chaitong et al., 2006).

% kematian =

Keterangan : X : persentase kematian larva pada sampel

(7)

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Aktivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Buah Piper retrofractum Vahl.

Terhadap Larva Nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti

Larvasida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh larva

serangga. Istilah biolarvasida digunakan untuk larvasida yang berasal dari

tanaman (larvasida alami) dan mengandung zat aktif yang toksik terhadap larva

tetapi bersifat mudah terurai (biodegradable) sehingga aman bagi manusia dan

lingkungan (Moehammadi, 2005).Penggunaan larva nyamuk dikarenakan selama

ini beberapa penyakit tropis yang sering terjadi di Indonesia diperantarai oleh

nyamuk seperti nyamuk Anopheles aconitus (malaria) dan Aedes aegypti (demam

berdarah).

Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan beberapa kondisi faktor

lingkungan yang mungkin dapat mempengaruhi hasil uji biolarvasida. Faktor

lingkungan tersebut antara lain suhu ruangan, kelembaban udara dan pH air.

Berdasarkan hasil pengamatan pada perlakuan kontrol (tanpa pemberian ekstrak)

menunjukkan persen kematian 0% yang berarti bahwa tingkat kematian larva

hanya dipengaruhi oleh pemberian ekstrak dan jumlah angka kematian pada

kelompok yang diberi perlakuan tidak perlu dikoreksi dengan Abbot’s formula

(Chaitong et al., 2006).

Gambar 1. Grafik persentase kematian rata-rata larva nyamuk Anopheles aconitus dan

Aedes aegypti setelah 24 jam

Berdasarkan gambar 1, dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi

ekstrak semakin banyak jumlah larva yang mati. Rata-rata persen kematian larva

(8)

6

larva nyamuk Aedes aegypti. Hal ini ditunjukkan oleh konsentrasi yang

dibutuhkan untuk menyebabkan 100% kematian larva nyamuk. Konsentrasi

ekstrak yang dibutuhkan untuk membunuh larva nyamuk Anopheles aconitus

100% adalah 20 ppm. Sedangkan konsentrasi ekstrak yang dapat membunuh larva

Aedes aegypti 100% adalah 50 ppm.

Gambar 2. Nilai LC50 dan LC90 ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. untuk larva

nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti setelah 24 jam perlakuan

Berdasarkan gambar 2, dapat diketahui bahwa nilai LC50 dan LC90 larva

nyamuk Anopheles aconitus lebih rendah dibandingkan dengan larva nyamuk

Aedes aegypti. Nilai LC50 dan LC90 menunjukkan tingkat kematian larva uji 50%

dan 90% setelah 24 jam terpapar ekstrak. Nilai LC50 dan LC90 biasanya digunakan

untuk menentukan tingkat ketoksikan suatu senyawa terhadap organisme tertentu.

Nilai LC50 dan LC90 larva nyamuk Anopheles aconitus berturut-turut yaitu 4,69

ppm dan 9,65 ppm. Sedangkan untuk larva nyamuk Aedes aegypti diperoleh nilai

LC50 dan LC90 sebesar 26,12 ppm dan 37,76 ppm. Hal ini berarti bahwa ekstrak

etanol buah Piper retrofractum Vahl. lebih toksik terhadap larva nyamuk

Anopheles aconitus dibandingkan dengan larva nyamuk Aedes aegypti.

Pada penelitian sebelumnya (Chansang et al., 2005) disebutkan bahwa

ekstrak air buah Piper retrofractum Vahl. memiliki LC50 dan LC90 sebesar 79

ppm dan 229 ppm terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Penelitian Aina et al

(2009) juga menyebutkan bahwa ekstrak etanol dan air biji Piper guineense

Schum and Thonn (Piperaceae) memiliki LC50 sebesar 28 ppm dan 90 ppm

(9)

7

dapat dilihat bahwa ekstrak etanol lebih aktif sebagai larvasida dibandingkan

ekstrak air. Hal ini dikarenakan kemampuan etanol dalam melarutkan zat aktif

lebih tinggi daripada air (Aina et al., 2009).

Beberapa tanaman piperaceae lain juga dilaporkan memiliki aktivitas

larvasida yang tinggi terhadap larva nyamuk Aedes aegypti (Park et al., 2002;

Lee, 2005; Chaitong et al., 2006; Kumar, 2011) . Penelitian tersebut menunjukkan

nilai LC50 yang bervariasi pada tiap tanaman piperaceae. Hal ini kemungkinan

disebabkan karena adanya perbedaan kandungan senyawa aktif pada tiap tanaman

yang berpengaruh pada larva nyamuk. Sementara untuk penelitian larvasida

ekstrak tanaman piperaceae terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus masih

terbatas. Jadi, dari penelitian ini dapat diketahui bahwa ekstrak etanol buah Piper

retrofractum Vahl. lebih toksik terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus

dibandingkan dengan larva nyamuk Aedes aegypti. Hal ini disebabkan oleh

ukuran larva nyamuk Anopheles aconitus yang lebih kecil dibandingkan dengan

larva nyamuk Aedes aegypti. Tingkat ketoksikan suatu senyawa sebanding dengan

luas permukaan tubuh organisme. Semakin luas permukaan tubuh larva,

konsentrasi yang dibutuhkan untuk mencapai efek toksik semakin tinggi.

Kematian larva nyamuk disebabkan oleh kandungan senyawa yang

terdapat dalam ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. yaitu alkaloid.

Penelitian Park et al., (2002) dan Lee (2005) menyebutkan bahwa senyawa

alkaloid dapat berperan sebagai larvasida. Buah Piper retrofractum Vahl.

memiliki kandungan utama senyawa alkaloid piperin (Vinay et al., 2012).

Senyawa piperin diketahui dapat berperan sebagai larvasida (Park et al., 2002;

Lee, 2005; Riyadhi, 2008; Devi et al., 2010) dengan menyebabkan ketoksikan

pada sistem neuromuskuler (Chaitong et al., 2006). Mekanisme ketoksikan yang

terjadi diduga melaui interaksi biolarvasida dengan makromolekul tertentu dalam

sistem saraf yang menyebabkan kelumpuhan, kelainan perilaku (kejang-kejang)

(10)

8

Analisis Kualitatif Senyawa Alkaloid Dengan Metode KLT

Analisis kualitatif senyawa alkaloid dengan metode KLT meggunakan fase

diam silika GF254, fase gerak toluen : etil asetat (7:3) dan pereaksi semprot

Dragendorff (Swapna et al., 2012). Hasil analisis senyawa alkaloid ekstrak etanol

buah Piper retrofractum Vahl. diperoleh bercak pada Rf sebesar 0,48. Senyawa

alkaloid ditunjukkan dengan adanya bercak berwarna orange setelah disemprot

dengan pereaksi semprot Dragendorff.

KESIMPULAN

1. Ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. memiliki aktivitas larvasida

terhadap larva nyamuk Anopheles aconitus dan Aedes aegypti dengan nilai

LC50 berturut-turut yaitu 4,69 ppm dan 26,12 ppm.

2. Berdasarkan analisis KLT, di dalam ekstrak etanol buah Piper retrofractum

Vahl. terdapat senyawa alkaloid.

SARAN

1. Perlu dilakukan ekstraksi buah Piper retrofractum Vahl. dengan pelarut lain

yang sesuai untuk ekstraksi senyawa alkaloid.

2. Perlu dilakukan isolasi terhadap piperin serta penelitian lebih lanjut mengenai

efek samping insektisida pada organisme non target dan lingkungan.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor

Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah dan Fakultas Farmasi,

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah banyak membantu demi

(11)

9

DAFTAR PUSTAKA

Aina, S. A., Banjo, A. D., Lawal, O. A., & Jonathan, K., 2009, Efficacy of Some Plant Extracts on Anopheles gambiae Mosquito Larvae, Academic Journal of Entomology, 2 (1), 31-35.

Alfiah, S., P, Astri Maharani I. & Boewono, Damar Tri, 2010, Uji Efikasi Larvasida Berbahan Aktif Pyriproxyfen Sebagai Insect Growth Regulator (IGR) Terhadap Larva Anopheles aconitus di Laboratorium, Jurnal Vektor & Reservoir Penyakit (VEKTORA), 2 (1).

Chaitong, U., Choochote, W., Kamsuk, K., Jitpakdi, A., Tippawangkosol, P., Chaiyasit, D., Champakaew, D., Tuetun, B. & Pitasawat, B., 2006, Larvicidal effect of pepper plants on Aedes aegypti (L.) (Diptera: Culicidae), Journal of Vector Ecology, 31 (1), 138-144.

Chansang, U., Zahiri, N. S., Bansiddhi, J., Boonruad, T., Thongsrirak, P., Mingmuang, J., Benjapong, N. & Mulla, M. S., 2005, Mosquito larvicidal activity of aqueous extracts of long pepper (Piper retrofractum Vahl.) from Thailand, Journal of Vector Ecology, 30 (2), 195-200.

Devi, P. S., Reshmi, S. K. & Sathya, E., 2010, Isolation of piperdine from Piper nigrum and its antiproliferative activity, Journal of Pharmacy Research, 3 (10), 2502-2507.

Hiswani. 2004. Gambaran Penyakit & Vektor Malaria di Indonesia. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3760/1/fkm-iswani11.pdf (diakses pada 27 Februari 2012)

Kumar, S., Warikoo, R. & Wahab, N., 2011, Relative Larvicidal Efficacy of Three Species of Peppercorns against Dengue Fever Mosquito, Aedes aegypty L., J. Entomol. Res. Soc., 13 (2), 27-36.

Lailatul K, L., Kadarohman, A., & Eko, R., 2010, Efektivitas Biolarvasida Ekstrak Etanol Limbah Penyulingan Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanoides) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti, Culex Sp., dan Anophelessundaicus, Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, 1(1), 59-65.

Lee, Hoi-Seon, 2005, Pesticidal Constituents Derived from Piperaceae Fruits, Agric. Chem. Biotechnol., 48 (2), 65-74.

(12)

10

Miller, L.C. and M.L. Tainter, 1944, Estimation of LD50 and its error by means of log-probit graph paper, Proc. Soc. Exp. Bio. Med., 57, 261-264.

Moehammadi, N., 2005, Potensi Biolarvasida Ekstrak Herba Ageratum conyzoides Linn. & Daun Saccopetalum horsfieldii Benn. Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti L., Jurnal Berk, Penel. Hayati.,10, 1-4

Ohaga, S. O., Ndiege, I. O., Kubasu, S. S., Beier, J. C. & Mbogo, C. M., 2007, Larvicidal Activity of Piper guineense and Spilanthes mauritiana Crude-Power Against Anopheles gambiae and Culex quinquefasciatus in Kilifi Distric, Kenya, Journal of Biological Science, 7 (7), 1215-1220.

Park, I.-K., Lee, S.-G., Shin, S.-C., Park, J.-D., & Ahn, Y.-J., 2002, Larvicidal activity of isobutylamides identified in Piper nigrum fruits against three mosquito species, Journal of agricultural and food chemistry, 50 (7), 1866-1870.

Randhawa, M.A., 2009, Calculations of LD50 values from the method of Miller

and Tainter, 1944, J. Ayub. Med. Coll. Abbottabad, 21 (3), 184-185.

Riyadhi, A., 2008, Identifikasi Identifikasi Senyawa Aktif Minyak Jarak Pagar Jatropha curcas Sebagai Larvasida Nabati Vektor Demam Berdarah Dengue, Jurnal Valensi, 1 (2).

Suirta, I. W., Puspawati, N. M., & Gurniati, N. K., 2007, Isolasi & Identifikasi Senyawa Aktif Larvasida dari Biji Nimba (Azadirachta indika A. Juss) Terhadap Larva Nyamuk Deman Berdarah (Aedes aegypti), Jurnal Kimia, 1 (2), 47-54.

Swapna PR, D., Junise V, Shibin P, Senthila S., & Rajesh RS., 2012, Isolation, identification anti mycobacterial evaluation of piperine from Piper longum, Der Pharmacia Lettre, 4 (3), 863-868.

Vinay, S., Renuka, K., Palak, V., Harisha, C. R. & Prajapati PK., 2012, Pharmacognostical and phytochemical study of Piper longum L. and Piper retrofractum Vahl., Journal of Pharmaceutical and Scientific Innovation, 1 (1), 62-66.

Gambar

Gambar 1. Grafik persentase kematian rata-rata larva nyamuk Anopheles aconitus dan
Gambar 2. Nilai LC50nyamuk  dan LC90 ekstrak etanol buah Piper retrofractum Vahl. untuk larva Anopheles aconitus dan Aedes aegypti setelah 24 jam perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan (1) meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelompok B TK ABA Sabrang 2 Delanggu Klaten Semester 1 tahun ajaran 2012/2013,

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2010) Jumlah balita di indonesia yang mengalami berat badan turun mencapai 17,9%. Prevalensi Status gizi balita di Jawa Tengah

Pelaksanaan kegiatan di Desa Tanjung Sari meliputi: Minggu I melakukan pertemuan dan pendiskripsian program POSDAYA dengan pengurus POSDAYA, perencanaan kegiatan

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Status Gizi Balita Usia 1-3 Tahun Di Desa Lencoh Wilayah Kerja Puskesmas Selo Boyolali.. Asuhan Gizi

Program linear merupakan salah satu teknik untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas menggunakan persamaan dan ketidaksamaan linear

Vtamn-mneral supplementaton at 0.1 to 0.3% n ratons based on Kng grass can ncrease deposton of nutrents, energy retenton, feed converton rato, and lve wegh gan of Bal cattle

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul