• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini antara lain :

1. Kepada petani kubis di Kecamatan Kabanjahe agar dapat menyesuaikan penggunaan dosis pupuk seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui BPTP, yakni mengubah dosis pupuk N menjadi 92 kg/Ha; mengubah dosis pupuk P menjadi 144 kg/Ha dan mengubah dosis pupuk K menjadi 90 kg/Ha. 2. Kepada pemerintah agar memberikan penyuluhan pertanian lebih baik lagi,

menguji usahatani kubis setiap tahun maupun periode, membandingkan penggunaan faktor produksi sekarang dengan teori yang sebenarnya dan memonitoring perkembangan usahatani kubis.

3. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti tentang fungsi biaya produktivitas kubis, efisiensi penggunaan faktor produksi dan strategi pengembangan produksi kubis di Kecamatan Kabanjahe.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kubis

Kubis atau sering dikenal dengan kol sebenarnya merupakan tanaman semusim atau yang lebih berbentuk perdu. Tanaman kubis berbatang pendek dan beruas-ruas. Tanaman ini berakar tunggang dengan akar disampingnya sedikit tetapi dangkal. Salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam usahatani kubis adalah bibit. Penggunaan varietas dan bibit unggul akan mampu memberikan hasil produksi yang lebih baik. Jumlah varietas kubis banyak sekali. Kubis krop (telur) atau yang dikenal dengan kubis putih memiliki daun yang saling menutup satu sama lain hingga krop menjadi warna putih. Varietas yang termasuk jenis kubis putih antara lain hybrid K-K cross, K-Y cross, hybrid 21, R.v.e, dan yoshin. Pada umumnya kubis hanya baik jika ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000 – 3.000 meter diatas permukaan laut. Syarat yang penting untuk dipenuhi agar kubis tumbuh dengan baik, yaitu tanahnya gembur, bersarang, mengandung bahan organik, serta suhu udaranya rendah dan lembab. Apabila kubis tumbuh di dataran rendah dan bersuhu tinggi, kubis sulit membentuk krop. Syarat lainnya ialah pH tanah antara 6 – 7. Waktu tanam kubis yang baik ialah pada awal musim hujan (Oktober) atau awal musim kemarau (Maret) (Sunarjono, 2015).

Sumpena (2012) menyatakan bahwa pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan buatan. Pupuk kandang yang direkomendasikan antara lain pupuk kandang sapi 30 ton/Ha, pupuk kandang domba 20 ton/Ha atau kompos sebanyak 18 ton/Ha.

Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian dari Sub Balai Penelitian Holtikultura Brastagi di dalam Jurnal BPTP Sumatera Utara (2012) yang memberikan rekomendasi dosis pupuk di daerah pegunungan adalah pupuk N sebanyak 92 kg/Ha atau sekitar 200 kg pupuk urea; pupuk P sebanyak 144 kg/Ha atau sekitar 400 kg pupuk SP-36; dan pupuk K sebanyak 90 kg/Ha atau sekitar 150 kg pupuk KCl.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Produksi, Produktivitas dan Faktor Produksi

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Sedangkan produktivitas adalah jumlah produksi per hektar. Dengan demikian, kegiatan produksi tersebut adalah mengombinasikan berbagai input untuk menghasilkan

output (Agung dkk, 2008). Pengertian lain diungkapkan oleh Pracoyo dan

Pracoyo (2006), bahwa produksi adalah suatu aktivitas yang bernilai ekonomi atau proses pengombinasian, pengoordinasian, penggunaan atau pemanfaatan dalam pembuatan suatu barang atau jasa yaitu dengan menggunakan berbagai material- material seperti input dan faktor-faktornya.

Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang diperoleh. Soekartawi (2003:46) menjelaskan bahwa faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi memang sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Pengalaman menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

terpenting antara lain lahan, modal, tenaga kerja dan aspek manajemen. Hal tersebut didukung pula dengan pernyataan Pindyck dan Rubinfield (2008) bahwa faktor produksi adalah input pada proses produksi seperti tenaga kerja, modal dan bahan lainnya.

Suratiyah (2011) menerangkan faktor produksi tanah merupakan hal yang penting karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman dan usahatani keseluruhannya. Tentu saja faktor tanah tidak terlepas dari pengaruh alam sekitarnya yaitu sinar matahari, curah hujan dan sebagainya. Tanah sendiri mempunyai sifat istimewa antara lain bukan merupakan barang produksi, tidak dapat diperbanyak, dan tidak dapat berpindah-pindah. Oleh karena itu, tanah dalam usahatani mempunyai nilai terbesar. Faktor produksi modal adalah syarat mutlak berlangsungnya suatu usahatani. Modal berdasarkan fungsi dibagi menjadi dua, yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap atau modal lancar (current cost). Modal tetap adalah modal yang dapat digunakan dalam berkali-kali proses produksi; ada yang bergerak atau mudah dipindahkan, ada yang hidup maupun mati misalnya cangkul, sabit, ternak; sedangkan yang tidak dapat dipindahkan misalnya bangunan. Lain hal dengan modal tidak tetap karena modal hanya dapat digunakan dalam satu kali proses produksi saja misalnya pupuk, pestisida dan bibit unggul untuk tanaman semusim. Terakhir, faktor produksi tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu terutama bagi usahatani yang bersifat musiman, karena berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas produksi. Bagi usahatani keluarga, jika masih dapat diselesaikan oleh tenaga kerja keluarga sendiri maka tidak perlu mengupah tenaga luar, yang berarti menghemat biaya.

Pracoyo dan Pracoyo (2006) juga menjelaskan bahwa input juga dikenal dengan faktor-faktor produksi, yakni tanah, modal, manusia serta

entrepreneurship (kemampuan manajerial). Kemampuan manajerial diartikan

sebagai suatu skill/keahlian yang dimiliki oleh individu dalam mengombinasikan sumberdaya untuk menghasilkan suatu produk dengan cara yang efisien, baik produk baru maupun produk yang sudah ada. Produk yang dihasilkan dari kegiatan produksi disebut dengan output. Output yang dihasilkan dapat berupa barang atau jasa.

Pembagian faktor-faktor produksi ke dalam tanah, tenaga kerja dan modal adalah konvensional. Sumbangan tanah adalah berupa unsur-unsur tanah yang asli dan sifat-sifat tanah yang tak dapat dirusakkan (origin and indestructible

properties of the soil) dengan mana hasil pertanian dapat diperoleh. Tetapi, untuk

memungkinkan diperolehnya produksi, diperlukan tangan manusia, yaitu tenaga kerja petani (labor). Akhirnya, yang dimaksud modal adalah sumber-sumber ekonomi di luar tenaga kerja yang dibuat oleh manusia (Mubyarto, 1989).

2.3 Penelitian Yang Relevan

Rifqie (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Tani Kubis (Studi Kasus : Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung) menyimpulkan bahwa dalam keadaan normal, usahatani kubis berada pada kondisi constant return to scale. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh secara signifikan dengan elastisitas positif adalah pupuk kandang (selang kepercayaan 90 persen), benih, pupuk kimia, dan pestisida padat (selang kepercayaan 85 persen). Faktor-faktor produksi yang berpengaruh

secara signifikan dengan elastisitas negatif adalah tenaga kerja (selang kepercayaan 85 persen) dan pestisida cair (selang kepercayaan 80 persen).

Murdiantoro (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati menggunakan metode analisis deskriptif dan model regresi linier berganda. Variabel luas lahan (X1), modal (X2) dan tenaga kerja (X3) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap produksi petani di Desa Pulorejo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut mempengaruhi hanya sebagian kecil terhadap produksi padi.

Kusumaningsih (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Efisensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Kubis di Kabupaten Karanganyar menggunakan model regresi dengan model fungsi produksi Cobb Douglas. Sedangkan uji yang digunakan adalah uji F, uji keberartian koefisien regresi dengan uji t, dan perbandingan nilai produk marginal faktor produksi dengan faktor produksi. Hasil analisis regresi menunjukkan hahwa variabel tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk Phonska, insektisida Prevaton dan luas lahan secara serempak (bersama-sama) berpengaruh nyata terhadap produksi. Sedangkan secara parsial (individual), variabel tenaga kerja, benih, pupuk kandang, pupuk Phonska dan luas lahan berpengaruh terhadap produksi; insektisida Prevaton tidak berpengaruh terhadap produksi. Penelitian juga menyimpulkan bahwa hasil kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani kubis ini belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

2.4 Kerangka Pemikiran

Penelitian dilakukan di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo dengan sasaran responden adalah petani kubis di daerah penelitian. Setiap usahatani menggunakan faktor-faktor produksi dalam usahataninya. Faktor produksi yang digunakan akan mempengaruhi produksi dan produktivitas kubis di Kecamatan Kabanjahe yang telah mengalami penurunan selama dua tahun terakhir. Jika produksi dapat ditingkatkan maka dapat memenuhi kebutuhan permintaan dalam negeri maupun luar negeri.

Penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kubis Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo ini dilakukan dengan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi produksi kubis. Berdasarkan penelitian Rifqie (2008), Murdiantoro (2011), dan Kusumaningsih (2012), maka variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bibit (X1), pupuk organik (X2), pupuk N (X3), pupuk P (X4), pupuk K (X5), insektisida (X6) dan tenaga kerja (X7). Diperlukan data-data tersebut dari petani yang kemudian akan dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh maupun yang tidak berpegaruh.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diilustrasikan dengan skema kerangka penelitian sebagai berikut.

Keterangan :

Menyatakan “mempengaruhi”

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. Secara serempak, faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk organik, pupuk N, pupuk P, pupuk K, insektisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi kubis.

2. Secara parsial, faktor produksi luas lahan, bibit, pupuk organik, pupuk N, pupuk P, pupuk K, insektisida tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kubis.

X1 : Bibit (batang/Ha) X2 : Pupuk Organik (kg/Ha)

X3 : Pupuk N (kg/Ha) Y : Produktivitas Kubis di Kecamatan Kabanjahe (kg/Ha) X4 : Pupuk P (kg/Ha) X5 : Pupuk K (kg/Ha) X6 : Insektisida (cc/Ha) X7 : Tenaga Kerja (HKO/Ha)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kabupaten Karo yang terletak di Sumatera Utara, terbentang pada ketinggian 600 – 1.400 meter diatas permukaan laut. Kawasan berhawa sejuk dengan suhu berkisar 140 – 260 C dan kelembaban rata-rata 89. Dengan topografi itu, dataran tinggi Karo sangat potensial sebagai daerah penghasil komoditas hortikultura. Letak Karo sangat menguntungkan bagi pendistribusian produk pertanian karena berada pada jalur lintas dari beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sinuhaji, 2013).

Tabel 1. Produksi Sayur – Sayuran Menurut Kecamatan (Ton) di Kabupaten Karo Tahun 2014.

Kecamatan Tomat Kubis Kentan

g Petsai Bawang Merah Mardingding 0 0 0 0 0 Laubeleng 0 0 0 0 0 Tigabinanga 503 0 0 0 0 Juhar 20 0 0 0 0 Munte 556 875 18 0 0 Kutabuluh 1.535 0 0 0 0 Payung 403 90 0 160 266 Tigandreket 163 150 0 29 107 Simpang Empat 2.817 13.300 3.363 6.536 0 Naman Teran 3.362 3.210 3.630 1.704 0 Merdeka 5.136 6.940 6.940 3.545 0 Kabanjahe 7.249 12.970 4.594 2.562 0 Brastagi 4.503 8.529 2.333 3.817 0 Tigapanah 1.130 3.883 1.520 1.972 0 Dolat Rayat 2.648 1.959 1.267 846 0 Merek 7.420 8.841 5.999 910 401 Barusjahe 4.088 3.558 2.791 1.599 0 Kabupaten Karo 41.533 64.305 32.455 23.680 774 Tahun 2013 74.578 75.712 40.420 34.587 868

Tabel 1 menunjukkan kubis/kol merupakan jenis sayuran yang paling banyak diproduksi di Kabupaten Karo dan Kecamatan Kabanjahe menjadi sentra produksinya. Kubis dari Kabupaten Karo ini juga telah dipasarkan hingga mancanegara. Kubis menjadi permintaan terbesar setelah kentang. Negara tujuannya antara lain Malaysia, Singapura dan Taiwan. Salah satu ciri kubis yang diminta pasar ekspor adalah yang berbentuk pipih atau gepeng. Bentuk kepala atau crop yang pipih menjadi idola pasar ekspor dan yang lebih penting lagi bobotnya berkisar antara 1,5 kg - 2 kg atau dalam 20 kilogram dapat berisi 10 hingga 14 buah. Hal tersebut dijelaskan dalam Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Data Realisasi Ekspor Kubis Kabupaten Karo Tahun 2005 – 2014.

Tahun Volume Ekspor (kg)

2005 34.303.380 2006 46.640.315 2007 49.052.218 2008 51.504.829 2009 48.929.588 2010 50.886.772 2011 53.431.111 2012 56.182.667 2013 44.946.132 2014 42.533.221

Sumber : Dinas Koperindag Kabupaten Karo, 2015.

Tabel diatas menunjukkan data ekspor kubis di Kabupaten Karo. Volume ekspor tahun 2005 hingga 2012 terus mengalami peningkatan, walaupun pada tahun 2009 mengalami penurunan, namun ekspor kembali meningkat hingga 2012. Namun diawal 2013 hingga 2014, volume ekspor mengalami penurunan rata-rata sebesar 12,5%.

Tabel 3. Produksi Kubis Kabupaten Karo Tahun 2012 – 2014.

Kecamatan Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton/Ha) 2012 2013 2014 2012 2013 2014 2012 2013 2014 Mardingding 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Laubeleng 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tigabinanga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Juhar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Munte 4 23 37 70 443 875 17,5 19,2 23,6 Kutabuluh 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Payung 0 0 3 0 0 0 0 0 0 Tigandreket 0 0 7 0 0 0 0 0 0 Simpang Empat 307 269 443 9.098 8.128 13.300 29,6 30,21 30,02 Naman Teran 898 640 167 18.922 13.225 3.210 21,07 20,66 19,22 Merdeka 216 238 254 6.153 5.124 6.940 28,48 21,52 27,32 Kabanjahe 529 480 347 20.308 17.240 11.970 38,38 35,91 34,49 Brastagi 123 226 243 3.898 7.920 8.529 31,69 35,04 35,09 Tigapanah 775 691 349 12.957 10.976 3.883 16,71 15,88 11,12 Dolat Rayat 133 108 138 2.789 2.434 1.959 20,96 22,53 14,19 Merek 153 168 257 5.355 5.688 8.841 35 33,85 34,4 Barusjahe 79 221 174 638 4.534 3.558 8,07 20,51 20,44 Kabupaten Karo 3.217 3.064 2.409 80.187 75.712 63.305 247,46 255,3 249,8

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2015.

Tabel diatas menunjukkan angka luas lahan, produksi dan produktivitas kubis di Kabupaten Karo di masing-masing desa tahun 2012 hingga 2014. Dalam kurun waktu ini terjadi penurunan pada luas lahan, produksi dan produktivitasnya. Secara keseluruhan untuk Kabupaten Karo, pada tahun 2012 terjadi penurunan luas lahan kubis sebesar 4,99% dan mengalami penurunan lagi sebesar 27,18% pada tahun 2014. Begitu pula dengan produksinya, pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 5,91% dan menurun lagi sebesar 19,605% pada tahun 2014. Produktivitas kubis mengalami pengingkatan pada tahun 2013 sebesar 3,07% namun menurun sebesar 2,20% pada tahun 2014.

Dari Tabel 3 tersebut juga didapatkan informasi bahwa Kecamatan Kabanjahe merupakan sentra produksi budidaya kubis, dilihat dari jumlah luas lahan dan produksinya yang terbesar dari seluruh kecamatan di Kabupaten Karo. Petani kubis di Kecamatan Kabanjahe juga selalu menggunakan bibit unggul. Namun,

data menunjukkan bahwa kondisi kubis di Kecamatan Kabanjahe ini pun mengalami penurunan dari segi luas lahan, produksi maupun produktivitasnya. Pada tahun 2013, luas lahan mengalami penurunan sebesar 10,20% dan menurun lagi sebesar 27,7% pada tahun 2014. Begitu pula dengan produksinya, pada tahun 2013 mengalami penurunan 5,91% dan menurun lagi sebesar 19,59% pada tahun 2014. Produktivitas kubis mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar 6,87% dan menurun lagi pada tahun 2014 sebesar 4,11%.

Selain penurunan angka luas lahan, turunya produktivitas kubis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan penggunaan faktor produksi pada usahatani tersebut. Termasuk pada penggunaan bibit unggul yang dilakukan oleh petani kubis di Kecamatan Kabanjahe, seharusnya penggunaan bibit unggul dapat mengatasi penurunan produksi oleh karena penurunan luas lahannya. Namun sepertinya belum juga menjelaskan secara keseluruhan penyebab penurunan produksi dan produktivitas kubis di Kecamatan Kabanjahe. Oleh karena itu, penulis merasa perlu meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kubis di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Keterbatasan pengetahuan petani dapat mengakibatkan penggunaan faktor-faktor produksi yang belum tepat, sehingga mempengaruhi produksi dam produktivitas kubis itu sendiri.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi satu masalah penelitian, yaitu faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi produktivitas kubis di Kecamatan Kabanjahe?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kubis di Kecamatan Kabanjahe.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai sumber pengetahuan bagi petani dalam mengukur keadaan usahataninya, dan menjadi sumber informasi dan pengetahuan baru bagi petani.

2. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam menyusun kebijakan dalam meningkatkan produksi kubis di Kecamatan Kabanjahe.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

4. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

ABSTRAK

HAPPY F SINAGA (120304068 / AGRIBISNIS) dengan judul penelitian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KUBIS KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO. Penelitian dilakukan pada bulan Juni tahun 2016, dibimbing oleh Ir.Diana Chalil, M.Si, PhD dan Bapak HM. Mozart B. Darus, MSc.

Kubis merupakan komoditi ekspor utama Provinsi Sumatera Utara. Pasar internasionalnya telah menembus Singapura, Thailand dan Vietnam. Kebutuhan kubis akan pasar domestik maupun pasar internasional semakin meningkat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi di sentra utamanya, yakni Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo yang mengalami penurunan produksi dan produktivitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kubis Kecamatan Kabanjahe. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produktivitas kubis antara lain bibit, pupuk organik, pupuk N, pupuk P, pupuk K, insektisida dan tenaga kerja. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang didapatkan dari 50 petani kubis di Kecamatan Kabanjahe melalui wawancara langsung. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square). Hasil regresi menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,930 artinya variabel bebas bibit, pupuk organik, pupuk N, pupuk P, pupuk K, insektisida, dan tenaga kerja dapat menjelaskan variabel terikat produktivitas kubis sebesar 93% sedangkan sisanya 7% dijelaskan oleh variabel yang tidak dimasukkan ke dalam model. Hasil regresi juga menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas bibit, pupuk organik, pupuk N, pupuk P, pupuk K, insektisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhada produktivitas kubis. Sedangkan hasil uji secara parsial, hanya variabel bebas bibit dan pupuk K yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas kubis; selebihnya variabel bebas pupuk organik, pupuk N, pupuk P, insektisida dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas kubis. Kata Kunci : Kubis, Faktor Produksi, Produktivitas Kubis.

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKTIVITAS KUBIS DI KECAMATAN KABANJAHE

KABUPATEN KARO

SKRIPSI OLEH : HAPPY F SINAGA 120304068 AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKTIVITAS KUBIS DI KECAMATAN KABANJAHE

KABUPATEN KARO

SKRIPSI OLEH : HAPPY F SINAGA 120304068 AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh :

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. Diana Chalil, M.Si, PhD)

NIP. 19670303199802001 NIP. 196210051987031005 (HM. Mozart B. Darus, M.Sc)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

ABSTRAK

HAPPY F SINAGA (120304068 / AGRIBISNIS) dengan judul penelitian ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KUBIS KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO. Penelitian dilakukan pada bulan Juni tahun 2016, dibimbing oleh Ir.Diana Chalil, M.Si, PhD dan Bapak HM. Mozart B. Darus, MSc.

Kubis merupakan komoditi ekspor utama Provinsi Sumatera Utara. Pasar internasionalnya telah menembus Singapura, Thailand dan Vietnam. Kebutuhan kubis akan pasar domestik maupun pasar internasional semakin meningkat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi di sentra utamanya, yakni Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo yang mengalami penurunan produksi dan produktivitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kubis Kecamatan Kabanjahe. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produktivitas kubis antara lain bibit, pupuk organik, pupuk N, pupuk P, pupuk K, insektisida dan tenaga kerja. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang didapatkan dari 50 petani kubis di Kecamatan Kabanjahe melalui wawancara langsung. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square). Hasil regresi menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,930 artinya variabel bebas bibit, pupuk organik, pupuk N, pupuk P, pupuk K, insektisida, dan tenaga kerja dapat menjelaskan variabel terikat produktivitas kubis sebesar 93% sedangkan sisanya 7% dijelaskan oleh variabel yang tidak dimasukkan ke dalam model. Hasil regresi juga menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas bibit, pupuk organik, pupuk N, pupuk P, pupuk K, insektisida dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhada produktivitas kubis. Sedangkan hasil uji secara parsial, hanya variabel bebas bibit dan pupuk K yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas kubis; selebihnya variabel bebas pupuk organik, pupuk N, pupuk P, insektisida dan tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas kubis. Kata Kunci : Kubis, Faktor Produksi, Produktivitas Kubis.

RIWAYAT HIDUP

HAPPY F SINAGA dilahirkan di Medan pada tanggal 23 Februari 1995 dari

Ayah Drs. Pahala Sinaga dan Ibu Mega Rosmiwati Sianturi, SE. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Jenjang Pendidikan

1. Tahun 2000 lulus dari TK Swasta Khatolik Budi Murni 2 Medan.

2. Tahun 2006 lulus dari Sekolah Dasar Swasta Khatolik Budi Murni 2 Medan. 3. Tahun 2009 lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Medan. 4. Tahun 2012 lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.

5. Tahun 2012 diterima di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN Tertulis.

6. Pada bulan Agustus 2015 melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Raya Bosi Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.

7. Pada bulan Juni 2016 melakukan penelitian di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.

Pengalaman Berorganisasi

1. Pada tahun 2011 – 2012 menjadi pengurus Badan Pengurus Harian Organisasi Kristen PA Bukit Sion SMA Negeri 1 Medan.

2. Pada tahun 2013 – sekarang menjadi Guru Sekolah Minggu di HKBP Perumnas Simalingkar Medan.

Pengalaman Bekerja

1. Tahun 2014 – 2015 menjadi Tutor Private.

2. Tahun 2016 – sekarang menjadi Tutor Private di QUANTUM Learning And Training Centre Perumnas Simalingkar Medan.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Besar karena kasihNya yang selalu menyertai penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi dalam rangka menyelesaikan studi.

Adapun yang menjadi judul skripsi ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Produktivitas Kubis Di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten

Karo” dimana merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, dukungan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena ini, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ir. Diana Chalil, M.Si, PhD selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak HM. Mozart B. Darus, M.Sc selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak mengajari dan membimbing sehingga penulisan skripsi menjadi lebih baik.

2. Ibu Ir. Iskandarini, MP selaku Ketua Penguji dan Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku Anggota Penguji yang telah memberikan saran dan perbaikan untuk hasil skripsi yang semakin baik.

3. Ibu DR. Ir. Salmiah, MS selaku Ketua Program Studi Agribisnis dan seluruh Bapak Ibu dosen pengajar di Prodi Agribisnis yang telah membimbing dan mengajari penulis selama perkuliahan.

4. Papa dan Mama tercinta, Drs. Pahala Sinaga dan M. Sianturi, SE yang setia menemani, mendukung dan mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Sahabat teristimewa Frayanta Danika Ginting, SPt yang telah setia menemani penulis dan berjuang bersama penulis, mendukung dan memberi semangat, memberi saran dan mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Sahabat-sahabat tercinta : Desi Devianta Naibaho, Amd; Fivi Agnes Maria Pasaribu, Amd; dan Grace Novalina Sitorus yang selalu membangkitkan semangat saat kesulitan yang dihadapi penulis saat mengerjakan tugas akhir ini.

7. Guru-Guru Sekolah Minggu HKBP P. Simalingkar yang setia mendukung dan mendoakan penulis dari awal pengerjaan hingga selesai.

8. Kelompok Kecil The Saint : Bnag Danny, Jopal, Bang Rei, Kak Santa, kak

Dokumen terkait