• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh maka saran yang dapat diberikan yaitu:

1. Kepada pedagang agar lebih memperhatikan prinsip kebersihan sayuran selada dan kol, misalnya memberikan penutup pada dagangannya agar tidak terkontaminasi oleh polutan.

56

2. Perlunya pengaturan jarak bagi pedagang sayuran yang berjualan di pinggir jalan atau bila perlu dilakukan lokalisasi penjualan sayuran.

3. Konsumen sebaiknya membeli sayuran pada pedagang yang lokasi berjualannya jauh dari jalan raya.

4. Kepada pembeli harus mencuci sayuran yang dibeli dengan menggunakan air mengalir agar timbal yang menempel di permukaan sayuran dapat terlepas. 5. Kepada para petani sayuran untuk berupaya mengurangi tingkat pencemaran

tanaman yang berasal dari asap kendaraan bermotor dengan cara menanam tanaman pelindung seperti tanaman pagar yang sifatnya menyerap timbal di antara kebun sayur dengan jalan raya

6. Perlu dilakukan penanaman pohon di pinggir jalan yang dapat menyerap timbal (Pb) di sekitar lokasi Pasar misalnya pohon mahoni, mangga, akasia dan lain-lain, untuk mengurangi pemaparan timbal (Pb) pada sayuran yang dijual.

7. Penggantian atau Pengurangan penggunaan timbal (Pb) pada bahan bakar kendaran bermotor guna mengurangi kadar timbal (Pb) yang keluar ke lingkungan.

8. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang sumber-sumber pencemar timbal (Pb) pada sayuran serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pencemaran timbal pada sayuran selada dan kol misalnya jarak lokasi penanaman dengan jalan raya, kandungan timbal pada tanah tempat penanaman, maupun arah angin.

Utama.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI., 1989. Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor 03725/B/SK/VII/89 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Makanan. Direktur Jenderal Pengawas Obat dan Makanan : Jakarta.

Chandra, B., 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC.

Connel, D.W, Miller, G.J., 1995. Kimia dan Ekotoksikologi Pencemaran. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Darmono., 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Erdayanti, P., 2015. Analisis Kandungan Logam Timbal pada Sayur Kangkung dan Bayam di Jalan Kartama Pekanbaru Secara Spektrofotometri Serapan Atom. JOM FMIPA. Volume 2. No. 1. Halaman 76

Farista P, L., 2010. Pengaruh Waktu Pemaparan dan Pencucian Terhadap Kadar Logam Pb Pada Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) yang Dijual di Pinggir Jalan. Skripsi Fakultas Farmasi USU.

Gusnita, D., 2012. Pencemaran Logam Berat Timbal (Pb) di Udara dan Upaya Penghapusan Bensin Bertimbal. Kliping.lapan.go.id. Diakses tanggal 10 Maret 2015.

Harahap, A., 2013. Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan.

http://www.sharemyeyes.com/2013/05/penanggulangan-dampak-pencemaran.html#ixzz3XzZryyWo. Diakses tanggal 15 April 2015

Haryanto, E, Suhartini, T, Rahayu, E, Sunarjono, H., 2007. Sawi dan Selada. Jakarta : Penebar Swadaya.

Hasan, W., 2012. Pencegahan Keracunan Timbal Kronis pada Pekerja Dewasa dengan Suplemen Kalsium. Makara, Kesehatan, Vol. 16, No. 1, Juni 2012: hlm 2.

Jaimin, A.D., 2012. Perbandingan Kadar Timbal pada Sayuran Bayam yang Dijual di Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Skripsi Fakultas Kedokteran USU.

Karmila., 2012. Gambaran Jarak Sawah Dari Jalan Raya Dengan Kandungan Timbal (Pb) dalam Beras di Jalan Medan Lubuk Pakam Deli Serdang Tahun 2004. Skripsi Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU.

55

Kesmas., 2013. Dampak Pencemaran Timbal terhadap Kesehatan. http://www.indonesian-publichealth.com/2013/11/dampak-pencemaran-timbal-terhadap-kesehatan.html. Diakses tanggal 10 Maret 2015.

Marbun, N.B., 2010. Analisis Kadar Timbal (Pb) pada Makanan Jajanan Berdasarkan Lama Waktu Pajanan yang Dijual di Pinggir Jalan Pasar I Padang Bulan Medan Tahun 2009. Skripsi Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU.

Mustamu, G., 2013. Pencemaran Timbal.

http://gracemustamu.blogspot.com/2013/07/pencemaran-timbal-pb.html. Diakses pada 18 Mei 2015.

Naria, E., 2005. Mewaspadai Dampak Bahan Pencemar Timbal (Pb) di Lingkungan terhadap Kesehatan. Jurnal Komunikasi Penelitian.Volume 17 (4). Halaman 67-70.

Novandi R., 2014. Remediasi Tanah Tercemar Logam Timbal (Pb) Menggunakan Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.). Skripsi Jurusan Teknik Lingkungan UNTAN.

Novary, E.W., 1999. Penanganan dan Pengolahan Sayuran Segar. Jakarta : Penebar Swadaya.

Onggo, T.M., 2009. Pengaruh Konsentrasi Larutan Berbagai Senyawa Timbal (Pb) terhadap Kerusakan Tanaman, Hasil dan Beberapa Kriteria Kualitas Sayuran Daun Spinasia. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Rineka

Cipta.

Pasaribu, I.H., 2004. Kadar Timbal (Pb) pada Beberapa Tanaman Sayuran Sebelum dan Sesudah Dimasak di Kota Medan dan Berastagi Tahun 2004. Skripsi Departemen Kesehatan Lingkungan FKM USU.

Pekuwali, D., 2013. Kampung Lalang Medan, Tumbuh Pelan tapi Pasti. www.medanbisnisdaily.com. Diakses pada 10 Maret 2015.

Pemkomedan., 2009. Jumlah Sarana Angkutan (Umum dan Pribadi). Pemkomedan.go.id. Diakses tanggal 10 Maret 2015.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Pracaya., 2001. Kol Alias Kubis. Jakarta : Penebar Swadaya.

Qadafi., 1998. Kadar Timbal (Pb) dalam Pucuk Tanaman Teh (Camellia sinensis (L) O. Kuntze) pada Dua Siklus Petik dan Jarak dari Jalan Raya. Skripsi Fakultas Pertanian IPB.

Rubatzky, V.E, Yamaguchi, M., 1998. Sayuran Dunia :Prinsip, Produksi dan Gizi. Bandung : Penerbit ITB.

__________., 1994. Bertanam Kubis. Yogyakarta : Kanisius.

Saputri, M., 2011. Analisis Cemaran Timbal, Kadmium dan Seng dalam Sawi (Brassica chinensis L.) yang Ditanam di Sekitar Kawasan Industri Medan-Belawan Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Skripsi Fakultas Farmasi USU.

Sartono., 1999. Racun dan Keracunan. Jakarta : Widya Medika.

Sarutdji, D., 2010. Kesehatan Lingkungan. Bandung : Karya Putra Darwati. Setiono, K, Masjhur, S.J, Alisyahban A. 1998. Manusia, Kesehatan, Dan

Lingkungan. Bandung : Penerbit Alumni.

Siregar, E. B. M., 2005. Pencemaran Udara, Respon Tanaman, dan Pengaruhnya pada Manusia.Skripsi Fakultas Pertanian USU.

Soemirat, J., 2005. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Sumantri, A., 2010. Kesehatan Lingkungan & Perspektif Islam. Jakarta : Kencana. Sunarjono, H., 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sunu, P. 2001., Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta : PT Grasindo.

Suyono., 2014. Pencemaran Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Widowati, W, Sastiono, A, & Jusuf, R., 2008. Efek Toksik Logam : Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta : ANDI.

Widyastuti., 2005. Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Lampiran 4. Perhitungan Acceptable Daily Intake (ADI) untuk Timbal (Pb) dalam Sayuran Selada dan Kol

1. Perhitungan ADI untuk Timbal (Pb) dalam Sayuran Selada

Konsumsi per orang =

Keterangan :

Pb = konsentrasi Pb pada sayuran (μg/kg)

Intake Pb = berdasarkan FAO/WHO (50μg/minggu)

Konsentrasi total Pb dalam sayuran = konsentrasi Pb dalam sayuran (μg/individu) ADI pada sayuran selada

Pb = 1,43 mg/kg = 1430 μg/kg

Intake Pb = 50 μg/minggu untuk seseorang dengan berat badan 60 kg Konsumsi per orang = 50 ��/ � ��

1430 �� ×7 ℎ � Konsumsi per orang = 50

10010

Konsumsi per orang = 0,005 kg/ hari = 5 gram/hari

Dimana berat 1 lembar daun selada adalah sebesar 5 gram, artinya sayuran selada yang dijual di Pasar Kampung Lalang Medan masih aman dikonsumsi sebanyak 1 lembar daun selada per hari nya.

2. Perhitungan ADI untuk Timbal (Pb) dalam Sayuran Kol

Konsumsi per orang =

Keterangan :

Pb = konsentrasi Pb pada sayuran (μg/kg)

ADI pada sayuran kol

Pb = 0,57 mg/kg = 570 μg/kg

Intake Pb = 50 μg/minggu untuk seseorang dengan berat badan 60 kg Konsumsi per orang = 50 ��/ � ��

570 �� ×7 ℎ � Konsumsi per orang = 50

3990

Konsumsi per orang = 0,013 kg/ hari = 13 gram/hari

Dimana berat 1 kol adalah sebesar 1 kg, artinya sayuran kol yang dijual di Pasar Kampung Lalang Medan masih dapat dikonsumsi sebesar 13 gram per hari nya.

Lampiran 5

Analisis Kadar Timbal (Pb) pada Sayuran Selada dan Kol yang Dijual di Pasar

Kampung Lalang Medan Berdasarkan Jarak Lokasi Berdagang dengan Jalan Raya

Tahun 2015 Tanggal survei : Nomor responden : I. Karakteristik Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan terakhir :

5. Jarak lokasi berdagang : ….. eter dari jala raya

II. Informasi tentang sayuran yang dijual

No Pertanyaan Jawaban

1 Darimana asal sayuran yang dijual? - Selada: - Kol: 2. Apakah sayur ditanam di pinggir

jalan raya atau tidak?

- Selada: a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu - Kol:

a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu 3. Sejak jam berapa mulai berdagang?

4. Sampai jam berapa berdagang? 5. Mengapa berdagang di lokasi ini?

(Untuk pedagang yang berdagang pada jarak 0 meter, 2 meter, dan 5 meter dari jalan raya)

6. Apakah tahu jika berdagang dekat dengan jalan raya memiliki resiko sayur yang dijual akan terpapar zat-zat berbahaya? a. Tidak tahu b. Tahu Sebutkan: Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Sampel sayuran kol dan selada

Gambar 3. Proses pencucican sayuran kol

Dokumen terkait