• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut:

1. Secara umum kinerja keuangan perusahaan yang telah dianalisis berdasarkan rasio keuangan yaitu likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas sudah baik meskipun terdapat juga rasio keuangan yang kurang baik yaitu pada rasio likuiditas dan solvabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar hutang perusahaan dibanding modal sendiri dan semakin besar pula hutang yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding aktiva yang dimiliki. Rasio aktivitas menunjukkan bahwa kinerja manajemen kurang efektif dalam mengelola aset. Hal ini memperlihatkan bahwa PT Astra Agro Lestari, Tbk kurang mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya sehingga sebaiknya kinerja

dalam memenuhi kewajibannya agar dapat dicapai dengan baik.

2. Rasio keuangan pada PT Astra Agro Lestari, Tbk mengalami fluktuasi dari tahun 2013 - 2014. Dimana rasio pada tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan. Sebaiknya rasio keuangan dapat dipertahankan kenaikannya meskipun bernilai kecil dan ada juga rasio yang harus diperkecil nilainya, seperti rasio solvabilitas. Karena bila rasio ini semakin meningkat, maka ketergantungan perusahaan terhadap kewajiban juga semakin besar. Untuk lebih meningkatkan rasio-rasio keuangan yang sudah cukup baik pada PT Astra Agro Lestari, Tbk maka perusahaan harus memperbesar aktiva dan modal perusahaan dari kewajiban agar perusahaan mampu membiayai kewajiban, mengelola aset secara efektif, mengelola modal yang diinvestasikan dalam aktiva dan meningkatkan pendapatan bersih untuk memperoleh laba bersih yang lebih besar.

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas PTAstra Agro Lestari, Tbk

PT. Astra Argo Lestari,Tbk merupakan salah satu anggota Astra Business Group atau Astra International Group dimana perusahaan ini bergerak dalam bidang perkebunan tanaman kelapa sawit, karet, cokelat, dan teh. Pada awanya PT. Astra Agro Lestari,Tbk dikenal sebagai PT. Astra Agro Niaga. Perusahaan ini dirikan di Jakarta pada tahun 1988. Pada tahun 1997 perusahaan bergabung (Merger) dengan PT. Surya Raya Bahtera yang mana kemudian juga sebagai anggota Astra Business Group. Adapun tujuan dan merger ini adalah untuk menyatukan perkebunan dan proses operasi perusahaan dalam satu kelompok bisnis. Pada tahun yang sama pula perusahaan menggantikan namanya menjadi PT. Astra Agro Lestari, Tbk. PT. Astra Argo Lestari, Tbk merupakan salah satu penghasil terbesar kelapa sawit mentah atau CPO (Crude Palm Oil) di Indonesia. Dengan sekitar 92% atau sekitar 177,976 ha bagian lahan perkebunan ditanami dengan kelapa sawit dan sisanya 14,782 ha bagian yang ditanami dengan karet, cokelat, dan teh. Pada awalnya produksi hanya ditujukan untuk pasar domestik, namun di tahun 1999 produksi kelapa sawit mentah meningkat menjadi 307,374 ton. Saat ini PT. Astra Agro Lestari,Tbk telah memiliki saham mayoritas pada 42 anak perusahaan yang mana semua anak perusahaan tersebut beroperasi pada sektor yang sama dengan PT. Astra Agro Lestari,Tbk. Sampai pada tahun 1999

perkebunan yang mereka miliki, yang mana sebagian besarnya berlokasi di Sumatera dengan luas 93,932 ha, di Kalimantan dengan luas 55,577 ha, Sulawesi dengan luas 38,695 ha, dan Jawa seluas 5,554 ha. Sebagai anggota Astra International Group, PT. Astra Agro Lestari,Tbk merupakan salah satu perusahaan yang memiliki perkembangan dan kedewasaan sektor perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Diantara peristiwa-peristiwa penting dalam perjalanan sejarah sejak perusahaan ini didirikan pada tahun 1988 adalah ketika perusahaan terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 1997 dimana perusahaan melakukan penawaran total 125,8 milyar saham pada publik.

B. Logo Perusahaan

Gambar 2.1 : LOGO PERUSAHAAN Sumber : www.idx.co.id

C. Visi dan Misi Perusahaan

Menjadi Perusahaan Agrobisnis yang paling Produktif dan paling Inovatif di Dunia.

2. Misi

Menjadi Panutan dan Berkontribusi untuk Pembangunan serta Kesejahteraan Bangsa.

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam suatu organisasi atau perusahaan pimpinan adalah kedudukan tertinggi yang merupakan hasil penentuan dalam rapat anggota. Seorang pemimpin harus dapat mengawasi bawahannya dan menciptakan suasana kerja yang kondusif bagi karyawannya. Seorang pemimpin yang baik tidak akan melakukan pekerjaan sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain. Setiap elemen atau bagian yang ada dalam perusahaan harus bekerja sama sehingga dengan demikian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan akan tercapai. Struktur organisasi merupakan bagian sistematis yang menunjukkan kedudukan atau jenjang yang telah ditentukan untuk menunjukkan gambaran hubungan tugas dan tanggung jawab, fungsi dan wewenang dari masing-masing individu atau bagian sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.

Dengan struktur organisasi dapat diketahui tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam organisasi, sehingga memudahkan pemimpin untuk mengawasi bawahannya serta untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Gambar 2.2 : Struktur Organisasi PT. Astra Agro Lestari, Tbk Sumber : www.idx.co.id

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat umum pemegang saham merupakan rapat dari semua pemegang saham dimana dalam rapat tersebut semua pemegang saham memiliki kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. RUPS biasanya diadakan paling sedikit sekali dalam 58 satu tahun selambat-lambatnya enam bulan sesudah tahun buku yang bersangkutan. Dalam rapat setiap pemegang saham berhak mengeluarkan pendapat paling sedikit satu suara. Keputusan rapat diperoleh melalui suara terbanyak, kecuali akte pendirian menentukan kelebihan suara lebih besar, misalnya dua pertiga suara yang dikeluarkan. Kewajiban pemegang saham

adalah menyetor bagian saham yang harus dibayar dan selama bagian saham yang belum dibayar penuh, maka tidak boleh di pindahkan ke tangan lain tanpa persetujuan perusahaan. Adapun hak pemegang saham adalah :

1) Menerima Dividen untuk dari setiap saham yang dimilikinya. 2) Menghindari rapat umum pemegang saham.

3) Memberikan suara pada rapat-rapat umum perusahaan.

4) Mendapat pembayaran kembali saham yang telah dibayar jika perusahaan dibubarkan.

2. Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan pemegang saham yang mempunyai kekuasaan dan wewenang tertinggi. Dewan komisaris diangkat dan di berhentikan oleh rapat umum pemegang saham. Adapun hak dewan komisaris adalah:

1) Dewan komisaris berhak memberhentikan dereksi dari tugasnya jika tindakan direksi merugikan perusahaan.

2) Dewan secara individu ataupun bersama-sama bisa memasuki wilayah perusahaan seperti memeriksa pembukuan dari surat-surat milik 59 perusahaan, memeriksa persediaan barang, uang kas serta melakukan pengawasan dengan baik.

3) Berhak memanggil rapat umum perusahaan, kecuali jika di dalam akte pendirian telah ditetapkan.

Sedangkan yang menjadi kewajiban dewan komisaris adalah:

1) Menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan perusahaan. 2) Mengawasi direksi agar tidak berbuat hal-hal yang bertentangan

dengan keputusan rapat.

4) Mendengar laporan para ahli yang memeriksa laporan tahunan perusahaan.

3. Dewan Direksi

Adapun yang menjadi hak dan kewajiban dewan direksi adalah sebagai berikut :

1) Dewan direksi berhak melakukan tugas yang diarahkan kepadanya sesuai dengan keputusan rapat umum pemegang saham.

2) Dewan direksi berhak bertindak keluar atas nama perusahaan dengan tidak melampaui batas-batas kekuasaannya dan tidak bertentangan dengan perusahaan.

3) Wajib mengurus kekayaan perusahaan. 4) Wajib menjalankan usaha-usaha perusahaan.

5) Mewakili perusahaan di dalam dan luar pengadilan, maksudnya dewan direksi wajib melaksanakan tindakan yang berkaitan dengan administrasi, 60 memimpin jalannya roda bisnis perusahaan dan melakukan panggilan terhadap para pemegang saham.

6) Dewan direksi wajib bertanggung jawab terhadap dewan komisaris. 7) Memimpin dan menentukan arah, strategi dan kebijakan perusahaan. 4. Sekretariat Perusahaan

Tugas dan tanggung jawab sekretaris perusahaan pada intinya adalah berperan sebagai penghubung antara perusahaan dengan otoritas pasar modal, pemegang saham, investor dan pemangku kepentingan lainnya. Sekretaris perusahaan juga berfungsi sebagai pemberi masukan kepada direksi atas

pemenuhan-pemenuhan yang harus dilakikukan perusahaan terhadap ketentuan- ketentuan pasar modal yang berlaku, utamanya yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan. Dalam menjalankan fungsinya, Sekretaris Perusahaan di Perseroan dibantu terutama oleh Divisi Corporate Legal, Investor dan Public Relations (Corporate Communications). Membantu dalam pengelolaan dokumen-dokumen perusahaan seperti daftar pemegang saham, risalah-risalah rapat serta memastikan bahwa perseroan telah mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku.

5. Direktur Utama

Direktur utama sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab dalam memimpin dan mengelola perseroan sesuai dengan Visi, Misi, strategi dan tujuannya. Masing-masing anggota direksi melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan tugas dan wewenangnya. 61 Pengangkatan, pemberhentian, pembagian tugas dan wewenang anggota direksi detetapkan dalam RUPS. Seluruh anggota direksi merupakan tenaga professional sesuai dengan kompetensinya. Kegiatan rutin Direksi antara lain:

1) Evaluasi informasi keuangan dan memutuskan kebijakannya untuk tingkat korporasi maupun perusahaan anak setiap bulan.

2) Evaluasi terhadap entitas usaha dan memutuskan kebijakannya (divisi/fungsional, area, perusahaan anak) setiap bulan.

3) Komunikasi manajemen dengan seluruh jajaran direksi dan departemen.

Komite Audit adalah komite yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Anggota Komite Audit Perseroan berjumlah 3 (tiga) orang, salah satunya menjabat ketua. Ketua Komite Audit dirangkap oleh Komisaris Independen. Komite Audit diketuai oleh Bapak Stephen Zacharia Satyahadi dengan anggota Bapak Candelario A. Tambis dan Bapak Zeth Manggopa. Seluruh anggota Komite Audit merupakan pihak Independen dan professional yang dipilih sesuai kompetensinya. Komite Audit telah menjadi anggota dalam Ikatan Komite Audit Indonesia. Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa :

1) Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2) Struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan standar audit yang berlaku.

3) Pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan dengan standar audit yang berlaku.

4) Tindak lanjut temuan hasil audit dan risk manajemen dilaksanakan oleh manajemen dan,

5) Perseroan mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku.

Internal audit membantu direksi melakukan penilaian yang independen atas seluruh kegiatan dengan mengacu pada standar, peraturan dan perundangan yang berlaku terhadap seluruh perusahaan yang bergabung dalam perseroan, dengan tujuan untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan efisiensi operasional. Risk management dan system pengendalian internal, mendukung kebijakan direksi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dengan memperhatikan erisiensi dan efektivitas operasional dan menguji serta

mengevaluasi kecukupan dan fungsi risk management, internal control dan good corporate governance.

Dalam melaksanakan tugasnya, internal audit berpedoman pada piagam internal audit yang mengatur tata kerja kegiatan audit internal. Audit internal dilaksanakan dengan menerapkan metode memeriksa berbasis resiko (risk based audit) yang terdapat di dalam proses bisnis yang dilakukan perseroan, dengan cara menguji system pengendalian intern, efisiensi dan ektifitas penerapan kebijakan direksi serta kepatuhan atas peraturan perusahaan dan perundang-undangan yang berlaku. Komunikasi Internal Audit untuk mendukung efisiensi dan efektifitas manajemen perseroan dilakukan secara rutin, segera setelah setiap aktivitas audit internal dilakukan. Lebih lanjut komunikasi tersebut juga dilakukan kepada Komite Audit secara rutin.

7. Unit Bisnis

Unit Bisnis adalah semua anak perusahaan PT. Astra Argo Lestari,Tbk yang berada di daerah-daerah di Indonesia. Masing-masing unit memiliki direktur yang bertanggung jawab untuk mengawasi segala kegiatan yang ada di daerahnya masing-masing dan menyampaikan laporannya ke kantor pusat. E. Aktivitas Perusahaan

PT. Astra Agro Lestari Tbk bergerak pada sektor perkebunan yang sampai saat ini total luas lahan perkebunan yang perusahaan miliki yaitu seluas 203,780 ha. Adapun jenis tanaman yang menjadi prioritas perusahaan sampai saat ini adalah perkebunan kelapa sawit yang mana mencapai 92,7 % dari total lahan yang dimiliki. Setiap tahunnya PT. Astra Agro Lestari selalu berusaha melakukan

perluasan usaha. Hal ini dapat di lihat adanya langkah-langkah penting yang dilakukan perusahaan, antara lain yaitu perusahaan melakukan merger dan selanjutnya diikuti dengan usaha perusahaan melakukan go publick yang terwujud dengan terdaftarnya perusahaan pada Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Surabaya. Selanjutnya ekspansi lain yang dilakukan perusahaan yaitu perusahaan melakukan perluasan pada tahun 2000 dengan melakukan perluasan kelapa sawit 64 dari 127,000 ha menjadi 158,000 ha. Usaha perluasan lahan itu terus dilakukan secara berkesinambungan dan pada akhirnya saat ini lahan perkebunan PT. Astra Agro Lestari Tbk sudah seluas 188,831 ha dari total lahan perkebunan 203,780 ha. Sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit, Perseroan adalah bagian dari salah satu industri yang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Melalui tata kelola perkebunan yang produktif dan inovatif, Perseroan telah berada pada garis depan untuk menjadi perusahaan panutan di dalam sektor agribisnis. Perseroan juga ikut berkontribusi secara langsung bagi pembangunan serta kesejahteraan bangsa. Tahun 2014, Perseroan mengelola 297.579 hektar areal tertanam kelapa sawit yang berada di beberapa wilayah di Indonesia, diantaranya 46,7% berada di Kalimantan, 35,9% berada di Sumatera, dan 17,4% di Sulawesi. Dari total luasan tersebut, 235.311 hektar merupakan perkebunan inti dan 62.268 hektar adalah perkebunan plasma. Dengan demikian, sebesar 20,9% perkebunan yang dikelola Perseroan adalah perkebunan plasma. Perkebunan plasma merupakan pola kerjasama pengelolaan perkebunan kelapa sawit antara Perseroan dengan masyarakat sekitar. Pola kerjasama plasma ini, serta bentuk kerjasama yang lain seperti Program Peningkatan Pendapatan

Masyarakat (Income Generating Activities /IGA), merupakan pola kemitraan yang memberikan manfaat bersama baik bagi Perseroan maupun masyarakat. Di tengah anomali cuaca yang masih terjadi di sepanjang tahun 2014, khususnya pada semester kedua, produksi Tandan Buah Segar (TBS) Perseroan mencapai 5,56 juta ton atau meningkat 8,6% dibandingkan produksi TBS pada tahun 2013. Sementara itu, juga terjadi peningkatan total produktivitas tanaman kelapa sawit (yield) dari 20,70 ton per hektar pada tahun 2013, menjadi 22,04 ton per hektar pada tahun 2014. Peningkatan produktivitas ini membuktikan efektivitas program intensifikasi yang dilaksanakan menyeluruh di semua kebun Perseroan. Upaya peningkatan produktivitas pun tidak berhenti sampai di sini, melainkan menjadi agenda jangka panjang Perseroan guna menopang pertumbuhan perusahaan di tengah beratnya tantangan ekspansi lahan untuk perkebunan kelapa sawit.

Hingga akhir tahun 2014, Perseroan telah mengoperasikan sebanyak 29 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total kapasitas produksi 1.435 ton per jam. Produksi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil /CPO) Perseroan mencapai 1,74 juta ton atau meningkat 13,3% dibandingkan produksi sepanjang tahun 2013. Selain produksi CPO, kenaikan juga terdapat pada produksi inti sawit (kernel) Perseroan sebesar 13,8% menjadi 373.265 ton. Peningkatan produksi CPO Perseroan juga ditopang oleh pembelian TBS dari pihak ketiga, yang meningkat dari 1,78 juta ton sepanjang tahun 2013 menjadi 2,39juta ton pada tahun 2014.

Dalam meningkatkan pertumbuhan produksi CPO, penggunaan teknologi informasi (TI) mempunyai peranan yang sangat penting, dimana banyak areal perkebunan berada di daerah terpencil. Untuk menunjang operasional sehari hari

antara kantor pusat dengan kantor kebun atau pabrik, Perseroan menggunakan teknologi VSAT untuk komunikasi data dan informasinya. Teknologi informasi memungkinkan kegiatan bisnis Perseroan berjalan dengan efisien dan efektif. Selain itu, solusi teknologi informasi juga harus mampu meningkatkan transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab dan kewajaran. Perseroan menerapkan solusi teknologi informasi sebagai berikut :

1. Enterprise Resources Planning (ERP)

Sistem ERP Perseroan menyediakan data terkini dan terintegrasi dari proses bisnis keuangan, pembelian dan distribusi di seluruh unit bisnis. 2. Human Resources Integrated System (HRIS)

Sistem ini merupakan sistem yang terintegrasi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisa informasi yang berhubungan dengan sumber daya manusia perusahaan, diantaranya data karyawan, peraturan, prosedur dan data yang diperlukan untuk mengelola fungsi HR.

3. Otomasi

Dengan semakin cepatnya perkembangan teknologi saat ini, Perseroan juga telah mengembangkan aplikasi dengan menggunakan gadget untuk mempercepat pengumpulan data dari para pengamat hama dan penyakit. Perseroan melakukan otomasi terhadap proses tersebut dari yang sebelumnya masih menggunakan form menjadi key in langsung sehingga proses pengadministrasian dan pengolahan data menjadi lebih cepat, efisien dan efektif.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dunia yang terjadi saat ini secara langsung mempengaruhi tingkat pendapatan dan pengeluaran perusahaan yang kemudian berdampak juga pada posisi keuangan perusahaan. Posisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu dapat dilihat dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan atau yang disebut sebagai laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan mempunyai fungsi sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen kepada pemegang saham dan juga sebagai penilaian atas prestasi kinerja perusahaan yang dinilai berdasarkan kondisi keuangan perusahaan tersebut. Melalui laporan keuangan perusahaan, dapat diukur apakah operasional perusahaan berjalan dengan semestinya atau malah menyimpang dari apa yang telah ditetapkan.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi pada suatu periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang mengacu pada standar akuntansi keuangan (SAK) yang berlaku. Syahyunan ( 2013 : 25 ) Laporan keuangan sebenarnya merupakan hasil akhir dari pencatatan, penggabungan dan pengikhtisarian semua transaksi yang dilakukan perusahaan dengan seluruh pihak terkait dengan kegiatan usahanya dan peristiwa penting yang terjadi di perusahaan. Munawir (2005: 5) menyatakan laporan keuangan adalah “Dua daftar

yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk satu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi / laba”. Ada berbagai jenis teknik analisis yang digunakan untuk melihat kondisi keuangan perusahaan tergantung dengan kepentingan pihak-pihak yang melakukan analisis. Salah satu teknik yang digunakan untuk menilai posisi keuangan perusahaan adalah dengan menganalisis rasio keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah tertentu dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain pada pos laporan keuangan yang lain. Ada beberapa kelompok rasio yang sering dipakai dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan seperti rasio liquiditas, solvabilitas, profitabilitas dan rasio aktivitas dimana masing-masing rasio tersebut memiliki peran yang berbeda-beda dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.

Syahyunan ( 2013 : 91 ) menyatakan pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja, atau kombinasi antara keduanya. Jadi, dalam menganalisis rasio keuangan perusahaan dibutuhkan dua laporan keuangan yaitu laporan neraca dan juga laporan laba rugi. Syahyunan ( 2013 : 91 ) menyatakan neraca menggambarkan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada suatu saat tertentu. Secara garis besar neraca terdiri dari dua sisi. Sisi sebelah kiri adalah aset dan sisi sebelah kanan yaitu passiva (kewajiban dan modal). Syahyunan ( 2013 : 91 ) menyatakan laporan laba rugi adalah ringkasan mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.

PT. Astra Agro Lestari Tbk. (Perseroan) adalah anak perusahaan PT. Astra International Tbk. yang bergerak di bidang agribisnis khususnya pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan produksi minyak kelapa sawit. Berdiri sejak 34 tahun yang lalu, Perseroan berkomitmen untuk mengelola perkebunan kelapa sawit yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, serta menghasilkan produk minyak sawit mentah (CPO) berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Selain memproduksi CPO, Perseroan juga telah memproduksi produk turunan minyak sawit melalui pabrik pengolahan minyak sawit (refinery) yang telah dibangun di Sulawesi Barat. Produk turunan minyak sawit ini ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar ekspor. Harga saham Perseroan saat penawaran perdana atau IPO (Initial Public Offering) adalah Rp 1.550 per lembar saham dan pada Desember 2014, harga saham Perseroan dengan kode perdagangan AALI ditutup pada harga Rp 24.250 per lembar saham. Hingga akhir tahun 2014, Perseroan telah mengelola 297.579 hektar perkebunan kelapa sawit, yang terdiri dari 235.311 hektar perkebunan inti dan 62.268 hektar perkebunan plasma.

Posisi keuangan PT Astra Agro Lestari, Tbk dalam laporan laba rugi untuk tahun 2013 - 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.1

PT Astra Agro Lestari, Tbk Posisi Keuangan Per 2013 – 2014 (dalam jutaan rupiah) Tahun Total Aset Total

Hutang

Ekuitas Pendapatan Laba 2013 14.963.190 4.695.331 10.267.859 12.674.831 1.903.088 2014 18.558.329 6.720.843 11.837.486 16.305.831 2.621.275

3.595.139 2.025.512 1.569.627 3.631.000 718.187 Persentase (%) Meningkat 24,1% Meningkat 43,1 & Meningkat 15,3% Meningkat 28,7% Meningkat 37,74% Sumber : www.idx.co.id, Penulis 2015 (Data Diolah)

Dari kelima komponen tersebut, semua mengalami peningkatan di tahun 2014. Peningkatan tersebut secara langsung akan mempengaruhi perubahan rasio keuangan perusahaan. Peningkatan pada komponen laba perusahaan tersebut juga menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam operasionalnya berkinerja baik. Kinerja perusahaan merupakan tolak ukur bagi investor untuk memilih perusahaan dalam berinvestasi. Berdasarkan posisi keuangan perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk, yang mengalami peningkatan setiap tahun pada semua komponennya dan juga mengingat pentingnya analisis laporan keuangan dalam periode tertentu, maka penulis tertarik untuk menganalisis laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk yang dituangkan dalam tugas akhir yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan Pada PT Astra Agro Lestari, Tbk Tahun 2013-2014.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana kondisi keuangan PT. Astra Agro Lestari, Tbk tahun 2013-2014 berdasarkan analisis rasio keuangannya?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai peneliti dengan diadakannya penelitian ini adalah “Untuk mengetahui bagaimana kondisi keuangan PT. Astra Agro Lestari, Tbk tahun 2013-2014.”

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, untuk mengetahui perkembangan perusahaan dalam mengelola penggunaan biaya operasional perusahaan.

2. Bagi mahasiswa, dapat mempelajari cara-cara/teknik menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan yang dilihat dari rasio-rasio keuangan.

Dokumen terkait