• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Sekilas tentang Al- Qur’an

Berdasarkan beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan makna gramatikal disini adalah makna yang timbul akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat atau makna struktural atau makna kontekstual.

2.2 Makna kata رفغ /gafara/

Menurut Yunus ( 1989 : 298) kata رفغ /gafara/ ( رفغ /gafara/ رفغي /yagfiru/

) yaitu:

1. Menutupi sesuatu 2. Mengampuni dosa

2.3Sekilas tentang Al- Qur’an

Al- qur‟an diturunkan dalam tempo- menurut satu riwayat- 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun41 dari kelahiran Nabi,

sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada” tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10

H(Anwar, 2009: 46).

Menurut Dr. Subhi Al- salih dalam Zuhdi (1993: 1) merumuskan defenisi Al-

Qur‟an ysng dipandang seebagai defenisi yang dapat diterima oleh para ulama terutama ahli bahasa, ahli fiqh dan usul fiqh.

ي ع لا فح لا ف لا . لا ع لا لا لا أ لا

لار ا لا

ا

Al-qur`ᾱnu huwa al-kitᾱbu al- mu῾jizu al – munazzaluan ῾ᾱlᾱ an- nabiyyi ṣ.m

al-maktūbu fῑ al-maṣᾱḥifi al-manqūlli ῾alaihi bi at-tawᾱturi al-muta῾abbadi bitilᾱwatihi.

“Al-quur‟an adalah firman Allah yang berifat/ berfungsi mu‟jizat (sebagai bukti

kebenaran atas kenabian Muhammad SAW) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yang dinukil/diriwayatkan dengan jalan mutawatir, dan yang dipandang beribadah

membacanya”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa sesungguhnya Al-

Qur‟an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad dan juga

terdapat pokok- pokok dan isi kandungan yang berharga untuk menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun pokok-pokok dan isi kandungan Al-Qur‟an mengandung lima prinsip

sebagai berikut:

1. Tauhid (Ajaran atau aqidah tentang kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa)

2. Janji dan Ancaman Tuhan 3. Ibadah

4. Jalan dan Cara menggapai Kebahagian

5. Cerita – cerita / sejarah – sejarah umat manusia sebelum Nabi Muhammad.s

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan sebagaimana juga makhluk- makhluk yang lain di muka bumi ini dan setiap makhluk yang dijadikan Allah itu memiliki ciri- ciri tertentu yang membedakannya dengan makhluk lain. Kemampuan menguasai dan menggunakan bahasa merupakan ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Manusia dapat berfikir dan mengkomunikasikan pikirannya, menggunakan bahasa berinteraksi dengan sesamanya juga dengan menggunakan bahasa. Ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradapan pun pada dasarnya dipelajari dan diwariskan dari generasi ke generasi dengan menggunakan bahasa.

Bahasa ialah sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat untuk tujuan komunikasi. Sebagai sebuah sistem, bahasa bersifat sistematis dan sistemis. Dikatakan sistematis karena bahasa memiliki kaidah atau aturan tertentu. Bahasa juga bersifat sistemis karena memiliki subsistem, yakni:

subsistem fonologis, subsistem gramatikal dan subsistem leksikal. Ketiga

subsistem itu bertemu dalam dunia bunyi dan dunia makna (Sudaryat, 2008 : 2).

Bahasa merupakan alat komunikasi yang terdiri atas tanda & lambang. Lambang- lambang (simbol- simbol) ini memiliki bentuk dan makna (bersisi dua), atau dikatakan memiliki expressions and content atau signifier dan signified (Djajasudarma 1993 : 23).

Kajian Makna dalam Bahasa Indonesia di sebut Semantik. Menurut Tarigan (1985: 7) semantik yaitu telaah makna. Makna dalam Kamus Bahasa Indonesia merupakan arti atau maksud (sesuatu kata). Misalnya : mengetahui lafal dan maknanya ; bermakna ; berarti ; mengandung arti yang penting (dalam ; ~ berbilang, mengandung beberapa arti; (Poerwadarminta, 1984: 624 ). Arti adalah

apa yang disebut arti leksikal (dapat dicari dalam kamus), dan makna adalah hubungan yang ada di antara satuan bahasa (Djajasudarma 1993 : 34).

Bahasa Arab adalah bahasa tertua di dunia dan bahasa Arab sendiri bagi kaum Muslimin memiliki arti penting. Disamping diyakini sebagai bahasa yang dipilih Allah, ia juga merupakan bahasa peribadatan. Maksud artinya karena Al-

Qur‟an merupakan kumpulan firman Allah, maka huruf- huruf, kata – kata, dan

struktur bahasa yang terdapat dalam Al-Qur‟an itu juga dinilai sebagai bagian dari

ajaran agama.

Menurut As - shalih (1996 : 9) Al-Qur‟an memberikan pengertian bahwa

wahyu itu tersimpan di dalam dada manusia mengingat nama al-Qur‟an sendiri berasal dari kata qira‟ah (bacaan) dan di dalam kata qir‟ah terkandung makna :

agar selalu diingat. Selain itu tujuan Al-qur‟an diturunkan Allah SWT., salah satunya adalah berfungsi sebagai huda li an-nas (petunjuk bagi manusia). Di dalamnya terkandung sumber-sumber hukum yang dapat dijadikan rujukan untuk mengatur kehidupan manusia, Al-Qur‟an diturunkan dalam tempo – menurut satu riwayat – 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi, sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada‟ tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 Hijriah (Anwar, 2009 :46 -256) .

Allah memerintahkan manusia menghayati kandungan ayat Al- Qur‟an,

sebagaimana yang disebutkan dalam Al- Qur‟an pada surat An- Nisa (4) : 82





























/afalᾱ yatadabbarūna al-qur‟ᾱna walau kᾱna min ῾indi gairi allᾱhi lawajadū fῑhi ikhtilafᾱn kaṣῑrᾱn/ “Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur‟an? kalau kiranya Al Qur‟an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya (Q.S 4 : 82)”.

Berdasarkan penjelasan ayat tersebut sudah sepantasnya seseorang mengetahui makna kata dari Al- Qur‟an, dan ini juga bagian dari menghayati

kandungan Al- Qur‟an. Salah satu kata yang terdapat dalam Al- Qur‟an Juz 1-15 adalah kata رفغ /gafara/ yang mempunyai makna „menutupi‟ (Bisri dan

Munawwir, 1999 : 544), “memaafkan”, dan “mengampuni‟ (Ali dan Muhdlor,

1999 :1355) serta mengandung makna gramatikal yang terjadi akibat adanya proses gramatika, seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi di dalamnya. Istilahnya tasyrif dalam ilmu sarf zaidah atau penambahan (afiksasi), mubdal (reduplikasi) dan tarkib (komposisi).

Bahasa Arab merupakan bahasa yang kaya akan kosa kata serta memiliki berbagai macam makna, berbagai makna kata رفغ /gafara/ yang terdapat dalam

Al- Qur‟an dapat dihubungkan dengan sifat keuniversalan makna yang terkandung

di dalamnya berdasarkan relasi makna. Penelitian mengenai hal tersebut merupakan suatu hal penting sehingga hal tersebut dapat dijadikan sebagai pelajaran yang berharga dalam kehidupan manusia. Berdasarkan keterangan ayat di atas penulis tertarik untuk membahas salah satu makna kata yang terdapat di dalam Al- Qur‟an Juz 1-15, yaitu kata رفغ /gafara/. Pembahasan ini belum pernah diteliti. Adapun alasan penulis memilih judul ini dikarenakan kata رفغ /gafara/ ini memiliki kata yang lebih dari satu arti, kata ini berulang–ulang ditemukan di setiap ayat dan mengandung makna arti yang bersifat kontekstual serta peneliti fokus pada juz 1-15 dikarenakan terlalu banyak dan luas pembahasannya.

Dokumen terkait