• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Makna Kata غفر /Gafara/ dan Derivasinya Dalam Al- Qur’an Juz 1-15 (Tinjauan Semantik Gramatikal)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Makna Kata غفر /Gafara/ dan Derivasinya Dalam Al- Qur’an Juz 1-15 (Tinjauan Semantik Gramatikal)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA Al-Qur‟an Al-Karim

Ali, Abdullah Yusuf. 2009. Tafsir Yusuf Ali Teks, Terjemahan dan Tafsir Qur‟an

30 Juz. Jakarta : PT. Pustaka liter AntarNusa.

Al-Jarim Ali, Amin Musthafa. 2010. Terjemahan Al-balaghatul Waadhihah.Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Anwar, Rosihon.2012. Pengantar Ulumul Qur‟an. Bandung : Pustaka Setia.

As- Shalih, Subhi. 1996. Membahas Ilmu- Ilmu Al-Qur‟an. Jakarta : Pustaka Firdaus.

Chaer, Abdul. 2007. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.Jakarta : PT Rineka Cipta.

---, 2009.Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.Jakarta : PT Rineka Cipta.

---, 2012.Linguistik Umum. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Dewan Penerjemah Al-Qur‟an. 1998. Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahannya dengan Transliterasi Arab-Latin. Semarang : PT. Karya Toha Putra.

Djajasudarma, Fatimah, T. 1993. Semantik I Pengantar Ke Arah imu Makna. Bandung : PT Refika Aditama.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gaung Persada (GP Press).

Kridalaksana, Harimurti. 2007.Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Munawwir, Ahmad Warson dan Muhammad Fairuz. 2007. Al- Munawwir: Kamus

Arab- Indonesia .Surabaya : Pustaka Progressif.

Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta,cv.

(2)

Sudaryat, Yayat. 2008. Makna dalam Wacana Prinsip- Prinsip Semantik dan

Pragmatik. Bandung : CV Yrama Widya.

Tarigan, Henry Guntur.1985. Pengajaran Semantik. Bandung : Angkasa

Verhaar, J.W.M. 1996. Asas- Asas Linguistik Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Yunus, Mahmud.1972. kamus Arab- Indonesia. Jakarta : PT. Hidakarya Agung.

.فراصملا راد:رصم . يض لا غابلا . . .ىفطصم ,نيما ى ع , يرجلا سر فلا جعملا . . .داؤفدمحم ,ىقابلادبع ﻷ

ر لا ظافل آ ركفلاراد .فيرشلا فحصملا يشاحب يركلا ن

. رمع

8991

(3)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.2 Jumlah kata رفغ /gafara/ yang terdapat dalam Al- Qur’an

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan melalui Software Al-Qur‟an Al Kalam 1.0 copyright c 2009Penerbit Dipenorogo Makna kata رفغ /gafara/ di temukan 59 kata di dalam Al-Qur‟an yang mengandung berbagai makna : yakni kata رفغي /yagfiru/ terulang 11 kali, kata رفغي /yagfira/ terulang terulang 3 kali, kata رفغ /tagfir/ terulang 3 kali, kata رفغ /nagfir/ 1 kali, kata روفغ /gafūrun/ terulang 5 kali, kata ةرفغم /magfiratun/ terulang 13 kali, kata

ارفغ/gufrānaka/ 1 kali, kata يرفغ س لا /al-mustagfirῑna/ 1 kali, kata

ݖل غ ف

/fagfirlanā/ terulang 3 kali, kata ا

فﻐ سﻳ

/yastagfirū/ terulang 1 kali, kata

ا رفﻐ اف

/fastagfirū/ terulang 6 kali, kata

رفﻐ ا

/wastagfirī/ terulang 1 kali, kata

رفﻐ س

/sa'astagfiru/ terulang 5 kali, kata

ﻐ ﻳ

/yastagfirūna/ terulang 1 kali, kata

غا

/agfir/ terulang 4 kali.

Adapun surat – surat yang dimaksud sebagai berikut:

1. Al-Baqarah: 58, 175, 199, 221, 263, 268, 284, 285, 286 2. Ᾱli- Imrᾱn: 16,17, 31, 129, 133, 135, 136, 147, 157, 159, 193 3. An-Nisᾱ`: 48, 64, 96, 106, 110, 116, 137, 168

4. Al- Mᾱ`idah : 9, 18, 40, 74, 118 5. Al-῾A῾raf : 23, 149, 151, 155, 161, 169 6. Al- Anfᾱl : 4, 29, 33, 38, 70, 74

7. At- Taubah: 80 dan113 8. Hūd : 3, 11, 47, 52, 61, 90 9. Yusuf : 29, 92, 97, 98 10.Ar- Rad: 6

11.Ibrahim : 10 dan 41 12.Al- Kaḥfi : 55

[image:3.595.109.518.639.756.2]

Untuk jelasnya distribusi kata رفغ /gafara/ di dalam Al- Qur‟an dapat dilihat tabel berikut ini.

Tabel I

No. Kata Nama Surat Makna

1.

,







اب

,

Al-Baqarah: 58,

175,

Kami ampuni

(4)

,









,





,



,



,



,





199,

221,

263,

268, 284,

285,

286

Mohonlah ampun Maha Pengampun,

„pengampunan‟,

pemberian ma'af,

pengampunan,

akan mengampuni,

ampunilah kami,

ampunilah kami

2.



,







,



,



,





,







s

,





,



,

Ᾱli- Imrᾱn: 16,

17,

31,

129,

133,

135,

136,

147,

157,

159,

maka ampunilah,

memohon ampun,

mengampuni, maha

pengampun,

memberi ampun, Maha Pegampun,

ampunan

memohon ampun, mengampuni dosa,

ampunan,

ampunilah dosa- dosa kami,

(5)

193 mohonkanlah ampun,

kami ampunilah

3



,

,





,



,



,

,



,



,



,



An-Nisᾱ`: 48,

64,

96,

106,

110,

116,

137,

168

tidak akan mengampuni,

lalu memohon ampun,

ampunan, Maha Pengampun,

mohonlah ampun, Maha Pengampun,

Mohon ampun, Maha

Pengampun,

Mengampuni dosa,

mengampuni dosa, Memberi ampun,

Tidak akan mengampuni (dosa) 4.



,



,



,





,

,

Al- Mᾱ`idah : 9,

18,

40,

74,

118

Ampunan,

Menyiksa,

Dan di ampuni-Nya,

Memohon ampun, Maha Pengampun,

Mengampuni

5.

,



,

Al-῾A῾raf : 23,

149,

151,

Mengampuni,

Mengampuni,

(6)

,

,



155,

161,

169

Maka ampunilah,

Kami ampui

Kami akan diberi ampun

6.





,



,





,

,

,



Al- Anfᾱl : 4,

29,

33,

38,

70,

74

Ampunan,

Dan mengampuni,

Sedang mereka meminta ampun,

Akan mengampuni,

Maha pengampun,

Ampunan

7.

,

,





At- Taubah: 80,

113

Kamu memohonkan ampun, tidak kamu mohonkan ampun, mohon ampun.

memintakan ampun (kepada Allah)

8.

ا

,



,

,

,

Hūd : 3,

11,

47,

52,

kamu meminta ampun,

ampunan,

memohon,

(7)



,



61,

90

karena itu mohonlah ampunan-Nya,

dan mohonlah ampun

9.





,

,

Yusuf : 29,

92,

97,

98

mohon ampunlah,

mengampuni ,

mohonkanlah ampun,

aku akan memohonkan ampun

10.





Ar- Rad: 6 Mempunyai ampunan 11.



,

Ibrahim : 10,

41

Memberi ampunan,

Beri ampunlah

12.



Al- Kaḥfi : 55 Memohon ampun

3.2 Makna Gramatikal kata رفغ /gafara/ yang terdapat dalam Al-Qur’an Berdasarkan analisis data yang ada, maka makna gramatikal kata رفغ /gafara/ ditemukan 60 ayat yang berisi kata yang berasal dari kata رفغ /gafara/,dan memiliki makna gramatikal sebagai berikut:

(8)

a. Surat Al- Baqarah ayat 58:











































/wa `iżqulnᾱ udkhulū hᾱżihi al- qaryata fakulū minhᾱ ḥaiṡu syi῾tum ragadᾱn wᾱ

udkhulū al-bᾱba sujjadᾱn waqūlū ḥiṭṭatun nagfirlakum khaṭayᾱkum wasanazῑdu al- muḥsinῑna/ Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri

ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud, dan Katakanlah: "Bebaskanlah Kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik" (Q.S 2: 58).

Berdasarkan ayat di atas, kata رفغ /nagfir/ bermakna „Kami ampuni‟ yang berasal dari bentuk dasar kata رفغ /gafara. Kata ini mendapat tambahan prefiks /na/ diawal kata. Dilihat dari konteks ayat, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bagaimana arti kerendahan hati dan sebuah doa mohon pengampunan kepada Allah.

b. Surat Al- Baqarah ayat 175:











































/`ūlᾱ`ika al-lażῑna isytaraū aḍ-ḍalᾱlata bi al-hudᾱ wa al-῾ażᾱba bi al-magfirati famᾱ `aṣbarahum ῾alᾱ an-nᾱri/ Mereka Itulah orang-orang yang membeli

kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka Alangkah beraninya mereka menentang api neraka! (Q.S 2: 175).

(9)

konfiks -ة /ma-ti/ . dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bagaimana orang – orang yang tersesat yang telah mendapat azab meminta petunjuk kepada Allah.

c. Surat Al- Baqarah ayat 199:















/ṡumma `afῑḍū min ḥaiṡu `afᾱḍa an-nᾱsu wa `astagfirūallᾱha `inna allᾱha

gafūrun raḥῑmun/ Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya

orang-orang banyak ('Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q. S 2: 199).

Berdasarkan ayat di atas, kata هاورفغ ساو /wa`astagfirūallᾱha/

bermakna„mohonlah ampun‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan konfiks سا /ista / di awal dan kata روفغ /gafūrun/ bermakna

„Maha Pengampun” yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan infiks و, /ū/ ditengah kata dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bagaimana Allah memerintahkan kepada umatnya untuk bermohon ampum kepada-Nya karena Allah Maha Segalanya.

d. Surat Al- Baqarah ayat 221:





































































































(10)

wala῾abdun mu`minun khairun min musyrikin walau `a῾jabakum `ūlᾱ`ika yad῾ūna

`ilᾱ an-nᾱri wa allᾱhu yad῾ū `ilᾱ al-jannati wa al-magfirati bi`iżnihi wayubayyinu

`ᾱyᾱtihi li an-nᾱsi la῾allahum yatażakkarūna/ Dan janganlah kamu menikahi

wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan pengampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran (Q.S 2: 221).

Berdasarkan ayat di atas, kata ةرفغ لاو /waal-magfirati/ bermakna „Pengampunan‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan prefiks /ma/ di awal dan di infiks ة-/ti/ di akhir kata, dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bagaimana perkawinan di dalam Islam harus dengan keyakinan yang sama dan bukan dengan wanita musyrik karena Allah mengingatkan di dalam hukum perkawinan.

e. Surat Al- Baqarah ayat 263:































/qaulun ma῾rūfun wa magfiratun khairun min ṣadaqatin yatba῾uhᾱ `ażᾱn wa allᾱhu ganiyun ḥalῑmun/ Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari

sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. Perkataan yang baik Maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian ma'af ialah mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima (Q. S 2: 263).

(11)

f. Surat Al- Baqarah ayat 268:





































/Asy-syaiṭᾱnu ya῾idukum al-faqra waya`murukum bi al-faḥsyᾱ`i wa allᾱhu ya῾idukum magfiratan minhu wafaḍlᾱn wa allᾱhu wasi῾un ῾alῑmun/ Syaitan

menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu pengampunan daripada-Nya dan karunia[170]. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui (Q. S 2: 268).

Berdasarkan ayat di atas, kata ةرفغم /magfiratan/ bermakna „Pengampunan‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan mendapat tambahan prefiks /ma/ di awal dan di infiks ة-/ti/ di akhir kata dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bagaimana balasan yang lebih baik dari apa yang dikerjakan sewaktu di dunia.

g. Surat Al- Baqarah aat 284:























































/lillahi mᾱ fῑ as-samᾱwᾱti wa mᾱ fῑ `al-arḍi wa`in tubdū mᾱfῑ `anfusikum `au

tukhfūhu yuḥᾱsibkum bihi allᾱhu fayagfiru liman yasyᾱ`u wayu῾ażżibu man yasyᾱ`u waallᾱhu ῾alᾱ kulli syai`in qadῑrun/ Kepunyaan Allah-lah segala apa

(12)

Berdasarkan ayat di atas, kata رفغي /yagfiru/ bermakna „akan mengampuni‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan frefiks ي/ya/ di awal kata, dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bahwasanya semua yang ada di langit dan dibumi semua kepnyaan Allah dan Dia juga akan membuat perhitungan bagi kaum yang berbuat dosa.

g. Surat Al- Baqarah ayat 285:









































































/`ᾱmana ar-rasūlu bimᾱ `unzila `ilaihi min rabbihi wa al-mu`minūna kullun

`ᾱmana bi allᾱhi wa malᾱ`ikatihi wa kutubihi warusulihi lᾱ nufarriqu baina

`aḥadin min rusulihi waqᾱlū sami῾nᾱ wa`aṭa῾nᾱ gufrᾱnaka rabbanᾱ wa `ilaika al-maṣῑru/ Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari

Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Q. S 2: 285).

Berdasarkan ayat di atas, kata ارفغ /gufrᾱnaka/ bermakna „ampunilah kami‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan sufiks -

(13)

h. Surat Al- Baqarah ayat 286:





























































































































/lᾱ yukallifu allᾱhu nafsᾱn `illᾱ wus῾ahᾱ lahᾱ mᾱ kasabat wa ῾alaihᾱ mᾱktasabat rabbanᾱ lᾱtu`ᾱ khiżnᾱ `inna nasῑnᾱ `au `akhṭa`nᾱ rabbanᾱ walᾱ taḥmil ῾alainᾱ

`iṣrᾱn kamᾱ ḥamaltahu ῾alᾱ al-lażῑna min qablῑnᾱ rabbanᾱ walᾱ tuḥammilnᾱ mᾱ lᾱ ṭᾱqata lanᾱbihi wᾱ῾fu ῾annᾱ wᾱgfirlanᾱ wᾱrḥamnᾱ `anta maulanᾱ fᾱnṣur ῾alᾱ al-qaumi al- kafirῑna/ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir." (Q.S 2: 286).

Berdasarkan ayat di atas, kata رفغا/ igfir/ bermakna „ampunilah kami‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan prefiks ا /i/ di awal kata, dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bagaimana kita harus bersikap rendah diri dan selalu berusaha dan berdoa agar beban kita tidak terlalu berat agar kita selalu mendapat rahmat dan pengampunan.

2. Surat Ali- Imrᾱn memiliki 11 (sebelas) ayat yang di dalamnya terdapat kata yang berasal dari kata رفغ/gafara/, yaitu dalam ayat 16, 17, 31, 129, 133, 135, 136, 147, 157, 159, 193:

a. Surat Ali- Imrᾱn ayat 16:

(14)

/al-lażῑna yaqūlūna rabbanᾱ `innanᾱ `ᾱmannᾱ fᾱgfirlanᾱ żunūbanᾱ waqinᾱ

῾ażᾱba an-nᾱri/ (yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya

Kami telah beriman, Maka ampunilah segala dosa Kami dan peliharalah Kami dari siksa neraka," (Q. S 3: 16).

Berdasarkan ayat di atas, kata رفغا/ igfir/ bermakna „ampunilah kami‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan prefiks ا /i/ di awal kata, dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bagaimana seorang hamba berdoa dengan rendah hati dan penuh harap serta meminta untuk dijauhkan dari siksa api neraka.

b. Surat Ali- Imrᾱn ayat 17:





































/aṣ-ṣabirῑna wa aṣ-ṣadiqῑna wa al-qᾱnitῑna wa al-munafiqῑna wa al-mustagfirῑna bi `al- `asḥᾱri/ (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang

menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur (Q. S 3: 17).

Berdasarkan ayat di atas, kata ير ف س لاو / wa al-mustagfirῑna / bermakna

„memohon ampun‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan konfiksasi afiks yang terdiri dari prefiks /ma/ dan infiks ﻳا /ῑna/, dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bagaimana kita beribadah kepada Allah dengan sepenuhnya dan memberikan sedekah dengan segala kerendahan hati untuk mendapat Ridho-Nya.

c. Surat Ali- Imrᾱn ayat 31:















(15)

/qul-`in kuntum tuḥibbūna allᾱha fᾱttabi῾ūni yuḥbibkum allᾱhu wayagfir lakum

żunūbakum wa allᾱhu gafūrun raḥῑmun/ Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar)

mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q. S 3: 31).

Berdasarkan ayat di atas, kata روفغ /gafūrun/ bermakna „Maha pengampun‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan infiks - /-u- /, dan sufiks /un/ di akhir kata dilihat dari konteks ayat secara

keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bagaimana Maryam berdoa unuk mendapat keturunan dari Allah dan Allah pun megabulkannya.

d. Surat Ali- Imrᾱn ayat 129:





































/walilᾱhi mᾱfῑ as-samᾱwᾱti al-`arḍi yagfiru liman yasyᾱ`u wayu῾ażżibu man yasyᾱ`u waallᾱhu gafūrun raḥῑmun/ kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan

yang ada di bumi. Dia memberi ampun kepada siapa yang Dia kehendaki; Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q. S 3: 129).

Berdasarkan ayat di atas, kata روفغ /gafūrun/ bermakna „Maha pengampun‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan infiks - /-u- /, dan sufiks /un/ di akhir kata dilihat dari konteks ayat secara

keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bahwasanya yang ada di muka bumi sesungguhnya kepunyaan Allah, begiu juga dengan makhluknya.

e. Surat Ali- Imrᾱn ayat 133:

































(16)

/wasᾱri῾ū `ilᾱ magfiratin min rabbikum wa jannatin ῾arḍuhᾱ as-samᾱwᾱtu wa

al-`aḍu `u῾iddat lil muttaqῑna/ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari

Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (Q. S 3: 133).

Berdasarkan ayat di atas, kata ةرفغم /magfiratan/ bermakna „ampunan‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan konfiks /ma-tan/ . dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan

pada ayat tersebut adalah bahwasanya kita sebagai manusia harus berlomba- lomba untuk mendapatkan Ridha-Nya.

f. Surat Ali- Imrᾱn ayat 136:































 

 

/`ulᾱika jazᾱ`uhum magfiratun min rabbihim wa jannᾱtun tajrῑ min taḥtihᾱ al -anhᾱru khᾱlidῑna fῑhᾱ wani῾ma `ajru al-῾ᾱlamῑna/ Mereka itu balasannya ialah

ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah Sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal (Q. S 3 : 136).

(17)

g. Surat Ali- Imrᾱn ayat 147:





























































/wamᾱkᾱna qaulahum `illᾱ `an qᾱlū rabbanᾱ agfirlᾱnᾱ żunūbanᾱ wa `isrᾱfanᾱ fῑ

`amrinᾱ waṡabbit `aqdᾱmanᾱ wᾱnṣurnᾱ῾alᾱ al-qaumi al- kᾱfirῑna/ Tidak ada doa

mereka selain ucapan: "Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa Kami dan tindakan-tindakan Kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami[235] dan tetapkanlah pendirian Kami, dan tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir" (Q. S 3: 147).

Berdasarkan ayat di atas, kata رفغا /igfir/ bermakna „ampunilah dosa- dosa kami‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan prefiks ا /i/ di akhirnya, dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bahwasanya kita sebagai manusia harus berlomba- lomba untuk mendapatkan Ridha-Nya dan memohon ampun kepada

Allah atas perbuatan umatnya yang telah dilakukan.

h. Surat Ali- Imrᾱn ayat 157:































/wala‟in qutiltum fῑ sabῑli allāhi ´au muttum lamagfiratun min allāhi wa raḥmatun

khairun mimmā yajmaʻūna/ Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau

meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmat-Nya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan (Q.S 3: 157).

(18)

/ma-tun/ di akhirnya dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bahwasanya kita sebagai manusia harus berlomba- lomba untuk mendapatkan Ridha-Nya.

i. Surat Ali- Imrᾱn ayat 159:



















































.Fabimā raḥmatin min allāhi linta lahum walau kunta faẓẓan galῑẓa al-qalbi

lānufaḍḍū min ḥaulika fāʻfu ʻanhum wāstagfir lahum wasyāwirhum fῑ `al-`amri

fa´iżā ʻazamta fatawakkal ʻalā allāhi ´inna allāha yuḥibbu al-mutawakkilῑna/

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (Q.S 3: 159).

Berdasarkan ayat di atas, kata رفغ سا / istagfir / bermakna „ampunilah‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan prefiks سا /ista/ di awalnya dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bahwasanya kita sebagai manusia harus memohon ampun dalam segala urusan baik peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya untuk

mendapatkan Ridha-Nya.

j. Surat Ali- Imrᾱn ayat 193:

(19)

/rabbanā ´innanā samiʻnā munādiyān yunādῑ lil´ῑmāni ´an ´āminū birabbikum

fa´āmannā rabbanā fāgfirlanā żunūbanā wakaffir ʻannā sayyi`ātinā watawaffanā maʻa ´al-abrār/ Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami mendengar (seruan) yang

menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", Maka Kamipun beriman. Ya Tuhan Kami, ampunilah bagi Kami dosa-dosa Kami dan hapuskanlah dari Kami kesalahan-kesalahan Kami, dan wafatkanlah Kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. (Q.S 3: 193).

Berdasarkan ayat di atas, kata رفغا /igfir/ bermakna „ampunilah dosa- dosa kami‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan prefiks ا /i/ di awal kata, dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah bahwasanya kita sebagai manusia harus berlomba- lomba untuk mendapatkan Ridha-Nya.

3. Surat An- Nisᾱ` memiliki 8 (delapan) ayat yang di dalamnya terdapat kata yang berasal dari رفغ /gafara/ , yaitu dalam ayat 48, 64, 96, 106, 110, 116, 137, 168:

a. Surat An- Nisᾱ` ayat 48:



































/´inna allāha lā yagfiru ´an yusyriku bihi w yagfiru mādūna żālika liman yasyā´u wa man yusyrik bi allāhi faqad iftarā ´iṡmān ʻsẓῑmān/ Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (Q.S 4: 48).

(20)

b. Surat An- Nisᾱ`ayat 64:













































/wamā ´arsalnā min rasūlin ´illā liyuṭāʻa bi´iżni allāhi walau ´annahum ´iżẓalamū

´anfusahum jā´ūka fā´astagfirū allāha wāastagfara lahum ar-rasūlu laajadū

allāha tawwābān raḥῑmān/ Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan

untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (Q.S 4.$: 64).

Berdasarkan ayat di atas, kata رفغ ساو / wāstagfar / bermakna „memohon ampun‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan prefiks سا / ista/ di awal kata dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan,pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalahAllah mengutus Rasulnya kepada umatnya untuk bertaubat dan memohon ampun.

c. Surat An- Nisᾱ` ayat 96:





















/darajātin minhu wa magfiratan waraḥmatan wakāna allāhu gafūrān raḥῑmān/

(yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S 4: 96).

Berdasarkan ayat di atas, kata اروفغ / gafūrān / bermakna „Maha pengampun‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan infiks - /u/ ditengah kata , dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok

masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah Allah selalu member ampunannya kepada siapa saja yang berilmu atau berderajat.

d. Surat An- Nisᾱ` ayat 106:

(21)

/wāstagfiri allāha ´inna allāha kāna gafūrān raḥῑmān/ Dan mohonlah ampun

kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q. S 4: 106).

Berdasarkan ayat di atas, kata اروفغ / gafūrān / bermakna „Maha pengampun‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan konfiks ا- - /-u-a- /, dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok

masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah Allah selalu memberi ampunannya kepada siapa saja,maka memohonlah dalam hal apapun.

e. Surat An- Nisᾱ`ayat 110:























/Wa man yaʻmal sū`ān `au yaẓlim nafsahu ṡumma yastagfir allāha yajidi allāha

gafūrān raḥῑmān/ Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan Menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q. S 4: 110).

Berdasarkan ayat di atas, kata رفغ سي /yastagfiru/ mendapat tambahan kombinasi afiks ي /ya/ dan prefiks سا /ista/ di awal kata. Adapun kata اروفغ / gafūrān / bermakna „Maha pengampun‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan infiks و /-u / ditengah kata, dilihat dari konteks ayat

secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah Allah selalu memberi ampunannya kepada siapa saja yang mau bertobat.

f. Surat An- Nisᾱ` ayat 116:



































/´inna allāha lā yagfiru ´an yusyraka bihi wayagfiru mādūna żālika liman yasyā`u wa man yusyrik bi allāhi faqad ḍalla ḍalālān baʻῑdān/ Sesungguhnya Allah tidak

(22)

Berdasarkan ayat di atas, kata رفغي /yagfiru/ bermakna „Dia mengampuni‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan prefiks /ya / di awal kata, dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah Allah tidak akan mengampuni perbuatan syirik kepada umatnya.

g. Surat An- Nisᾱ`ayat 137:



































/´inna allażῑna ´āmanū ṡumma ´āmanū kafarū ṡumma azdādū kufrān lam yakun

allāhu liyagfira lahum walā liyahdiyahum sabῑlān/ Sesungguhnya orang-orang

yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, Maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan stidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (Q.S 4: 137).

Berdasarkan ayat di atas, kataرفغي /yagfira/ bermakna „memberi ampunan‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan prefiks /ya/ di awal kata dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah Allah tidak akan memberi ampun kepada orang yang lagi- lagi pindah haluan, kapan pun tidak akan bisa mempunyai iman yang mantap. Tujuannya hanya bersifat duniawi dengan mau bermuka dua. Bagaimana mugkin orang semacam ini dapat mengharapkan rahmat Allah atau pengampunan-Nya.

h. Surat An- Nisᾱ` ayat 168:





























/´inna al-lażῑna kafarū waẓalamū lam yakun allāhu liyagfira lahum walā liyahdiyahum ṭarῑqān/ Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan

(23)

Berdasarkan ayat di atas, kataرفغي /yagfira/ bermakna „akan mengampuni‟ yang berasal dari bentuk dasar رفغ /gafara/ mendapat tambahan prefiks /ya/ di awal kata, dilihat dari konteks ayat secara keseluruhan, pokok masalah yang dijelaskan pada ayat tersebut adalah Allah tidak akan memberi ampun kepada orang yang lagi- lagi pindah haluan, kapan pun tidak akan bisa mempunyai iman yang mantap. Tujuannya hanya bersifat duniawi dengan mau bermuka dua.

Bagaimana mugkin orang semacam ini dapat mengharapkan rahmat Allah atau pengampunan-Nya.

4. Surat Al-Mᾱ`idah ditemukan 5 (lima) ayat yang di dalamnya terdapat kata yang berasal dari kata رفغ /gafara/, yaitu dalam ayat 9, 18, 40, 74, 118:

a. Surat Al-Mᾱ`idah ayat 9:

























Gambar

tabel berikut ini.  Tabel I

Referensi

Dokumen terkait

Tafsir Indonesia Jalalain Surah Al- Mumtahanah ayat 8 (Allah tiada melarang kalian terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian) dari kalangan orang-orang kafir

Merujuk dari uraian di atas, maka dapat dipahami makna kontekstual dari kata ﻦﻳﺩ / dīnun / dalam ayat di atas bermakna ‘ketaatan melaksanakan ibadah’ ditinjau dari

Dari penjelasan di atas dapat diberi kesimpulan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah atau menyembah selain Allah maka dia akan dimasukan kedalam neraka jahanam seperti

Kata rizqi yang berarti nafkah diungkapkan dalam bentuk kata razaqnahum. Nafkah yang dimaksud disini adalah menafkahkan sebagian rizqinya baik berupa zakat ataupun sedekah. 107

Penggunaan kata “ لا ” bermakna “jangan” dalam Al-Qur’an dapat dikategorikan dalam tiga bidang kajian pendidikan Islam, yaitu: (a) Akidah terdapat 102 ayat, di

Pada langkah kerja yang pertama ini, dilakukan pencarian kata-kata yang berkomponen makna umum. Hal utama yang harus ditentukan pada awal langkah ini adalah

jika kamu dalam perjalanan dimuka bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian…../Q.S [5]:106 Pada ayat di atas kata ‫ض َس ْتحُى‬ َ /ḍarabtum/ merupakan verba masa lampau

Setelah melakukan penelitian ter- hadap keragaman makna kata ummah dalam Al-Qur’an sebagaimana tersebut di atas, maka penulis dapat membuat sebuah teori tentang