• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MAKNA GRAMATIKAL KATA /ضرب ḌARABA/ DALAM AL-QUR AN SKRIPSI PENELITIAN DISUSUN CERAH LUBIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS MAKNA GRAMATIKAL KATA /ضرب ḌARABA/ DALAM AL-QUR AN SKRIPSI PENELITIAN DISUSUN CERAH LUBIS"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS MAKNA GRAMATIKAL KATA ‫ضرب‬/ ḌARABA/ DALAM AL-QUR’AN. SKRIPSI PENELITIAN DISUSUN CERAH LUBIS 170704004. PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021.

(2)

(3)

(4)

(5)

(6) KATA PENGANTAR SyukurAlhamdulillah peneliti ucapkan. kehadirat Allah SWT yang telah. melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring salam kepada junjunggan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kita mendapat syafaatnya di yaumul mahsyar kelak, āmīn. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar SARJANA SASTRA (S.S) pada Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti menyusun sebuah skripsi yang berjudul. “ANALISIS MAKNA GRAMATIKAL KATA ‫ ضرب‬/ḍaraba/ dalam Al-Qur’an. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti yang terbatas. Oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata peneliti berharap esmoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca khususnya para peminat bahasa Arab.. Medan, Desember 2021 Peneliti. Cerah Lubis NIM. 170704004. i.

(7) UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur yang sebanyak-banyaknya atas rahmad dan petunjuk yang diberikan Allah SWT kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dan semoga kita semua mendapatkan rahmad dan karunia Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat. Shalawat tak bosan peneliti hadiahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, semoga dengan banyak mengucapkan shalawat kepada beliau mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat naungannya di hari kiamat nanti. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu hingga selesainya skripsi ini. Sebagai ungkapan rasa bahagia peneliti ingin tujukan kepada: 1.. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara (USU), yang telah mengelola dan menyelenggarakan universitas sesuai visi dan misi USU.. 2.. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang menjabat sebelumnya.. 3.. Ibu Dr. Dra. T. Thyrhaya Zein, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara beserta Wakil Dekan I Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D, Wakil Dekan II Ibu Dra. Heristina Dewi, M.Pd, dan Wakil Dekan III Bapak Mhd. Pujiono, S.S., M. Hum., Ph. D yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti pendidikan program Sarjana di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.. 4.. Ibu Dr. Nursukma Suri, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Sastra Arab dan Bapak Andi Pratama Lubis, S.S., M.Hum, Selaku Sekretaris Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah meluangkan waktu untuk membantu peneliti menyelesaikan penelitian ini.. ii.

(8) 5.. Ibu Dra. Rahlina Muskar Nst, M.Hum., Ph.D, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga dalam lindungan Allah SWT.. 6.. Bapak Drs. Mahmud Khudri M.Hum dan Ibu Dra. Murniati, M.Hum, selaku dosen penguji penelitian ini yang telah meluangkan pikirannya dalam membantu proses penelitian ini hingga selesai.. 7.. Ibu Prof. Dr. Khairina Nasution, M.S, selaku dosen Penasehat Akademik.. 8.. Seluruh Staf Pengajar di Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti selama masa perkuliahan. Semoga Allah melipat gandakan kebailkan untuk semua staf pengajar atas jasanya dalam menyebarkan ilmunya.aamiin.. 9.. Terisitimewa kepada kedua orang tua tercinta dan tersayang Ayah Sayuti Lubis dan Mama Almh. Rapia Tambunan, yang telah membesarkan dan mendidik serta mengorbankan segala jiwa dan raganya dan selalu mendoakan peneliti dalam setiap langkah kemanapun dan dimanapun sampai kapanpun. Ayah, mama terima kasih sudah memberikan kasih sayang, perhatian yang tulus, dukungan, nasehat, yang semua itu tak ternilai dan hingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan dan mendapat gelar sarjana serta untuk mama tenang dan di lapangkan alam kuburnya. Semoga Ayah, senantiasa mendapat curahan rahmat dan karunia-Nya, diberi kesehatan umur yang berkah, serta di limpahkan rezeki serta kita di pertemukan dengan ibu di surga-Nya Allah SWT.. 10.. Tersayang kakak Mardiah Lubis S.pd , Nur’afni Lubis, Susi Susanti Lubis, dan Abang Syukur Lubis yang memberikan motivasi, dukungan dan doa sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.. 12.. Kak Fitri Agustina S.E selaku tata usaha di Program Studi Sastra Arab yang telah membantu administrasi peneliti.. iii.

(9) DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR……………………………………………….. i UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………….... ii DAFTAR ISI………………………………………………………….. iv PEDOMAN TRANSLITERASI…………………………………….. vii DAFTAR SINGKATAN………………………………………………xii ABSTRAK…………………………………………………………….xiii BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………. 1. 1.1 Latar Belakang………………………………………………. 1. 1.2 Rumusan Masalah……………………………………………. 4. 1.3 Tujuan Masalah………………………………………………. 4. 1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………. 4. 1.5 Metode Penelitian……………………………………………. 5. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………… 6 2.1 Kajian Terdahulu………………………………………………………… 6 2.2 Pengertian Semantik…………………………………………………….. . 7 2.3 Definisi Makna…………………………………………………………… 7 2.4 Jenis-jenis Makna………………………………………………………… 8 2.5 Pengertian Makna Gramatikal……………………………………………..9. iv.

(10) 2.5.1 Afiksasi…………………………………………………….................. 10 2.5.2 Reduplikasi…………………………………………………………….. 12 2.5.3 Komposisi………………………………………………….................. 12. BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………… 20 3.1 Hasil…………………………………………………………… 20 3.1.1 Kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ dalam Al-Qur’an…………………………………20 3.1.2 Proses gramatikal kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ di dalam Al – Qur’an…………..22 3.1.3 Makna gramatikal kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ dalam Al-Qur’an…………… 23 3.2 Pembahasan……………………………………………………………… 23 3.2.1 Proses gramatikal dan Makna Gramatikal Kata ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ /ḍaraba/……… 24 3.2.1.1 Proses gramatikal Afiksasi kata ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ /ḍaraba/ yang terdapat dalam AlQur’an dan makna gramatikalnya…………………………………….. 24 1. Proses Afiksasi Prefiks…………………………………………………….24 a. Proses Afiksasi Prefiks dan Makna Gramatikal Kata ْ‫اضْ ِرب‬/ iḍrib/……… 24 b. Proses Afiksasi Prefiks dan makna gramatikal kata ‫ نَضْ ِرب‬/naḍribu/……. 25 c. Proses Afiksasi Prefiks dan makna gramatikal kata ‫ يَضْ ِرب‬/yaḍribu/……. 26 2. Proses Afiksasi Sufiks……………………………………………………..27 a. Proses afiksasi sufiks dan makna gramatikal kata ‫ض َربوا‬ َ / ḍarabū/……….27 b. Proses afiksasi sufiks dan makna gramatikal kata ‫ض َربْتم‬ َ / ḍarabtum /……. 28 c. Proses afkiksasi sufiks dan makna gramatikal kata ‫ض َر ْبنَا‬ َ /ḍarabnā/……. 29 3.. Proses Afiksasi Konfiks…………………………………………………. 30. v.

(11) a.. proses afiksasi konfiks dan makna gramatikal kata َ‫يَضْ ِربوْ ن‬/ yaḍribūna/… 30. b.. proses afiksasi konfiks dan makna gramatikal kata َ‫ َيضْ ِر ْبن‬/yaḍribna/…… 31. c.. Proses Afiksasi dan makna gramatikal kata ‫ تَضْ ِربوْ ا‬/tadribū/……………. 32. d.. Proses Afiksasi konfiks dan makna gramatikal kata ‫ اضْ ِربوا‬/iḍribū/…….. 32. 4.. Proses komposisi…………………………………………………………. 33. a.. proses komposisi dan makna gramatikal kata ‫ب ل‬ َ ‫ض َر‬ َ /ḍaraba la/……….. 34. 5.. Proses Transfiks…………………………………………………………... 34. BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….37 4.1 Kesimpulan……………………………………………………………….. 37 4.2 Saran……………………………………………………………………….37 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 38 LAMPIRAN……………………………………………………………………….. 41. vi.

(12) PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Agamadan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 156/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988. A. Konsonon Tunggal Huruf Arab. Nama. Huruf Latin. Keterangan. ‫ا‬. Alif. -. Tidak dilambangkan. ‫ب‬. Ba’. b. Be. ‫ت‬. Ta’. t. Te. ‫ث‬. Sa’. ṡ. Es (dengan titik di atas). ‫ج‬. Jim. J. Je. ‫ح‬. Ḥa. ḥ. Ha (dengan titik di bawah). ‫خ‬. Kha’. kh. Ka dan ha. ‫د‬. Dal. d. De. ‫ذ‬. Zal. ż. Zet (dengan titik di atas). ‫ر‬. Ra’. r. Er. ‫ز‬. Zai. z. Zet. ‫س‬. Sin. s. Es. ‫ش‬. Syin. Sy. Es dan ye. vii.

(13) ‫ص‬. ṣ. Sad. Es ((dengan titik di bawah). ‫ض‬. Ḍa’. ḍ. de (dengan titik di bawah). ‫ط‬. Ṭa’. ṭ. te (dengan titik di bawah). ‫ظ‬. Ẓa’. ẓ. Zet (dengan titik di bawah). ‫ع‬. ‘ain. ‘. Koma terbalik (di atas). ‫غ‬. gain. g. Ge. ‫ف‬. Fa’. f. Ef. ‫ق‬. Qaf. q. Ki. ‫ك‬. Kaf. k. Ka. ‫ل‬. Lam. l. El. ‫م‬. Mim. m. Em. ‫ن‬. Nun. n. En. ‫و‬. Waw. w. We. ‫ه‬. Ha’. h. Ha. ‫ء‬. Hamzah. ,. Apostrof. ‫ي‬. Ya’. y. Ye. viii.

(14) B. Konsonan Rangkap. Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap Contoh : ‫ مسلمة‬ditulis Musallamah. C. Ta’marbutah di akhir kata 1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap enjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya. Contoh : ‫ إسالمية‬ditulis Islāmiyyah. 2. Bila dihidupkan ditulis t Contoh : ‫ مكة المكرمة‬ditulis Makkatul Mukarramah,. D. Vokal Pendek fatah ditulis a, contoh : ‫ كتب‬ditulis kataba kasrah ditulis i, contoh : ‫ حسب‬ditulis ḥasiba dammah ditulis u, contoh : ‫ حسن‬ditulis ḥasuna. E. Vokal Panjang a panjang ditulis ā, contoh : ‫ جاء‬jā’a. ix.

(15) i panjang ditulis ī, contoh : ‫‘ عليم‬alīmūn u panjang ditulis ū, contoh : ‫ عيوب‬ditulis ‘uyūbun. F. Vokal Rangkap Vokal rangkap ‫( ي‬Fathah dan ya) ditulis ai Contoh : ‫ ليلة‬ditulis lailatun. Vokal rangkap ‫( و‬Fathah dan Waw) ditulis au Contoh : ‫ لون‬ditulis launun. G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata Dipisah dengan apostrof (‘). ‫ أأنتُم‬ditulis a’antum H. Kata Sandang Alif + Lām. 1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al. ‫ الكتاب‬ditulis Al-kitābu. x.

(16) 2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf pertama diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.. I. Huruf Besar Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD. J. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat 1. tulis kata per kata, atau ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut. Contoh : ‫ شيخ اإلسالم‬ditulis Syaikh al-Islām atau Syaikhul-Islam.. xi.

(17) DAFTAR SINGKATAN 1. FIB. : Fakultas Ilmu Budaya. 2. Mendikbud. : Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. 3. No.. : Nomor. 4. A.s. : Alaihi salam. 5. Qs.. : Quran surat. 6. RI. : Republik Indonesia. 7. SAW.. : Sallallahu ‘Alaihi Wasalam. 8. SKB. : Surat Keputusan Bersama. 9. SWT.. : Subahana Wa Ta’ala. 10.USU. : Universitas Sumatera Utara. xii.

(18) ABSTRAK Cerah Lubis 170704004. Analisis Makna Gramatikal Kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ Dalam Al-Qur’an. Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada surah apa dan ayat berapa saja kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ ditemukan dalam Al-Qur’an, dan bagaimana proses gramatikal kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ serta makna gramatikalnya dalam Al-Qur’an . Peneliti menggunakan pendapat Nur dan Chaer sebagai landasan teori. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dan termasuk ke dalam penelitian kualitatif . Dalam pengambilan data digunakan alat kitab Faturrahman.. Metode yang digunakan yaitu metode Simak dan catat. Dalam analisis data digunakan metode padan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini ditemukan kata ‫ضرب‬ /ḍaraba/ dalam Surah Al-Baqarah, ayat 26, 60, 61, 73, Ali Imran ayat 112, 156, An-Nisa’ayat 34, 94, 101, Al-Maidah ayat 106, Al-A’raf ayat 160, Al-Anfal ayat 12, 50, Ar- Ra’ad ayat 17, Ibrahim ayat 25,45, An-Nahl ayat 74, Al-Isra ayat 48, Al- Kahfi ayat 11, 32, 45, At-Thaha ayat 77, Al-Hajj ayat 73, An-Nur ayat 31, 35, Al-Furqan ayat 9, 39, Asy-syua’ra ayat 63, Al-Ankabut ayat 43, Ar-Rum ayat 28, Yasin ayat 13, 78, Ṣād ayat 44, Az-Zumar ayat 27, Az-Zukhruf ayat 5, 17, 57, 58, Muhammad ayat 3, 27, Al-Hadid ayat 13, Al- Hasyr ayat 21, Al- Muzammil ayat 20. Proses gramatikalnya afiksasi berupa prefiks, infiks, konfiks dan transfiks dan komposisi. Adapun makna afiksasi kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ adalah memukul, pukullah, dipukul, dan makna komposisinya adalah membuat, berhenti, berilah, buatlah, mengadakan, berjalan, penggallah, memberikan, pergi (berperang), dalam perjalanan, kami tutup, kami buat, kami jadikan, ditimpakan, membuat perumpamaan untukmu, dijadikan.. xiii.

(19) ‫صورة تجريدية‬. ‫ﭼيره لوبيس ‪ ۷۱۷۱٤٠۷۷۰‬تحليل المعنى النحوي كلمة" ضرب" فى القرآن‪.‬‬. ‫قسم األ دب العربية كلية علم الثقافة بجامعة سومطرة الشمالية‪.‬‬. ‫تهدف ىذه الدراسة معرفة في اي سورة في اي اليات وجد كلمة "ضرب" في القرآن ‪ ،‬وكيف تحديد العملية‬ ‫النحوية للكلمة " ضرب" ومعنو في القرآن ‪ .‬المعنى كلمة "ضرب" عربو يانغ وعملية اللصق والتكوين‪.‬‬ ‫تستخدم الباحثة رأي نور كأساس نظري‪ .‬ىذا البحث ىو بحث مكتبة ويتم تضمينو في البحث النوعي‪.‬‬ ‫في جمع البيانات ‪ ،‬تم استخدام كتاب فات الرحمن ‪ ،‬وكانت الطريقة المستخدمة ىي طريقة االستماع‬. ‫والمالحظة‪ .‬في تحليل البيانات استخدمت طريقة المطابقة مع التحليل الوصفي‪ .‬حددت نتائج ىذه الدراسة‬. ‫ص ْربَة في سورة البقرة اآليات ‪ ٧٫ ،٦٪ ،٦٪ ،٪٦‬علي عمران اآليات ‪ ،٪٩٦ ،٦٦٦‬النساء ‪،٨٧‬‬ ‫كلمة َ‬ ‫٭‪ ،٦٦٦ ،٨‬المائدة اآلية ‪ ،٪٦٦‬سورة‪ - .‬العراف اآلية ‪ ،٦٪٦‬األنفال اآلية ‪ ،٦٩ ،٦٦‬الرعد اآلية ‪،٫٦‬‬. ‫اإلبراىيمية ‪ ،٩٨ ،٩٦‬النحل اآلية ‪ ،٨٫‬اإلسراء اآلية ‪ ،٬٨‬الكهف اآلية ‪ ،٩٨ ،٦٧ ،٦٦‬السورة اآلية ‪،٫٫‬‬ ‫الحج اآلية ‪ ،٧٫‬النور اآلية ‪ ،٩٧ ،٦٧‬الفرقان اآلية ٭‪٧ ،‬٭‪ ،‬السوارة اآلية ‪ ،٧٪‬العنكبوت اآلية ‪ ،٧٨‬ياسين‬. ‫اآلية ‪ ،٬٫ ،٧٦‬آ‪ .‬ص ‪ - ,٠٠‬الزمر اآلية ‪ ،٬٩ ،٫٦‬الزخرف اآلية ‪ ،٬٩ ،٫٩ ،٫٦ ،٩‬محمد اآلية ‪،٧‬‬. ‫‪ ،٫٦‬الحديد اآلية ‪ ،٧٦ ،‬الحسر اآلية ‪ ،٦٦‬المزمل اآلية ‪ ،٦٦‬العملية النحوية ىي اللصق و تأليف‪ .‬تثبيت‬ ‫كلمة ضرب ‪ /‬عربو ‪ /‬ىو الضرب ‪ ،‬الضرب ‪ ،‬الضرب ‪ ،‬ومعنى التكوين ىو صنع ‪ ،‬إيقاف ‪ ،‬إعطاء ‪ ،‬صنع ‪،‬‬. ‫صنع ‪ ،‬يمشي ‪ ،‬يقطع ‪ ،‬يعطي ‪ ،‬انطلق (حرب) ‪ ،‬في الطريق ‪ ،‬نغلق ‪ ،‬نصنع ‪ ،‬نلحق بك ‪ ،‬نصنع لك األمثال‪.‬‬. ‫‪xiv‬‬.

(20) BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibanding makhluk-makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Salah satu keistimewaan manusia dari makhluk lain adalah manusia dibekali kemampuan untuk berfikir dan mengungkapkan fikirannya melalui bahasa. Dengan demikian, bahasa adalah sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara satu orang dengan yang lainnya. bahasa yang digunakan untuk berinteraksi adalah bahasa yang di dalamnya merupakan susunan kata-kata, frasa, klausa atau susunan kalimat yang mengandung makna. Untuk dapat memahami makna dari katakata, frasa, klausa dan kalimat yang disampaikan seseorang kepada orang lain diperlukan ilmu makna atau semantik. Menurut Nur, semantik adalah salah satu bidang kajian atau cabang linguistik yang mengkaji arti bahasa atau arti linguistik (lingual meaning atau linguistic meaning) (2019:1). Menurut Wijana (1999 :6) semantik adalah cabang ilmu yang menelaah makna satuan lingual, memiliki bentuk juga memiliki makna. Sedangkan menurut Umar (1982:5) mengatakan semantik adalah istilah yang digunakan dalam bidang linguistik yang mempelajari makna atau arti atau ilmu yang mempelajari maknanya dalam buku Chaer (2000) Menurut Umar (1998:11) ‫ عهى اندالنة‬adalah:. ِ َّ ِ ِ ِ َ ‫ ي ْع ِرفُوُ ب ْع‬: ‫علم الداللة‬ ‫ع ِم ْن ِعل ِْم اللُّغَ ِة الَّ ِذي‬ َ ِ‫س ال َْم ْعنَى أَ ْو َذل‬ ُ ‫ك الْ َف ْر‬ َ َ ُ ‫ض ُه ْم بأَنَّوُ دراَ َسةُ ال َْم ْعنَى أ َْو األْعل ِْم الذ ْي يَ ْد ُر‬ ‫يَتَ نَ َاو ُل نَظْ ِريَةَ ال َْم ْعنَى‬ /ilmu Ad-Dilalah ya‟rifuhu ba‟duhum bi annahu dirāsatu aw al-„ilmi al-lazī yadrusu. al-ma‟nā aw zalika al-far‟u min „ilmi al-lughati al-lazī yatanawalu nazriyata alma‟nā/ „ilmu dilalah adalah studi tentang makna atau ilmu yang mempelajari tentang makna, atau merupakan cabang linguistikyang mengkaji teori tentang makna‟.. 1.

(21) Makna itu terdiri dari berbagai macam, menurut Parera (1990:16) yaitu makna referensial atau korespondensi, makna kontekstual, makna mentalisme atau konseptual, dan makna formalisme. Menurut Nur (2019:36) jenis-jenis makna secara oposisional yaitu makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual. Sehubungan dengan kajian yang peneliti bahas adalah makna gramatikal, maka berikut ini dapat dikemukakan konsep makna gramatikal oleh ahli bahasa seperti berikut: Menurut Djajasudarma (1993:13). makna gramatikal adalah makna yang. menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat fungsinya sebuah kata di dalam kalimat. Menurut mastna (2014 : 44) makna gramatikal adalah makna yang muncul sebagai hasil suatu proses gramatikal. makna gramatikal hadir sebagai akibat proses gramatika, misalnya afiksasi,perubahan internal, penggabungan (idhafi) (Ainin dan Asrori, 2014, :37). Makna gramatikal adalah makna yang hadir akibat adanya proses gramatika seperti afiksasi (pengimbuhan), komposisi (penggabungan),dan reduplikasi (pengulangan unsur). Seperti ‫„ اِ ْسحَ ْغفَ َر‬meminta ampun‟ adalah kelas verba yang mendapat afiks ‫إسث‬ „meminta‟,dan prefiks ‫ أ‬membentuk verba transitif, ‫„ أَقَا َو‬mendirikan‟, dan ٌَ ْ‫ٌَ ْعهَ ًُو‬ „mereka mengetahui‟ dan afiks. ٌ‫ و‬penanda subjek plural. Dalam Bahasa Arab. menyatakan jamak digunakan imbuhan ٌَ‫ ئُو‬seperti, kata ‫ كافر‬menjadi ٌَ ْ‫ كافرُو‬atau ٌٍَْ ‫كافر‬ ِ „orang-orang kafir‟.(Nur, 2019: 38-39). Proses komposisi atau penggabungan kata dengan kata lain dalam bahasa Arab juga ‫„ ِيهَّةُ أِ ْب َر ِه ٍْ ُى‬ajaran nabi Ibrahim as‟, ُ ٌْ ‫ص ِد‬ ‫ق ا ْن َجا ِي َع ِة‬ َ „teman kampus‟, ‫„ ِق ٍَا ُو انَّ ٍْ ِم‬bangun malam‟, dan ‫„ نُ ْؤنُ ُؤ ان َّد ْي ِع‬tetesan air mata. dapat melahirkan makna gramatikal.Seperti frasa bagai mutiara‟.. Komposisi pertama memiliki makna gramatikal kepemilikan (posesif atau idhafah lamiyah), komposisi kedua bermakna gramatikal lokatif (idhafah makaniyah), komposisi ketiga bermakna gramatikal temporal (idhafah zamaniyah), dan komposisi keempat bermakna gramatikal penyerupaan (idhafah tasybihiyah).. 2.

(22) Contoh kata ‫ضرب‬/ ḍaraba / dapat dilihat di dalam Surah Al-Qur‟an Al-Anfal berikut ini:Sebagaimana yang terdapat dalam surah Al-Anfal Ayat 50 sebagai berikut ini:. ....‫ض ِربُ ْو َن ُو ُج ْو َى ُه ْم َوأَ ْدبَ َارُى ْم‬ ْ َ‫َول َْو تَ َرى أِ ْذ يَتَ َوفَّى الَّ ِذيْ َن َك َف ُرْوا ال َْملآلئِ َكةُ ي‬. /Walaw tarᾱ „iẕ yatawaffᾱ allaẕīna kafarū almalᾱ‟ikatu yadribūna wujūḥaḥum wa‟adbᾱraḥum… / . „Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orangorang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka‟. Pada ayat di atas kata ٌَ ْ‫ ٌَضْ ِربُو‬/ yadribūna/ merupakan verba masa kini (fi‟il mudari‟) yang berasal dari kata ‫ ضرب‬. Verba masa kini ٌَ ْ‫ ٌَضْ ِربُو‬telah mengalami afiksasi berupa konfiks ٌَ ْ‫ ئُو‬/ūna/ -‫ ي‬/ya/ mengandung makna kala kini, dan sufiks ٌَ ْ‫ئُو‬ /una/ membawa makna yang menunjukkan jamak ‫“ هى‬mereka (lk), sebagai penanda subjek plural. sehingga membentuk proses gramatikal afiksasi konfiks. Pada terjemahan ayat ini, kata ٌَ ْ‫ ٌَضْ ِربُو‬/ yadribūna/ bermakna “mereka malaikat memukul”. Adapun contoh komposisi dalam Al-Qur‟an Surah Al-Kahfi ayat : 11 sebagai berikut:. ِ ‫ضربْنَا َعلَى ءاذَانِ ِهم فِى الْ َك ْه‬ ‫ف ِسنِْي َن َع َد ًدا‬ ْ َ َ َ َ‫ف‬. /faḍarabnā „alā „āzānihim fil kahfi sinīna „adadān/ maka Kami tutup telinga mereka dalam gua beberapa tahun/.. Pada ayat di atas, kata kata ‫ض َر ْبَُا‬ َ /ḍarabnā/ merupakan verba masa lampau (fi‟il maḍi) yang berasal dari kata ‫ ضرب‬/ ḍaraba / telah mengalami afiksasi berupa sufiks ‫ََا‬ /nā/ yang mengandung makna “kami” sebagai penanda subjek plural, ditandai dengan sufiks ‫ ََا‬/nā/ membawa makna yang menunjukkan ḍamir munfasil jamak ٍُْ‫ََح‬ /nahnu/”kami”. Sehingga membentuk proses gramatikal afiksasi sufiks. Pada terjemahan ayat ini, kata ‫ض َر ْبَُا‬ َ /ḍarabnā/ bermakna kami tutup. Contoh perubahan internal dalam surah Al-Hajj ayat 73 sebagai berikut:. .....ُ‫استَ ِم ُع ْوا لَو‬ ُ ‫َّاس‬ ْ َ‫ب َمثَ ٌل ف‬ َ ‫ض ِر‬ ُ ‫يَاَيُّ َها الن‬ /yā ayyuhā annāsu ḍuriba maṡalun fastami‟ū lahu /. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.. 3.

(23) Pada ayat di atas kata ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ /ḍuriba/ merupakan verba masa lampau (fi‟il Majhul) yang berasal dari kata ‫ض َس َب‬ َ fi‟il madi tsulasi mujarrad . Dalam hal ini, fi‟il madi majhul mengalami perubahan bunyi vokal pada u,i,a dari vokal a,a,a pada kata ‫ض َرب‬ َ yang merupakan proses perubahan internal . kata ‫ب‬ َ ‫ُر‬ ِ ‫ض‬/ḍuriba/ yang memiliki makna asli “dipukul” menjadi dibuat . Sehingga terjemahan ayat ini, berarti dibuat. Secara mendalam dari makna kata ‫ضرب‬/ ḍaraba / dalam Al-Qur‟an, peneliti belum ada yang mengkaji makna gramatikal kata ‫ضرب‬/ḍaraba/ dalam Al-Qur‟an. Oleh karna itu, peneliti ingin mengkaji secara detail.. 1.2 Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Adaberapa Surah apa dan ayat berapa kata ‫ضرب‬/ ḍaraba/ terdapat di dalam AlQur‟an 2. Bagaimana proses gramatikal kata ‫ضرب‬/ ḍaraba/ yang terdapat dalam AlQur‟an? 3. Apa saja makna gramatikal kata ‫ضرب‬/ ḍaraba/ dalam Al-Qur‟an?. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui dalam surah apa dan ayat berapa kata ‫ضرب‬/ ḍaraba/ yang terdapat dalam Al-Qur‟an 2. Untuk mengetahui proses gramatikal kata ‫ضرب‬/ ḍaraba/ yang terdapat dalam AlQur‟an. 3. Untuk mengetahui makna gramatikal kata ‫ضرب‬/ ḍaraba/ yang terdapat dalam AlQur‟an.. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai makna gramatikal kata ‫ضرب‬/ ḍaraba/. dalam Al-Qur‟an di Program studi Sastra Arab,. 4.

(24) Fakultas Ilmu Budaya, Umiversitas Sumatera Utara. Serta dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan peminat bahasa dan sastra Arab mengenai makna gramatikal kata ‫ضرب‬/ ḍaraba/ yang terdapat dalam Al-Qur‟an. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pengajaran, bahan tambahan atau referensi bagi peneliti selanjutnya.. 1.5 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang memperoleh data melalui bahasa tulis yang terdapat dalam Al-Qur‟an (kemenag 2017: ) yaitu kata ‫ضرب‬. Peneletian ini juga merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang fokusnya pada penunjukan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya dan sering kali melukiskannya dalam bentuk katakata daripada dalam angka-angka (Mahsun, 2007:257). Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat-sifat alamiah itu sendiri (Djajasudarma, : 1993: 16) Dalam menemukan kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ dalam Al-Qur‟an, peneliti menggunakan kitab Fathurrahman (Abdullah : tt), Metode yang digunakan yaitu metode simak-catat. Metode Simak, yaitu berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudarynto, 2015:203). Menyimak di sini berkaitan dengan penggunaan bahasa secara tertulis. Metode simak ini memiliki teknik dasar berupa teknik sadap. Menyadap penggunaan bahasa yang dimaksudkan menyangkut penggunaan bahasa Arab berupa bahasa tulis. Hal ini peneliti menyadap penggunaan bahasa Arab tulis yang terdapat dalam Al-Qur‟an. Selanjutnya teknik sadap ini dilanjutkan dengan teknik catat yaitu mencatat kata-kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ yang terdapat dalam Al-Qur‟an dengan menggunakan kitab Faturrahman dan memasukkanya ke dalam kartu data. Metode. yang. digunakan. dalam. menganalisis. adalah. metode. padan. interligual.Metode padan interligual yaitu metode analisis dengan cara menghubungbandingkan unsur-unsur yang bersifat lingual, baik yang terdapat dalam satu bahasa maupun dalam beberapa bahasa yang berbeda. (Mahsun, 2017 : 120-121).. 5.

(25) Sehubungan dengan ini, peneliti menghubung-bandingkan kata. ‫ ضرب‬/ḍaraba/. dalam Al-Qur‟an dengan proses makna gramatikal yang ada dalam teori sehingga menemukan makna gramatikal kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ tersebut yang mengalami afiksasi, reduplikasi dan komposisi. Dalam memindahkan tulisan Arab ke tulisan Latin, digunakan Pedoman Penulisan Huruf Arab ke dalam Huruf Latin yang berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI NO, 158/1987 dan NO. 0543 B/U/1987.. 6.

(26) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Terdahulu Penelitian tentang makna gramatikal telah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, sebagaimana yang telah diteliti sudah peneliti baca untuk difungsikan sebagai bahan masukan pada penelitian ini. Adapun penelitian tersebut dapat dilihat seperti berikut: Halim (2017) “Analisis Makna Kata ‫غفس‬/ ghafara / dan derivasinya dalam Al-Qur‟an juz 1-15. Penelitian ini menggunakan penelitian teori Chaer (1994), penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa makna kata. ‫غفس‬/ ghafara /. mengandung berbagai macam makna antara lain, memaafkan, menutupi, mengampuni dosa, dan Maha Pengampun dan makna gramtikal kata ‫ غفس‬/ ghafara / yang terdapat dalam Al-Qur‟an yang ditemukan hanya komposisi dan afiksasi, sedangkan reduplikasi tidak ada ditemukan. Nuraisyah (2020) “Analisis makna gramatikal kata ‫حًم‬. / hamala / pada Al-. Qur‟an”.Penelitian ini menggunakan teori Nur (2019), penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, berdasarkan data yang diperoleh dari kitab Fathurrahman, ditemukan sebanyak 8 kata ‫ حًم‬/ ḥamala / yang mengalami proses gramatikal yang tersebar dalam 20 surah Al-Qur‟an. Arsyad (2020) “Makna gramtikal huruf mā ‫ يا‬dalam surah Al-Baqarah”. Penelitian ini menggunakan teori Salih (2000), penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa, 1) Mā al-Ism yang terdiri dari, a) Mā al-Mausūl, yang memmiliki makna “yang” ; b) Mā al-Istifhām, baik haqīqi maupun majāziy yang dalam Al-Qur‟an dimaknai dengan “apakah”, “apa”, “bagaimana”, “mengapa” ; c) Mā al-Nakirah, merupakan jenis huruf zāidah yang tidak dimaknai dalam Al-Qur‟an; d) Mā. 7.

(27) al;Syartīyah bermakna “apa saja” dan “jika”. 2) Mā al-Harf yang terdiri dari, a) Mā alZaidah (Mā al-Masdariyah, Mā al-Muakkidah, dan Mā al-Kaffah) ; b) Mā al-Nafi, bermakna “tidak”, “tidaklah” dan “bukan” ; c) Mā yang melekat dengan fi‟ilnya. 2.2 Pengertian Semantik Menurut Lehrer dalam Pateda (1996:6) semantik merupakan studi tentang makna. Sedangkan menurut Parera (1990:14) semantik adalah satu studi dan analisis maknamakna linguistik. Menurut Pateda (1996:7) semantik adalah subdisiplin yang membicarakan makna. Dengan kata lain semantik berobjekkan makna. Dalam bahasa Arab istilah semantik diambil dari bahasa inggris yaitu ‫انسًٍاَحك‬ /semantics/. Semantik disebut dengan ilmu ad-dilalah, menurut Umar (1998: 11) ilmu Ad-Dilalah / ‫عهى اندالنة‬/ adalah:. ِ ِ ِ ‫ع ِم ْن ِعل ِْم الُّلغَ ِة الَّ ِذ ْي يَتَ نَ َاو ُل‬ َ ِ‫س ال َْم ْعنَى أ َْو ذَل‬ َ ‫ يَ ْع ِرفُوُ بَ ْع‬: ‫علم الداللة‬ ُ ‫ك الْ َف ْر‬ َ ‫ض ُه ْم بِأَنَوُ د َر‬ ُ ‫اسةُ ال َْم ْعنَى أ َْو العل ِْم الّذ ْي يَ ْد ُر‬ ‫الم ْعنَى‬ َ َ‫نَظْ ِريَة‬ /Ilmu Ad-Dilalah: ya‟rifuhu ba‟duhum bi annahu dirasatu au al-„ilmi al-lazi yadrusu al-ma‟na au zalika al-far‟u min „ilmi al-lughati al-lazi yatanawalu nazriyata al-ma‟na/ „sebahagian dari pakar linguistik Arab mendefinisikan ilmu dilalah adalah studi tentang makna atau ilmu yang mempelajari tentang makna, atau merupakan cabang linguistik yang mengkaji teori tentang makna. 2.3 Defenisi Makna Menurut Kempson dalam Pateda (1996:79) menjelaskan istilah makna harus dilihat dari segi (i) kata; (ii) kalimat; dan (iii) apa yang dibutuhkan oleh pembicara untuk berkomunikasi. Menurut De Saussure dalam Chaer (2012:287) makna adalah „pengertian‟ atau „konsep‟ yang memiliki atau terdapat pada sebuah tanda linguistik, dimana tanda linguistik atau tanda bahasa terdiri dua komponen yaitu komponen signifian (yang mengartikan) wujudnya berupa rangkaian bunyi dan komponen signifie (yang diartikan) yang wujudnya berupa pengertian atau konsep yang dimiliki oleh signifie. Menurut Nur (31:2019) umpamanya tanda linguistik dalam bentuk ortografis (‫ ) ِكحَاب‬terdiri dri. 8.

(28) komponen signifian berupa rangkaian fonem/‫ك‬/ ،/‫ت‬/ ،/‫أ‬/. dan /‫ب‬/ serta komponen. signifienya berupa konsep atau makna. 2.4 Jenis-jenis Makna Jenis-jenis makna bila dilihat dari segi atau pandangan yang berbeda memiliki banyak nama jenis maknanya. Djajasudarma (1993: 7-16) membagi makna menjadi 12 (duabelas) macam yaitu: 1. Makna sempit, 2. makna luas, 3. makna kognitif, 4. makna konotatif dan emotif, 5. makna referensial, 6. makna kontruksi, 7. makna leksikal dan makna gramatikal, 8. makna idesional, 9. makna proposisi, 10. makna pusat, 11. makna pictorial, 12. makna idiomatik. Menurut Leech (2019: 36) makna terbagi menjadi 7(tujuh) macam yaitu: 1. Makna leksikal, makna gramatikal, dan makna kontekstual, 2. Makna refrensial, dan makna nonrefrensial, 3. Makna denotatif, dan makna konotatif, 4. Makna kata, dan makna istilah, 5. Makna konseptual, dan makna asosiatif, 6. Makna idiomatikal, dan makna peribahasa, 7. Makna kias. Menurut Umar dalam Nur (2019:36) membagi jenis makna ke dalam 5 macam, yaitu makna dasar, makna konotasi, makna stilistika, makna personal, dan makna piktorial. 2.5 Pengertian Makna Gramatikal Menurut Chaer (2012: 290) makna gramatikal adalah makna yang baru ada kalau terjadi proses gramatikal seperti afiksasi, redupliksasi, komposisi, atau kalimatisasi. Menurut Djajasudarma makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat. Al-khuly (1982: 111) berpendapat tentang makna gramatikal:. ِ ِِ ِ ‫الص ِفيَّ ِة و التَّ نْ ِغ ْي ِم و الْ َكلِم‬ ِ ِ ِ ‫ي ُىو م ْعنَى الْجملَةُ الْمستَ ِم ُد ِمن تَ رتِْي‬ ‫ات ال َْو ِظ ْي ِفيَّ ِة‬ َ َ ِّ ‫َم ْعنَى قَ َواعد‬ َ َ َ َّ ‫ب َكل َمات َها َواللََّواح ِق‬ ْ ْ ْ ُ ُْ. /ma‟nā qawa‟idiyyi huwa ma‟nā al-jumlatu al-mustamidu min tartībi kalimātihā wa allawāḥiqi aṣ-ṣafiyyati wa at-tangīmi wa al-kalimāti al-wazifiyyati / „makna gramatikal adalah makna kalimat yang berasal dari kategori sufiks, pengucapan, dan kata-kata fungsional‟. Menurut Nur (36:2019) jenis-jenis makna secara oposesional menggolongkan jenisjenis makna kepada tiga yaitu makna leksikal, makna gramtikal, makna kontekstual.. 9.

(29) Menurut Nur (2019: 38-39) makna gramatikal adalah makna yang hadir akibat adanya proses gramatika seperti afiksasi (pengimbuhan), komposisi (penggabungan), dan reduplikasi (pengulangan unsur). Seperti ‫سحَ ْغفَ َس‬ ْ ِ‫„ ا‬meminta ampun‟ dimana َ‫ اِسْث‬yang bermakna “meminta” dan mendapatkan afiks berupa hamzah. ‫ أ‬membentuk verba. transitif, , ‫„ أَقَا َو‬mendirikan‟, dan ٌَ‫„ َي ْعهَ ًُ ْى‬mereka mengetahui‟ yang mendapatkan afiks berupa sufiks ٌ‫و‬/una/ penanda subyek plural sekaligus penanda modus indikatif. Selain afiksasi yang terjadi pada kata kerja dalam bahasa Arab, afiksasi juga berlaku pada kata benda ( ‫)اسى‬. Untuk menyatakan bentuk jamak dari kata. ‫ يسهى‬akan mengalami. perubahan menjadi ٌ‫ يسهًى‬telah mengalami proses afiks berupa sufiks ٌَ‫ ىُى‬/ūna/. Selanjutnya Nur ( 2019:39 ) menyatakan dalam bahasa Arab alat gramatikal untuk menyatakan jamak digunakan imbuhan ٌَ‫ ىُى‬/una/ untuk nominatif (rafa‟) atau ٍَْ‫ ِىي‬untuk akusatif (rafa‟) dan juga genetif (jar) seperti ‫سم‬ ِ ‫ُي َسا‬. „wartawan‟(tunggal) menjadi. ٌَ‫سهُ ْى‬ ِ ‫( ُي َسا‬plural bentuk rafa‟ atau nominatif) atau ٌَ‫سهُ ْى‬ ِ ‫„ ُي َسا‬wartawan-wartawan‟ (jamak bentuk rafa‟ atau akusatif dan genetif atau jar) yang digunakan imbuhan ‫ أت‬/ati/ untuk gender feminin seperti ‫سهَة‬ ِ ‫ُي َسا‬. „wartawan‟ (tunggal) menjadi ‫س ََلت‬ ِ ‫ُي َس‬. „wartawati-. wartawati (plural). Dengan cara lain untuk menyatakan jamak dalam bahasa Arab digunakan juga perubahan internal (internal change) seperti pada ism ‫„ ِكحَا ب‬buku‟ (tunggal) menjadi ‫„ كحة‬buku-buku‟ (plural) ‫„ تَ ْيث‬rumah‟ (mofrod) ‫„ تُيُ ْىت‬rumah-rumah‟ (plural), ‫س ِجد‬ ْ ‫„ َي‬masjid‟ (tunggal) menjadi ‫سا ِج ُد‬ َ ‫ َي‬masjid-masjid (plural) dan perubahan pada fi‟il dari kata ‫ص َس‬ َ ََ /nasara/ bermakna “menolong” menjadi ‫ص َس‬ ِ َُ /nusira/ yang bermakna “ditolong”. Penjamakan dengan cara pengimbuhan adalah cara penjamakan yang beraturan dan dapat diramalkan, sedangkan penjamakan dengan cara perubahan internal adalah penjamakan yang tidak beraturan dan tidak bisa diramalkan, sehingga disebut dengan jamak taksir (broken plural). 2.5.1 Afiksasi Proses makna gramatikal, berdasarkan imbuhan dapat dimaknai dengan makna gramtikal afiksasi. Menurut Chaer (2012: 177-188) afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses afiksasi ini, terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar, (2) afiks, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Afiks adalah. 10.

(30) sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Dilihat dari posisi melekatnya pada bentuk dasar biasanya dibedakan adanya prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks. a. Prefiks Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar,seperti me-pada kata menghibur, un-pada kata Inggris unhappy, dan pan- pada kata Tagalog panular „alat tulis‟. afiks yang diiumbuhkan di depan bentuk dasar, seperti prefiks me- pada kata „menghibur‟. Infiks adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Contoh infiks el- pada kata telunjuk. Sufiks adalah afiks yang yang diiumbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Contoh dalam bahasa Indonesiasufiks –kan pada kata „bagikan‟. Sedangkan konfiks adalah sedangkan konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi. Yaitu bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar dan bagian kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Contoh dalam bahasa Indonesia ada konfiks per-/-an seperti dalam kata pertemuan. Contoh interfiks banyak dijumpai dalam bahasa Indo German, sedangkan transfiks dijumpai dalam bahasa semit (Arab dan Ibrani). (Chaer, 2012: 178179). b. Infiks Infiks adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, misalnya infiks –el– pada kata telunjuk, dan –er- pada kata seruling; dalam bahasa Sunda –ar- pada kata barulak dan tarahu. c. Sufiks Sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia sufiks –an pada kata bagian, dan sufiks –kan pada kata bagikan. d. Konfiks Konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar, dan bagian yang kedua bagian dari afiks itu dianggap sebagai satu kesatuan, dan pengimbuhannya dilakukan sekaligus, tidak ada yang lebih dahulu, dan tidak ada yang lebih kemudian. Dalam bahasa ke-/-an seperti pada kata keterangan, dan konfiks ber-/-an seperti terdapat pada kata berciuman.Masalah kedua mengenai konfiks dalam bahasa Indonesia mengenai bentuk me-/-kan. Umpamanya kata melewati dan. 11.

(31) melewatkan, lewat diimbuhkan afiks derivatif –i atau –kan, sehingga menjadi lewati dan lewatkan. e. Interfiks Interfiks adalah sejenis infiks atau elemen penyambung yang muncul dalam proses penggabungan dua buah unsur. Contohnya dalam bahasa Inggris Tag (unsur 1), Reise (unsur 2), Tag.e.reise (gabungan), maknanya „day‟s journey‟. f. Transfiks Transfiks adalah afiks yang berwujud vokal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar. Al-khuly (1982:8) mengemukakan tentang afiksasi dalam bahasa Arab:. ْ ‫ اضَ افَ ُة َزائِدَ ِة قَ ْب َل الُ ُج ْذ ِر أَ ْو ب َ ْع َد ُه أَ ْو دَا ِخ َ َُل‬: ‫اضَ افَ ُة َالز َوائِ ِد‬ ‫الش تِقَ ٍاق َ َِك َم ٍة َج ِد َد ٍة‬ / idhafatu al-zawaidi: idhafatu zaidatin qabla al-juzri aw ba‟dahu aw dakhilahu li‟isytiqaqin kalimatin jadidatin/. „afiksasi: penambahan afiks sebelum akar kata, sesudahnya, atau disisipkan padanya untuk mendapatkan kata yang baru‟.. 2.5.2 Komposisi Menurut Kridalaksana(1989:104) komposisi ialah proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Menurut Chaer (2012 :185) komposisi adalah hasil dari proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah kontruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda atau baru. Berikut adalah contoh dari proses komposisi dalam Bahasa Indonesia : lalu lintas, daya juang, rumah sakit. Dalam bahasa Inggris : blackboard, bluebird, dan greenhouse. Dalam Bahasa Arab : ‫ اخٍراكالو‬/akhīrulkalāmi/ ‫ حجراألسود‬/ḥajarulaswadi/. (Nanlohy, 2015; 14). Dalam bahasa Arab proses afiksasi dapat diperdalami melalui pada kata kerja (wazan) tsulasi mujarrad dari 6 (enam) wazan menurut ‫ح‬ ِ ‫ (انحَّصْ ِرٌْفُ ا ْن َو‬tt:5-8 ). ِ ‫اض‬. ‫ فَ َع ََل – يَ ْفعِ َل‬/fa‟ala – yaf‟ilu/, ‫ فَ َع ََل – يَ ْفع َل‬/fa‟ala – yaf‟ulu/, ‫ فَ َع ََل – يَ ْف َع َل‬/fa‟ala – yaf‟alu/ َ‫ فَعِ ََل – يَ ْف ََعل‬/fa‟ila – yaf‟alu/, َ‫ فَعِ ََل – يَ ْفعِل‬/fa‟ila – yaf‟ilu/, ‫ فَ ع ََل – يَ ْفع َل‬/fa‟ula – yaf‟ulu/.. 12.

(32) Kata َ‫ب‬ َ memiliki wazan ‫ فَ َع َلَ – يَ ْفعِ َل‬/fa‟ala – yaf‟ilu/, berikut ini dapat dilihat bentuk َ ‫ضَر‬ perubahan kata maḍi dan muḍari‟. Wazan Kata َ‫فَ َع َل‬/fa‟ala/ Fi‟il Maḍi. Fi‟il Muḍari‟. Arti. Rafa‟ Ḍamir Munfasil. َ‫فَ َع َل‬. ‫يَ ْفعِ َل‬. /fa‟ala/. /yaf‟ilu/. َ ‫فَ َع‬ ‫ل‬. َ‫يَ ْفعِ َل ِن‬. /fa‟alā/. /yaf‟ilāni/. َ‫فَ َعل ْو‬. َ‫يَ ْفعِل ْون‬. /fa‟alū/. /yaf‟ilūna/. َ‫ت‬ ْ َ‫فَ َعل‬. ‫تَ ْفعِ َل‬. /fa‟alat/. /taf‟ilu/. ‫فَ َعَلتَا‬. َ‫تَ ْفعِ َل ِن‬. /fa‟alatā/. /taf‟ilāni/. َ‫فَ َع ْل َن‬. َ‫يَ ْفعِْل َن‬. /fa‟alna/. /yaf‟ilna/. َ‫ت‬ َ ‫فَ َع ْل‬. ‫تَ ْفعِ َل‬. /fa‟alta/. /taf‟ilu/. ‫فَ َعلْت َما‬. َ‫تَ ْفعِ َل ِن‬. /fa‟altumā/. /taf‟ilāni/. َ‫فَ َعلْت ْم‬. َ‫تَ ْفعِل ْون‬. Dia (lk) melakukan. َ‫ه َو‬. Mereka (2lk). ‫ُهَا‬. melakukan Mereka (2lk) melakukan. Dia (pr) melakukan. َ‫ِه َي‬. Dia (2pr) melakukan. ‫ُهَا‬. Dia (pr) melakukan. َ‫هن‬. Kamu (lk) melakukan. َ‫ت‬ َ ْ‫أَن‬. Kalian (2lk). ‫أَنْت َما‬. melakukan. Kalian (lk) melakukan. 13. َ‫ه ْم‬. َ‫أنْت ْم‬.

(33) /fa‟altum/. /taf‟ilūna/. ِ ‫فَ ع ْل‬ َ‫ت‬ َ. ِِ َ‫ي‬ َْ ‫تَ ْفعل‬. /fa‟alti/. /taf‟ilīna/. ‫فَ َعلْت َما‬. َ‫تَ ْفعِ َل ِن‬. /fa‟altuma/. /taf‟ilāni/. َ‫فَ َعلْت‬. َ‫تَ ْفعِْل َن‬. /fa‟altunna/. /taf‟ilna/. َ‫فَ َعلْت‬. ‫أَفْعِ َل‬. /fa‟altu/. /„af‟ilu/. ‫فَ َعلْنَا‬. ‫نَ ْفعِ َل‬. /fa‟alnā/. /naf‟ilu/. Kamu (pr) melakukan. ِ ْ‫أَن‬ َ‫ت‬. Kamu (2pr). ‫أَنْت َمأ‬. melakukan Kamu (pr) melakukan. ‫َأن ُ نْت‬. Saya melakukan. ‫أَنَا‬. Kami melakukan. َ‫ََْنن‬. Berdasarkan wazan diatas, dapat dibuat wazan kata ُ‫ب – ٌَضْ ِرب‬ َ ‫ض َر‬ َ menurut ‫ح‬ ِ ‫( ا ْن َو‬tt : 20-21) melalui tabel sebagai berikut: ِ ‫اض‬. ُ‫انحَّصْ ِرٌْف‬. Wazan kata ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ / ḍaraba / Fi‟il Maḍi. Fi‟il Muḍari‟. Arti. Rafa‟ Ḍamir Munfasil. َ‫ب‬ َ َ ‫ضَر‬. َ‫ض ِرب‬ ْ َ‫ي‬. /ḍaraba/. /yaḍribu/. ‫ضَربَا‬ َ. ِ ‫ض ِرب‬ َ‫ان‬ َ ْ َ‫ي‬. /ḍarabā/. /yaḍribāni/. ‫ضَرب ْوا‬ َ. َ‫ض ِرب ْون‬ ْ َ‫ي‬. /ḍarabū/. /yaḍribūna/. َ‫ت‬ َ ْ َ‫ضَرب‬. َ‫ض ِرب‬ ْ َ‫َت‬. /ḍarabat/. /taḍribu/. Dia (lk) memukul. َ‫ه َو‬. Mereka (2lk). ‫ُهَا‬. memukul. 14. Mereka (lk) memukul. َ‫ه ْم‬. Dia (pr) memukul. َ‫ِه َي‬.

(34) ‫ضَربَتَا‬ َ. ِ ‫ض ِرب‬ َ‫ان‬ َ ْ َ‫ت‬. /ḍarabatā/. /taḍribāni/. َ‫ضَربْ َن‬ َ. َ‫ض ِربْ َن‬ ْ َ‫ي‬. /ḍarabna/. /yaḍribna/. َ‫ت‬ َ َ ْ‫ضَرب‬. َ‫ض ِرب‬ ْ َ‫ت‬. /ḍarabta/. /taḍribu/. ‫ضَربْت َما‬ َ. ِ ‫ض ِرب‬ َ‫ان‬ َ ْ َ‫ت‬. /ḍarabtumā/. /taḍribāni/. َ‫ضَربْت ْم‬ َ. َ‫ض ِرب ْون‬ ْ َ‫ت‬. /ḍarabtum/. /taḍribūna/. ِ ‫ضرب‬ َ‫ت‬ ََْ. َ‫ي‬ ْ َ‫ت‬ َْ ِ‫ض ِرب‬. /ḍarabti/. /taḍribīna/. ‫ضَربْت َما‬ َ. ِ ‫ض ِرب‬ َ‫ان‬ َ ْ َ‫ت‬. /ḍarabtumā/. /taḍribāni/. َ‫ضَربْت‬ َ. َ‫ض ِربْ َن‬ ْ َ‫ت‬. /ḍarabtunna/. /taḍribna/. َ‫ضَربْت‬ َ. َ‫َض ِرب‬ ْ‫أ‬. /ḍarabtu/. /„aḍribu/. ‫ضَربْنَا‬ َ. َ‫ض ِرب‬ ْ َ‫ن‬. /ḍarabnā/. /naḍribu/. Dia (2pr) memukul. ‫ُهَا‬. Dia (pr) memukul. َ‫هن‬. Kamu (lk) memukul. َ‫ت‬ َ ْ‫أَن‬. Kalian (2lk). ‫أَنْت َما‬. memukul Kalian (lk) memukul. َ‫أنْت ْم‬. Kamu (pr) memukul. ِ ْ‫أَن‬ َ‫ت‬. Kamu (2pr) memukul. ‫أَنْت َمأ‬. Kamu (pr) memukul. َ‫أَنْت‬. Saya memukul. ‫أَنَا‬. Kami memukul. َ‫ََْنن‬. Perubahan internal kata kerja maḍi dari kata ‫ فعم‬yaitu kata kerja maḍi berubah menjadi kata kerja maḍi majhul yaitu ‫ فُ ِع َم‬/fu‟ila/. Berikut ini dapat dilihat taṣrif fi‟il maḍi dan muḍari‟ majhul.. 15.

(35) Fi‟il Maḍi. Fi‟il Muḍari‟. Arti. Rafa‟ Damir Munfasil. َ‫فعِ َل‬. َ‫ي ْف َعل‬. /fu‟ila/. /yuf‟alu/. َ ِ‫فع‬ ‫ل‬. َ‫ي ْف َع َل ِن‬. /fu‟ilā/. /yuf‟alāni/. َ‫فعِل ْو‬. َ‫ي ْف َعل ْون‬. /fu‟ilū/. /yuf‟alūna/. ِ َ‫ت‬ ْ َ‫فعل‬. َ‫ت ْف َعل‬. /fu‟ilat/. /tuf‟alu/. ‫فعِلْتَا‬. َ‫ت ْف َع َل ِن‬. /fu‟altā/. /tuf‟alāni/. َ‫فعِْل َن‬. َ‫ي ْف َع ْل َن‬. /fu‟ilna/. /yuf‟alna/. ِ َ‫ت‬ َ ‫فع ْل‬. َ‫ت ْف َعل‬. /fu‟ilta/. /tuf‟alu/. ‫فعِلْت َما‬. َ‫ت ْف َع َل ِن‬. /fu‟iltumā/. /tuf‟alāni/. َ‫فعِلْت ْم‬. َ‫ت ْف َعل ْون‬. /fu‟iltum/. /tuf‟alūna/. ِ ‫فعِْل‬ َ‫ت‬. ِ َ‫ي‬ َْ ‫ت ْف َعل‬. /fu‟ilti/. /tuf‟alīna/. Dia (lk) dilakukan. َ‫ه َو‬. Mereka (2lk). ‫ُهَا‬. dilakukan Mereka (lk) dilakukan Dia (pr) dilakukan. َ‫ِه َي‬. Dia (2pr) dilakukan. ‫ُهَا‬. Dia (pr) dilakukan. َ‫هن‬. Kamu (lk) dilakukan. َ‫ت‬ َ ْ‫أَن‬. Kalian (2lk). ‫أَنْت َما‬. dilakukan Kalian (lk) dilakukan Kamu (pr) dilakukan. 16. َ‫ه ْم‬. َ‫أنْت ْم‬ ِ ْ‫أَن‬ َ‫ت‬.

(36) ‫فعِْلت َما‬. َ‫ت ْف َع َل ِن‬. /fu‟iltumā/. /tuf‟alaani/. َ‫فعِلْت‬. َ‫ت ْف َع ْل َن‬. /fu‟iltunna/. /tuf‟alna/. َ‫فعِلْت‬. َ‫أفْ َعل‬. /fu‟iltu/. /‟uf‟alu/. ‫فعِْلنَا‬. َ‫ن ْف َعل‬. /fu‟ilnā/. /nuf‟alu/. Kamu (2pr) dilakukan. ‫أَنْت َمأ‬. Kamu (pr) dilakukan. َ‫أَنْت‬. Saya dilakukan. ‫أَنَا‬. Kami dilakukan. َ‫ََْنن‬. Berdasarkan pola kata kerja Madi dan Mudari‟ di atas,maka kata ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ / ḍaraba/ fi‟il majhul (perubahan internal) pola kata kerja Madi dan Mudhari‟ dapat dilihat sebagai berikut ini: Wazan Kata ُ‫ب – ٌُضْ َرب‬ َ ‫ُر‬ ِ ‫ض‬/ ḍuriba - yuḍrabu / Fi‟il Madi. Fi‟il Mudari‟. Arti. Damir Munfasil Rafa‟. َ‫ب‬ َ ‫ض ِر‬. َ‫ضَرب‬ ْ‫ي‬. Dia (lk) dipukul. َ‫ه َو‬. /ḍuriba/. /yuḍrabu/. ‫ض ِربَا‬. ِ ‫ضرب‬ َ‫ان‬ ََ ْ ‫ي‬. Mereka (2lk) dipukul. ‫ُهَا‬. /ḍuribā/. /yuḍrabāni/. ‫ض ِرب ْوا‬. َ‫ضَرب ْون‬ ْ‫ي‬. Mereka (lk) dipukul. َ‫ه ْم‬. /ḍuribū/. /yuḍrabūna/. ‫ُضب َ ْت‬ ِ ُ. َ‫ضَرب‬ ْ‫ي‬. Dia (pr) dipukul. َ‫ِه َي‬. /ḍuribat/. /tuḍrabu/. 17.

(37) ‫ض ِربْتَا‬. ِ ‫ضرب‬ َ‫ان‬ ََ ْ ‫ت‬. /ḍuribatā/. /tuḍrabāni/. َ‫ض ِربْ َن‬. َ‫ضَربْ َن‬ ْ‫ي‬. /ḍuribna/. /yuḍrabna/. َ‫ت‬ َ ْ‫ض ِرب‬. َ‫ضَرب‬ ْ‫ت‬. /ḍuribta/. /tuḍrabu/. ‫ض ِربْت َما‬. ِ ‫ضرب‬ َ‫ان‬ ََ ْ ‫ت‬. /ḍuribtumā/. /tuḍrabāni/. َ‫ض ِربْت ْم‬. َ‫ضَرب ْون‬ ْ‫ت‬. /ḍuribtum/. /tuḍrabūna/. ِ ‫ض ِرب‬ َ‫ت‬ ْ. َ‫ي‬ ْ‫ت‬ َْ ِ‫ضَرب‬. /ḍuribti/. /tuḍrabīna/. ‫ض ِربْت َما‬. ِ ‫ضرب‬ َ‫ان‬ ََ ْ ‫ت‬. /ḍuribtumā/. /tuḍrabāni/. َ‫ض ِربْت‬. َ‫ضَربْ َن‬ ْ‫ت‬. /ḍuribtunna/. /tuḍrabna/. َ‫ض ِربْت‬. َ‫ضَرب‬ ْ‫أ‬. /ḍuribtu/. /„uḍrabu/. ‫ض ِربْنَا‬. َ‫ضَرب‬ ْ‫ن‬. /ḍuribnā/. /nuḍrabu/. 18. Dia (2pr) dipukul. ‫ُهَا‬. Dia (pr) dipukul. َ‫هن‬. Kamu (lk) dipukul. َ‫ت‬ َ ْ‫أَن‬. Kalian (2lk) dipukul. ‫أَنْت َما‬. Kalian (lk) dipukul. َ‫أنْت ْم‬. Kamu (pr) dipukul. ِ ْ‫أَن‬ َ‫ت‬. Kamu (2pr) dipukul. ‫أَنْت َمأ‬. Kamu (pr) dipukul. َ‫أَنْت‬. Saya dipukul. ‫أَنَا‬. Kami dipukul. َ‫ََْنن‬.

(38) BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 3. 1 Hasil 3. 1. 1 Kata ‫ ضسب‬/ḍaraba/ dalam Al-Qur’an Berdasarkan data yang diperoleh dari kita Fathurrahman (Abdullah : tt), ditemukan sebanyak 43 kata. ‫ ضرب‬/ḍaraba/ yang mengalami proses gramatikal yang tersebar. dalam 26 surah dalam Al-Qur‟an. Adapun kata-kata tersebut sebagai berikut ini: 1. Kata ‫ض َربُوْ ا‬ َ /ḍarabū/ ada 4 kata, yang terdapat dalam surah Ali-Imran ayat 156, surah Al-Isrā ayat 48, surah Al-Furqān ayat 9, surah Az-Zukhruf ayat 58. 2. Kata ‫ض َر ْبحُ ْى‬ َ / ḍarabtum/ ada 3 kata, yang terdapat dalam surah An-Nisā‟ ayat 94 dan 101, surah Al-Māidah ayat 106. 3. Kata ‫ض َر ْبَُا‬ َ / ḍarabnā/ ada 4 kata, yang terdapat dalam surah Ibrahim ayat 45, surah Al-Kahfī ayat 11, surah Az-Zumar ayat 58, surah Al-Furqan ayat 39. 4. Kata ُ‫ ٌَضْ ِرب‬/yaḍribu/ ada 5 kata, yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 26, surah Ibrahim ayat 25, surah Ar-Ra‟ad ayat 17, surah An-Nur ayat 35, surah Muhammad ayat 3. 5. Kata ٌَ ْ‫ٌَضْ ِربُو‬/ yaḍribūna/ ada 3 kata, yang terdapat dalam surah Al-Anfal ayat 50, surah Muhammad ayat 27, surah mużammil ayat 20. 6. Kata ‫ جَضْ ِربُوْ ا‬/taḍribū/ ada 1 kata, yang terdapat dalam surah An-Nahl ayat 74 7. Kata ٍَ‫ٌَضْ ِر ْب‬/yaḍribna/ ada 1 kata, yang terdapat dalam surah An-Nur ayat 31. 8. Kata ُ‫ََضْ ِرب‬/naḍribu/ ada 3 kata, yang terdapat dalam surah Al-Ankabūt ayat 43, surah Al-Hasyr ayat 21, surah Az-Zukhruf ayat 5. 9. Kata ْ‫اضْ ِرب‬/iḍrib/ ada 7 kata, yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 60, surah Al-A‟rāf ayat 160, surah Al-Kahfi ayat 32, dan 45, surah Thāhā ayat 77, surah AsySyu‟arā ayat 63, surah Yāsīn ayat 13. 10. Kata ‫اضْ ِربُوْ ا‬/ iḍribū/ ada 3 kata, yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 73,surah An-Nisa‟ ayat 34, surah Al-Anfal ayat 12 surah Ṣād ayat 44.. 19.

(39) 11. Kata ‫ ضرب نِه َّر‬,‫ ضرب نََُا‬,‫ ضرب نَ ُك ْى‬/ḍaraba lakum/ ada 1 kata, / ḍaraba lanā/ ada 1 kata, / ḍaraba li/ ada 1 kata, yang terdapat dalam surah Ar-Rūm ayat 28, surah Yāsin ayat 78, surah Zukhruf ayat 17. 12. Kata ‫ب‬ َ ‫ُر‬ ِ ‫ ض‬/ḍuriba/ ada 4 kata, yang terdapat dalam surah Al-Hājj ayat 73, surah Az-Zukhruf ayat 57, surah Al-Hadīd ayat 13. ْ ‫ُر َب‬ 13. Kata ‫ث‬ ِ ‫ ض‬/ḍuribat/ ada 2 kata, yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 61 dan surah Ali Imran ayat 112.. Kata. ‫ضَرب ْوا‬ َ /ḍarabū/. َ‫ضَربْت ْم‬ َ / ḍarabtum/ ‫ضَربْنَا‬ َ / ḍarabnā/. َ‫ض ِرب‬ ْ َ‫ ي‬/yaḍribu/. َ‫ض ِرب ْون‬ ْ َ‫ ي‬/yaḍribūna/. ‫ض ِرب ْوا‬ ْ َ‫ ت‬/taḍribū/. Surah. Ayat. Ali-Imran. 156. Al-Isrā. 48. Al-Furqān. 9. Az-Zukhruf. 58. An-Nisā‟. 94, 101. Al-Māidah. 106. Ibrahim. 45. Al-Kahfī. 11. Az-Zumar. 27. Al-Baqarah. 26. Ibrahim. 25. Ar-Ra‟ad. 17. An-Nur. 35. Muhammad. 3. Al-Anfal. 50. Muhammad. 27. mużammil. 20. An-Nahl. 74. 20.

(40) َ‫ض ِربْ َن‬ ْ َ‫ ي‬/yaḍribna/. An-Nur. 31. َ‫ض ِرب‬ ْ َ‫ ن‬/naḍribu/. Al-Ankabūt,. 43. Hasyr. 21. Az-Zukhruf. 5. Ar-Rūm. 28. Yasīn. 78. Az-Zukhruf. 17. Al-Baqarah. 61. Ali-Imran. 112. Al-Hājj. 73. Az-Zukhruf. 57. Al-Hadīd. 13. Al-Baqarah. 60. Al-A‟rāf. 160. Al-Kahfi. 32, 45. Thāhā. 77. Syu‟arā. 63. Yāsīn. 13. Ṣād. 44. Al-Baqarah. 73. An-Nisa‟. 34. Al-Anfal. 12. ‫بَل‬ َ /ḍaraba la/ َ ‫ضَر‬ َ‫ت‬ ْ َ‫ض ِرَب‬/ḍuribat/ ََ ‫ض ِر‬/ḍuriba/ ‫ب‬. َ‫ب‬ ْ /iḍrib/ ْ ‫اض ِر‬. ‫اض ِرب ْوا‬ ْ / iḍribū/. 3.1.2 Proses gramatikal kata ‫ ضسب‬/ḍaraba/ di dalam Al – Qur’an Berdasarkan data yang diperoleh dari Al-Qur‟an peneliti menemukan proses gramatikal kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/ dalam Al-Qur‟an sebagai berikut: 1. Proses gramatikal Afiksasi berupa prefiks ada 16 (enam belas) kata yang terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 26,60 Q. S Al-A‟raf ayat 160,Q.S Ash- Su‟ara ayat 63 Q.S Ar- Ra‟ad ayat 17, Q.S Ibrahim ayat 25, Q.S An-Nur ayat 35, Q.S Al-Ankabut ayat. 21.

(41) 43,Q.S Al- Kahfi ayat 32,45 Q.S At-Thaha ayat 77, Q.S Az-Zukhruf ayat 5, Q.S Muhammad ayat 3, Q.S Al- Hasyr ayat 21 Q.S Ṣād ayat 44. 2. Proses gramatikal Afiksasi berupa sufiks ada 11 (sebelas) kata yang tedapat dalam Q.S Ali Imran ayat 156, Q.S An-Nisa‟ayat 94, 101, Q.S Al-Maidah ayat 106, Q.S AlIsra ayat 48, Q.S Al- Kahfi ayat 11, Q.S Al-Furqan ayat 9, 39,Q.S Ar-Rum ayat 58, Q.S Az-Zumar ayat 27, Q.S Az-Zukhruf ayat 58. 3. Proses gramatikal afiksasi berupa konfiks ada 5 (lima) kata yang terdapat Q.S AnNahl ayat 74, Q.S An-Nur ayat 31, Q.S Muhammad ayat 27, Q.S Al- Muzammil ayat 20. 4. Proses gramatikal komposisi ada 3 (tiga) kata yang terdapat dalam Q.S Ar-Rum ayat 28, Q.S Yasin ayat 78, Q.S Az-Zukhruf ayat 17. 5. Proses gramatikal transfiks ada 5 (lima) kata yang terdapat dalam Q.S Al-Baqarah, ayat 61, Q.S Ali Imran ayat 112, Q.S Al-Hajj ayat 73, Q.S Az-Zukhruf ayat 57, Q.S AlHadid ayat 13.. 3. 2 Pembahasan Berdasarkan hasil di atas, maka dalam pembahasan ini akan dianalisa proses gramatikal dari kata ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ /ḍaraba/ serta makna gramatikalnya. Dengan demikian peneliti akan menguraikan kata ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ /ḍaraba/ berdasarkan proses afiksasi (pengimbuhan) dan komposisi (penggabungan) yang terjadi serta maknanya. 3.2.1 Proses gramatikal dan Makna Gramatikal Kata ‫ض َس َب‬ َ /ḍaraba/ Proses gramatikal yang peneliti temukan pada kata ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ /ḍaraba/ dalam Al-Qur‟an adalah proses afikasasi, afiksasi dan perubahan internal/fi‟il majhul Adapun proses afiksasi pada kata ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ /ḍaraba/ yang terdapat dalam Al-Qur‟an yaitu prefiks, sufiks dan konfiks. 3.2.1.1 Proses gramatikal Afiksasi kata ‫ض َس َب‬ َ /ḍaraba/ yang terdapat dalam AlQur’an dan makna gramatikalnya Proses ini terdiri dari 3 (tiga) proses yaitu prefiks, sufiks dan konfiks . Berikut ini dapat dilihat proses afiksasi tersebut dibawah ini:. 22.

(42) 1. Proses Afiksasi Prefiks Proses afiksasi prefiks kata ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ /ḍaraba/ dalam Al-Qur‟an. Peneliti temukan 3 (tiga) kata yaitu kata ْ‫اضْ ِرب‬/ iḍrib/, ُ‫ ََضْ ِرب‬/naḍribu/ dan ُ‫ ٌَضْ ِرب‬/yaḍribu/. a. Proses Afiksasi Prefiks dan Makna Gramatikal Kata ‫اض ِس ْب‬ ْ / iḍrib/ Kata ْ‫اضْ ِرب‬/ iḍrib/ ini dapat dilihat pada Q.S Al-Baqarah ayat 60, Q.S Al-A‟raf ayat 160, Q.S Asy- Syu‟ara ayat 63, Q.S Al-Kahfi ayat 32, 45, Q.S At-Thaha ayat 77, Q.S Yasin ayat 13 Q.S Ṣād ayat 44. sebagai berikut:. .....‫ْح َج َر‬ ْ ‫( َواِ ِذ ْستَ ْس َقى ُم ْو َسى لَِق ْوِم ِو فَ ُقلْنَا ا‬١) ْ ‫ض ِر‬ َ ‫ب بِ َع‬ َ ‫صا َك ال‬. /waiżi istaqā mūsā liqawmihi faqulnā iḍrib bi‟asāka l-ḥajara…../ Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: pukullah batu itu dengan tongkatmu,…../(Q.S [2]:60). ِ ِِ ِ ‫ض ِر‬ …..‫ْح َج َر‬ َ‫ص‬ ْ ‫استَ ْس َقوُ قَ ْوُموُ اَ ِن ا‬ َ ‫ب بِ َع‬ ْ ‫( َواَ ْو َحيْ نَآ الَى ُم ْو َسى اذ‬٢( َ ‫اك ال‬. /wa awhaynā ilā mūsā iῐistasqāhu qawmuhū anī-ḍrib-bi‟asāka l-ḥajara/Kami Wahyuhkan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!...../(Q.S [7] :160). ِ ‫اك الْبَ ْح ِر فَانْ َفلَ َق فَ َكا َن ُك ُّل فِ ْر ٍق َكاالطَّْوِد ال َْع ِظ ْي ِم‬ َ‫ص‬ ْ ‫وسى اَ ِن ا‬ ْ ‫ض ِر‬ َ ‫ب بِ َع‬ َ ‫فَاَ ْو َح ْي نَا الَى ُم‬. (٣(. ٍ ‫ب ل َُه ْم َمثًًَل َر ُجلَْي ِن َج َعلْنَا ِالَ َح ِد ِى َما َجنَّتَ ْي ِن ِم ْن اَ ْعَن‬ ‫اب َو َح َف ْفنَ ُه َما بِنَ ْخ ٍل َو َج َعلْناَ بَ ْي نَ ُه َما َز ْر ًعا‬ ْ ‫َوا‬ ْ ‫ض ِر‬. (٤). /fa-awhaynā ilā mūsā ani iḍrib bi‟aṣāka l-bahra fānfalaqa fakāna kullu firqin kā ṭ-ṭawdi l-„aẓīmi/.Lalu Kami Wahyuhkan kepada Musa: pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar./(Q.S [26] 63). /waḍrib lahum maṡalan rajulayni ja‟alnā li-aḥadihimā jannatayni min a‟nābin waḥafafnāhumā binakhlin waja‟alnā baynahumā zar‟ā/. Dan berikanlah kepada mereka sebuah perumpamaan dua orang laki-laki, Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur dan kami keliling kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang.(Q.S [18]:32). ِ ‫السم‬ ٍ ِ ِ ‫ض ِرب لَهم مثَل ال‬ ِ ‫ات ْاالَ ْر‬ .....‫ض‬ َ َ‫آء فَا ْختَ ل‬ ُ َ‫ط بِِو نَب‬ َ َ َ ْ ُ ْ ْ ‫( َوا‬٥( َ َّ ‫ْحيَوة الدُّنْيَا َك َماء اَنْ َزلْنٰوُ م َن‬. /waḍrib lahum maṡala l-ḥayāti d-dunyā kamā‟in anzalnāhu mina s-samāi fākhtalaṭa bihi nabātu l-ardi…../ Dan berilah perumpamaan kepada (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit,…../ . (Q.S [18]:45). 23.

(43) ‫دَر ًكا‬ َ ‫ف‬ ُ ‫سا َل َت ٰخ‬ ً ‫اض ِر ْب َل ُه ْم َط ِر ْي ًقا فِى ا ْل َب ْح ِر َي َب‬ ْ ‫ي َف‬ ْ ‫ ) َو َل َقدْ اَ ْو َح ْي َنآ ا ِٰلى ُم ْو ٰ ٰٓسى اَنْ اَ ْس ِر ِب ِع َبا ِد‬٦( ‫َو َل َت ْخ ٰشى‬. /walaqad awhaynā ilā mūsā an asri bi‟ibādī faḍrib lahum ṭarīqan fi l-baḥri yabasan lā takhāfu darakan walā takhsyā/.Dan sesungguhnya telah Kami Wahyuhkan kepada musa: “pergilah kamu dengan hamba-hamba-ku (bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam). (Q.S [20]:77). ِِ ۡ َ‫ب لَ ُه ْم َمثًًَل ا‬ ‫آء َىا ال ُْم ْر َسلُ ْو َن‬ ْ ‫( َواض ِر‬٧) َ ‫ص ٰح َب الْ َق ْريَة ا ْذ َج‬. /Waḍrib lahum maṡalan aṣhābal-qaryati iż jā‟ahal mursalūn/. Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka. (Q.S [36]:13). ۡ ‫( َو ُخ ۡذ ِب َي ِد َك ضِ ۡغ ًثا َف‬٨) ‫ص ِاب ًرا ؕ ن ِۡع َم ۡال َع ۡب ُد ؕ ِا انهه اَ اواب‬ َ ‫اض ِر ْب ِّبهٖ َو َل َت ۡح َن ۡثؕ ِا انا َو ََ ۡد ٰن ُه‬. /Wakhuż biyadikā ḍigṡān fāḍrib bihī walā taḥnaṡ innā wajadnāhu ṣābirān ni‟ma-l abdu innahu awwābun/ (Q.S [38:44]. Pada ayat di atas, ‫اض ِس ْب‬ ْ / iḍrib/ merupakan kata perintah (fi‟il amr) yang berasal dari kata ‫ض َس َب‬ /ḍaraba/ telah mengalami afiksasi berupa prefiks ‫ء‬/hamzah/ yang َ mengandung makna “kamu (lk)” yang menjadi penanda subjek tunggal, ditandai َ َْ َ‫أ‬/‟anta/ “kamu (lk)”. dengan prefiks ‫ ء‬/hamzah/ membawa makna yang menunjukkan ‫ث‬ sehingga membentuk proses gramatikal afiksasi prefiks. Pada terjemahan ayat di atas kata ْ‫اضْ ِرب‬/ iḍrib/ berarti pukullah, memberi dan membuat perumpamaan. b. Proses Afiksasi Prefiks dan Makna Gramatikal Kata ‫ب‬ ْ ََ /naḍribu/ ُ ‫ض ِس‬ kata ُ‫ ََضْ ِرب‬/naḍribu/ terdapat dalam Q.S Al-„Ankabūt ayat 43, Az-Zukhruf ayat 5, AlHasyr ayat 21.. ِ ‫ض ِربُ َها لِلن‬ ‫َّاس َوَما يَ ْع ِقلُ َها اَِّال ال َْعا لِ ُم ْو َن‬ ُ َ‫ْك ْاالَ ْمث‬ ْ َ‫ال ن‬ َ ‫(وتِل‬١) َ. /watilka al-amṡālu naḍribuhā linnāsi wa mā ya‟qiluhā illā al-„ālimūna/. Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu./ (Q.S [29]:43). 24.

(44) ِ ‫ض ِربُ َها لِلن‬ ‫َّاس ل ََعلَّ ُه ْم يَتَ َف َّك ُرْو َن‬ (٢) َ َ‫ْك ْاالَ ْمث‬ ْ َ‫ال ن‬ َ ‫…وتِل‬.. َ. /watilka al-amṡālu naḍribuhā lin-nāsi la‟allahum yatafakkarūna/. Dan perumpamaanperumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. (Q.S [59]:21). ِّ ‫ب َع ْن ُك ُم‬ ‫ص ْف َحا اَ ْن ُك ْنتُ ْم قَ ْوَما ُم ْس ِرفِ ْي َن‬ ْ َ‫( اَفَ ن‬٣) َ ‫الذ ْك َر‬ ُ ‫ض ِر‬. /afanaḍribu „ankumu ż-żikra safhan an kuntum qawman musrifīn/. Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan Al-Qur‟an kepadamu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas?. (Q.S [43]:5). Pada ayat di atas kata ‫ب‬ ْ ََ/naḍribu/ merupakan verba masa kini (fi‟il muḍari‟) yang ُ ‫ض ِس‬ berasal dari kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/. Verba masa kini. ُ‫ََضْ ِرب‬/naḍribu/ telah mengalami. afiksasi berupa prefiks ٌ /na/ yang mengandung kala kini, dan mengandung makna “kami” yang menjadi penanda subjek jamak. ditandai dengan ٌ /na/ membawa makna yang jamak ٍُ ْ‫ ََح‬/naḥnu/ “kami (lk)” membentuk proses gramatikal yang merupakan proses gramatikal afiksasi prefiks. Pada terjemahan ayat di atas, kata ُ‫ضْرب‬ ِ ََ /naḍribu/ berarti kami buat , dan berhenti menurunkan Al-Qur‟an. c. Proses Afiksasi Prefiks dan Makna Gramatikal Kata ‫ب‬ ْ َ‫ ي‬/yaḍribu/ ُ ‫ض ِس‬ Kata ُ‫ ٌَضْ ِرب‬/yaḍribu/ terdapat dalam Q.S Al-Baqarah ayat 26, Q.S Ar-Ra‟d ayat 17, Q.S Ibrahim ayat 25, Q.S An-Nur ayat 35, Q.S Muhammad ayat 3 sebagai berikut:. .....‫ضةً فَ َما فَ ْوقَ َها‬ ْ َ‫( اِ َّن الل َّو َال يَ ْستَ ِح ْيي اَ ْن ي‬١) َ ‫ب َمثًًَل مَّا بَ ُع ْو‬ َ ‫ض ِر‬. /innallāha lā yastaḥyī an yaḍriba maṡalan mā ba‟ūḍatan famā fawqahā…../ Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lain rendah dari itu…../.(Q.S [2]:26). ‫ال‬ َ َ‫ب الل َّو ْاالَ ْمث‬ ْ َ‫ك ي‬ َ ِ‫… َک ٰذل‬.. (٢) ُ ‫ض ِر‬. /….. każālika yaḍribu l-lāhu l- amṡāla /Demikianlah Allah membuat perumpamaan /(Q.S [13]:17). ِ ‫ال لِلن‬ ‫َّاس ل ََعلَّ ُه ْم يَتَ َذ َّك ُرْو َن‬ َ َ‫ب اللّوُ ْاالَ ْمث‬ ْ َ‫ ) تُ ْؤتِى اُ ُكلَ َها ُك َّل ِح ْي ٍن بِِأ ْذ ِن َربِّ َها َوي‬٣( ُ ‫ض ِر‬. /tu‟tī ukulahā kulla ḥīnin bi‟iżni rabbihā wa yaḍribu l-lāhu l-amṡāla linnāsi la‟allahum yatażakkarūn/. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musimdengan seizinya. 25.

(45) Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (Q.S [14]:25). ِ ‫ال للن‬ .....‫َّاس‬ َ َ‫ب اللّوُ ْاالَ ْمث‬ ْ َ‫ي‬.....(٤) ُ ‫ض ِر‬. / yaḍribu l-lāhu l- amṡāla linnāsi…../Perhatikanlah bagaimana mereka membuat kamu tentang perumpamaan maka sesatlah mereka…../.(Q.S [24]:35). ِ ‫ب اللّوُ لِلن‬ ‫َّاس اَ ْمثَال َُه ْم‬ ْ َ‫ك ي‬ َ ِ‫… َك َذل‬..(٥) ُ ‫ض ِر‬. każālika yaḍribu l-lāhu lilnnāsi amṡālahum/. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka./ (Q.S [47]:3) Pada ayat di atas kata ‫ب‬ ْ َ‫ ي‬/yaḍribu/ merupakan verba masa kini (fi‟il muḍari‟) yang ُ ‫ض ِس‬ berasal dari kata ‫ ضرب‬/ḍaraba/. Verba masa kini ُ‫ ٌَضْ ِرب‬/yaḍribu/ telah mengalami afiksasi berupa prefiks ‫ي‬/ya/yang mengandung makna kala kini dan mengandung makna “Dia (lk)”, sebagai penanda subjek tunggal. ditandai dengan ‫ ي‬/ya/ membawa makna ‫ هو‬/huwa/ “dia (lk)” membentuk proses gramatikal afiksasi prefiks. Pada terjemahan ayat di atas, kata ُ‫ ٌَضْ ِرب‬/yaḍribu/ berarti membuat perumpamaan. 2. Proses Afiksasi Sufiks Proses Afiksasi sufiks kata. ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ /ḍaraba/ dalam Al-Qur‟an. peneliti temukan 11. (sebelas) kata yaitu pada kata ‫ض َربُوا‬ َ / ḍarabū/ , ‫ض َر ْبحُى‬ َ / ḍarabtum/ , ‫ض َر ْبَُا‬/ َ ḍarabnā/. a. Proses afiksasi sufiks dan makna gramatikal kata ‫ض َستُىا‬ َ / ḍarabū/ Kata ‫ض َربُوا‬ َ / ḍarabū/ terdapat dalam Q.S Al-Imran ayat 156, Q.S Al-Isra ayat 48, Q.S Al-Furqan ayat 9, Q.S Az-Zukhruf ayat 58 sebagai berikut:. ِ ِ ‫ض َربُ ْوا فِ ْي ْاالَ ْر‬ .....‫ض اَ ْو َكانُ ْوا غُ ِّزى‬ َ ‫ )يَاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن َء َامنُ ْوا َال تَ ُك ْونُ ْوا َكالَّ ِذيْ َن َك َف ُرْوا َوقَال ُْوا ِِال ْخ َوانِِه ْم اذَا‬١(. /yā ayyuhāl lażīna āmanū lā takūnū kallażīna waqālū liikhwānihim iżā ḍarabū fi I-arḍi aw kānū guzzan…..// „ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orangorang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang:…../. (Q.S [3]:156). 26.

(46) ‫ال فَ َّدل ُْوا فًََل يَ ْستَ ِط ُع ْو َن َسبِْي ًَل‬ َ َ‫َك ا ْالَ ْمث‬ َ ‫( اُنْظُْر َك ْي‬٢) َ ‫ض َربُ ْوا ل‬ َ ‫ف‬. /unẓur kayfa ḍarabū laka l-amṡāla fadallū falā yastaṭī‟ūna sabīlā/. Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar). (Q.S [17]:48). .....‫ضلُّ ْوا‬ َ َ‫َك ْاالَ ْمث‬ َ ‫( اُنْظُْر َك ْي‬٣) َ َ‫ال ف‬ َ ‫ض َربُ ْوا ل‬ َ ‫ف‬. /unẓur kayfa ḍarabū laka l-amṡāla faḍallū…../perhatikanlah bagaimana mereka membuat kamu tentang perumpamaan maka sesatlah mereka…../.(Q.S [25]:9). ِ ‫ك اَِّال ج َدًال بل ُىم قَ وٌم َخ‬ ‫ص ُم ْو َن‬ َ َ‫ض َربُ ْوهُ ل‬ َ ‫( َوقَال ُْوا َءآلِ َهتُ نَا َخ ْي ٌر اَ ْم ُى َو َما‬٤) ْ ْ َْ َ. /waqālū ālihatunā khayrun am huwa mā darabūhu laka illā jadalan bal hum qawmun khaṣimūn/. Dan mereka berkata: “Manakah yang lebih baik Tuhan-Tuhan kami atau dia (Isa)” mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. (Q.S [43]:58). Pada ayat di atas kata ‫ض َستُىا‬ َ /ḍarabū/ merupakan verba masa lampau (fi‟il maḍi) yang berasal dari kata. ‫ب‬ َ ‫ض َر‬ َ , telah mengalami afiksasi berupa sufiks ‫وا‬. /ū/. yang. mengandung makna “mereka (lk)” yang menjadi penanda subjek plural, ditandai dengan sufiks ‫ وا‬/ū/ membawa makna yang menunjukkan ḍamir munfasil jamak ‫هُ ْى‬ /hum/ “mereka (lk)”. sehingga membentuk proses gramatikal afiksasi sufiks. Pada terjemahan ayat di atas, kata ‫ض َرب ُوا‬ َ /ḍarabū/ berarti mengadakan perjalanan, membuat dan memberikan perumpamaan. b. Proses afiksasi sufiks dan makna gramatikal kata ‫ض َس ْتحُى‬ َ / ḍarabtum / Kata ‫ض َر ْبحُى‬ َ / ḍarabtum /terdapat dalam Q.S An-Nisā‟ ayat 94,101, Q.S Al-Maidah ayat 106 sebagai berikut:. ِ .....‫ض َربْتُ ْم فِ ْي َسبِْي ِل الل ِّو فَ تَبَ يَّ نُ ْوا‬ َ ‫( يَاَيُّ َها الَّ ِذيْ َن َء َامنُ ْوا اذَا‬١). /Yā ayyuhāl-lażīna āmanū iżā ḍarabtum fi sabīlil-lāhi fatabayyanū…..// „ Hai orangorang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah…../(Q.S [4]:94). 27.

Referensi

Dokumen terkait

secara logis) dan jelas kepada teman-temannya, guru dan orang lain; (3). Menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematis

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana. Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Isl ā m pada Fakultas

Selanjutnya, muncul pemberitahuan bahwa dalam proses instalasi, interface atau kartu jaringan yang ada pada komputer akan dinonaktifkan untuk sementara waktu, namun

1. Dalam pelaksanaan kegiatan MCA tidak diperlukan dana pendampingan dari Pemerintah seperti yang disyaratkan oleh beberapa lembaga donor yang lain. Namun demikian ada

Untuk peserta Seleksi Tertulis dan Keterampilan Komputer harap mengambil undangan di kantor KPU Kota Jakarta Pusat pada Hari Sabtu tanggal 2 Juli 2016 pukul 01.00 WIB

1) Merancang sistem informasi evaluasi kinerja dosen yang lebih akurat dan komprehensif dengan menggunakan metode 360- degree. 2) Mengembangkan konsep penilaian dosen

Dalam proses pembuatannya menggunakan alur yang sesuai cara kerja dari metode MVC atau CodeIgniter , disini juga membuat Exception Handling untuk memastikan data yang