TINJAUAN PUSTAKA
2.5 Pengertian Makna Gramatikal
Menurut Chaer (2012: 290) makna gramatikal adalah makna yang baru ada kalau terjadi proses gramatikal seperti afiksasi, redupliksasi, komposisi, atau kalimatisasi.
Menurut Djajasudarma makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat.
Al-khuly (1982: 111) berpendapat tentang makna gramatikal:
لاَو اَهِتاَمِلَك ِبْيِتْرَ ت ْنِم ُدِمَتْسُمْلا ُةَلْمُجْلا ىَنْعَم َوُى ِّيِدِعاَوَ ق ىَنْعَم
ِةَّيِفْيِظَوْلا ِتاَمِلَكْلا َو ِمْيِغْنَّ تلا َو ِةَّيِفَّصلا ِقِحاَوَّل
/ma‟nā qawa‟idiyyi huwa ma‟nā jumlatu mustamidu min tartībi kalimātihā wa al-lawāḥiqi aṣ-ṣafiyyati wa at-tangīmi wa al-kalimāti al-wazifiyyati / „makna gramatikal adalah makna kalimat yang berasal dari kategori sufiks, pengucapan, dan kata-kata fungsional‟.
Menurut Nur (36:2019) jenis makna secara oposesional menggolongkan jenis-jenis makna kepada tiga yaitu makna leksikal, makna gramtikal, makna kontekstual.
10
Menurut Nur (2019: 38-39) makna gramatikal adalah makna yang hadir akibat adanya proses gramatika seperti afiksasi (pengimbuhan), komposisi (penggabungan), dan reduplikasi (pengulangan unsur). Seperti َسَفْغَحْسِا „meminta ampun‟ dimana َثْسِا yang bermakna “meminta” dan mendapatkan afiks berupa hamzah أ membentuk verba transitif, , َواَقَأ „mendirikan‟, dan ٌَْىًَُهْعَي „mereka mengetahui‟ yang mendapatkan afiks berupa sufiks ٌو /una/ penanda subyek plural sekaligus penanda modus indikatif. Selain afiksasi yang terjadi pada kata kerja dalam bahasa Arab, afiksasi juga berlaku pada kata benda ( ىسا). Untuk menyatakan bentuk jamak dari kata ىهسي akan mengalami perubahan menjadi ٌىًهسي telah mengalami proses afiks berupa sufiks ٌَىُى /ūna/.
Selanjutnya Nur ( 2019:39 ) menyatakan dalam bahasa Arab alat gramatikal untuk menyatakan jamak digunakan imbuhan ٌَىُى /una/ untuk nominatif (rafa‟) atau ٍَْيِى untuk akusatif (rafa‟) dan juga genetif (jar) seperti مِساَسُي „wartawan‟(tunggal) menjadi
ٌَْىُهِساَسُي (plural bentuk rafa‟ atau nominatif) atau ٌَْىُهِساَسُي „wartawan-wartawan‟ (jamak bentuk rafa‟ atau akusatif dan genetif atau jar) yang digunakan imbuhan تأ /ati/ untuk gender feminin seperti ةَهِساَسُي „wartawan‟ (tunggal) menjadi ت َلَِسَسُي „wartawati-wartawati (plural). Dengan cara lain untuk menyatakan jamak dalam bahasa Arab digunakan juga perubahan internal (internal change) seperti pada ism ب اَحِك „buku‟
(tunggal) menjadi ة ح ك „buku-buku‟ (plural) ثْيَت „rumah‟ (mofrod) ت ْىُيُت „rumah-rumah‟
(plural), دِجْسَي „masjid‟ (tunggal) menjadi ُدِجاَسَي masjid-masjid (plural) dan perubahan pada fi‟il dari kata َسَصََ /nasara/ bermakna “menolong” menjadi َسِصَُ /nusira/ yang bermakna “ditolong”. Penjamakan dengan cara pengimbuhan adalah cara penjamakan yang beraturan dan dapat diramalkan, sedangkan penjamakan dengan cara perubahan internal adalah penjamakan yang tidak beraturan dan tidak bisa diramalkan, sehingga disebut dengan jamak taksir (broken plural).
2.5.1 Afiksasi
Proses makna gramatikal, berdasarkan imbuhan dapat dimaknai dengan makna gramtikal afiksasi.
Menurut Chaer (2012: 177-188) afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses afiksasi ini, terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar, (2) afiks, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Afiks adalah
11
sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat yang diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Dilihat dari posisi melekatnya pada bentuk dasar biasanya dibedakan adanya prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks.
a. Prefiks
Prefiks adalah afiks yang diimbuhkan di muka bentuk dasar,seperti me-pada kata menghibur, un-pada kata Inggris unhappy, dan pan- pada kata Tagalog panular „alat tulis‟. afiks yang diiumbuhkan di depan bentuk dasar, seperti prefiks me- pada kata
„menghibur‟. Infiks adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Contoh infiks el- pada kata telunjuk. Sufiks adalah afiks yang yang diiumbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Contoh dalam bahasa Indonesiasufiks –kan pada kata „bagikan‟.
Sedangkan konfiks adalah sedangkan konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi.
Yaitu bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar dan bagian kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Contoh dalam bahasa Indonesia ada konfiks per-/-an seperti dalam kata pertemuan. Contoh interfiks banyak dijumpai dalam bahasa Indo German, sedangkan transfiks dijumpai dalam bahasa semit (Arab dan Ibrani). (Chaer, 2012: 178-179).
b. Infiks
Infiks adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Dalam bahasa Indonesia, misalnya infiks –el– pada kata telunjuk, dan –er- pada kata seruling; dalam bahasa Sunda –ar- pada kata barulak dan tarahu.
c. Sufiks
Sufiks adalah afiks yang diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia sufiks –an pada kata bagian, dan sufiks –kan pada kata bagikan.
d. Konfiks
Konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi, yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar, dan bagian yang kedua bagian dari afiks itu dianggap sebagai satu kesatuan, dan pengimbuhannya dilakukan sekaligus, tidak ada yang lebih dahulu, dan tidak ada yang lebih kemudian. Dalam bahasa ke-/-an seperti pada kata keterangan, dan konfiks ber-/-an seperti terdapat pada kata berciuman.Masalah kedua mengenai konfiks dalam bahasa Indonesia mengenai bentuk me-/-kan. Umpamanya kata melewati dan
12
melewatkan, lewat diimbuhkan afiks derivatif –i atau –kan, sehingga menjadi lewati dan lewatkan.
e. Interfiks
Interfiks adalah sejenis infiks atau elemen penyambung yang muncul dalam proses penggabungan dua buah unsur. Contohnya dalam bahasa Inggris Tag (unsur 1), Reise (unsur 2), Tag.e.reise (gabungan), maknanya „day‟s journey‟.
f. Transfiks
Transfiks adalah afiks yang berwujud vokal-vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar.
Al-khuly (1982:8) mengemukakan tentang afiksasi dalam bahasa Arab:
ُ َلَِخاَد ْوَأ ُهَدْعَب ْوَأ ِرْذُجُلا َلْبَق ِةَدِئاَز ُةَفا َضا : ِدِئاَوَزلا ُةَفا َضا
ٍةَدِدَج ٍةَمَِكَ ٍقاَقِت ْ شلا
/ idhafatu al-zawaidi: idhafatu zaidatin qabla al-juzri aw ba‟dahu aw dakhilahu li‟isytiqaqin kalimatin jadidatin/. „afiksasi: penambahan afiks sebelum akar kata, sesudahnya, atau disisipkan padanya untuk mendapatkan kata yang baru‟.
2.5.2 Komposisi
Menurut Kridalaksana(1989:104) komposisi ialah proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata.
Menurut Chaer (2012 :185) komposisi adalah hasil dari proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah kontruksi yang memiliki identitas leksikal yang berbeda atau baru.
Berikut adalah contoh dari proses komposisi dalam Bahasa Indonesia : lalu lintas, daya juang, rumah sakit. Dalam bahasa Inggris : blackboard, bluebird, dan greenhouse.
Dalam Bahasa Arab : ولاكارٍخا /akhīrulkalāmi/ دوسلأارجح /ḥajarulaswadi/. (Nanlohy, 2015; 14).
Dalam bahasa Arab proses afiksasi dapat diperdalami melalui pada kata kerja (wazan) tsulasi mujarrad dari 6 (enam) wazan menurut ِحِضاَوْنا ُفٌِْرْصَّحنا( tt:5-8 ).
ََلَعَ ف
َ لِعْفَ ي
– /fa‟ala – yaf‟ilu/,َ ل عْفَ ي
–ََلَعَ ف
/fa‟ala – yaf‟ulu/,َ لَعْفَ ي
–ََلَعَ ف
/fa‟ala – yaf‟alu/ََلِعَف
ََعْفَ ي
–َ ل
/fa‟ila – yaf‟alu/,َ لِعْفَ ي
–ََلِعَف
/fa‟ila – yaf‟ilu/,َ ل عْفَ ي
–ََل عَ ف
/fa‟ula – yaf‟ulu/.13
Kata
ََبَرَض
memiliki wazanَ لِعْفَ ي
–ََلَعَ ف
/fa‟ala – yaf‟ilu/, berikut ini dapat dilihat bentuk perubahan kata maḍi dan muḍari‟.Wazan Kata
ََلَعَ ف
/fa‟ala/14 ِحِضاَوْنا (tt : 20-21) melalui tabel sebagai berikut:
Wazan kata َبَرَض/ ḍaraba /
15