SKRIPSI
Oleh:
Ikvini Nur Dinisah NIM: U20181110
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
JANUARI 2023
(Kajian Semantik Toshihiko Izutsu)
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
Oleh:
Ikvini Nur Dinisah NIM: U20181110
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
JANUARI 2023
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Agama (S1)
Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
Oleh:
Ikvini Nur Dinisah NIM: U20181110
Disetujui Pembimbing:
Dr. H. Safrudin Edi Wibowo, Lc., M.Ag NIP. 19730310 200112 1 002
iii
(Kajian Semantik Toshihiko Izutsu)
SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
Hari : Rabu
Tanggal : 04 Januari 2023 Tim Penguji Ketua
Dr. Uun Yusufa,. M.A NIP. 198007162011011004
Sekretaris
Irfa‟Asy‟at Firmansyah, M.Pd.I.
NIP. 201907179
Anggota :
1. Dr. Fawaizul Umam, M. Ag ( )
2. Dr. H. Safrudin Edi Wibowo, Lc., M.Ag ( )
Menyetujui
Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora
Prof. Dr. M. Khusna Amal, S. Ag., M. Si NIP. 197212081998031001
“Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.” (Q.S. Al-Ma‟ârij Ayat 5)
Alhamdulillâhi Rabbil „Alamîn, dengan ini saya mengucapkan syukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada saya sehingga sampai detik ini saya bisa menyelesaikan tugas akhir perkuliahan jenjang strata satu. Dengan rasa hormat dan kasih sayang karya tulis ini saya persembahkan kepada:
1. Ayahanda (Abdul Chamid) dan Ibu (Mubtadiatul Wardiyah), yang selalu memberikan dukungan, semangat serta kasih sayang yang begitu tulus dan kesabaran yang tiada hentinya dalam mendidik dan mengajarkan banyak hal. Tidak lupa do‟a yang selalu menyertai dalam setiap langkah demi langkah kesuksesan penulis.
2. Kakak (Ulil Nuraini) yang selalu memberikan dukungan dan do‟a untuk penulis dalam berproses hingga saat ini.
3. Ahmad Amri Wahyudi yang sudah memberikan kontribusi waktu dan tenaganya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Serta saudara dan rekan-rekan yang telah membantu menyusun skripsi ini.
Semoga Allah senatiasa meridhoi-Nya, Aamiin.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt. yang memberikan rahmat, taufiq, nikmat serta hidayah-Nya, sehingga penelitian ini bisa terselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Baginda Rasulullah Saw. Sang pembawa risalah agung berupa agama Islam bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Penulis menyadari masih ada kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, namun berkat ikhtiar penulis beserta kontribusi berupa dukungan, do‟a, dan bimbingan dari pihak terkait, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof Dr. H. Babun Suharto, S. E., M. M., selaku rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
2. Bapak Prof. Dr. M Khusna Amal, S. Ag., M. SI. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
3. Bapak H. Mawardi Abdullah, Lc., M.A. selaku Ketua Program Studi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
4. Bapak Dr. H. Safrudin Edi Wibowo, Lc., M. Ag. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh keikhlasan untuk meluangkan waktu dan kesabaran dalam membimbing dan memberikan arahan sehingga penelitian ini selesai dengan baik.
Universitas Isam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan pengalaman selama proses belajar, baik dari ilmu maupun pelayanan yang diberikan.
6. Seluruh yang membantu serta memberikan motivasi, do‟a dan semangat kepada penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan pada penelitian ini. Penulis memohon maaf atas kesalahan, kelalaian, maupun kekurangan dalam penyusunan penelitian ini. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan dan dapat disampaikan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Penulis berharap agar skripsi ini berguna sebagai tambahan ilmu pengetahuan serta dapat memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya bagi mahasiswa Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
Jember, 4 Januari 2023 Penulis
Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember tahun 2021.
Awal Tengah Akhir Sendiri Latin/Indonesia
ا ﺎ ﺎ ا a/i/u
ﺑ ﺒ ﺐ ﺏ b
ﺗ ﺘ ﺖ ﺕ t
ﺛ ﺜ ﺚ ﺙ th
ﺟ ﺠ ﺞ ﺝ J
ﺣ ﺤ ﺢ ﺡ h
ﺧ ﺨ ﺦ ﺥ kh
ﺩ ﺪ ﺪ ﺩ d
ﺫ ﺬ ﺬ ﺫ dh
ﺭ ﺮ ﺮ ﺭ r
ﺯ ﺰ ﺰ ﺯ z
ﺳ ﺴ ﺲ ﺱ s
ﺷ ﺸ ﺶ ﺵ sh
ﺻ ﺼ ﺺ ﺹ s{
ﺿ ﻀ ﺾ ﺽ d{
ﻃ ﻄ ﻂ ﻁ t{
ﻇ ﻈ ﻆ ﻅ z{
ﻋ ﻌ ﻊ ﻉ „(ayn)
ﻏ ﻐ ﻎ ﻍ gh
ﻓ ﻔ ﻒ ﻑ f
ﻗ ﻘ ﻖ ﻕ q
ﻛ ﻜ ﻚ ﻙ k
ﻟ ﻠ ﻞ ﻝ l
ﻣ ﻤ ﻢ ﻡ m
ﻧ ﻨ ﻦ ﻥ n
ﻫ ﻬ ﻪ،ﺔـ oﺓ، h
ﻭ ﻮ ﻮ ﻭ w
ﻳ ﻴ ي ي y
Untuk menunjukkan bunyi hidup panjang (madd) caranya dengan menuliskan coretan horizontal (macron) diatas huruf â (آ î (ٌإ) dan û (وأ).
Ikvini Nur Dinisah, 2022: MAKNA SEMANTIK KATA SABAR DALAM AL-QUR’ÂN
(Kajian Semantik Toshihiko Izutsu).
Kata Kunci: Sabar, Semantik, Al-Qur’ân.
Al-Qur‟an merupakan kalam Allah sebagai petunjuk ataupun pedoman hidup bagi umat muslim. Dalam kehidupan tidak terlepas dari suatu cobaan maupun musibah, tentunya Al-Qur‟an juga berperan penting dalam memecahkan suatu permasalahan kehidupan. Realitanya yang sering terjadi di tengah masyarakat yaitu kurangnya pengaplikasian dari sikap sabar. Banyak diantara orang-orang hanya dapat berkata sabar saja namun tidak mengetahui maknanya dan terkadang tidak sesuai dengan perilakunya.
Dalam Al-Qur‟an terdapat banyak ayat-ayat yang membahas kata sabar.
Untuk menganalisis ayat-ayat Al-Qur‟an tersebut, penulis menggunakan pendekatan semantik Al-Qur‟an. Salah satu cabang ilmu tentang bahasa yang mengkaji tentang makna kosa kata yaitu semantik. Dalam hal ini, penulis memilih semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu yaitu seorang ahli bahasa berasal dari Jepang.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berdasarkan pada riset kepustakaan (library research) yang bersifat deskriptif-analisis. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan linguistik (bahasa). Pendekatan linguistik atau bahasa yang dimaksud pada penelitian ini adalah dengan pendekatan semantik.
Hasil dari penelitian ini adalah kata sabar memiliki makna dasar yang berarti “tahan”. Dengan kata lain sabar dapat diartikan sebagai sikap yang tidak lemah, tidak mudah putus asa dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan oleh Allah Swt. Adapun makna relasionalnya ialah bertahan serta percaya janji Allah berupa nikmat dan pertolongan didunia dan di akhirat bagi orang yang bersabar dengan baik atas segala ketetapan-ketetapanNya.
Pengaplikasian sikap sabar sangat dibutuhkan dan diperlukan untuk kehidupan manusia sehari-hari, dengan bersabar menjadikan diri lebih mudah menerima keadaan dan lebih mudah mengambil keputusan ataupun memecahkan suatu permasalahan.
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. Fokus Kajian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Istilah ... 9
F. SistematikaPembahasan ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
A. Penelitian Terdahulu ... 12
B. Kajian Teori... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 28
B. Teknik Pengumpulan Data ... 29
BAB IV PEMBAHASAN ... 31
A. Ayat-ayat tentang Sabar dalam Al-Qur‟an ... 31
B. Makna Dasar dan Makna Relasional Kata Sabar ... 40
C. Weltanschauung ... 68
D. Relevansi Pengaplikasian Sikap Sabar dan Resiliensinya dalam Kehidupan Sehari-hari... 69
BAB V PENUTUP ... 76
A. Kesimpulan... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
BIODATA PENULIS
A. Konteks Penelitian
Kitab suci Al-Qur‟an adalah kitab pedoman hidup, kepercayaan, dan petunjuk bagi umat muslim. Al-Qur‟an diturunkan kepada hambanya yang mulia yaitu Nabi besar Muhammad Saw. melalui perantara dari malaikat Jibril kepada umat manusia untuk menjadikan pedoman dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.
Dalam menjalani kehidupan, keberadaan manusia sebagai salah satu makhluk ciptaan Allah dimuka yang mempunyai peranan penting dalam menjalankan fungsinya sebagai khalifah dimuka bumi.1Al-Qur‟an juga berperan penting dalam memecahkan suatu permasalahan yang terjadi ditengah masyarakat. Dalam menjalani kehidupan, manusia pasti akan mengalami kesulitan dan cobaan hidup yang akan dapat menenggelamkan kedalam perilaku yang buruk, keputus asaan atau pun kekecewaan yang bisa mengakibatkan depresi. Ujian dan cobaan adalah hal yang lekat dalam kehidupan. Ada ujian berupa musibah, ada juga ujian berupa kesenangan.
Realitanya yang sering terjadi di tengah masyarakat yaitu kurangnya pengaplikasian dari sikap sabar. Banyak diantaranya yang hanya dapat berkata sabar saja namun tidak mengetahui maknanya dan terkadang tidak sesuai pada perilakunya. Diantaranya yaitu seperti mudah menyerah dalam mengejar impian ataupun cita-citanya, sikap sabar sangat diperlukan pada hal ini, karena
1 Rahmat Ilyas, “Manusia Sebagai Khalifah dalam Perspektif Islam” Jurnal Mawa’izh: Vol. 1, No.
7, (2016), 170
semakin tinggi mimpi, semakin banyak pula stok kesabaran yang dibutuhkan.
Agar seseorang itu kuat menjalani seluruh tahapannya, karena kesuksesan itu tidaklah instan pasti terdapat tahapan prosesnya. Serta agar kuat menghadapi orang-orang yang mungkin meremehkan karena tak kunjung berhasil mencapai impian tersebut.
Kemudian sulitnya menahan hawa nafsu. Setiap orang memiliki keinginan yang biasanya ingin diwujudkan dengan cara cepat. Keinginan tersebut terkadang mengalahkan kebutuhan, sehingga tidak pantas bila diwujudkan. Orang yang mampu menahan hawa nafsu untuk mewujudkan keinginannya adalah termasuk ke dalam orang yang sabar.
Lalu sulitnya memaafkan kesalahan orang lain. Tingkat kesabaran yang termasuk tinggi ialah dapat memaafkan kesalahan orang lain tanpa menyimpan rasa dendam sedikitpun ataupun berkeinginan untuk membalasnya. Tidak banyak seseorang bisa menerapkan perilaku ini, sehingga cukup jarang seseorang mampu untuk dapat bertahan.
Kekerasan pada anak juga sering terjadi di kalangan masyarakat saat ini. Padahal hal itu tidak baik karena akan memberikan dampak bagi anak tersebut, bahkan dalam jangka panjang yang berarti sampai anak itu dewasa.
Mendisplinkan anak dapat menjadi salah satu hal yang paling menantang serta menguji kesabaran bagi orang tua. Dalam kebanyakan kasus bila anak tersebut susah untuk dinasehati dan tidak patuh kepada orang tuanya, maka orang tua terkadang mengeraskan suaranya serta menggunakan kekerasan seperti pemukulan dan lain sebagainya.
Fenomena selanjutnya adalah yang sedang terjadi belakangan ini yaitu pandemi virus Covid-19 yang dialami hampir seluruh warga dunia merasakan dampaknya. Pandemi ini menyebabkan aktifitas-aktifitas masyarakat tidak berjalan normal seperti sebelumnya. Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, namun juga memengaruhi pada kondisi pendidikan, perekonomian, serta kehidupan sosial bermasyarakat.
Bagaimana pun, musibah itu tidak dapat dihindari, sehingga dalam menghadapi musibah atau ujian menuntut kita untuk selalu bersabar. Sebagai seorang muslim, seharusnya meyakini bahwa ujian adalah bagian dari qadha (ketetapan) Allah, untuk itu sikap seorang muslim adalah ridha dalam menjalaninya dan menerimanya. Makna ujian sendiri sudah dijelaskan dalam Al-Qur‟an pada Q.S Al-Baqarah ayat 155
Artinya :“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Sebagai hamba Allah, manusia tidak terlepas dari segala cobaan, baik cobaan yang berhubungan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.
Terlepas dari segala kesulitan dan kesusahan tersebut, sehingga diperlukan suatu sifat yang dapat menjaga seorang muslim dari kejatuhannya, agar
seorang muslim tidak putus asa dan tidak mudah menyerah yaitu dengan sifat sabar.2
Sabar dalam istilah agama Islam ialah teguh serta tahan melawan hawa nafsu atas apa yang menghadapinya.3 Kata sabar mempunyai lingkup yang cukup luas dalam Al-Qur‟an. Sabar merupakan salah satu akhlak yang utama, karena dengan sabar manusia akan terhidar dari perbuatan yang buruk.
Banyak masyarakat yang kurang akan memahami makna dari kata sabar tersebut, misalnya terkadang seseorang itu hanya berkata sabar saja tetapi tidak sesuai dengan sikap atau perilakunya. Dan juga kebanyakan orang tidak sadar bahwa dirinya sendiri itu masih belum bisa dikatakan benar-benar sabar dalam menghadapi permasalahan. Kata sabar berasal dari bahasa Arab shabara-shaburo-shabran-shabaratan yang berartikan “menanggung” atau
“menahan sesuatu” yang berarti sabar tidak tergesa-gesa, tidak membalas apapun itu, dan menunggu dengan tenang. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sabar merupakan tahan dalam menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tenang, tidak tergesa- gesa, dan tidak terburu dengan nafsu).4
Sabar bukan hanya disaat manusia mendapat ujian atau musibah saja dari Allah seperti yang sebagian besar orang ketahui, namun sabar juga meliputi sabar dalam mendidik anak, sabar dalam mencari rezeki, sabar dalam
2Fadli, Sabar Perisai Seorang Mukmin oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, (Jakarta: Pustaka Azzam, 1999), hal. 11
3 Al-Ghozali, Bimbingan untuk Mencapai Tingkatan Mukmin Bandung: CV Diponegoro, 1994.
hal. 321
4 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1993. hal. 763
menunggu sesuatu, sabar dalam peperangan, sabar dalam perbedaan pendapat, dan sabar dalam melaksanakan segala perintah Allah serta menjauhi larangan- Nya. Dari sinilah, manusia dapat memahami mengapa Al-Qur‟an menjadikan sabar sebagai syarat bagi kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat, sebagai tiket masuk ke surga, sabar juga mencangkup semua cabang iman dan akhlak dalam Islam. Dengan sikap sabar dalam membuat keberhasilan juga kebahagiaan di akhirat nanti. Abu Thalib al-Makky berkata dalam kitabnya Qutal Qulub.5
“Ketahuilah bahwa sabar itu kunci untuk masuk syurga dan keselamatan dari neraka karena telah dinyatakan dalam hadits. “Syurga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, dan neraka dikelilingi oleh syahwat”
Karena itulah seorang mukmin perlu bersabar terhadap hal-hal yang tidak disukai agar dapat masuk surga dan bersabar untuk menjaga syahwat agar dapat terhindar dari api neraka.
Seringkali terjadi kesalahpahaman diantara masyarakat yang satu dengan yang lain dalam permasalahan yang sederhana sehingga menyebabkan terjadinya kasus-kasus kriminal dan pelanggaran hukum. Itulah pentingnya menanam sifat sabar didalam diri agar terhindar dari emosi yang berlebih ataupun amarah pribadi. Menanamkan sifat sabar memang tidaklah mudah dilakukan dalam diri sendiri maupun bermasyarakat. Pada umumnya
5 Yusuf Al-Qardhawy, Sabar, sifat Orang Beriman: Tafsir Tematik Al-Qur’an. Jakarta: Rabbani Press, 2003 hal. 22
masyarakat masih jarang bisa menanamkan sikap sabar dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam Al-Qur‟an sendiri banyak menyebutkan mengenai kata sabar atau kesabaran dalam berbagai situasi dan kondisi. Terdapat sebanyak 91 ayat Al-Qur‟an yang berkaitan dengan kata sabar dalam berbagai bentuk konteksnya. Dari sekian banyaknya ayat yang berkaitan dengan sabar pasti akan berbeda maknanya dengan ayat yang lain.
Untuk menganalisis ayat-ayat Al-Qur‟an yang telah disebutkan, penulisakan menggunakan pendekatan semantik Al-Qur‟an. Salah satu cabang ilmu tentang bahasa yang mengkaji tentang makna kosa kata yaitu semantik.
Para ahli bahasa memahami ilmu semantik ini adalah sebagai studi tentang makna.6
Dalam hal ini, penulis memilih semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu yaitu seorang ahli bahasa berasal dari Jepang. Ia menguasai lebih dari 30 bahasa, termasuk bahasa Persia, Sansekerta, Pali, Cina, Rusia, dan Yunani. Kemampuannya dalam bidang bahasa tersebut memungkinkan untuk melakukan penelitian terhadap kebudayaan-kebudayaan dunia dan menjelaskan secara spesifik berbagai sistem keagamaan dan filsafat melalui bahasa aslinya.
Tosihiko Izutsu adalah sarjana non-muslim yang ikut berkontribusi dalam perkembangan kajian Al-Qur‟an. Maka dari pemaparan konteks penelitian tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji teori makna semantik Toshihiko Izutsu terhadap Al-Qur‟an pada penelitian ini dengan judul MAKNA
6 Aminudddin, Semantik Pengantar Studi Tentang Makna, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011), hlm. 15.
SEMANTIK KATA SABAR DALAM AL-QUR’ÂN (Kajian Semantik Toshihiko Izutsu).
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:
1. Apa makna dasar dan makna relasional kata sabar menurut Al-Qur‟an dalam perspektif semantik Toshihiko Izutsu?
2. Bagaimana relevansi makna kata sabar secara kontemporer terhadap kehidupan umat Islam?
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai yakni secara umum untuk menambah wawasan keilmuan. Adapun secara spesifik tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengungkap makna dasar dan makna relasional dari kata sabar dalam Al-Qur‟an menggunakan perspektif semantik Toshihiko Izutsu.
2. Untuk mengetahui relevansi makna sabar terhadap kehidupan sehari-hari umat Islam secara kontemporer.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis, adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan meningkatkan khazanah keilmuan Fakultas Ushuluddin Adab dan
Humaniora khususnya pada prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan masukan ataupun melengkapi referensi bagi penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman bagi peneliti, yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan secara luas mengenai Kajian Semantik Terhadap Kata Sabar dalam Al-Qur‟an.
b. Bagi Universitas Islam Negeri KH Achmad Shiddiq Jember
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dedikasi untuk memperkaya referensi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur bacaan di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember khususnya dalam bidang semantik serta dapat menjadi referensi ataupun acuan untuk para peneliti selanjutnya.
c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai semantik terutama mengenai makna kata sabar dalam Al- Qur‟an. Selain itu, akan menumbuhkan kesadaran bahwa kajian kebahasaan (semantik) dalam Al-Qur‟an tidak bisa dipandang sebelah mata, namun memiliki peran penting untuk menyikapi makna dari sebuah kosa-kata Al-Qur‟an.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah merupakan penjelasan terkait istilah-istilah penting yang menjadi suatu titik perhatian penelitian dalam sebuah judul penelitian tersebut.
Dalam hal ini berfungsi untuk meemperjelas suatu judul serta maksud dari penulis terkait yang akan ditelitinya. Adapun istilah-istilah penting dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Semantik
Semantik ialah telaah makna. Semantik merupakan ilmu yang menelaah tanda-tanda atau lambang-lambang yang menyatakan makna, hubungan antara makna yang satu dengan makna yang lain serta pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat, menelaah berbagai makna kata, perkembangan, serta perubahannya.7 Semantik merupakan kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual Weltanschauung atau yang berarti pandangan dunia masyarakat yang menggunakan bahasa itu, tidak hanya sebagai alat bicara dan berpikir saja, namun yang lebih penting juga pengkonsepan dan penafsiran dunia yang melingkupinya.8
2. Sabar
Secara etimologi lafal kata sabar berasal dari tiga komponen huruf, yaitu al-shad, al-ba’, dan al-ra’. Pada dasarnya, sebuah kata yang tersusun dari tiga huruf tersebut juga memiliki tiga kandungan makna, yaitu:
7 Henry Guntur Taringan, Pengajaran Semantik, Bandung: CV Angkasa, 2015, hal. 7
8 Toshihiko Izutsu Pengantar: Machasin, Relasi Tuhan dan Manusia (Pendekatan Semantik terhadap Al-Qur’an) Yogyakarta: Tiara Wacana 1997 hal. 3
Pemenjaraan (al-habs), puncak sesuatu (a’ali al-syai’) dan salah satu jenis batu yang kuat dan kasar permukaannya.9
Dengan makna pertama tersebut, dapat dipahami bahwa sabar merupakan sebuah pemenjaraan hawa nafsu yang memicu manusia untuk berbuat perilaku yang negatif. Kemudian makna kedua tersebut, bisa dipahami bahwa ketika seseorang bersabar maka ia telah mencapai puncak dan akhir dari tujuannya, yaitu selamat di dunia maupun di akhirat serta ia termasuk dalam kategori manusia yang tinggi kemuliaannya. Lalu dengan makna yang ketiga, dapat kita pahami bahwa sabar itu membuat seseorang kuat dan tegar menghadapi berbagai ujian dan masalah kehidupan dengan menerapkan sikap optimis dan berusaha mencari solusinya.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata sabar merupakan tahan dalam menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, tenang, tidak tergesa-gesa, dan tidak terburu dengan nafsu).10
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan yang dimulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan adalah berbentuk deskriptif naratif, bukan seperti
9 Abu al-Husain Ahmad Ibn Faris Ibn Zakariyya, Maqayis al-Lugah, jilid 3 (Beirut: Dar al-Fikr, 1979), h. 329.
10 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1993. hal. 763
daftar isi.11 Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah, dan sistematis, maka disusunlah sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab pertama, berisi pendahuluan. Dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, pemaparan tentang tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, serta sistematika pembahasan.
Bab kedua, merupakan uraian tentang kajian pustaka yang terdiri dari dua bagian, yaitu kajian terdahulu dan kajian teori. Dimana kajian terdahulu akan menguraikan tentang tulisan-tulisan atau penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Sedangkan dalam kajian teori akan dijadikan sebagai landasan teoritis dalam menguraikan isi gagasan pada penelitian ini.
Bab ketiga, dalam bab ini berisi metode penelitian yang mencakup pendekatan dan jenis penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.
Bab keempat, dalam bab ini berisikan analisis semantik tentang kata sabar di dalam Al-Qur‟an terdiri dari beberapa sub bab antara lain, analisis ayat-ayat sabar di dalam Al-Qur‟an, makna dasar dan makna relasional kata sabar, serta relenasi makna kata sabar dalam kehidupan sehari-hari.
Bab kelima, merupakan penutup penelitian ini yang berisi kesimpulan atau hasil dari analisis yang telah diteliti dan saran-saran.
11 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember)
KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasan, baik penelitian yang telah dipublikasikan atau yang belum dipublikasikan (skripsi, jurnal, tesis, disertasi, dan lain sebagainya).
Dengan melakukan langkah ini, maka bisa terlihat akan sejauh mana originalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan. Adapun penelitian terdahulu yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Skripsi yang berjudul “Sabar dalam Al-Qur‟an (Analisis Perbandingan Fi Zhilal Al-Qur‟an dan Tafsir Al-Azhar)” yang ditulis Agus Suprianto, mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008. Dalam skripsi ini berfokus membandingkan penafsiran Sayyid Qutb pada kitab Fi Zhilal Al-Qur‟an dan Hamka pada kitab Tafsir Al-Azhar mengenai pemahaman makna sabar. Karena menurut penulis pada skripsi ini, Sayyid Qutb dan Hamka hampir memiliki latar belakang yang sama dan memiliki pengalaman dalam menghadapi kesulitan atau penderitaan dengan sabar.
Diperoleh hasil bahwa persamaan penafsiran Sayyid Qutb dan Hamka adalah sabar merupakan kembalinya mengingat kepada Allah ketika menghadapi segala musibah, melakukan ibadah atau berdakwah di jalan Allah harus dilakukan secara istiqomah serta harus menahan diri dari
tidak melakukan maksiat. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama mengkaji kata sabar dalam Al-Qur‟an dan menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu mencari dan mengumpulkan berbagai literatur yang relevan dengan pokok masalah dari makna sabar tersebut.
Adapun perbedaannya yaitu terletak pada pendekatan penelitiannya. Ia menggunakan dua pendekatan, yaitu deskripsi analitis dan komparatif. Deskripsi analitis adalah mendeskripsikan data-data yang telah ada baik primer maupun sekunder, lalu menganalisanya sehingga menghasilkan kesimpulan. Sedangkan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan dua pendapat tersebut, sehingga ia mengetahui persamaan dan perbedaan pada penafsiran dari dua kitab tersebut.
Perbandingan yang dilakukan itu mencakup metode dan corak serta menafsirkan keduanya tentang sabar.12
2. Buku yang berjudul Relasi Antara Tuhan dan Manusia karya Toshihiko Izutsu. Pada bagian awal buku ini membahas tentang semantik, kajian semantik, medan semantik, dan menjelaskan tentang langkah-langkah penelitian yang harus ditempuh bagi seseorang yang ingin mengkaji Al- Qur‟an menggunakan pendekatan ilmu semantik sebagai alat bantunya.
Setiap kata memiliki makna dasarnya. Dan setiap kata yang memiliki makna dasar bisa dijadikan objek bagi penelitian semantik.13
12Agus Suprianto, “Sabar dalam Al-Qur‟an (Analisis Perbandingan Fi Zhilal Al-Qur‟an dan Tafsir Al-Azhar)”, (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008).
13 Toshihiko Izutsu Pengantar: Dr. Machasin, Relasi Tuhan dan Manusia (Pendekatan Semantik terhadap Al-Qur’an) Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,1997, hal.4
3. Skripsi yang berjudul “Pendekatan Semantik Terhadap Makna Kata Adzab dan Padanannya Dalam Al-Qur‟an” ditulis oleh Giska Putri Helmina, mahasiswi Tafsir Hadits Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Dalam skripsinya, ia menggunakan pendekatan semantik terhadap penelitiannya.
Persamaan dari penelitian ini yaitu teori semantik yang digunakannya mengambil dari teori Toshihiko Izutsu, seorang tokoh semantik yang terkenal berasal dari Jepang. Tetapi perbedaannya terletak pada makna kata yang akan diteliti.
4. Skripsi yang berjudul Konsep Sabar dalam Al-Qur‟an (Pendekatan Semantik) ditulis oleh Mahadi Sipahutar, mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2013. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan ayat-ayat yang membahas tentang kata sabar dengan berbagai derivasinya. Penafsiran para ulama juga tidak terlepas dalam menentukan makna kata sabar yang terkandung dalam suatu ayat dan juga tidak lepas dari kamus-kamus, kitab-kitab yang membahas tentang sabar ini.
Adapun persamaannya yaitu sama meneliti tentang makna sabar didalam Al-Qur‟an menggunakan pendekatan semantik, juga perbedaannya terletak pada teori yang digunakan. Penulis mencoba untuk memadukan teori semantik tentang makna yang ditulis oleh J.D. Parera
dalam buku teori semantik edisi kedua. Yaitu memakai teori referensial, teori mentalisme, serta teori kontekstual.
5. Skripsi yang berjudul “Konsep Sabar Ibnu Qayyim Al-Jauzzy dan Relevansinya Dengan Kesehatan Mental” ditulis oleh Ahmad Ainur Rofiq, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tahun 2019. Dalam skripsi ini membahas konsep Sabar menurut Ibnu Qayyim al-Jauzzy, dan relevansi pemikiran Ibnu Qayyim al-Jauzzy tentang sabar dengan kesehatan mental.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabar dalam pandangan Ibnu Qayyim yaitu sabar dapat menjadikan jiwa sesorang menjadi thuma’ninah (tenang) dalam menghadapi berbagai macam rintangan atau musibah.
Sementara sabar relevansinya dengan kesehatan mental adalah sabar dapat membentuk integrasi dalam diri seseorang. Integrasi diri berarti adanya keseimbangan adanya kekuatan jiwa dalam diri, kesatuan pandangan dalam hidup, dan kesanggupan dalam mengatasi stress.14
Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang sabar dan sama-sama menggunakan metode studi pustaka (Library Reseach) serta memiliki kesamaan penelitian ini bersifat kualitatif. Adapun perbedaannya yaitu terletak pada fokus pembahasan dari penelitian ini adalah konsep sabar dan relevansinya dengan kesehatan mental menurut pandangan Ibnu Qayyim al-Jauzzy,
14 Ahmad Ainur Rofiq, “Konsep Sabar Ibnu Qayyim al-Jauzzy dan Relevansinya dengan Kesehatan Mental”, (Skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2019).
sedangkan penelitian yang akan dilakukan ialah mengkaji kata sabar menurut Al-Qur‟an dengan pendekatan semantik.
6. Skripsi yang berjudul “Konsep Sabar dalam Surat Al-Kahfi dan Implikasinya dalam Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Ibnu Katsir)” yang ditulis oleh Sundari, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Curup tahun 2018. Pada skripsi ini berfokus mengulik kata sabar didalam surat Al-Kahfi. Kajian Al-Qur‟an tentang sabar biasanya menjadi salah satu bentuk kajian tafsir maudhui, dan ini sudah banyak dilakukan.
Penelitian ini menggunakan paradigma keilmuwan integralistik, dan mencoba mengaitkannya dengan pendekatan tafsir, serta membandingkannya dengan tafsir yang lainnya. Penulis juga menjelaskan tentang pendidikan islam yaitu merupakan suatu sistem yang memungkinkan seseorang tersebut dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi.
Persamaan dari penelitian ini adalah sama membahas sabar serta sama menggunakan metode kepustakaan (Library Research). Adapun perbedaan dari penelitian ini adalah peneliti berfokus membahas sabar pada Q.S. Al-Kahfi dan mengaitkan dengan tafsir Ibnu Katsir kemudian mengimplikasikannya dalam pendidikan islam.
7. Jurnal yang berjudul “Aktualisasi Konsep Sabar Dalam Perspektif Al- Qur‟an (Studi Terhadap Kisah Nabi Ayyub)” yang ditulis oleh Ulfa Muaziroh dan Zukhrifa ‟Amilatun Sholiha Mahasiswa Institut Agama
Islam Islam Negeri Salatiga tahun 2018. Pada jurnal ini membahas konsep-konsep sabar yang terdapat di dalam Al-Qur‟an dan menelaah kisah perjalanan hidup dari Nabi Ayyub dan istrinya yang senantiasa sabar dalam menghadapi berbagai cobaan dan ujian dari Allah SWT. Cobaan Nabi Ayyub tersebut yaitu berupa, diambil hartanya dalam sehari, diambil anaknya dalam sehari, dan ditimpa penyakit dalam sehari pula.15
Adapun persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang sabar dan sama-sama menggunakan metode studi kepustakaan (Library Research). Adapun perbedaan dari penelitian ini yaitu tidak menggunakan pendekatan semantik namun mengkaji konsep sabar dalam penafsiran Al-Qur‟an dan berdasarkan kisah kehidupan dari Nabi Ayyub as.
8. Jurnal yang berjudul “Sabar : Sebuah Konsep Psikologi” yang ditulis oleh Subandi, mahasiswa Falkultas Psikologi Universitas Gadjah Mada tahun 2011. Pada jurnal ini membahas konsep sabar dalam berbagai agama, baik yang ada dalam kitab suci maupun yang dijelaskam oleh tokoh-tokoh agama tersebut serta menggali konsep sabar atau teori baru dari lapangan menggunakan pendekatan (jadi konsep psikologinya diambil dari kejadian dilapangan) kualitatif grouded theory.
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahastentang sabar dalam Al-Qur‟an. Perbedaanya yaitu terletak pada metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan 2 bagian,
15 Ulfa Muaziroh, dkk. “Aktualisasi Konsep Sabar Dalam Perspektif Al-Qur‟an (Studi Terhadap Kisah Nabi Ayyub)”, Jurnal At-Tibyan, Vol. 3 No. 2(2018)
yang pertama study literatur, yang dimaksud adalah dengan mencari konsep sabar dalam berbagai agama, baik yang ada dalam kitab suci maupun yang dijelaskam oleh tokoh-tokoh agama tersebut.
Alat yang digunakan searching engine tertentu yang menggunakan keyword „sabar‟ dan „kesabaran‟. Untuk mencari konsep sabar dalam Al- Qur‟an peneliti menggunakan software Al-Qur‟an dan terjemahannya versi 1.2 Searching engine Google digunakan untuk mencari konsep sabar dalam kitab suci agama Kristiani, Hindu dan Budha. Kemudian yang kedua adalah penelitian empiris yang menggunakan pendekatan kualitatif grounded theory yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggali konsep atau teori baru dari lapangan.
9. Jurnal yang berjudul “Kontribusi Sikap Sabar bagi Kesehatan Mental di Masa Pandemi Covid-19” yang ditulis oleh Asyifa Qurotul Ain mahasiswa jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Falkultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati bandung tahun 2022. Pada jurnal ini membahas kontribusi sikap sabar bagi kesehatan mental di masa pandemi Covid-19.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pandemi Covid -19 adalah suatu musibah atau ujian yang Allah berikan dan hal itu sangatlah berpengaruh bagi kesehatan mental, Allah pula yang menjelaskan dalam Al-Qur‟an bahwa jika tertimpa musibah atau ujian hendaknya bersikap sabar. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang sabar dan sama-sama menggunakan metode studi pustaka (Library Reseach) serta memiliki kesamaan penelitian ini bersifat kualitatif.
Adapun perbedaannya yaitu penelitian ini berfokus membahas konstribusi sabar pada kesehatan mental pada masa pandemi Covid-19.
10. Jurnal yang berjudul “ Sabar sebagai Terapi Kesehatan Mental” yang ditulis oleh Ernadewita dan Rosdialena mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat. Pada jurnal ini membahas tentang konsep sabar dalam dalam rangka mewujudkan mental yang sehat. Hasil dari penelitian jurnal ini menunjukkan bahwa pembiasaan perilaku sabar dalam menjalankan kehidupan akan melahirkana pribadi-pribadi yang bermental sehat.
Adapun persamaan pada jurnal penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang sabar dan sama-sama menggunakan metode studi kepustakaan (library research) dan juga menggunakan metode deskriptive-analis. Adapun perbedaan dari penelitian ini adalah fokus membahas makna kata sabar untuk mengantarkan seorang individu menjadi pribadi yang sempurna dalam bersikap dan bertindak.
11. Buku yang berjudul Dahsyatnya Kekuatan Sabar karangan Ummu Asma tahun 2010. Menurut penulis buku ini sangat bagus untuk dijadikan sebagai bahan rujukan untuk membantu penelitian ini. Di dalamnya membahas tentang orang-orang yang bersabar dan lebih mengarah kepada kejiwaan. Alasan penulis merujuk pada buku ini adalah karena buku ini membahas konsep sabar berdasarkan Al-Qur‟an dan hadist-hadist Nabi.
Namun buku ini tidak membahas sabar secara komprehensif karena terdapat sekian banyak ayat-ayat yang berkenaan dengan sabar didalam
Al-Qur‟an.16
Adapun persamaannya adalah sama membahas tentang sabar.
Perbedaannya pada penelitian ini yaitu buku ini hanya berfokus membahas tentang sabar, tidak menggunakan ilmu kebahasaan yaitu metode serta kajian semantik.
B. Kajian Teori
1. Semantik Al-Qur‟an Toshihiko Izutsu
Semantik didefinisikan sebagai study of meaning (studi tentang makna). Penafsiran secara semantik merupakan sebuah tafsir yang termasuk kedalam corak kebahasaan. Pentingnya menggunakan ilmu semantik bagi kajian al-Qur‟an ialah agar dapat mengungkapkan makna yang tersirat dan konsep pada pemaknaannya dari suatu ayat Al-Qur‟an terhadap kata dasarnya, sehingga dapat ditemukan kata kuncinya serta dapat mengetahui unsur-unsurnya dalam memahami Al-Qur‟an.
Toshihiko Izutsu memiliki metodologi yang bisa digunakan untuk menganalisis Al-Qur‟an memakai pendekatan semantik dengan beberapa tahap. Beberapa tahap tersebut yaitu menentukan kata kunci, menentukan makna dasar serta makna relasional, sinkronik dan diakronik serta terakhir akan mendapatkan pandangan dunia/weltanschauung.
a. Kata Kunci
Langkah pertama Izutsu dalam mengembangkan skema pendekatan semantik Al-Qur‟an ialah mengidentifikasi kata kunci, dari
16 Ummu Asma, Dahsyatnya Kekuatan Sabar, Cet I (Jakarta: Belanoor, 2010).
kosakata Al-Qur‟an yang dianggap sebagai struktur konseptual dari dasar weltanschauung (pandangan dunia) Al-Qur‟an.17 Yang dalam pengertian ialah kata yang memainkan peran menentukan dalam penyusunan struktur konseptual dasar pandangan dunia Al-Qur‟an.18 Kata kunci oleh Izutsu disebut dengan istilah “kata fokus” yaitu kata kunci penting yang membatasi bidang konseptual relatif independen serta berbeda dalam termonologi disebut sebagai medan semantik.19 b. Makna Dasar dan Makna Relasional
Pengertian semantik adalah sebuah upaya memahami Al- Qur‟an dengan menguraikan kategori semantik dari sebuah kata hingga pada teori sebuah makna. Selanjutnya yaitu membuat makna dasar serta makna relasional dari kata tersebut. Makna dasar adalah sesuatu yang melekat pada kata itu sendiri, yang selalu terbawa dimana pun kata itu ditempatkan.
Sedangkan makna relasional adalah sesuatu yang konotatif yang berikan dan ditambahkan pada makna yang sudah ada dengan meletakkan kata itu pada posisi khusus dalam bidang khusus dengan relasi yang berbeda. Menganalisis sebuah makna relasional perlu memakai dua metode analisis, yaitu analisis sintagmatik serta paradigmatik. Analisis sintagmatik merupakan analisa untuk mencari
17 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, terj. Agus Fakhri (dkk) (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997), 3.
18 Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, hal. 18.
19 Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, hal. 22.
makna yang terdapat pada kata melalui cara melihat kata itu berada di depan dan belakang kata tersebut.
c. Aspek Sinkronik dan Diakronik
Aspek sinkronik merupakan sudut pandang masa saat kata itu lahir serta berkembang guna mendapatkan sistem kata statis. Melalui sudut pandang, akan diketahui unsur lema terlepas pada suatu bahasa, selanjutnya timbul unsur yang baru mendapatkan tempat di sistem bahasa itu.20
Diakronik ialah suatu pandangan pada bahasa menitik beratkan kepada unsur waktu. Secara diakronik kosakata membuat kumpulan kata masing-masing dapat berkembang serta tumbuh melalui caranya.
Bisa jadi dalam suatu waktu kosakata bermakna penting di kehidupan serta waktu dapat mengalami distorsi makna sebab terdapat kata baru.
Atau juga kata bisa bertahan dalam waktu yang lama bagi masyarakat penggunanya.21
Toshihiko membagi menjadi tiga periode waktu, yaitu yang pertama waktu pra Qur‟ânik (Jahiliyah), yaitu masa pra Islam yang berpusat pada tiga sistem kata yang berbeda, yaitu sistem kata baduwi murni, pedagang, dan kosakata yang digunakan oleh Yahudi-Kristen.
Kedua ialah waktu Qur‟ânik (masa turunnya Al-Qur‟an), dan yang terakhir ialah pada waktu pasca Qur‟an. Agar dapat mengetahui
20 Fauzan Azima, “Semantik Al-Qur‟an (Sebuah Metode Penafsiran)”, Jurnal Pemikiran dan Kemanusiaan 1, No. 1 (2017), 53.
21 Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, 35.
makna sinkronik serta diakronik kosakata dipakai dalam Al-Qur‟an, khususnya pada pra Qur‟ânik bisa dipakai syair biasanya dipakai orang Arab yang bisa ditemukan pada kitab syair atau pun pada kamus-kamus. Dan masa Qur‟ânik serta pasca Qur‟ânik bisa memakai kitab asbab al-nuzul, tafsir serta literatur Islam yang lainnya seperti teologi, fiqh, dan lain-lain.22
d. Weltanschauung
Toshihiko Izutsu mengatakan bahwa dalam menganalisis unsur dasar serta relasional pada istilah-istilah kunci mesti dilaksanakan melalui cara sedemikian rupa agar saat berhsail, aspek khusus bisa diperjelas oleh kombinasi dua aspek makna kata, satu segi signifikan dengan budaya yang dilewati. Ketika sampai semua analisis dapat memudahkan merevisi kepada tingkat analitik struktur semua budaya tersebut sebagai konsepsi masyarakat benar-benar ada. Ini yang dikatakan oleh Izutsu “weltanschauung semantik” budaya.23
Weltanshauung ialah tujuan akhir semantik Toshihiko Izutsu dimana yang berartikan kajian mengenai sifat serta struktur pandangan dunia suatu zaman penting dalam sejarah, diperoleh dari memakai alat analisis metodologis pada konsep kebudayaan utama yang sudah dilahirkan oleh bangsa serta telah bersatu kedalam kata kunci bahasa itu sendiri. Lebih lanjutnya semantik dari gagasan Izutsu bukan hanya
22 Alva Alvavi Makmuna, “Konsep Pakaian Menurut Al-Qur‟an (Analisis Semantik Kata Libas, Siyab dan Sarabil dalam Al-Qur‟an Perspektif Toshihiko Izutsu)” (Thesis, IAIN Tulungagung, 2015), 5.
23 Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, 17.
berupa pemahaman makna harfiahnya saja tetapi juga bermaksud untuk mengungkap sisi kebudayaan yang terdapat didalamnya.
Weltanshauung dalam artian sederhananya yaitu Izutsu sebagai suatu pandangan masyarakat yang memakai bahasa tersebut, bukan hanya digunakan sebagai alat berbicara serta berpikir saja, namunyang terpenting pengkosepan serta penafsiran dunia meliputinya.24
2. Biografi Toshihiko Izutsu
Toshihiko Izutsu lahir pada tanggal 4 Mei tahun 1914 di Tokyo dan meninggal di Kamakura pada tanggal 7 Januari 1993 diusia 79 tahun.
Berasal dari keluarga yang taat, ia telah mengamalkan ajaran Zen Budhisme sejak kecil. Bahkan pengalaman bertafakur dari praktik Zen mulai dari muda telah turut memengaruhi cara berpikirnya dalam menelaah pemikiran filsafat dan mistisisme.25 Ia menyelesaikan pendidikan tingkat perguruan tinggi di Universitas Keio Tokyo. Di tempat inilah dia juga mengabdikan dirinya sebagai dosen dan mengembangkan karir sebagai seorang intelektual yang diakui di dunia. Ia mengajar disini dari tahun 1954 sampai dengan 1968 dan mendapatkan gelar Profesor Madya pada tahun 1950. Akhirnya, ia juga mendapatkan gelar profesornya di universitas yang sama.
Toshihiko Izutsu adalah seorang sarjana yang jenius, Ia menguasai berbagai bahasa dunia. Ia menguasai lebih dari 30 bahasa, termasuk
24 Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia, 3.
25 Ahmad Sahidah Rahem, Tuhan, manusia dan Alam dalam Al-Qur’an; Pandangan Toshihiko Izutsu. (Pulau Pinang, Universitas Sains Malaysia Press, 2014), hal.138.
bahasa Persia, Sansekerta, Cina, Yunia, dan Rusia. Kemampuan Izutsu dalam bidang bahasa memungkinkannya untuk melakukan penelitian terhadap kebudayan-kebudayaan dunia dan menjelaskan secara spesifik berbagai sistem keagamaan dan filsafat melalui bahasa aslinya. Keluasan pengetahuan Izutsu memungkinkan untuk melihat persoalan dari berbagai perpektif, sehingga dapat melahirkan pandangan yang menyeluruh tentang satu masalah.26 Izutsu mampu mengkhatamkan Al-Qur‟an dalam kurun waktu satu bulan sesudah mempelajari bahasa Arab, hal yang menakjubkan lainnya dari Izutsu ialah kerja kerasnya mampu membuat terjemahan pertama Al-Qur‟an dari bahasa Arab ke bahasa Jepang pada tahun 1958.
Berkaitan dengan bagaimana beliau memahami kajian teks-teks Islam, William C Chittick memberikan testimoni bahwa hal ini tidak boleh dilepaskan dari kehidupan masa kecilnya, dimana beliau dipaksa bapaknya untuk mempraktikkan zen. Toshihiko merasa sangat tidak nyaman dengan pengalaman ini. Kemudian ia memutuskan untuk memasuki sebuah bidang yang sejauh mungkin dari pendekatan Zen dalam memahami realitas, dan oleh karena itu ia memilih linguistik. Sejak itulah, Toshihiko Izutsu mulai mempelajari beberapa bahasa asing,27 dan pada usianya menginjak delapan belas tahun dia telah mengajar bahasa Rusia di tingkat Universitas.
26 Fathurrahman, Al-Qur’an dan Tafsirnya dalam perspektif Toshihiko Izutsu, Tesis, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010), hal. 67.
27 Fathurrahman, Al-Qur’an dan Tafsirnya dalam perspektif Toshihiko Izutsu, 2010, hal. 68.
Sebagai seorang sarjana intelektual, Toshihiko telah berhasil menerbitkan banyak buku dan esai meskipun ia melakukan banyak perjalanan dari Jepang ke Eropa, Amerika dan dunia Islam lainnya. Karya- karya awalnya tentang bahasa al-Qur‟an dan teologi Islam belum tertandingi dalam bahasa Eropa. Kajiannya terhadap filsafat Islam akhir dan tokoh-tokohnya seperti Sabziwari merupakan temuan baru. Di usianya yang cukup tua dengan berbagai aktifitas keilmuan yang padat akhirnya Izutsu menghembuskan nafas terakhirnya pada 7 Januari 1993 di Kamakura, Jepang.
Adapun beberapa karya-karya Toshihiko Izutsu yang berhasil ia selesaikan, diantaranya:
a. Ethico-Religious Concepts in the Quran. Telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Agus Fahri Husein, dkk dengan judul Konsep –konsep Etika Religius dalam Qur‟an
b. The Concept of Belief in Islamic Theology: A Semantical Analysis of Iman and Islam. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Agus Fahri Husein, dkk dengan judul Konsep Kepercayaan dalam Teologi Islam: Analisis Semantik Iman dan Islam.
c. God and Man in the Koran: Semantics of the Koranic Weltanschauung. Buku ini juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Relasi Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap al-Qur‟an oleh Agus Fahri Husein, dkk.
d. Sufism and Taoism: A Comparative Study of Key Philosophical Concepts
e. Creation and the Timeless Order of Things: Essays in Islamic Mystical Philosophy
f. Toward a Philosophy of Zen Buddhism
g. Language and Magic. Studies in the Magical Function of Speech (1956)
h. The Metaphysics of Sabzvârî, diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Mehdi Mohagheg dan Toshihiko Izutso, Delmar, New York, 1977.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah-langkah dalam mencari, merumuskan, menggali data, menganalisis, membahas dan menyimpulkan masalah dalam penelitian. Secara umum metode penelitian merupakan sebuah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maka dari itu, setiap kegiatan ilmiah agar lebih terarah dan rasional diperlukan suatu metode yang sesuai dengan objek yang dikaji. Karena metode sendiri berfungsi sebagai pedoman dalam mengerjakan sesuatu untuk mencapai hasil yang memuaskan.
Adapun metode dan langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah:
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kepustakaan (library research) bertujuan untuk mengumpulkan data-data informasi dengan bantuan beragam material yang terletak di perpustakaan. Tegasnya library research membatasi kegiatannya hanya pada data-data koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan penelitian lapangan.
Data tersebut dapat berupa buku, ensiklopedia, kitab tafsir, artikel, jurnal dan lain sebagainya.28
28 Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), hal. 2.
Penelitian ini digolongkan pada penelitian kepustakaan, jadi penelitian ini termasuk pada penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif-analisis.29 Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan linguistik (Bahasa). Pendekatan linguistik atau bahasa yang dimaksud pada penelitian ini adalah dengan pendekatan semantik.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam suatu penilitian. Karena jenis penelitian ini adalah library research (penelitian kepustakaan), maka untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi dokumentasi, yaitu Teknik pengumpulan data dengan menghimpun serta menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, ataupun elektronik.30 Maka penelitian ini dapat diperoleh dari sumber-sumber tertulis, yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah rujukan diamati dan dianalisis yang bersifat pokok. Sedangkan sumber sekunder merupakan sumber-sumber dari data lain yang menjadi pendukung untuk melengkapi data primer.
1. Sumber Data Primer
Data primer yaitu data yang bisa didapatkan dari sumber otentik (asli) atau pertama.31 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber
29 S, Margono, Metode Penelitian Pendidikan Komponen MKDK. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal 37.
30 Natalina Nilamsari, “Memahami Studi Dokumen dalam Penelitian Kualitatif”, Jurnal Moestopo Wacana, Vol. XXI No. 2(2014).
31 Jonathan Sarwono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal. 123
data primer yaitu Al-Qur‟an dan terjemahannya, kitab-kitab tafsir, dan kamus- kamus.
2. Sumber Data Sekunder
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data sekunder yaitu mengadakan evaluasi terhadap data-data yang berkaitan dengan penelitian ini. Seperti buku-buku semantik, dalam hal ini penulis menggunakan buku Toshihiko Izutsu Relasi Tuhan dan Manusia, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia karya Abdul Chaer, dan Dahsyatnya Kekuatan Sabar karya Ummu Asma, serta beberapa jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan tema pembahasan.
C. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui urutan dari data-data yang telah diperoleh maka diperlukan analisis data. Peneliti memakai metode deskriptif-analisis, yakni pengumpulan sertapenyusunan datanya berbentuk deskriptif serta analisis data yang diperolehdari perpustakaan. Analisis data ini memakai tahapan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan kata sabar 2. Mencari makna dasar dan makna relasional dari kata sabar
3. Memaparkan perkembangan makna sabar waktu pra Qur‟anik dan pasca Qur‟anik. Selanjutnya menentukan weltanschauung (pandangan dunia) melalui kata sabar dalam Al-Qur‟an.
A. Identifikasi Ayat-Ayat terkait kata Sabar dalam Al-Qur’an
Banyak Lafadz dalam Al-Qur‟an yang mempunyai makna khusus jika dilakukan penelitian dengan menggunakan metode semantik atau biasa disebut juga dengan corak lughawy atau pun corak bahasa. Seperti yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, segala hal yang berkaitan dengan makna merupakan fokus kajian semantik.
Kata sabar dalam Al-Qur‟an terdapat sebanyak 91 kali pengulangan. Juga memiliki beberapa kaitan dengan kata-kata lainnya untuk pemahaman yang mendalam serta sesuai dengan konteksnya. Toshihiko Izutsu juga menggunakan kajian Makiyyah dan Madaniyyah untuk mengungkap makna sinkronik dan diakronik. Adapun yang membahas kata sabar dalam Al-Qur‟an tergolong surat makkiyah berjumlah 65 ayat dalam 34 surat dan madaniyah berjumlah 26 ayat dalam 10 surat.
Makiyyah adalah ayat- ayat alquran yang diturunkan sebelum nabi hijrah ke Madinah, ayat- ayat makiyyah juga mengandung tentang ketauhidan, kepercayaan, keberadaan Allah, adzab dan nikmat di hari kemudian dan urusan- urusan kebaikan. Maka konteks lafadz shabr dalam ayat-ayat ini juga membicarakan tentang beberapa kriteria dari makiyyah itu sendiri. Lafadz sabar yang terklasifikasi dalam surat- surat makiyyah adalah sabar terhadap sifat buruk atau perlakuan buruk dari orang lain. Dalam hal ini, sabar yang dimaksudkan juga berarti menahan diri dengan tidak
memiliki sifat dendam kepada yang orang yang sudah menyakiti, dan sabar atas aniaya yang ditimpakan orang lain.
Manusia di dunia hendaknya saling berkasih sayang saling menasihati dan bersabar atas pendapat yang berbeda- beda agar tidak saling menentang dan membuat permusuhan satu sama lain. Karena dengan bersabar akan memperoleh kebaikan. Kebaikan untuk masing- masing individu maupun untuk yang lainnya. Contoh kesabaran yang dapat dijadikan pelajaran adalah sabar seperti nabi yang terdahulu seperti nabi Ismail, Idris, Dzulkifli dan Ibrahim. Mereka adalah nabi- nabi yang memiliki kesabaran dalam beribadat, patuh, dan menjalankan perintah Allah SWT.
Dan bagi siapa saja yang bersabar akan berbuat kebaikan, kebajikan, tidak mendendam, memaafkan perbuatan buruk orang lain, maka akan mendapatkan ganjaran yang besar dari Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat.
Madaniyyah adalah ayat- ayat yang diturunkan setelah nabi Hijrah.
Banyak ayat-ayatnya yang mengandung hukum yang jelas dan tegas. Dalam mengklasifikasi ayat-ayat madaniyyah yang terdapat kata sabar ternyata memiliki makna yang hampir sama dengan ayat-ayat makiyyah tetapi dalam hal ini, sabar yang dimaksudkan adalah sabar yang memiliki makna teguh hati. Berteguh hati pada ketetapan yang sudah di tetapkan oleh Allah SWT.
Dan bersabar atasnya, baik ketetapan yang baik maupun yang buruk. Sabar yang dimaksudkan dalam ayat-ayat madaniyyah juga memiliki makna kuat.
Kuat dalam menahan kesempitan dan penderitaan yang dialami. Konteks
sabar dalam hal ini juga bersabar atas peperangan yang terjadi pada masa itu.
Kejahatan musuh, siksaan yang dibuat oleh lawan, dan cemoohan yang dilontarkan tidak boleh membuat lemah karena Allah berjanji akan selalu melindungi hamba-hambaNya.
Allah akan menguji kesabaran hamba- hambaNya yang beriman dan bertaqwa seperti Dia menguji orang- orang yang terdahulu yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Dan apabila hamba-hambaNya mampu melampaui ujian dari Allah, maka Allah menjanjikan ganjaran yang besar bagi hamba- hambaNya yang bersabar dengan ganjaran yang setimpal baik di dunia maupun di akhirat. Penelusuran ayat-ayat sabar berikut ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan ayat serta jumlah ayat kata sabar. Kemudian dilanjutkan pembahasan mengenai urutan turunnya terkait kata sabar pada Al-Qur‟an dalam bentuk tabel berikut ini:
No. Surat Ayat Lafadz Golongan Surat
1.
Al-Baqarah
45
ِزْبَّصن
Madaniyah
2. 153
ِزْبَّصن
3. 155
زِبهـَّصنٱ
4. 177
زِب هّصناَو
5. 249
زِبهـَّصنٱ
6. 250
ا ًۭ زْبَص
7.
Al-Imrân
17
زِباَّصنا
Madaniyah
8. 120
اوُزِب ْصَت
9. 125
اوُزِب ْصَت
10. 142
ٍَيِزِباَّصنا
11. 146
ٍَيِز ِبهـَّصنٱ
12. 186
اوُزِب ْصَت
13. 200
اوُزِباَص
14. 19
هًَسَعَف
15. An-Nisâ‟ 25
اوُزِب ْصَت
Madaniyah16. Al-An‟âm 34
اوُزَبَصَف
Makkiyah17.
Al-A‟râf
87
اوُزِب ْصٱَف
Makkiyah
18. 126
ا زْبَص
19. 128
ا وُزِبْصٱَو
20. 137
ا وُزَبَص
21.
Al-Anfâl
46
وُزِبْصٱَو
Madaniyah
22. 65
ٌَوُزِبهـَص
23. 66
ٍَيِزِبهـَّصنٱ
24. Yûnus 109
ْزِبْصٱَو
Makkiyah25.
Hûd
11
اوُزَبَص
Makkiyah
26. 49
ْزِب ْصاَف
27. 115
ْزِبْصٱَو
28.
Yûsuf
18
ًۭ زْبَصَف
Makkiyah29. 83
ًۭ زْبَصَف
30. 90
ْزِبْصَيَو
31.
Ar-Ra‟d
22
اوُزَبَص
Madaniyah
32. 24
ْىُت ْزَبَص
33.
Ibrâhim
12
ٌََّزِب ْصََُنَو
Makkiyah
34. 21
ٌَْزَبَص
35.
An-Nahl
42
اوُزَبَص
Makkiyah
36. 96
اوُزَبَص
37. 110
ا وُزَبَص
38. 126
ْىُت ْزَبَص
39. 127
َكُزْبَص
40.
Al-Kahfi
28
ْزِبْصٱَو
Makkiyah
41. 67
ا زْبَص
42. 68
زِب ْصَت
43. 69
ا زِباَص
44. 72
ا زْبَص
45. 75
ا زْبَص
46. 76
َتْغَهَب
47. 78
ا زْبَص
48. 82
ا زْبَص
49.
Tâhâ
130
ْزِب ْصاَف
Makkiyah
50. 132
ْزِبَطْصاَو
51. Al-Anbiyâ‟ 85
ٍَيِزِبهـَّصنٱ
Makkiyah52. Al-Hajj 35
ٍَيِزِبهـَّصنٱَو
Madaniyah53.
Al-Mu‟minûn
25
ْاىُصَّب
Makkiyah
54. 111
ْزِبْصاَو
55.
Al-Furqân
20
ٌَوُزِب ْصَت
Makkiyah
56. 75
ْاوُزَبَص
57.
Al-Qasas
54
اوُزَبَص
Makkiyah
58. 80
ٌَوُزِباَّصنا
59. Al-„Ankabût 59
اوُزَبَص
Makkiyah60. Ar-Rûm 60
ۡزِب ۡصٱَف
Makkiyah61.
Luqmân
17
ْزِبْصاَو
Makkiyah
62. 31
راَّبَص
63. As-Sajdah 24
راَّبَص
Makkiyah64. Al-Ahzab 35
ٍَيِزِباَّصنا
Madaniyah65. Saba‟ 19
راَّبَص
Makkiyah66.
As-Sâffat
101
ۡزَّشَب
Makkiyah67. 102
ٍَيِزِباَّصنا
68.
Sâd
17
ۡزِب ۡصٱ
Makkiyah
69. 44
ا زِبَاص
70. Az-Zumar 10
ٌَوُزِباَّصنا
Makkiyah71.
Ghâfir
55
ۡزِب ۡصٱَف
Makkiyah
72. 77
ۡزِب ۡصٱَف
73.
Fussilat
24
ْاوُزِب ۡصَي
Makkiyah
74. 35
ْاوُز َبَص
75.
Asy-Syûrâ
33
راَّبَص
Makkiyah76. 43
َزَبَص
77. Al-Ahqâf 35
َزَبَص
Makkiyah78. Muhammad 31
ٍَيِزِبهـَّصنٱ
Madaniyah79. Al-Hujurât 5
ْاوُزَبَص
Madaniyah80. Qaf 39
ۡزِب ۡصٱَف
Makkiyah81. 16
ْاوُزِب ۡصَت
82. At-Tûr 48
ۡزِب ۡصٱ َو
Makkiyah83. Al-Qamar 27
ۡزِبَط ۡصٱَو
Makkiyah84. Al-Qalam 48
ْزِب ْصاَف
Makkiyah85. Al-Ma‟ârij 5
ۡزِب ۡصٱَف
Makkiyah86. Al-Muzzammil 10
ۡزِب ۡصٱَو
Makkiyah87. Al-Muddatsir 7
ْزِب ْصاَف
Makkiyah88.
Al-Insân
12
اوُزَبَص
Madaniyah
89. 24
ْزِب ْصاَف
90. Al-Balad 17
ِزۡبَّصنٱِب
Makkiyah91. Al-„Asr 3
ِزْبَّصناِب
MakkiyahBerikut ayat-ayat sabar berdasarkan urutan turunnya
No. Surat Ayat Kategori
1. Al-Qalam 48 Makkiyah
2. Al-Muzzammil 10 Makkiyah
3. Al-Muddassir 7 Makkiyah
4. Al-„Asr 3 Makkiyah
5. Qaf 39 Makkiyah
6. Al-Balad 17 Makkiyah
7. Al-Qamar 27 Makkiyah
8. Sâd 17, 44 Makkiyah
9. Al-A‟raf 87, 126, 128, 137 Makkiyah
10. Al-Furqân 20, 75 Makkiyah
11. Tâhâ 130, 132 Makkiyah
12. Al-Qasas 54, 80 Makkiyah
13. Yunus 109 Makkiyah
14. Hud 11, 49, 115 Makkiyah
15. Yusuf 18, 83, 90 Makkiyah
16. Al-An‟âm 34 Makkiyah
17. As-Sâffat 101, 102 Makkiyah
18. Luqmân 17, 31 Makkiyah
19. Saba‟ 19 Makkiyah
20. Az-Zumar 10 Makkiyah
21. Ghâfir 55, 77 Makkiyah
22. Fussilat 24, 35 Makkiyah
23. Asy-Syurâ 33, 43 Makkiyah
24. Al-Ahqâf 35 Makkiyah
25. Al-Kahfi 28, 67, 68, 69, 72, 75, 76, 78, 82
Makkiyah
26. An-Nahl 42, 96, 110, 126, 127 Makkiyah
27. Ibrahim 12, 21 Makkiyah
28. Al-Anbiyâ‟ 85 Makkiyah
29. Al-Mukminûn 25, 111 Makkiyah
30. As-Sajdah 24 Makkiyah
31. At-Tûr 16, 48 Makkiyah
32. Al-Ma‟ârij 5 Makkiyah
33. Ar-Rûm 60 Makkiyah
34. Al-„Ankabût 59 Makkiyah
35. Al-Baqarah 45, 153, 155, 177, 249, 250
Madaniyah
36. Al-Anfâl 46, 65, 66 Madaniyah
37. Ali „Imrân 17, 120, 125, 142, 146, 186, 200
Madaniyah
38. Al-Ahzâb 35 Madaniyah