ُ لما موي َلثم يَشخأ و ُتْرَ بَص # ِنِنأ
artinya: Aku telah memberitahu Ulya Hawazin bahwasanya aku
# Sang Pelindung kesatria# mereka (maznuq:nama sekelompok orang) mengetahui bahwa aku membenci mereka # pada suatu malam yang berangin di sebuah kebun anggur # saya mengunjungi mereka yang telah gugur karena terkena tombak dan sayamenguburkan mereka # saya mengatakan kepadanya untuk kembali tanpa diundang # dan dia takut kalau pelarian itu akan menakutkan # kepada seseorang janganlah kalah
42Amir bin Thufail bin Malik bin Ja„far bin Kilab, Diwan Amir bin Thufail, hal.15
sebelum berperang # bukankah kamu melihat bahwa mereka berada dalam penghukuman # kamu adalah kuda yang agung maka beranikanlah dirimu! # aku ingin Allah tau bahwa aku benar- benar # sudah bersabar dan takutakan terjadi sesuatu sepeti hari dimana aku terkucilkan
Konteks sabar yang dijelaskan dalam syair diatas mengarah kepada makna anjuran kepada seorang prajurit untuk berani berperang dalam melawan musuh. Selain itu, seorang prajurit juga harus menjauhi rasa takut akan musuh dan kekalahan.
4) Sabar dalam syair Diwan Tarafah al Abd mengandunghmakna sabar yang tiada gunanya lagi ketika seseorang sudah berada didalam kubur.43
بَ ق ْنِم ِكل اي يرِفصا و يضيبف ّولجا ِكل لخ # ِرمعبم ٍة َر
يرقن و # ؟يرذتح اذ امف ,ُّخَفلا َعِفُر دق يرقنُت ْنأ ِتئِش ام
يبِص اف ىداصت نأ ًاموى ّدب لا # يرِشب اف , ِكنع ُدا يّصلا َبىذ دق
Yang artinya: Wahai orang- orang yang berbaring di pemakaman! # biarkan udara memutih dan menguning # jebakan sudah dihilangkan, lalu apa yang kamu khawatirkan? # berbuatlah sesukamu! # kamu tidak akan dicari tidak juga diburu # tetapi suati hari nanti kamu akan diburu maka bersabarlah (tenanglah)
Dari potongan syair diatas, sabar disini adalah sabar yang ditujukan kepada seseorang yang sudah berada dalam kubur, atau seseorang yang sudah meninggal, mereka hanya menanti saat kebangkitan, atau dalam kata lain, syair ini merupakan sindiran
43 Tarafah bin Abdi bin Sufyan bin Sa„d bin Malik bin Bakrin bin Wail, Diwan Tharafah bin ‘Abd, hal. 12
kepada manusia karena tidak berguna sabar bagi mereka ketika sudah meninggal.
b. Makna Relasional Pasca Qur’ânik
Pada masa Pasca Qur‟ânik atau setelah turunnya Al-Qur‟an, kata sabar mengalami beberapa pergeseran dan perubahan makna.
Diantaranya akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Sabar yang Memiliki Arti Bertahan.
Terdapat dalam Q.S. Al-Ma‟ârij [70]: 5 dan Yûsuf [12]: 18
لْيًَِج ا زْبَص ْزِب ْصاَف
Artinya: “Maka bersabarlah engkau (Muhammad) dengan kesabaran yang baik.”(Q.S. Al-Ma‟ârij: 5)
زْبَصَف ٍۗا زْيَا ْىُكُسُفََْا ْىُكَن ْتَنَّىَس ْمَب َلاَق ٍۗ بِذَك وَدِب ٖهِصْيًَِق ًههَع ْوُءۤاَجَو اَعَتْسًُْنا ُ هّاللَّوٍۗ مْيًَِج ٌَْىُفِصَت اَي ًههَع ٌُ
Artinya: “Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yaqub) berkata,
"Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.”(Q.S. Yûsuf: 18)
Kata sabar disini berarti tidak berkeluh kesah. Manusia hendaknya tidak mengeluh atas apa yang ditimpanya baik saat terkena musibah maupun sedang susah. Jika masalah yang sedang dihadapi oleh manusia terlampau berat, hendaknya manusia berkeluh kesah kepada Allah saja. Karena tiada berguna bagi
manusia untuk mengeluh kepada sesama makhluk, karena Allah lah sebaik-baik tempat berkeluh kesah.
Dalam Kitab Ibnu Katsir ayat pertama berupa seruan untuk Nabi Muhammad Saw. Yakni sabarlah engkau wahai Muhammad, dalam menghadapi kaummu yang mendustakanmu dan permintaan mereka yang mendesak agar diturunkan azab yang engkau ancamkan terhadap mereka, sebagai ungkapan rasa tidak percaya mereka dengan adanya azab itu. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya dalam Q. S. Asy-Syurâ ayat 18 dan Q.S. Al-Ma‟ârij ayat 6
Yaitu kejadian azab itu mustahil, orang-orang kafir menganggap bahwa hari kiamat itu mustahil terjadinya.Orang-orang yang beriman meyakini bahwa hari kiamat itu sudah dekat, sekalipun mereka tidak mengetahui kapan kejadiannya, karena hanya Allah sajalah yang mengetahuinya. Akan tetapi, sesuatu yang pasti terjadi dapat diungkapkan dengan kata sudah dekat, mengingat kejadiannya merupakan suatu kepastian yang tidak dapat diragukan lagi.44
Kemudian ayat yang kedua menurut riwayat yang diceritakan oleh Mujahid, As-Saddi, serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang, saudara-saudara Yusuf menangkap seekor kambing muda, lalu mereka sembelih, dan darahnya mereka lumurkan ke
44Tafsir Ibn Katsir, Jilid 10, hal. 127
baju Yusuf, sebagai bukti bahwa inilah baju Yusuf yang telah dimangsa oleh serigala, dan padanya terdapat bekas-bekas darahnya. Akan tetapi, mereka lupa merobek baju itu. Karena itulah Nabi Ya‟qub tidak percaya kepada bukti yang diajukan kepadanya itu.
Dengan kata lain, aku akan bersabar dengan kesabaran yang baik atas musibahku ini yang kalian sepakat untuk menimpakannya kepadaku, hingga Allah memberikan jalan keluarnya berkat pertolongan dan kasih sayang-Nya.Yakni atas kedustaan dan makar yang kalian buat itu. As-Sauri telah meriwayatkan dari Samak, dari Sa'id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:
Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. (Yûsuf: 18) Bahwa seandainya Yusuf benar-benar dimangsa oleh serigala, niscaya bajunya terkoyak. Hal yang sama telah dikatakan oleh Asy-Sya‟bi, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya.
Mujahid mengatakan bahwa sabar yang baik ialah sabar yang tidak ada keluhannya.Hasyim telah meriwayatkan dari Abdur Rahman ibnu Yahya, dari Hiban ibnu Abu Hablah, bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya mengenai makna firman-Nya:
maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). (Yûsuf: 18) Maka beliau bersabda, "Sabar yang baik ialah sabar yang tidak ada keluhannya." Hadis ini berpredikat mursal.
Abdur Razzaq mengatakan bahwa As-Sauri telah meriwayatkan dari salah seorang temannya yang mengatakan,
"Kriteria sabar itu ada tiga, yaitu janganlah kamu membicarakan sakitmu (kepada orang lain), jangan menceritakan musibah yang menimpa dirimu, jangan pula kamu membersihkan dirimu sendiri."
Sehubungan dengan hal ini Imam Bukhari telah meriwayatkan hadis Siti Aisyah dalam kisah tuduhan palsu yang ditujukan terhadap dirinya, antara lain Siti Aisyah mengatakan,
“Demi Allah, aku tidak menemukan suatu misal pun bagiku terhadap kalian kecuali seperti apa yang dikatakan oleh ayah Yusuf: “maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kalian ceritakan.” (Q.S. Yûsuf: 18).”45
2. Kata Sabar Bermakna Tegar.
Terdapat pada Q.S. Yûsuf ayat 90, Q.S. Al-Imrân ayat 186, 125.
Artinya: “Mereka berkata: “Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?”.
Yusuf menjawab: “Akulah Yusuf dan ini saudaraku.
Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami”. Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak
45Tafsir Ibn Katsir, Jilid 4, hal. 226
menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”(Q.S. Yûsuf: 90)
Artinya: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.”(Q.S. Al-Imrân: 186)
Artinya: “Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.”(Q.S. Al-Imrân: 125)
Kata sabar bermakna tegar. Di dalam kehidupan, manusia seringkali mendapatkan cobaan baik ringan maupun berat, baik darisegi harta maupun jiwa. Cobaan bisa datang dari siapa saja dan kapan saja, bahkan seringkali masalah datang dari kerabat terdekat.
Bagaimanapun bentuk cobaan itu, manusia hendaknya berteguh hati dan bersikap tegar. Karena dengan bersikap tegar manusia takkan mudah untuk dikalahkan. Pun dalam peperangan, sifat tegar dalam menghadapi musuh juga perlu ditanamkan.
Dalam kitab Fi Zhilâlil Qur’ân pada Q.S. Al-Imrân ayat 125 membahas tentang Perang Badar. Maka sekarang, Allah memberitahukan kepada mereka bahwa kembalinya segala urusan adalah kepada Allah Swt. Semua yang efektif itu adalah dari Allah dan diturunkannya malaikat itu tidak lain adalah untuk menggembirakan hati mereka, supaya menjadi tenang, senang, dan tentram. Adapun pertolongan itu adalah dari Allah secara langsung dan bergantung pada kodrat dan iradat-Nya, tanpa perantaraan, sebab, dan sarana apapun.46 Pertolongan Allah akan datang bagi hamba-hambaNya yang menghubungkan hatinya dan menyandarkan segala urusannya kepada Allah SWT. Maka jalan untuk menempuh pertolongan Allah itu adalah dengan sabar dan tegar.
3. Seruan Untuk Bersabar.
Terdapat dalam Al-Qur‟an surah Al-Mu‟min ayat 77 dan 55.
Artinya: “Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar; maka meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka ataupun Kami wafatkan kamu (sebelum ajal menimpa mereka), namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan.” (Q.S. Al-Mu‟min: 77)
46 Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Terj. Gema Insani Press 2001. hal. 156
Artinya: “Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.”(Q.S. Al-Mu‟min: 55)
Kata sabar memiliki makna ajakan untuk bersabar. Seperti yang digambarkan pada sosok Rasul yang dalam menyampaikan dakwahnya seringkali mendapatkan pendustaan, gangguan, kecongkakan, keingkaran, cemoohan dan lain sebagainya. Allah menyuruh Rasul untuk bersabar dan melaksanakan kewajibannya dalam menyampaikan dakwah. Hal ini adalah pembelajaran dari Allah yang sempurna untuk membentuk langsung pribadi Rasul-Nya.
Ajakan kesabaran ini juga meliputi sabar dalam menghadapi berbagai macam perkara yang terkadang sebagian dari perkara itu datang dari sahabat, kerabat, di samping dari musuh. Jalan kesabaran itu bisa di tempuh dengan beristighfar atas segala dosa yang telah diperbuat dan bertasbih sebagai bentuk pujian terhadap Allah.
Keduanya itu merupakan pendidikan dan pembinaan jiwa serta penyucian kalbu.47
4. Kata Sabar Bermakna Ketetapan.
Terdapat Dalam Al-Qur‟an Surah At-Thûr ayat 48, Al-Qalam ayat 48, Al-Insân ayat 24.
47Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Jilid X, ... hal. 126
Artinya: “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri.” (Q.S. At-Thûr: 48)
Artinya: “Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).” (Q.S. Al-Qalam 48)
Artinya: “Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti orang yang berdosa dan orang yang kafir di antar mereka.”(Q.S. Al-Insân: 24) Kata sabar yang berarti ketetapan Allah memiliki makna kemuliaan seperti yang tertera pada ayat yang pertama, bahwa Allah menyuruh kepada Nabi untuk bersabar atas kejahatan kaumnya agar memperoleh kemuliaan di sisi Allah.
Kata sabar juga bermakna berpegang kepada kebenaran, karena bertahan dan berpegang kebenaran bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena banyaknya manusia yang tidak bertahan dan berpegang pada kebenaran akan merugi dan tidak akan diberi kasih sayang Allah.
5. Sabar dan Sholat Menjadi Penolong
Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu‟.” (Q.S. Al-Baqarah: 45)
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”(Q.S. Al-Baqarah: 153)
Allah memerintahkan kepada mereka untuk meminta pertolongan dalam (menyelesaikan) segala urusan mereka dengan kesabaran dalam segala bentuknya, yaitu sabar dalam ketaatan kepada Allah hingga dia mampu melaksanakannya, sabar dari kemaksiatan hingga dia menghindarinya, dan sabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah. Dengan kesabaran dan menahan diri terhadap segala yang diperintahkan oleh Allah untuk bersabar atasnya adalah sebuah pertolongan yang besar dalam setiap perkara dari perkara-perkara yang ada di dunia, dan barangsiapa yang bersabar, niscaya Allah akan membuatnya menjadi sabar.
Demikian juga shalat yang merupakan timbangan dari keimanan yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, dapat dijadikan penolong dalam segala perkara kehidupan di dunia.
Shalat itu adalah terasa mudah bagi mereka dan sangat ringan, karena kekhusyu‟an, takut kepada Allah, dan mengharap apa yang ada disisi-Nya mengharuskan adanya realisasi perbuatan itu dengan dada yang lapang demi mencari ridha Allah.
Berbeda dengan orang yang tidak demikian, karena tidak ada pendorong yang mengajaknya kepada hal tersebut, dan jika dia melakukannya akan terasa berat. Ustadz Adi Hidayat pernah membahas mengenai sabar dan sholat dalam ceramahnya di dalam video akun Youtube milik beliau yang dipublikasikan pada 5 Februari 2020. Beliau mengatakan:
Artinya: “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah ayat 45) Kata Allah jika anda punya persoalan dalam hidup maka minta lah solusi. Terima dulu masalahnya dengan sabar, karena kita dipercaya oleh Allah. Ini cara memahaminya: Allah saja percaya dengan kita, masa kita tidak percaya diri? Allah yakin dengan kita, kita mampu, masa kita tidak yakin? Jawabnya, terima dengan sabar kemudian
ِة َلَّصناَو
mintakan solusinya lewat sholat. Kata perintahnya dibuka dengan kalimatاىُُيِعَتْساَو
kalau kita ingin rubah kata ini fi’il amr, ingin dirubah dalam bentuk permohonan minta maka rubah kalimatnya menjadiٍيِعَت ۡسََ
.Kemudian
ا ىُُيِعَتْساَو
kata Allah wahai kalian punya persoalan ayo minta solusi padaKu, terus bila ingin meminta, Ya Allah kami ingin minta. Maka dalam bahasa Arab kalau kita inginmerubah kalimat ini ke dalam bentuk permintaan kita katakan
ٍُيِعَت ۡسََ
kemudian beliau bertanya, “pernah tidak dalam sholat kitamengucapkan kalimat
ٍُيِعَت ۡسََ
ada?”Lalu beliau menjabarkan: Kalimatnya
َكاَّيِإَو ُدُبْعََ َكاَّيِإ ٍُيِعَتْسََ
perhatikan iyyâka na’budu artinya adalah “Ya Alllah Engkau perintahkan aku untuk ibadah maka sekarang aku ibadah sholat, hanya kepadaMu saja. Nama lain sholat itu ibadah, kalau kita ibadah ituُدُبْعََ
darimana taunya nama lain sholat itu ibadah? Yaitu terdapat pada QS. Thaha ayat 14يِزْكِذِن َة هىَهَّصنٱ ِىِقَأَو ًَِْدُبْعٱَف
artinya ibadah kepadaku caranya sholat. Maka saat sholat kita katakanُدُبْعََ َكاَّيِإ
YaAllah engkau perintahkan aku untuk ibadah, sekarang aku ibadah.
ٍُيِعَتْسََ َكاَّيِإَو
dan sekarang aku sedang punya persoalan Ya Allah, aku punya masalah, aku punya problem. Dan aku yakin hanya Engkau yang pasti akan menyelesaikannya.Ketika mengatakan
ٍُيِعَتْسََ َكاَّيِإَو
perhatikan hadist Qudsi.Hadist Qudsi Al Imam Al-Bukhari meriwayatkan Imam muslim meriwayatkan An-Nasa‟i meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah R.a ada lagi yang dari sahabatnya Anas bin Malik kalimatnya idzâ qalal 'abdu iyyâka na’budu waiyyâka nasta’in (jika hambaKu dalam sholatnya benar membacanya, benar dalam awal sholatnya sampai
dengan kalimat
ٍُيِعَتْسََ َكاَّيِإَو ُدُبْعََ َكاَّيِإ
(Ya Allah aku sekarang beribadah kepadaMu, dan aku punya persoalan. aku mohonkan solusinya dariMu). Kata Allah "baini wabaini wali’abdi" ini perjanjian aku dengan hambaKu. "wali’abdi" hadisnya qudsi"wali’abdi" (kalau hambaKu benar sholatnya sampai kalimat ini masalah apapun yang dia minta sekarang Aku akan kabulkan).
Kemudian ustadz Adi Hidayat bertanya, berapa diantara kita yang sholat sampai detik ini ribuan kali rukuk dan sujud yang memanfaatkan momentum ini untuk memohon? Siapa diantara kita yang ketika sholat memohon kepada Allah solusinya? Jangan-jangan selama ini sholat itu hanya menjadi formalitas saja, takbir, rukuk, sujud, salam selesai. Padahal Allah menunggu, wahai hambaKu kamu tuh punya masalah apa? makanya setiap waktu dibagi 5 itu supaya hidup kita ringan. Subuh ke dzuhur punya masalah, dzuhur sholat. Begitu kita memohon pasti tuntas masalah itu. Dzuhur ke ashar, ashar sholat. Pasti dijawab tuntas oleh Allah persoalan itu.
Karena itu semua Nabi dan Rasul bahkan orang sholeh ketika punya persoalan dalam hidupnya meskipun itu hanya menuliskan karya ilmiah, maka mereka memulainya dengan sholat dan meminta kepada Allah Swt.48.
48Adi Hidayat Official.“Antara Sholat dan Pertolongan Allah - Ustadz Adi Hidayat.” Youtube,
diunggah oleh, 5 Februari 2020, https://youtu.be/r_dltlKV_So., Diakses pada 12 November 2022
6. Kata Sabar Bermakna Syukur.
Terdapat pada Al-Qur‟an surah Luqmân: 31, Asy-Syûrâ: 33, Saba:
19
Artinya: “Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.”(Q.S. Luqmân: 31)
Artinya: “Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut.
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi setiap orang yang banyak bersabar dan banyak bersyukur.”(Q.S. Asy-Syûrâ: 33)
Artinya: “Maka mereka berkata: "Ya Tuhan kami jauhkanlah jarak perjalanan kami", dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur.”(Q.S. Saba: 19)
Kata sabar bermakna syukur dapat diartikan sebagai pilar jiwa orang yang beriman. Hal ini dapat dikatakan demikian karena orang-
orang yang beriman akan mendapatkan cobaan sebagai ujian kesabaran dan mereka tetap tabah dan sabar dan akan selalu bersyukur atas segala kenikmatan baik dalam skala kecil maupun besar. Hanya orang-orang yang beriman sajalah yang dapat melakukan kedua hal tersebut. Mereka juga akan mengambil pelajaran dan nasihat di dalamnya.
Sedangkan orang-orang yang tidak bersabar dan bersyukur, mereka akan mudah berkeluh kesah saat menerima kemudharatan dan ketika Allah menarik dari kemudharatan itu, hanya sedikit sekali orang-orang yang bersyukur.
7. Kata Sabar Bermakna Tawakkal
Terdapat pada Q.S. An-Nahl ayat 42 dan Q.S. An-Ankabût ayat 59.
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.”(Q.S. An-Nahl: 42)
Artinya: “(yaitu) yang bersabar dan bertawakkal kepada Tuhannya.”(Q.S. Al-Ankabût: 59)
Kata sabar yang berarti tawakal memiliki makna tidak menyekutukan Allah dengan apapun, bersandar kepada Allah atas segala urusan dan setiap problematika kehidupan, berteguh hati pada saat dalam ketakutan, khawatir, dan ketakutan akan rezeki, dan orang-orang yang demikian akan diberi ganjaran oleh Allah SWT.
Dalam kitab Tafsir Fi Zhilâlil Qur‟ân, mereka yang berhijrah meninggalkan kedzaliman dan berlepas diri darinya. Apabila mereka mengalami kerugian di dunia, maka “pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia.” Kami berikan tempat yang terbaik atas apa yang telah mereka persembahkan dahulu,
“Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar”, jika manusia mengetahui. Mereka ini (orang-orang beriman dan bertawakal kepada Allah) “adalah orang-orang yang bersabar” dan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. “Hanya kepada Tuhan mereka bertawakal”, yaitu tidak menyekutukan Tuhan-Nya dengan suatu apapun dalam bersandar, ber-tawajjuh „menuju‟, dan bergantung.49
8. Kata Sabar dalam Arti “Memaafkan”
Terdapat dalam surah As-Syûrâ ayat 43:
Artinya: “Tetapi orang yang bersabar dan mema‟afkan, Sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.”(Q.S. As-Syûrâ: 43)
Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir, Sa‟id Ibnu Jubair mengatakan bahwa makna yang dimaksud adalah hal tersebut benar-benar termasuk dalam perkara yang benar yang dianjurkan oleh Allah Swt.
untuk dilakukan. Dengan kata lain, sifat memaafkan kesalahan orang
49Tafsir Fi Zhilalil Qur’an VII, ... hal. 181
lain itu merupakan sikap yang disyukuri dan perbuatan yang terpuji, pelakunya akan mendapatkan pahala yang berlimpah dan pujian yang baik.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahnya, telah menceritakan kepada kami Imran Ibnu Musa At-Tartusi, telah menceritakan kepada kami Abdul Musammad ibnu Yazid (pelayan Al-Fudail Ibnu Iyad yang menceritakan bahwa ia pernah mendengar Al-Fudail Ibnu Iyad mengatakan, “Apabila datang kepada Anda seorang lelaki yang mengadu kepadamu perihal perbuatan seseorang terhadap dirinya, maka katakanlah kepadanya,
„Hai saudaraku, maafkanlah dia, karena sesungguhnya sikap memaafkan itu lebih dekat kepada ketakwaan.‟ Dan jika dia mengatakan kepada Anda, “Hatiku tidak kuat untuk memberi maaf, tetapi aku akan membela diri sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt.”, maka katakanlah kepadanya, „jika engkau dapat membela diri, lakukanlah. Tetapi jika engkau tidak mampu, maka kembalilah ke jalan memaafkan, karena sesungguhnya pintu memaafkan itu sangat luas. Dan barang siapa yang memaafkan serta berbuat baik, maka pahalanya ditanggung oleh Allah Swt. Orang yang memaaf akan tidur dengan tenang di malam hari, sedangkan orang yang membela dirinya membalikkan permasalahan‟.”50
50 Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Tafsir Ibn Katsir, Jilid I Pustaka Imam Asyafi‟i. Bogor, 2004 hal. 262
9. Sabar Terhadap Cobaan yang Menimpa.
Terdapat pada Al-Qur‟an surah Hud ayat 11:
Artinya: “Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.”(Q.S. Hud: 11)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, maksud dari ayat ini adalah orang-orang yang bersabar dalam berbagai bencana dan hal-hal yang tidak disukai atau disenangi merasa lapang dan penuh kemudahan, meskipun sedang mendapatkan kesulitan yang menimpa mereka, mereka (orang-orang yang sabar) juga akan memperoleh pahala yang besar sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.51
10. Sabar dalam Menegakkan Kebenaran.
Terdapat dalam surah As-Sajadah ayat 24:
َُاَكَو ۖ اوُزَبَص اًََّن اََِزْيَؤِب ٌَوُدْهَي تًَِّئَأ ْىُهُِْي اَُْهَعَجَو ٌَىُُِقىُي اَُِتاَيآِب اى
Artinya: “Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberipetunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.”(Q.S. As-Sajadah ayat-ayat 24)
51Tafsir Ibnu Katsir, hal 327
Ayat ini merupakan isyarat bagi minoris muslim di Mekkah pada saat itu agar bersabar sebagaimana orang-orang pilihan dari bani Israel telah bersabar, meyakini sebagaimana orang-orang pilihan itu yakin. Sehingga, mereka pantas menyandang predikat sebagai pemimpin-pemimpin bagi kaum mukminin, sebagaimana orang-orang pilihan dari bani Israel itu memimpin kaumnya.
Ayat ini juga merupakan cara untuk menetapkan kepemimpian dan kekuasaan, yaitu dengan bersabar dan yakin.
Sedangkan perkara perpecahan dan perselisihan diantara bani Israel diserahkan urusannya kepada Allah.52
11. Sabar Dalam Berdakwah.
Terdapat pada surah An-Nahl: 110, 126, 127, dan Al-An‟âm: 34
Artinya: “Dan Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Q.S. An-Nahl: 110)
Sayyid Quthb menafsirkan, beberapa kaum bangsa Arab adalah lemah, mereka mendapatkan fitnah atas agama mereka, tetapi setelah itu mereka hijrah ketika ada kesempatan, semakin memperkuat keislaman mereka, serta berjihad di jalan Allah dan
52Sayyid Quthub, Tafsir Fi Zhilalil Qur’anVIII, Gema Insani, Jakarta,2004 hal 205
sabar menanggung beban-beban dakwah. Allah Swt. memberikan kabar gembira bagi mereka bahwa Dia akan mengampuni dan merahmati mereka.
Artinya: “Dan jika kamu memberikan balasan, Maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu, akan tetapi jika kamu bersabar.
Sesungguhnya Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.”(Q.S. An-Nahl: 126)
Ayat ini merupakan metode tentang konsep dakwah.
Menjaga dakwah dalam batasan keadilan dan keseimbangan untuk memelihara kehormatan dan izzahnya serta tidak dianggap remeh oleh manusia yang lain. Dakwah yang hina tidak akan diikuti oleh seorang pun dan tidak akan diakui bahwa itu adalah dakwah Allah, dan Allah tidak akan membiarkan dakwahnya di remehkan tanpa ada yang membela.
Orang-orang yang beriman kepada Allah tidak akan menerima penghinaan/penganiayaan begitu saja sementara mereka adalah perantara-perantara Allah dan izzah hanya diperuntuk Allah semata. Kemudian mereka juga adalah para pengemban amanah untuk menegakkan hal yang benar di muka bumi ini, mewujudkan keadilan di tengah-tengah manusia, dan membawa manusia ke jalan yang lurus. Adanya kaidah permisalan ini adalah bahwa Al-Qur‟an mengajarkan untuk memaafkan dan bersabar ketika kaum muslimin