BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Pendidikan life skill perlu dikembangkan oleh guru agar siswa memiliki bekal untuk masa depannya kelak. Pendekatan chemo-entrepreneurship disarankan untuk diterapkan kepada siswa karena mampu menggali potensi dan life skill siswa terutama di bidang entrepreneur.
2. Perlu dikembangkan lagi penelitian yang dapat memotivasi kecakapan vokasional siswa
59
59
DAFTAR PUSTAKA
Ali, H., & Faizin, H. (2010). Teologi Entrepreneurship. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ali, M. (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Jakarta: Grasindo. Anwar. (2012). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: CV. Alfabeta.
Anto. (2014). Panitia Umumkan Rekapitulasi SNMPTN 2014. Bandung: ITB News.
Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset
Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Astamoen, M. P. (2008). Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Aqib, Z. (2011). Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (Life Skill). Bandung: CV. Yrama Widya.
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Badan Pusat Statistik. (2011). Data Strategis BPS. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Brady, J. E. (1992). Kimia Universitas Asas & Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara. Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Crispin, S., Dibben, M., Auley, A. Mc., Hoell, R. C., & Miles, M. P. (2013). To Teach or Try: A Continuum of Approaches to Entrepreneurship Education in Australia. American Journal of Entrepreneurship Vol. 6, no.2, pp. 94-109.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. . (2007). Konsep Pengembangan Model
Integrasi Kurikulum Pendidikan Kecakapan Hidup. Jakarta: Depdiknas. Elfindri., Rumengan, J., Wello, M. B., Tobing, P., Yanti, F., Eriyani, E., & Indra,
R. (2011). Soft Skills untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media. Hakim, L. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
60
Iriantara, Y., & Syaripudin, U. (2013). Komunikasi Pendidikan. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Juliandi, A., Irfan., & Manurung, S. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis Konsep dan Aplikasi. Medan: UMSU Press.
Keenan, C. W., Kleinfelter., & Wood. (1984). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Penidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. (2016). Wirausaha Perlu Ditanamkan Sejak Dini. Jakarta: Kemenperin.
Kusuma, E., & Siadi, K. (2010). Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berorientasi Chemo-Entrepreneurship Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Life Skill Mahasiwa. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol.4, No.1.
Kuswati, T. M., Ernavita., Ratih., & Elly M. (2014). Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Lapau, B. (2012). Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Oxtoby, D. W., Gills, H. P., & Nachtrieb, N. H. (2001). Prinsip-prinsip Kimia
Modern. Jakarta:Erlangga.
Paristiowati, M., Slamet, R., & Sebastian, R. (2014). Chemo-entrepreneurship: learning approach for improving student’s cooperation and communication. Procedia-Social and Behavioral Sciences 174 (2015) 1723 – 1730.
Pawito. (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lukis Pelangi Aksara.
Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
– Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Roudhonah. (2007). Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sastrohamidjojo, H. (2010). Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
61
61
Singh, H., & Gera, M. (2015). Strategies for Developpment of Life Skills and Global Competencies. International Journal of Scientific Research Volume: 4, Issue: 6, June 2015 ISSN No 2277-8179.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sumarti, S. S., Supartono., & Diniy, H. H. (2014). Material Module Development of Colloid Orienting on Local-Advantage-Based Chemo-Entrepreneurship to Improve Student’s Soft Skill. International Journal of Humanities and Management Sciences (IJHMS) Volume 2, Issue 1 (2014) ISSN 2320-4044. Supartono. (2006). Upaya Peningkatan dan Kreativitas Siswa SMA melalui
Pembelajaran Kimia dengan Pendekatan Chemo-entrepreneurship (CEP). Proceeding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia. Surya, M. (2004). Bunga Rampai Guru dan Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka. Suryana. (2009). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Susiwi. (2007). Kecakapan Hidup (Life Skill) Handout Perencanaan
Pembelajaran Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suyono., & Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Tim Broad Based Education Depdiknas. (2003). Pola Pelaksanaan Pendidikan Kecakapan Hidup. Surabaya: Surabaya Intellectual Club.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 3 tentang
Dasar, Fungsi dan Tujuan. diakses dari
http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf. Pada 6 November 2015 pukul 17.07
World Health Organization. (1997). Life Skill Education For Children and Adolescents in School. Geneva: Division of Mental Health and Prevention of Substance Abuse.
Wibowo, W. (2011). Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara
Zuriah, N. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
62 Lampiran: 1
PERHITUNGAN PERSENTASE LIFE SKILL
LEMBAR OBSERVASI K el o mp o k
Life Skill Generik Life Skill Spesifik
Kecakapan Personal Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik Kecakapan Vokasional Kecakapan
Mengenal Diri
Kecakapan
Berpikir Kecakapan Berkomunikasi
Kecakapan Bekerjasama
Melaksanakan
Penelitian Melakukan Identifikasi Keterampilan
Mampu
Bersaing Etos Kerja
D isi p li n M em el ih ar a Li n g k u n g an B er p ik ir K re at if M en y am p ai k an P en d ap at M en y am p ai k an Id e S al in g M em b an tu No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1 Adibah 1 0 0 3 2 2 3 3 3 3 1 1 0 0 3 3 3 3 3 3 3 3 Zeifar 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 3 3 0 0 1 0 0 0 Alfian 1 0 0 3 1 1 0 0 0 0 3 1 3 1 3 3 0 0 1 0 0 0 Wahid 1 0 0 3 1 1 0 0 0 0 3 1 1 1 3 3 0 0 1 0 0 0 Ardana 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 3 3 0 0 1 0 0 0 2 Dwi Cahyo 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 0 0 Iqbal 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 Nurafni 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 Iftias 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0 Dinda 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 0 0 0
63 3 Novitasari 3 3 3 1 2 2 3 0 3 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0 Dewi 3 3 3 1 2 2 3 0 3 3 2 3 3 3 2 2 0 0 3 3 3 0 Septia 3 3 3 1 2 2 3 0 3 3 2 3 3 3 3 3 0 0 3 3 0 3 Nur Irpan 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 0 3 3 0 0 Vina 3 3 3 1 2 2 3 0 3 3 2 3 3 3 3 3 0 0 3 3 0 0 Rizqi 3 3 3 1 2 2 3 0 3 3 2 3 3 3 3 3 3 0 3 3 0 0 4 wais 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 0 3 0 0 3 Siti 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 0 0 3 Risya 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 0 3 0 Hadifahli 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 0 3 3 0 0 3 Galuh 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 1 0 0 3 3 3 0 Kukuh 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0 3 0 5 Hanif 2 3 3 0 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 1 1 1 3 3 3 0 0 Yazid 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 1 1 1 3 3 3 0 0 Hafizha 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 1 1 1 3 3 3 3 3 Fauzyanti 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 1 1 1 3 3 3 3 0 Annysa 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 Veronica 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 0 3 3 1 1 1 3 3 3 3 0 6 Sagita 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 0 3 3 0 0 Fauzan 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 0 3 0 0 0 Anas 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 0 3 0 0 0 Rosa 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 0 3 0 3 0 Irbach 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 0 3 0 3 0 Vegi 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 3 3 0 0 3 JUMLAH 83 87 87 71 78 74 90 75 90 90 90 59 91 89 80 81 35 45 94 54 39 30
64 MAKS 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 PERSENTASE 81,37 85,29 85,29 69,61 76,47 72,55 88,24 73,53 88,24 88,24 88,24 57,84 89,22 87,25 78,43 79,41 34,31 44,12 92,16 52,94 38,24 29,41 RATA-RATA 83,33 77,45 74,51 80,88 88,24 73,04 83,57 39,21 92,16 40,20 80,39 77,69 78,30 57,19 82,96 81,67 67,75
65 Lampiran: 2
PERHITUNGAN PERSENTASE LIFE SKILL
LKS
Ke lo m p o kLife Skill Generik Life Skill Spesifik
Kecakapan
Personal Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik Kecakapan Vokasional
Kecakapan Berpikir Kecakapan Berkomunikasi Kecakapan Bekerjasama Melaksanakan Penelitian Melakukan Identifikasi Keterampilan Mampu
Bersaing Etos Kerja
Berpikir Kreatif Menyampaikan Ide Saling Membantu Aktifitas
Nama 6 4 5 Keseluruhan 8 11 12 13 14 9 10 15 16a 16b 16c
1 Adibah 3 3 3 3 1 1 0 0 3 3 3 3 3 3 3 Zeifar 0 0 0 0 1 1 0 0 3 0 0 1 0 0 0 Alfian 3 0 0 0 3 1 3 1 3 0 0 1 0 0 0 Wahid 3 0 0 0 3 1 1 1 3 0 0 1 0 0 0 Ardana 0 0 0 0 1 1 0 0 3 0 0 1 0 0 0 2 Dwi Cahyo 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 0 0 Iqbal 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 Nurafni 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 Iftias 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0 Dinda 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 0 0 0 3 Novitasari 1 3 0 3 2 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0
66 Dewi 1 3 0 3 2 3 3 3 2 0 0 3 3 3 0 Septia 1 3 0 3 2 3 3 3 3 0 0 3 3 0 3 Nur Irpan 1 3 3 3 2 3 3 3 3 0 0 3 3 0 0 Vina 1 3 0 3 2 3 3 3 3 0 0 3 3 0 0 Rizqi 1 3 0 3 2 3 3 3 3 3 0 3 3 0 0 4 Wais 2 3 3 3 3 3 3 3 0 0 0 3 0 0 3 Siti 2 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 0 0 3 Risya 2 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 3 0 3 0 Hadifahli 2 3 3 3 3 3 3 3 2 0 3 3 0 0 3 Galuh 3 3 3 3 3 3 3 3 1 0 0 3 3 3 0 Kukuh 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 3 0 3 0 5 Hanif 0 3 3 3 3 0 3 3 1 1 3 3 3 0 0 Yazid 2 3 3 3 3 0 3 3 1 1 3 3 3 0 0 Hafizha 2 3 3 3 3 0 3 3 1 1 3 3 3 3 3 Fauzyanti 2 3 3 3 3 0 3 3 1 1 3 3 3 3 0 Annysa 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 Veronica 2 3 3 3 3 0 3 3 1 1 3 3 3 3 0 6 Sagita 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0 3 3 0 0 Fauzan 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0 3 0 0 0 Anas 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0 3 0 0 0 Rosa 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 0 3 0 3 0 Irbach 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 0 3 0 3 0 Vegi 3 3 3 3 3 0 3 3 3 0 3 3 0 0 3 JUMLAH 71 90 75 90 90 59 91 89 81 35 45 94 54 39 30 MAKS 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102
67 PERSENTASE 69,61 88,24 73,53 88,24 88,24 57,84 89,22 87,25 79,41 34,31 44,12 92,16 52,94 38,24 29,41 RATA-RATA 69,61 80,88 88,24 73,04 85,29 39,22 92,16 40,20 84,56 79,17 57,19 77,09 68,18
68
68 Lampiran : 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Koloid
Kelas/Semester : XI IPA / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 1 (Satu)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manuasia yang kebenarannya bersifat tentatif
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,
kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari 3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya
4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid
C. Indikator Pembelajaran
3.15.1 Mendiskusikan produk koloid yang akan dibuat
4.14.1 Mengajukan ide untuk menentukan produk koloid yang akan dibuat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendiskusikan produk koloid yang akan dibuat melalui diskusi kelompok
2. Siswa mampu mengajukan ide untuk menentukan produk koloid yang akan dibuat melalui diskusi kelompok
E. Materi
Berdasarkan pada ukuran partikel zat yang ada dalam campuran maka campuran dapat dibedakan menjadi larutan, suspensi, dan koloid.
Jika suatu larutan tersusun dari komponen-komponen zat terlarut dan pelarut, maka suatu sistem koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fase terdispersi (zat terlarut) dan medium pendispersi (pelarut). Contohnya, dispersi tanah liat; partikel tanah liat sebagai fase terdispersi, sedangkan air merupakan medium pendispersi. Dalam sistem koloid, baik fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair, atau padat. Oleh karena itu, kita mengenal delapan macam sistem koloid.
Macam-macam sistem koloid adalah sebagai berikut: Zat
terdispersi
Zat pendispersi
Jenis Koloid Contoh
Gas Cairan Busa Krim kocok, busa bir,
busa sabun
Gas Padat Busa padat Batu apung, karet
busa
Cairan Gas Aerosol cair Kabut, awan
Cairan Cairan Emulsi Mayones, susu
Cairan Padat Emulsi padat Keju, mentega
Padat Gas Aerosol padat Asap, debu
Padat Cair Sol Kebanyakan cat, pati
dalam air, selai, agar-agar/puding
Padat Padat Sol padat Intan hitam, kaca rubi
Pada prinsipnya pembuatan koloid adalah mengubah partikel-partikel berukuran ion, atom, atau molekul menjadi partikel-partikel koloid. Atau mengubah
70
partikel besar menjadi koloid. Untuk memperoleh suatu sistem koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi, dispersi, dan cara gabungan.
Susu, es krim, puding/agar-agar, selai, mayonaise dan masih banyak lagi makanan lezat lainnya yang mungkin sudah biasa kita makan. Siapa sangka ternyata kesemua makanan lezat itu merupakan olahan yang dibuat berdasarkan pada prinsip kimia, yakni koloid.
Sistem koloid memiliki beberapa sifat antara lain: 1. Efek Tyndall
Untuk menentukan larutan sejati atau koloid, digunakan metode silika koloid. Jika cahaya melewati larutan sejati, pengamat yang melihatnya dari arah tegak lurus terhadap sinar tidak melihat cahaya. Tetapi, dalam suspensi koloid cahaya dibaurkan ke segala arah dan dapat dilihat dengan mudah.
2. Gerakan Brown
Apabila partikel koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang tinggi (atau dengan mikroskop ultra) akan terlihat partikel koloid yang bergerak terus-menerus dengan arah yang acak (tak beraturan atau patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown.
3. Adsorpsi
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi.
4. Koagulasi
Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Penggumpalan ini dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara mekanis, fisis, dan kimia. Mekanis dilakukan dengan cara pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Agar-agar dan selai merupakan contoh dari sifat koloid koagulasi dengan cara mekanis, karena agar-agar dan selai akan menggumpal bila dipanaskan. Alat cottrel digunakan untuk menggumpalkan asap atau debu dari cerobong pabrik, hal ini merupakan contoh dari cara fisis. Sedangkan penggumpalan dengan cara kimia dilakukan dengan menambahkan elektrolit bermuatan lawan ke dalam koloid. 5. Koloid Pelindung
Sifat koloid yang dapat melindungi koloid lain disebut koloid pelindung. Yang berperan sebagai koloid pelindung disebut emulgator. Seperti pada susu, mayones, margarin, dan jeli. Mayones merupakan suatu emulsi lemak cair, seperti minyak zaitun atau minyak jagung dalam air. Kuning telur dalam mayones berfungsi sebagai bahan penstabil emulsi.
Pembuatan selai buah menggunakan prinsip koloid yakni pembuatan koloid dengan cara mekanik (dispersi langsung). Cara mekanik dilakukan dengan memperkecil ukuran butir-butir kasar dengan cara menggiling atau menggerus koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Pada pembuatan selai buah, buah yang awalnya berbentuk utuh, dipotong-potong kemudian dihaluskan dan diaduk, hingga menjadi selai.
Cara peptisasi dilakukan pada pembuatan agar-agar, dengan cara memecah partikel-partikel besar menjadi partikel koloid, misalnya suspensi, gumpalan atau endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Agar-agar ini dipeptisasi oleh air, sehingga terbentuk gumpalan atau endapan.
Mayonaise dibuat menjadi koloid dengan cara kondensasi atau penggumpalan partikel yang sangat kecil. Untuk membentuk koloid ini, digunakan zat pengemulsi atau emulgator yaitu zat yang dapat menarik zat cair, emulgatornya adalah kuning telur.
F. Pendekatan dan Metode
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi kelompok
G. Media dan Sumber Belajar
1. Media : Gambar produk koloid (agar-agar, selai, dan mayonnaise)
2. Sumber Belajar : - Buku paket pelajaran kimia kelas XI (Kuswati, Tine Maria.,
Ernavita., Ratih., & Elly Marwati. (2014). Konsep dan Penerapan Kimia SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.)
- Lembar Kerja Siswa
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Aktifitas Pembelajaran Waktu
1. Kegiatan awal (Apersepsi)
Guru mengorientasikan perhatian siswa dengan mengucapkan salam
Siswa dibagi menjadi 6 kelompok secara demokratis, sesuai dengan keinginan siswa
Guru menanyakan kepada siswa jenis makanan yang biasa mereka makan saat sarapan
10 menit
2. Kegiatan Inti Mengamati
Guru memberikan gambar jenis makanan produk koloid (agar-agar, selai, dan mayones) untuk membangun motivasi dan rasa ingin tahu siswa bagaimana produk itu dapat dibuat berdasarkan prinsip koloid sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME
Guru mengarahkan siswa untuk membuat produk koloid (puding, selai, dan mayones).
70 menit
72
Setiap 2 kelompok diarahkan untuk membuat produk koloid yang sama
Guru mengarahkan setiap kelompok untuk melihat sumber (https://cookpad.com) lalu menuliskan produk koloid yang akan dibuat pada kolom pencarian sebagai referensi pembuatan produk koloid sesuai dengan produk yang telah mereka pilih,
Menanya
Siswa bertanya dengan kritis mengenai mekanisme percobaan yang akan dilakukan Mencoba
Siswa berdiskusi dengan disiplin bersama kelompoknya untuk menentukan produk koloid apa yang akan mereka buat
Siswa menuliskan ide bahan baku yang akan digunakan untuk pembuatan produk koloid dengan teliti
Menalar
Siswa berdiskusi dan berpikir kreatif untuk berinovasi membuat produk yang baru
Siswa berdiskusi dan berpikir kreatif untuk membuat sketsa pembuatan produk koloid Mengomunikasikan
Siswa menyampaikan dengan komunikatif kepada guru tentang hasil diskusi yang telah mereka lakukan dengan teman kelompoknya 3. Kegiatan
Akhir (Penutup)
Guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan
Siswa disarankan untuk tetap semangat belajar 10 menit
I. Penilaian
Aspek yang dinilai adalah life skill siswa berdasarkan indikator life skill berikut: Penilaian Life Skill
No Aspek yang diamati
Indikator Pernyataan Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1 1. Kecakapan Berkomuni-kasi Menyampai-kan ide
Menyampaikan ide dengan menuliskan produk koloid apa yang akan dibuat 2.
Menyampaikan ide dengan menuliskan bahan baku yang akan digunakan untuk membuat produk koloid 3. Kecakapan Berpikir Berpikir kreatif Berinovasi memodifikasi produk koloid yang dipilih dengan kreatif
4. Membuat sketsa pembuatan
Rubrik Penilaian:
Penilaian Life Skill
Pernyataan Skor 3 Skor 2 Skor 1 Skor 0
Menyampaikan ide dengan menuliskan produk koloid apa yang akan dibuat
1. Menuliskan jenis produk koloid yang akan dibuat 2. Sesuai dengan materi
pembelajaran
3. Merupakan produk
koloid yang beda dari yang lain Melaksanakan 2 dari 3 kriteria Melaksanakan 1 dari 2 kriteria Tidak melaksanakan sama sekali Menyampaikan ide dengan menuliskan bahan baku yang akan digunakan untuk membuat produk koloid
1. Menuliskan bahan baku
yang akan digunakan untuk membuat produk koloid
2. Merupakan bahan baku
yang beda dari yang lain
3. Sesuai dengan produk
koloid Melaksanakan 2 dari 3 kriteria Melaksanakan 1 dari 2 kriteria Tidak melaksanakan sama sekali Berinovasi memodifikasi produk koloid yang dipilih dengan kreatif
Membuat produk yang: 1. Belum ada di pasaran
2. Unik 3. Menarik Melaksanakan 2 dari 3 kriteria Melaksanakan 1 dari 2 kriteria Tidak melaksanakan sama sekali Membuat sketsa pembuatan produk koloid dengan kreatif
Membuat sketsa pembuatan produk koloid secara:
1. Berurutan 2. Rapih 3. Dapat dipahami Melaksanakan 2 dari 3 kriteria Melaksanakan 1 dari 2 kriteria Tidak melaksanakan sama sekali
Penilaian life skill siswa:
% siswa = ℎ � � � � �
ℎ ℎ � x 100%
Dengan kriteria life skill siswa sebagai berikut:
Persentase (%) Kriteria 81-100 Sangat baik 61-80 Baik 41-60 Cukup 21-40 Kurang Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kimia
Drs. H. Sentot Sumitro NIP. 195912221987031004
74
Lampiran : 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta
Mata Pelajaran : Kimia
Materi : Koloid
Kelas/Semester : XI IPA / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 2 (Dua)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manuasia yang kebenarannya bersifat tentatif
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari
3.15 Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya 4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid
berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid
C. Indikator Pembelajaran
3.15.2 Membaca materi koloid untuk menentukan kesesuaian produk yang akan dibuat dengan jenis koloid
3.15.3 Memberi label pada produk koloid yang dibuat 4.15.2 Merancang pembuatan produk koloid
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu membaca materi koloid untuk menentukan kesesuaian produk yang akan dibuat dengan jenis koloid melalui kegiatan mandiri
2. Siswa mampu memberi label pada produk koloid yang dibuat
3. Siswa mampu merancang pembuatan produk koloid melalui diskusi kelompok E. Materi
Berdasarkan pada ukuran partikel zat yang ada dalam campuran maka campuran dapat dibedakan menjadi larutan, suspensi, dan koloid.
Jika suatu larutan tersusun dari komponen-komponen zat terlarut dan pelarut, maka suatu sistem koloid juga tersusun dari dua komponen, yaitu fase terdispersi (zat terlarut) dan medium pendispersi (pelarut). Contohnya, dispersi tanah liat; partikel tanah liat sebagai fase terdispersi, sedangkan air merupakan medium pendispersi. Dalam sistem koloid, baik fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa gas, cair, atau padat. Oleh karena itu, kita mengenal delapan macam sistem koloid.
Macam-macam sistem koloid adalah sebagai berikut: Zat
terdispersi
Zat pendispersi
Jenis Koloid Contoh
Gas Cairan Busa Krim kocok, busa bir, busa sabun
Gas Padat Busa padat Batu apung, karet busa
Cairan Gas Aerosol cair Kabut, awan
Cairan Cairan Emulsi Mayones, susu
Cairan Padat Emulsi padat Keju, mentega
Padat Gas Aerosol padat Asap, debu
Padat Cair Sol Kebanyakan cat, pati dalam air,
selai, agar-agar/puding
Padat Padat Sol padat Intan hitam, kaca rubi
Pada prinsipnya pembuatan koloid adalah mengubah partikel-partikel berukuran ion, atom, atau molekul menjadi partikel-partikel koloid. Atau mengubah partikel besar menjadi koloid. Untuk memperoleh suatu sistem koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi, dispersi, dan cara gabungan.
Susu, es krim, puding/agar-agar, selai, mayonaise dan masih banyak lagi makanan lezat lainnya yang mungkin sudah biasa kita makan. Siapa sangka ternyata
76
kesemua makanan lezat itu merupakan olahan yang dibuat berdasarkan pada prinsip kimia, yakni koloid.
Sistem koloid memiliki beberapa sifat antara lain: 6. Efek Tyndall
Untuk menentukan larutan sejati atau koloid, digunakan metode silika koloid. Jika cahaya melewati larutan sejati, pengamat yang melihatnya dari arah tegak lurus terhadap sinar tidak melihat cahaya. Tetapi, dalam suspensi koloid cahaya dibaurkan ke segala arah dan dapat dilihat dengan mudah.
7. Gerakan Brown
Apabila partikel koloid diamati di bawah mikroskop pada pembesaran yang tinggi (atau dengan mikroskop ultra) akan terlihat partikel koloid yang bergerak terus-menerus dengan arah yang acak (tak beraturan atau patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown.
8. Adsorpsi
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu, partikel koloid menjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan disebut adsorpsi, jika penyerapan sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi.
9. Koagulasi
Koagulasi merupakan proses penggumpalan partikel koloid. Penggumpalan ini dapat dilakukan dengan tiga cara yakni secara mekanis, fisis, dan kimia. Mekanis dilakukan dengan cara pemanasan, pengadukan, dan pendinginan. Agar-agar dan selai merupakan contoh dari sifat koloid koagulasi dengan cara mekanis, karena agar-agar dan selai akan menggumpal bila dipanaskan. Alat cottrel