• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Kesimpulan Dan Saran

3.2. Saran

1) Bagi kebutuhan klien

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imun tubuh yang menurun.

2) Bagi institusi pendidikan.

Semoga karya tulis ilmiah (KTI) ini dapat menambah wawasan kita selaku mahasiswa tentang Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi.

3) Bagi pelayanan kesehatan

Bagi perawat yang profesional harus memiliki keterampilan yang cukup tinggi selain adanya ilmu yang mendasari dan sikap yang mendukung terhadap terwujudnya suatu bentuk pelayanan kesehatan yang optimal.Dan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi, perawat harus mempunyai ilmu dan keterampilan khusus yang mendukung terhadap tercapainya Asuhan Keperawatan yang adekuat.

BAB II

Pengelolaan Kasus

2.1.Konsep Dasar Penyakit

2.1.1.Pengertian Pankreatitis

Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan.(Brunner & Suddart, 2002).Pankreatitis adalah inflamasi yang mengenai pankreas yang bersifat serius dengan intensitas yang ringan sampai berat dan berakibat fatal (Riyadi, S & Sukarmin, 2008).Pankreatitis juga didefenisikan sebagai peradangan pada pankreas yang mengganggu fungsi eksokrin dalam membantu menjalankan metabolisme dalam tubuh (Riyadi, S & Sukarmin, 2008).Sedangkan menurut Doenges (2000) pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas.

2.1.2.Klasifikasi Pankreatitis 1) Pankreas Akut

Pankreas akut merupakan inflamasi pada pankreas akibat tercernanya organ tersebut oleh enzim-enzim yang dikeluarkan pankreas (terutama tripsin) (Riyadi, S & Sukarmin, 2008).Pankreatitis akut atau inflamasi pada pankreas terjadi akibat tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin(Brunner & Suddart, 2002). 2) Pankreas Kronik

Pankreatitis kronik merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas (Brunner & Suddart, 2002).Riyadi, S & Sukarmin (2008) juga menyebutkan pankreatitis kronik merupakan inflamasi pada pankreas

yang ditandai dengan kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pancreas.

2.1.3. Etiologi

Penjelasan penyebab dari timbulnya penyakit Pankreatitis menurut Brunner & Suddart (2002) adalah sebagai berikut:

1) Pankreas Akut

Pankreatitis akut terjadi akibat proses tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin. Delapan puluh persen penderita pankreatitis akut mengalami penyakit pada duktus billiaris; meskipun demikian, hanya 5% penderita batu empedu yang kemudian mengalami nekrosis.

Kebiasaan mengkonsumsi alkohol dalam waktu lama merupakan penyebab umum pankreatitis akut, tetapi pasien biasanya sudah menderita pankreatitis kronis yang tidak terdiagnosis sebelum episode pankreatitis akut terjadi. Keadaan lain yang jarang ditemukan sebagai penyebab pankreatitis adalah infeksi bakteri atau virus, atau pankreatitis akibat virus parotitis. Trauma tumpul abdomen, penyakit ulkus peptikum, penyakit vaskuler iskemik, hiperlipidemia, hiperkalsemia, dan penggunaan kortikosteroid, preparat diuretik tiazida, serta kontrasepsi oral ternyata berkaitan dengan peningkatan insidens pankreatitis.

2) Pankreas Kronik

Konsumsi alkohol dalam masyarakat Barat dan malnutrisi yang terdapat di seluruh dunia merupakan penyebab pankreatitis kronis.Pada alkoholisme, insiden pankreatitis 50 kali lebih tinggi dibandingkan insiden dalam populasi bukan peminum.Konsumsi alkohol dalam waktu lama menyebabkan hipersekresi protein dalam sekret pankreas. Akibatnya akan terbentuk sumbat protein dan batu (kalkuli) dalam duktus pankreas. Alkohol juga memiliki efek toksik yang langsung pada sel-sel pankreas. Kemungkinan terjadinya kerusakan sel-sel ini akan lebih parah pada pasien-pasien yang kandungan protein dalam makanannya buruk atau yang kandungan lemaknya terlampau tinggi atau rendah.

2.1.4.Patofisiologi

Pankreatitis merupakan penyakit sistemik yang terdiri dari dua fase.Pertama, fase awal yang disebabkan efek sistemik pelepasan mediator inflamasi, disebut sindrom respons inflamasi sistemik atau systemic inflamatory response syndrome (SIRS) yang berlangsung sekitar 72 jam.Gambaran klinisnya menyerupai sepsis, tetapi tidak ada bukti-bukti infeksi.Kedua, fase lanjut merupakan kegagalan sistem pertahanan tubuh alami yang menyebabkan keterlibatan sampai kegagalan multiorgan, yang biasanya dimulai pada awal minggu kedua.Kegagalan fungsi salah satu organ merupakan penanda beratnya penyakit dan buruknya faktor prognosis. Pankreatitis atau inflamasi pada pankreas terjadi akibat penyumbatan duktus pankreatikus, biasanya oleh batu empedu di duktus bilaris komunis.Hiperlipidemia adalah suatu faktor resiko timbulnya pankreatitis yang dapat merangsang secara berlebihan pelepasan enzim-enzim pankreas, atau berperan menyebabkan terbentuknya batu empedu.Alkoholisme kronik juga berkaitan dengan pankreatitis, alkohol menambah konsentrasi protein dalam cairan pankreas dan mengakibatkan endapan yang merupakan inti untuk terjadinya kalsifikasi yang menyebabkan pankreatitis. (Brunner & Suddart, 2002)

2.1.5.Manifestasi klinik

Manifestasi klinik dari penyakit pankreatitis menurut Brunner & Suddart (2002) adalah sebagai berikut:

1) Pankreatitis Akut

Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala utama pankreatitis yang menyebabkan pasien datang ke rumah sakit.Rasa sakit dan nyeri tekan abdomen yang disertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas yang mengalami inflamasi tersebut sehingga timbul rangsangan pada ujung-ujung saraf.Peningkatan tekanan pada

kapsul pankreas dan obstruksi duktus pankreatikus juga turut menimbulkan rasa sakit.

Secara khas rasa sakit yang terjadi pada bagian tengah ulu hati (midepigastrium).Awitannya sering bersifat akut dan terjadi 24-48 jam setelah makan atau setelah mengkonsumsi minuman keras; rasa sakit ini dapat bersifat menyebar dan sulit ditentukan lokasinya.Umumnya rasa sakit menjadi semakin parah setelah makan dan tidak dapat diredakan dengan pemberian antasid. Rasa sakit ini dapat disertai dengan distensi abdomen, adanya massa pada abdomen yang dapat diraba tetapi batasnya tidak jelas dan dengan penurunan peristaltik. Rasa sakit yang disebabkan oleh pankreatitis sering disertai dengan muntah.

Pasien tampak berada dalam keadaan sakit berat defens muskuler teraba pada abdomen. Perut yang kaku atau mirip papan dapat terjadi dan merupakan tanda yang fatal.Namun demikian abdomen dapat tetap lunak jika tidak terjadi peritonitis.Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan disekitar umbilikus merupakan tanda yang menunjukkan adanya pankreatitis haemoragik yang berat.

Mual dan muntah umumnya dijumpai pada pankreatitis akut.Muntahan biasanya berasal dari isi lambung tetapi juga dapat mengandung getah empedu.Gejala panas, ikterus, konfusidan agitasi dapat terjadi.

Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia serta syok yang disebabkan oleh kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya protein, karena cairan ini mengalir kedalam jaringan dan rongga peritoneum.Pasien dapat mengalami takikardia, sianosis dan kulit yang dingin serta basah disamping gejala hipotensi.Gagal ginjal akut sering dijumpai pada keadaan ini.

Gangguan pernafasan serta hipoksia lazim terjadi, dan pasien dapat memperlihatkan gejala infiltrasi paru yang difusi, dispnoe, takhipnoe dan hasil pemeriksaan gas darah abnormal.Depresi miokard, hipokalsemia, hiperglikemia dan koagulopati intravaskuler diseminata dapat pula terjadi pada pankreatitis akut.

2)

Pankreatitis Kronis

Insidens pankreatitis kronis meningkat pada laki-laki dewasa dan ditandai oleh serangan nyeri hebat di daerah abdomen bagian atas dan punggung, disertai muntah.Serangan nyeri sering sangat hebat sehingga pemberian preparat narkotik, sekalipun dengan dosis tinggi, tidak mampu meredakan nyeri tersebut. Resiko ketergantungan opiat akan meningkat pada pankreatitis karena sifatnya yang kronis dan hebatnya rasa nyeri.

Penurunan berat badan merupakan masalah utama pada pankreatitis kronis. Biasanya disebabkan oleh penurunan asupan makanan akibat anoreksia atau perasaan takut bahwa makan akan memicu serangan berikutnya. Malabsorbsi mengakibatkan proses pencernaan bahan makanan khususnya protein dan lemak akan terganggu. Defekasi menjadi lebih sering dan feces menjadi berbuih (steatore) akibat gangguan pencernaan lemak.

2.2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi

2.2.1.Pengertian Nutrisi

Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh (Potter & Perry, 2005). Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Wartonah, 2010). Nutrisi dapat juga dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit ( Wartonah, 2010 ).Sedangkan menurut Wahit (2007) nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.

2.2.2.Jenis-Jenis Nutrisi

Ada 6 kategori zat makanan menurutPotter & Perry (2005), yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Tarwoto & Wartonah (2010) menyebutkan nutrisi terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Sedangkan jenis-jenis nutrisi menurut Asmadi (2008) yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Asmadi menyebutkan bahwa mineral dan air termasuk ke dalam pembahasan kebutuhan cairan dan elektrolit. Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, sedangkan air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan, serta mineral dan vitamin tidak menyediakan energi tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam-basa.

1) Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet dan merupakan sumber utama bahan bakar untuk otak, otot rangka selama latihan, eritrosit dan leukosit, dan medulla renal (Brunner & Suddart, 2005).Sedangkan menurut Wahit (2007), karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam susunan makanan. Dan menurut Asmadi (2008) karbohidrat adalah senyawa yang mengandung zat karbon (C) dalam ikatan dengan hidrogen (H) dan oksigen (O) dalam suatu perbandingan 1:2:1.

Rentang asupan karbohidrat dalam diet yang direkomendasikan adalah 50%-60% dari total kalori, lebih disukai dalam bentuk karbohidrat yang kompleks, seperti roti dari biji penuh dan sereal (Potter & Perry, 2005).

Karbohidrat di dalam sel mengalami proses oksidasi yang menghasilkan panas dan energi yang hasilnya dibuang melalui paru-paru berupa H2O dan CO2 melalui kulit berupa keringat, dan melalui ginjal dalam bentuk urine (Asmadi, 2008). Sedangkan apabila karbohidrat tidak digunakan, maka akan terjadi glikogenesis yang akan menghasikan glikogen yang kemudian disimpan di hepar dan otot, dan bila diperlukan

lagi, maka glikogen akan pecah melalui proses glikogenolisis menjadi glukosa kembali (Asmadi, 2008).

Jika energi yang kita butuhkan sangat tinggi, sedangkan intake

ataupun cadangan karbohidrat berkurang, maka mekanisme tubuh adalah mengubah sumber-sumber non-karbohidrat seperti lemak menjadi glukosa (Asmadi, 2008). Kebutuhan tubuh terhadap karbohidrat sekitar 5,5 gr/kgBB/hari (Asmadi, 2008). Tiap gram karbohidrat akan menghasilkan 4 kilokalori (kkal) (Potter & Perry, 2005).

Adapun fungsi karbohidrat menurut Asmadi (2008) adalah sebagai berikut:

a) Sebagai sumber utama bagi tubuh.

b) Penting untuk metabolisme lemak normal karena jika karbohidrat kurang, maka lemak digunakan sebagai sumber energi.

c) Pada hati, glucorinic acid mempunyai fungsi yang penting dalam pengikatan racun kimia dan bakteri.

d) Penting dalam mempertahankan integritas fungsi sel saraf dan sebagai sumber energi otak.

e) Sisa laktosa dalam usus lebih lama daripada disakarida, sehingga mempermudah pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. Laktosa ini berfungsi sebagai laksatif serta sintesis vitamin B kompleks dan vitamin K.

f) Selulosa (karbohidrat yang tidak dicerna) membantu dalam eliminasi yang normal karena merangsang gerakan peristaltik saluran pencernaan dan absorbsi air sehingga feses menjadi padat.

g) Makanan yang banyak mengandung karbohidrat (sereal) juga memberikan suplai protein, mineral, dan vitamin B dalam jumlah yang bermakna.

h) Digunakan sebuah protein sparing action, jika karbohidrat tidak mencukupi yaitu protein akan diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis).

2) Protein

Wahit (2007) mengatakan protein merupakan kelompok nutrien yang sangat penting bagi makhluk hidup.Asmadi (2008) juga mengatakan protein adalah nutrien yang paling utama diperlukan oleh tubuh manusia.Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa penting seperti enzim, hormon, dan antibodi (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Bentuk protein yang paling sederhana adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh, tetapi harus diberikan dalam diet (Brunner & Suddart, 2005).Wahit (2007) mengatakan kebutuhan protein setiap orang bervariasi berdasarkan laju pertumbuhan dan berat badannya. Kebutuhan protein pada bayi sebanyak 3 gr/kgBB, anak-anak sebanyak 1,75 – 2,5 gr/kgBB, pada remaja sampai dengan lansia sebanyak 1,25 – 1,75 g/kgBB, wanita hamil ditambah 10 gr/hari, dan ibu menyusui ditambah 20 gr/hari (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Adapun fungsi protein menurut Asmadi (2008) adalah sebagai berikut:

a) Mempertahankan kesehatan dan vitalitas tubuh.

b) Pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan tubuh. c) Pembentukan hormon.

d) Mencegah darah atau jaringan lebih asam atau lebih basa. e) Memelihara keseimbangan cairan tubuh.

f) Pembentukan enzim, antibodi, dan pembentukan susu saat proses laktasi.

g) Membantu pembekuan darah. 3) Lemak

Lemak (Lipid) merupakan nutrien padat yang paling berkalori dan menyediakan 9 kkal per gram (Potter & Perry, 2005).Lemak merupakan sumber energi kedua setelah karbohidrat (Asmadi, 2008).Menurut Tarwoto & Wartonah (2010) lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah kalori lebih besar daripada karbohidrat dan protein.Sedangkan Wahit (2007) mengatakan lemak

adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.

Kebutuhan lemak oleh tubuh sekitar 1,5 gr/kgBB/hari (Asmadi, 2008). Setiap 1 gr lemak menyediakan 38 kJ (9 kkal) (Wahit, 2007).Ketika terjadi penurunan gula darah, dimana cadangan karbohidrat dan protein menurun, maka lemak diubah menjadi glukosa (Tarwoto & Wartonah, 2010). Namun jika dalam makanan terdapat kelebihan lemak, maka dalam tubuh lemak akan disimpan dan akan dipergunakan sebagai cadangan energi atau tenaga, bantalan bagi alat-alat tubuh seperti ginjal dan bola mata, mempertahankan panas tubuh karena lemak sebagai penghambat panas (konduktor yang buruk), perlindungan tubuh terhadap trauma dan zat kimia yang berbahaya, dan pembentuk postur tubuh seperti orang terlihat gemuk atau kurus karena adanya lemak (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Adapun fungsi lemak menurut Asmadi (2007) adalah sebagai berikut:

a) Sumber cadangan energi. b) Komponen dari membran sel. c) Insulator suhu tubuh.

d) Pelarut vitamin A, D, E, dan K.

e) Jenis lemak yaitu kolesterol berfungsi untuk menghasilkan asam empedu yang berperan pada pencenaan dan pembentukan hormon kortison, estrogen, testosteron, dan hidrokortison.

4) Vitamin

Vitamin merupakan sustansi organik dalam jumlah kecil pada makanan yang esensial untuk metabolisme normal (Potter & Perry, 2005). Vitamin adalah sekelompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil agar tetap sehat (Wahit, 2007). Sedangkan menurut Asmadi (2007) vitamin merupakan zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit dan akan menimbulkan penyakit yang khas bila tubuh tidak memperolehnya dalam jumlah yang mencukupi.

Adapun fungsi vitamin menurut Tarwoto & Wartonah (2010) adalah sebagai berikut:

a) Vitamin B1: mencegah terjadinya penyakit beri-beri, neuropati parifer, gangguan konduksi sistem saraf, dan ensefalopati Wernicke. b) Vitamin B2: memperbaiki kulit dan mata, serta mencegah terjadinya

hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir yang mendapatkan fototerapi.

c) Vitamin B3: menetralisasi zat racun, berperan dalam sintesis lemak, memperbaiki kulit dan saraf, serta sebagai koenzim pada banyak enzim dehidrogenase yang terdapat dalam sitosol dan mitokondria. d) Vitamin B5: sebagai katalisator reaksi kimia dalam pembentukan

koenzim A yang berperan dalam pembentukan energi (ATP).

e) Vitamin B6: berperan dalam proses metabolisme asam amino, proses glikogenolisis, pembentukan antibodi, serta regenerasi sel darah merah.

f) Vitamin B12: membantu pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan sel saraf, dan membantu metabolisme protein.

g) Vitamin C: membantu pembentukan tulang, otot, dan kulit, membantu penyembuhan luka, meningkatkan daya tahan tubuh, membantu penyerapan zat besi, serta melindungi tubuh dari radikal bebas.

h) Asam folat: membantu metabolisme, khususnya asam amino, pematangan sel darah merah, serta mencegah terjadinya penyakit jantung bawaan.

i) Vitamin D: meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor untuk kekuatan tulang dan gigi, pengaturan produksi hormon, serta pengaturan kadar kalsium darah.

j) Vitamin A: membangun sel-sel kulit, melindungi sel-sel retina dari kerusakan.

k) Vitamin E: sebagai antioksidan dengan cara memutuskan berbagai reaksi rantai radikal bebas.

5) Air

Air merupakan komponen kritis dalam tubuh karena fungsi sel bergantung pada lingkungan cair yang menyusun 60% hingga 70% dari seluruh berat badan (Potter & Perry, 2005).

Ketika kehilangan air, seseorang dapat bertahan tidak lebih dari beberapa jam di padang pasir atau beberapa hari di lingkungan yang sangat terlindungi (Potter & Perry, 2005). Pada individu yang sehat, asupan cairan dari semua sumber sama dengan haluaran cairan melalui eliminasi, respirasi, dan berkeringat, tetapi pada orang sakit terdapat peningkatan kebutuhan cairan misalnya dengan demam atau kehilangan cairan gastrointestinal, dan orang sakit juga mengalami penurunan kemampuan untuk mengeluarkan cairan seperti penyakit kardiopulmonal atau renal yang mengarah pada kebutuhan restriksi asupan cairan (Potter & Perry, 2005).

6) Mineral

Mineral merupakan elemen esensial non-organik pada tubuh sebagai katalis dalam reaksi biokimia (Potter & Perry, 2005).

2.2.3.Faktor yang Memengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Kebutuhan nutrisi tidak berada dalam kondisi yang menetap.Ada kalanya kebutuhan nutrisi klien meningkat.Begitu pula kebalikannya, kebutuhan nutrisi seseorang menurun.Ada beberapa faktor yang memengaruhi kebutuhan seseorang terhadap nutrisi.Pada bagian ini dikemukakan dua kategori faktor yaitu faktor yang meningkatkan kebutuhan nutrisi dan faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi. Adapun faktor yang meningkatkan kebutuhan nutrisi menurut Asmadi (2007) antara lain sebagai berikut:

a. Pertumbuhan yang cepat, seperti bayi, anak-anak, remaja, dan ibu hamil.

b. Selama perbaikan jaringan/ pemulihan kesehatan karena proses suatu penyakit.

c. Peningkatan suhu tubuh. Setiap kenaikan suhu 10F, maka kebutuhan kalori meningkat 7%.

d. Aktivitas yang meningkat.

e. Stres. Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi karena mengalami stres.

f. Terjadi infeksi.

Faktor yang menurunkan kebutuhan nutrisi Asmadi (2007) antara lain sebagai berikut:

a. Penurunan laju pertumbuhan, misalnya pada lansia. b. Penurunan basal metabolic rate (BMR)

c. Hipotermi

d. Jenis kelamin. Umumnya kebutuhan nutrisi pada wanita lebih rendah dibandingkan laki-laki. Hal ini karena pada wanita BMR-nya lebih rendah dibanding BMR laki-laki.

e. Gaya hidup pasif. f. Bedrest.

2.2.4.Status Nutrisi

Karakteristik suatu nutrisi ditentukan melalui adanya indeks masa tubuh (body mass index-BMI) dan berat tubuh ideal (ideal body weight -IBW) (Tarwoto & Wartonah, 2010).

1) Indeks masa tubuh (BMI)

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur indeks massa tubuh menurut Asmadi (2008) adalah sebagai berikut:

Indeks massa tubuh = BB (kg)

Batas ambang indeks massa tubuh di Indonesia (Depkes, 2002; Asmadi, 2007) adalah sebagai berikut:

Kategori IMT

Kurus

Kekurangan BB tingkat berat <17,0 Kekurangan BB tingkat sedang 17,0 - 18,5

Normal 18,5 - 25,0

Gemuk

Kelebihan BB tingkat ringan 25,0 - 27,0 Kelebihan BB tingkat berat >27,0

2) Berat badan ideal (IBW)

Brocca adalah cara untuk mengetahui berat badan ideal menurut Asmadi (2007), yaitu sebagai berikut:

Berat badan ideal (kg) = [TB (cm) - 100] - [10% (TB – 100)]

Hasil: - bila berat badannya <80%, dikategorikan sebagai kurus. -bila berat badannya 80-120%, dikategorikan berat badan ideal. -bila berat badannya >120%, dikategorikan gemuk.

2.2.5.Cara Pengukuran Kebutuhan Kalori

Kebutuhan energi individu dipengaruhi olehbeberapa factor, yaitu laju metabolisme basal (basal metabolic rate, BMR) adalah energi yang diperlukan pada tingkat terendah fungsi seluler atau disebut istirahat, aktivitas fisik, penyakit, cedera, demam, infeksi, pemasukan makanan, dan kelaparan (Brunner & Suddart, 2005). Tetapi Asmadi (2008) mengukur kebutuhan kalori seseorang hanya berdasarkan basal metabolic rate, aktifitas fisik, dan spesific dynamic action (SDA), yaitu:

1) Basal metabolic rate (BMR)

Laju metabolisme basal (basal metabolic rate) adalah energi yang digunakan pada tubuh saat istirahat, yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti aktivitas jantung, pernafasan, peristaltik usus, dan kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Ada beberapa cara untuk mengukur BMR menurut Asmadi (2008) diantaranya adalah:

a) Rumus Harris Benedict yang dikenal dengan debutan rumus REE (Resting Energy Expenditure), yaitu:

BMR (laki-laki) = 66,5 + [13,5 x BB (kg)] + [5,0 x TB (cm) – (6,75 x umur (th)] BMR (wanita) = 65,1 + [9,56 x BB (kg)] + [1,85 x TB (cm) – (4,68 x umur (th)]

b) Metode faktorial, yaitu:

BMR (laki-laki) = BB (kg) x 1,0 x 24 kkal BMR (wanita) = BB (kg) x 0,9 x 24 kkal

2) Aktivitas fisik

Klien dengan aktivitas ringan seperti pekerja kantor yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk duduk harus dikurangi 10-20% dari jumlah kalori basal, sebaliknya klien dengan aktivitas berat seperti pekerja kuli bangunan harus menambahkan 10-20% dari jumlah kalori basal (Asmadi, 2008). Pekerjaan rumah tangga termasuk kedalam aktivitas sedang (Suarthana, 2007; Asmadi, 2008).

3) Spesific dynamic action (SDA)

Dalam menghitung besarnya SDA, diperkirakan besarnya 10% jumlah energi basal dan energi aktivitas (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI 2007; Asmadi, 2008).

Maka rumus untuk menghitung jumlah kebutuhan kalori total menurut Asmadi (2008) adalah:

2.2.6.Pengkajian

1) Aspek biologis menurut Asmadi (2008) antara lain meliputi:

a. Umur. Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang klien. Tingkat kebutuhan nutrisi salah satunya dipengaruhi oleh faktor usia. Pada masa pertumbuhan, kebutuhan nutrisi sangat besar dibandingkan dengan masa lansia.

b. Jenis kelamin. Hal yang perlu dikaji antara lain: tingkat BMR antara laki-laki dengan wanita berbeda, begitu pula persentase lemak dalam tubuh, dan lain-lain.

c. Tinggi badan dan berat badan. Pengkajian ini dilakukan salah satunya adalah untuk mengetahui perbandingan antara tinggi dan berat badan, apakah ideal atau tidak?

d. Pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri ini berguna untuk mengidentifikasi masalah nutrisi klien. Menurut Tarwoto & Wartonah (2010) yang termasuk pengukuran antropometri adalah berat badan ideal ((TB-100) ±10%), lingkar pergelangan tangan, lingkar lengan atas, (normal: laki-laki 28,3 cm dan perempuan 28,5 cm), lipatan kulit pada otot trisep (normal: laki-laki 12,5-16,5 cm dan perempuan 16,5-18 cm).

e. Riwayat kesehatan dan diet. Riwayat kesehatan misalnya adakah alergi terhadap jenis makanan tertentu. Gangguan pencernaan yang sering dialami ?dan lain-lain. Riwayat diet terkait dengan kebiasaan asupan makanan dan cairan klien, jenis makanan yang dikonsumsi, nafsu makan, dan lain-lain.

f. Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum: kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital, dan lain-lain.

b) Keadaan kulit: kasar, kering, bersisik, kehilangan lemak pada

Dokumen terkait