• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

Pada penerapan sistem silvikultur TPTII tegakan sisa yang berada dalam Jalur Antara sebaiknya tidak ditebang. Jalur Antra harus dipertahankan dan difungsikan sebagai areal konservasi keanekaragaman jenis sekaligus sebagai areal konservasi unsur hara tanah, penyeimbang mikroklimat serta dapat berfungsi sebagai penciri (Karakterisasi) keberlanjutan hutan alam.

Sistem Silvikultur TPTII mempunyai keunggulan dari sisi potensi produksi kayu, akan tetapi mempunyai kelemahan dari sisi kualitas tanah. Atas dasar kondisi tersebut perlu adanya penelitian yang memodifikasi terhadap sistem silvikultur TPTII, dualisme penebangan, antara tebang pilih dan tebang jalur pada pembuatan jalur tanam perlu dicoba untuk dihilangkan. Perlu penelitian lebih lanjut yang merubah pola penebangan dari tebang pilih menjadi tebang jalur, sehingga tidak diperlukan lagi adanya pembuatan jalur tanam.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. John Willey and Sons. New York.

Anderson JM, Spancer T. 1991. Carbon, Nutrient and Water Balances on Tropical Forest Ecosystem Subject to Disturbance : Management Implications and Research Proposal. MAB 7. UNESCO. Paris.

[Anomimous]. 2003. Biodiversity and Ecosystem Function. http. www. diversity and ecosystem function. [9 pebruari 2010].

[Anonimous]. 2004. Ecosystem Structure and Function. http. www. diversity and ecosystem function. Html [9 pebruari 2010].

[Anonimous]. 2010. Ecosystem Structure and Function. http: www. ecosystem structure and function. Html [9 pebruari 2010].

Apanah S, Weiland G. 1993. Planting Quality Timber Tress in Peninsular Malaysia. Malayan Forest Record No. 38. Forest Research Institute Malaysia. Kepong.

Baker FS, Daniel TW, Helm JW. 1992. Prinsip-Prinsip Silvikultur (Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Barrow CJ. 1991. Land Degradation. Cambridge University Press. Cambridge

Bengtsson J, Nilsson SG, Franc A, Menozzi P. 2000. Biodiversity Disturbances, Ecosystem Fucntion and Management of European Forest. Forest Ecology and Management 132: 39-50.

Bittinger P, Boston K, Sirvi JP, Grebner DL. 2009. Forest Management and Planning. Academic Press–Elsevier.

Brown ND. 1992. Interaction Between Forest Management For Production and Forest Regeneration : Miller FR, Adam KL, editor. Wise Management of Tropical Forest. Proceedings of The Oxford Conference on Tropical Forest. Oxford Forestry Institute. 27–35.

Brown S, Lugo A. 1994. Rehabilitation of Tropical Land : a Key to Sustaining Devolopment. Restoration Ecology 2 (2) : 97–111.

Bruenig EF. 1996. Conservation and Management of Tropical Rain Forest : an Intregated Aproach to Sustainability. Cambridge : CAB International.

Carter MR et al. 1997. Concepts of Soil Quality and Their Significance :: Gregorich EG, Carter MR, editor. Soil Quality for Crop Production and Ecosystem Health. Amsterdam : Elsevier. Hlm. 1-20.

Carter MR. 2002. Soil Quality for Sustainable Land Management: Organic Matter and Aggregation Interactions That Maintain Soil Functions. J Agron 94:38-47

Chijicke EO. 1980. Impact on Soil of Fast Growing Species in Lowland Humid Tropics. Food and Agricultural Organization of The United Nations. Rome.

Coates KD, Philip JB. 1997. A Gap Based Aproach for Devolopment of Silvikultural System to Address Ecosystem Management Objectives, Journal Forest Ecology and Management 99 (1997) 337-35.

Cossalter C, Smith C.P. 2003. Fast Wood Forestry. Centre for Internatoinal Foresty Research. Bogor.

[Danida dan Dephut] Danish International Devolopment Assistance dan Departemen Kehutanan RI. 2001. Zona Benih Tanaman Hutan Kalimantan Indonesia. Indonesian Forest Seed Project. Kerjasama Departemen Kehutanan RI dengan Danida Denmark. Jakarta.

Daubenmire RI, 1962. Plant and environment. A texbook of plant ecology. Sec. ed. John Willey and Sons Inc. London. pp 10–70. New York.

Daubenmire RI. 1967. Plants and Environment. John Wiley and Sons, Inc. London.

Davis LS. and Jhonson KN. 1987. Forest Management. Third Edition. McGraw-Hill Book Company. New York.

DeBell DS, Cole TG, Whitesell. 1997. Growth, Development, and Yield of Pure and Mixed Stands of Eucalyptus and Albizzia. Forest Science 43:386-298. Deleporte P, Laclau JP, Nzila JD, Kazotti JG, Marien JN, Bouillet JP, Szwarc M,

Annunzio RD, Ranger J. 2008. Effects of Slash and Litter Management Practices on Soil Chemical Properties and Growth of Second Rotation Eucalyptus in the Congo. Di dalam: Nambiar EKS (eds). Site Management

and Productivity in Tropical Plantation Forests. Center for International Forestry Research. Bogor. Indonesia.

Dell B, Malajczuk N, Xu D, Grove TS. 2003. Nutrient Disorders in Plantation Eucalyptus. Australian Centre for International Agricultural Research, Camberra. Australia.

[Dephut]. Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 1989. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 485/Kpts/II/1989 Tentang Sistem Silvikultur Pengelolaan Hutan Alam Produksi di Indonesia. Departemen Kehutanan RI. Jakarta.

[Dephut]. Departemen Kehutanan Republik Indonesia. 1993. Pedoman Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) pada Hutan Alam Daratan. Departemen Kehutanan RI. Jakarta.

[Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Departemen Kehutanan. 2005. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pengusahaan Kehutanan Nomor SK.226/VI-BPHA/2005 Tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif. Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.

[Ditjen BPK] Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan Departemen Kehutanan. 2010. Profil Sistem Silvikultur Intensif di Unit Manajemen Model Konsep dan Implementasi. Ditjen Bina Produksi Kehutanan Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Jakarta.

[Ditjen Hut] Direktorat Jenderal Kehutanan. 1980. Pedoman Pembuatan Tanaman. Direktorat Jenderal Kehutanan, Departemen Pertanian. Jakarta.

[Ditjen PH] Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan. 1993. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan No. 151/Kpts/IV-BPHH/1993 tentang Pedoman Tebang Pilih Tanam Indonesia (Revisi). Ditjen Pengusahaan Hutan Departemen Kehutanan. Jakarta.

Doran JW, Parkin TB. 1994. Defining and Assessing Soil Quality. SSSA Special Publication 35:3-21.

Doran JW, Sarrantonio M, Lieberg MA. 1996. Soil Health and Sustainability. Adv Agron 56:1-54.

Ewers, Binkley D, Baskin M. 1996. Influenceof Adjacent Stand on Spatial Patterns of Carbon and Nitrogen in Eucalyptus and Albizia plantation. Canadian Journal of Forest Research 26: 1501-1503.

Finkeydey R. 1989. an Introduction to Tropical Forest Genetic. Institute of Forest Genetics and Forest Tree Breeding. Gottingen. Germany.

Fisher RF, Binkley D. 2000. Ecology and Management of Forest Soil. John Willey & Sons, Inc.

Folster H, Khanna PK. 1997. Dynamics of Nutrient Supply in Plantation Soils. Di dalam: Nambiar EKS (eds). Site Management and Productivity in Tropical Plantation Forest.Center for International Forestry Research. Bogor. Indonesia.

Greacen EL, Sand R. 1980. Compaction of Forest Soil : a Review. Australian Journal Soil Research 18 : 163–189.

Halle F. Oldeman RAA. Tomlinson PB. 1978. Tropical Trees and Forest, an Architectural Analysis. Springer Verlag Berlin- Heidelberg. Newyork. Halvorson JJ, Smith LJ, Papendick RI. 1997. Issues of Scale for Evaluating Soil

Quality. Journal of Soil and Water Conservation 52(1): 26-30.

Handayani IP. 1999. Kuantitas dan Variasi Nitrogen Tersedia Pada Tanah Setelah Penebangan. Jurnal Tanah Tropika 8: 215-226.

Handayani IP. 2001. Comparison of Soil Quality in Cultivated Fields and Grassland. Jurnal Tanah Tropika 12: 135-143.

Hani’in O. 1999. Pemuliaan Pohon Hutan Indonesia Menghadapi Tantangan Abad 21. Dalam Hardiyanto EB, Editor. Proseding Seminar Nasional Status Silvikultur 1999. Peluang dan Tantangan Menuju Produktivitas dan Kelestarian Sumberdaya Hutan Jangka Panjang. Wanagama I. Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.

Hardjowigeno S. 2005. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Edisi Baru. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Hardjowigeno S, Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan & Perencanaan Tataguna Lahan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Hauhs B, Knauft FJ, Lange H. 2003. Algorithmic and Intractive Appoaches to Stand Growth Modelling. In Amao A, Red D, Soars P, editors. Modelling Forest System. CABI Publishing.

Hillel D. 1980. Aplications Soil Physics. Academic Press.New York.

Hutagalung IH. 2008. Produktivitas dan Laju Dekomposisi Serasah Daun Eucalyptus Hibrid di HTI PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Aek Nauli Kabupaten Simalungun Sumatera Utara [Skripsi] Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hutz HJ, Chandler RFJ. 1951. Forest Soils. John wiley and Sons. Inc.

Indrawan A. 2000. Perkembangan Suksesi Tegakan Hutan Alam Setelah Penebangan Dalam Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (Disertasi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Indrawan A. 2003a. Model Sistem Pengelolaan Tegakan Hutan Alam Setelah Penebangan Dengan Sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Jurnal Manajemen Hutan Tropika. Vol. IX No 2 Juli - Desember 2003. (www. andryindrawan. Blogspot.com).

Indrawan A. 2003b. Verifikasi Model Sistem Pengelolaan Tegakan Hutan Alam Setelah Penebangan dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Jurnal Manajemen Hutan Tropika. Vol. IX No 2 Juli - Desember 2003. (www. andryindrawan. Blogspot.com).

Indrawan A. 2006. Keanekaragaman Genetik. Makalah Disampaikan Dalam Rangka Fasilitasi Penerapan Silvikultur Intensif di areal IUPHHK. Direkorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. Departemen Kehutanan RI. Jakarta..

Indrawan A. 2008. Sejarah Perkembangan Sistem Silvikultur di Indonesia. Di dalam : Indrawan et al. Editor. Proseding Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silvikultur pada Pengusahaan Hutan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pemanfaatan Kawasan Hutan. IPB –

Ditjen BPK. Bogor.

Islam KR, Weil RR. 2000. Soil Quality Indicator Properties in Mid-Atlantics Soils as Influenced by Conservation Management. Journal Soil and Water Conservation 55 (1): 69-78.

Jolliffe IT. 1986. Principal Componen Analysis. Springer–Verlag. New York. Karlen DL et al. 1997. Soil Quality: a Concept, Definition, and Framework for

Evaluation (a guest editorial). Soil Science Society America Journal 61:4-10.

Karlen DL et al. 1999. Conservation Reserve Program Effect on Soil Quality Indicator. Journal Soil and Water Conservation 54(1): 439-444.

Kennedy AC, Papendick RI. 1995. Microbial Characteristics of Soil Quality. Journal Soil and Water Conservation 50: 243-248.

Kilham K. 1999. Soil Ecology. Cambridge University Press. Cambridge.

Kramer PJ, and Kozlowski TT. 1960. Physiologi of Trees. Mc Graw – Hill book Co. Newyork.

Kumar S, Matthias F. 2004. Molekular Genetic and Breeding of Forest Trees. Food Product Press. An Imprint of The Haworth Press Inc. Newyork, London, Oxford.

Lal R. 1986. Deforestation and Soil Erotion. Di dalam : Lal R et al Editor. Land Clearing and Development in the Tropics. Rotterdam. A. A. Balkem. Lal R. 1995. Sustainable Management Of Soil Resources in The Humid Tropic.

The United Nation University Press. Tokyo.

Lamb D. 1994. Reforestation of Degraded Tropical Forest Land in The Asia Pasific Region. Journal of Tropical Forest Scicience 7 (1): 1-7.

Landsberg JJ. 1986. Physiological Ecology of Forest Production. Academic Press. London.

Landsberg JJ, Gower ST. 1997. Application of Physiological Ecology to Forest Management. San Diego. California.

Larson WE, Pierce FJ. 1991. Conservation and Enhancement of Soil Quality. p. 175-203. In: Evaluation for Sustainable Land Management in the Developing World, Vol. 2:Technical papers. Bangkok, Thailand: International Board for Research and Management, 1991. IBSRAM Proceedings No. 12(2).

Lembaga Penelitian Tanah. 1979. Penuntun analisa Kimia dan Fisika Tanah. Lembaga Penelitian Tanah. Bogor

Mackensen J. 2000a. Penelitian Hutan Tropis. Kajian Suplai Hara Lestari Pada Hutan Tanaman Cepat Tumbuh. Implikasi Ekologi dan Ekonomi di Kalimantan Timur. Badan Kerjasama Teknis Jerman-Deutsche Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH. Jerman.

Mackensen J. 2000b. Penelitian Hutan Tropis: Pengelolaan Unsur Hara Pada Hutan Tanaman Industri (HTI) di Indonesia. Petunjuk Praktis Ke arah Pengelolaan Unsur Hara Terpadu. Badan kerjasama teknis Jerman-Deutsche Gesellschaft Fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH. Jerman.

Mackensen J, Folster H. 2000. Cost-Analysis For a Sustainable Nutrient Management of Fast Growing-Tree Plantations in East-Kalimantan, Indonesia. Institute of Soil Science and Forest Nutrition, Büsgenweg 2; 37077 Göttingen, Germany. http://www.Sciencedirect.com/science?_ob, diakses tanggal 10 September 2010.

Magurran AE. 1988. Ecological Diversity and its Measurement. Chapman and Hall. London

Malmer A. 1993. Dynamic of Hidrology and Nutrient Losses as Response to Establishment of Forest Plantation. A Case Study on Tropical Rain Forest Land in Sabah, Malaysia. : Swedish University of Agricultural Sciences. Sweden.

Manan S. 1976. Silvikultur. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor

Manan S. 1995. Riap dan Masa Bera di Hutan Tanaman Industri. Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan, Dephut RI. Jakarta.

Mansur I. 2008. Sistem Silvikultur Untuk Pengelolaan Hutan Alam. Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. Di dalam : Indrawan et al. Editor. Proseding Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silvikultur pada Pengusahaan Hutan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pemanfaatan Kawasan Hutan. IPB–Ditjen BPK. Bogor.

Matthews, JD. 1997. Silvicultural System. Clarendon Press. Oxford.

Marscher H. 1991. Nutrient Dynamics at The Soil Root. Di dalam: Lewis DJDH, Fitter AH, Alexander IJ (eds). Mycorrhizas in Ecosystem. CAB International Univercity Press. Cambridge.

Mengel DK, Kirby EA. 1982. Principles of Plant Nutrition. 3rd Edition. International Potash Institute, Bern, Switzerland. 593p.

Meyer HA, Recknagel AB, Stevenson DD, Barto RA. 1961. Forest Management. The Ronald Press Company. Newyork.

Mindawati N. 2011. Kajian Kualitas Tapak HTI Hibrid Eucalyptus Urograndis Sebagai Bahan Baku Pulp dalam Pengelolaan Lestari (Studi Kasus di PT. Toba Pulp Lestari, Simalungun, Sumatra Utara. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mitlohner R. 2009. Natural Resources in The Tropics. : The Conceps of Forestry. Burckhardt Institut. Departement Tropical Silviculture and Forest Ecologi University of Gottingen. Germany.

Mulyana M, Hardjanto T dan G.Hardiansyaah. 2005. Membangun Hutan Tanaman. Meranti. Membedah Mitos Kekagalan Melanggengkan Tradisii Pengusahaan Hutan. Wana Aksara Serpong Tangerang.

Na’iem M, Raharjo P. 2006. Petunjuk Teknis Pemaparan Konservasi Ex-situ Shorea leprosula. ITTO PD 106/01 Rev.1 (F) Fahutan UGM. Yogyakarta. Ngadiono. 2004. 35 Tahun Pengelolaan Hutan Indonesia Refleksi dan Prospek.

Nyland RD. 1996. Silviculture, Concept and Aplications. The McGraw Hill Companies, Inc. New York–Toronto.

Nyland RD. 2002. Silviculture, Concepts and Applications. 2nd Edition. The Mc Graw Hill Companies, Inc. New York–Toronto.

Nzila JD, Bouillet JP, Laclau JP, Ranger J. 2002. The Effect of Slash Management on Nutrient Cycling and Tree Growth in Eucalyptus Plantation in The Congo. Forest Ecology and Management 171: 209-221.

Oldeman LR. 1992. The Global Extent of Soil Degradation. Di dalam : Greenland, DJ, Szabolc I, editor. Soil Resiliense and Sustainable Land Use. Procedings of a Symposium of Sustainable Land Use. CAB International. 99–105. Budapest.

Otasamo R, and Adjers G. 1996. Reforestation Experience With Dipterocarp Species on Grassland. In: Schulte, A. and Schone, D. (Eds.). Dipterocap Forest Ecosyestem: Towards Sustainable Management. World Scientific, Singapore. Pp.437-478.

Pamoengkas P. 2006. Kajian Aspek Vegetasi dan Kualitas Tanah Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di Areal HPH PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah) (Disertasi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Parrotta JA, Baker DD, Fried M. 1996. Changes in Nitrogen Fixation in Maturing Stands of Casuarina equisetifolia and Leucaena leucocephala. Canadian Journal of Forest Research 26: 1684-1691

Pasaribu HS. 2008. Kebijakan Penerapan Lebih dari Satu Sistem Silvikultur Pada Areal IUPHHK di Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan. Di dalam : Indrawan et al. Editor. Proseding Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silvikultur pada Pengusahaan Hutan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pemanfaatan Kawasan Hutan. IPB–Ditjen BPK. Bogor.

Perry DA. 1994. Forest Ecosystem. The Jhons Hopkins University Press. London.

Poerwanto R. 2003. Pengelolaan Tanah dan Pemupukan Kebun Buah-buahan. Bahan Ajar Budidaya Buah-Buahan. Program Studi Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

PROSEA. 1999. Pedoman Identifikasi Pohon-Pohon Dipterocarpaceae: Pulau Kalimantan. Yayasan PROSEA Indonesia. Bogor.

[PT. BFI]. PT Balikpapan Forest Industries. 2010. Progress Pelaksanaan TPTI Intensif Tahun 2005 -20010 di PT. Balikpapan Forest Industries. Makalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan SILIN. Ditjen BPK. Jakarta.

PT. Erna Juliawati. 2010. Riset Pengembangan Model Silvikultur Intensif IUPHHK PT. Erna Djuliawati Kalimantan Tenga (Sebuah Konsep dan Aplikasinya). Makalah Workshop 5 Tahun Pelaksanaan Silin. Ditjen BPK. Jakarta.

[PT. Sarpatim]. PT. Sarmiento Parakantja Timber. 2010. Pelaksanaan Silvikultur Intensif Meranti di PT. Sarpatim. Makalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan Silin. Ditjen BPK. Jakarta.

[PT. SBK]. PT. Sari Bumi Kusuma. 2010. Pelaksanaan Silvikultur Intensif Meranti. Makalah Rapat Koordinasi Pelaksanaan Silin. Ditjen BPK. Jakarta.

[PT. SJM]. PT. Sukajaya Makmur. 2004. Rencana Karya Pengusahaan Hutan IUPHHK PT. Sukajaya Makmur. PT. SJM. Ketapang.

[PT. SJM]. PT. Sukajaya Makmur. 2010. Rencana Karya Tahunan Pengusahaan Hutan IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur. PT. SJM. Ketapang.

Purnomo S, Widyatno, Saminto. 2010. Pelaksanaan Silvikultur Intensif (SILIN) Meranti di PT. Sari Bumi Kusuma. Makalah Workshop 5 Tahun Pelaksanaan Silin. Dirjen BPK. Jakarta.

Rawlings JO. 1988. Applied Regression Analysis : a Research Tool. Wadsworth and Brooks/Cole Advenced Books and Software, Facific. Grade, California Rismayanti Y. 2001. Model Penduga Riap Diameter Pohon Jenis Resak (Vatica

ressak) Pada Hutan Alam Bekas Tebangan Areal HPH Pt. Fajar Kahayan, Kapuas, Kalimantan Timur [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Robertson GP. 1989. Nitrification, denitrification in Humid Tropical Ecosystem: Potential Control on Nitrogen Retention. Di dalam : Proctor J, edior. Mineral Nutrients in Tropical Forest and Savana Ecosystem. Blackwell Scientific Publication. Hlm 55–69. Cambridge.

Rusdiana O. 1999. Pengambilan Contoh Tanah Untuk Manajemen Nutrisi Hutan. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rusdiana O. 2007. Siklus Nitrogen Pada Hutan Tanaman Pinus di Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi [Disertasi] Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Rusman. 2008. Analisis Sensitivitas Indikator Pengelolaan Hutan Alam Produksi Ramah Lingkungan. Studi Kasus di IUPHHK /HPH PT. Sari Bumi Kusuma (Thesis). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sagala P . 1994. Mengelola Lahan Kehutanan Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Sanchez PA. 1976. Properties and Management of Soils in Humid Tropics. A Wiley Interscience Publications. John Wiley and Sons Inc. New york, China, Brisbane, Toronto.

Santoso B. 2008. Kebijakan Penerapan Multisitem Silvikultur Pada Hutan Produksi Indonesia. Direktorat Bina Pengembangan Hutan Tanaman, Ditjen Bina Produksi Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Santoso E. 1997. Hubungan Perkembangan Ektomikoriza dengan Populasi Jasad Renik Dalam Rizosfer dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Eucalyptus pellita dan Eucalyptus urophylla [Disertasi]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Santoso H, Syaffari K, Nina M. 2008. Tinjauan Aspek Silvikultur Dalam Penerapan Multisitem Silvikultur pada Areal Hutan Produksi. Di dalam : Indrawan et al. Editor. Proseding Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silvikultur pada Pengusahaan Hutan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pemanfaatan Kawasan Hutan. IPB –

Ditjen BPK. Bogor.

Sardiyanto, A. 2010. Uji Tanaman Shorea spp di IUPHHK PT Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat. Makalah Workshop 5 Tahun Pelaksanaan Silin. Ditjen BPK. Jakarta.

Simarangkir BDAS, 2000. Analisis Riap Dryobalanops lanceolata Burck pada Lebar Jalur yang Berbeda di Hutan Koleksi Universitas Mulawarman Lempake. Frontir Nomor 32. Kalimantan Timur.

Smith, D.M. 1962. The Practice of Silviculture. Seventh Edition. John Willey. The Iowa Unervisity Press, Ames. Iowa.

Smith JL, Halvorson JJ, Papendick RI. 1993. Using Multiple-Variable Indicator Trigging for Evaluating Soil Quality. Soil Science Society America Journal 57:743-749.

Seokotjo. 1995. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Riap Hutan Tanaman Industri. Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan Dephut RI. Jakarta. Soekotjo. 2005. Evaluasi Tebang Pilih Indonesia. Prosiding Seminar Kehutanan

Peningkatan Produktivitas Hutan. Editor Eko B. Hardiyanto. ITTO. Yogyakarta.

Soekotjo. 2005. Evolusi Tebang Pilih Indonesia: Konsep, Aplikasi dan Hasil. Di dalam: Hardiyanto EB, editor. Peran Konservasi Sumber Daya Genetik, Pemuliaan dan Silvikultur dalm Mendukung Rehabilitasi Hutan. Prosiding

Seminar Nasional Peningkatan Produktivitas Hutan; Yogyakarta, 26-27 Mei 2005. Fakultas Kehutanan UGM dan Internasional Tropical Timber Organization. Hlm. 3-14. Yogyakarta.

Soekotjo. 2009. Tehnik Silvikultur Intensif (SILIN). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soektojo, Naiem M. 2006. SILIN Menuju Hutan yang Prospektif, Sehat dan Lestari. Warta Kagama Kehutanan. Desember. Edisi Perdana Desember 2006. Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Soekotjo, Suparna N, Purnomo S. 2004. Pengalaman Membangun Hutan Tanaman Meranti Di PT. Sari Bumi Kusuma, Kalteng. Jakarta: PT. Alas Kusuma.

Soerianegara I, Indrawan A. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Spangenberg A, Grinum U, Sepeda JR, Silva D, Folster H. 1996. Nutrient Store and Export Rates of Eucalyptus urograndis Plantations in Eastern Amazonia (Jari). Forest Ecology and Management 80 : 225-234.

[SSSA] Soil Science Society of America. 1995. Statement on Soil Quality. Agronomy News.

Steel RGD, Torrie JH. 1980. Princiles and Procedures of Statistics. McGraw –

Hill . New york

Stevenson FJ. 1982. Humus Chemistry, Genetics, Composition, Reactions. John Willey and Sons, Inc. New York.

Suhendang E. 1985. Studi Model Struktur Tegakan Hutan Alam Hujan Tropika Dataran Rendah di Bengkunat Propinsi Daerah Tingkat I Lampung (Tesis). Program Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Suhendang E. 2008. Multisitem Silvikultur Dalam Perspektif Ilmu Manajemen Hutan. Di dalam : Indrawan et al. Editor. Proseding Lokakarya Nasional Penerapan Multisistem Silvikultur pada Pengusahaan Hutan Produksi Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Pemanfaatan Kawasan Hutan. IPB–Ditjen BPK. Bogor.

Sulistyono D, Ansori S, Hardiyanto EB. 2007. Acacia mangium : Pengelolaan Residu Tebangan. http://saifudinansori.blogspot.com/2007/09/pengelolaan-residu-tebangan. Diakses 22 September 2010.

Suntoro WA . 2003. Peran Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah.

Fakultas Pertanian Sebelas Maret. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Suparna N. 2005. Meningkatkan Produktivitas Kayu dari Hutan Alam dengan Penerapan Silvikultur Intensif di PT. Sari Bumi Kusuma Unit Seruyan-Kalteng. Balikpapan : PT. Sari Bumi Kusuma.

Sutisna M. 1997. Strategi Silvikultur Untuk Meningkatkan Kelestarian Produktivitas Hutan Alam Indonesia. UGM press.

Sutisna M. 2005. Silvikultur Hutan Alami Indonesia. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Direktorat Pendidikan Tinggi. Samarinda.

[USDA] United States Departement of Agriculture. 1996. Soil Quality Resources Concerns. The United States Departement of Agricultur. Washington, D.C Vanclay JK. 1994. Modelling Forest Growth and Yield: Applications to Mixed

Tropical Forest. CAB International, Wallingford. .

Van Migroet H, Johnson DW. 1993. Nitrate Dynamics in Forest Soil. Di dalam Burt TP, Heathwaite AL, Trudgill ST, editor. Nitrate : Processes, Patterns ang Management. Chichester : John Wiley and Sond Ltd. 75- 97.

Vitousek PM. 1981. Clear Cutting and The Nitrogen Cycle. Di dalam : Clark FE, Rooswall T, editor. Terresterial Nitrogen Cycle : Processes, Ecosystem Strategies and Management Impacts. Ecological Bulletin NFR 33: 631-642. Vitousek PM, Matson PA. 1985. Disturbance, Nitrogen Availabilit, and Nitrogen Losses in a Intensively Managed Lobloiiy Pine Plantation. Ecology 66: 1360 -642.

Wahjono D, Anwar 2008. Prospek Penerapan Multisitem Silvikultur Pada Unit Pengelolaan Hutan Produksi. Puslitbang Kehutanan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan. Bogor.

Wahyudi. 2009. Selective Cutting and Line Enrichment Planting Silvikultural System Devolopment on Indonesian Tropical Rain Forest In: GAFORN-Internasional Summmer School, George-August Universitat Gottingen. Germany.

Wahyudi. 2011. Perkembangan Tanaman dan Tegakan Tinggal Pada Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di IUPHHK PT. Gunung Meranti

Dokumen terkait