5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Mengingat tingginya potensi penularan malaria di Desa Doro maka pengen-dalian malaria dapat dilakukan melalui pengenpengen-dalian larva Anopheles dengan cara penutupan habitat perkembangbiakan (source reduction) khususnya kobakan dan kubangan, pembersihan tanaman permukaan air, ganggang dan sampah pada kolam dan sumur, penggunaan larvasida, serta pemanfaatan pengendali biologis (predator larva). Untuk mencegah gigitan nyamuk Anopheles spp. disarankan penggunaan kelambu berinsektisida dan penggunaan baju dan celana panjang saat keluar rumah pada malam hari.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad H, Mardihusodo SJ, Sutanto, Hartono, Kusnanto H. 2003. Estimasi Tingkat Intensitas Penularan Malaria dengan Dukungan Penginderaan Jauh (Studi Kasus di Daerah Endemis Malaria Pegunungan Maroreh Wilayah Perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DIY). J. Ekol. Kes. 2(1) : 157-164
Arifin MZ. 1989. Evaluasi di Laboratorium Potensi Ikan Gapi (Poecilia reticulata Peters) sebagai Pengendali Hayati Larva Anopheles aconitus Donitz [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Astuty H, Pribadi W. 2008. Epidemiologi Malaria. Di Dalam : Sutanto I, Ismid IS, Sjarifudin PK, Sungkar S, editor. Parasitologi Kedokteran. Ed ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
[Balitbang] Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2008. Laporan Hasil
Riskesdas Indonesia Tahun 2007. Depkes RI. Jakarta
Barodji. 1983. Pengaruh Penempatan Ternak di daerah Pedesaan terhadap Jumlah vektor Malaria A.aconitus yang Menggigit Orang dalam Rumah. Seminar dan Konggres Biologi Nasional. Universitas Airlangga, Surabaya.
Bates M. 1970. The Natural History of Mosquitoes. Gloucester, Mass. Peter Smith, New York.
Beebe NW, Bakote’e B, Ellis JT, Cooper RD. 2000. Differential Ecology of
Anopheles punctulatus and Three Member of Anopheles farauti complex of
Mosquitoes on Guadalcanal, Solomon Islans, Identified by PCR-RFLP Analysis. J. Med. & Vet. Entomol. 14(2000) : 308-312
Benet A, Absalomon M, Bockkarie F, Lagog M, Zimmerman P, Alpers MP, Reeder JC, dan Bockarie MJ. 2004. Polymerase Chain Reaction Diagnosis and The Changing Pattern of Vector Ecology and Malaria Transmission Dynamics in Papua New Guinea. J. Trop Med. 71 (3) : 277-284
Boewono DT. 1986. Pengaruh Penempatan Ternak Kerbau dan Sapi terhadap Investasi Nyamuk dalam Rumah. [Tesis] Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Boewono DT dan Ristiyanto. 2004. Studi Bioekologi Vektor Malaria di Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Laporan Penelitian Balai Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit, Badan Litbangkes, Depkes RI. [Presentasi pada Simposium Nasional I Hasil-Hasil Litbangkes]
Bonne-Wepster J, Swellengreble NH. 1953. The Anopheline Mosquitoes of The
Bowolaksono A. 2001. Pengaruh pH terhadap Perkembangbiakan Nyamuk
Anopheles farauti di dalam Kondisi Laboratorium. Maj. Parasitol. Indonesia. 14 (1) : 6-13.
Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Ponds Fish Culture. Amsterdam. Elseveir Scientific : 318 hal.
Bruce-Chwat LJ.1985. Essential Malariology. Edisi ke-2, Alden Press, Oxford, Lodon.
Budasih H.1993. Beberapa Aspek Ekologi Tempat Perindukan Anopheles
sundaicus Rodenwaldt dalam Kaitannya dengan Epidemiologi Malaria di
Desa Labuan Lombok, Lombok Timur. [Tesis] Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Chadijah.S 2005. Karakteristik Habitat Larva Nyamuk Anopheles barbirostris van der Wulp di Desa Tongoa Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. [Tesis] Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Clements A.N. 1992. The Biology Masquitoes. Vol.1. London. CABI Publishing. Daggy RH. 1945. The Biology and Seasonal Cycle of Anopheles farauti on
Espiritu Santo, New Hebrides. The Entomol. Soc. of Amer. 38 (1) : 1-13 [Depkes] Departemen Kesehatan RI. 2003, Malaria dan Kemiskinan di Indonesia,
Tinjauan Situasi Tahun 1997-2001. Pusat Data & Informasi Depkes. J. Dat.
dan Info. Kes. 3(11)
[Depkes] Departemen Kesehatan RI, Dit.Jen.PPM&PL. 2004. Pencapaian
Program P2B2, Profil PPM-PL. Jakarta.
[Depkes] Departemen Kesehatan RI, Dit.Jen.PPM&PL. 2006. Pedoman
Pembe-rantasan Vektor. Jakarta.
[Depkes] Departemen Kesehatan RI, Dit.Jen.PPM&PL.2007a, Informasi
Pengen-dalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
[Depkes] Departemen Kesehatan RI, Dit.Jen.PPM&PL. 2007b. Vektor Malaria di
Indonesia. Jakarta.
[Depkes] Departemen Kesehatan RI. Dit. Jen. PPM & PL. 2007c. Ekologi dan
Aspek Perilaku Vektor. Jakarta.
[Dinkes] Dinas Kesehatan Maluku Utara. 2008. Laporan Data Kesakitan Malaria Propinsi Maluku Utara.
[Dinkes] Dinas Kesehatan Halmahera Selatan. 2008. Laporan Data Kesakitan Malaria Kabupaten Halmahera Selatan.
Garjito TA, Jastal, Wijaya Y, Lili, Chadijah S, Erlan A, Rosmini, Samarang, Udin Y, Labatjo Y. 2004. Studi Bioekologi Nyamuk Anopheles di wilayah pantai timur, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Bul. Penel. Kes. 32 : 49-61
Gunawan S. 2000. Epidemiologi Malaria dalam Hariyanto. Malaria : Epidemi-ologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis, & Penanganan. EGC. Jakarta.
Hardwood RF, James MT. 1979. Entomology in Human and Animal Health. Macmillan Publishing Co. Inc. USA.
Harijani AM, Sulaksono STE. 2003. Peningkatan Kasus Malaria di Pulau Jawa, Kepulauan Seribu dan Lampung. Med. Penel & Pengemb. Kes. 8(3): 38-47 Jastal, Yunus, dan Lily. 2001. Fauna Nyamuk Anopheles pada Beberapa Tempat
di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Med. Penel & Pengemb. Kes. 11(2): 14-20
Jastal. 2005. Perilaku Nyamuk Anopheles Mengisap Darah di Desa Tongoa, Donggala, Sulawesi Tengah. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Juliawati R. 2008. Studi Perialku Anopheles dan Kaitannya dengan Epidemiologi Malaria di Sekitar Pusat Reintroduksi Orang Utan, Nyaru Menteng, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. [Tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Kazwaini M dan Martini S. 2006. Tempat perindukan vektor Anopheles dan Pengaruh Jarak Tempat Perindukan Vektor terhadap Kejadian Malaria pada Balita. J. Kesling 2(2) : 173 - 182
Kirnowardoyo S, Zubaidah, & Bambang. 1982. Studi Ekologi Anopheles
sundaicus di Pantai Selatan Garut (Jawa Barat). Laporan Penelitian Ditjen
P2M &PLP Departemen kesehatan RI, Jakarta.
Kordi KMGH dan Tancung AB. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan. Rineka Cipta. Jakarta.
Lestari EW, Sukowati S, Soekidjo, Wigati RA. 2007. Vektor Malaria di daerah Bukit Manoreh, Purworejo, Jawa Tengah. Med. Penel. & Pengemb. Kes. 7(1) : 30-35.
Maloha MM. 2005. Fauna Nyamuk Anopheles di Desa Pondok Meja, Jambi Luar, Kota Muaro Jambi, Jambi. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Mardiana, Shinta, Wigati, Enny WL, Sukijo. 2002. Berbagai Jenis Nyamuk
Anopheles dan Tempat Perindukannya yang Ditemukan di Kabupaten
Trenggalek, Jawa Timur. Med. Penel. & Pengemb. Kes. 8(4) : 30-36.
Mardiana, Sukowati S, Wigati. 2007. Beberapa Aspek Perilaku Nyamuk
Anopheles sundaicus di Kecamatan Sumur, Pandeglang. J. Ekol. Kes. 6 (3) :
621-627
Mardihusodo SJ. 1997. Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografi untuk Pemantauan dan Pengendalian Malaria. Materi Seminar
Nasional Penginderaan Jauh untuk Kesehatan, Pemantauan dan Pengendalian Penyakit terkait Lingkungan. UGM. Yogyakarta.
Marsaulina. 2002. Potensi Persawahan sebagai Habitat Larva Nyamuk Vektor Malaria (Anopheles spp.) serta Kemungkinan Pengendaliannya Melalui Pola Irigasi Berkala (Suatu Eksperimen di Desa Sihipeng Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara) [Desertasi] Jakarta: FKM Universitas Indonesia.
Mattimu A, 1989, Studi Laboratorium Potensi Ikan Mujair, Oreochormis
mossambicus (Peters) untuk Pengendalian Hayati Larva Anopheles aconitus
Donitz. [Tesis] Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Mendrova E. 2008. Analisis Spasial Kasus Malaria di Kecamatan Lahewa
Kabupaten Nias Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 dan 2007. [Tesis] Yogyakarta : Program Pascasarjana, UGM.
Munif A, Sudomo M, Soekirno. 2007. Bionomi Anopheles spp. di Daerah Endemis Malaria di Kecamatan Lengkong, Sukabumi. Bul. Penel. Kes. 35 (2) : 57-80
O’Connor CT, Sopa T. 1981. A check list of the mosquito of Indonesia. A special
publication of NAMRU 2. Jakarta. Indonesia.
O’Connor CT, Soepanto A. 1999. Kunci Bergambar untuk Anopheles Betina di
Indonesia, Ditjen P2M & PL Depkes RI. Jakarta.
Odum EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi.. Gadjah Mada University Press. Ed.ketiga Yogyakarta.
Ompusunggu S, Harijani, Marwoto A, Mursiatno, Dewi RM, Renny M. 1996. Bionomik Anopheles setelah gempa bumi di Kabupaten Sikka, Flores, NTT
Maj. CDK. No. 106 : 10-14
[Puskesmas] Pusat Kesehatan Masyarakat Saketa, Kecamatan Gane Barat. 2009. Laporan Data Kesakitan Tahun 2008 dan Hasil Mass Blood Survey (MBS) di Desa Doro pada bulan Juli 2009.
Rao TR. 1981. The Anophelines of India. Indian Council of Medical Research Pub. New Delhi.
Reid JA. 1968. Anopheline Mosqiutoes of Malaya and Borneo. Government of Malaysia. Studies from The Institute for Medical Research Malaysia : 31. Safitri A. 2009. Karakteristik Habitat dan Beberapa Aspek Perilaku Nyamuk
Anopheles sundaicus di Kecamatan Padang Carmin, Lampung Selatan.
[Tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Petanian Bogor.
Salam A. 2005. Komunitas Nyamuk Anopheles di Desa Alat Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Petanian Bogor.
Santoso B. 2002. Studi Karakteristik Habitat Larva Nyamuk Anopheles maculatus Theobald dan An.balabacencis serta Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Populasi Larva di Desa Hargotirto, Kec. Kokap, Kab. Kulonprogo, DIY. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Petanian Bogor.
Setyaningrum E, Murwani S, Rosa E, Andananta K. 2009. Studi Ekologi Perindukan Nyamuk Vektor Malaria di Desa Way Muli, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan. Makalah Prosiding. Jurusan Biologi F.MIPA Universitas Lampung. http:/lemlit.unila.ac.id [pdf]. [diakses 5 Januari 2010] Shinta, Sukowati S, Mardiana. 2003. Komposisi Spesies dan Dominansi Nyamuk
Anopheles di Daerah Pantai Banyuwangi Jawa Timur. Med.Penelitian & Pengemb. Kesehatan 8(3): 1-8.
Shinta, Sukowati S, Herri A. 2005. Daur Hidup dan Habitat Pradewasa Anopheles. Kumpulan Ringkasan BPPK, Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. http://www.litbang.depkes.go.id. [pdf]. (diakses 20 Desember 2009)
Sigit SH. 1968. The Organization of Oribatid Mites in Three Ecologically Different Grassland. PhD Tesis. Oklahoma State University.
Situmeang RK. 1991. Studi Perilaku Anopheles sundaicus Rodenwalt di Desa Sukaresik Pangandaran, Jawa Barat dan Dampak Pemberantasan Tempat Perindukannya. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Petanian Bogor.
Soekirno M, Santyo K, Nadjib AA, Suyitno, Mursiyanto, Hasyimi M. 1997. Fauna Anopheles dan Status, Pola Penularan serta Endemisitas Malaria di Pulau Halmahera, Maluku Utara, Maj. CDK. 118 (2007) : 15.
Soekirno M, Ariati Y, Mardiana. 2006. Jenis-jenis Nyamuk yang ditemukan di Kabupaten Sumbawa, NTB. J.Ekol. Kes. 5(1) : 356-360
Stoops CA, Gionar YR, Shinta, Sismadi, Rachmat A, Elyasar IF, Sukowati S. 2008. Remotely-sensed use pattern and the presence of Anopheles larvae (Diptera: Cilicidae) in Sukabumi, West Java, Indonesia. J. Vec. Ecol. 33(1): 30-39
Sukowati S. 2008. Masalah Keragaman Spesies Vektor Malaria dan Cara
Pengendaliannya di Indonesia. Orasi Pengukuhan Profesor Riset Bidang
Entomologi. Badan Litbangkes Depkes RI. Jakarta.
Sukowati S, Shinta. 2009. Habitat Perkembangbiakan dan Aktifitas Menggigit Nyamuk Anopheles sundaicus dan Anopheles subpictus di Purworejo, Jawa Tengah. J. Ekol. Kes. 8(1) : 915-923
Suwito. 2007. Penginderaan Jauh (Remote Sensing) Habitat Perkembangbiakan Nyamuk Anopheles Kaitannya dengan Potensi Sebaran Vektor Malaria di Pulau Bangka. J. Ekol. Kes. 6(3): 628-635
[WHO] World Health Organization. 1982. Manual on Environmental
Manage-ment for Mosquito Control with Special Emphasis on Malaria Vectors,
WHO offset Publication No. 66 Geneva.
Wibowo A, Risdiyanto I, Marpaung F. 2008. Penyusunan Model Spasial Prediksi
Lingkungan Sebaran Malaria di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
http://www.penyusunanmodelspasialprediksi.html. [diakses 22 Sep. 2008]
LS BT
1 Maret Parit A.farauti, A.vagus, A.punctulatus 20 pemukiman 00.19.319 127.45.862 4
2 Maret Parit A.farauti 15 pemukiman 00.19.307 127.45.845 6
3 Maret Kobakan A.punctulatus 30 perkebunan 00.19.331 127.45.872 18
4 Maret Kobakan A.farauti, A.vagus 15 pemukiman 00.19.325 127.45.861 15
5 Maret Kobakan A.farauti, A.vagus, A.punctulatus, A.kochi 5 pemukiman 00.19.319 127.45.858 3
6 Maret Kobakan A.farauti 15 pemukiman 00.19.307 127.45.821 4
7 Maret Kubangan A.farauti 20 pemukiman 00.19.381 127.45.877 3
8 Maret Sumur A.farauti 5 pemukiman 00.19.403 127.45.831 3
9 Maret Kali A.farauti, A.punctulatus 45 perkebunan 00.19.343 127.45.893 24
10 April Parit A.farauti 5 pemukiman 00.19.445 127.45.923 5
11 April Kubangan A.farauti 30 perkebunan 00.19.453 127.45.940 12
12 April Kubangan A.farauti 25 perkebunan 00.19.358 127.45.902 3
13 April Kubangan A.farauti 35 perkebunan 00.19.361 127.45.898 5
14 April Kali A.farauti 20 perkebunan 00.19.340 127.45.895 5
15 Mei Parit A.farauti 10 pemukiman 00.19.337 127.45.843 10
16 Mei Parit A.farauti 10 pemukiman 00.19.325 127.45.781 12
17 Mei Kobakan A.farauti 10 pemukiman 00.19.352 127.45.760 9
18 Mei Kubangan A.farauti, vagus 30 perkebunan 00.19.361 127.45.900 28
19 Mei Kubangan A.farauti 45 perkebunan 00.19.340 127.45.888 17
20 Mei Kolam A.farauti 10 pemukiman 00.19.352 127.45.773 14
21 Mei Kali A.farauti, A.minimus 35 perkebunan 00.19.345 127.45.897 7
22 Juni Parit A.farauti 15 pemukiman 00.19.336 127.45.803 4
23 Juni Kobakan A.farauti, A.kochi 10 pemukiman 00.19.320 127.45.765 4
24 Juni Kobakan A.farauti 30 perkebunan 00.19.361 127.45.901 2
25 Juni Kubangan A.farauti 35 perkebunan 00.19.452 127.45.927 1
26 Juni Sumur A.farauti 10 pemukiman 00.19.335 127.45.697 2
27 Juni Kolam A.farauti 25 semak 00.19.353 127.45.775 1
28 Juni Kali A.farauti 40 perkebunan 00.19.344 127.45.894 2
29 Juni Rawa-rawa A.farauti 100 hutan 00.19.358 127.45.652 8
30 Juli Parit A.farauti 15 pemukiman 00.19.324 127.45.779 6
31 Juli Kobakan A.farauti 20 pemukiman 00.19.352 127.45.762 10
32 Juli Kubangan A.farauti 15 perkebunan 00.19.452 127.45.927 4
33 Juli Kubangan A.farauti 25 perkebunan 00.19.446 127.45.941 3
34 Juli Kubangan A.vagus 30 semak 00.19.362 127.45.899 10
35 Juli Kolam A.farauti 10 pemukiman 00.19.353 127.45.775 5
36 Juli Kali A.farauti, A.vagus 35 semak 00.19.346 127.45.890 10
37 Juli Rawa-rawa A.farauti 200 hutan 00.19.357 127.45.651 7
38 Agustus Parit A.farauti 15 pemukiman 00.19.334 127.45.801 13
39 Agustus Parit A.farauti 10 pemukiman 00.19.319 127.45.767 13
40 Agustus Kobakan A.farauti 20 semak 00.19.352 127.45.759 9
41 Agustus Kubangan A.farauti 20 perkebunan 00.19.451 127.45.927 13
42 Agustus Kolam A.farauti 20 semak 00.19.353 127.45.775 8
43 Agustus Kali A.farauti, A.punctulatus 50 perkebunan 00.19.341 127.45.893 9
44 Agustus Kali A.farauti 150 perkebunan 00.19.313 127.45.889 14
45 Agustus Kali A.farauti, A.vagus 200 perkebunan 00.19.264 127.45.900 12
46 Agustus Rawa-rawa A.farauti 200 hutan 00.19.357 127.45.654 11
47 Agustus Rawa-rawa A.farauti 100 hutan 00.19.399 127.45.750 3
No Bulan Jenis Habitat Jenis Anopheles Jarak rumah terdekat (m) Pemanfaatan lahan Koordinat Habitat Elevasi (m)
Lampiran 1 Distribusi spasial habitat perkembangbiakan Anopheles spp. berdasarkan jarak habitat dengan rumah terdekat, pemanfaatan lahan & ketinggian lokasi di Desa Doro bulan Maret-Agustus 2009
Bulan : Maret
S E
1 parit 26 7,1 0 20 10 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada ikan & udang 1500 21 A.farauti 00.19.319 127.45.862 4
12 A.vagus
7 A.punctulatus
2 parit 27 7 0 20 15 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada ikan & udang 200 6 A.farauti 00.19.307 127.45.845 6
3 kobakan 26 7 0 0.75 5 keruh tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada tdk ada 300 40 A.punctulatus 00.19.331 127.45.872 18
4 kobakan 26 6,9 0 0.8 5 keruh tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada tdk ada 350 12 A.farauti 00.19.325 127.45.861 15
7 A.vagus
5 kobakan 26 6,8 0 0.5 5 keruh tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada tdk ada 300 31 A.farauti 00.19.319 127.45.858 3
12 A.vagus
5 A.kochi
8 A.punctulatus
6 kobakan 27 6,9 0 0.5 5 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu 30 3 A.farauti 00.19.307 127.45.821 4
7 kubangan 26 6,9 0 15 20 keruh tdk mengalir pasir tdk ada tdk ada ikan & udang 15 2 A.farauti 00.19.381 127.45.877 3
8 sumur 28 7 0 4 100 jernih tdk mengalir pasir ganggang tdk ada ikan 100 32 A.farauti 00.19.403 127.45.831 3
9 kali 26 7 0 7 15 jernih tdk mengalir kerikil ganggang tdk ada ikan & udang 45 4 A.farauti 00.19.343 127.45.893 12
1 A.punctulatus
Jumlah 2840 203
Bulan : April
S E
1 parit 25 6.9 0 25 10 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada larva capung 100 21 A.farauti 00.19.331 127.45.794 5
2 kubangan 25 7.1 5 12 20 keruh tdk mengalir pasir ganggang tdk ada ikan 0 1 A.farauti 00.19.445 127.45.923 3
3 kubangan 25 6.9 7 10 80 keruh tdk mengalir pasir ganggang tdk ada ikan 0 1 A.farauti 00.19.453 127.45.940 3
4 kubangan 25 7 0 2 10 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada tdk ada 0 5 A.farauti 00.19.361 127.45.898 5
5 kali 25 6.9 0 100 20 jernih lambat kerikil ganggang tdk ada ikan 0 2 A.farauti 00.19.340 127.45.895 5
Jumlah 100 30 Spesies Anopheles GPS Elevasi (m) Culex Anop. Tanaman air Tanaman
peneduh Jenis Predator
Jumlah Larva Luas (m2) Dalam (cm) Kekeruhan Kecepatan air Dasar perairan No. Habitat Suhu
Air pH Kadar garam Tanaman air Spesies Anopheles GPS Elevasi (m) Culex Anop.
No. Habitat Suhu
Air pH Kadar garam Luas (m2) Dalam (cm) Tanaman
peneduh Jenis Predator
Jumlah Larva Kekeruhan Kecepatan air Dasar perairan Lampiran 2
Data hasil pengukuran karakteristik habitat perkembangbiakan Anopheles spp. Di Desa Doro pada bulan Maret-Agustus 2009
Bulan : Mei
S E
1 parit 28 6.9 0 50 15 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu,larva capung 150 53 A.farauti 00.19.337 127.45.843 10 2 parit 28 7 0 50 15 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu,larva capung 90 25 A.farauti 00.19.325 127.45.781 12
3 kobakan 28 7 0 0.5 10 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu 200 14 A.farauti 00.19.352 127.45.760 9
4 kubangan 26 7 0 3 5 keruh tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu,larva capung 63 7 A.farauti 00.19.361 127.45.900 3
3 A.vagus
5 kubangan 26 6.9 0 2 10 jernih tdk mengalir kerikil ganggang tdk ada udang 45 5 A.farauti 00.19.340 127.45.888 4
6 kolam 26 6.9 0 20 30 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada ikan, udang 0 7 A.farauti 00.19.352 127.45.773 8
7 kali 26 7 0 2.5 5 jernih lambat kerikil ganggang tdk ada ikan, udang 20 8 A.farauti 00.19.345 127.45.897 7
2 A.minimus
Jumlah 568 124
Bulan : Juni
S E
1 parit 25 7.1 0 30 20 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu,larva capung 12 35 A.farauti 00.19.336 127.45.803 4 2 kobakan 25 7 0 2 5 jernih tdk mengalir lumpur ganggang rapat berudu,larva capung 34 16 A.farauti 00.19.320 127.45.765 4
7 A.kochi
3 kobakan 26 7.1 0 4 5 keruh tdk mengalir pasir ganggang jarang berudu,larva capung 19 5 A.farauti 00.19.361 127.45.901 2 4 kubangan 26 7 2 10 30 jernih tdk mengalir pasir ganggang jarang ikan, udang 23 10 A.farauti 00.19.452 127.45.927 1
5 sumur 26 7 0 3 100 keruh tdk mengalir pasir ganggang jarang udang 13 2 A.farauti 00.19.335 127.45.697 2
6 kolam 27 7 0 15 20 keruh tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada ikan, udang 11 10 A.farauti 00.19.353 127.45.775 1
7 kali 26 7 0 3 10 jernih tdk mengalir pasir ganggang jarang ikan 6 10 A.farauti 00.19.344 127.45.894 2
8 rawa-rawa 25 6.9 0 40 10 keruh tdk mengalir pasir bakau raptat udang 0 30 A.farauti 00.19.358 127.45.652 8
118 125 Spesies Anopheles GPS Elevasi (m) Culex Anop. Tanaman air Tanaman
peneduh Jenis Predator
Jumlah Larva Luas (m2) Dalam (cm) Kekeruhan Kecepatan air Dasar perairan No. Habitat Suhu
Air pH Kadar garam Spesies Anopheles GPS Elevasi (m) Culex Anop. Tanaman air Tanaman
peneduh Jenis Predator
Jumlah Larva Luas (m2) Dalam (cm) Kekeruhan Kecepatan air Dasar perairan No. Habitat Suhu
Air pH Kadar garam
Bulan : Juli
S E
1 parit 26 6.9 0 25 15 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu,ikan 100 28 A.farauti 00.19.324 127.45.779 6 2 kobakan 27 7 0 0.5 10 jernih tdk mengalir lumpur ganggang jarang berudu, ikan 70 2 A.farauti 00.19.352 127.45.762 10 3 kubangan 26 7 6 10 20 jernih tdk mengalir pasir ganggang jarang ikan, udang 25 10 A.farauti 00.19.452 127.45.927 4
4 kubangan 26 7 7 8 20 keruh tdk mengalir pasir ganggang jarang ikan, udang 15 7 A.farauti 00.19.446 127.45.941 3
5 kubangan 25 7 0 1.5 10 keruh tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu,larva capung 100 11 A.vagus 00.19.362 127.45.899 10
6 kolam 27 7 0 20 20 jernih tdk mengalir lumpur ganggang jarang ikan, udang 60 6 A.farauti 00.19.353 127.45.775 5
7 kali 25 6.9 0 50 10 jernih lambat kerikil ganggang tdk ada ikan, udang 20 5 A.farauti 00.19.346 127.45.890 10
3 A.vagus
8 rawa-rawa 25 7 0 50 10 jernih tdk mengalir pasir bakau rapat ikan,udang 50 11 A.farauti 00.19.357 127.45.651 7
Jumlah 440 83
Bulan : Agustus
S E
1 parit 26 7.1 0 30 4 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu, capung 35 6 A.farauti 00.19.334 127.45.801 13 2 parit 26 7 0 30 5 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu, capung, ikan 60 7 A.farauti 00.19.319 127.45.767 13 3 kobakan 27 7.1 0 0.8 5 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada berudu, capung 50 4 A.farauti 00.19.352 127.45.759 9
4 Kubangan 26 7.1 5 30 25 jernih tdk mengalir pasir ganggang rapat ikan,udang 0 4 A.farauti 00.19.451 127.45.927 3
5 kolam 27 6.9 0 20 15 jernih tdk mengalir lumpur ganggang tdk ada ikan,udang 200 14 A.farauti 00.19.353 127.45.775 8
6 kali 26 7 0 1000 10 jernih lambat pasir ganggang jarang ikan,udang 9 20 A.farauti 00.19.341 127.45.893 9
5 A.punctulatus
7 kali 26 7.1 0 1000 10 jernih tdk mengalir pasir ganggang rapat ikan,udang 4 12 A.farauti 00.19.313 127.45.889 14
8 kali 26 7 0 1000 10 jernih tdk mengalir pasir ganggang tdk ada ikan,udang 21 8 A.farauti 00.19.264 127.45.900 12
8 A.vagus
9 rawa-rawa 29 7 0 30 5 jernih tdk mengalir lumpur ganggang rapat ikan,udang 0 5 A.farauti 00.19.357 127.45.654 7
10 rawa-rawa 30 7.1 0 40 20 keruh tdk mengalir pasir ganggang tdk ada ikan,udang 0 3 A.farauti 00.19.399 127.45.750 5
Jumlah 379 96 Spesies Anopheles GPS Elevasi (m) Culex Anop. Tanaman air Tanaman
peneduh Jenis Predator
Jumlah Larva Luas (m2) Dalam (cm) Kekeruhan Kecepatan air Dasar perairan No. Habitat Suhu
Air pH Kadar garam Spesies Anopheles GPS Elevasi (m) Culex Anop. Tanaman air Tanaman
peneduh Jenis Predator
Jumlah Larva Luas (m2) Dalam (cm) Kekeruhan Kecepatan air Dasar perairan No. Habitat Suhu
Air pH Kadar garam
Lampiran 3 : Hasil uji korelasi (Pearson correlation) dengan tingkat kepercayaan 95% (α : 0.05) antara indeks curah hujan (ICH) dengan kepadatan A.
farauti, & A. punctulatus, dan hubungan kepadatan Anopheles
dengan kasus malaria klinis di Desa Doro pada bulan Maret-Agustus 2009