• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu alernatif pengendalian vektor khususnya nyamuk sebagai atraktan yang aman bagi lingkungan dan manusia

2. Pemakaian fermentasi gula sebagai atraktan nyamuk pada ruangan digunakan sebaiknya lebih dari satu dan diletakkan di tempat – tempat yang memungkinkan banyak nyamuk seperti di dekat gantungan baju.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U.F., 2013. Dasar – Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Rajawali Pers. Jakarta.

Anonimous. 2013. Efek Obat Nyamuk.

http://www.klikdokter.com/tanyadokter/penyakitdalam/efek-obat-nyamuk. (diakses pada 26 Februari 2015).

Bell, J.C. Sthepen. Jack. 1995.Zoonosis Infeksi yang Ditularkan Dari Hewan ke Manusia. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Dharmawan, R. 1993. Metode Identifikasi Spesies Kembar Nyamuk Anopheles. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Depkes RI. 1999. Modul Entomologi Malaria. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Ekasaputri. 2014. Makalah Nyamuk Aedes Aegypti.

http://apriliasakari.blogspot.com/2014/01/makalah-nyamuk-aedes-aegypti.html?m=1 (diakses pada 26 februari 2015).

Enny. 2013. Perangkap Nyamuk Ramah Lingkungan Yang Menggunakan Bahan Ragi Untuk Mengembangbiakkan Kestabilan Suhu Dengan Heat Detector Yang Menggunakan NTC (Negative Temperature Coeffisien). UNDIP. Semarang.

Entjang., Indan. 2003. Mikrobiologi & Parasitologi. Citra Aditya Bakti. Bandung. Febrinasti. 2014. 8 hal tentang gigitan nyamuk.

mawarjayanews.blogspot.com/2014_09_01_archive.html. (diakses pada 25 februari 2015)

Fitriasih. 2008. Pengaruh Jenis Atraktan Pada Alat Perangkap Nyamuk Aedes Aegypti Yang Terperangkap Dilaboratorium. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang.

Gandahusada, S, Ilahude H.D, Pribadi W. 2000. Parasitologi Kedokteran. Edisi ketiga. Balai penerbit FK UI. Jakarta.

Gillies. M.T. 1980. The role of carbon dioxide in host-finding by mosquitoes (Diptera: Culicidae): a review. School of Biological Sciences, University of Sussex, Brighton

Ginanjar. 2008. Demam Berdarah, a Survaival Quide. B. First PT banteng pustaka. Yogyakarta.

Hidayat, N. M. C. Padaga dan S. Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri. Andi. Yogyakarta.

Ideham., Bariah. Suhintam., Pusarawati. 2007. Helmintologi Kedokteran. Airlangga University Press. Surabaya.

Iwan, M. 2007. Etanol. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Etanol (diakses pada 20 maret 2015)

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. jakarta

Kardinan, A. 2003. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk. Media Pustaka. Jakarta.

Kunaepah, U. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Glukosa Terhadap Aktivasi Anti Bakteri Polifenol Total dan Mutu Kimia Kefir Susu Kacang Merah. Tesis. Universitas Deponegoro. Semarang.

Kusnoputranto, Haryoto. 2000. Kesehatan Lingkungan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.

Lestari, B.D, Gama Z.P, Rahadian B. 2010. Identifikasi Nyamuk di Kelurahan Sawojajar Kota Malang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Malang.

Nadesul, H. 1998. 100 Pertanyaan + Jawaban Demam Berdarah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Nurmaini. 2003. Mengidentifikasi Vektor dan Pengendalian Nyamuk Anopheles aconitus secara Sederhana

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkmnurmaini1.pdf (diakses pada 20 april 2015).

Pasiga., Nathan. 2013. Pengertian Nyamuk Secara Umum. http://lab-anakes.blogspot.com/2013/04/pengertian -nyamuk-secara-umum.html?m=1

Purnamasari, I. 2014. Potensi Ekstrak Etanol Buah Pare Sebagai Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Metode Semprot. Skripsi. Universitas Jember.

Roose, A., 2008. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekan Baru. Tesis, Medan.

Rosa Emantis; Endah Setyaningrum; Sri Murwani; Irwan Halim. 2009.

Identifikasi dan Aktivitas Menggigit Nyamuk Vektor Malaria Di Daerah Pantai Puri Gading Kelurahan Sukamaju Kecamatan Teluk Betung

Barat Bandar Lampung.

http://lemlit.unila.ac.id/file/arsip%202010./Prosiding%20Dies%20Nata lis/KELOMPOK%20A/05%20Emantis%20-%20FMIPA.pdf )diakses tanggal 15 mei 2015).

Safar, R. 2010. Parasitologi Kedokteran Protozoologi Helmintologi Entomologi. CV. Yrama Wiya. Bandung.

Sari. N.I. 2011. Proses Fermentasi. http://nurindah-sariku.blogspot.com/2012/11/proses-fermentasi.html?m=1. (diakses pada 19 februari 2015)

Santoso. Yahya. Milana Salim. 2014. Penentuan Jenis Nyamuk Mansonia Sebagai Tersangka Vektor Filariasis Brugia malayi dan Hewan Zoonosis di Kabupaten Muaro Jambi. Batu Raja.

Sayono, 2008. Pengaruh Modivikasi Ovitrap Terhadap Jumlah Nyamuk Aedes Yang Terperangkap. Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Semarang.

Sembel, D.T. 2009. Entomologi Kedokteran. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Setiadi. Rizal. Slamet. 2013. Pengujian Alat Perangkap Nyamuk Berbasis Fotokatalis dengan Tambahan Sumber Penghasil CO2. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.

Siregar, F.A. 2004. Epidemiologi dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.

Simanjorang, J. 2010. Efektifitas Rimpang Jeringau (Acorus calamus L) Dalam Membunuh Nyamuk Aedes Aegypti. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.

Slamet, J.S. 2005. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada Univ Press. Yogyakarta. Soedarto. 2008. Parasitologi Klinik. Airlangga Press. Surabaya.

Soedarto. 2009. Pengobatan Penyakit Parasit. Sagung Seto. Jakarta Soedarto. 2009. Penyakit Menular di Indonesia. Sagung Seto. Jakarta.

Soegijianto S. 2004 Demam Berdarah Dengue . Airlangga University Press, Surabaya.

Sudarto. 1996. Penyakit-Penyakit Infeksi di Indonesia. Widya medika. Jakarta. Suharmiati dan Lestari. 2006. Tanaman Obat dan Ramuan Tradisional untuk

Mengatasi Deman Berdarah Dengue. Argomedia. Jakarta.

Sumantri. A. 2010. Kesehatan Lingkungan & Perspektif Islam. Kencana. Jakarta. Supartha, I.W. 2008. Pengendalian Vector Virus Demam Berdarah Dengue,

Aedes Aegypti (Linn) dan Aedes Albopiqtus (Skuse) (Diptera: culicidae). Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.

Takken. 1989. Carbon dioxide and 1-octen-3-ol as mosquito attractants. Journal of the American Mosquito Control Association. U.S. Department of Agriculture, Insects Affecting Man and Animals Research Laboratory, Gainesville

Tanaya. 2013. Culex sp. http://wisnutanaya2.com/2013_07_01_archive.html (diakses tanggal 15 mei 2015)

WHO. 1999. Demam Berdarah Dengue. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

WHO, 2004. Pencegahan dan Pengendalian Dengue & Demam Berdarah: Panduan Lengkap. EGC. Jakarta.

Yudhastuti, R. Anny. 2005. Hubungan Kondisi Lingkungan Kontainer, dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Ae. Aegypti di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.1, No. 2. Januari 2005. Surabaya.

Lampiran 3. Lembar Observasi Kadar Etanol

Konsentrasicairan fermentasi gula

Waktu pengamatan

Kadar Etanol Rata – rata kadar etanol Persentase rata – rata kadar etanol ( % ) Pengulangan I II III 0% Hari I 0 0 0 0 0 Hari II 0 0 0 0 0 Hari III 0 0 0 0 0 Hari IV 0 0 0 0 0 Hari V 0 0 0 0 0 Hari VI 0 0 0 0 0 5% Hari I 0 0 0 0 0 Hari II 0 0 0 0 0 Hari III 0 0 0 0 0 Hari IV 0 0 0 0 0 Hari V 0 0 0 0 0 Hari VI 0 0 0 0 0 15% Hari I 0 0 0 0 0 Hari II 0 0 0 0 0 Hari III 0 0 0 0 0 Hari IV 0 0 0 0 0 Hari V 0 0 0 0 0 Hari VI 0 0 0 0 0 25% Hari I 0 0 0 0 0 Hari II 0 0 0 0 0 Hari III 0 0 0 0 0 Hari IV 0 0 0 0 0 Hari V 0 0 0 0 0 Hari VI 0 0 0 0 0 35% Hari I 0 0 0 0 0 Hari II 0 0 0 0 0 Hari III 0 0 0 0 0 Hari IV 0 0 0 0 0 Hari V 0 0 0 0 0 Hari VI 0 0 0 0 0

Lampiran 4. Gambar

Gamba

Gambar 1. Wadah pemeliharaan jentik

Gambar 3. Alat Air Quality Indoor

Gambar 5. Larutan Gula

Gam

ambar 7. Perangkap nyamuk kosentrasi 35%

Lampiran 5. Output SPSS

1. kosentrasi fermentasi gula Dependent Variable:jumlah nyamuk yang terperangkap

kosentrasi fermentasi gula Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

0% 7.944 3.169 1.605 14.284 5% 16.444 3.169 10.105 22.784 15% 17.111 3.169 10.772 23.450 25% 5.944 3.169 -.395 12.284 35% 29.778 3.169 23.439 36.117 2. lama pengamatan Dependent Variable:jumlah nyamuk yang terperangkap

lama pengamatan Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

hari ke 1 10.333 3.472 3.389 17.278 hari ke 2 19.533 3.472 12.589 26.478 hari ke 3 14.467 3.472 7.522 21.411 hari ke 4 23.000 3.472 16.056 29.944 hari ke 5 13.600 3.472 6.656 20.544 hari ke 6 11.733 3.472 4.789 18.678

3. kosentrasi fermentasi gula * lama pengamatan Dependent Variable:jumlah nyamuk yang terperangkap

kosentrasi fermentasi gula

lama

pengamatan Mean Std. Error

95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 0% hari ke 1 1.333 7.763 -14.194 16.861 hari ke 2 6.667 7.763 -8.861 22.194 hari ke 3 12.667 7.763 -2.861 28.194 hari ke 4 9.000 7.763 -6.528 24.528 hari ke 5 9.333 7.763 -6.194 24.861 hari ke 6 8.667 7.763 -6.861 24.194 5% hari ke 1 9.333 7.763 -6.194 24.861 hari ke 2 29.333 7.763 13.806 44.861 hari ke 3 16.667 7.763 1.139 32.194 hari ke 4 19.667 7.763 4.139 35.194 hari ke 5 19.000 7.763 3.472 34.528 hari ke 6 4.667 7.763 -10.861 20.194 15% hari ke 1 23.667 7.763 8.139 39.194 hari ke 2 40.333 7.763 24.806 55.861 hari ke 3 8.667 7.763 -6.861 24.194 hari ke 4 5.667 7.763 -9.861 21.194 hari ke 5 8.000 7.763 -7.528 23.528 hari ke 6 16.333 7.763 .806 31.861 25% hari ke 1 11.667 7.763 -3.861 27.194 hari ke 2 11.000 7.763 -4.528 26.528 hari ke 3 7.000 7.763 -8.528 22.528 hari ke 4 2.333 7.763 -13.194 17.861 hari ke 5 2.667 7.763 -12.861 18.194 hari ke 6 1.000 7.763 -14.528 16.528 35% hari ke 1 5.667 7.763 -9.861 21.194 hari ke 2 10.333 7.763 -5.194 25.861 hari ke 3 27.333 7.763 11.806 42.861

hari ke 5 29.000 7.763 13.472 44.528

hari ke 6 28.000 7.763 12.472 43.528

Tests of Normality konsentrasi konsentrasi

gula

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

jumlah nyamuk terperangkap 0% .159 18 .200* .951 18 .436 5% .109 18 .200* .946 18 .365 15% .254 18 .003 .760 18 .000 25% .184 18 .108 .827 18 .004 35% .229 18 .014 .771 18 .001

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tests of Normality Lama Pengamatan lama

pengamatan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

jumlah nyamuk yang terperangkap hari ke 1 .222 15 .046 .782 15 .002 hari ke 2 .314 15 .000 .783 15 .002 hari ke 3 .222 15 .046 .814 15 .006 hari ke 4 .355 15 .000 .622 15 .000 hari ke 5 .260 15 .007 .899 15 .093 hari ke 6 .200 15 .109 .885 15 .057

a. Lilliefors Significance Correction

Kruskal-Wallis Test Kosentrasi Gula Ranks

konsentrasi gula N Mean Rank

jumlah nyamuk terperangkap 0% 18 36.08 5% 18 55.39 15% 18 47.78 25% 18 26.58 35% 18 61.67 Total 90

Test Statisticsa,b jumlah nyamuk

terperangkap

Chi-Square 21.431

Df 4

Asymp. Sig. .000

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: konsentrasi gula

Kruskal-Wallis Test Lama Pengamatan Ranks

lama pengamatan N Mean Rank

jumlah nyamuk yang terperangkap hari ke 1 15 34.50 hari ke 2 15 52.97 hari ke 3 15 50.43 hari ke 4 15 47.00 hari ke 5 15 47.00 hari ke 6 15 41.10 Total 90

Test Statisticsa,b jumlah nyamuk yang terperangkap Chi-Square 4.955 Df 5 Asymp. Sig. .421

a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: lama pengamatan

Post Hoc Tests

jumlah nyamuk terperangkap

konsentrasi gula N

Subset for alpha = 0.05

1 2 Duncana 25% 18 5.94 0% 18 7.94 5% 18 16.44 15% 18 17.11 35% 18 29.78 Sig. .078 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 18.000.

jumlah nyamuk yang terperangkap

lama pengamatan N

Subset

1 2

Duncana,,b hari ke 1 15 10.33

hari ke 6 15 11.73 hari ke 5 15 13.60 13.60 hari ke 3 15 14.47 14.47 hari ke 2 15 19.53 19.53 hari ke 4 15 23.00 Sig. .099 .085

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 180.778. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 15.000. b. Alpha = .05.

Dokumen terkait