V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.2. Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh residu pemberian
electric furnace slag dan blast furnace slag serta penelitian dengan penerapan langsung di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, F dan I.G.M, Subiksa. 2008. Lahan Gambut : Potensi Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Cebtre (ICRAF), Bogor.
[Anonim]. 2010. American Iron and Steel Institute (AISI), “How Steel is Made”. [terhubung berkala]. http://www. Steel.org//. [September 2012].
Bahri, S. 2008. Kebijakan Pemanfaatan Limbah Industri PULP dan Kertas, hlm 6-15. Dalam Seminar Teknologi Pemanfaatan Limbah Industri Pulp dan Kertas Untuk Mengurangi Beban Linkungan. November 2008.
Barchia, F.M. 2006. Gambut : Agroekosistem dan Transformasi Karbon. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
[BBPT Padi] Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.2008. Deskripsi Padi Varietas IR64. [terhubung berkala]. http://pustaka.litbang.deptan.go.id. [Desember 2011].
[BBP2SLP] Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 2006. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Rawa. BBP2SLP, Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia. BPS [terhubung berkala] http://bps.go.id/. [Desember 2011].
Das, B.S., P.S. Prakash, R. Reddy, dan V.N. Misra. 2007. An overview of utilization of slag and sludge from steel industries. Journal of Resources, Conservation and Recycling 50:40–57.
De Datta, S.K. 1981. Principles and Practices of Rice Production. A Wiley-Interscience Publication, Singapore.
[Deptan] Departemen Pertanian. 2008. Direktoral Jenderal Pengembangan Lahan dan Air. [terhubung berkala]. http://psp.deptan.go.id/. [Juli 2012].
. 2009. Peraturan Menteri Pertanian No.14/ Permentan/PL.110/2/2009. Pedoman pemanfaatn lahan gambut untuk budidaya kelapa sawit. [terhubung berkala]. http://perundangan.deptan.go.id. [Juli 2012].
Hanafiah, A.K. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Handayani, S. 2000. Ketersediaan Seng (Zn) dalam Tanah dan Faktor-Faktor yang Berperan. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 2:4-8.
Hidayatuloh, S. 2006. Pengaruh slag terhadap sifat kimia tanah dan produksi padi sawah pada tanah gambut Mukok, Sanggau [Skripsi]. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Mulyadi, M., D.A. Idris, A. Rachim, dan S. Simeon . 2001. Kajian pemberian blotong dan terak baja pada tanah Kandiudoxs Pelaihari dalam upaya memperbaiki ciri kimia tanah serta serapan hara dan pertumbuhan tanaman tebu. Forum Pascasarjana 26:81-87.
Noor, M. 2001. Pertanian Lahan Gambut “Potensi dan Kendala”. Kanisius, Yogyakarta.
Paretta dan Estasia. 2009. Pengaruh Slag ( AgriPower) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Serta Emisi Gas Rumah Kaca (CH4 dan N2O).
[Skripsi]. Departeman Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Rahim, S.S. 1995. Penggunaan terak baja sebagai sumber silikat bagi pertumbuhan dan produksi padi sawah varietas IR-64 pada Entisol Sukamandi. [Skripsi]. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Salampak.1999. Peningkatan Produksi Tanah Gambut yang Disawahkan dengan Pemberian Bahan Amelioran Tanah Mineral Berkadar Besi Tinggi.
[Disertasi]. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, bogor.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suwarno dan I. Goto. 1997. Mineralogical and chemical properties of Indonesia electric furnace slag and its application effect as soil amendment. Journal of Agricultural Science 3 : 151-162.
. 2002. Utilization of steel slag in wetland rice cultivation on peat soil.
In Proceedings of the international symposium on land management and biodiversity in Shoutheast Asia, Bali-Indonesia.211-214
Syihabudin, M. 2011. Pengaruh Terak Baja Terhadap Sifat Kimia Tanah Serta Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa) pada Tanah Gambut Dalam dari Kumpeh, Jambi. [Skripsi]. Departeman Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian IPB, Bogor.
Tisdale, S dan W. Nelson. 1997. Soil Fertility and Fertilizer. Mc Millan Publs. Co, Inc. New York.
Widyati, E dan T. Rostiwati. 2010. Memahami Sifat-sifat Tanah Gambut untuk Optimasi Pemanfaatan Lahan Gambut. Dalam Mitra Hutan Tanaman, hal 51-68. Pusat Penelitian Hutan dan Pengambangan Hutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman, Bogor.
Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Science. IRRI, Los Banos Phillipines.
Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag
Kadar total Satuan BF Slag Korea EF Slag Indonesia
Fe2O3 g kg-1 7.9 431.8 CaO g kg-1 408 260.0 SiO2 g kg-1 344 127.0 MgO g kg-1 47.7 78.6 Al2O3 g kg-1 160.7 72.1 K2O g kg-1 4.1 0.41 P2O5 g kg-1 2.1 0.53 Na2O g kg-1 2.3 3.3 Mn g kg-1 2.75 12.4 Cu mg kg 108.0 22.0 Zn mg kg 27.14 79.0 DN (Daya Netralisasi) % 84.8 66.1 Logam Berat As mg kg-1 10.92 3.17 Cd mg kg-1 28.45 0.17 Cr mg kg-1 Td 832 Pb mg kg-1 242 5.0 Hg mg kg-1 2.05 0.08 *td = Tidak terdeteksi
Tabel Lampiran 2. Hasil Analisis Awal Tanah Gambut
Unsur Kimia Satuan Nilai
pH (H2O) 1:1 4.60 C-Organik % 55.54 N-total (Kjedahl) % 3.72 P-tersedia (Bray 1) ppm 24.50 Ca-dd me/100g 5.54 Mg-dd me/100g 3.11 K-dd me/100g 2.49 Na-dd me/100g 1.84 KTK me/100g 133.68 KB % 9.71 Al-dd me/100g 3.28 H-dd me/100g 5.99 SiO2 ppm 65.00
Unsur mikro tersedia (1 N DTPA, pH 7.3)
Fe ppm 923.20
Cu ppm 17.94
Zn ppm 57.92
Mn ppm 142.51
Logam berat tersedia (HCl 0.05 N) Pb ppm 2.90 Cd ppm td Cr ppm 1.82 As ppm td Hg ppb 22.70 *td = Tidak terdeteks
Tabel Lampiran 3. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap pH Tanah
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Fhitung Ftabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 2.58 0.286 79.95** 2.40 3.45
Galat 20 0.07 0.004
Total 29 2.65
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap pH.
Tabel Lampiran 4. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Ca-dd pada Tanah
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 2717.36 301.929 59.18** 2.40 3.45
Galat 20 102.04 5.102
Total 29 2819.40
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap Ca-dd dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 5. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Mg-dd Pada Tanah
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 65.07 7.230 15.34** 2.40 3.45
Galat 20 9.43 0.471
Total 29 74.50
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap Mg-dd α = 5%.
Tabel Lampiran 6. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Fe-tersedia pada Tanah
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 900686.51 100076.279 18.23** 2.40 3.45
Galat 20 109792.86 5489.643
Total 29 1010479.37
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap Fe-tersedia dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 7. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Mn-tersedia pada Tanah
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 16311.03 1812.337 64.65** 2.40 3.45
Galat 20 560.67 28.034
Total 29 16871.70
** Pemberian electric furnace. blast furnace slagdan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap Mn-tersedia dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 8. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Cu-tersedia pada Tanah
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 1050.65 116.739 60.26** 2.40 3.45
Galat 20 38.75 1.937
Total 29 1089.40
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap Cu-tersedia dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 9. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Zn-tersedia pada Tanah
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 1078.02 119.779 85.62** 2.40 3.45
Galat 20 27.98 1.399
Total 29 1105.99
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap Zn dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 10. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Si-tersedia pada Tanah
Sumber
Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 464003.44 51555.937 2.93* 2.40 3.45
Galat 20 351787.87 17589.394
Total 29 815791.31
* Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh nyata terhadap Si-tersedia dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 11. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap P-tersedia pada Tanah
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 11341.41 1260.156 3.70** 2.40 3.45
Galat 20 6807.61 340.381
Total 29 18149.02
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap P-tersedia dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 12. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Tinggi Padi IR-64
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 22614.06 2512.673 22.40** 2.40 3.45
Galat 20 2243.21 112.160
Total 29 24857.27
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 13. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Jumlah Anakan Maksimum Padi IR-64
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 660.30 73.367 11.29** 2.40 3.45
Galat 20 130.00 6.500
Total 29 790.30
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan maksimum dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 14. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Jumlah Anakan Produktif Padi IR-64
Sumber
Kergaman
Derajat Bebas Jumlah
Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung F Tabel F F 0.05 F 0.01 Perlakuan 9 590.03 65.559 8.94** 2.40 3.45 Galat 20 146.67 7.333 Total 29 736.70
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah anakan produktif dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 15. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Bobot Gabah Kering Panen Padi IR-64
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 1444.45 160.495 18.51** 2.40 3.45
Galat 20 173.44 8.672
Total 29 1617.90
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap bobot gabah kering panen dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 16. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Bobot Gabah Kering Giling Padi IR-64
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 80.06 89.785 22.56** 2.40 3.45
Galat 20 79.59 3.979
Total 29 887.65
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikroberpengaruh sangat nyata terhadap bobot gabah kering giling dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 17. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Bobot Gabah Kering Bernas Padi IR-64
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 562.31 62.479 24.39** 2.40 3.45
Galat 20 51.24 2.562
Total 29 613.55
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap bobot gabah kering bernas dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 18. Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Bobot Gabah Kering Hampa Padi IR-64
Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat F Hitung F Tabel
Keragaman Kuadrat Tengah F 0.05 F 0.01
Perlakuan 9 24.48 2.720 10.09** 2.40 3.45
Galat 20 5.39 0.270
Total 29 29.87
** Pemberian electric furnace slag. blast furnace slag dan unsur mikro berpengaruh sangat nyata terhadap bobot gabah kering bernas dengan taraf α = 5%.
Tabel Lampiran 19. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan (Beras)
Elemen Logam Berat Batas Maksimum Cemaran
Pb Cd As Sn Hg (mg/kg) 0.3 0.4 0.5 40 0.05 Sumber : Badan Standarisasi Nasional. 2009.
Tabel Lampiran 20. Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap pH Tanah, Kadar Mg-dd, dan Ca-dd
Perlakuan
pH Mg Ca
Ulangan
Rataan Ulangan Rataan Ulangan Rataan
I II III I II III I II III
……… me/100 g ………... Kontrol 3.50 3.50 3.50 3.50 3.17 5.18 2.45 3.60 3.62 5.23 4.43 4.43 Unsur Mikro 3.60 3.55 3.50 3.60 3.33 2.76 4.08 3.39 4.98 4.77 5.56 5.10 EF Slag 2% 3.70 3.80 3.70 3.70 5.90 5.76 5.81 5.82 18.03 16.57 18.61 17.74 EF Slag 4% 4.00 4.00 4.10 4.00 7.35 7.00 7.31 7.22 22.56 30.50 27.21 26.76 EF Slag 6% 4.10 4.25 4.20 4.20 7.34 8.31 6.70 7.45 24.46 23.32 22.21 23.33 EF Slag 8% 4.40 4.35 4.30 4.40 9.03 8.07 9.65 8.92 30.24 23.70 29.84 27.93 BF Slag 2% 4.00 4.10 4.10 4.10 4.15 4.70 4.30 4.38 13.64 16.76 14.73 15.04 BF Slag 4% 4.30 4.25 4.30 4.30 6.19 5.28 5.54 5.67 23.36 17.13 22.41 20.96 BF Slag 6% 4.40 4.40 4.30 4.40 5.33 6.20 6.85 6.13 26.38 26.23 26.50 26.37 BF Slag 8% 4.60 4.40 4.60 4.50 8.14 6.83 7.04 7.34 38.03 35.87 33.70 35.87
Tabel Lampiran 21. Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikro terhadap Kadar Unsur Mikro Tersedia dalam Tanah
Perlakuan
Fe Mn Cu Zn
Ulangan
Rataan Ulangan Rataan Ulangan Rataan Ulangan Rataan
I II III I II III I II III I II III
... ppm ……….. Kontrol 411.83 413.14 405.00 409.99 6.40 6.25 6.59 6.41 16.00 15.15 16.52 15.89 11.84 11.04 13.26 12.04 Unsur Mikro 489.24 404.61 555.52 483.12 5.18 4.57 6.72 5.49 37.00 34.87 32.02 34.63 29.51 30.84 33.75 31.37 EF Slag 2% 497.35 797.68 469.16 588.06 33.73 32.33 46.35 37.47 14.47 18.34 19.23 17.34 11.29 12.70 13.74 12.58 EF Slag 4% 760.83 632.54 658.30 683.89 59.28 51.10 53.59 54.65 15.53 13.43 14.11 14.35 11.05 10.76 11.13 10.98 EF Slag 6% 789.44 826.46 894.85 836.91 65.63 69.03 67.05 67.24 13.54 14.46 14.57 14.19 13.64 13.94 14.67 14.08 EF Slag 8% 878.70 769.10 917.82 855.21 90.07 65.72 88.31 81.36 17.20 15.81 18.85 17.29 15.92 12.61 15.73 14.75 BF Slag 2% 479.11 492.55 463.34 478.33 36.79 40.26 38.24 38.43 18.40 19.69 17.47 18.52 10.24 10.73 10.09 10.36 BF Slag 4% 516.23 457.58 444.64 472.82 49.38 47.09 46.01 47.49 15.00 14.39 14.75 14.71 11.58 10.93 12.93 11.82 BF Slag 6% 332.01 361.46 357.30 350.26 37.46 41.91 37.58 38.98 12.73 13.55 12.91 13.06 9.36 11.64 10.09 10.36 BF Slag 8% 393.19 345.80 387.65 375.55 62.12 65.04 63.38 63.51 15.13 14.45 16.36 15.31 10.12 10.87 11.06 10.68
Tabel Lampiran 22. Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikroterhadap Pertumbuhan Padi IR 64
Perlakuan
Tinggi Tanaman Jumlah Anakan Maksimum Jumlah Anakan Produktif
Ulangan
Rataan Ulangan Rataan Ulangan Rataan
I II III I II III I II III
……… cm ……… ………. Batang/pot ……….. Kontrol 14.50 19.00 12.70 15.40 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Unsur Mikro 17.60 16.10 13.60 15.77 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 EF Slag 2 % 25.30 47.50 81.00 51.27 3.0 2.0 1.0 2.0 1.0 5.0 6.0 4.0 EF Slag 4 % 74.00 78.00 77.50 76.50 9.0 11.0 9.0 9.7 8.0 10.0 7.0 8.0 EF Slag 6 % 85.00 83.00 84.00 84.00 13.0 13.0 15.0 13.7 15.0 15.0 9.0 13.0 EF Slag 8 % 82.00 84.00 85.00 83.67 22.0 22.0 25.0 23.0 15.0 8.0 12.0 12.0 BF Slag 2 % 9.70 16.00 30.00 18.57 27.0 24.0 25.0 25.3 0.0 0.0 0.0 0.0 BF Slag 4 % 76.00 54.00 70.20 66.73 1.0 0.0 1.0 0.7 5.0 1.0 6.0 4.0 BF Slag 6 % 82.00 68.00 80.00 76.67 14.0 14.0 13.0 13.7 9.0 1.0 6.0 5.0 BF Slag 8 % 73.00 79.00 71.00 74.33 17.0 16.0 13.0 15.3 7.0 7.0 0.0 5.0
Tabel Lampiran 23. Pengaruh Pemberian Electric Furnace Slag, Blast Furnace Slag dan Unsur Mikroterhadap Produksi Padi IR 64
Perlakuan
BGKP BGKG BGKB BGKH
Ulangan
Rataan Ulangan Rataan Ulangan Rataan Ulangan Rataan
I II III I II III I II III I II III
……….. gram/pot ………. Kontrol 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Unsur Mikro 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 EF Slag 2% 0.11 0.62 1.38 0.70 0.10 0.55 1.23 0.63 0.02 0.01 0.03 0.02 0.08 0.54 1.20 0.61 EF Slag 4% 5.97 3.28 4.54 4.60 5.31 2.92 4.04 4.09 3.61 0.50 2.03 2.06 1.70 2.42 2.01 2.05 EF Slag 6% 21.33 14.98 11.67 15.99 18.98 13.33 10.39 14.23 15.56 11.08 8.26 13.32 3.42 2.26 2.12 2.60 EF Slag 8% 26.92 15.58 16.51 19.67 23.96 13.87 14.69 17.51 19.29 11.67 12.07 15.48 4.66 2.20 2.63 3.16 BF Slag 2% 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 BF Slag 4% 0.39 0.01 0.39 0.26 0.35 0.01 0.35 0.23 0.00 0.00 0.01 0.00 0.35 0.01 0.33 0.23 BF Slag 6% 3.10 0.04 0.56 1.23 2.76 0.04 0.50 1.10 0.35 0.00 0.00 0.18 2.41 0.04 0.50 0.98 BF Slag 8% 0.95 1.30 0.00 0.75 0.85 1.16 0.00 0.67 0.01 0.02 0.00 0.01 0.83 1.14 0.00 0.66
Lampiran 1. Deskripsi Varietas Padi IR 64 Nomor Seleksi Asal persilangan Golongan Umur tanaman Bentuk tanaman Tinggi tanaman Anakan produktif Warna kaki Warna batang Warna telinga daun Warna lidah daun Warna daun Muka daun Posisi daun Daun bendera Bentuk gabah Warna gabah Kerontokan Kerebahan Tekstur nasi Kadar amilosa Indeks glikemik Bobot 1000 butir Rata-rata hasil Potensi hasil Ketahanan terhadap : Hama Penyakit Anjuran tanam Pemulia Dilepas tahun IR 18348-36-3-3 IR 5657/ IR 2061 Cere 110-120 hari Tegak 115-126 cm 20-35 batang Hijau Hijau Tidak berwarna Tidak berwarna Hijau Kasar Tegak Tegak Ramping, panjang Kuning bersih Tahan Tahan Pulen 23% 70 24,1 g 5,0 ton/ ha 6,0 ton
Tahan wereng coklat biotipe 1, 2, dan agak tahan wereng coklat biotipe 3
Agak tahan hawar daun bakteri strain IV. Tahan virus kerdil rumput
Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai sedang.
Indroduksi dari IRRI 1986
Lampiran 2. Metode Analisis Laboratorium 1. Analisis SiO₂ Tersedia
Menimbang contoh tanah sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam tabung sentrifiuse. ditambah 50 ml natrium asetat 0.1 M pH 4.0 dan ditempatkan dalam water bath pada suhu 40°C selama 5 jam. Setelah itu. disaring dengan menggunakan kertas saring. selanjutnya kadar Si dalam ekstrak diukur menggunakan AAS. Kadar SiO₂ dalam tanah kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan:
Fka = faktor kadar air = 100 / (100-%KA)
2. Metode Analisis Logam Berat Tanah
Menimbang contoh tanah kering udara ditimbang sebanyak 5 g dan dimasukkan ke dalam tabung kocok. Kemudian ditambahkan 20 ml HCl 0.05 N
dan dikocok selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok. Selanjutnya. larutan tanah tersebut disaring dan ditampung ke dalam botol film. Hasil ekstrak jernih diukur dengan AAS menggunakan deret standar masing-masing logam berat sebagai pembanding.
Perhitungan :
3. Analisis unsur mikro Fe. Mn. Cu. dan Zn dengan Ekstrak DTPA
Menimbang 10 g contoh tanah halus <2mm. Tambah 20 ml larutan pengekstrak DTPA. dikocok dengan mesin kocok selama 2 jam. Suspensi disaring atau disentrifusi untuk mendapatkan ekstrak yang jernih. Ukur masing-masing unsur dengan alat AAS
Keterangan :
ppm kurva = kadar contoh yag didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar degan pembacaanya setelah dikoreksi blanko.
ml ekstrak = 20 ml g contoh = 10 g
fp = faktor pengencer (bila ada) fk = faktor koreksi KA.
4. Analisis SiO2 Total pada Tanaman
Menimbang sampel tanaman yang sudah digiling 1-2 gram. lalu diletakan pada cawan porselin. kemudian di oven selama 105 0C selama 24 jam. keluarkan cawan lalu masukan ke eksikator lalu ditimbang. Masukan kembali sample kedalam tanur dengan suhu 550 0C selama 2 jam. keluarkan cawan masukan kedalam eksikator dan kemudian timbang kembali sample. Teteskan HCl pekat 12 N ± 15 tetes pada masing-masing sampel. lalu diamkan sampai kering. Bilas cawan dengan aquades dikit demi sedikit dan saring. Hasil saringan dimasukan kembali kedalam tanur dengan suhu 105 0C selama 24 jam. Angkat dan masukan kedalam eksikator. Masukan kembali sampel ke dalam tanur dengan suhu 700 0C ± 2 jam.
Rumus :
5. Pengukuran Logam Berat dalam Beras
Menimbang contoh beras yang sudah dihaluskan sebanyak 0.5 gram. Masukan kedalam tabung destruksi. tambahkan 5 ml Asam Nitrat dan Asam Perkolat (perbandingan 2 : 1) lalu diamkan selama 24 jam. Destruksi sample selam 1.5 jam dengan suhu 150 0C sampai sample berubah warna menjadi putih. Kemudian tambahkan HCl pekat 6 N sebanyak 1 ml. panaskan kembali selama ½ jam dengan suhu 230 0C. lalu larutan di titrasi sampai 50 ml dengan aquades.
Rumus :
Keterangan :
ppm kurva = kadar contoh yag didapat dari kurva hubungan antara kadar deret standar degan pembacaanya setelah dikoreksi blanko.
ml ekstrak = 20 ml g contoh = 10 g
Gambar Lampiran 1. Pengambilan Sampel Gambut
Gambar Lampiran 3. Percobaan Rumah Kaca dan Percobaan Inkubasi
Gambar Lampiran 4. Proses Pembibitan Padi IR 64 dan Penanaman Bibit pada Sampel Gambut
Gambar Lampiran 5. Perbandingan Pertumbuhan Padi antara Kontrol, Perlakuan Unsur Mikro dan Electric Furnace Slag Umur 7 MST
Gambar Lampiran 7. Perbandingan Pertumbuhan Padi antara Kontrol, Perlakuan Unsur Mikro dan Electric Furnace Slag Umur 17 MST
Gambar Lampiran 8. Perbandingan Pertumbuhan Padi antara Kontrol, Perlakuan Unsur Mikro dan Blast Furnace Slag Umur 17 MST
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangIndonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk yang dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan. Menurut hasil survei BPS pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326 jiwa dengan laju pertumbuhan 1.49 % per tahun. Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia menyebabkan besar kebutuhan pangan yang harus dipenuhi oleh pemerintah khususnya beras, karena sebagian besar masyarakat Indonesia dikenal sebagai pengkonsumsi beras. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS) rata-rata konsumsi beras 130 kg/kapita/tahun, sehingga jumlah kebutuhan beras yang harus dipenuhi oleh pemerintah yaitu sekitar 30.893.372.380 kg /tahun.
Peningkatan jumlah penduduk juga menimbulkan berbagai permasalahan lainnya, di antaranya yaitu semakin tingginya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian. Konversi lahan pertanian menjadi non pertanian banyak terjadi di Pulau Jawa, yang seharusnya menjadi salah satu wilayah yang mampu memproduksi pangan tertinggi khususnya beras. Salah satu areal yang dapat dikembangkan di daerah luar Pulau Jawa yaitu lahan gambut, mengingat pemanfaatan lahan gambut di Indonesia belum dilakukan secara optimal.
Pemanfaatan lahan gambut sebagai lahan pertanian khususnya dalam budidaya padi sawah memiliki berbagai permasalahan yang akan dihadapi, di antaranya yaitu : tingkat kemasaman, tingginya kandungan asam-asam organik beracun, status dan keseimbangan haranya rendah serta kandungan silikat yang rendah. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut antara lain pengapuran, penambahan bahan amelioran, pengaturan drainase lahan gambut yang baik, penambahan berbagai unsur hara mikro dan makro, penambahan tanah mineral berkadar besi tinggi dan lain-lain (Salampak, 1999).
Tanah gambut mengandung unsur mikro yang sangat rendah (khususnya Cu dan Zn) dan diikat cukup kuat (khelat), oleh bahan organik sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Selain itu, adanya kondisi reduksi yang kuat menyebabkan
(Agus dan Subiksa, 2008). Penambahan unsur mikro yang kaya Cu dan Zn diharapkan mampu memperbaiki sifat kimia tanah gambut.
Terak baja juga dapat digunakan sebagai bahan ameliorant yang mampu memperbaiki sifat kimia tanah gambut. Hidayatulloh (2006) menyatakan bahwa penambahan terak baja pada padi di lahan gambut mampu meningkatkan bobot kering gabah bernas 65-96% dan meningkatkan kandungan basa-basa K, Ca, dan Mg dapat ditukar. Berdasarkan beberapa penelitian di atas, terak baja sangat potensial menjadi bahan amelioran untuk meningkatkan produksi padi, akan tetapi penggunaan terak baja harus berdasarkan dosis yang tepat, mengingat kandungan unsur mikro pada terak baja juga berpotensi menjadi racun pada tanaman jika terdapat dalam jumlah yang banyak. Karena komposisi kimia terak baja banyak mengandung Fe, Mn, Ca, Mg, Si, K, P dan beberapa unsur mikro lainnya. Menurut hasil penelitian Syihabudin (2011), pemberian steel slag mampu meningkatkan pertumbuhan dan gabah bernas. Selain itu steel slag sendiri dapat dimanfaatkan sebagai pupuk Si untuk padi. Pengaruh steel slag pada lahan gambut terbukti jauh lebih baik daripada tanah mineral.
Jenis steel slag yang biasa digunakan sebagai pupuk Si dalam budidaya padi sawah di Jepang, Korea,dan beberapa negara lain adalah blast furnace slag, jenis steel slag tersebut memiliki kandungan Si yang tinggi dan beberapa unsur hara makro dan mikro. Jenis steel slag yang diproduksi di Indonesia adalah
electric furnace slag. Selain memiliki kandungan Si , electric furnace slag dari Indonesia juga mengandung Fe dan P yang tinggi, serta mengandung beberapa hara mikro dan mikro (Suwarno and Goto, 1997).
Berdasarkan uraian di atas, perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai perbandingan pengaruh electric furnace slag,blast furnace slag, danunsur mikro terhadap sifat kimia tanah gambut, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produks padi varietas IR 64.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Membandingkan pengaruh pemberian electric furnace slag Indonesia dengan blast funace slag Korea, serta unsur mikro terhadap sifat kimia tanah pada tanah gambut dari Kumpeh.
2. Membandingkan pengaruh pemberian electric furnace slag, blast funace slag, dan unsur mikro terhadapperumbuhan dan produksi padi pada tanah gambut dari Kumpeh, Jambi.
3. Mengetahui pengaruh pemberian electric furnace slag,blast furnace slag,
dan unsur mikro terhadap kandungan logam berat beracun dalam beras untuk kelayakan konsumsi beras.
1.3 Hipotesis
1. Pemberian electric furnace slag, blast furnace slag, dan unsur mikro mampu memperbaiki sifat kimia tanah gambut, diantaranya meningkatkan pH tanah, dan basa-basa dapat dipertukarkan. Serta mampu meningkatkan ketrsediaan unsur mikro pada tanah gambut.
2. Pertumbuhan dan produksi tanaman padi IR 64 pada perlakuan electric funace slag lebih baik daripada perlakuan blast furnace slag, dan kontrol. 3. Kandungan logam berat beracun beracun dalam beras berada di bawah
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanah Gambut2.1.1. Pengertian Tanah Gambut
Menurut BBP2SLP (2006) tanah gambut adalah tanah-tanah yang jenuh air, tersusun dari bahan organik berupa sisa-sisa tanaman dan jaringan tanaman