• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah biodieel dari berbagai sumber aman bagi lingkungan.

2. Pengujian efek toksik dari biodiesel juga perlu di lakukan pada bioindikator darat.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, S.A. 1979. Ilmu Kimia. Pengetahuan Berdasarkan Percobaan. Cetakan Ke 10. Angkasa Bandung.

Departemen pertanian, 1984. kultur Makanan Alami (Daphnia sp). Direktorat Jendral Perikanan Balai Budidaya Air Tawar. Sukabumi.

Anonimus. 2005. Keracunan, Dosis Efektif dan Dosis Lethal 50%. Pedoman Praktikum Toksikologi. www.geocities.com.

Ansaka, 2002. Pemanfaatan Ampas sagu (Metroxylon sagu Rottb) dan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dalam Kultur Daphnia sp. Skripsi Program Studi Budidaya Perikanan IPB. Bogor.

Ardiyanti, A.R. dkk. 2003. Pengaruh Jenis Katalis Basa NaOH, KOH dan K2CO3

dan Kejenuhan Minyak Nabati dalam Pembuatan Biodiesel Hasil Transesterifikasi. Desigh and Application of Technology. Jurnal Teknik Kimia. Universitas Katolik Parahyangan. Bandung.

Aziz, I. 2006. Biodiesel. Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta

Benerjea, S.M. 1967. Water Quality and Soil Condition for Fish Food in Some of India in Relation to Fish Production. Indian Journal Fisheries. Casmuji, 2002. Penggunaan Supernatan Kotoran Ayam dan Tepung Terigu dalam

Budidaya Daphnia magna. Skripsi Jurusan Budidaya Perikanan IPB. Bogor

Dix. 1981. Environment Pollution. John Wiley and Sons, Inc. New York.

Djaeni, M. dkk. 2002. Pengolahan Limbah Minyak Goreng Bekas Menjadi Gliserol dan Minyak Diesel melalui Proses Transesteifikasi. Prosiding. Seminar Nasional Teknik Kimia. Yogyakarta.

Dunn, R. 2003. Biodiesel as a Locomotive Fuel in Canada Transportation. Development Centre Transfort Canada.

EPA, 1991. Methods for Meansuring the Acute Toxicity of Effluents and Receiving Waters to Freshwater and Marine Organisms, Fourth Edition. United States Environmental Protection Agency. Washington.

EPS, 1990. Biological Test Method. Acute Lethality Test Using Daphnia spp. Report EPS 1/RM/11. Environment Canada.

Fachri, B. A. 2006. Biodiesel dari Minyak Dedak Padi. Poros Vol. 4 No. 2.

Fardiaz, S. 1992. Populasi Air dan Udara. PAU Pangan dan Gizi IPB. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Firdaus. 2006. Usulan Teknis Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah. www. Migas-Indonesia. Com. 15 September 2006.

Freedman, B. E. H. dkk . 1984. Variables Affecting the Yield of Fatty Esters from Transesterfield vegetable Oils. JAOCS.

Garno, Y.S. 2003. Daya Racun Deterjen Rinso Terhadap Daphnia carinata dan chironomus sp. Direktorat Teknologi Pemukiman dan Lingkungan Hidup Deputi Bidang Pengembangan Teknologi- Bpp Teknologi. Haight, J.M. 2004. Occupational Health Risks in Crude Oil and natural Gas

Extraction. Encyclopedia of Energy. Vol 4. Elsevier inc.

Harijanto, G. T. 1974. Studi Perbandingan Populasi Daphnia dalam Media Kultur Kotoran Ayam Negeri Dewasa (White Leghorn). Karya Ilmiah Fakultas Perikanan IPB. Bogor.

Hariyadi, P. N. 2005. Kajian Kebijakan dan Kumpulan Artikel Penelitian Biodiesel. Kementrian Riset dan Teknologi RI Bekerjasama dengan Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) dan Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (Sea Fast) Center IPB.

Hermanto, S. 2005. Petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Laboratorium Kimia Fisik. Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Harper, H.A. 1977. Biochemical Large Medical Publication. California.

Hickman, C. P. 1967. Biology of the Invertebrate.Department of Zoology. De Pauw University. Green Castle Indiana.

Ivleva, T. V. 1973. Mass Cultivationof Invertebrates Biology ang Methods. Translated from Russian.

Kasdadi, M.T. dan Ir. Unung Leoanggraini. 2002. Biodiesel Dari Minyak Jelantah. Jurusan Teknik Kimia. Politeknik Negeri Bandung.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press. Jakarta.

Kusuma, I. G. B. 2003. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah dan pengujian Terhadap Prestasi Kerja MesinDiesel. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Poros Vol. 6 No. 4.

Laporan Akhir Tahun 2000 Pertamina. http://www.pertamina.com

Landis, W.G. dan M-H Yu. 1995. Introduction to Environmental Toxicology impacts of Chemicals Upon Ecological Systems.CRC Press. Inc. Florida.

Lund, H.F. 1971. Industrial Pollution Control. Hand Book, Mc. Grew-Hill Company. New York.

Mason, C. F. 1991. Biology of Freshwater Pollution. Longman Inc. New York. Mujiman, A. 1985. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Novianthy, 2006. Tipologi Komunitas Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Pencemaran Perairan di Teluk Lampung. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.

Nugraha, S. 2007. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Energi Alternatif Biodiesel. Skripsi. Program Studi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology.W.B. Sounders Company. Philadelphia. London.

Oginawati, K. 2005. Konsep Ekotoksikologi Limbah B-3 dan Kesehatan. Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung. Pelly, Mike. 2000. Biodiesel from Used Kitchen Grease or Waste Vegetable

Oil.http://Journey to Forever. Org.

Pennack, R.W. 1953. Freshwater Invertebrates of United States. The Ronald Press Company. New York.

Pescod, M. b. 1973. Investigation of Rational Effluent and Steam Standars for Tropical Countries. Research and Development Group for East san Fransisco.

Putri, L. S. E. 2006. Ekotoksisitas Akut Biodiesel dari Minyak Jelantah dan Pengujian Terhadap Ikan Mas (Cyprinus caprio). Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Putri, L. S. E. 2005. Pedoman Praktikum Toksikologi Lingkungan. UIN Syarif

Ramli, R. 2000. Toksisitas Limbah Pewarna Kain Sasirangan Terhadap Ikan Mas (Cyprinus carpio L) dan Dampaknya Terhadap Kualitas Perairan. Tesis Pascasarjana UGM. Yogyakarta.

Salim, 1992. Uji Toksisitas Akut Senyawa Lumpur Bor Terhadap Udang Windu

dan Daphnia carinata dengan Metode LC50. Universitas

Padjajaran. Bandung.

Sibuea, 2005. Biodiesel, Harapan Baru dari Minyak Nabati. Dalam Kajian Kebijakan dan Kumpulan Artikel penelitian Biodiesel. Kementrian Riset dan Teknologi.

Siregar, R.F. 2005. Strategi Pengembangan Biodiesel Berbasis Crude Palm Oil di Indonesia. Skripsi. Departement Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Sidjabat. 2003. Minyak Goreng Bekas (Jelantah) Sebagai Bahan Bakar Setara Solar dengan Proses Transesterifikasi. Prosaiding Seminar Nasional Daur Bahan Bakar. Pusat pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir dan Daur Ulang (Badan Tenaga Nuklir Indonesia.

Soemirat, J. 2003. Toksikologi Lingkungan. UGM Press. Yogyakarta.

Soerawidjaja, T.H. 2004. Menggalang Upaya Penegakan Industri Biodiesel yang Tangguh di Indonesia. Forum Biodiesel Indonesia Bandung.

Soesanto, V. 1973. Water Pollution. 2nd en Correspondence-Courses Central, Pasar Minggu Jakarta.

Sofiyah, I. B. dkk. 1995. Kinetika Reaksi Etanolisis Minyak Biji Kapuk dengan Katalisator NaOH dan Penambahan Garam Organik.Tesis Pasca Sarjana UGM Yogyakarta.

Sudarmaji, 1995. Pencemaran dan Proteksi Lingkungan.Bahan Kuliah Program Pascasarjana UGM Yogyakarta.

Sugiarto, A. 1976. Aspek Penelitian di Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Laut. Lembaga Oseanologi Nasional. Jakarta.

Suhartono. 2001. Minyak Goreng Bekas Sebagai Bio-Diesel Melalui proses Transesterifikasi. Prosiding Seminar Nasional “Kejuangan” Teknik Kimia. Yogyakarta.

Sukandar, D. 2006. Kimia Minyak Bumi. Fakultas Sains dan Teknologi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sumarwoto, O. 1980. Hanya Satu Bumi. Lembaga Ekologi. Universitas Padjajaran dan Yayasan Obor. Bandung.

Sutarna, I.N. 2005. Dampak Pencemaran Minyak dan Limbah Industri Terhadap Kehidupan Biota Laut. Jakarta.

Suwignyo, S. 1989.Avertebrata Air. Lembaga Sumberdaya Informasi.

Wardhana, A.W. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Off set Yogyakarta.

Yulianti, 1984. Daphnia Sebagai Makanan Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio). Direktorat Jenderal Perikanan. Balai Pengembangan Perikanan Darat. Bogor.

Lampiran 1. Data pengamatan kualitas air pada uji toksisitas biodiesel

1. konsentrai biodiesel kontrol

pH Suhu (0C) DO (mg/dl) Waktu paparan Ul 1 Ul 2 Ul 3 Ul 1 Ul 2 Ul 3 Ul 1 Ul 2 Ul 3 2 jam 6,56 6,66 6,56 28,0 28,0 28,0 4,6 4,5 4,9 4 jam 6,56 6,56 6,59 28,0 28,0 28,0 4,6 4,5 4,9 24 jam 6,61 6,63 6,60 26,0 26,0 26,0 2,3 3,6 4,0 48 jam 6,79 6,42 6,55 26,0 26,0 26,0 3,9 3,6 3,9 72 jam 6,15 6,48 6,32 26,0 26,0 26,0 3,6 4,0 3,1 96 jam 6,36 6,40 6,28 26,0 26,0 26,0 2,1 2,9 2,4 2. Konsentrasi biodiesel 1000 ppm pH Suhu (0C) DO (mg/dl) Waktu paparan Ul 1 Ul 2 Ul 3 Ul 1 Ul 2 Ul 3 Ul 1 Ul 2 Ul 3 2 jam 6,56 6,56 6,56 28,0 28,0 28,0 4,1 4,0 4,1 4 jam 6,66 6,62 6,67 28,0 28,0 28,0 4,3 4,6 4,2 24 jam 6,60 6,59 6,60 26,0 26,0 26,0 3,1 3,4 2,3 48 jam 6,39 6,60 6,48 26,0 26,0 26,0 3,9 3,8 3,9 72 jam 6,43 6,52 6,44 26,0 26,0 26,0 2,0 2,4 1,0 96 jam 6,44 6,32 6,34 26,0 26,0 26,0 1,6 1,9 1,3 3. Konsentrasi biodiesel 2000 ppm pH Suhu (0C) DO (mg/dl) Waktu paparan Ul 1 Ul 2 Ul 3 Ul 1 Ul 2 Ul 3 Ul 1 Ul 2 Ul 3 2 jam 6,56 6,56 6,56 28,0 28,0 28,0 4,0 4,1 3,9 4 jam 6,60 6,72 6,59 28,0 28,0 28,0 4,3 4,0 4,1

24 jam 6,57 6,42 6,58 26,0 26,0 26,0 2,9 3,6 3,6 48 jam 6,30 6,63 6,45 26,0 26,0 26,0 2,1 2,4 2,0 72 jam 6,65 6,35 6,41 36,0 26,0 26,0 1,9 0,9 1,0 96 jam 6,44 6,10 6,43 26,0 26,0 26,0 0,9 0,5 0,5 4.Konsentrasi biodiesel 3000 ppm pH Suhu (0C) DO (mg/dl) Waktu paparan Ul 1 Ul 2 Ul 3 Ul 1 Ul 2 Ul 3 Ul 1 Ul 2 Ul 3 2 jam 6,56 6,63 6,63 28,0 28,0 28,0 3,6 3,1 2,6 4 jam 6,54 6,62 6,66 28,0 28,0 28,0 3,9 3,5 3,9 24 jam 6,52 6,61 6,63 26,0 26,0 26,0 2,2 2,9 3,4 48 jam 6,22 6,63 6,67 26,0 26,0 26,0 1,8 2,1 1,9 72 jam 6,35 6,46 6,60 26,0 26,0 26,0 0,9 1,3 1,9 96 jam 6,22 6,41 6,35 26,0 26,0 26,0 0,4 0,5 0,3 Ket: Ul 1 : Ulangan pertama Ul 2 : Ulangan kedua Ul 3: Ulangan ketiga

Lampiran 2. Nilai uji statistik dengan menggunakan anova pada konsentrasi 1000 ppm

1. Test of Homogeneity of variances

Levence Statistic df1 df2 df3 5.333 3 8 .026 2. ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .250 3 .083 .333 .802 Whithin Groups 2.000 8 .250 Total 2.250 11 Keterangan:

Ho: Tidak ada hubungan antara mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi yang berbeda.

H1: Terdapat hubungan antara mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi yang berbeda.

Ftabel: Tingkat signifikansi 5% = 3,68 Tingkat signifikansi 1% = 6,36

Kesimpulan:

- Probabilitas > 0,05 dengan nilai 0,802 - F hitung < F tabel dengan nilai 0,333

Lampiran 3. Nilai uji statistik dengan menggunakan anova pada konsentrasi 2000 ppm

1. Test of Homogeneity of variances

Levence Statistic df1 df2 df3 5.333 3 8 .026 2. ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .667 3 .222 .889 .487 Whithin Groups 2.000 8 .250 Total 2.667 11 Keterangan:

Ho: Tidak ada hubungan antara mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi yang berbeda.

H1: Terdapat hubungan antara mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi yang berbeda.

Ftabel: Tingkat signifikansi 5% = 3,68 Tingkat signifikansi 1% = 6,36

Kesimpulan:

- Probabilitas > 0,05 dengan nilai 0,487 - F hitung < F tabel dengan nilai 0,889

Lampiran 4. Nilai uji statistik dengan menggunakan anova pada konsentrasi 3000 ppm

1. Test of Homogeneity of variances

Levence Statistic df1 df2 df3 10.667 3 8 .004 2. ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1.583 3 .528 3.167 .085 Whithin Groups 1.333 8 .167 Total 2.917 11 Keterangan:

Ho: Tidak ada hubungan antara mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi yang berbeda.

H1: Terdapat hubungan antara mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi yang berbeda.

Ftabel: Tingkat signifikansi 5% = 3,68 Tingkat signifikansi 1% = 6,36

Kesimpulan:

- Probabilitas > 0,05 dengan nilai 3,167 - F hitung < F tabel dengan nilai 0,085

Lampiran 5. Nilai statistik hubungan antara waktu paparan biodiesel terhadap mortalitas Daphnia magna dengan konsentrasi yang berbeda

1. Test of Homogeneity of variances

Levence Statistic df1 df2 df3 7.111 3 8 .012 2. ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 5.667 3 1.89 3.778 .059 Whithin Groups 4.000 8 .500 Total 9.667 11 Keterangan:

Ho: Tidak ada hubungan antara mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi yang berbeda.

H1: Terdapat hubungan antara mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi yang berbeda.

Ftabel: Tingkat signifikansi 5% = 3,68 Tingkat signifikansi 1% = 6,36

Kesimpulan:

- Probabilitas > 0,05 dengan nilai 0,059 - F hitung < F tabel dengan nilai 3,778

Lampiran 6. Persentase mortalitas Daphnia magna pada konsentrasi yang berbeda (1000 ppm, 2000 ppm dan 3000 ppm).

Waktu paparan

Konsentrasi Ulangan 2 4 24 48 72 96 Total % mortalitas Kontrol 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 % 1000 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 3,3 % 2000 1 2 3 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 10 % 3000 1 2 3 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 4 13,3 % total 8,8 %

Dokumen terkait