• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyimpulkan data.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif (Miles dan Huberman 1984; 15-21). Dikemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi

(conclusion drawing/verification).

Gambar 8. Analisis Data Kualitatif Model Miles

Sumber: (Matthew B Miles & A.M. Hubberman, 1984).

PENGUMPULAN DATA (Wawancara, Observasi, Dokumentasi, Studi Pustaka) DISPLAY DATA (Menyusun dan menampilkan data apa

adanya) REDUKSI DATA (Proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstraksian,sesuai kebutuhan penelitian) VERIFIKASI DATA (Merumuskan kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan

penelitian) ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN . Interpretasi data pembandingan dengan

teori dan hasil penelitian terdahulu dan

memberikan makna . Analisis SWAT . Faktor Pendukung dan

Penghambat

PENYAJIAN DATA

(Dalam bentuk narasi, gambar, bagan, diagram,

matriks, grafik)

SARAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian penelitian yang dilakukan tentang Program Jam Belajar Masyarakat (JBM) di Kota Metro maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil evaluasi Program Jam Belajar Masyarakat periode Tahun

2010-2013, berdasarkan ukuran dari segi kelembagaan, partisipasi warga, sosialisasi, publikasi dan ketersediaan anggaran serta Sumber Daya Manusia tidak berhasil mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Ketidakberhasilan ini disebabkan oleh, belum terbentuknya struktur kelembagaan sampai pada tingkat yang paling bawah yaitu RT/RW, belum adanya partisipasi warga yang bersifat positif seperti penerapan Jam Belajar Masyarakat di rumah masing-masing, belum maksimalnya sosialisasi dan publikasi Program Jam Belajar Masyarakat, serta belum teralokasikannya dana penunjang baik dari Pemerintah maupun swadaya dari masyarakat dan pihak swasta.

2. Kebijakan Program Jam Belajar Masyarakat di Kota Metro dari sisi substansinya dapat dikategorikan sebagai kebijakan yang berfungsi untuk melaksanakan fungsi Pemerintah di bidang pemberdayaan masyarakat tetapi implementasi kebijakannya tidak didukung oleh keterlibatan warga masyarakat dalam mendukung Program Jam Belajar Masyarakat tersebut.

Dampak lemahnya kebijakan tentang pelaksanaan Program Jam Belajar Masyarakat berakibat pada lemahnya pelaksanaan penyebarluasan Program JBM Kota Metro di tengah-tengah masyarakat. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui esensi dari Program Jam Belajar Masyarakat yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Metro dan sosialisasi program JBM belum menyentuh sampai lapisan masyarakat bawah terutama kalangan masyarakat pinggiran kota dan berpendidikan rendah.

B. Saran

Berdasarkan kajian di atas tentang pelaksanaan Program Jam Belajar Masyarakat Kota Metro, maka ada beberapa saran, yaitu:

1. Kebijakan Program Jam Belajar Masyarakat

1. Melakukan revisi SK Walikota Metro tentang Program Jam Belajar

Masyarakat menjadi Peraturan Walikota agar lebih memiliki kekuatan hukum dalam pelaksanaannya yang dilampiri Juklak dan Juknis JBM.

2. Program Jam Belajar Masyarakat harus menjadi prioritas kebijakan pemerintah Kota Metro dengan konsekuensi logis harus menjadi prioritas kerja dan prioritas anggaran.

3. Perlu disusun strategi pelaksanaan Program Jam Belajar Masyarakat

secara partisipatif berbasis ide-ide dan potensi masyarakat

4. Perlunya sinergitas Program Jam Belajar Masyarakat dengan Satuan

perguruan tinggi, kalangan profesional dan organisasi masyarakat lainnya.

5. Perlu daerah percontohan penerapan Program Jam Belajar

Masyarakat Kota Metro di satu wilayah terkecil kelurahan.

6. Perlunya mengkaji kembali rentang waktu belajar masyarakat dari pukul 18.00-21.00 WIB karena dirasakan oleh masyarakat terlalu panjang untuk tahap awal pelaksanaan Program Jam Belajar Masyarakat.

7. Tim Jam Belajar Masyarakat pada setiap tingkatan dibuat menjadi sebuah Forum Lintas Pelaku (FLP) program Jam Belajar Masyarakat yang lebih luas pelibatan elemen masyarakatnya.

2. Penyebaran Informasi/Sosialisasi Program Jam Belajar Masyarakat

a. Perlunya sosialisasi secara utuh tentang esensi Program Jam Belajar Masyarakat kepada masyarakat bukan saja sosialisasi yang sifatnya himbauan mematikan televisi, game, playstation, dan alat lainnya dari pukul 18.00-21.00 WIB.

b. Perlunya intensitas sosialisasi Program Jam Belajar Masyarakat ke masyarakat lapisan paling bawah secara terprogram, kontinyu, degan strategi dan media/alat sosialisasi yang dipandang efektif untuk dilakukan oleh Tim Jam Belajar Masyarakat baik Tingkat Kota, kecamatan, Kelurahan maupun oleh Pemerintah sendiri.

c. Perlunya sinergitas sosialisasi dengan Dinas/Instansi dan elemen masyarakat terkait.

3. Kelembagaan Tim Jam Belajar Masyarakat

a. Perlunya percepatan pembentukan kelembagaan Tim Jam Belajar

Masyarakat baik di Tingkat Kecamatan, Kelurahan serta Tim Jam Belajar Masyarakat di Tingkat RT dan RW sebagai prioritas kerja Tim Jam Belajar Masyarakat Kota Metro.

b. Tim Jam Belajar Masyarakat Kota Metro untuk fokus dalam

suksesnya pelaksanaan Program Jam Belajar Masyarakat di Kota Metro untuk melakukan koordinasi intensif antar Tim Jam Belajar Masyarakat, melakukan gerakan sosialisasi secara kontinyu, serta monitoring dan evaluasi program Jam Belajar Masyarakat secara periodik.

c. Penguatan kelembagaan Tim Jam Belajar Masyarakat yang sudah dan

akan terbentuk dengan melakukan pelatihan, sosialisasi maupun lainnya yang diperlukan supaya Tim Jam Belajar Masyarakat solid dan kuat dalam melakukan kerja-kerjanya.

d. Perlu pelibatan elemen masyarakat secara luas dan langsung serta memiliki kepedulian terhadap sektor pendidikan dalam pembentukan Tim Jam Belajar Masyarakat di semua tingkatan.

4. Anggaran Program Jam Belajar Masyarakat

a. Perlunya dukungan pengalokasian amggaran APBD untuk Program

Jam Belajar Masyarakat baik dalam perencanaan program, program-program pendukung pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat, kegiatan sosialisasi, monitoring dan evaluasi Program Jam Belajar Masyarakat.

b. Perluna dukungan anggaran untuk Tim Jam Belajar Masyarakat Kecamatan, Kelurahan terutama tim Jam Belajar Masyarakat di tingkat RT dan RW untuk pengadaan alat sosialisasi, kegiatan sosialisasi, kegiatan pendukung Program Jam Belajar Masyarakat seperti kelompok belajar warga, kegiatan monitoring dan evaluasi Program Jam Belajar Masyarakat.

5. Evaluasi dan Monitoring Program Jam Belajar Masyarakat

a. Perlunya evaluasi dan monitoring yang dilakukan secara kontinyu oleh Tim Jam Belajar Masyarakat.

b. Perlunya disusun strategi monitoring dan evaluasi partisipatif dalam pelaksanaan program Jam Belajar Masyarakat Kota Metro.

6. Partisipasi masyarakat atas Program Jam Belajar Masyarakat

a. Perlu pelibatan aktif semua elemen masyarakat secara langsung baik dalam pembentukan Tim Jam Belajar Masyarakat maupun agenda-agenda strategis pelaksanaan Program Jam Belajar Masyarakat.

b. Perlunya pembentukan relawan-relawan Jam Belajar Masyarakat /

Satuan Tugas (Satgas) Jam Belajar Masyarakat atau sejenisnya yang berasal dari ide-ide masyarakat berbasis tingkat RT dan RW.

c. Perlunya mendorong berdirinya kelompok-kelompok belajar warga

masing-masing RT/RW untuk mendukung pelaksanaan Program Jam Belajar Masyarakat.

Abdul Wahab, Solichin. 2008. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara. Edisi Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Abdul Wahab, Solichin. 1990. Pengantar Analisis Kebijakan Negara. Jakarta:

Rineka Cipta.

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Anderson, James E. 1979. Public Policy-Making. USA: Michigan University.

Arikunto, Suharsimi, dan Jabar, Cepi Safrudin Abdul. 2004. Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bresnick, David. 1982. Public Organizations and Policy: An Experimental Approach to Public Policy and Its Execution. USA: Scott Foresman & Co. Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada, Media Group. Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua.

Jogyakarta: Gajah Mada University Press.

Dwidjowiyoto dan Nugroho, Riant. 2006. Kebijakan Publik, Formulasi,

Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Gramedia.

……….,2006. Kebijakan Publik Untuk Negara-Negara Berkembang- Modelmodel Perumusan, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT Elex Media Kumpotindo, Gramedia.

Edwards, George C. 1980. Implementing Public Policy. Congressional Quarterly Press.

Ekowati, Mas Roro Lilik. 2005. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi

Grindle, Merilee S. 1980. Politics and Policy Implementation in the Third World. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Hamid, Edy Suandi dan Malian, Sobirin. 2008. Memperkokoh Otonomi Daerah: Kebijakan, Evaluasi, dan Saran. Yogyakarta: UII Press.

House, Ernest R. 1980. Evaluating with Validity. California: Sage Publications. Hoogwood, Brian W & Gunn, Lewis A. 1985. Policy Analysis for the Real World.

USA: Oxford University Press.

Islamy, Irfan. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Matthew B Miles dan A Michael Huberman, Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992.

Analisis Data Kualitatif (Qualitative Data Anallysis-Sage Publication,Inc). Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Miles, Matthew B & Hubberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis. Sage Publication.

Moleong, Lexy.J. 2001. Metodologi Penelitian Kulitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nugroho, Riant. 2011. Public Policy Dinamika Kebijakan – Analisis Kebijakan – Manajemen Kebijakan, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Patton, Sawicki. 1991. Basic Methods of Policy Analysis and Planning. Prentice Hall.

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

Setiawan, Beni. 1999. Agenda Pendidikan Nasional. Yogjakarta: Ar-Ruz Media. Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suharno. 2008. Prinsip-Prinsip Dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta: UNY Press.

Suharno. 2010. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. UNY Press.

Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Rosdakarya.

Wibawa, Samodra. 1994. Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Winarno, Budi. 2004. Teori dan Proses Kebijakan Publik, Edisi/Cetakan Kedua.

Jogjakarta: Media Pressindo.

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik (Teori, Proses, dan Studi Kasus).

Jogjakarta: Caps Publishing.

……….. 2001. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara, Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Dokumen:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta.

Keputusan Walikota Metro Nomor 144/KPTS/D-3/2009 tentang Jam Belajar Masyarakat.

Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Metro, 2012. Pedoman Pelaksanaan Jam Belajar Masyarakat Kota Metro.

Media: www.bappenas.go.id www.lampungpost.com www.metrokota.go.id lampung.tribunnews.com www.wikipedia.org

Dokumen terkait