• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.2 Saran

Berdasarka n hasil penenlitian ini disarankan :

1 Untuk memutuskan siklus perkembangbiakan nyamuk Anopheles spp di persawahan Kelurahan Caile, maka penanaman padi sebaiknya dilakukan secara teratur dan serempak, pergiliran tanaman padi dengan palawija. Keberadaan habitat potensial Anopheles spp seperti rawa, genangan air payau dan kolam yang

terbengkalai di Kelurahan Ela-Ela, dapat ditanggulangi dengan mengalirkan air, pengeringan, penebaran ikan pemakan larva, atau dengan melakukan penimbunan. 2 Untuk mencegah meningka tnya kejadian penyakit malaria di kedua wilayah ini,

pencegahan melalui pengendalian vektor baik secara biologis, fisika dan kimiawi sebaiknya dilakukan sebelum musim atau mencapai puncak kepadatan tertingginya, yaitu sebelum bulan februari dan bulan Mei.

3 Dari hasil penangkapa n nyamuk Anopheles yang istirahat di dinding dalam rumah baik di Kelurahan Caile dan Ela-Ela menunjukkan, bahwa dalam pengendalian nyamuk Anopheles dapat dilakukan metode IRS (indoor residual spraying) di dalam rumah.

4 Karena aktivitas nyamuk Anopheles spp menggigit dan mengisap darah melalui penangkapan dengan umpan orang berfluktuasi sepanjang malam dari pukul 18.00-06.00, baik di dalam dan diluar rumah, maka seba iknya penduduk yang beraktivitas di dalam rumah menggunakan perlindungan seperti pemasangan kawat kasa pada ventilasi, repelen dan pemakaian kelambu terutama yang berinsektisida saat tidur. Bagi yang masih beraktivitas di luar rumah pada malam hari sebaiknya menggunakan pakaian yang melindungi diri dari gigitan nyamuk, repelen atau memanfaatkan pengusir nyamuk lainnya.

5 Perlu penelitian lebih lanjut tentang status kerentanan vektor malaria terhadap insektisida lainnya dan mekanisme terjadinya kerentanan terhadap insektisida. Juga perlu penelitian lebih lanjut secara biomolekuler, untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya spesies sibling nyamuk Anopheles spp pada spesies yang sama dari kedua area tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana NWD. 2009. Beberapa Aspek Dinamika Aktifitas Anopheles spp di Kabupaten Sumba Tengah. LokaLitbang P2B2 Waikabubak.

Adnyana NWD. 2011. Beberapa Aspek Bionomik Anopheles sp di Kabupaten Sumba Tengah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Med Litbang Kes 21 (2) : 47-95

Adr ial. 2009. Bionomik Vektor Malaria. Bagian Parasitologi Fakultas Kedok teran Unersitas Andalas. Padang.

Alfiah S, Boewono DT, Mujiyono, Handayani DF. 2008. Pemilihan Hospes Anopheles sp di Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Med Litbang Kes 17 (4) :175-248.

Anonim, 2002. Kepadatan dan Bionomik Nyamuk Vektor di Desa Mulyasari. Loka Litbang P2B2 C iamis. Jawa Barat

Ayala D, Constantini C, Ose K, Kamdem GC, Antonio-Nkondjio C, Agbor JP, Awono-Ambene P, Fortenille D, Simard D. 2009. Habitat Suitability and Ecological Niche profile of Major Malaria Vectors in Cameroon. Malar J 8:307.

Barodji, Boewono DT, Sumardi. 2007. Fauna Nyamuk, Konfirmasi Vektor dan Beberapa Aspek Bionomik Vektor Malaria Di Daerah Endemis Malaria Di Kabupaten Peka longan. J Ekol Kes 6(1): 549-559.

Barodji. 2010. Keberadaan Sapi-Kerbau di Daerah Pedesaan dan Kemungkinan Pemanfaatannya sebagai Zooprophylaksis Malaria. J Medik 36 (3) : 177-184. Betson M, Jawara M, Awoloa TS. 2009. Status of insecticide susceptibility in

Anopheles gambiae s.l. from Malaria Surveilance Sites in The Gambia. Malar J

8:187.

Boewono DT, Barodji, Soelarto, Mujiono. 2002. Uji Excito-Repelency dan Kerentanan Vektor Malaria Anopheles sundaicus Terhadap Insektisida Pyrethroid (Alphacymethrin). J Ekol Kes 1(3): 112-118.

[BMKG]. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2011. Prakiraan Musim Hujan di IndonesiaTahun 2011/2012

[BPS]. Biro Pusat Statistik. 2010. Kecamatan Ujung Bulu Dalam Angka. BPS Kabupaten Bulukumba.

Bruce-Chwatt LJ. 1985. Essential Malariology. Edisi ke 2. Alden Press, Oxford.London.

Cailloet KA, Keating J, and Eisele TP. 2008. Characterization of Aquatic Mosquito Habitat, Natural Enemies, and Immature Mosquitoes in The Artibonite Valley, Haiti. J Vector Ecol 33(1):191-198.

California Environmental Protection Agency (CEPA). 2000. Deltamethrin, Risk Characterization Document Volume 1. Health Assesment Section. Medical Toxicology Branch. Department Pesticide Regulation.

Chadijah S. 2009. Fauna Nyamuk Anopheles di Daerah Perbatasan Kota Palu Sulawesi Tengah. J Vektor Penyakit 3(2):45-49.

Charlwood JD. 2011. Studies on Bionomics of Male Anopheles gambiae Giles and Male Anopheles funestus Giles from Southern Mozambique. J Vector Ecol 36 (2): 382-394.

Cooper RD, Edstein MD, Frances SP, Beebe NW. 2010. Malaria Vectors of Timor Leste. Malar J 9:40.

Darundiati YH. 2002. Analisis Faktor-Faktor Risiko Malaria di Daerah Endemis Dengan Pendekatan Spasial Di Kabupaten Purworejo.[Tesis]. Semarang : Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Dharma KL Wirya, Hoedojo, Abikusno RMN, Supriastuti, AT Inggrid, Sutanto BA. 2004. Survei Fauna Nyamuk di Desa Marga Mulya Kecamatan Mauk Tanggerang.

J Kedokter Yarsi 32 (2) : 57-62

Dharmawan R. 1993. Metoda Identifikasi Spesies Kembar Nyamk Anopheles. Solo : Sebelas Maret University Press .

[Depkes]. Departemen Kesehatan. 1999. Modul Entomologi Malaria 3 P2B2 Ditjen PPM dan PL Depkes RI. Jakarta.

[Depkes]. Departemen Kesehatan. 2006. Pedoman Vektor Malaria di Indo nesia. Direktorat P2B2 Ditjen PP dan PL Depkes RI. Jakarta.

[Depkes]. Departemen Kesehatan. 2007a. Pedoman Penemuan Penderita. Direktorat P2B2 Ditjen PP dan PL Depkes RI. Jakarta.

[Depkes]. Departemen Kesehatan. 2007b. Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Direktorat P2B2 Ditjen PP dan PL Depkes RI. Jakarta.

[Depkes]. Departemen Kesehatan. 2009a. Eliminasi Malaria di Indonesia. Dit P2B2 Ditjen PP dan PL Depkes RI. Jakarta.

[Depkes]. Departemen Kesehatan. 2009b. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Ditjen PP dan PL Depkes RI. Jakarta.

Despommier, Gwadz, Hotez, Knirsch. 2006. Parasitic Diseases. Apple Trees Production.L.L.C. New York.

[Dinkes]. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2010. Kasus Malaria di Sul-Sel.

[Dinkes]. Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba. 2011a. Profil Kesehatan Kabupaten Bulukumba Tahun 2010. Bulukumba.

[Dinkes]. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. 2011a. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010. Makassar.

[Disnakkeswan]. Dinas Peterakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Bulukumba. 2011. Populasi Sapi potong, Sapi Perah, Kerbau, Kuda dan Kambing Periode Januari-September 2011. Bulukumba.

[Distan]. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Bulukumba. 2011. Daftar Pestisida Yang Beredar dan Digunakan di Kabupaten Bulukumba Periode Januari-Agustus 2011. Bulukumba.

Djojosumarto P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Penerbit

Gardjito TA, Jastal, Wijaya Y, Lili, C hadijah S, Erlan A, Rosmini, Samarang, Udin Y, Labatjo Y. 2004. Studi BioekologiNyamuk Anopheles di Wilayah Pantai Timur Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Bul Penel Kes 32(2):49-61.

Gilles HM. Epidemiology of Malaria. Dalam Gilles HM and DA Warrel (ed). Bruce – Chwatt’s essential malariology. Third Ed. Arnold. London. 1993, 124-163.

Grover-Kopec EK, Blumenthal MB, Ceccato P, Tufa D, Omumbo JA, Connor SJ. 2006.Web Bassed Climate Information Resources for Malaria Control in Africa.

Malar J 5:38.

Hadi UK, Koeharto FX. 2006. Nyamuk. Dalam : Sigit SH & Upik K. Hadi 2006. Hama Permukiman Indonesia;Pengenalan,Biologi dan Pengendalian.UKPHP FKH IPB. Bogor. Hal. 23-51.

Handayani DF, Darwin A. 2006. Habitat Istirahat Vektor Malaria Di Daerah Endemis Kecamatan Kokap Kulonprogo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. J Ekol Kes

5 (2) : 438-446.

human health: impacts, vulnerability, and mitigation. 2101-9.

Hemingway J, Jayawardena KJI. & Heart PRJ. 1986. Pesticide Resistance Mechanism Produced by Field Selection Pressure on Anopheles nigerrimus and A. culicifacies

in Sri Lanka. Bul World Health Organ 64(5):753-758.

Hiswani. 2004. Gambaran Penyakit dan Vektor Malaria di Indonesia. USU digital Library.

Jastal, Yunus, Lili. 2001. Fauna Nyamuk Anopheles pada Beberapa Tempat di Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah dan Peranannya dalam Penularan Penyakit Malaria. Med Litbang Kes 11(2) : 1-57.

Jastal, Wijaya Y, Wibowo T, Patonda M. 2003. Beberapa Aspek Bionomik Vektor Malaria di Sulawesi Tengah. J Ekol Kes 2(2) :217-222.

[Kemenkes]. Kementerian Kesehatan RI. 2010. Hasil Survei Sentinel di Sepuluh Provinsi Kalimantan dan Sulawesi. Implementing Unit Pengendalian Vektor GF Round 8. Kemenkes RI.

[Kemenkes]. Kementerian Kesehatan RI. 2011a. Epidemiologi Malaria di Indonesia.

Bul Jendela dan Info Kes 1 (1) : 1-16

[Kemenkes]. Kementerian Kesehatan RI. 2011b. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta.

Kigadye ESP, Nkwengulila G, Magesa SM, Abdulla S. 2010. Diversity, Spatial and Temporal Abundance of Anopheles gambiae complex in The Rufiji River Basin, South Eastern Tanzania. Tanzania J Hlth. Res 12 (1) : 1-6.

Kusnadi H. 2005. Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu (Vector Control Manual). Instalasi Penerbitan Jurusan Kesling Poltekkes Makassar.

Lee CY, Yap HH, Chong NL, Z Jaal.1999. Urban Pest Control , A Malaysian Perspective. Vector Control Research Unit, School of Biological Sciences Universiti Sains Malaysia.

Lestari EW, Soekirno M, Suyitno, Sukowati S. 1999. Bionomik Vektor Malaria di Indonesia. Lapen. Puslit Ekologi Kesehatan Balitbangkes. Jakarta.

Maloha MM. 2005. Fauna Nyamuk Anopheles Di Desa Pondok Meja, Jambi Luar Kota, Muaro Jambi, Jambi. [Tesis]. Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Maguire JD, Tuti S, Sismadi P, Wiady I, Asri H, Krisin, Masbar S, Projodipuro P, Elyazar IRF, Corwin AL, Bangs MJ. 2005. Endemic Coastal Malaria in The Thousand Islands District, Near Jakarta, Indonesia. Trop Med Int Hlth 10 (5) : 489-496.

Mardiana. 2001. Penelitian Bioekologi Vektor di Daerah Pantai dan Pedalaman di Jawa Timur. Abstrak (terhubung berkala)

Mardiana, Shinta, Wigati, Enny WL dan Sukijo. 2002. Berbagai Jenis Nyamuk

Anopheles dan Tempat Perindukannya yang Ditemukan di Kabupaten Trenggalek Jawa Timur. Med Litbang Kes 12 (4):30-35.

Mardiana dan Perwitasari. 2010. Habitat Yang Pot ensial Untuk Anopheles vagus Di Kecamatan Labuan dan Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. J Ekol Kes 9 (1):1139-1143.

Martens P. 1999. How Will Climate Change Affect Human Health. American Scientist

Munif A, Sudomo M, Soekirno. 2007. Bionomi Anopheles spp di Daerah Endemis Malaria di Kecamatan Lengkong Sukabumi. Bul Penel Kes 35(2): 57-80.

Munif A, Rusmiarto S, Aryati Y, Andris H, Stoops CA. 2008. Konfirmasi Status

Anopheles vagus Sebagai Vektor Pendamping Saat Kejadian Luar Biasa Malaria Di Kabupaten Sukabumi Indo nesia. J Ekol Kes 7(1): 689-696.

Munif A, Lamria, Raflizar. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Malaria di Indonesia. J Ekol Kes 9 (2): 1207-1218.

National Pesticide Information Center (NPIC). 2001. Lambda Cyhalothrin. US Environmental Agency (US EPA).

Ndoen E, Dale P, Sipe N, Dale M. 2008. Malaria Vectors in West Timor, Indonesia-An Overview. Mosquitoes Bites Magazine 3(1) : 18-21.

Ndoen E, Wild C, Dale P, Sipe N, Dale M. 2010. Relationship Between Anopheline Mosquitoesand Topography in West Timor and Java, I ndo nesia. Malar J 9 :242.

Noor E. 2002. Studi Komunitas Nyamuk di Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. [Tesis]. Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Nurdin A, Syafuddin D, Wahid I, Noor M. Nur, Sunahara T, Mogi M. 2003.Malaria and Anopheles spp in villages of Salubarana and Kadaila, Mamuju District, South Sulawesi Province, Indonesia. Med J of Indonesia 12 (4):252-258.

O’Connor CT, Soepanto A. 1999. Kunci Bergambar untuk Anopheles Betina di Indonesia, Ditjen P2M PL Depkes RI. Jakarta.

Ompusunggu SM, Laihad FJ. 2008. Situasi Malaria di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara,Selama Satu Tahun Sesudah Gempa Bumi dan Tsunami. Med Litbang Kes 18 (3) : 107-174

Patz, Jonathan A, Campbell- Lendrum,D, Holloway T, Foley JA. 2005. Impact of Regional Climate Change on HumanHeath. Nature 438. 7066 : 310-7.

Pinontoan OR. 2009. Hubungan Suhu Dengan Persentase Nyamuk Anopheles

Terinfestasi Plasmodium falciparum Di Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara. Soil Environmental 7 (1) : 97-102.

Price PW. 1997. Insect Ecology.3rd

Rahmawaty E. 2009. Keragaman Jenis, Perilaku dan Habitat Anopheles spp. di Desa Lifuleo Kecamtan Kupang Barat Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. [Tesis]. Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

ed. John Wiley and Sons Inc.New York.

Rosmini, Jastal, Srikandi Y, Labatjo Y, Risti. 2010. Density And Biting Activity Vector Of Malria In Labuan and Sindue Subdistrict Donggala District Central Sulawesi. J Vektor Penyakit 4 (1): 9-16

Sahu SS, Gunasekaran K, Vanamail P, Jambulingam P. 2011. Seasonal Prevalence and Resting Behaviour of Anopheles minimus Theobald and An. fluviatilis James (Diptera : Culicidae) in East-Central India. Indian J Med Res 133 : 655-661.

Sarwoko H, Hestiningsih R, Sayono. 2010. Perbedaan Kepadatan Nyamuk Anopheles aconitus Dalam Rumah Berdasarkan Keberadaan Hewan Ternak Sapi atau Kerbau Pada Malam Hari di Desa Buaran, Mayong, Jepara. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Sembel DT. 2009. Entomologi Kedokteran.Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Service MW. 1976. Mosquito Ecology. Field Sampling Methods. Department of Medical Entomology Liverpool School of Tropical Medicine Liverpool England. Londo n.

Service MW and Towson H. 2002. The Anopheles vector. Essential Malariology. Fourth Edition. Arnold International Student’s.

Sigit HS. 1968. The Organization of Oribatid Mites in Three Ecologically Different Grassland. P hD Tesis. Oklahoma State University.

Sigit HS dan Upik Kesumawati. 1988. Telaah Infestasi Nyamuk Pada Kerbau di Bogor. Hemera Zoa 73 (1) :20-33.

Sigit SH. 2006. Masalah Hama Permukiman dan.Falsafah Dasar Pengendaliannya Dalam : Sigit SH & Hadi UK. 2006. Hama Permukiman Indonesia;Pengenalan,Biologi dan Pengendalian.UKPHP FKH IPB. Bogor. Hal. 1-13.

Sitorus H. 2005. Studi Longitudinal Bionomik Suspect/vektor Malaria di Desa Tegal Rejo Kecamatan Belitang Kabupaten OKU Timur Tahun 2005 (Tahap II). Loka Litbang P2B2 Baturaja.

Stoops CA, Rusmiarto S, Susapto D, Munif A, Andris H, Barbara AK, Sukowati S. 2009. Bionomics of Anopheles spp (Diptera : Culicidae) in a Malaria Endemic Region of Sukabumi, West Java, Indonesia. J Vector Ecol 34 (2) : 200-207.

Sukowati S, Andris H, Sondakh J, Shinta. 2004. Penelitian Spesies Sibling Nyamuk

Anopheles barbirostris van der wulp di Indonesia. J Ekol Kes 4(1):172-180.

Sukowati S, Sofyan A. 2009. Road Map Penanganan Perubahan Sektor Kesehatan. Makalah Road Map Pengarusutamaan Isu Perubahan Iklim Dalam Perencanaan Pembangun an Nasional. GTZ. Hal. 23-33.

Sulaeman DS. 2004. Studi Komunitas dan Populasi Nyamuk Anopeheles di Desa Bolapapu Sulawesi Tengah. [Tesis]. Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Suprapto G. 2010. Perilaku Nyamuk Anopheles punctulatus Donitz dan Kaitannya dengan Epidemiologi Malaria di Desa Dulanpokpok Kabupaten Fak-Fak Provinsi Papua Barat [Tesis]. Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Susana D. 2005. Dinamika Penularan Malaria di Ekos istem Persawahan, Perbukitan dan Pantai (Studi di Kabupaten Jepara, Purworejo dan Kota Batam).[Disertasi]. Jakarta : UI.

Sutatik, Soehendro (2008). Gambaran Faktor Lingkungan Daerah Endemis Malaria di Daerah Perbatasan Tahun 2007. Bul Human Media 3(1):41-59.

Suwadera IM. 2003. Beberapa Faktor Resiko Lingkungan Rumah Tangga Yang Berhubungan Denga n Kejadian Malaria Pada Balita (Studi Kasus Kontrol di Puskesmas Kambaniru Kabupaten Sumba Timur Tahun 2002). [Tesis]. Depok. Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Taviv Y. 2005. Fauna Nyamuk di Desa Segara Kembang Kecamatan Lengkiti Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan [Tesis]. Bogor : Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

Untung K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu (edisi kedua). Gadjah Mada Uniersity Press.Yogyakarta.

White MT, Griffin JT, Churcher TS, Ferguson NM, Bazanez MG, Ghani AC. 2011. Modelling The Impact of Vector Control Interventions on Anopheles gambiae Population Dynamics. Parasit Vectors, 4:153.

[WHO]. 1975. Manual on Practical Entomology in Malaria. Prepared by TheWHO Division on Malaria and Other Parasitic Diseases.Geneva.

[WHO]. 1998. Report The WHO Informal Consultation; Test Procedures for Insecticide Resistance Monitoring in Malaria Vectors, Bio- Efficacy and Persistance of Insecticide on Treated Surfaces. WHO, Geneva,Switzerland (28-30 September 1998).

[WHO]. 2003a. World Health Organization. Malaria entomology and vector control;.Tutor'sGuide

[WHO]. 2003b. World Health Organization. Malaria entomology and vector

control;.Tutor'sGuide

[WHO]. 2009. World Health Organization. World Malaria Report 2009;

Indonesia.

[WHO]. 2011 .World Health Organization. Vector Control. http://www. who.int/malaria/vector_control/en/

Widiarti, Boewono DT, Barodji, Widyastuti U, Ristiyanto, Mujiyono. 2003. Uji Kerentanan Vektor Malaria Terhadap Insektisida Organofosfat, Karbamat, dan Pyrethroid Di Indo nesia. Lapo ran Akhir Penelitian.BPVRP Puslitba ng Ekologi Kesehatan.Salatiga.

Widiarti, Boewono DT, Barodji, Mujiyono. 2005a. Uji Kerentanan Anopheles aconitus

dan Anopheles maculatus Terhadap Insektisida Sintetik Piretroid Di Jawa Tengah Dan DIY. J Ekol Kes 4(2): 227-232.

Widiarti, Boewono DT, Barodji, Ristiyanto, Sukamdani, Mujiyono, Suwaryono T. 2005b. Uji Kerentanan Vektor Malaria Terhadap Insektisida Organofosfat, Karbamat, dan Pyrethroid Di Indonesia (2 Kabupaten di Pulau Bali dan 2 Kabupaten di Pulau Lombok). Laporan Akhir Penelitian.BPVRP Puslitbang Eko logi Kesehatan. Salatiga.

Widiarti, Sukamdani, Mujiono 2009. Resistensi Vektor Malaria Terhadap Insektisida di Dusun Karyaari dan Tukatpule Pulau Bali dan Desa Rendang Reed an Labuhan Haji Pulau Lombok. Med Litbang Kes 19 (3):154-157.

Wirawan IA. 2006. Insektisida Permukiman, Dalam : Sigit SH & Upik K. Hadi 2006. Hama Permukiman Indonesia;Pengenalan,Biologi dan Pengendalian.UKPHP FKH IPB. Bogor. Hal. 315-433.

ABSTRACT

NASWIR. Fauna and susceptibility status of Anopheles spp mosquitoes to synthetic pyrethroids in Subdistrict Ujung Bulu, Bulukumba District, South Sulawesi Province. Under direction of UPIK KESUMAWATI HADI and WINARNO SUKADI.

Malaria remains a public health problem in Indo nesia. The research aimed to assess fauna and the activity of Anopheles spp as suspected malaria vector and the susceptibility status to insecticides synthetic pyrethroids. The research was done on February to August 2011 in the Village of Caile which be long to rice field area and in Village of Ela-Ela which belong to coastal area. The Anopheles mosquitoes were collected indoor and outdoor by human landing collection and resting collection in the evening starting from 6 p.m. to 6 a.m. The resting collection was also carried out in the morning from 6-7 a.m. The result showed that in the Village of Caile it was found 6 species i.e. species of An. barbirostris, An. vagus, An. subpictus, An. indefinitus, An. nigerrimus and An. tesselatus. The peak biting activity of An. barbirostris was at 12-1 a.m., An. subpictus at 8 to 9 p.m. and An. vagus at 7 to 8 p.m. In Village of Ela-Ela there were found five species i.e. An. barbirostris, An. subpictus, An. vagus, An. indefinitus and An. nigerrimus. The peak biting activity of

An. barbirostris was at 6 to 7 p.m., An. subpictus at 10 to 11 p. m. and An. vagus at 12-1 a.m

Keywords : Anopheles, malaria,susceptible,

. The susceptibility status of An. barbirostris from Caile village was still susceptible against Lambda cyhalothrin 0.05% and An. subpictus from Ela-Ela village was still susceptible againts deltamethrin 0.05% .

RINGKASAN

Penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Di Indo nesia, sekitar 80% kabupaten/kota masih termasuk katagori endemis malaria dan lebih 45% penduduknya berdomisili di desa endemis. Secara nasional kasus malaria selama tahun 2005-2010 cenderung menurun yaitu pada tahun 2005 sebesar 4,10 per seribu penduduk menjadi 1,96 per 1000 penduduk pada tahun 2010. Upaya penanggulangan penyakit malaria di Indonesia sejak tahun 2007 dipantau dengan indikator annual

parasite incidence (API). Di Provinsi Sulawesi Selatan API tahun 2008 sebesar

0,150/00, tertinggi di Kabupaten Selayar, Enrekang, dan Luwu Utara. Tahun 2009 API 0,240/00, tertinggi di Kabupaten Bulukumba, Luwu Utara, Enrekang dan Selayar. Tahun 2010 API 1,770/00, tertinggi di Kabupaten Bulukumba dan Luwu Utara. Di Kabupaten Bulukumba dalam kurun waktu 4 tahun terakhir API berturut-turut adalah 2,050/00 (2007), 4,910/00 (2008), 8,180/00 (2009) dan 5,60/00

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fauna dan aktivitas mengisap darah nyamuk Anopheles spp serta status kerentanannya terhadap insektisida sintetik piretroid. Manfaat yang diharapkan adalah dapat memberikan informasi tentang keberadaan jenis-jenis nyamuk Anopheles spp yang berpotensi menjadi vektor, aktivitasnya serta mengetahui status kerentanannya, sehingga dapat menjadi dasar dalam menentukan strategi pengendalian vektor secara tepat guna. Kegiatan penelitian dilaksanakan di daerah endemis tinggi di Kelurahan Caile yang bertopografi persawahan dan Kelurahan Ela-Ela yang bertopografi pantai Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba. Penelitian dilakuka n selama tujuh bulan dari bulan Febr uari sampai Agustus 2011.

(2010). Pengenda lian vekt or di daerah endemis sangat minim dan pengamatan vektor penyakit belum pernah dilakukan.

Pengumpulan nyamuk dilakukan pada 3 rumah di tiap-tiap kelurahan. Pengumpulan nyamuk dilakukan dengan metode human landing collection da n resting

collection. Pada tiap rumah ditempatkan dua orang, satu penangkap di dalam rumah

dan satu di luar rumah. Penangkapan nyamuk dilakuka n selama tiga malam setiap bulannya, tiap malam selama 12 jam (18.00-06.00), tiap jamnya 45 menit menangkap nyamuk hinggap di badan, 10 menit menangkap nyamuk yang istirahat di dinding dalam rumah dan di kandang untuk umpan orang di luar rumah. Selain itu, dilakukan juga penangkapan nyamuk beristirahat pagi hari dari jam 06.00-07.00 di dalam dan di luar rumah (alam). Selanjutnya diidentifikasi. Pengujian di Kelurahan Caile menggunakan nyamuk dewasa hasil penangkapan yang isitirahat di kandang ternak dan sekitarnya, sedangkan di Kelurahan Ela-Ela dari hasil pemeliharaan larva instar tiga, empat atau pupa yang berasal dari habitat nyamuk, kemudian dipelihara hingga dewasa (umur 2-5 hari).

Dari 1956 spesimen nyamuk Anopheles spp yang tertangkap terdiri atas 8 spesies yaitu spesies An. barbirostris, An. vagus, An. subpictus, An. indefinitus, An. nigerrimus, An. tesselatus, An. flavirostris, dan An. kochi di Kelurahan Caile. Sementara itu, dari 1241 spesimen nyamuk Anopheles spp yang tertangkap, terdiri atas 5 spesies yaitu spesies An. barbirostris, berikutnya spesies An. subpictus, An. vagus,

An. indefinitus dan An. nigerrimus di Kelurahan Ela-Ela.

Pengujian dilaksanakan dengan menggunakan susceptibility tes kit

(Standar WHO) dengan bahan insektisida yang digunakan adalah piretroid sintetik (Lambda sihalotrin 0,05% dan deltametrin 0,05%). Setiap jenis insektisida yang digunakan dipakai tiga tabung uji (3 ulangan) dan satu tabung kontrol.

An. barbirostris memiliki kepadatan tertinggi di Kelurahan Caile pada bulan Maret (MBR 37,93) dan terendah di bulan Juni (MBR 3,11). An. subpictus tertinggi di bulan Agustus (MBR 3,85) dan terendah di bulan Juni dan Juli (MBR 0,44). An. vagus

tertinggi di bulan Juni (MBR 6,37) dan terendah di bulan Maret (MBR 0,30). An. barbirostris memiliki kepadatan tertinggi di Kelurahan Ela-Ela pada bulan Februari (MBR 81.00) dan terendah di bulan Juni (MBR 9,48). An. subpictus tertinggi di bulan Februari (MBR 40,11) dan terendah di bulan Juni dan Juli (MBR 1,19). MBRspesies

An. vagus tertinggi di bulan Juni (MBR 3,85) dan terendah di bulan Maret (MBR 0,30). Aktivitas An. barbirostris paling padat menggigit orang di dalam rumah maupun di luar rumah di Kelurahan Caile. Puncak kepadatan An. barbirostris menggigit dalam rumah pada pukul 20.00-21.00 dan di luar rumah pukul 24.00-01.00. Puncak kepadatan menggigit An. subpictus di dalam rumah pada pukul 19.00-20.00 dan di luar rumah pada pukul 20.00-21.00. Puncak kepadatan menggigit An. vagus di dalam rumah pada pukul 19.00-20.00 dan 21.00-22.00 dan di luar rumah pada pukul 19.00-20.00. Pengamatan yang dilakuka n di Kelurahan Ela-ela menunjukkan, puncak kepadatan menggigit An. barbirostris di dalam rumah pada pukul 18.00-19.00, 20.00-21.00 dan 21.00-22.00, sedangkan diluar rumah pada pukul 18.00-19.00. Puncak kepadatan menggigit An. subpictus di dalam rumah pukul 23.00-24.00 dan di luar rumah pukul 22.00-23.00 dan 02.00-03.00. Puncak kepadatan menggigit An. vagus di dalam dan di luar rumah adalah sama ya itu pada pukul 2400-01.00.

Selama penelitian, curah hujan tertinggi jatuh pada bulan Mei (149,03 mm) dan terendah pada bulan Agustus (0,16 mm). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa hubungan antara indeks curah hujan dengan kepadatan nyamuk An. barbirostris

kearah positif dengan kekuatan sangat lemah dan tidak signifikan (r=0,025) di

Dokumen terkait