• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.2 Saran

Berkembangnya teknologi dapat merubah cara pandang siswa dalam hal membaca di perpustakaan. Hal positifnya adalah kecepatan, ketelitian dan ketepatan oleh karena itu penulis memberikan beberapa saran bagi siswa disekolah SMA Dharma Pancasila Medan, yaitu:

1. Untuk menghindari hal-hal yang mungkin akan terjadi seperti perubahan minat baca pada perpustakaan, maka perlu adanya kesadaran bagi siswa untuk membaca di perpustkaan sekolah agar mengetahui koleksi buku apa saja yang ada di perpustakaan dan buku apa yang cocok untuk mencari referensi di saat sedang melakukan tugas yang diberikan oleh guru.

2. SMA Dharma Pancasila Medan mau merubah cara pandang terhadap perpustkaan yang selama ini kurang memberikan daya tarik kepada siswa untuk membaca di perpustkaan, agar lebih memberikan nilai-nilai positif dengan membaca sebagai sumber referensi dalam hal pelajaran dan menambah wawasan ilmu pengetahuan sesuai dengan kurikulum yang berlaku oleh dinas pendidikan.

FOTO

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMA DHARMA PANCASILA MEDAN

Foto 1 : Pintu Masuk Perpustakaan Sekolah Menegah Atas SMA Dharma Pancasila Medan

Foto 2 : Ruangan Perpustakaan Sekolah Menegah Atas SMA Dharma Pancasila Medan

Foto 3 : Meja Baca dan Kursi Perpustakaan Sekolah Menengah Atas SMA Dharma Pancasila Medan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perpustakaan Sekolah

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dinilai dari peradaban dan kebudayaan membaca untuk mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi.

Karenanya pemerintah berkewajiban untuk membebaskan warga negaranya dari kebodohan dan keterbelakangan, sekaligus juga berkewajiban untuk menyadiakan sarana dan prasarana untuk mencerdaskan anak-anak bangsa.

Maka dari itu, sekolah salah satu faktor utama untuk mencerdaskan anak-anak bangsa sejak dini. Untuk mengoptimalkan peranan sekolah diperlukannya wadah untuk mendapatkan informasi dengan mudah yaitu dengan mendirikan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah sebagai perpustakaan pendidikan yang efektif untuk menambah pegetahuan melalui beraneka ragam bahan bacaan yang disediakan oleh pihak sekolah.

Menurut Darmono (2001, 1) “Perpustakaan sekolah merupakaan bagian penting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah juga sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa dalam memacu tercapainya tujuan pedidikan di sekolah.

Badan Standardisasi Nasional Mengeluarkan SNI 7329 : 2009 untuk Perpustakaan Sekolah, “Perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.

Sedangkan menurut Purnomo (2006, 123) pengertian perpustakaan sekolah merupakaan “Tempat dimana para peserta didik dapat mengeksplor (mengadakan penjelajahan ilmiah secara lebih luas) terhadap

Dari beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah adalah salah satu tempat pelayanan dan sumber belajar yang efektif pada pengguna khususnya siswa SMA Dharma Pancasila dalam memenuhi kebutuhan informasi untuk menambah pengetahuan.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Tujuan utama keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk mencerdaskan serta menunjang program belajar siswa di sekolah agar sesuai dengan target dan kurikulum perpustakaan sekolah. Tujuan utama perpustakaan ialah untuk mengembangkan minat baca, kemampuan dan kebiasaan membaca. Maka dari itu diharapkan siswa untuk berperan aktif dan ambil peranan dalam proses pendidikan.

Menurut Sutarno (2007, 25) tujuan perpustakaan sekolah adalah agar tercipta masyarakat yang terdidik, terpelajar, terbiasa membaca dan berbudaya tinggi.

Sedangkan menurut Yusuf (2007, 3) tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

2. Membantu menulis kreatif, mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

3. Menumbuhkan kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajr para siswa dengan membaca buku dan koleksilain yang mengadung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaanlain yang bersifat kreatif dan ringaan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

Dari beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber belajar ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum sekolah yang dapat mengembangkan minat baca siswa, dan memperluas pengalaman belajar siswa.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Menurut Yusuf (2005,4) menyatakan fungsi perpustakaan sekolah adalah: 1. Fungsi edukatif. Maksud secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana

yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak mambantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.

2. Fungsi informatif. Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru

3. Fungsi rekreasi. Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan.

Sedangkan menurut Kurniati (2007, 9) secara garis besar tugas dan fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan

merupakan tempat untuk membantu guru mengajar, juga tempat bagi guru untuk memperkaya pengetahuan .

2. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya. 3. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang

menuju kebiasaan mandiri.

4. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan kegemarannya.

5. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan akan menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya.

6. Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat, melalui buku bacaan fisik.

7. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi siswa. Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah untuk menyediakan informasi yang dapat membantu proses belajar mengajar di sekolah, meningkatkan minat baca, menambah wawasan dan memperluaskan ilmu pengetahuan siswa.

2.2 Koleksi Perpustakaan

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan

Koleksi adalah kebutuhan utama pengguna dalam berkunjung ke dalam perpustakaan. Maka dari itu, keinginan pengguna dalam berbagai macam koleksi sebaiknya dipenuhi oleh perpustakaan sekolah. Siswa yang menjadi aktor penting dalam peranan perpustakaan menginginkan koleksi bahan pustaka yang berbagai macam jenis dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca.

Menurut Yusuf (2007, 9) “koleksi perpustakaan adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber atau informasi, baik berupa buku atau pun bahan bukan buku yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah”.

Sedangkan menurut Darmono (2001, 48) “koleksi perpustakaan adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk, tercetak (buku, majalah,

Badan standardisasi nasional Mengeluarkan SNI 7329:2009 untuk perpustakaan sekolah, “Koleksi perpustakaan sekolah adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran”.

Definisi di atas dapat di simpulakan bahwa koleksi perpustakaan bahan ataupun buku perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan

Jenis koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari bahan buku dan bahan nonbuku. Bahan buku umumnya terbuat dari kertas sebagai media rekam informasi. Bahan ini lebih praktis, luwes, dan dapat dibawa ke mana-mana. Minat baca siswa bergantung kepada koleksi yang memadai ynag dimiliki oleh perpustakaan. Koleksi bukan hanya buku, tetapi bahan-bahan elektronik juga termasuk ke dalam koleksi perpustakaan.

Menurut Yulia (2010, 3-10) menyatakan bahwa ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu:

1. Karya cetak

Kerya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:

a. Buku

b. Terbitan Berseri 2. Karya noncetak

karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang di tuangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkkan dalam bentuk lain seperti:

a. Rekaman suara

b. Gambar hidup dan rekaman video c. Bahan Grafika

3. Karya dalam bentuk mikro

Bentuk mikro adalah suatu istilah yang di gunakan untuk menujukan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak tepat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan mikroreader. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:

a. Mikrofilm b. Mikrofis c. Microopaque

4. Karya Dalam Bentuk Elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM.player, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Yusuf (2007, 9-24) “jenis koleksi yang diperlukan untuk suatu perpustakaan sekolah bisa dikelompokkan ke dalam kategori buku”. Adapun koleksi yang diperlukan di perpustakaan sekolah adalah:

1. Koleksi Buku

Pada perpustakaan sekolah pembagian buku lebih baik disesuaikan dengan jenis buku yang sudah dikenal selama ini, yaitu buku-buku yang berdasarkan jenis materi buku yang bersangkutan, buku-buku non fiksi dan buku-buku fiksi

a. Buku Non-Fiksi

Buku non-fiksi, buku yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan kebudayaan sekitar kita. Buku-buku non-fiksi ini banyak sekali jenisnya baik dilihat dari segi bentuk penyajian maupun penyajian pola isinya. Berikut adalah contoh-contoh yang tergolong kedalam buku-buku non-fiksi:

3. Buku penunjang 4. Buku referensi

1. Kamus 2. Buku tahunan 2. Koleksi Bahan Bukan Buku

Bahan atau koleksi yang masih termasuk ke dalam beberapa kategori yaitu:

a. Terbitan berkala b. Brosur

c. Gunting surat kabar d. Gambar dan lukisan e. Globe

f. Koleksi bahan bukan buku lainnya 3. Koleksi Audiovisual

Koleksi perpustakaan yang dibutuhkan atas hasil teknologi elektronik bukan bahan hasil dari cetakan dari kertas. Berasal dari bahan-bahan konvensional. Film suara, kaset video, tape recorder, slide suara, dan sebagainya.

Dari beberapa pendapat diatas, ketiga-tiga jenis koleksi perpustakaan meliputi koleksi tercetak, sangat sesuai bagi pengguna untuk meningkatkan minat baca siswa di sekolah.

2.3 Pemanfaatan Koleksi

Pemanfaatan koleksi buku merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna menggunakan buku untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003, 711) yang menyebutkan bahwa pemanfaatan mengandung arti yaitu proses, cara dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri.

Faktor internal meliputi: 1. Kebutuhan

Yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi. 2. Motif

Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua pengerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

3. Minat

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Faktor eksternal meliputi: 1. Kelengkapan koleksi

Banyaknya koleksi di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna.

2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna

Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan.

3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan manfaat koleksi diperpustakaan yang digunakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu faktor internal dan faktor external sangat berpengaruh bagi pengguna buku.

2.4 Minat Baca

2.4.1 Pengertian Minat Baca

Minat membaca adalah kemauan dan keinginan seseorang untuk mengenali huruf dan dapat menangkap makna dari tulisan tersebut. Pengertian minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri.

Menurut Wiyono seperti yang dikutip wijayanti (2007, 6) bahwa “Minat baca merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan kerana

minat baca terkadang unsur keinginan, perhatian, kesadaran dan rasa senang untuk membaca.

Minat baca menurut Rahmi (2008, 28) “Keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Minat baca yang besar diwujudkan dalam kesediaan untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sediri”.

Sedangkan menurut Siregar (2008) menyatakan bahwa “minat baca adalah keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap bacaan. Minat baca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan karena minat baca adalah suatu keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan bukan keterampilan bawaan”.

Dari definisi diatas minat baca merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan yang dapat dipupuk, di bina dan dikembangkan. Minat baca akan terwujud bila ada kesedaran, keinginan, perhatian dan rasa senang untuk membaca.

2.4.2 Tujuan Pembinaan Minat Baca

Pembinaan minat baca akan lebih baik bila dipupuk dari kecil saat anak baru mulai membaca, karena melalui membaca, seseorang akan memperoleh informasi dan pengetahuan yang berguna untuk dirinya sendiri.

Menurut kama (2002, 12) tujuan pembinaan minat baca dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum pembinaan minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas sebagai subjek pembangunan nasional menuju masyarakat madani.

2. Tujuan Khusus

menyediakan berbagai jenis koleksi yang terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

c. Menurut Cahyono pembangunan.

d. Menggerakkan dan menumbuhkan kebangkitan minat baca untuk semua lapisan masyarakat.

Mengusahakan (2014,9) Pembinaan minat baca adalah sebagai berikut: 1. Menumbuhkan kebiasaan membaca pada seseorang, sehingga

menimbulkan rasa ingin membaca setiap saat.

2. Mewujudkkan suatu sistem penumbuhan dan pengembangan nilai ilmu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

3. Mengembangkan masyarakat baca (reading society) lewat pelayanan masyarakat.

4. Meningkatkan pembinaan minat merupakan salah satu tujuan perpustakaan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa.

Dari beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa tujuan pembinaan minat baca adalah untuk mengembangkan masyarakat membaca dan mewujudkan sistem menumbuh kembangkan minat baca dengan menyediakan koleksi yang bervariasi.

2.4.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Faktor – faktor yang mempengaruhi minat baca seseorang dapat dalakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

a. Dimulai sejak usia anak – anak atau dini. b. Dilakukan secara terus menerus.

c. Tersedia bahan bacaan yang mencukupi. d. Ditanamkan suatu kebiasaan.

e. Lingkungan yang mendukung. f. Adanya suatu kebutuhan.

Ada empat faktor yang mempengaruhi minat baca menurut laboratorium dan Arnold seperti yang dikutip Rahim (2005) adalah:

a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar.

b. Faktor intelektual

Intelegensi itu sendiri menurut Henmon ( dalam Azwar. 1996) terdiri atas dua macam faktor, yaitu : kemampuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengetahuan yang telah diperoleh.

c. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan itu mencangkup menjadi dua bagian:

1. Faktor latar belakang dan pengalaman individu ramah lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa individu.

2. Faktor sosial ekonomi

Faktor sosial ekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah individu. d. Faktor psikologis

Faktor psikologis mencakup beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:

a. Motivasi

Motivasi adalah kunci dalam membaca. Kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya. Kuncinya adalah guru harus mendemontrasikan kepada siswa / individu praktik pengajaran dengan minat dan pengalaman individu.

b. Kematangan sosial, ekonomi emosi, dan penyesuaian diri individu yang lebih mudah perhatiannya pada teks yang dibacanya, daripada

Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui gambaran umum minat baca adalah faktor fisiologis, faktor intelektual, faktor lingkungan seperti latar belakang dan pengalaman individu.

Kebiasaan membaca yang dimulai sejak usia anak-anak, dilakukan secara terus menerus sehingga bisa menjadi sebuah kebiasaan dengan didukung oleh koleksi yang memadai, lingkungan yang baik, dan tersedianya fasilitas teknologi informasi.

2.4.4 Faktor Pendukung Minat Baca

Minat baca seseorang tidak akan tumbuh tanpa dukungan oleh berbagai faktor. Seperti yang dikemukakan Sutarno (2006,29) faktor pendudukng minat baca seseorang adalah :

1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi.

2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam.

3. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca. 4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang aktual.

5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.

Menurut Mudjito (2001, 99 – 100) faktor pendukung minat baca yaitu: 1. Adanya lembaga–lembaga pendidikan dari dasar sampai dengan

tinggkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak didik secara berhasil.

2. Adanya berbagai jenis perpustakaan di setiap kota dan wilayah.

3. Adanya lembaga–lembaga media massa yang senantiasa ikut mendorong minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui penerbitan surat kabar dan majalah.

4. Adanya penerbitan yang memiliki semangat pengabdian dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menerbitkan buku-buku yang bermutu.

2.4.5 Faktor Penghambat Minat Baca

Masalah minat baca perlu dilihat menyeluruh. Masalah minat baca ini tidak dapat terdiri sendiri, banyak faktor yang mempengaruhinya. Pendapat tersebut dinyatakan oleh Bunata yang dikutip oleh Saleh (2006,45) yaitu sebagai berikut:

a. Faktor lingkungan keluarga dalam hal ini, misalnya kebiasaan keluarga membaca di lingkungan rumah.

b. Faktor pendidikan dan kurikulum sekolah yang kurang kondusif.

c. Faktor infrastruktur dalam masyarakat yang kurang mendukung peningkatan minat baca masyarakat.

d. Faktor keberadaan dan keterjangkauan bahan bacaan

Sedangkan menurut Mudjito (2001, 104) faktor – faktor penghambat minat baca yaitu:

a. Derasnya arus liburan melalui peralatan pandang dengar, misalnya Televisi dan radio, karena masyarakat lebih senang mendengar dan melihat dari pada membaca.

b. Orang lebih senang membajak karya orang lain dari pada membaca banyak buku dalam mengungkapkan pandangannya melalui tulisan. c. Kurangnya penghargaan yang memadai dan adil terhadap kegiatan. d. Kurang meningkatkan mutu perpustakaan, baik dalam hak koleksi

maupun dalam sistem pelayanan.

e. Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah

f. Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua dalam pemanfaatan waktu.

2.4.6 Upaya peningkatan Minat Baca

Rendah minat baca dikalangan siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor yang dijelaskan diatas. Menurut Sutarno (2006, 292) memberikan masukan dalam hal upaya meningkatkan minat baca siswa antara lain:

a. Memperbaiki sistem belajar mengajar disekolah.

b. Memperbaiki dan meningkatkan sarana dan prasarana perpustakaan di sekolah.

c. Mengadakan lomba karya ilmiah bagi siswa d. Membentuk klub bagi pecinta buku.

e. Membuat program buku murah.

f. Melaksanakan budaya baca buku di kelas. g. Menghidupkan pers sekolah.

Sedangkan menurut Wahyudi (2007, 1) agar dapat berperan bagi pengguna jasa perpustakaan perlu melakukan berbagai upaya peningkatan dan pengembangan minat baca, antara lain:

1. Mencerminkan eksistensi dan keberadaan perpustakaan adalah koleksi dan layanan.

2. Koleksi perpustakaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat pemakaiannya agar dapat berfungsi efektif dalam mendukung keberhasilan pendidikan.

Bedasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, maka dapat diketahui bahwa upaya peningkatan minat baca pihak sekolah berperan penting dalam memperbaiki sistem belajar mengajar di sekolah serta memperbaiki sarana dan prasarana perpustakaan sekolah dengan menyediakan koleksi dan layanan yang baik yang berorientasi pada kepuasan pemakai untuk mendukung keberhasilan pendidikan.

baca anak merupakan kewajiban orang tua yang harus dipenuhi. Kebiasaan membaca dapat meningkat kualitas sumber daya manusia karena membaca sangat penting dalam proses belajar sehingga membaca menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan.

Dalam buku Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (2002, 18) dan kebiasaan membaca terdiri dari empat komponen, yaitu:

1. Koleksi 2. Selera 3. Minat baca

4. Kebiasaan membaca

Keempat komponen tersebut menunjukan bahwa ada komponen yang saling berkaitan. Hal itu terlihat dari timbulnya selera membaca karena adanya faktor koleksi yang beragam dan bervariasi. Keragaman dan variasi koleksi akan menimbulkan hasrat atau minat untuk membaca, selanjutnya minat baca akan menghasilkan kebiasaan membaca.

Sedangkan menurut Sutarno (2006, 261) proses terjadinya minat dan kebiasaan membaca adalah:

1. Adanya dasar pengertian bahwa membaca itu perlu. 2. Terpupuknya suatu kegemaran dan kesenangan. 3. Terbentuknya suatu kebiasaan membaca.

4. Terbentuknya suatu kondisi dimana membaca merupakan suatu kebutuhan.

5. Tersedianya sumber bacaaan yang memadai.

Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan, dapat diketahui bahwa proses terjadinya minat dan kebiasaan membaca yaitu adanya kesadaran bahwa membaca itu perlu. Sehingga terpupuknya kegemaran dan kesenangan untuk membaca. Kebiasaan membaca tidak bisa berkembang tanpa adanya koleksi yang menimbulkan selera untuk membaca serta minat dan kebiasaan membaca.

2.4.8 Motivasi Membaca

Motivasi membaca merupakan dorongan seseorang untuk meningkatkan minat untuk membaca. Dengan adanya motivasi maka akan tinggi pula minat baca seseorang sehingga dapat menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya.

Menurut Santrock (2008, 510) “Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama”.

Sedangkan menurut Mudjito (2001, 86) hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi internal diantaranya adalah:

a. Adanya kebutuhan

Karena adanya kebutuhan maka seseorang didorong untuk membaca. b. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri

Apabila seseorang mengetahui hasil-hasil atau prestasi sendiri dari membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi. c. Adanya aspirasi atau cita-cita

Cita-cita itu akan menjadi lebih banyak, ia dapat mencapai cita-citanya dengan kemauan. Dengan kemauan belajar yang keras, ia akan

Dokumen terkait