BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Institusi Rumah Sakit
a. Sebaiknya manajemen Rumah Sakit khususnya manajemen ruang kamar bedah RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan lebih memberikan perhatian khusus terhadap kondisi stres kerja yang dialami perawat kamar bedah, secara lebih spesifik peneliti menyarankan agar dibuat program pendidikan kesehatan tentang manajemen stres
b. Mengadakan follow Up dari setiap hasil evaluasi dari kondisi psikologi perawat kamar bedah yang diperoleh dengan menggunakan angket atau kuesioner secara periodik, misalnya dari hasil evaluasi
manejemen menepukan perawat kamar bedah mulai mengalami kejenuhan, maka perlu dilakukan rekreasi bersama atau melakukan kegiatan keagamaan bersama.
c. Sebaiknya pihak manajemen memberi pelatihan yang berhubungan kamar bedah dasar agar perawat kamar bedah dapat meningkatkan kinerja perawat dalam mengatasi beban kerja perawat yang tinggi sehingga mengurangi tekanan stres kerja.
d. Memberikan reward extra fooding khususnya perawat kamar bedah untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
e. Melakukan pemeriksaan berkala dan pemberian Vaksinasi terhadap penyakit-penyakit menular yang dapat dicegah pemberian vaksin, untuk menanggulangi kondisi lingkungan yang tidak kondusif misalnya vaksinasi Hepatis.
2. Bagi perawat kamar bedah
a. Sebaiknya perawat kamar bedah harus memperhatikan keselamatan kerja terhadap dirinya dan pasien dengan Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) dengan baik.
b. Sebaiknya perawat kamar bedah dapat melakukan teknik manajemen stres seperti meditasi, relaksasi dan olah raga secara teratur.
3. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti stres kerja perawat kamar bedah, disarankan untuk menambah subjek penelitian, teknik pengambilan sampel yang digunakan, dengan menggunakan metode yang bersifat Confirmatory (analisis faktor menguji hipotesa).
75
Arikunto, S. (2010). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Agoes dkk. (2003). Teori dan Manajemen Stres. Malang: Tahoda.
Aholaakko, T.K, Reducing Surgical Nurses’ Aseptic Practice-Related Stress. Jurnal of clinical Nursing, 20, dipublikasi tanggal 23 Mei 2011
Anoraga, P. (2001). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Arora, s, et, All.(2010). The imprerial stress Assesment Tool (ISAT): A Feasible, Realiable, Valid, Approach to Measuring Stress in operating room. http://search.proquest.com/docview Di unduh tanggal 22- 05-2013. Azizpour, et al., (2013). A Survay the Aasoaciated Factors of Stress Among
Operating Room Personel, Thrita journal Of Medical Science, di akses 26 september 2013
Berland, et All (2007). Patient Safety And job-related Stress: A Focus group study http://search.proquest.com/docview/1034903695/13E3284F7BA7D77E F09/24?accountid=50257 diunduh tanggal 22-05-2013.
Baradero, M. et All (2009). Prinsip dan Praktis Keperawatan Perioperatif. Jakarta: ECG
Barret,W.L, Garber, SM. (2004). Surgical Smoke – a review of the literature. In :Business Briefing : Global surgery. http://www.penadaf.com/PDF/ Barret – Garber. pdf di akses 30 Januari 2013
Bart, S. (1993). Psikologi Kesehatan. Jakarta : Grasindo
Carayon.P, alvarado. C.,Hundt.A.S (2003). Reducing workload and increasing patien safety through and work and workspace design. Depatement of industrial Engineering University of Wisconsin-Madison
Corwin, E J.(2006). Buku Saku Patofisiologi (edisi 3). Jakarta : ECG
Depkes, RI. (1992). Undang- Undang Kesehatan. Depkes RI. Jakarta: Depkes RI Depkes, RI. (2009), Pedoman Pengendalian Faktor Resiko Penyakit Jantung dan
Grzywacz, C.(2004). Stres level tied to education level. Health day News. Wake
forest universitas Baptist Medical Center http://www.redorbit.com/news/58771
Greenberg, J.S. (2002). Compersive Stress Management. 7th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Hudak, C.M & Gallo (1999). Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik Vol. I. Jakarta: ECG.
Hawari, D. (2011). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: FKUI.
Hasibuan, M. (2002). Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Handoko. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogya
karta: BPFE-Yogyakarta.
Hidayat, A.AA. (2011). Metode Penelitian Keperawatan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A.A.A. (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Hakim, L. (2011). Impact of Preventable Distruption on Operative Time for Minimally Invasif Surgery
http://search.proquest.com/docview/890597889/fulltextPDF/13E7F95C 5E471FBB9F3/56?accountid=50257 diunduh 22-05-2013.
Hipkabi, PP. (2012). Buku Pelatihan Dasar-Dasar Bagi Perawat Kamar Bedah. Jakarta: Hipkabi Press.
Kingdon, B. & Harvorsen, F. (2006). Perioperative Nurses’ perceptions of Stress
in Workplace. AORN Jurnal http://search.proquest.com/docview/200856666/13EF8466D5A65E80A
17/117?accountid=50257 di unduh tanggal 27- 05 - 2013
Kristanto. A.A.dkk. (2009). Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja Pada Perawat Icu Rumah Sakit Tipe C Di Kota Semarang.
Skripsi http://eprints.undip.ac.id/10782/1/%28jurnal%29-andreas_agung_k.pdfv di unduh tanggal 23-04-2013
Kemenkes RI. (2010). Modul Pelatihan Dasar Bagi Perawat Kamar Bedah. Jakarta: Kemenkes RI
Mark,G., & Smith, A.P. (2011). Occupational Stress Job Characteristics, Coping, and The Mental of Nurse. Journal of Health Psychology, Vol I, no. 1
Martina, A. (2012). Gambaran tingkat stres Kerja Perawat Di Ruang Rawat inap Rumah Sakit Paru Dr Moehammad Goenawan Partowidigdo Cisarua Bogor,Skripsi. http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 6&cad=rja&ved=0CFMQFjAF&url=http%3A%2F%2Flontar.ui.ac.id% 2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F20315388-S43883-Gambaran%2520tingkat.pdf&ei=krGjUdX0JYaBrgfN6oCIAg&usg=A FQjCNECigGxPI6KuUSPEBEiYgPc9N5EPA&bvm=bv.47008514,d.b mk di unduh 11-05-2013.
McCulloch, J. (2005). Standing Problem. diperoleh 3 Mei 2013 dari hhtp://www.hazard.org/standing/ index.htm
Moustaka, E. & Constantinidis,T.C. (2010). Source and effects of related stress in nursing. Health Science Jurnal, Vol 4, no. 4.
Murbir & Ani Cahyadi, psikilogi perkembangan, PT. Ciputa , Press Group, Jakarta, 2006.
Muttaqqin, A & Sari, K. Asuhan keperawatan perioperatif, konsep, proses, aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Munandar, A.S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press. National Joint Practice Commision. (1981). Guideline for Estabilishing Joint or
Collaborating Practice in Hospital. Chicago : Neely Printing, Co.Inc. Neil, J. et al, (2005). Environmental Surveilance in The Operating Room.
http://search.proquest.com/docview diunduh
12-08-2013
Notoatmodjo.S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Konsep & Penelitian Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Polit, F.D & Hungler, B.P. (2006). Nursing Reseach: principles and methods.(6thed). Philadelpiia : Lippincott Williams and Wilkins.
Potter & Perry.(2005). Fondamental of Nursing: Concept, P rocess & Practice. (Asih,Y.et all, penerjemah). Jakarta: EGC.
Rice & Philip, L (1999). Stres and Health. United Statesof America: Brookss/Cole Publishing Company
Rochrock, Jane C, (2000). Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif (Rini, Maria.W, terjemahan). Jakarta: ECG.
Schulzt, C. M.,& schultz, T. J. (2003). The effects of Age on Stress Levels and Its Affec on Overall Performence http://aabss.org/perspectives2003/schulzt.htm
Siegler, MD, Fay W, Whitney. (2000). Kolaborasi Perawat-Dokter Perawatan Orang Dewasa dan Lansia. Jakarta : ECG.
Setiadi. (2007). Konsep & penelitian Riset Keperawatan. Jakarta : Graha Ilmu. Siswanto (2007). Kesehatan mental remaja, Jakarta : Graha Ilmu
Smeltzer, S.C & Bare., B.G.Brunner. (2005). Suddart’s textbook of medical surgical nursing.(8thed). (Agung waluyo Terjemahan). Jakarta : ECG. Spears, A. (2008) . Work Related Stres. Victoria: Health and Safety Executive Inc. Stringer, B et all, (2008). Noisiness In Operang Theatres: Nurse’ Perception and
Potential Difficulty Communicating .
http://search.proquest.com/docview/217756922/fulltextPDF/13EF8466 D5A65E80A17/45?accountid=50257
Stuart,G.C & Laraia. M.T. Psychiatric nursing : principle and practic 8 th. St. Loise : Mosby.
Supardi. (2007). Analisa Stres Kerja Pada Kondisi Kerja Dan Beban Kerja Perawat Dalam Klasifikasi Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumkit Tk II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan, Tesis. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7003/1/057010018.pdf v diunduh 15-05-2013.
Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 2002
Sondang, S (2003). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka cipta. Widodo, (2010). Perbedaan Tingkat Stres Kerja Antara Perawat Kritis Dan Perawat
Gawat Darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi.
http://www.scribd.com/doc/94999786/Perbedaan-Tkt-Stres-Kerja-Antara-Prwt-Kritis-Dn-Ugd di unduh 12 juni 2013
Wibowo, A. R, (2012). Dampak Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Pada Perawat RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojokerto. Skripsi. http://www.academia.edu/5307342 di unduh 18 Desember 2013
Yazid, B. (2008,). Hubungan Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat di Ruang R- A2 Rumah sakit H. Adam Malik, skripsi, F.kep. USU.
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian
GAMBARAN STRESOR DAN STRES KERJA PERAWAT KAMAR BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. PIRNGADI KOTA MEDAN
Oleh : Amrizal Hutasuhut
Saya adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Stressor dan Stres Kerja Perawat Kamar Bedah Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu dalam memberikan jawaban atas segala pertanyaan yang diajukan peneliti, sesuai dengan pendapat saudara tanpa di pengaruhi oleh orang lain. Informasi yang diberikan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian dan pengembangan Ilmu Keperawatan.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada saksi apa pun. Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah di sediakan di bawah ini sebagai bukti kesukarelaan. Terima kasih atas partisipasi Bapak / Ibu dalam penelitian ini.
Medan, November 2013
Responden
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
Stressor dan Tingkat Stres Kerja Perawat Kamar Bedah Identitas Responden
Petunjuk pengisian :
1. Pernyataan berikut ini adalah data mengenai identitas pribadi responden 2. Isilah data yang diminta pada kuesioner ini dengan memberi tanda (√ )
pada jawaban yang saudara berikan sesuai kondisi Bapak/ Ibu. 3. Mohon kesediaan mengisi formulir ini dengan pernyatan yang benar
1. Ruangan : Instalasi Bedah Sentral Kamar Bedah Emergensi Kamar Badah Mata Kamar Bedah Kulit
Kamar Bedah Reproduksi / KB Tos
2. Usia : Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Pendidikan : SPK D III S-1 D IV
5. Masa Kerja : Tahun
6. Status kepegawaian : PNS Honorer
Kuesioner
Pengukuran stresor kerja
Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom angka yang ada di sebelah kanan masing-masing butir pernyataan pada pilihan sebagai berikut:
Kode :
TT = Tidak Pernah terjadi KT = Kadang – kadang terjadi SR = Sering terjadi
SL = Selalu terjadi
NO PERTANYAAN Kode
TT KT SR SL
A. Beban Kerja
1. Saya merasa tugas yang saya lakukan sebagai perawat kamar bedah sangat banyak
2. Saya merasa tidak mampu melaksanakan tugas karena pengetahuan dan keterampilan yang belum memadai 3. Saya terbebani dengan tanggung jawab saya yang besar
terhadap pasien yang di operasi
4. Saya mampu melakukan berbagai pekerjaan yang
ditugaskan kepada saya( misalnya: asisten ahli bedah, scrub nurse, sirkuler nurse)
5. Saya sesekali terbebani dengan tuntutan kerja yang cepat dan tepat
6. Saya terbebani dengan jadwal dinas yang tidak teratur 7. Saya kurang mampu menggunakan peralatan-peralatan
canggih di kamar bedah
8. Saya malas melaksanakan peraturan / SPO yang telah ditetapkan untuk keselamatan pasien
perawat kamar bedah
10 Saya merasa terbebani menjalankan jadwal shift malam lebih melelahkan dibandingkan dengan dinas pagi dan sore
B. Lingkungan kerja
1. Saya merasa bising dengan adanya suara peralatan listrik misalnya gergaji, bor tulang, dan monitor mesin anastesi 2. Saya merasa terasing karena berada di ruang tertutup dari
dunia luar
3. Saya sesekali terganggu dengan asap yang dihasilkan elektro surgical / elektro kauter
4. Saya merasa terganggu lingkungan dengan ekskresi saluran cerna, genetalia, darah, feses, bekas muntahan dan urine 5. Saya tidak nyaman dengan alat – alat yang terpasang pada
tubuh pasien selama di kamar bedah
6. Saya merasa tidak nyaman bekerja dengan kondisi peralatan yang kurang baik (misalnya mesin suction tidak menyedot, lampu yang kurang terang, dan lain-lain)
7. Saya merasa kurang mampu menggunakan peralatan canggih dikamar operasi (misal: alat laparaskopi, PCN, Endoskopi)
8. Saya mampu merawat peralatan canggih kamar bedah 9. Saya merasa terganggu dengan suasana kamar bedah yang
dingin dan lembab
10. Saya merasa tidak nyaman melihat kondisi pasien yang merintih kesakitan karena obat anastesi mulai habis
C. Waktu pembedahan
1. Saya merasa kelelahan jika operasi dengan jenis operasi mayor memerlukan waktu yang panjang
2. Saya merasa kelelahan karena waktu operasi yang lama dan banyak
3. Saya merasa operasi terlalu lama jika jumlah pasien operasi secara elektif terlalu banyak
4. Saya merasa bosan karena menunggu operator
5. Saya merasa kelelahan karena jumlah operasi cito pada shift malam meningkat waktu yang menyebabkan operasi sepanjang malam
6. Saya merasa bosan karena jumlah operasi elektif terlalu sedikit dan singkat
7. Saya merasa bosan apabila waktu operasi cito tertunda disebabkan kondisi pasien memburuk
8. Saya merasa operasi terlalu lama apabila jenis operasi yang dilakukan dengan menggunakan peralatan canggih dan teknik tertentu
9. Saya merasa operasi terlalu lama karena jenis operasi khusus dengan kerumitan yang tinggi
10. Saya merasa kelelahan karena dokter yang melakukan operasi memiliki kompetensi/kemampuan yang kurang D. Hubungan dengan profesi lain dan teman sejawat 1. Saya merasa komunikasi kurang efektif karena konflik
dengan dokter karena kurang menghargai kompetensi perawat kamar bedah (misal dokter masuk ke OK dengan memakai pakaian yang tidak steril, dokter tidak mematuhi SPO yang ada di kamar bedah atau SPO patient safety) 2. Saya merasa cemas karena dokter jarang / mau berbicara
dengan perawat
3. Saya merasa bebas / leluasa berbicara dengan dokter yang bertugas di kamar bedah
4. Saya merasa cemas karena dokter marah kepada perawat karena kondisi pasien yang memburuk secara tiba-tiba sewaktu operasi berlangsung
operasi berlangsung
6. Saya tersinggung jika dokter tidak mengucapkan terima kasih kepada perawat kamar bedah setelah melakukan operasi
7. Saya berterima kasih karena pimpinan / profesi lain / teman sejawat menghargai pekerjaan sebagai perawat bedah 8. Saya menegur teman sejawat yang melakukan kesalahan
dalam melakukan tindakan SPO yang telah ditetapkan 9. Saya merasa tersinggung karena ditegur pimpinan / profesi
lain / teman sejawat di depan teman saya
10. Saya merasa dihargai karena kompetensi atau kemampuan saya baik dalam melakukan operasi bersama tim bedah
Kuesioner
Pengukuran Stres kerja
Petunjuk : Beri tanda ceklis( √ ) pada kolom kode yang ada di sebelah kanan pada masing- masing butir pernyataan dengan pilihan sesuai dengan yang Bapak/ Ibu alami :
Kode :
TP = Tidak pernah terjadi (0)
KT = Kadang - kadang terjadi (1x – 2x dalam seminggu) SR = Sering terjadi (3x -5x dalam seminggu)
ST = Selalu terjadi (setiap hari)
Gejala-gejala ini Bapak/ Ibu alami selama 2 minggu terakhir.
NO PERNYATAAN Kode
TP KT SR ST 1 Saya merasa jantung saya berdebar saat bekerja dengan
operator/dokter bedah senior
2 Saya mengalami gangguan pencernaan seperti kembung, nyeri ulu hati, mual, diare sebelum/saat bekerja
3 Saya merasa frekwensi pernapasan meningkat saat operasi berlangsung
4 Saya merasa kehilangan napsu makan setelah melakukan operasi
5 Tubuh saya merasa kelelahan karena jumlah operasi yang banyak dan lama
6 Saya merasa nyeri pada bagian tubuh tertentu bila operasi terlalu lama, misal : punggung, pinggang, persendiaan tulang
7 Saya merasa ketegangan otot pada bagian tubuh tertentu bila operasi terlalu lama, misal : leher, betis
operasi yang beresiko terhadap kesehatan dan keselamatan perawat kamar bedah
9 Saya merasa menyalahkan diri sendiri bila terjadi kesalahan dalam tugas/operasi
10 Saya merasa konsentrasi menurun/mudah lupa saat operasi berlangsung
11 Saya menghindari dokter bedah tertentu atau teman sejawat sewaktu operasi karena ada masalah dengannya
12 Saya mampu melakukan semua pekerjaan secara detail sebagai perawat kamar bedah
13 Saya merasa kecewa karena pimpinan/teman sejawat/dokter bedah tidak memberikan umpan balik atas kinerja saya 14 Saya merasa jenuh atau bosan menunggu sebelum / saat
operasi berlangsung/setelah operasi
15 Saya merasa produktifitas menurun karena kelelahan dan daya tahan tubuh terganggu misal : terserang flu atau penyakit lain
16 Saya tidak puas dengan hasil pekerjaan sebagai perawat kamar bedah karena kemampuan kurang kompeten terhadap tindakan operasi yang cepat
17 Saya meninggalkan pekerjaan/absen karena kelelahan dan monoton
18 Saya mengalami ketegangan dalam berinteraksi dengan teman sejawat
19 Saya mengalami ketegangan dalam berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain
20 Saya mudah tersinggung/sensitif bila dimarahi oleh dokter bedah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Amrizal Hutasuhut
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 24 September 1979 Jenis Kelamin : Laki – Laki
Agama : Islam
Alamat : Jln. Pelaksanaan no. 22 Bandar Setia Dsn IV Percut Sei Tuan Deli Serdang 20371
Riwayat Pendidikan
1. Tahun 1987-1992 : SDN. 0101765 Bandar Setia 2. Tahun 1992-1995 : SMP MTs Alwashliyah Tembung 3. Tahun 1995-1998 : MAN I Medan
4. Tahun 1999-2002 : DIII Keperawatan USU
5. Tahun 2012-2013 : PSIK Fakultas Keperawatan USU