• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

Saran-saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian ini adalah:

1. Bagi Fakultas Kedokteran

Sebagai masukan dalam memberikan informasi kesehatan kepada mahasiswa tentang Triple Negative Breast Cancer (TNBC).

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan jumlah responden yang lebih besar dan mengidentifikasi faktor lain yang berhubungan kejadian Triple Negative Breast Cancer (TNBC).

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kanker Payudara 2.1.1. Definisi

Kanker payudara adalah sebuah keganasan yang berasal dari sel-sel payudara.Tumor keganasan adalah kelompok sel-sel kanker yang dapat mengakibatkan pertumbuhan (invasi) ke jaringan-jaringan sekitarnya atau menyebar (metastasis) ke daerah jauh di badan.Penyakit ini kebanyakan terjadi pada wanita, tetapi dapat terjadi pada pria juga (American Cancer Society, 2015).

2.1.2. Epidemiologi

Kanker payudara adalah kanker yang paling umum pada wanita dengan 1 juta kasus baru setiap tahun dan 18% dari seluruh kanker pada wanita. Di United Kingdom, insidensi dengan standard usia dan mortalitas adalah tertinggi di dunia. Insidensi pada wanita usia 50 mendekati 2 per 1,000 wanita per tahun. Penyakit ini adalah penyebab kematian yang paling sering pada wanita usia 40-50 tahun. Pada wanita usia 50-64 tahun terdapat 14,000 atau lebih kasus kematian setiap tahun. Pada setiap 1,000 wanita usia 50 tahun, 2 orang akan didiagnosa dengan penyakit kanker payudara dan lebih kurang 15 orang akan didiagnosa dengan kanker payudara sebelum usia 50 tahun (K McPherson et al., 2000). Menurut

Harrison’s Principle of Internal Medicine, pada tahun 2010 di Amerika Syarikat

terdapat 180,000 kasus kanker payudara dan 40,000 dari kasus menyebabkan kematian dan kira-kira 2000 laki-laki yang didiagnosa dengan kanker payudara.

2.1.3. Faktor Risiko a) Usia

Insidensi kanker payudara meningkat seiring dengan usia, setiap sepuluh tahun, risiko kanker meningkat dua kali sampai usia menopause (K McPherson et al., 2000)

Wanita yang mengalami haid pertama kali pada usia yang dini atau mengalami menopause yang lambat dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Risiko wanita yang mengalami menopause setelah 55 tahun meningkat 2 kali dibanding wanita yang mengalami menopause sebelum usia 45 tahun. (K McPherson et al., 2000). Setiap beda satu tahun dalam usia menarche berkolerasi dengan penurunan risiko sebanyak 5-10%. Usiamenarche dini berhubungan dengan paparan hormon endogen yang lama dan pada individu tersebut kadar estrogen relatif lebih tinggi sepanjang usia reproduktif (Gaol dan Briani, 2014).

c) Usia pada saat kehamilan pertama

Risiko kanker payudara pada wanita yang hamil setelah usia 30 tahun dua kali dibanding dengan wanita sebelum usia 20 tahun. Wanita yang hamil pertama kali setelah usia 35 tahun adalah kelompok yang berisiko tertinggi (K McPherson et al., 2000). Wanita yang kehamilan aterm pertamanya berusia lebih dari 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi sekitar 40-60% (Gaol dan Briani, 2014).

d) Riwayat keluarga

Riwayat keluarga seperti ibu, saudara perempuan ibu, saudara, adik atau kakak yang pernah menderita kanker payudara (K McPherson et al., 2000). Menurut Harrison’s Principle of Internal Medicine, 60-80% wanita akan menderita kanker payudara dengan adanya mutasi allele gene daripada salah satu orang tuanya.

e) Riwayat penyakit payudara jinak

Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferatif berisiko dua kali untuk mendapat kanker payudara.Wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai risiko empat kali untuk menderita penyakit kanker payudara (K McPherson et al., 2000).

iv. Merokok

g) Pemakaian kontrasepsi oral (K McPherson et al., 2000) h) Terapi penggantian hormonal (K McPherson et al., 2000)

2.1.4. Patogenesis

Patogenesis kanker payudara terbagi atas beberapa tahap (Gaol dan Briani, 2014)

1. Hiperplasia duktal.

Terjadi poliferasi sel epitel poliklonal yang tersebar tidak rata dengan inti saling bertumpang tindih dan lumen duktus tidak teratur.Sering merupakan tanda awal keganasan.

2. Hiperplasia atipik (Klonal)

Perubahan lebih lanjut, sitoplasma sel menjadi lebih jelas dan tidak tumpang tindih dengan lumen duktus yang teratur.Secara klinis risiko kanker payudara meningkat.

3. Karsinoma in situ

Baik duktal maupun lobular.Terjadi poliferasi sel dengan gambaran sitologis sesuai keganasan.Poliferasi belum menginvasi stroma atau menembus membrane basalis. Karsinoma in situ lobular biasanya menyebar ke seluruh jaringan payudara, bahkan hingga bilateral dan tidak teraba pada pemeriksaan serta tidak terlihat pada pencitraan. Karsinoma in situ duktal sifatnya segmental, dapat mengalami kalsifikasi sehingga gambaran bervariasi.

4. Karsinoma invasif

Terjadi saat sel tumor telah menembus membran basalis dan menginvasi stroma. Sel kanker dapat menyebar baik secara hematogen maupun limfogen dan dapat menyebabkan metastasis

2.1.5. Klasifikasi Histopatologi

Klasifikasi histopatologi kanker payudara berdasarkan WHO (Classification of Breast Tumors) dan Japanese Breast Cancer Society (1984)

Histological Classification of Breast Tumor (dikutip dari Panduan

Penatalaksanaan Kanker Solid Peraboi 2010) Malignan (Carsinoma)

1) Non Invasive Carsinoma

a) Non invasive ductal carcinoma b) Lobular carcinoma in situ

2) Invasive Carsinoma

a) Invasive ductal carcinoma

i. Papillobular carcinoma

ii. Solid-tubular carcinoma

iii. Scirrhous carcinoma

b) Special type

i. Mucinous carcinoma

ii. Medullary carcinoma

iii. Invasive lobular carcinoma

iv. Adenoid cystic carcinoma

v. Squamous cell carcinoma

vi. Spindle cell carcinoma

vii. Apocrine carcinoma

viii. Carcinoma with cartilaginous and/or osseous metaplasia

ix. Tubular carcinoma

x. Secretory carcinoma

xi. Others

Ekspresi reseptor estrogen (ER) Ekspresi reseptor progesteron (PR)

Ekspresi dari Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER 2)

Berdasarkan pada pemeriksaan protein markers seperti ER (Estrogen receptor), PR (Progesteron receptor) dan HER-2, kanker payudara dapat dibagi atas beberapa tipe, yaitu tipe Luminal A, Luminal B, Triple Negative (Basal) dan HER-2 positive.Pengolongan ini dapat menentukan pilihan terapi tambahan yang sesuai (neoadjuvant & adjuvant theraphy), dan sekaligus memberikan gambaran prognosis penderita.Kanker payudara dengan tipe Luminal A. mempunyai prognosis yang terbaik.(Piccard, et al., 2006 dikutip dari Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid Peraboi, 2010).

Grading histologis dibuat berdasarkan The Nottingham Combined

Histologic Grades (2010), yang merupakan modifikasi dari

Bloom-Richardson.Menurut Rakha, Reis-Filho, Dabbs et al (2010), grading histologis dibuat berdasarkan “pembentukan tubulus, plemorfisme dari nukleus, jumlah mitosis/mitotic rate” sehingga grading histologis dapat dibagi atas :

- Pembentukan tubulus

 Mayoritas tumor (>75%)  1

 Tingkat moderat (10-75%)  2

 Sedikit atau tidak ada (<10%)  3

- Mitotic Count

0-9 Mitoses / 10HPF 1

10-19 Mitoses / 10 HPF 2

 20 or >Mitoses / 10 HPF  3 - Plemorfisme dari nukleus

 Sel seragam yang kecil dan regular  1

 Ukuran nuklear yang sederhana dan bervariasi  2

Gradasi (grade) I : Skor 3-5  berdiferensiasi baik Gradasi (grade) II : Skor 6-7  berdiferensiasi sedang Gradasi (grade) III : Skor 8-9  berdiferensiasi buruk

Kanker payudara dengan diferensiasi baik mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan yang berdiferensiasi buruk.Grading histologis ini penting untuk menentukan prognosis dan optimalisasi pengobatan (Manuaba, 2010).

Gambar 2.1 : Gradasi histopatologi kanker payudara berdasarkan Nottingham Grading System (Emad A Rakha et al,. 2010).

2.1.6. Diagnosis A. Anamnesis

1. Gejala :

2. Riwayat pengobatan penyakit payudara

3. Riwayat keluarga menderita kanker payudara dan kanker lain (dengan emphasis pada kanker ginekologi)

4. Riwayat reproduksi

2. Berat badan, tinggi badan, luas permukaan 3. Pemeriksaan general untuk sistem lain 4. Pemeriksaan lokal

C. Pemeriksaan Penunjang (WHO, 2006)

a. Complete Blood Count with Differential (CBCD) dan profil renal dan hepatic

b. Bilateral mammography dan/atau ultrasound

c. Chest X-ray ± Computed Tomography Imaging (CT) of chest kalau

diperlukan

d. Abdominal ultrasound ± CT of abdomen

e. Scan tulang jika diindikasi

f. Electrocardiogram (ECG) dan Echocardiogram atau Multiple

Gated Acquisition (MUGA) scan kalau usia>60

g. Positron Emission Tomography (PET) scan (opsional)

D. Pemeriksaan Radio Diagnostik/Oncologic Imaging 1. Diharuskan (recommended)

 Mamografi dan USG mama (untuk keperluan diagnostik dan staging)

 Foto toraks

 USG abdomen (hati) 2. Optional (atas indikasi)

Bone scanning (diameter KPD > 5cm, T4/LABC, klinis dan sitology mencurigakan)

Bone survey ,sama dengan di atas dan tidak tersedia fasilitas untuk bone scan

CT scan

MRI (penting untuk mengevaluasi “volume tumor”)

- Dilakukan pada lesi/tumor payudara yang klinis dan radiologis/Imaging dicurigai ganas.

- Biopsi terbuka memberikan informasi lebih detail, terutama sebagai faktor prediksi dan prognostik.

F. Pemeriksaan Histopatologi (Gold Standard Diagnostic)

- Sterotactic biopsy dengan bantuan USG atau mammogram pada

lesi non palpabel

- Core Needle Biopsy (micro-specimen)

- Vacuum assisted biopsy (mammotome)

- Biopsi insisi untuk tumor :

KPD operable dengan diameter > 3cm, sebelum operasi definitive

Inoperabel  diagnosis, faktor prediksi dan prognostik - Biopsi eksisional

- Spesimen masktektomi disertai pemeriksaan KGB regional

- Pemeriksaan Imunohistokimia (IHC) terhadap ER, PR, HER-2/NEU (recommended), Cathepsin-D, VEGF, BCL-2, P53, dan sebagainya (optional/research) 2.1.7. Penatalaksanaan Modilitas terapi : - Pembedahan - Radioterapi - Kemoterapi

- Terapi biologis (terapi target molekul/terapi imunologi) - Terapi hormonal

Tipe pembedahan :

- Masektomi radikal (Halstedt Radical Masectomyi)

- Modified Radical Masectomy (Patey  memotong M. pectoralis minor untuk dapat melakukan diseksi axilla sampai level 3)

- Modified Radical Mastectomy (Uchincloss & Maaden)

mempertahankan M. pectoralis mayor dan minor)

- Mastektomi simple (Mc Whirter) ditambah radioterapi t.u. pada axilla

- BCS (Breast Conserving Surgery)  eksisi tumor primer dengan atau tanpa diseksi axilla dan radioterapi

B. Radioterapi

Radioterapi merupakan terapi loko-regional dan pada umumnya eksternal dengan Co60 ataupun terapi dengan sinar X. Radioterapi dengan brachytherapy hanya dikerjakan pada kasus selektif dan hanya pada senter yang mempunyai fasilitas. Radioterapi dapat dilakukan sebagai :

- Radioterapi neoadjuvant (sebelum pembedahan) - Radioterapi adjuvant (sesudah pembedahan)

- Radioterapi palliative diberikan sebagai terapi paliatif, baik pada tumor primer ataupun pada metastasis tulang, cerebral dan sebagainya.

C. Kemoterapi

Kemoterapi diberikan sebagai kombinasi. Kombinasi kemoterapi yang telah menjadi standard adalah :

- CMF (Cyclophosphamide-Methotrexate-5Fluoro Uracil)

- CAF; CEF (Cyclophosphamide-Adriamycin /Epirubicin-5Fluoro Uracil)

- Beberapa kemoterapi lain, seperti Navelbine, Gemcitabine (+cisplatinum) digunakan sebagai kemoterapi lapis ke 3.

Pemberian kemoterapi dapat dilakukan :

- Neoadjuvant (sebelum pembedahan)

- Adjuvant (sesudah pembedahan)

- Therapeutic Chemotherapy diberikan pada Metastatic Breast

Cancer dengan tujuan paliatif, tanpa menutup kemungkinan memperpanjang survival

- Paliatif (sebagai usaha paliatif untuk memperbaiki kualitas hidup) - Sebagai metronomic chemoterapi (cyclophosphamide)

anti-angiogenesis

D. Obat-obat target (molecular targeting therapy)

Ditujukan terutama jika ada indikasi yaitu adanya ekspresi protein tertentu pada jaringan kanker, seperti :

- Ekspresi HER2/ Neu protein: Trastuzumab (memberikan minimal 1 tahun)

- Ekspresi VEGF/R: Bevacizumab

Pada umumnya, molecular targeting therapy diberikan bersama kemoterapi.

E. Terapi Hormonal

Pemberian terapi hormonal terutama pada penderita kanker payudara dengan reseptor hormonal (steroid receptor) yang positif, terutama ER (Estrogen receptor) dan PR (progesterone receptor) positif. Idealnya pemberian terapi hormonal diberikan pada ER+ dan PR+ tetapi pada kombinasi dengan salah satu

2.2. Triple Negative Breast Cancer (TNBC)

Triple Negative Breast Cancer (TNBC) adalah subtipe dari kanker payudara yang tidak mengekspresikan reseptor estrogen (ER), progesterone receptor (PR) dan Human Epidermal Growth Receptor (HER-2) (William D. Foulkes et al., 2010).

Diperkirakan 10-15% dari kasus karsinoma payudara adalah subtipe TNBC, dari jumlah ini 80% adalah “basal-like tumours”. Faktor risiko untuk TNBC adalah pada wanita yang didiagnosa kanker payudara pada usia lebih muda, menarche usia dini, kehamilan yang pertama pada usia muda, kekurangan penyusuan ASI, Index Massa Tubuhyang tinggi (Drugs, 2010). Insidensi TNBC lebih tinggi pada wanita Afrika-Amerika dan keturunan Hispanic (Carrie L. Griffiths, 2012).

Dari satu penelitian tentang basal-like tumors, semua adalah ER/HER2 negative, bergambar peningkatan mitotic count, nekrosis geografis, pushing borders of invasion dan stromal lymphocytic response.Mayoritas TNBC adalah ductal asalnya; namun, adanya beberapa fenotipe yang agresif tampak overrepresented, termasuk meta-plastic, atypical atau typical medullary dan adenoid cystic (Carey Anders et al., 2008)

Prognosis kanker payudara tipe triple negative buruk, namun kanker ini masih bisa diterapi dengan kemoterapi. Kemoterapi seperti Anthracycline/Taxane-Based Neoadjuvant Chemotherapy,

Kanker payudara tipe triple-negative memiliki kadar respon yang paling tinggi (22%) dibandingkan dengan kanker payudara ER positive (11%) terhadap kemoterapi (Carey Anders et al., 2008).

2.3. Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) 2.3.1. Tumor-Infilrating Lymphocytes

Dalam satu penelitian, TILs terkait dengan imunitas tumor dan kebanyakan didistribusi ke jaringan yang berdekatan, menyaran lokalisasi TILs di jaringan sekeliling tumor membatas pertumbuhan kanker dan membatasi tumor ke situs lokal dan berkontribusi pada respon imun dan mencegah penyebaran.Tingkat infiltrasi menentukan invasi dan metastasis tumor dan juga prognosis pasien (World Journal of Gastroenterology, 2006).

2.3.2. Adoptive Cell Transfer

Adoptive Cell Transfer (ACT) adalah pemindahan sel-sel imun yang aktif dengan aktivitas antitumoral ke dalam sel-sel tumor. ACT juga bisa meningkatkan antitumor dan imunitas (Kierszenbaum dan Tres, 2012)

2.3.2.1. Prosedur Pemeriksaan TILs

Menurut Kierszenbaum dan Tres (2012) porsedur TILs terdiri dari isolasi tumor-infiltrating lymphocytes (TILs) yang autologous. Prosedurnya berupa, 1. Satu nodul tumor diambil dan sel-selnya disosiasi dengan enzim. 2. Sel yang disosiasi akan dikultur dengan IL-2

3. Ini akan menyebabkan kematian sel kanker dan TILs yang berkontak dengan sel tumor akan berproliferasi

2.4 Hubungan TILs dengan grading histopatologi

Berdasarkan penelitian dari Annals of Oncology, tahun2014, TILs telah dinilai secara keseluruhan di pasien TNBC (>1300) dan hormone-receptor positive BC.TILs ditemukan sebagai sebuah biomarker prognostik yang positif pada 297 pasien TNBC tetapi negatif pada subtipe luminal. Makanya, di TNBC, TILs stromal yang lebih tinggi, hasil pasien akan menjadi lebih baik setelah kemoterapi adjuvant anthracycline-based. Menurut Simon, et al, tahun 2009hasil untuk nilai prognostik TILs di pasien TNBC dapat dianggap sebagai Level 1 evidence. Namun, karena kurangnya informasi prognostik untuk pasien dengan TNBC primer yang tidak diobati dengan kemoterapi, TILs seharusnya tidak digunakan untuk menjadi biomarker untuk tahan terhadap kemoterapi.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan kanker yang sering dijumpai pada wanita di seluruh dunia dengan sekitar 1,7 juta kasus baru yang terdiagnosa pada tahun 2012. Kanker payudara merupakan kanker kedua yang tertinggi daripada tipe kanker yang lain. Kanker ini terdiri daripada 12% kasus baru dan merupakan 25% dari semua tipe kanker dalam kalangan wanita.Pada tahun 2011, tercatat sekitar 580,000 wanita di seluruh dunia yang meninggal dunia karena kanker payudara (GHE, 2013). Meskipun kanker payudara adalah penyakit yang sering dijumpai di negara yang berkembang namun sekitar 198,000 (15,4% ) dari kasus menyebabkan kematian dan 324,000 (14,3%) dari kematian terjadi di negara yang masih berkembang (GLOBOCAN, 2012). Tingkat kejadian berbeda di seluruh dunia.Di Afrika Barat terdapat 20 per 100,000 wanita dan di Asia Timur 6 per 100,000 wanita (GLOBOCAN, 2012).Dilaporkan bahwa tingkat kejadian terendah terjadi di negara-negara Afrika, walaupun demikian data menunjukkan terus terjadi peningkatan di negara-negara tersebut. Tingkat kelangsungan hidup kanker payudara berbeda di seluruh dunia, di Amerika Utara adalah 80% atau lebih sedangkan di Swedia dan Jepang adalah sekitar 60% dan di negara-negara berpendapatan rendah adalah sekitar 40% (Coleman, et al, 2008).

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330,000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidensi kanker payudara sebesar 40 per 100,000

Kanker Payudara tipe Triple Negatif adalah kanker payudara yang tidak mengekspresikan reseptor estrogen (ER), reseptor progestron (PR) dan human epidermal growth factor receptor 2 (HER-2). Kanker payudara triple negatif (TNBC) mencakup 20-25% dari semua kanker payudara (Cornelia Liedtke,. et. al. 2008).

Pada komposisi tumor infiltrasi, T-limfosit meliputi 75% daripada jumlah sel, proporsi B-limfosit adalah kurang daripada 20%, monosit meliputi kurang lebih daripada 10% dari sel dan natural T-cells berkomposisi kurang daripada 5% daripada seluruh leukosit. Lebih daripada 95% dari kelompok antigen deferensiasi (CD)4* TILS ada sel memori (CD45RO*) fenotipe (International Journal of Cancer Research and Treatment, 2014).

Suatu penelitian yang dilakukan oleh BIG (Breast International Group), menunjukkan bahwa pasien dengan TNBC dan 50% TILs, 5 years DPS dan OS sebesar92%, hal ini menunjukkan adanya penurunan risiko berulang(hazard ratio, 0,3; 95% CI, 0,11 to 0,81) dan juga kematian (hazard ratio, 0,3; 95% CI, 0,09 to 0,92) dibanding dengan pasien yang memiliki kadar TILs yang lebih rendah (Nadine M. Tung et al., 2015).

Dari beberapa penelitian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) dengan grading histopatologi pada pasien Triple Negative Breast Cancer (TNBC).

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) dengan grading histopatologi pada pasien Triple Negative Breast Cancer (TNBC)?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) dengangrading histopatologi pada pasien Triple Negative Breast Cancer

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui usia pasien Triple Negative Breast Cancer (TNBC) di RSUP Haji Adam Malik.

2. Mengetahui jenis grading histopatologi pada pasien Triple Negative BreastCancer (TNBC) di RSUP Haji Adam Malik.

3. Mengetahui hubungan antara Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) dengan grading histopatologi pada pasien Triple Negative Breast Cancer (TNBC).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai hubungan antara Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) dengan grading histopatologi pada pasien Triple Negative Breast Cancer (TNBC).

2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan pada penelitian lain.

3. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat membantu dalam diagnosis kanker payudara tipe triple negatif (TNBC) dan meningkatkan kualitis hidup pasien TNBC.

ABSTRAK

Kanker payudara tipe triple negatif adalah kanker payudara yang tidak mengekspresikan reseptor estrogen (ER), reseptor progesetron (PR) dan human epidermal growth factor receptor2 (HER-2). Kanker payudara triple negative (TNBC) mencakup 20-25% dari semua kanker payudara. Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) adalah satu tipe sel darah putih yang terdapat di tumor and fungsinya adalah untuk membunuh sel-sel tumor and ketampilannya sering diasosiasi dengan prognosis yang lebih baik.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) dan grading histopatologi pada Triple Negative Breast Cancer.Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan desain cross sectional (potong lintang) dengan metode total sampling dan dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Hasil penelitian dijumpai pasien terbanyak pada kelompok usia 50-59 tahun yaitu sebanyak 58,8%. Pasien Triple Negative Breast Cancer paling banyak dijumpai mempunyai grading histopatologi yang Grade II. Grading histopatologi terbanyak dijumpai pada status minimal Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) dan sebanyak 9 orang dengan grading histopatologi yang Grade II.

Kata Kunci: Triple Negative Breast Cancer, grading histopatologi, Tumor-Infiltrating Lymphocytes

ABSTRACT

Triple Negative Breast Cancer is a type of breast cancer that does not express estragon receptors (ER), progesterone receptors and human-epidermal growth factor receptor (HER-2). Approximately 20-25% of all breast cancer patients has Triple negative breast cancer (TNBC) Tumour-Infiltrating Lymphocytes is a tye of white blood cells that exist around the tumour and functions to kill tumour cells and the existence of the cells are always correlated with better prognosis for the patients. The purpose of this is to observe the relationship between Tumour-Infiltrating Lymphocytes (TILs) and the histopatological grading of triple negative breast cancer. This research is an analytical type of research with a cross sectional design and using total sampling method which is done in RSUP Haji Adam Malik Medan Hospital. The total number of sample for this research is 17 patients. The result of this research concluded that the highest age group that was diagnosed with triple negative breast cancer is 50-59 years old which is at 58,8%. Histopatological grading of grade II is the most common with the triple negative breast cancer patient. Histopatological grading is most commonly found with minimal Tumour-Infiltrating lymphocytes (TILs) and with 9 patient with Grade II histopatological grading.

Keywords: Triple Negative Breast Cancer, histopatological grading, Tumour-Infiltrating Lymphocytes(TILs)

Oleh :

JOYCE TEO JIA LE 120100531

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

KARYA TULIS ILMIAH Oleh :

JOYCE TEO JIA LE 120100531

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

ABSTRAK

Kanker payudara tipe triple negatif adalah kanker payudara yang tidak mengekspresikan reseptor estrogen (ER), reseptor progesetron (PR) dan human epidermal growth factor receptor2 (HER-2). Kanker payudara triple negative (TNBC) mencakup 20-25% dari semua kanker payudara. Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) adalah satu tipe sel darah putih yang terdapat di tumor and fungsinya adalah untuk membunuh sel-sel tumor and ketampilannya sering diasosiasi dengan prognosis yang lebih baik.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) dan grading histopatologi pada Triple Negative Breast Cancer.Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan desain cross sectional (potong lintang) dengan metode total sampling dan dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Hasil penelitian dijumpai pasien terbanyak pada kelompok usia 50-59 tahun yaitu sebanyak 58,8%. Pasien Triple Negative Breast Cancer paling banyak dijumpai mempunyai grading histopatologi yang Grade II. Grading histopatologi terbanyak dijumpai pada status minimal Tumor-Infiltrating Lymphocytes (TILs) dan sebanyak 9 orang dengan grading histopatologi yang Grade II.

Kata Kunci: Triple Negative Breast Cancer, grading histopatologi, Tumor-Infiltrating Lymphocytes

ABSTRACT

Triple Negative Breast Cancer is a type of breast cancer that does not express estragon receptors (ER), progesterone receptors and human-epidermal growth factor receptor (HER-2). Approximately 20-25% of all breast cancer patients has Triple negative breast cancer (TNBC) Tumour-Infiltrating Lymphocytes is a tye of white blood cells that exist around the tumour and functions to kill tumour cells and the existence of the cells are always correlated with better prognosis for the patients. The purpose of this is to observe the relationship between Tumour-Infiltrating Lymphocytes (TILs) and the histopatological grading of triple negative breast cancer. This research is an analytical type of research with a cross sectional design and using total sampling method which is done in RSUP Haji Adam Malik Medan Hospital. The total number of sample for this research is 17 patients. The result of this research concluded that the highest age group that was diagnosed with triple negative breast cancer is 50-59 years old which is at 58,8%. Histopatological grading of grade II is the most common with the triple negative breast cancer patient. Histopatological grading is most commonly found with minimal Tumour-Infiltrating lymphocytes (TILs) and with 9 patient with Grade II histopatological

Dokumen terkait