• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan perlu meningkatkan intensitas pemberian informasi kepada masyarakat luas tentang pemberian ASI Eksklusif melalui penyuluhan, penyebaran media cetak seperti leaflet mengenai program ASI Eksklusif, manfaat ASI, serta keunggulan ASI baik kepada ibu bersalin maupun ibu hamil yang sedang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Janji.

2. Memberikan dukungan kepada ibu bersalin untuk melakukan ASI Eksklusif selama 6 bulan, dari semua pihak:

a. Pusat pelayanan kesehatan (dokter atau bidan): tidak mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat

tentang ASI dan seputar kegiatan menyusui, serta memberikan semangat dan dorongan agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka.

b. Masyarakat/ sesama ibu menyusui: saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat dan dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.

c. Pemerintah: mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat, menindak tegas segala bentuk pelanggaran pihak ketiga yang bertentangan dengan kebijakan pemberian ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi Indonesia, mempertegas peraturan tentang pemasaran pengganti ASI untuk bayi di bawah 1 tahun, sehingga mengurangi pemikiran ibu untuk memberikan makanan tembahan seperti bubur,pisang dan air tajin.

3. Mengembangkan penelitian ini dengan meneliti variabel lain yang mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif seperti status sosial ekonomi, dukungan suami, pengaruh orang lain, tradisi dan sikap perilaku petugas kesehatan sehingga dapat melengkapi hasil penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian ASI

ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu yang berguna sebagai makanan yang utama bagi anak ( Roesli, 2000). ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Sehingga ASI merupakan makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan anak baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual ( Purwanti, 2004).

ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak ( Maryunani, 2012).

2.2 Stadium ASI 2.2.1. ASI Stadium I

ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke -4. Setelah persalinan komposisi kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi pada anak. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi dari pada ASI matur.Protein utama pada kolostrum adalah imunoglobulin (IgG,IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibody

untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun kolostrum yang keluar dari payudara ibu sedikit, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung anak yang berumur 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam..

2.2.2 ASI Stadium II

ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. ASI peralihan pergantian kolostrum menjadi ASI matur. Terjadi pada hari ke 4-10, berisi karbohidrat dan lemak serta volume ASI meningkat. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.

2.2.3 ASI Stadium III

ASI stadium III adalah Air Susu Matur. ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak berwarna putih kekuning-kuningan , karena mengandung casineat, ribopflaum dan karotin. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan.

2.3 Pengertian ASI Eksklusif

Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara Eksklusif adalah anak hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan 9

padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai anakberumur 6 bulan (Roesli, 2008).

ASI Ekslusif adalah pemberian ASI ( air susu ibu ) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lainnya, walaupun hanya air putih, sampai anakberumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, anak mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai anakberumur dua tahun (Purwanti, 2004).

Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila anak hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI Eksklusif serta lamanya pemberian ASI bersama – sama dengan makanan padat setelah anakberumur 6 bulan. Berdasarkan hal – hal diatas, WHO/UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi Innocenti. Deklarasi yang dilahirkan di Innocenti, Italia tahun 1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan memberi dukungan pada pemberian ASI. (Maryunani,2012)

2.4 Manfaat Pemberian ASI

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI Eksklusif yang dapat dirasakan. Berikut manfaat terpenting yang diperoleh anak yaitu: (Roesli,2005).

1. Manfaat ASI Bagi Anak

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat dirasakan yaitu: (1) ASI sebagai nutrisi. (2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh, (3) Meningkatkan kecerdasan. (4) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang. (5) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua 10

kebutuhan pertumbuhan anak sampai usia selama enam bulan. (6) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak sehingga anak yang diberi ASI Eksklusif potensial lebih pandai. (7) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anakdan mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung. (8) Menunjang perkembangan motorik sehingga anak yang diberi ASI ekslusif akan lebih cepat bisa jalan. (9) Menunjang perkembangan kepribadian emosional, kematangan spiritual danhubungan sosial yang baik (Roesli, 2005).

2. Manfaat ASI Bagi Ibu

Manfaat ASI bagi ibu adalah: (1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila anak segera disusui segera setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah melahirkan akan berkurang karena kadar oksitosin meningkat sehingga pembuluh darah menutup dan perdarahan akan lebih cepat berhenti. (2) Mengurangi terjadinya anemia. (3) Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI Eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada enam bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai anakberumur 12 bulan. (4) Mengecilkan rahim. Kadar oksitosin ibu yang menyusui akan membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. (5) Menurunkan resiko kanker payudara. (6) Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan dan di mana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia dalam suhu yang cocok. (7) Lebih ekonomis dan murah. (8) ASI 11

dapat segera diberikan pada anak tanpa harus menyiapkan, memasak air dan tanpa harus mencuci botol. (9) Memberi kepuasan bagi ibu. Ibu yang berhasil memberikan ASI Eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam (Roesli, 2005).

3. Manfaat ASI Bagi Keluarga

Adapun manfaat ASI bagi keluarga adalah : (1) Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta kayu bakar atau minyak tanah untuk merebus air, susu, dan peralatannya. (2) Menghemat biaya perawatan kesehatan karena anak yang diberi ASI Eksklusif lebih sehat atau jarang sakit. (3) Menghemat waktu keluarga. (4) Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia. (5) Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan karena saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula, air panas, dan lain sebagainya ketika berpergian (Roesli, 2005).

4. Manfaat ASI Bagi Negara

Manfaat ASI bagi negara adalah: (1) Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya. (2) Anak sehat membuat negara lebih sehat. (3) Penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah anak yang sakit hanya sedikit. (4) Memperbaiki kelangsungan hidup anakdengan menurunkan angka kematian. (5) Melindungi lingkungan karena tidak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu, dan peralatannya. (6) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh danberkualitas untuk membangun 12

negara, karena anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal (Roesli, 2005).

2.5 Komposisi ASI

ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari : (Maryunani,2012)

1. Laktosa ( Karbohidrat)

Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi. Selain menjadi sumber penghasil energi, laktosa juga berperan dalam meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh, merangsang tumbuhnya laktobasilus bifidus serta berperan dalam perkembangan sistem saraf.

2. Lemak

Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi utama anak serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh anak. Berfungsi sebagai penghasil kalori, menurunkan risiko penyakit jantung di usia muda. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu : asam linoleat dan asam alda linoleat yang akan diolah oleh tubuh anak menjadi AA dan DHA.

3. Protein

Protein memiliki fungsi untuk mengatur dan pembangun tubuh anak. Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, diantaranya 13

sistin, taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berperan dalam proses ingatan. Sistin dan taurin tidak terdapat dalam susu sapi. 4. Garam dan Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan anak sampai berumur 6 bulan.Zat besi dankalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.

5. Vitamin

ASI mengandung berbagai vitamin lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan anak sampai 6 bulan keculai vitamin K, karena anak baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Vitamin K berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap.

2.6 Faktor –faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif Salah satu faktor yang menentukan terjadinya masalah kesehatan di masyarakat adalah ciri manusia atau karakteristik manusia. Yang termasuk dalam unsur karakteristik manusia antara lain : pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status sosial ekonomi, ras/etnik agama dan sosial budaya (Azwar,1999)

2.6.1 Umur Ibu

Umur merupakan variabel yang digunakan sebagai ukuran mutlak indikator fisiologis dengan kata lain penggunaan dengan umur, karena yang 14

semakin tua mempunyai karakteristik fisiologis dengan tanggung jawab sendiri (Notoatmodjo, 2010)

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru.Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matangdan dewasa (Mubarak, 2011)

Dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal usia aman untuk kehamilan, persalinan, dan menyusui adalah 20-35 tahun. Oleh sebab itu, umur yang sesuai dengan masa reproduksi sangat baik dan sangat mendukung dalam pemberian ASI eksklusif adalah 20-35 tahun ,sedangkan umur yang kurang dari 20 tahun dianggap masih belum matang secara fisik, mental, dan psikologi dalam menghadapi kehamilan, persalinan,serta pemberian ASI. Umur lebih dari 35 tahun dianggap berbahaya, sebab baik alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh berkurang dan menurun, selain itu bisa terjadi risiko bawaan pada bayinya dan juga dapat meningkatkan kesulitan pada kehamilan, persalinan dan nifas (Arini H, 2012)

Berdasarkan hasil penelitian Wadud (2013), bahwa umur sangat berpengaruh dalam pemberian ASI Eksklusif pada anakberumur 7-12 bulan, kebanyakan ibu yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai tanggung jawab dalam pemberian ASI Eksklusif sedangkan ibu yang berumur kurang dari 30 tahun lebih memberikan susu formula dari pada ASI Eksklusif. Karena umur 15

merupakan suatu bentuk karena seseorang semakin tua mempunyai karakteristik tanggung jawab sendiri.

2.6.2 Pendidikan Ibu

Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah proses menuju ke perubahan perilaku masyarakat dan akan memberi kesempatan pada individu untuk menemukan nilai yang baru. Pendidikan mempengaruhi sikapdan tingkah laku manusia. Berdasarkan hasil penelitian Dosriani (2010) bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu, maka pengetahuan ibu dalam mengambil keputusan akan semakin luas.

2.6.3 Pekerjaan Ibu

Status pekerjaan diduga mempunyai kaitan dengan pola pemberian ASI. Tumbelaka menyatakan bahwa kemajuan teknologi, perkembangan industri, urbanisasi dan pengaruh budaya barat telah menyebabkan pergeseran nilai-nilai sosial, ekonomi dan budaya masyarakat (Hastuti,2005)

Ibu yang bekerja secara formal akan memberikan pengganti ASI pada waktu ibu tersebut mulai aktif kembali bekerja. Ibu yang bekerja menaikkan resiko terjadinya pola menyusui non-Eksklusif.

2.6.4 Penghasilan Keluarga

Berdasarkan penelitian Purwanti (2004) diketahui bahwa ibu dengan sosial ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibanding ibu dengan sosial ekonomi tinggi. Semakin tinggi status sosial ekonomi semakin rendah rata-rata pemberian ASI Eksklusif.

2.6.5 Paritas

Penelitian yang dilakukan Wadud (2013) ada hubungan bermakna antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu paritas rendah bila jumlah anak kurang dari tiga sedangkan paritas tinggi adalah bila anak lebih dari atau sama dengan tiga. Prevalensi menyusui Eksklusif meningkat dengan bertambahnya jumlah anak, karena prevalensi anak ketiga atau lebih akan lebih banyak yang disusui Eksklusif dibandingkan dengan anak kedua dan pertama sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif.

Tingkat paritas telah banyak menentukan perhatian dalam kesehatan ibu dan anak. Dikatakan demikian karena terdapat kecenderungan kesehatan ibu berparitas tinggi lebih baik dari pada ibu berparitas rendah ( Notoatmodjo,2012). 2.7 Perilaku

Perilaku merupakan keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Perilaku seseorang adalah sangat kompleks, dan mempunyai bentangan yang sang.at luas. Dipandang dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri. Dengan kata lain perilaku adalah apa yang dikerjakan olehorganisme, baik yang dapat diamati secara langsung ataupun secara tidak langsung (Hastuti, 2005).

Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan membedakan adanya 3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku, yakni kognitif (cognitif), afektif (afektif), dan psikomotorik (psychomotor). Dalam perkembangan selanjutnya 17

olehpara ahli pendidikan dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan praktis dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah perilaku yaitu:

2.7.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata) seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda – beda (Notoatmojdo, 2010).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, karena diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Wawan dan Dewi, 2011).

2.7.1.1Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggi) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Oleh sebab itu “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap suatu objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek dalam komponen – komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian – bagian didalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

2.7.1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan A.Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal – hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan 20

kualitas hidup. Pada umumnya seseorang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan mudah menerima informasi.

b) Pekerjaan

Menurut Thomas dalam buku Wawan dan Dewi (2011) pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja merupakan kegiatan yang menyita waktu.

c) Umur

Menurut Huclok (1998) dalam Wawan dan Dewi (2011) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercayai dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Umur sebagian dari pengalaman dankematangan jiwa

B. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

Menurut Notoatmodjo (2010) cara memperoleh pengetahuan sebagai berikut:

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba lagi.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan – pimpinan masyarakat baik formal ataupun informal ahli agama, pemegang pemerintah dan berbagai prinsip orang lain yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

d. Cara moderen dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut dengan metode penelitian.

2.7.2 Sikap

Sikap merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Melalui sikap, 22

kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan – tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya (Wawan dan Dewi, 2011).

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2012) sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa sikap mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

a. Kepercayaan(keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi mempunyai peranan yang penting.

Menurut Notoatmodjo (2012), sikap terdiri dari berbagai tingkatan, seperti yang dimiliki oleh pengetahuan, yaitu :

1. Menerima (receiving)

Menerima, diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima dan memperhatikan stimulus yang diberikan oleh suatu subjek.

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ketiga. 4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segera resiko adalah sikap yang paling tinggi.

2.7.3 Tindakan atau Praktik (Practice)

Menurut Notoatmodjo (2010) praktik atau tindakan dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya yaitu:

1. Praktik terpimpin (guided response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

Dokumen terkait