• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat

Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016 A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

5. Penghasilan Keluarga per bulan: 6. Paritas ( Jumlah Anak) :

B. PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara

Beri tanda silanf ( x ) pada jawaban yang anda pilih Keterangan jawaban :

a. Tahu (T) dengan nilai 1

b. Tidak tahu (TT) dengan nilai 0

No PERTANYAAN Tahu Tidak

Tahu 1 ASI Eksklusif adalah pemberian ASI

tanpa pemberian makan tambahan lain pada umur 0-6 bulan

2 Tujuan ASI Eksklusif adalah

memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit

(2)

mengandung gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan termasuk kecerdasan bayi

4 Pertama kali pemberian ASI Ekslusif diberikan segera setelah melahirkan 5 Kolostrum adalah air susu yang

pertama kali keluar

6 ASI Ekslusif perlu dilakukan secara rutin sampai bayi berumur 6 bulan 7 Produksi ASI ditentukan oleh aktivitas

hormon prolaktin di kelenjar otak, sehingga perlu mengkonsumsi makanan yang memiliki kecukupan gizi untuk produksi ASI

8 Manfaat pemberian kolostrum dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan mengandung zat anti infeksi 9 Salah satu kerugian dalam pemberian

Pengganti ASI ( PASI) adalah PASI mudah tercemar oleh kuman

10 Kolostrum berwarna kuning

11 ASI tidak diberikan menggunakan botol, cangkir, maupun dot

12 Selain membentuk zat antibodi, manfaat ASI melindungi bayi dari infeksi

pencernaan

13 Manfaat ASI untuk ibu adalah menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan serta membuat ibu lebih cepat langsing 14 Pemberian ASI juga dapat mencegah

kanker pada ibu

(3)

C. KUESIONER SIKAP IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF a. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan

pendapat saudara

b. Berikan tanda contreng (x) pada jawaban yang anda pilih Keterangan jawaban :

Pertanyaan Positif

a. Sangat tidak setuju (STS) dengan nilai 1 b. Tidak setuju (TS) dengan nilai 2

c. Ragu-ragu (RG) dengan nilai 3 d. Setuju (S) dengan nilai 4

e. Sangat setuju (SS) dengan nilai 5 Pertanyaan Negatif

a. Sangat setuju (SS) dengan nilai 1 b. Setuju (S) dengan nilai 2

c. Ragu-ragu (RG) dengan nilai 3 d. Tidak setuju (TS) dengan nilai 4

e. Sangat tidak setuju (STS) dengan nilai 5

NO PERTANYAAN SS S RG TS STS

1 ASI diberikan segera setelah ibu melahirkan

2 Informasi tentang ASI penting bagi ibu

3 Ibu memberikan ASI pada bayinya satu kali dalam sehari 4 Ibu tidak memberikan ASI

kepada bayinya karena percaya ASI yang pertama kali keluar adalah susu basi 5 ASI ekslusif akan

memberikan manfaat bagi ibu, bayi dan negara

(4)

mempunyai anak

7 Ibu memakan makanan yang bervariasi untuk memenuhi gizi serta mendukung kelancaran produkasi ASI 8 Dalam pemberian ASI

diperlukan keahlian atau perlakuan khusus dan benar oleh ibu ketika menyusui 9 Suami tidak ikut campur

dalam dukungan pemberian ASI Eksklusif

10 Pemberian ASI hanya perlu dilakukan ketika bayi menangis

11 Pemberian kolostrum

menimbulkan diare pada bayi 12 ASI yang diberikan kepada

bayi bersamaan dengan makanan dan minuman 13 Untuk memenuhi kebutuhan

pada bayi , ibu harus memakan makanan yang mahal agar tercukupi gizi dalam ASI

14 Jika ibu mampu memberikan ASI maka bayi tidak

diberikan susu formula 15 Pemberian ASI Eksklusif

(5)

D. KUESIONER TINDAKAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF

1. Apakah ibu memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan (ASI ekslusif) sampai bayi minimal berusia 6 bulan?

a. Ya b. Tidak

2. Jika “Ya” apa alasan Ibu?,sebutkan…

(6)

Lampiran 2

MASTER DATA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

No Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Paritas

Pengetahuan Sikap

Tindakan Total Kategori Total Kategori

1 1 2 1 1 1 6 2 31 2 1

2 2 3 1 1 2 5 1 68 5 0

3 1 2 2 1 1 10 2 35 2 1

4 2 2 1 1 2 15 3 68 5 0

5 1 3 2 2 1 11 3 36 2 1

6 2 2 1 1 1 6 2 38 2 1

7 2 3 1 2 1 6 2 34 2 1

8 1 3 2 1 1 3 1 38 2 1

9 2 3 2 1 1 15 3 34 2 1

10 2 2 1 2 1 6 2 36 2 1

11 2 3 2 1 2 3 1 24 1 1

12 1 2 2 1 1 15 3 27 2 1

13 1 3 2 1 1 7 2 29 2 1

14 2 2 1 2 2 15 3 66 5 0

(7)

16 1 1 1 1 1 6 2 44 3 1

17 1 2 2 2 1 5 1 48 3 1

18 1 3 2 2 1 7 2 32 2 1

19 1 2 1 1 2 7 2 56 4 0

20 1 2 1 1 2 10 2 26 1 1

21 1 3 1 1 1 15 3 52 4 0

22 1 3 1 1 1 11 3 40 3 1

23 1 2 1 2 1 6 2 39 3 1

24 1 3 1 2 1 6 2 44 3 1

25 1 2 2 2 1 15 3 57 4 0

26 1 3 1 1 1 11 3 40 3 1

27 1 2 2 2 1 6 2 39 3 1

28 1 2 1 1 1 5 1 48 3 1

29 2 3 2 2 1 9 2 44 3 1

30 2 2 1 1 2 6 2 65 5 0

31 1 2 1 1 1 6 2 28 2 1

32 2 1 2 1 1 15 3 24 1 1

33 1 2 1 2 2 6 2 38 2 1

34 2 3 2 2 2 15 3 60 4 0

(8)

36 1 2 1 2 2 6 2 37 2 1

37 1 3 2 1 1 9 2 37 2 1

38 1 3 1 1 1 6 2 44 3 1

39 2 3 2 1 2 7 2 55 4 0

40 1 3 1 1 1 10 2 30 2 1

41 2 2 1 1 2 15 3 52 4 0

42 1 3 2 1 1 11 3 38 2 1

43 1 3 2 2 1 6 2 42 3 1

44 1 3 1 1 1 7 2 36 2 1

45 1 3 2 1 1 15 3 34 2 0

46 2 3 1 2 2 7 2 46 3 1

47 1 3 2 2 1 6 2 44 3 1

48 1 3 1 1 1 15 3 56 4 1

49 1 3 2 1 1 5 1 55 4 1

50 2 2 1 1 2 15 3 55 4 0

51 1 2 1 1 2 11 3 36 2 1

52 1 3 1 2 1 6 2 34 2 1

53 1 2 2 2 1 5 1 48 3 1

54 1 3 1 2 1 9 2 44 3 1

(9)

56 1 3 2 2 2 6 2 52 4 1

57 1 3 2 1 1 15 3 52 4 0

58 1 2 2 2 1 11 3 38 2 1

59 1 4 2 1 1 6 2 35 2 1

60 1 2 2 1 1 6 2 32 2 1

61 2 2 1 2 2 15 3 56 4 0

62 1 3 1 1 1 11 3 32 2 1

63 1 3 2 2 2 6 2 36 2 1

64 1 2 1 1 1 15 3 35 2 1

65 1 2 2 2 1 6 2 36 2 1

66 1 2 1 1 1 15 3 55 4 0

67 2 2 2 1 2 11 3 37 2 1

68 1 2 1 1 2 6 2 35 2 1

69 1 3 2 1 1 9 2 32 2 1

70 1 3 1 1 2 6 2 38 2 1

71 2 3 1 1 2 5 1 55 4 0

72 2 2 1 1 2 10 2 35 2 1

73 1 3 1 2 1 15 3 52 4 0

74 1 2 1 1 1 11 3 28 2 1

(10)

76 1 3 1 2 2 6 2 29 2 1

77 2 2 1 1 2 15 3 52 4 0

78 1 2 1 1 1 11 3 38 2 1

79 2 3 2 1 2 6 2 38 2 1

80 1 3 1 2 2 15 3 52 4 0

81 1 3 2 1 1 11 3 36 2 1

82 1 3 2 2 1 6 2 31 2 1

83 1 3 1 2 1 9 2 30 2 1

84 1 4 3 1 1 6 2 28 2 1

(11)

Lampiran3 Output Data

ANALISIS UNIVARAT Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-35 tahun 61 71,8 71,8 71,8

< 20 dan >35 tahun 24 28,2 28,2 100,0

Total 85 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

SD 2 2,4 2,4 2,4

SMP 36 42,4 42,4 44,7

SMA 44 51,8 51,8 96,5

PT 3 3,5 3,5 100,0

Total 85 100,0 100,0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Ibu Rumah tangga 48 56,5 56,5 56,5

wiraswasta 35 41,2 41,2 97,6

PNS 2 2,4 2,4 100,0

Total 85 100,0 100,0

Penghasilan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

<=Rp.1.870.000 53 62,4 62,4 62,4

>Rp.1.870.000 32 37,6 37,6 100,0

(12)

paritas

Frequency Percent

Valid

Percent Cumulative Percent

Valid <=2 56 65,9 65,9 65,9

>2 29 34,1 34,1 100,0

Total 85 100,0 100,0

p1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid T 85 100,0 100,0 100,0

p2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(13)

p6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TT 14 16,5 16,5 16,5

T 71 83,5 83,5 100,0

(14)

p12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(15)

s1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 4 4,7 4,7 4,7

TS 21 24,7 24,7 29,4

RG 7 8,2 8,2 37,6

S 39 45,9 45,9 83,5

SS 14 16,5 16,5 100,0

Total 85 100,0 100,0

s2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 4 4,7 4,7 4,7

TS 17 20,0 20,0 24,7

RG 13 15,3 15,3 40,0

S 32 37,6 37,6 77,6

SS 19 22,4 22,4 100,0

Total 85 100,0 100,0

s3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 17 20,0 20,0 20,0

TS 39 45,9 45,9 65,9

RG 11 12,9 12,9 78,8

S 7 8,2 8,2 87,1

SS 11 12,9 12,9 100,0

(16)

s4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 6 7,1 7,1 7,1

TS 16 18,8 18,8 25,9

RG 26 30,6 30,6 56,5

S 31 36,5 36,5 92,9

SS 6 7,1 7,1 100,0

Total 85 100,0 100,0

s5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 3 3,5 3,5 3,5

TS 28 32,9 32,9 36,5

RG 18 21,2 21,2 57,6

S 16 18,8 18,8 76,5

SS 20 23,5 23,5 100,0

Total 85 100,0 100,0

s6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 3 3,5 3,5 3,5

TS 26 30,6 30,6 34,1

RG 38 44,7 44,7 78,8

S 6 7,1 7,1 85,9

SS 12 14,1 14,1 100,0

(17)

s7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 11 12,9 12,9 12,9

TS 43 50,6 50,6 63,5

RG 13 15,3 15,3 78,8

S 15 17,6 17,6 96,5

SS 3 3,5 3,5 100,0

Total 85 100,0 100,0

s8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 3 3,5 3,5 3,5

TS 28 32,9 32,9 36,5

RG 41 48,2 48,2 84,7

S 10 11,8 11,8 96,5

SS 3 3,5 3,5 100,0

Total 85 100,0 100,0

s9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 34 40,0 40,0 40,0

TS 39 45,9 45,9 85,9

RG 1 1,2 1,2 87,1

S 10 11,8 11,8 98,8

SS 1 1,2 1,2 100,0

(18)

s10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 1 1,2 1,2 1,2

TS 64 75,3 75,3 76,5

RG 1 1,2 1,2 77,6

S 19 22,4 22,4 100,0

Total 85 100,0 100,0

s11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TS 48 56,5 56,5 56,5

RG 29 34,1 34,1 90,6

S 3 3,5 3,5 94,1

SS 5 5,9 5,9 100,0

Total 85 100,0 100,0

s12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid STS 1 1,2 1,2 1,2

TS 64 75,3 75,3 76,5

RG 14 16,5 16,5 92,9

S 2 2,4 2,4 95,3

SS 4 4,7 4,7 100,0

(19)

s13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

ya 21 24,7 24,7 24,7

tidak 64 75,3 75,3 100,0

(20)

ANALISIS BIVARIAT

Umur *Tindakan Pemberian ASI Eksklusif

Crosstab

< 20 dan >35 tahun umurk

10,725 1 ,001 ,002 ,001

,002 ,001

Computed only f or a 2x2 table a.

0 cells (,0%) hav e expect ed count less than 5. The minimum expected count is 5,93. b.

(21)

Pendidikan * Tindakan Pemberian ASI Eksklusif

(22)

Pekerjaan * Tindakan Pemberian ASI Eksklusif

(23)

Penghasilan* Tindakan Pemberian ASI Eksklusif

Computed only f or a 2x2 table a.

0 cells (,0%) hav e expect ed count less than 5. The minimum expected count is 7,91. b.

(24)

Paritas * Tindakan Pemberian ASI Eksklusif

12,677 1 ,000 ,001 ,000

,001 ,000

Computed only f or a 2x2 table a.

0 cells (,0%) hav e expect ed count less than 5. The minimum expected count is 7,16. b.

(25)

Pengetahuan * Tindakan Pemberian ASI Eksklusif

(26)
(27)

Chi-Square Tests

66,307a 4 ,000 ,000

69,278 4 ,000 ,000

61,187 ,000

52,125b 1 ,000 ,000 ,000 ,000

85 Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

6 cells (60,0%) hav e expect ed count less t han 5. The minimum expected count is ,74. a.

(28)

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun

2016

No Pengetahuan Tahu Tidak Tahu

f % F %

1 ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa pemberian makan tambahan lain pada umur 0-6 bulan

85 100,0 0 0

2 Tujuan ASI Eksklusif adalah memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit

80 94,1 5 5,9

3 Manfaat ASI Ekslusif pada bayi adalah bayi mendapat zat antibodi alami serta

mengandung gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan termasuk kecerdasan bayi

23 27,1 62 72,9

4 Pertama kali pemberian ASI Ekslusif

diberikan segera setelah melahirkan 59 69,4 26 30,6 5 Kolostrum adalah air susu yang pertama kali

keluar 38 44,7 47 55,3

6 ASI Ekslusif perlu dilakukan secara rutin

sampai bayi berumur 6 bulan 34 40,0 51 60,0 7 Produksi ASI ditentukan oleh aktivitas

hormon prolaktin di kelenjar otak, sehingga perlu mengkonsumsi makanan yang memiliki kecukupan gizi untuk produksi ASI

37 43,5 48 56,5

8 Manfaat pemberian kolostrum dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan mengandung zat anti infeksi

63 74,1 22 25,99

9 Salah satu kerugian dalam pemberian Pengganti ASI ( PASI) adalah PASI mudah tercemar oleh kuman

33 38,8 52 61,2

10 Kolostrum berwarna kuning 46 54,1 39 45,9 11 ASI tidak diberikan menggunakan botol,

cangkir, maupun dot 71 83,5 14 16,5

12 Selain membentuk zat antibodi, manfaat ASI

melindungi bayi dari infeksi pencernaan 61 71,8 24 28,2 13 Manfaat ASI untuk ibu adalah menambah

panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan serta membuat ibu lebih cepat langsing

39 45,9 46 54,1

14 Pemberian ASI juga dapat mencegah kanker

pada ibu 57 67,1 28 32,9

15 MPASI bisa memicu alergi pada bayi,

(29)

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu

Tahun 2016

1 ASI diberikan segera

setelah ibu melahirkan 14 4,7 39 45,9 39 45,9 21 24,7 4 4,7 2 Informasi tentang ASI

penting bagi ibu 19 22,4 32 37,6 13 15,3 17 20,0 4 4,7 3 Ibu memberikan ASI pada

bayinya satu kali dalam

sehari 11 12,9 7 8,2 11 12,9 39 45,9 17 20,0

4 Ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya karena percaya ASI yang pertama kali keluar adalah susu basi

6 7,1 31 36,5 26 30,6 16 18,8 6 7,1

5 ASI ekslusif akan memberikan manfaat bagi

ibu, bayi dan negara 20 23,5 16 18,8 18 21,2 28 32,9 3 3,5 6 Pendidikan Kesehatan

tentang ASI Eksklusif

8 Dalam pemberian ASI diperlukan keahlian atau perlakuan khusus dan benar oleh ibu ketika menyusui

3 3,5 10 11,8 41 48,2 28 32,9 3 3,5

9 Suami tidak ikut campur dalam dukungan

pemberian ASI Eksklusif 1 1,2 10 11,8 1 1,2 39 45,9 34 40,0 10 Pemberian ASI hanya

perlu dilakukan ketika bayi

menangis 0 0 19 22,4 1 1,2 64 75,3 1 1,2

11 Pemberian kolostrum menimbulkan diare pada

bayi 5 5,9 3 3,5 29 34,1 48 56,5 0 0

12 ASI yang diberikan kepada bayi bersamaan dengan

makanan dan minuman 4 4,7 2 2,4 14 16,5 64 75,3 1 1,2 13 Untuk memenuhi

kebutuhan pada bayi , ibu harus memakan makanan yang mahal agar tercukupi gizi dalam ASI

5 5,9 1 1,2 6 7,1 47 55,3 26 30,6

14 Jika ibu mampu memberikan ASI maka bayi tidak diberikan susu formula

(30)

15 Pemberian ASI Eksklusif diberikan sampai bayi

(31)
(32)
(33)
(34)

DAFTAR PUSTAKA

Arini, H. 2012. Hubungan Umur Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pemberian Asi Eksklusif, http://aperlindraha.wordpress.com. (diakses pada tanggal 11 Desember 2015)

Azwar,A.1999. Pengantar Epidemiologi.Binarupa.Aksara.Jakarta

Dahlan, A; F. Mubin; Dian Nintyasari Mustika(2013)."Hubungan Status Pekerjaan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan Kota Semarang." Jurnal Kebidanan2(2). Dahlan, M Sopiyudin. 2013. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan.

Jakarta: Salemba Medika

Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu.2014.Profil Kesehatan Tahun 2013.Rantauprapat

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2013. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun2013.Medan

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. 2005.Manajemen Laktasi. Jakarta

Departemen Kesehatan RI.Nomor 450/MENKES/SK/VI/2004 Tentang Pemberian ASI secara Eksklusif di Indonesia

Dosriani. Selli.2010. Perilaku Ibu Menyusui tentang Pemberian ASI Eksklusif di Desa Sukaraya Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. http://jurnal.uda.ac.id/files/Judul%207_%20Selli_FIK%20tuk%20jurnal %20vol%2023.pdf. Diakses, tanggal 03 Agustus 2015

Fikawati, S. dan A. Syafiq (2009). "Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif." Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional4(3).

Ginting, D; N. Sekarwarna; Hadyana Sukandar. (2013). Pengaruh karakteristik, faktor internal dan eksternal ibu terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi usia< 6 bulan di wilayah kerja puskesmas Barusjahe Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.

(35)

Hastuti. Ing Mariani. 2005. Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Keluarahan Pahlawan Kecamatan Binjai Utara Tahun 2005. Skripsi. FKM-USU Medan Juliastuti, Rani. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Status Pekerjaan Ibu,

dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto.Tesis.Universitas Sebelas Maret Surakarta

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta .2014. Pusat Data dan Informasi (Situasi dan Analisis ASI Eksklusif). Kementrian Kesehatan RI. Jakarta Selatan Maryunani. Anik. 2012. Inisiasi Menyusui Dini ASI Eksklusif dan Manajemen

Laktasi.Jakarta : CV. Trans Info Media

Mitraning, W. (2014). "Hubungan antara Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, dan Sikap Ibu Bayi dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Krobokan Kota Semarang Tahun 2013." Skripsi, Fakultas Kesehatan

Mubarak, W.I. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2010.Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. . 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

(36)

Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif

Perinasia.1990. Melindungi, meningkatkan dan mendukung menyusui. Jakarta Purwanti.H.S.,2004.Konsep Penerapan ASI Eksklusif.Jakarta :EGC

Puskesmas Janji.2013. Profil Kesehatan Puskesmas Janji Tahun 2013

Provewati. Atikah dan Eni Rahmawati. 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: NuMed

Roesli.2002. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda .2005. Mengenal ASI Eksklusif-Seri 1. Jakarta : Pustaka Bunda

Sarbini, D. dan L. Hidayati (2008). "Hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dan pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Jebres Kotamadya Surakarta."

Undang-undangan RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Wadud, Musrsida A.2013. Hubungan Umur Dan Paritas Dengan Pemberian ASI eksklusif pada Bayi Berusia 0-6 Bulan di Puskesmas Pembina Palembang Tahun 2013.http://poltekkespalembang.ac.id/userfiles/files/ hubungan_umur_ibu_dan_paritas_dengan_pemberian_asi_eksklusif_pad a_bayi_berusia_0.pdf . ( diakses pada tanggal 01 September 2015)

Wawan. A dan Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Widiastuti.Kurnia.

2013.HubunganPengetahuandanSikapIbutentangPemberian ASI Serta Pemberian ASI Eksklusifdengan Status GiziBalitaUsia 6-24 Bulan di KeluarahanKampungKajananKecamatanBuleleng.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei analitik dengan desain cross sectional yang dimaksudkan untuk mengetahui dan menggambarkan

hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian ASI Esklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu tahun 2016, pengukuran atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada data variabel independen dan dependen (sekali waktu).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Desember 2015 sampai dengan Januari 2016.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak yang berumur 7-12 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu tahun 2016yaitu sebanyak 544 anak.

3.3.2 Sampel

(38)

�= N 1 + N X e²

Keterangan :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

e = persen kelonggaran ketidakteilian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan ( 0,1)

Jumlah sampel yang diambil dari populasi penelitian ini adalah sebanyak

� = 544

1+544 � 0,1 ² = 84,47 = 85

Dalam penelitian ini peneliti menetapkan besar sampel sebanyak 85 orang Besar sampel ditetapkan dengan menggunakan metode purposive sampling. Kriteria probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah kriteria inklusi, yaitu:

1. Ibu yang mempunyai anak 7-12 bulan 2. Bersedia menjadi responden

3. Berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu.

(39)

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Menurut Populasi

No Nama Desa Jumlah Populasi Perhitungan Sampel 1 Desa Aek Biru

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden yang berisi daftar pertanyaan serta jawaban yang telah disiapkan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini dari instansi terkait penelitian, yaitu : - Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu

(40)

3.5 Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Dependen

Variabel dependen adalah pemberian ASI Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif adalah tindakan yang dilakukan ibu menyusui apakah memberikan ASI atau tidak secara Eksklusif, tanpa ada cairan atau makanan lain selain ASI sampai usia 6 bulan

3.5.2 Variabel Independen

1. Umur ibu adalah lama waktu perjalanan hidup ibu menyusui dimulai dari sejak dilahirkan sampai sekarang, yang dinyatakan dalam tahun. 2. Pendidikan ibu adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh ibu

menyusui, yang terdiri dari tingkat SD, SLTP, SMA, PT.

3. Pekerjaan adalah kegiatan yang ibu menyusui lakukan yang dapat menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

4. Pendapatan adalah keuangan keluarga yang dihasilkan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.

5. Paritas adalah jumlah anak hidup yang pernah dilahirkan ibu.

6. Pengetahuan ibu yaitu menyangkut hal yang diketahui ibu mengenai ASI Eksklusif

7. Sikap ibu adalah respon yang diberikan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif.

(41)

3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Metode Pengukuran Karakteristik

Untuk melihat metode pengukuran karakteristik dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Karakteristik

No Variabel Kriteria Skala Ukur

1.

3.6.2 Metode Pengukuran Pengetahuan

Untuk mengetahui pengetahuan respondendiukur melalui 15 pertanyaan, apabila responden menjawab benar maka diberi nilai 1 sedangkan responden yang menjawab salah diberi niai 0 . Pengetahuan menggunakan

(42)

a. Jika responden mengetahui ≤ 5 pertanyaan, maka dikategorikan Tidak Tahu (TT)

b. Jika responden mengetahui 6-10 pertanyaan, maka dikategorikan Cukup Tahu (CT)

c. Jika responden mengetahui > 10 pertanyaan, maka dikategorikan Tahu (T)

3.6.3 Metode Pengukuran Sikap

Aspek pengukuranvariabelsikapdikategorikan menjadi limatingkatan,yaitu: Tabel 3.3 Aspek PengukuranSikap

No Variabel Bobot Nilai

1. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Tidak Setuju (TS)

3. Ragu-ragu (RG) 4. Setuju (S)

5. Sangat Setuju (SS)

1

Untuk mengetahui sikapdiukur melalui 15 pertanyaan, menggunakan skala ordinal dengan teknik pilihan jawaban :

a. Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor ( 15-26) b. Tidak Setuju (TS) dengan skor (27-38)

c. Ragu-ragu (RG) dengan skor (39-50) d. Setuju (S) dengan (51-62)

e. Sangat Setuju (SS) dengan skor (63-75)

(43)

3.6.4 Metode Pengukuran Pemberian ASI Eksklusif

Tabel 3.4 Aspek PengukuranVariabel Dependen

No Variabel Kriteria Skala Ukur

1. Pemberian ASI Eksklusif

0 Ya 1 Tidak

Nominal

3.7Teknik Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan langkah – langkah sebagai berikut: 1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Koding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari kategori.

3. Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer.

3.8Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini adalah analisis bivariat menggunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan, dansikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. Apabila dengan uji chi square tidak memenuhi syarat maka dilanjutkan dengan fisher exact.

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Janji terletak di Jalan Lintas Sumatera Desa Janji kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatudengan luas wilayah 2.561 km². Wilayah kerja Puskesmas Janji terdiri dai 8 desa yaitu : Desa Aek Buru Selatan, Desa AFD I, Desa AFD II, Desa Bandar Kumbul, Desa Janji, Desa Kampung Baru, Desa Sibargot dan Desa Tanjung Medan.

Puskesmas Janji mempunyai 4 unit puskesmas pembantu diantaranya Puskesmas Pembantu Sibargot, Puskesmas Pembantu Tebangan, Puskesmas Pembantu Bandar Kumbul dan Puskesmas Pembantu Tanjung Medan. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Janji tahun 2016 adalah 35.192 jiwa yang terdiri dari 17.884 jiwa laki-laki dan 17.308 jiwa perempuan.

(45)

4.2 Distribusi Proporsi Karakteristik, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

Untuk melihat distribusi proporsi karakteristik, pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

4.1 Distribusi Proporsi Karakteristik, Pengetahuan, Sikap danTindakan Ibu dalam pemberian ASI Eksklusif di Wilayah KerjaPuskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016 No Variabel Dependen dan

(46)

6 Pengetahuan

Tidak Tahu 8 9,4

Cukup Tahu 46 54,1

Tahu 31 36,5

Total 85 100,0

7 Sikap

Sangat Tidak Setuju 3 3,5

Tidak Setuju 44 51,8

Ragu-Ragu 15 17,6

Setuju 18 21,2

Sangat Setuju 5 5,9

Total 85 100,0

8 Pemberian ASI Eksklusif

Ya 21 24,7

Tidak 64 75,3

Total 85 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat berdasarkan umur, proporsi umur responden mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 61 responden (71,8%) dan umur responden yang berumur < 20 dan > 35 tahun sebanyak 24 responden ( 28,2%). Latar belakang pendidikan terakhir responden, mayoritas pendidikan responden adalah SMA sebanyak 44 orang(51,8 %) disusul lulusan tingkat SMP sebanyak 36 orang (42,4%), lulusan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 3 orang (3,5%) dan lulusan SD sebanyak 2 orang (2,4%) .

Pekerjaan mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 48 orang (56,5%). Selanjutnya wiraswasta sebanyak 35 orang (41,25%) dan Pegawai Negeri Sipi (PNS) sebanyak 2 orang (2,4%). Penghasilan mayoritas responden

adalah ≤ Rp. 1.870.000 sebanyak 53 (62,4%) sedangkan penghasilan

>Rp.1.870.000 hanya 32 orang (37,6%).

(47)

Jumlah anak responden paling banyak adalah ≤2 sebanyak 56 responden

(65,9%) dan jumlah anak responden >2 sebanyak 29 responden (34,1%). Pengetahuan responden yang menjawab cukup tahu sebanyak 46 responden (54,1%), yang menjawab tahu sebanyak 31 responden (36,5%) dan yang menjawab tidak tahu sebanyak 8 responden (9,4%).

Sikap responden diperoleh data sebanyak 44 responden (51,8%) mempunyai sikap tidak setuju terhadap pemberian ASI Eksklusif, 18 responden (21,2%) mempunyai sikap setuju, sebanyak 15 responden (17,6%) mempunyai sikap ragu-ragu terhadap pemberian ASI Eksklusif, sebanyak 5 responden (5,9%) mempunyai sikap sangat setuju terhadap pemberian ASI Eksklusif, dan 3 responden (3,5%) mempunyai sikap sangat tidak setuju terhadap pemberian ASI Eksklusif. Kemudian dilihat dari tindakan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif, responden yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 64 orang (75,3%) dan yang berhasil memberikan ASI Eksklusif hanya 21 orang ( 24,7%).

4.3 Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016 dilakukan menggunakan analisis bivariat dengan uji chi square dan disajikan dalam bentuk tabel tunggal. Secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut :

(48)

4.2 Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

Variabel Independen

Variabel Dependen

Pemberian ASI Eksklusif Jumlah

(49)

Tidak Setuju 1 2,3 43 97,7 44 100

Ragu-ragu 0 0 15 100 15 100 0,0001

Setuju 15 83,3 3 16,7 18 100

Sangat Setuju 5 100 0 0 5 100

Jumlah 21 24,7 64 75,3 85 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016. 4.3.1 Hubungan Umur dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas hasil tabulasi silang antara umur dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016 diperoleh data dari 61 responden dengan umur 20-35 tahun sebanyak 9 responden (14,8%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 52 responden (85,2%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Sedangkan dari 24 responden dengan umur <20 dan >35 tahun sebanyak 12 responden (50,0%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 12 responden (50,0%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

ρ< 0,05 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan antara umur dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

(50)

4.3.2 Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas hasil tabulasi silang antara pendidikan dengan pemberian ASI Eksklusif di di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016 diperoleh data dari 44 responden dengan pendidikan SMA sebanyak 10 responden (22,7%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 34 responden (77,3%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Dari 2 responden dengan pendidikan SD semuanya (100%) tidak memberikan ASI Eksklusif.

Analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 4 sel yang nilai expected count kurang dari 5 sehingga menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai ρ> 0,05 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

4.3.3 Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas hasil tabulasi silang antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerjaPuskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016 diperoleh data dari 48 responden ibu rumah tangga sebanyak 15 ibu (31,2%) memberikan ASI Eksklusif dan 33 ibu rumah tangga (68,8%) tidak memberikan ASI Ekskusif. Dari 2 ibu yang PNS semuanya tidak memberikan ASI Eksklusif (100%).

(51)

Analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel yang nilai expected count kurang dari 5 sehingga menggunakan uji Exact Fisher diperoleh nilai ρ> 0,05 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

4.3.4 Hubungan Penghasilan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas hasil tabulasi silang antara penghasilan dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016 diperoleh data bahwa dari 53

responden dengan penghasilan ≤UMK Rp.1.870.000 sebanyak 14 responden

(26,4%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 39 responden (73,6%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Dari 32 responden dengan penghasilan >UMK Rp. 1.870.000 sebanyak 7 orang (7,9%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 25 ibu (24,1%) tidak memberikan ASI Eksklusif .

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

ρ> 0,05, sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa tidak ada hubugan antara penghasilan dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

(52)

4.3.5 Hubungan Paritas dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas hasil tabulasi silang antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerjaPuskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016 diperoleh data bahwa dari 56 responden

dengan jumlah ≤2 sebanyak 7 responden (12,5%) memberikan ASI Eksklusif dan

sebanyak 49 responden (87,5%) tidak memberikan ASI Eksklusif sedangkan dari 29 responden dengan jumlah anak >2, sebanyak 14 responden (48,3%) memberikan ASI Eksklusif dan 15 responden ( 51,7%) tidak memberikan ASI Eksklusif

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square nilai ρ< 0,05 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubugan antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

4.3.6 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016 diperoleh data bahwa dari 46 responden yang cukup tahu sebanyak 5 responden (10,9%) yang memberikan ASI Ekskusif dan 41 responden (89,1%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Sedangkan dari 8 responden yang tidak tahu sebanyak 2 responden (25,0%)

(53)

memberikan ASI Eksklusif dan 6 responden (75,0%) tidak memberikan ASI Eksklusif dan dari 31 responden yang tahu sebanyak 14 responden (45,2%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 17 responden (54,8 %) lainnya tidak memberikan ASI Eksklusif.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat satu sel yang nilai expected count kurang dari 5 sehingga menggunakan uji exact Fisher diperoleh nilai ρ< 0,05 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubugan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

4.3.7 Hubungan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas hasil tabulasi silang antara sikap dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016 diperoleh data bahwa dari 44 responden yang mempunyai sikap tidak setuju terdapat 1 responden (2,3%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 43 responden ( 97,7%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Dari 5 responden yang mempunyai sikap sangat setuju semuanya memberikan ASI Eksklusif (100%).Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 6 sel yang nilai expected count kurang dari 5 sehingga menggunakan uji exact Fisher diperoleh nilai ρ< 0,05 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan sikap dengan pemberian ASI Eksklusif .

(54)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden terdiri dari lima variabel yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan danparitas.

5.1.1 Hubungan Umur dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden paling banyak berada pada kelompok umur 20-35 tahun. Dari 61 responden dengan umur 20-35 tahun sebanyak 9 responden (14,8%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 52 responden (85,2%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif dan 24 responden dengan umur <20 dan >35 tahun lainnya sebanyak 12 responden (50,0%) yang memberikan ASI Eksklusif dan 12 responden (50,0%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-sguare diperoleh nilai

ρ< 0,05 sehingga secara statistik dapat diartikan bahwa ada hubungan antara umur dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

(55)

Pengalaman ibu dalam pemberian ASI Eksklusif masih rendah, terlihat ketika wawancara banyak ibu beralasan bahwa mereka lebih memberikan makanan tambahan seperti bubur, air tajin dan madu dari pada menyusui bayinya. Mereka lebih memilih memberikan makanan tambahan karena pengalaman mereka pada dasarnya masih kurang sehingga belum ada tanggung jawab yang dimiliki. Sedangkan ibu yang berumur >35 tahun sudah mempunyai tanggung jawab dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Karena semakin tua seseorang memiliki kharakteristik tanggung jawab sendiri.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wadud (2013) di Puskesmas Pembina Palembang yang menyatakan bahwa ada hubungan umur dengan pemberian ASI Eksklusif dimana ibu yang berumur kurang dari 30 tahun belum mempunyai pengetahuan tentang pemberian ASI, sedangkan ibu yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai pengalaman dalam pemberian ASI Eksklusif. 5.1.2 Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pendidikan responden adalah pendidikan SMA. Dari 44 responden dengan pendidikan SMA, sebanyak 10 responden yang memberikan ASI Eksklusif dan 34 responden yang tidak memberikan ASI Ekskusif. Sedangkan dari 2 responden dengan pendidikan SD semuanya tidak memberikan ASI Eksklusif.

(56)

pendidikan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunann pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Janji menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi pemahaman responden akan pemberian ASI Eksklusif. Penulis berasumsi seharusnya dengan latar belakang pendidikan ibu paling tinggi SMA sebanyak 44 responden, mereka sudah memiliki pengetahuan mengenai pentingnya ASI namun pada kenyataannya responden malah mempunyai kecenderungan untuk mengabaikan kesehatan mereka dan gizi anak mereka. Berdasarkan hasil wawancara salah satu responden menggunakan kuesioner, responden tidak memberikan ASI kepada anaknya, karena sebagian responden tidak lagi menyusukan bayinya, berdasarkan pengalaman si ibu sejak kecil ibu sudah memberikan makanan tambahan. Sehingga menyusui bayi sudah tidak lagi penting bagi para ibu saat ini, ternyata kebiasaan nilai sosial budaya yang ada di daerah tersebut yang mempengaruhi keberhasilan ASI Eksklusif.

(57)

bentuk payudara ibu. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Dosriani (2010) bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu, maka pengetahuan ibu dalam mengambil keputusan akan semakin luas.

5.1.3 Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 48 responden. Dari 48 responden ibu rumah tangga sebanyak 15 ibu memberikan ASI Eksklusif dan 33 ibu tidak memberikan ASI Ekskusif. Dari 2 ibu yang PNS semuanya tidak memberikan ASI Eksklusif.

Hasil analisis statistikdengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 2 sel yang nilai expected count kurang dari 5 sehingga menggunakan uji exact Fisher diperoleh bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusifdi wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

(58)

bekerja, namun tetap saja mereka tidak memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dahlan,dkk (2013) di Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan kota Semarang menyatakan tidak ada hubungan pekerjaan dengan pemberian ASI Ekskusif. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Juliastuti (2011) bahwa ada hubungan pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang tidak bekerja cenderung memberikan ASI Eksklusif dari pada ibu bekerja.

5.1.4 Hubungan Penghasilan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghasilan mayoritas respoden

adalah ≤ Rp. 1.870.000. Dari 53 responden dengan penghasilan ≤UMK

Rp.1.870.000 sebanyak 15 responden yang memberikan ASI Eksklusif dan 38 responden yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Dari 32 responden dengan penghasilan >UMK Rp. 1.870.000 sebanyak 6 orang yang memberikan ASI Eksklusif dan 26 ibu tidak memberikan ASI Eksklusif .

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square bahwa tidak ada hubugan antara penghasilan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

(59)

dipengaruhi budaya setempat. Berdasarkan alasan yang dikemukakan responden, walaupun mereka tidak mampu membelikan susu formula, mereka lebih memilih untuk memberikan air tajin, pisang, dan air putih kepada anaknya. Karena kebiasaan masyarakat yang sudah turun temurun, mereka mengikuti budaya tersebut, dan sebagian dari mereka yang punya penghasilan diatas UMK lebih memilih untuk memberikan susu formula kepada bayinya.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian Sarbini dan Hidayati (2008) bahwa tidak ada hubungan penghasilan dengan pemberian ASI Eksklusif, semakin meningkatnya penghasilan maka semakin bertambah pula persentase pembelanjaan termasuk makanan pengganti ASI sehingga cenderung ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada anaknya. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Purwanti (2004) bahwa ibu dengan sosial ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibanding ibu dengan sosial ekonomi tinggi.

5.1.5 Hubungan Paritas dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas paritas responden adalah

paritas ≤ 2. Dari 56 responden dengan jumlah anak ≤2 sebanyak 7 responden

memberikan ASI Eksklusif dan sebanyak 49 responden tidak memberikan ASI Eksklusif sedangkan dari 29 responden dengan jumlah anak>2 sebanyak 14 responden memberikan ASI Eksklusif dan 15 responden tidak memberikan ASI Eksklusif.

(60)

kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

Tingkat paritas telah banyak menentukan perhatian dalam kesehatan ibu dan anak. Dikatakan demikian karena terdapat kecenderungan kesehatan ibu berparitas tinggi lebih baik dari pada ibu berparitas rendah ( Notoadmodjo,2003).

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Janji menunjukkan bahwa rendahnya jumlah paritas ibu mempengaruhi pengetahuan dan pengalaman ibu dalam menyusui anaknya. Karena jumlah paritas yang rendah belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menyusui anaknya. Berdasarkan alasan yang dikemukakan responden, ibu tidak memberikan ASI kepada anaknya karena ASI responden belum produktif maksimal. Sebagian ibu tidak mengasikan anaknya karena anak yang pertama tidak diberi ASI, responden lain juga mengatakan ASI mereka belum keluar sempurna, ada juga yang mengatakan bahwa anak ke empat baru diberi ASI ,karena pada saat itu ASI nya keluar.

(61)

maksimal sehingga kemungkinan ibu memberikan ASI Eksklusif lebih baik pada anak ketiga.

Sesuai dengan hasil penelitian Ginting ,dkk (2013) di Barusjahe Kabupaten Karo yang menyatakan bahwa ada pengaruh paritas ibu terhadap pemberian ASI pada anak usia <6 bulan, ibu yang memilki paritas multipara lebih memiliki pengalaman dalam menyusui dibandingkan ibu yang memilki paritas primipara.

5.1.6 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoadmodjo,2012).

Pengetahuan tentang ASI berupa apa saja yang diketahui responden tentang ASI. Adapun yang harus diketahui oleh responden mengenai ASI, yaitu pengertian ASI,kandungan ASI, manfaat menyusui bagi ibu maupun anaknya,manfaat kolostrum, manfaat memberikan ASI secara Eksklusif yang mampu menunjang pemberian ASI pada anaknya.

(62)

memberikan ASI Eksklusif dan 6 responden yang tidak memberikan ASI Eksklusif.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat satu sel yang nilai expected count kurang dari 5 sehingga menggunakan uji Exact Fisher bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Janji menunjukkan bahwa rendahnya pengetahuan responden diduga disebabkan antara lain kurangnya informasi dan kurangnya kemampuan responden untuk memahami informasi yang diterima. Dapat dilihat bahwa responden yang memberikan ASI Eksklusif memiliki pengetahuan yang cukup tentang ASI, dari 46 orang ibu yang berpengetahuan cukup hanya 5 orang ibu yang memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya dan 41 lainnya tidak memberikan ASI Eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu masih rendah tentang pentingnya ASI Eksklusif. Terlihat ketika mengisi kuesioner banyak ibu yang menjawab tidak

tahu terhadap pernyataan “Manfaat ASI Ekslusif pada bayi adalah bayi mendapat

zat antibodi alami serta mengandung gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

dan perkembangan termasuk kecerdasan bayi“. Tabel distribusi responden

berdasarkan pengetahuan dapat dilihat pada lampiran output data.

Dari hasil kuesioner tersebut peneliti berasumsi bahwa pengetahuan ibu di wilayah kerja Puskesmas Janji masih rendah. Banyak ibu yang memberikan makanan dan minuman kepada anaknya sebelum berumur 6 bulan. Air putih

(63)

dinilai dapat diberikan karena menurut pengalaman ibu, ketika anak menangis diberi air putih, maka anak tersebut langsung diam. Sedangkan madu dipercaya bisa membuat anak tidak mudah terserang penyakit. Di samping itu, pemberian ASI yang tidak sampai umur 6 bulan karena ASInya sedikit dan disebabkan ibu bekerja membantu suami jualan. Beberapa ibu memberikan susu formula dengan alasan karena ASI belum keluar dananak masih kesulitan menyusu sehingga anak akan menangis bila dibiarkan saja. Kurangnya keyakinan terhadap kemampuan memproduksi ASI untuk memuaskan anaknya mendorong ibu untuk memberikan susu tambahan melalui botol. Pemberian susu formula menjadi salah satu penyebab ibu tidak memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya. Kandungan gizi susu non-ASI tidak sesuai dengan kebutuhan anakdan sulit diserap oleh pencernaan anak. Selain itu, susu non-ASI tidak mengandung antibodi dan dapat menyebabkan alergi.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Fikawati dan Syafiq (2009) pengetahuan ibu berperan penting dalam pelaksanaan ASI Eksklusif, sehingga upaya meningkatkan pengetahuan harus dilaksanakan sebelum persalinan, jika dilakukan setelah persalinan sudah terlambat. Informasi ASI Eksklusif paling baik diberikan ketika ANC yang meliputi materi pemberian kolostrum, larangan pemberian makanan pralaktal serta hak memperoleh IMD bagi anak. Perlu digali lebih dalam motivasi, sikapdan kepercayaan ASI Eksklusif memiliki yang baik berbasis pengetahuan yang cukup bukan sekedar pernyataan verbal.

(64)

Pengetahuan yang cukup tentang ASI akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan menyusui.

5.1.7 Hubungan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 85 responden, sebanyak 43 responden mempunyai sikap tidak setuju terhadap pemberian ASI Eksklusif, 18 responden mempunyai sikap setuju, sebanyak 15 responden mempunyai sikap ragu – ragu terhadap pemberian ASI Eksklusif, sebanyak 5 responden mempunyai sikap sangat setuju terhadap pemberian ASI Eksklusif,dan hanya 4 responden mempunyai sikap sangat tidak setuju terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Dari 43 responden yang mempunyai sikap tidak setuju terdapat 1 responden yang memberikan ASI Eksklusif dan 42 responden yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Dari 5 responden yang mempunyai sikap sangat setuju semuanya memberikan ASI Eksklusif.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square tidak dapat dilakukan karena terdapat 6 sel yang nilai expected count kurang dari 5 sehingga menggunakan uji exact Fisher diperoleh bahwa ada hubugan antara sikap dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Janji Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Janji menunjukkan bahwa banyaknya ibu yang bersikap tidak setuju disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai ASI Eksklusif. Hal ini dibuktikan ketika ibu mengisi kuesioner, banyak ibu yang menjawab tidak setuju terhadap pernyataan

“Ibu memakan makanan yang bervariasi untuk memenuhi gizi serta mendukung

(65)

kelancaran produkasi ASI“. Dari hasil kuesioner tersebut penulis berasumsi

bahwa pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI Eksklusif pada bayi sangat rendah. Pengetahuan tentang ASI Eksklusif serta motivasi pemberian ASI Eksklusif yang kurang, mempengaruhi sikap ibu yang diakibatkan oleh masih melekatnya pengetahuan budaya lokal tentang pemberian makanan tambahan pada bayi seperti pemberian madu. Perilaku menyusui yang kurang mendukung diantaranya membuang kolostrum karena dianggap susu basi, pemberian makanan/minuman sebelum ASI keluar (prelaktal), serta kurangnya rasa percaya diri ibu bahwa ASI tidak cukup untuk bayinya. Tabel distribusi responden berdasarkan sikap dapat dilihat pada lampiran output data.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mitraning (2014) di Kelurahan Krobokan kota Semarang bahwa sikap berhubungan dengan ASI Eksklusif karena ibu yang sudah memiliki sikap yang kuat dalam memberikan ASI Eksklusif maka perilakunya juga akan menjadi konsisten.

(66)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tidak ada hubungan antara variabel pendidikan, pekerjaan dan

penghasilan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanatu Tahun 2016.

2. Ada hubungan antara variabel umur, paritas, pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2016.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan perlu meningkatkan intensitas pemberian informasi kepada masyarakat luas tentang pemberian ASI Eksklusif melalui penyuluhan, penyebaran media cetak seperti leaflet mengenai program ASI Eksklusif, manfaat ASI, serta keunggulan ASI baik kepada ibu bersalin maupun ibu hamil yang sedang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Janji.

2. Memberikan dukungan kepada ibu bersalin untuk melakukan ASI Eksklusif selama 6 bulan, dari semua pihak:

(67)

tentang ASI dan seputar kegiatan menyusui, serta memberikan semangat dan dorongan agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka.

b. Masyarakat/ sesama ibu menyusui: saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat dan dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.

c. Pemerintah: mensosialisasikan keunggulan ASI kepada masyarakat, menindak tegas segala bentuk pelanggaran pihak ketiga yang bertentangan dengan kebijakan pemberian ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi Indonesia, mempertegas peraturan tentang pemasaran pengganti ASI untuk bayi di bawah 1 tahun, sehingga mengurangi pemikiran ibu untuk memberikan makanan tembahan seperti bubur,pisang dan air tajin.

3. Mengembangkan penelitian ini dengan meneliti variabel lain yang mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif seperti status sosial ekonomi, dukungan suami, pengaruh orang lain, tradisi dan sikap perilaku petugas kesehatan sehingga dapat melengkapi hasil penelitian.

(68)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ASI

ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu yang berguna sebagai makanan yang utama bagi anak ( Roesli, 2000). ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan faktor pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Sehingga ASI merupakan makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan anak baik fisik, psikologi, sosial, maupun spiritual ( Purwanti, 2004).

ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak ( Maryunani, 2012).

2.2 Stadium ASI 2.2.1. ASI Stadium I

(69)

untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun kolostrum yang keluar dari payudara ibu sedikit, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung anak yang berumur 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam..

2.2.2 ASI Stadium II

ASI stadium II adalah ASI peralihan. ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. ASI peralihan pergantian kolostrum menjadi ASI matur. Terjadi pada hari ke 4-10, berisi karbohidrat dan lemak serta volume ASI meningkat. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.

2.2.3 ASI Stadium III

ASI stadium III adalah Air Susu Matur. ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak berwarna putih kekuning-kuningan , karena mengandung casineat, ribopflaum dan karotin. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak menggumpal bila dipanaskan.

2.3 Pengertian ASI Eksklusif

(70)

padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim sampai anakberumur 6 bulan (Roesli, 2008).

ASI Ekslusif adalah pemberian ASI ( air susu ibu ) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lainnya, walaupun hanya air putih, sampai anakberumur 6 bulan. Setelah 6 bulan, anak mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai anakberumur dua tahun (Purwanti, 2004).

Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila anak hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini sesuai dengan lamanya pemberian ASI Eksklusif serta lamanya pemberian ASI bersama – sama dengan makanan padat setelah anakberumur 6 bulan. Berdasarkan hal – hal diatas, WHO/UNICEF membuat deklarasi yang dikenal dengan Deklarasi Innocenti. Deklarasi yang dilahirkan di Innocenti, Italia tahun 1990 ini bertujuan untuk melindungi, mempromosikan, dan memberi dukungan pada pemberian ASI. (Maryunani,2012)

2.4 Manfaat Pemberian ASI

Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI Eksklusif yang dapat dirasakan. Berikut manfaat terpenting yang diperoleh anak yaitu: (Roesli,2005).

1. Manfaat ASI Bagi Anak

(71)

kebutuhan pertumbuhan anak sampai usia selama enam bulan. (6) Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak sehingga anak yang diberi ASI Eksklusif potensial lebih pandai. (7) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anakdan mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung. (8) Menunjang perkembangan motorik sehingga anak yang diberi ASI ekslusif akan lebih cepat bisa jalan. (9) Menunjang perkembangan kepribadian emosional, kematangan spiritual danhubungan sosial yang baik (Roesli, 2005).

2. Manfaat ASI Bagi Ibu

(72)

dapat segera diberikan pada anak tanpa harus menyiapkan, memasak air dan tanpa harus mencuci botol. (9) Memberi kepuasan bagi ibu. Ibu yang berhasil memberikan ASI Eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam (Roesli, 2005).

3. Manfaat ASI Bagi Keluarga

Adapun manfaat ASI bagi keluarga adalah : (1) Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta kayu bakar atau minyak tanah untuk merebus air, susu, dan peralatannya. (2) Menghemat biaya perawatan kesehatan karena anak yang diberi ASI Eksklusif lebih sehat atau jarang sakit. (3) Menghemat waktu keluarga. (4) Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia. (5) Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan karena saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula, air panas, dan lain sebagainya ketika berpergian (Roesli, 2005).

4. Manfaat ASI Bagi Negara

Gambar

Tabel 3.1 Distribusi Sampel Menurut Populasi  Nama Desa
Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Karakteristik Variabel Kriteria Skala Ukur
Tabel 3.3 Aspek PengukuranSikap  Variabel Bobot Nilai
Tabel 3.4 Aspek PengukuranVariabel Dependen Variabel
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pekerjaan dan pengetahuan memiliki pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas

Faktor – faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Timur adalah paritas, pengetahuan tentang ASI eksklusif, sikap

Sumbangan efektif atau peranan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif terhadap motivasi pemberian ASI Eksklusif adalah 83,3% yang ditunjukan oleh koefisien determinan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI.. DI

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS.. KEDAWUNG

4 Pertama kali pemberian ASI Ekslusif diberikan segera setelah melahirkan 5 Kolostrum adalah air susu yang.. pertama

Berdasarkan hasil penelitian dan yang telah dilakukan terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu

Tidak ada hubungan pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif berdasarkan umur, dimana umur ibu responden antara 21 – 35 tahun memiliki pemberian ASI eksklusif baik dan