• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pengadaan sampel yang lebih banyak dalam waktu yang lebih lama.

2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan teknik random sehingga dapat disimpulkan secara general.

3. Penelitian mungkin bisa dkembangkan terhadap faktor-faktor lain di samping PMO yang dapat mempengaruhi keteraturan berobat pasien TB paru kasus baru.

4. Penelitian selanjutnya bisa membandingkan kinerja PMO yang diangkat secara formal dan tidak formal.

5. Penelitian selanjutnya bisa menilai kinerja PMO yang baik dan dapat menjadi solusi untuk mengurangi angka kejadian TB yang tinggi dan mengatasi angka default yang tinggi di Kota Tangerang Selatan sehingga bisa disarankan adanya regulasi terkait PMO dalam menanggulangi TB. 6. Puskesmas dapat memaksimalkan PMO bagi pasien TB dengan basis

37

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Global Report WHO 2014.Geneva; 2014: [2 p]. 2. Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas 2013.Jakarta: Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; 2013: p.69.

3. World Health Organization. (2002). An expanded DOTS framework for effective tuberculosis control. Geneva: World Health Organization; 2002: [2p].

4. Priska.P.H Kondoy,dkk. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di Lima Puskesmas di Kota Manado.Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik. 2014 Februari; vol.2: p.6. 5. Bagiada I M, Primasari N L P. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketidakpatuhan penderita tuberkulosis dalam berobat di poliklinik DOTS RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Penyakit Dalam. 2010 September 3. Vol.11; p.161.

6. Hapsari J R. Hubungan kinerja pengawas minum obat (PMO) dengan keteraturan berobat pasien TB paru strategi DOTS di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Surakarta; 2010: [6p].

7. Puri N A. Hubungan kinerja pengawas minum obat (PMO) dengan kesembuhan pasien TB Paru kasus baru strategi DOTS. 2010: [5p].

8. Cotran R, Kumar V, Robbins S L. Buku Ajar Patologi Robbins. Vol.2.Ed.7. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007; p.544-550.

9. Hoffman, Christopher J; Churchyard, Gavin C. Clinical Presentation of Tuberkulosis. Elsevier.[2p].

10. Medlar EM. The pathogenesis of minimal pulmonary tuberculosis: a study of 1225 necropsies in case of sudden and unexpected death. Am Rev Tuberc 1948;p.583,p.611.

11. Lawn SD, Zumla AI. Tuberkulosis.Lancet; 2011: 378: p.57-72.

12. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. Jakarta; 2006: p.11-15.

13. Wijaya A A. Merokok dan tuberkulosis. Jurnal Tuberkulosis Indonesia. 2012 Maret Vol.8(4); p.18-22.

15. McNerney R, Maeurer M, Abubakar I, et al. Tuberculosis diagnostics and biomarkers: needs, challenges, recent advances, and opportunities. J Infect Dis 2012;205:Suppl 2: p.S147-S58.

16. Persatuan Dokter Paru Indonesia. Pedoman nasional pengendalian tuberkulosis. Jakarta: [uknown publisher]; 2011; p.21-26, p.35

17. WHO. Treatment of tuberculosis guidline.Ed.4. Jenewa: WHO; 2010; p.29-33.

18. Soomro M H, Khan M A, Qadeer E, Odd M. Treatment supporters and their impact on treatment outcomes in routine tuberculosis program conditions in Rawalpindi district, Pakistan. National Research of Tuberculosis and Lung Disease. 2012 Juli 26. Vol.11 (3); p.15-22.

19. Korua E S, Kapantow N H, Kawatu P T A. Hubungan antara umur, jenis kelamin dan kepadatan hunian dengan kejadian TB Paru pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Noongan. Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Samratulangi. 2014; [4p].

20. Departemen Kesehatan. Riset operasional intensifikasi pemberantasan penyakit menular tahun 1998/ 1999-2003. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. 2004; [1p].

21. Purwanta. Ciri-ciri pengawas minum obat (PMO) yang diharapkan oleh penderita tuberkulosis paru di daerah urban dan rural di Yogyakarta; 2005; p.143-147.

22. Kintan R A. Hubungan keberadaan pmo dengan keteratuan berobat pasien TB paru kasus baru di Puskesmas Ciputat tahun 2010. Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2010; p.31,p.34.

23. Fauziyah, Naili. Faktor-faktor yang berhubungan dengan drop out pengobatan pada penderita tb paru di balai pengobatan penyakit paru-paru (BP4) Salatiga. Semarang: Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Semarang; 2010; p.48,p.52.

24. Dahlan, Sopiyudin. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika;2012; p.19.

25. Sastroasmoro, Sudigdo. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto. Ed.3; 2010; p.314.

39

26. Oduor, Peter A. Do tuberculosi treatment supporters influence patients treatment outcome?.Johannesburg: Faculty of Health Sciences, University of Witwatersrand; 2007; p.10-16.

27. Munro, Salla.A, Lewin, Simon.A, Smith, Helen.J, Engel, Mark.E, Fretheim, Atle, Volmink, Jimmy. Patience adherence to tuberculosis treatment: a systematic review of qualitative research. Plos Medicine.2007 Juli 24. Vol.4 (7); p.1230-1233, p.1236-1237.

28. Nida, Sofwatun. Epidemiologi spasial kejadian tuberculosis (TB) di Kota Tangerang Selatan tahun 2009-2013. Jakarta: FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2014; p.47.

29. Rohmana O, Suhartini, Suhenda A. Faktor-faktor pada PMO yang berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita TB Paru di Kota Cirebon. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia. 2014 Maret; vol.1:p.937.

30. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. 2011; vol.2; p.1-62.

31. Jumaelah N. Hubungan kinerja pengawas menelan obat terhadap keberhasilan pengobatan TB Paru dengan DOTS di RS.Kariadi Semarang. Medica Hospitalia. November 2013; vol.2 (1): p.56.

32. Maesaroh S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keterturan berobat penderita tuberkulosis paru di Klinik PPTI/JRC tahun 2009. 2009; p.69. 33. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pharmaceutical care untuk

penyakit tuberkulosis. Direktorat Jendral Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2005; p.24-60, p.61-71.

34. Murtiwi. Keberadaan Pengawas Minum Obat (PMO) Tuberkulosis di Indonesia. Jurnal Keperawatan Indonesia. 2006 Maret. Vol. !0 (1); p.12-15.

Kuesioner Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan

(INFORM CONSENT)

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam rangka memenuhi tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran, saya Mahdiah Maimunah mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan melakukan penelitian yang berjudul "Hubungan Keberadaan Pengawas Menelan Obat (PMO) Dengan Keteraturan Berobat Pasien TB Paru Kasus Baru di Puskesmas Ciputat Tahun 2015"

Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Keberadaan Pengawas Menelan Obat (PMO) Dengan Keteraturan Berobat Pasien TB Paru Kasus Baru di Puskesmas Ciputat Tahun 2015.

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Jenis Responden :

Umur :

HUBUNGAN KEBERADAAN PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO) DENGAN KETERATURAN BEROBAT PASIEN TB PARU KASUS BARU DI PUSKESMAS

CIPUTAT TAHUN 2015

Dengan sukarela menyetujui diikutsertakan dalam penelitian di atas dengan catatan bila suatu waktu merasa dirugikan dalam bentuk apa pun berhak membatalkan persetujuan ini serta berhak mengundurkan diri.

Jakarta, 2015

Peneliti Peserta

42

(lanjutan) KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN KEBERADAAN PENGAWAS MENELAN OBAT DENGAN KETERATURAN BEROBAT PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS

CIPUTAT TAHUN 2015 I. KETERANGAN WAWANCARA

1. No.Urut Kuesioner : ………..

2. Nama Pewawancara : ………..

3. Tanggal Wawancara : ………

II. IDENTITAS DAN KARAKTERISTIK PENDERITA

1. Nama : ……….

2. Umur :………tahun

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

4. Alamat : ………

5. Lama Pengobatan : ………..bulan, dari tanggal/bulan ……. s/d ……. 6. Pendidikan : 1) Tidak sekolah 2) SD 3) SMP 4) SMA 5) PT 7. Pekerjaan : 1) Tidak bekerja 2) PNS/pensiunan 3) ABRI/Pensiunan 4) Mahasiswa/siswa 5) Karyawan swasta 6) Buruh 7) Dagang

(lanjutan) III. PERILAKU TERHADAP KETERATURAN MINUM OBAT TB PARU

8. Apakah selama 2 bulan pertama minum obat (fase awal) saudara tidak minum obat lebih dari 3 hari tiap minggu?

1) Ya (berapa kali…….) 2) Tidak

9. Apakah saudara selama minum obat yang 3 kali seminggu (fase lanjutan) tidak minum obat lebih dari seminggu?

1) Ya (berapa kali……) 2) Tidak (langsung ke no 11)

10. Apa alasan saudara tidak minum obat? (jawaban boleh lebih dari satu) 1) Merasa sembuh

2) Merasa tidak ada kemauan

3) Merasa penyakit bertambah parah 4) Ada efek samping yang mengganggu

5) Belum sempat mengambil obat, sementara obat sudah habis 6) Lainnya, sebutkan………

11. Bagaimana jadwal pengambilan obat selama 2 bulan pertama? 1) 3 hari sekali

2) 2 minggu sekali 3) 10 hari sekali 4) 2 minggu sekali

5) Lainnya, sebutkan……

12. Selama 2 bulan pertama (minum obat setiap hari) apakah saudara pernah terlambat mengambil obat?

1) Ya 2) Tidak

13. Bagaimana jadwal pengambilan obat selama 4 bulan terakhir? 1) 1 minggu sekali

2) 10 hari sekali 3) 2 minggu sekali 4) 1 bulan sekali

5) Lainnya, sebutkan…..

14. Selama 4 bulan berikutnya (makan obat 3 kali seminggu) apakah saudara pernah terlambat mengambil obat?

1) Ya 2) Tidak

44

(lanjutan) IV. PENGAWAS MENELAN MINUM OBAT

15. Selama minum obat TB Paru, apakah ada yang mengawasi saudara minum obat?

1) Ada

2) Tidak (langsung ke no.19)

16. Siapa yang mengawasi saudara minum obat? 1) Petugas kesehatan

2) Keluarga

3) Lainnya, sebutkan ……. 17. Apa hubungan PMO dengan saudara

1) Suami/istri 2) Saudara

3) Orang tua/paman/bibi 4) Anak

5) Lainnya, sebutkan……..

18. Apakah PMO selalu mengawasi saudara waktu menelan obat? 1) Ya

2) Tidak

19. Bila tidak ada PMO apa alasan saudara? 1) Tidak tahu harus punya PMO 2) Malu penyakit diketahui orang lain

3) Tidak merasa perlu karena niat mau sembuh 4) Takut penyakit menular pada orang

5) PMO tidak pernah datang 6) Lainnya, sebutkan…..

RIWAYAT PENULIS

Nama : Mahdiah Maimunah

Tempat, tanggal lahir : Bengkulu, 22 Februari 1994

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1) TKIT Rabbani Kota Bengkulu 2) SDIT IQRA’ 1 Kota Bengkulu 3) SMP IT IQRA’ Kota Bengkulu 4) SMA N 5 Kota Bengkulu

Dokumen terkait