• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. SARAN

1. Bagi Orangtua

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan negatif antara kelekatan remaja dan orangtua dengan perilaku merokok pada remaja. Orangtua memiliki peranan yang penting bagi remaja dalam masa perkembangan saat remaja mengalami tekanan pada masa perkembangan. Orangtua diharapkan mampu membangun suasana suportif dengan selalu mendampingi saat

remaja mencari perlindungan dan kenyamanan pada masa penuh badai dan tekanan karena proses perkembangan. Dengan adanya dukungan dari orangtua, remaja akan memiliki rasa aman sehingga tidak terjerumus dalam perilaku menyimpang khususnya perilaku merokok.

2. Bagi Remaja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi peringatan bagi remaja agar mempu membangun hubungan yang lekat dengan orangtuanya. Remaja harus menyadari jika orangtua menjadi tempat terbaik mereka untuk mendapatkan rasa aman pada masa-masa penuh dengan tekanan. Dengan kata lain akan sangat baik jika remaja juga tidak sungkan untuk menjadikan orangtua sebagai figur lekat agar remaja tidak terjerumus pada perilaku menyimpang karena tekanan dalam masa perkembangannya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema kelekatan maupun perilaku merokok, sebaiknya lebih memperhatikan dalam skala penelitian agar lebih sesuai dengan konteks kelekatan pada remaja. Dalam tema perilaku merokok peneliti selanjutnya bisa menambahkan faktor lain tidak hanya pada intensitas perilaku merokok agar lebih menggambarkan dinamika perilaku merokok pada remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Ainsworth, M. D. (1985). Attachment across the life span. New York

Academy Bulletin, 69, 792-812.

Armsden, G. C., & Greenberg, M., T. (1987). The inventory of parent and peer attachment: Individual differences and their relationship to psychological well-being in adolescence. Journal of Youth and

Adolescence, 16(5), 427-454.

Armstrong. (1990). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT Gramedia.

Atkinson. (1999). Pengantar psikologi. Jakarta: Erlangga.

Azwar, S. (2007). Penyusunan skala psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2009). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barrocas, A. L. (2008). Adolescent attachment to parents and peers: The emory center for myth and ritual in american life. Working Paper,

50.

Bartholomew, K. & Horowitz, L. M. (1991). Attachment style among young adults: A test of four-category model. Journal of Personality

and Social Psychology, 61(2), 226-224.

Bowlby, J. (1973). Attachment and loss, volume 2: Separation. New York: Basic Books.

Cassidy, J., & Shaver, P. R. (1999). Handbook of attachment: Theory,

research, and clinical applications. New York: The Guilford Press.

Collins, W. A., & Repinski, D. J. (1994). Relationships during adolescence: Continuity and change in interpersonal prespective. In R. Montemayor, G. Adams, & T. Gullotta (Eds.), Personal relationships during adolescence (pp. 1-36). Thousand Oaks, CA: Sage.

Feist, G. J. & Feist, J. (2010). Teori kepribadian (Theories of

Personality). Jakarta: Salemba Humanika.

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembagan: Suatu pendekatan

sepanjang rentan kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Komalasari, D. & Helmi, A. F. (2000). Faktor-faktor penyebab perilaku merokok pada remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Kompas.com. (2016, Mei). 20 persen anak pra-remaja merokok. Diambil dari:

http//lifestyle.kompas/read/20016/05/28/121500223/20.persen.anak. praremaja.merokok.

Laible, D. J., Carlo, G., & Raffaelli, M. (2000). The differential relations of parent and peerattachment to adolescent adjustment. Journal of

Youth and Adolescence, 29(1), 45-59.

Liem, A. (2014). Pengaruh media massa, keluarga, dan teman terhadap perilaku merokok remaja di Yogyakarta. Makara Hubs-Asia, 18(1)

Monks, F. J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. (2002). Psikologi

perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Muin, I. (2004). Sosiologi. Jakarta: Erlangga

Noor, J. (2013). Metodologi penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nurhayati, I. (2012). Bahaya rokok bagi tubuh. Jurnal Kesehatan, 4(12), 32-36.

Papalia, D. E., & Olds, S. W. (2008). Human development (psikologi

perkembangan) edisi kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

Perry, A. (2009). Teenagers and attachment: helping adolescent engage

with life and learning. London: Worth Publishing.

Richardson, E. E. L., Papandonatos, G., Kazura, A., Stanton, C., and Niaura, R. (2002). Differentiating stages of smoking intensity among adolescents: stage-specific psychological and social influences. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 70(4), 998-1009.

Sarafino, E. P. & Smith, T. W. (2011). Health psychology:

biopsychosocial interaction 7th edition. New York : John Wiley and

Sons.

Salkind, N. J. (2006). Encyclopedia of human development. California: Sage Publication, Inc.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence : perkembangan remaja (edisi

keenam). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Santrock, J. W. (2012). Life-span development 13th ed. : perkembangan

masa hidup edisi ke tiga belas jilid I. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Sarwono, S. W. & Meinarno, E. A. (2009). Psikologi sosial. Jakarta : Salemba. Humanika.

Sarwono, W. S. (2006). Psikologi remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Semmer, N K., Dwyer, J H., Lippert, P., Fuchs, R., Cleary, P. D., & Schindler, A. (1998). Adolescent smoking from a functional perspective: the berlin-bremen study. European Journal of

Psychology of Education, 2(4), 387-401.

Sirait, A. M., Pradono, Y., Toruan, I. L. (2002). Perilaku merokok di indonesia. Penelitian Kesehatan.

Smet. (1994). Psikologi Kesehatan. Semarang: PT Gramedia.

SoloPos. (2017, Mei). Pelajar Salatiga antre beli rokok, netizen anggap lumrah. Diambil dari:

http://solopos.com/2017/05/25/Pelajar-Salatiga-antre-beli-rokok-netizen-anggap-lumrah-819492

Steinberg, L. (2002). Adolescence 6th edition . New York : McGraw Hill. Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas

Willis, S. S. (2003). Remaja dan Pemecahannya. Bandung: Alfabeta. Wiryanatha, M. A., & Ani, L. S. (2014). Perilaku merokok pada siswa

laki-laki SMP wilayah kerja Puskesmas Sukasada. Laporan

LAMPIRAN 1

Blueprint skala kelekatan No

.

Aspek Indikator Item

favorable unfavorable 1 Trust merasa orang

tua akan selalu ada

Saya merasa bahwa orangtua selalu ada saat saya

membutuhkan mereka.

Orangtua saya selalu sibuk saat saya

membutuhkan mereka. Orangtua saya akan

meluangkan waktu untuk saya.

Saya memiliki waktu yang sedikit dengan orangtua saya karena waktu mereka habis hanya untuk bekerja.

Orang tua saya

akan membantu jika saya

mengalami kesusahan.

Saat saya dalam kesusahan, orang tua saya membiarkan saya dengan masalah saya.(gugur) Merasa bergantung dengan orang tua Saya cenderung bergantung dengan orang tua. Saya mampu menyelesaikan banyak hal sendiri.

Orang tua

merupakan sosok yang penting bagi saya.

Teman bagi saya lebih penting bahkan dibandingkan orang tua.

Saya merasa orang

tua saya dapat membantu

mengatasi masalah yang saya hadapi.

Saya merasa orang tua hanya akan menambah masalah saya menjadi semakin rumit.

Mempercayai orang tua

Saya percaya orang tua saya akan memberikan yang terbaik bagi saya.

Saya merasa bahwa orang tua saya hanya sekedar membesarkan saya.

Orang tua saya

termasuk orang yang dapat saya percaya.

Saya lebih mempercayai teman

dibandingkan dengan orang tua saya.

Saya merasa

nyaman bersama orang tua karena mereka mengerti perasaan saya.

Orang tua saya kurang memahami apa yang saya rasakan.(gugur)

Mendapatkan rasa aman dari orang tua

Orang tua adalah tempat paling nyaman untuk berkeluh kesah.(gugur) Saya senang berbagi keluh-kesah dengan teman-teman saya.(gugur) 2 Komunika si Merasa dekat dengan orang tua Saya merasa memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua.

Saya merasa lebih dekat dengan teman-teman saya dibandingkan orang tua. Saya selalu berkomunikasi dengan orang tua saya.

Saya lebih sering berkomunikasi dengan teman dibandingkan orang tua. merasa dicintai orang tua

Saya merasa orang tua saya selalu memberi perhatian kepada saya.

Saya merasa marah ketika orang tua saya mengabaikan saya.

merasa dihargai orangtua

Orang tua saya membuat saya merasa berharga.

Didepan orang tua saya, saya merasa menjadi orang lain.(gugur)

Orang tua saya

akan menghargai pendapat saya dalam keluarga.

Saya memiliki peran yang sedikit di dalam keluarga.

Merasa diterima

Saya merasa orang tua saya menerima saya apa

adanya.(gugur)

Saya merasa orang tua saya sulit menerima apa yang ada pada diri saya.(gugur)

Orang tua saya

menerima segala kelemahan saya.

Orang tua saya sulit menerima kelemahan saya.(gugur) Terbuka dengan orang tua Saya akan menceritakan masalah saya kepada orang tua.

Saya merasa nyaman bercerita tentang masalah saya kepada teman.(gugur)

Orang tua saya

mengetahui setiap masalah yang saya alami.

Saya merasa diabaikan oleh orang tua saya ketika saya sedang mengalami

masalah.

Saya merasa

senang bercerita tentang banyak hal kepada orang tua.(gugur)

Saya merasa canggung saat harus bercerita kepada orang tua saya

3 Alienasi Merasa dihindari oleh orang tua

Saya merasa kesal karena orang tua saya menghindar saat saya butuh

Saya merasa senang karena orang tua saya mampu

mereka. meluangkan waktu mereka ketika saya membutuhkan mereka. Merasa diabaikan oleh orang tua

Saya merasa sedih karena orang tua saya mengabaikan saya.(gugur)

Saya merasa bersyukur memiliki orang tua yang perhatian seperti orang tua saya.(gugur)

Saya merasa

kecewa karena diabaikan oleh orang tua saat saya ingin diperhatikan.

Saya merasa bersyukur karena orang tua saya memberi perhatian kepada saya.

Saya merasa

kecewa karena orang tua saya mengabaikan saya.

Saya merasa senang karena mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua saya.

Saya merasa orang

tua mengabaikan saya ketika saya mengalami kesulitan.

Saya merasa tenang karena orang tua saya peduli dengan masalah yang saya hadapi.

Saya merasa marah

ketika saya diabaikan oleh orang tua saya.

Saya merasa bahagia karena orang tua saya sangat

memperhatikan saya.

Saya merasa marah

dengan orang tua saya karena mereka

Saya merasa bersyukur karena orangtua saya

sering mengabaikan saya. peduli kepada saya. Merasa ditolak oleh orang tua Saya merasa kecewa karena orang tua saya sibuk saat saya membutuhkan mereka. Saya merasa tenang menghadapi masalah karena orang tua saya pasti ada untuk saya.

Saya merasa

kesepian karena orang tua saya sangat sibuk.

Saya merasa senang karena memiliki banyak waktu bersama orang tua saya.

Saya merasa

kesepian karena orang tua sibuk dengan pekerjaan mereka.

Saya menyayangi orang tua saya karena mereka memberi perhatian yang lebih untuk saya. (gugur)

LAMPIRAN 2

ALAT UKUR PENELITIAN SEBELUM UJI COBA

SKALA PENELITIAN Disusun oleh: Rhisang Sadewa 119114052 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016

PRAKATA

Yogyakarta, juli 2016

Dengan hormat,

Saya Rhisang Sadewa, mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) sebagai syarat kelulusan. Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon partisipasi teman-teman untuk meluangkan waktu dalam mengisi skala ini.

Saya mengharapkan kesediaan teman-teman untuk mengisi skala ini dengan lengkap pada setiap pernyataan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran teman-teman yang sebenarnya sebab tidak ada jawaban benar atau salah maupun baik atau buruk. Semua jawaban yang teman-teman berikan adalah baik apabila sesuai dengan keadaan teman-teman yang sebenarnya. Semua jawaban dan identitas teman-teman akan dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu,teman-teman tidak perlu khawatir dengan kejujuran jawaban teman-teman. Saya berharap tidak ada pernyataan yang terlewat atau tidak terjawab.

Akhir kata, saya sangat berterima kasih dan menghargai partisipasi teman-teman dalam penelitian ini.

Hormat saya,

IDENTITAS DIRI SUBJEK

Nama (inisial) : Usia :

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian ini dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri saya.

Semua jawaban yang saya berikan, sesuai dengan keadaan sebenarnya yang saya alami bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya maka jawaban saya dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, 2016

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini ada 60 butir pernyataan yang berhubungan dengan kondisi yang teman-teman alami dalam kehidupan sehari-hari. Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Teman-teman diminta kesediaannya untuk menjawab pernyataan-pernyataan tersebut dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman. Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada disebelah kanan setiap pernyataan dengan membuat tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut :

SS : jika Sangat Setuju dengan penyataan tersebut S : jika Setuju dengan pernyataan tersebut TS : jika Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Dibawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan :

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merasa kesulitan dengan tugas-tugas sekolah √ Artinya teman-teman memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Apabila teman-teman ingin mengganti jawaban karena Setuju dengan pernyataan tersebut, maka berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban yang salah, kemudian beilah tanda checklist pada kolom yang teman-teman pilih.

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merasa kesulitan dengan tugas-tugas sekolah √ √

Mohon semua pernyataan harus diisi, usahakkan agar jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai dengan keadaan diri teman-teman.

No. Pernyataan SS S TS STS 1. Saya merasa bahwa orang tua selalu ada saat

saya membutuhkan mereka.

2. Saya menyayangi orang tua saya karena mereka memberi perhatian yang lebih untuk saya.

3. Saya merasa memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua.

4. Saya merasa canggung saat harus bercerita kepada orang tua saya

5. Saya merasa kesal karena orang tua saya menghindar saat saya butuh mereka.

6. Saya senang berbagi keluh-kesah dengan teman-teman saya.

7. Orang tua saya akan meluangkan waktu untuk saya.

8. Saya merasa senang karena memiliki banyak waktu bersama orang tua saya.

9. Saya selalu berkomunikasi dengan orang tua saya.

10. Saya merasa diabaikan oleh orang tua saya ketika saya sedang mengalami masalah. 11. Saya merasa sedih karena orang tua saya

mengabaikan saya.

12. Orang tua saya kurang memahami apa yang saya rasakan.

mengalami kesusahan.

14. Saya merasa tenang menghadapi masalah karena orang tua saya pasti ada untuk saya. 15. Saya merasa orang tua saya selalu memberi

perhatian kepada saya.

16. Saya merasa nyaman bercerita tentang masalah saya kepada teman.

17. Saya merasa kecewa karena diabaikan oleh orang tua saat saya ingin diperhatikan. 18. Saya lebih mempercayai teman

dibandingkan dengan orang tua saya.

19. Saya cenderung bergantung dengan orang tua.

20. Saya merasa bersyukur karena orangtua saya peduli kepada saya.

21. Orang tua saya membuat saya merasa berharga.

22. Orang tua saya sulit menerima kelemahan saya.

23. Saya merasa kecewa karena orang tua saya mengabaikan saya.

24. Saya merasa bahwa orang tua saya hanya sekedar membesarkan saya.

25. Orang tua merupakan sosok yang penting bagi saya.

26. Saya merasa bahagia karena orang tua saya sangat memperhatikan saya.

27. Orang tua saya akan menghargai pendapat saya dalam keluarga.

28. Saya merasa orang tua saya sulit menerima apa yang ada pada diri saya.

29. Saya merasa orang tua mengabaikan saya ketika saya mengalami kesulitan.

30. Saya merasa orang tua hanya akan

menambah masalah saya menjadi semakin rumit.

31. Saya merasa orang tua saya dapat membantu mengatasi masalah yang saya hadapi.

32. Saya merasa tenang karena orang tua saya peduli dengan masalah yang saya hadapi. 33. Saya merasa orang tua saya menerima saya

apa adanya

34. Saya memiliki peran yang sedikit di dalam keluarga. Pendapat saya kurang dihargai dalam keluarga.

35. Saya merasa marah ketika saya diabaikan oleh orang tua saya.

36. Teman bagi saya lebih penting bahkan dibandingkan orang tua.

37. Saya percaya orang tua saya akan memberikan yang terbaik bagi saya.

38. Saya merasa senang karena mendapatkan perhatian yang lebih dari orang tua saya. 39. Orang tua saya menerima segala kelemahan

saya

40. Didepan orang tua saya, saya merasa menjadi orang lain.

sibuk saat saya membutuhkan mereka. 42. Saya mampu menyelesaikan banyak hal

sendiri.

43. Orang tua saya termasuk orang yang dapat saya percaya.

44. Saya merasa bersyukur karena orang tua saya memberi perhatian kepada saya.

45. Saya akan menceritakan masalah saya kepada orang tua.

46. Saya merasa marah ketika orang tua saya mengabaikan saya.

47. Saya merasa kesepian karena orang tua saya sangat sibuk.

48. Saat saya dalam kesusahan, orang tua saya membiarkan saya dengan masalah saya. 49. Saya merasa nyaman bersama orang tua

karena mereka mengerti perasaan saya. 50. Saya merasa bersyukur memiliki orang tua

yang perhatian seperti orang tua saya.

51. Orang tua saya mengetahui setiap masalah yang saya alami.

52. Saya lebih sering berkomunikasi dengan teman dibandingkan orang tua.

53. Saya merasa kesepian karena orang tua sibuk dengan pekerjaan mereka.

54. Saya memiliki waktu yang sedikit dengan orang tua saya karena waktu mereka habis hanya untuk bekerja.

untuk berkeluh kesah.

56. Saya merasa senang karena orang tua saya mampu meluangkan waktu mereka ketika saya membutuhkan mereka.

57. Saya merasa senang bercerita tentang banyak hal kepada orang tua

58. Saya merasa lebih dekat dengan teman-teman saya dibandingkan orang tua.

59. Saya merasa marah dengan orang tua saya karena mereka sering mengabaikan saya. 60. Orang tua saya selalu sibuk saat saya

ANGKET PERILAKU MEROKOK

Isilah pertanyaan berikut dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan anda!!!

Angket perilaku merokok

11. Pada usia berapa anda pertama kali mencoba merokok?

12. Apa yang membuat anda tertarik untuk merokok pada saat itu? 13. Mulai usia berapa anda aktif merokok?

14. Apa alasan anda menjadi merokok?

15. Apakah orang tua anda mengetahui bahwa anda merokok? 16. Bagaimana tanggapan orang tua tentang perilaku merokok anda? 17. Berapa uang saku anda perhari?

18. Berapa biaya yang anda keluarkan untuk membeli rokok perharinya? 19. Dari mana anda mendapatkan uang untuk membeli rokok?

20. Berapa jumlah rata-rata batang rokok yang anda konsumsi setiap hari? “TERIMAKASIH”

LAMPIRAN 3

ALAT UKUR PENELITIAN SETELAH UJI COBA

SKALA PENELITIAN Disusun oleh: Rhisang Sadewa 119114052 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016

PRAKATA

Yogyakarta, juli 2016

Dengan hormat,

Saya Rhisang Sadewa, mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) sebagai syarat kelulusan. Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon partisipasi teman-teman untuk meluangkan waktu dalam mengisi skala ini.

Saya mengharapkan kesediaan teman-teman untuk mengisi skala ini dengan lengkap pada setiap pernyataan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran teman-teman yang sebenarnya sebab tidak ada jawaban benar atau salah maupun baik atau buruk. Semua jawaban yang teman-teman berikan adalah baik apabila sesuai dengan keadaan teman-teman yang sebenarnya. Semua jawaban dan identitas teman-teman akan dijamin kerahasiaannya. Oleh karena itu,teman-teman tidak perlu khawatir dengan kejujuran jawaban teman-teman. Saya berharap tidak ada pernyataan yang terlewat atau tidak terjawab.

Akhir kata, saya sangat berterima kasih dan menghargai partisipasi teman-teman dalam penelitian ini.

Hormat saya,

IDENTITAS DIRI SUBJEK

Nama (inisial) : Usia :

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala penelitian ini dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada diri saya.

Semua jawaban yang saya berikan, sesuai dengan keadaan sebenarnya yang saya alami bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya maka jawaban saya dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, 2016

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini ada 60 butir pernyataan yang berhubungan dengan kondisi yang teman-teman alami dalam kehidupan sehari-hari. Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Teman-teman diminta kesediaannya untuk menjawab pernyataan-pernyataan tersebut dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri teman-teman. Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada disebelah kanan setiap pernyataan dengan membuat tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut :

SS : jika Sangat Setuju dengan penyataan tersebut S : jika Setuju dengan pernyataan tersebut TS : jika Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut

STS : jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut Dibawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan :

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merasa kesulitan dengan tugas-tugas sekolah √ Artinya teman-teman memilih jawaban Sangat Tidak Setuju. Apabila teman-teman ingin mengganti jawaban karena Setuju dengan pernyataan tersebut, maka berilah tanda sama dengan (=) pada jawaban yang salah, kemudian beilah tanda checklist pada kolom yang teman-teman pilih.

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merasa kesulitan dengan tugas-tugas sekolah √ √

Mohon semua pernyataan harus diisi, usahakkan agar jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai dengan keadaan diri teman-teman.

No. Pernyataan SS S TS STS 1. Saya merasa bahwa orang tua selalu ada saat saya

membutuhkan mereka.

2. Saya merasa memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua.

3. Saya merasa canggung saat harus bercerita kepada orang tua saya.

4. Saya merasa kesal karena orang tua saya menghindar saat saya butuh mereka.

5. Orang tua saya akan meluangkan waktu untuk saya. 6. Saya merasa senang karena memiliki banyak waktu

bersama orang tua saya.

7. Saya selalu berkomunikasi dengan orang tua saya.

Dokumen terkait