BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
1. Bagi Para Remaja sebagai Subjek
Berdasarkan hasil penelitian, harga diri pada remaja tergolong tinggi dan niat membeli barang palsu produk bermerek tergolong rendah. Hal ini sangatlah baik jika terus dipertahankan. Harga diri yang tinggi akan dapat mendorong remaja lebih berprestasi dan berperilaku positif. Sehubungan dengan perilaku remaja sebagai konsumen, remaja yang memiliki harga diri tinggi akan dapat memilih dan membeli barang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga niat membeli barang palsu semakin rendah. Membeli barang palsu dengan melihat merek dan untuk mengejar gengsi semata mengarah ke perilaku konsumtif.
2. Bagi Orang Tua
Hasil penelitian menyatakan bahwa remaja dengan harga diri tinggi akan memiliki niat membeli barang palsu yang rendah. Oleh karena itu, orang tua diharapkan untuk membangun kedekatan dan hubungan yang baik dengan remaja. Hal ini dikarenakan hubungan yang baik antara orang tua dan anak memberikan pengaruh terhadap tingkat harga diri remaja. Harga diri yang tinggi pada remaja akan membuatnya lebih bijak dalam berperilaku sebagai konsumen dan mengurangi niat membeli barang palsu produk bermerek.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Peneliti yang tertarik untuk mengembangkan penelitian dengan topik harga diri dan niat membeli barang palsu produk bermerek dapat menambahkan variabel – variabel lainnya untuk menjelaskan variabel niat membeli barang palsu produk bermerek bersama – sama dengan variabel harga diri. Variabel – variabel yang bisa ditambahkan adalah karakteristik pribadi konsumen, lingkungan dan orang sekitar konsumen, serta status sosial konsumen. Penelitian selanjutnya juga dapat melakukan analisis yang dapat menjelaskan seberapa besar variabel harga diri dan variabel – variabel tersebut memberikan pengaruh terhadap variabel niat membeli barang palsu produk bermerek.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. (1988). Attitudes, Personality, & Behavior. Open University Press & Chicago, IL : Dorsey Press. Milton-Keyness, England.
Ajzen, Icek. (2005). Attitudes, Personality, & Behavior. Open University Press. New York.
Alam, S. (2013). Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X. Erlangga. Jakarta. Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian (ed. Rev). UMM Press. Malang.
Assael, Henry. (1992). Consumer Behavior and Marketing Action (4th Edition). PWS
– Kent Publications. Boston.
Azwar, Saifuddin. (2009). Metode Penelitian. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Azwar, Saifuddin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Barang Abal – abal Banjiri Pasar Domestik (2013, April 23). Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Diunduh 28 November 2013 dari
http://www.bpjs.info/feature/Barang_Abal_abal_Banjiri_Pasar_Domestik-2765/ Branden, N. 1981. The Psychology of Self Esteem, A New Concept of Man’s
Psychology Nature. Bantam Book. Toronto.
Berne, P. H & Savary, L.M. (1988). Membangun Harga Diri Anak. Kanisius. Yogyakarta.
Burn, R.B. (1998). Konsep Diri : Teori Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Arcana. Jakarta.
Calhoun, James F. & Acocella, Joan R. (1990). Psikologi Tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan (Ed. Ke – 3). IKIP Semarang Press. Semarang.
Coopersmith, Stanley. (1967). The Antecedents of Self-Esteem. H. Freeman and Company. San Fransisco.
Eisend, Martin & Schuchert-Guler, Pakize. (2006). Explaining Counterfeits Purchases: A Review and Preview. Academy of Marketing Science Review no. 12
Engel, James F., Blackwell, Roger D., & Miniard, Paul W. (1995). Perilaku Konsumen Jilid 2. Binarupa Aksara. Jakarta.
Ferrinadewi, Erna. (2008). Merek & Psikologi Konsumen : Implikasi pada Strategy Pemasaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Fishbein, Martin & Ajzen, Icek. (1975). Belief, Attitude, Intention, & Behavior : An Introduction to Theory and Research. Addison – Wesley Publishing Company. Friendenberg, L. (1995). Psychological Testing : Design, Analysis, and Use. Allyn &
Bacon. Boston.
Grossman, G.M. & Shapiro, C. (1988). Foreign Counterfeiting of Status Goods. Quartely Journal of Economics, Vol. February pages 79 – 100.
Hana, Nurul. (2012). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen Terhadap Produk Tiruan dari Produk Bermerek Mewah dan Pengaruhnya Terhadap Intensi Pembelian Produk Tiruan Dari Produk Bermerek Mewah. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Hawkins, Del I., Best, Roger J & Coney, Kenneth A. (1998). Consumer Behavior : Building Marketing Strategy seventh edition. The McGraw – Hill Companies, Inc.
Hurlock, Elizabeth B. (1973). Adolescent Development. McGraw-Hill Kogakusha. Tokyo.
Hurlock, Elizabeth B; Sijabat, Ridwan M. (editor). (1991). Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Ed. Ke-5). Erlangga. Jakarta.
Ita. 2006. Hubungan antara Harga Diri dan Minat Membeli Pakaian Bermerek pada Remaja Putri. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
www. KamusBahasaIndonesia.org
Ketika Barang Ber-merk Jadi Identitas (2013, Oktober 6) Kedaulatan Rakyat.
Kim, J.K., Cho, H.J., & Johnson, Kim K.P. (2009). Influence of Moral Affect, Judgment, and Intensity on Decision Making Concerning Counterfeit, Gray-market, and Imitation Products. Clothing and Textiles Research Journal Vol. 27, No. 3, pages 211 – 226.
Kim, Hyejeong & Karpova, Elena. (2010). Consumer Attitudes Toward Fashion Counterfeits: Application of the Theory of Planned Behavior. Clothing and Textiles Research Journal 28 (2), pages 79-94.
Kotler, Philip & Amstrong, Gary. (2004). Dasar – dasar Pemasaran (Ed. Ke – 9, Jilid 1). PT. Indeks. Jakarta.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran (Ed. Ke – 11, Jilid 1). PT. Indeks. Jakarta.
Krisnamurti, Dahlia. (2011, Mei 31). Pakai Barang Palsu Demi Penampilan. Inilah.com. Dipungut 6 Mei 2013, dari
http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1866843/pakai-barang-palsu-demi-penampilan
Kusumastuti, Satya A. 2005. Hubungan Antara Konformitas dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Lauster, P. 1990. Tes Kepribadian. Bumi Aksara. Jakarta.
Majesty, Jan. (2011). Pengaruh Iklan Program Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Niat Membeli Konsumen. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Mappiare, Andi. (1982). Psikologi Remaja. Usaha Nasional. Surabaya.
Marshall, W.L., Marshall, L.E., Serran, G.A., and O’Brien, M.D. (2009). Self
Esteem, Shame, Cognitive Distortion and Emphaty in Sexual Offenders: Their Intergration and Treatment Implication. Psychology, Crime & Law, Vol. 15, Nos. 2 & 3, 217-234.
Martanto, E.W. (2010). Hubungan Antara Citra Toko (Store Image) dengan Niat Membeli Pakaian di Distro pada Remaja di Kota Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Matos, C.A., Ituassu, C.T., & Rossi, Carlos A.V. (2007). Consumer Attitudes Toward Counterfeits: A Review and Extension. Journal of Consumer Marketing 24/1, pages 36-47.
Megasari, Nofita. (2007). Perilaku Membeli Pakaian Bermerek Terkenal pada Remaja Putri Ditinjau dari Gaya Hidup Experiences. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
Monks, F.J. & Knoer, A.M.P. (2006). Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya (Rev. Ke-3). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Mowen, John C. & Minor, Michael. (2002). Perilaku Konsumen (Ed. Ke – 5, Jilid 1). Erlangga. Jakarta.
Nia, A. & Zaichkowsky, J.L. (2000). “Do Counterfeits Devalue the Ownership of Luxury Brands?”. Journal of Product & Brand Management, Vol. 9 No. 7 pp. 485-497.
Nurmalasari, Yanni. 2007. Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Harga Diri pada Remaja Penderita Penyakit Lupus. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2008). Human Development Ed. 9. Kencana. Jakarta.
Phau, Ian & Teah, Min. (2009). Devil Wears (Counterfeit) Prada: A Study of Antecedents and Outcomes of Attitudes Towards Counterfeits of Luxury Brands. Journal of Consumer Marketing 26/1, pages 15-2.
Perempuan Inggris Mulai Berhenti Belanja Barang Tiruan, Bagaimana dengan Indonesia? (2013, November 19). Kompas.com. Diunduh 28 November 2013 dari
http://female.kompas.com/read/2013/11/19/1525064/Perempuan.Inggris.Mulai. Berhenti.Beli.Barang.Tiruan.Bagaimana.dengan.Indonesia.
Peter, J. Paul & Olson, Jerry C. (2013). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran (Ed. Ke – 9, buku 1). Salemba Empat. Jakarta.
Purnomo, Herdaru. (2011, April 26). Masyarakat Paling Banyak Beli Barang Kulit dan Software Palsu. detikFinance. Dipungut 6 Juni 2013, dari http://finance.detik.com/read/2011/04/26/175231/1626155/1036/1/masyarakat-paling-banyak-beli-barang-kulit-dan-software-palsu
Rahayu, Prahesti. 2011. Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif Pembelian Pakaian Bermerek pada Mahasiswi. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.
Remaja pun Berburu Chanel. (2011, September 15). Kompas.com. Dipungut 6 Juni
2013 dari
http://edukasi.kompas.com/read/2011/09/15/08463335/Remaja.Pun.Berburu.C hanel.
Rice, F. Philip. (1996). The Adolescent : Development, Relationships, and Culture. Allyn & Bacon. Boston.
Robins, R.W. & Trzesniewski, K.H. (2005). Self-Esteem Development across the Lifespan. Current Directions in Psychological Science, Vol. 14 No. 3, pp. 158-162.
Rose, Gregory M., Boush, David M., & Friestad, Marian. (1998). Self – Esteem, Susceptibility to interpersonal Influence and Fashion Attribute Preference in Early Adolescents. E – European Advances in Consumer Research, Vol. 3 pages 197 – 203.
Rowe, Debra & Puto, C.P. (1997). “Do Consumer’s Reference Points Affect Their
Buying Decision?”. Advances in Consumer Research Vol. 14, pages 188-192. Sancheti, Yukti K.S. (2009). Understanding Tween Girls’ Self Perception and
Clothing Behavior : A Conceptual Framework. Disertation. Faculty of Auburn University in Partial Fulfillment of The Requirements for The Degree of Doctor of Philosophy.
Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Universitas Sanata Dharma. Yogykarta.
Santrock, John W. (2002). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup (Ed. Ke-5 Jilid 1). Penerbit Erlangga.
Santrock, John W. (2007). Remaja (Ed. Ke – 11). Erlangga. Jakarta.
Santrock, John W. (2011). Perkembangan Masa Hidup (Ed. Ke – 13, Jilid 1). Erlangga. Jakarta.
Santrock, John W. (2012). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup (Ed. Ke-13 Jilid 1). Penerbit Erlangga.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sarwono, J. (2009). Statistik Itu Mudah : Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Andi Offset, Yogyakarta.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2007). Psikologi Remaja, Edisi Revisi II. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Serupa tapi Tak Sama. (2012, 20 Juni – 4 Juli). Cita Cinta no. 13/XII
Sudarjo, S. & Purnamaningsih, E.H. 2003. Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal Pada Mahasiswi. Jurnal Psikologi, No. 3 hal. 67 –
Soesilowindradini. ----. Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Usaha Nasional. Surabaya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta. Bandung.
Sukwiaty, Dra.Hj.; Jamal, Dra.H.Sudirman dan Sukamto, Drs. Slamet. (2009). Ekonomi 1. Yudhistira. Bogor.
Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran (Ed. Ke-2). Ghalia Indonesia. Bogor.
Suryabrata, S. (2008). Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Syafrizal. (2001). Manajemen Produk Kontemporer untuk Memenangkan Persaingan
Pasar, Jurnal Ekonomi dan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. No. IX/2.
Taniredja, T. & Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Alfabeta. Bandung
Taylor, Shelley E., Peplau, Letitia A., & Sears , David O. (2009). Psikologi Sosial (Ed. Ke-12). Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Trisdiarto, T.H. (2012). Pengaruh Faktor Sosial dan Personal Terhadap Sikap dan Niat Beli Konsumen untuk Barang Fashion Palsu di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Tesis. Program Pascasarjana Manajemen Universitas Udayana.
Wardhani, Meida D. 2009. Hubungan Antara Konformitas dan Harga Diri dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Wee, Chow-Hou., Tan, Soo-Jiuan,. & Cheok, Kim-Hong. (1995). Non-price Determinants of Intention to Purchase Counterfeit Good. International Marketing Review, Vol. 12 No. 6, pages 19-46.
Widodo, Agustinus S. & Pratitis, Niken T. 2013. Harga Diri dan Interaksi Sosial Ditinjau dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 2 No. 2, hal. 131 – 138.
Wulandari, Agnes E. 2012. Hubungan antara Harga Diri dan Perilaku Membeli Kompulsif Pada Remaja Putri. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Yoo, Boonghee & Lee, Seung-Hee. (2009). Buy Genuine Luxury Fashion Products or Counterfeits. Advances in Consumer Reaserch, Vol. 36.
Yusuf, L.N.S. & Nurihsan, A.J. (2007). Teori Kepribadian. Remaja Rosdakarya. Bandung.
87
Lampiran 1
Skala Uji Coba
SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGIS
Digunakan Untuk Penyelesaian Tugas Akhir
Disusun oleh : Made Manik Wikansari
(099114027)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
Yogyakarta, 13 Mei 2014
Kepada
Yth. Teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan Hormat, dengan ini saya
Nama : Made Manik Wikansari Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Dalam rangka penyusunan tugas akhir untuk menyelesaikan tugas sebagai mahasiswa, maka saya mohon kesediaan teman-teman untuk memberi tanggapan pada pernyataan-pernyataan yang telah saya susun dalam skala penelitian ini. Tanggapan yang teman berikan akan dijaga kerahasiannya sehingga teman-teman diharapkan untuk mengisi skala berikut sesuai dengan keadaan teman-teman-teman-teman yang sesungguhnya.
Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan teman-teman untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Hormat saya,
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi skala ini tidak dalam keadaan terpaksa dari pihak manapun, akan tetapi dengan sukarela demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan merupakan keadaan yang benar-benar saya alami sendiri, bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan bahwa dengan tidak mencantumkan nama sebenarnya maka jawaban saya dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.
Menyetujui,
DATA IDENTITAS
Inisial :
Usia :
Jenis kelamin : Perempuan / Laki - laki * Pernah membeli barang palsu : sering / jarang / tidak pernah * Barang palsu yang dibeli : (lingkari yang sesuai)
1. Pakaian 2. Tas 3. Sepatu 4. Jam tangan
5. Lain – lain ...
SKALA I
PETUNJUK PENGERJAAN
Baca dan pahamilah pernyataan-pernyataan berikut kemudian nyatakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri teman-teman. Berikanlah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang telah disediakan.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah :
SS : Apabila teman-teman “SANGAT SETUJU” dengan pernyataan yang diberikan
S : Apabila teman-teman “SETUJU” dengan pernyataan yang diberikan
TS : Apabila teman-teman “TIDAK SETUJU” dengan pernyataan yang diberikan
STS : Apabila teman-teman “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan pernyataan yang diberikan
Teman-teman bebas untuk menentukan jawaban teman-teman sendiri karena dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban yang teman-teman berikan merupakan cerminan dari diri teman-teman sendiri.
Contoh cara pengisian skala :
Pernyataan Jawaban
Saya bersikap sopan dimana pun saya berada
SS S TS STS
Apabila teman-teman merasa jawaban teman-teman kurang mencerminkan diri teman-teman dan ingin mengganti jawabannya, maka teman-teman dapat mengganti pilihan jawaban teman-teman dengan cara memberikan tanda garis dua pada jawaban sebelumnya (=) kemudian memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai.
Contoh koreksi :
Pernyataan Jawaban
Saya bersikap sopan dimana pun saya berada
No. Pernyataan Jawaban
1. Saya akan melanggar peraturan jika tidak
sesuai dengan kehendak saya. SS S TS STS
2. Saya merasa tenang jika telah melakukan
tugas sesuai dengan ketentuan berlaku . SS S TS STS 3. Saya hanya akan bersikap sopan pada orang
yang saya sukai . SS S TS STS
4. Lebih mudah menyelesaikan tugas jika
mengikuti peraturan yang berlaku. SS S TS STS 5. Saya enggan mengerjakan tugas jika tugas
itu terlihat sulit. SS S TS STS
6. Saya jarang diikutsertakan dalam diskusi
kelompok. SS S TS STS
7. Saya akan mengikuti peraturan yang telah
disepakati bersama dalam kelompok. SS S TS STS 8. Dalam pemilihan ketua kelompok, saya
bersedia mengajukan diri tanpa ditunjuk. SS S TS STS 9. Saya memiliki keluarga yang sayang dan
perhatian pada saya. SS S TS STS
10. Dalam diskusi kelompok saya hanya
menjadi pendengar dan mengikuti keputusan yang diambil.
SS S TS STS
11. Pekerjaan saya tidak sebaik yang dilakukan
teman saya. SS S TS STS
12. Saya merasa khawatir akan masa depan
saya. SS S TS STS
13. Dalam diskusi kelompok, teman – teman
menghargai pendapat yang saya sampaikan. SS S TS STS 14. Saya merasa tidak akan mampu
menyelesaikan tugas yang sulit. SS S TS STS 15. Saya akan mengikuti peraturan agar saya
lebih mudah diterima dalam kelompok. SS S TS STS 16. Saya merasa saya bukanlah orang yang tepat
17. Ketika saya dalam kesulitan, banyak teman
yang bersedia membantu saya. SS S TS STS
18. Saya mampu menyelesaikan tugas individu
secara mandiri. SS S TS STS
19. Saya mampu menyelesaikan tugas tepat
pada waktunya. SS S TS STS
20. Keluarga saya mau mendengarkan dan
menghargai pendapat yang saya sampaikan. SS S TS STS 21. Dalam kelompok, saya senang menyatakan
pendapat dan ikut serta menentukan keputusan yang akan diambil kelompok.
SS S TS STS
22. Saya mampu menyelesaikan tugas sebaik
yang dilakukan orang lain. SS S TS STS
23. Saya dapat diandalkan untuk menjadi
pemimpin kelompok. SS S TS STS
24. Saya selalu diikutsertakan dalam acara yang
diadakan oleh teman – teman. SS S TS STS
25. Menurut saya, peraturan yang ada di
lingkungan saya menyulitkan saya. SS S TS STS 26. Saya tidak takut mencoba tantangan dan hal
– hal baru. SS S TS STS
27. Hanya sedikit yang bersedia membantu saya
jika saya kesulitan memahami pelajaran. SS S TS STS 28. Saya merasa terbebani dengan segala
macam peraturan yang berlaku. SS S TS STS
29. Saya senang melakukan segala sesuatu
sesuai kehendak saya. SS S TS STS
30. Saya memiliki banyak kekurangan dan akan
susah berhasil di masa depan. SS S TS STS
31. Teman – teman sering pergi berlibur tanpa
mengajak saya. SS S TS STS
32. Saya merasa penampilan teman – teman
jauh lebih baik daripada penampilan saya. SS S TS STS 33. Saya memiliki teman – teman yang
34. Ketika kesulitan dalam menyelesaikan
tugas, saya akan berhenti mengerjakannya. SS S TS STS 35. Saya lebih senang diatur dan mengikuti
keputusan yang diambil oleh kelompok. SS S TS STS 36. Seringkali pendapat saya tidak didengar saat
diskusi kelompok. SS S TS STS
37. Teman – teman selalu mengharapkan
kehadiran saya di setiap acara bersama. SS S TS STS 38. Teman – teman sering menertawakan
penampilan saya. SS S TS STS
39. Saya merasa bersalah jika saya melanggar
peraturan yang berlaku. SS S TS STS
40. Saya dapat mengatasi permasalahan yang
sedang saya hadapi. SS S TS STS
SKALA II
PETUNJUK PENGERJAAN
Baca dan pahamilah pernyataan-pernyataan berikut kemudian nyatakan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri teman-teman. Berikanlah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang telah disediakan.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah :
SS : Apabila teman-teman “SANGAT SETUJU” dengan pernyataan yang diberikan
S : Apabila teman-teman “SETUJU” dengan pernyataan yang diberikan
TS : Apabila teman-teman “TIDAK SETUJU” dengan pernyataan yang diberikan
STS : Apabila teman-teman “SANGAT TIDAK SETUJU” dengan pernyataan yang diberikan
Teman-teman bebas untuk menentukan jawaban teman-teman sendiri karena dalam hal ini tidak ada jawaban benar atau salah. Jawaban yang teman-teman berikan merupakan cerminan dari diri teman-teman sendiri.
Contoh cara pengisian skala :
Pernyataan Jawaban
Barang palsu memiliki harga yang murah
SS S TS STS
Apabila teman-teman merasa jawaban teman-teman kurang mencerminkan diri teman-teman dan ingin mengganti jawabannya, maka teman-teman dapat mengganti pilihan jawaban teman-teman dengan cara memberikan tanda garis dua pada jawaban sebelumnya (=) kemudian memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai.
Contoh koreksi :
Pernyataan Jawaban
Barang palsu memiliki harga yang murah
Dalam penelitian ini, barang palsu yang dimaksud meliputi tas, pakaian, sepatu,
dan jam tangan palsu dari produk – produk bermerk.
No. Pernyataan Jawaban
1. Barang palsu memberikan manfaat yang sama
seperti barang asli. SS S TS STS
2. Barang palsu memiliki model dan bentuk yang
sama bagusnya dengan barang asli. SS S TS STS
3. Menurut saya, barang palsu akan lebih cepat
rusak. SS S TS STS
4. Keluarga saya lebih senang membeli barang asli. SS S TS STS 5. Banyak pusat perbelanjaan yang menjual barang
palsu. SS S TS STS
6. Barang palsu sangat mudah dibedakan dari
barang asli. SS S TS STS
7. Orang tua saya selalu membelikan saya barang
asli. SS S TS STS
8. Keluarga dan teman – teman tidak
mempermasalahkan jika saya membeli barang palsu.
SS S TS STS
9. Dengan uang yang saya miliki, saya lebih senang
membeli barang palsu. SS S TS STS
10. Teman – teman menyarankan saya untuk
membeli barang asli. SS S TS STS
11. Saya lebih mampu membeli barang palsu
daripada barang asli. SS S TS STS
12. Saya akan membeli barang asli seperti teman –
teman. SS S TS STS
13. Pendapat orang lain mempengaruhi saya dalam
pembelian barang palsu. SS S TS STS
14. Kualitas barang palsu lebih buruk sehingga saya
lebih memilih membeli barang asli. SS S TS STS 15. Saya akan membeli barang palsu karena teman –
teman saya juga memakainya. SS S TS STS
16. Saya merasa malu membeli barang palsu karena
17. Orang tua saya memberikan uang yang cukup
untuk membeli barang asli. SS S TS STS
18. Membeli barang palsu merupakan tindakan yang
melanggar hukum. SS S TS STS
19. Saat ini banyak penjual barang asli yang
memberikan potongan harga sehingga saya bisa
membeli lebih murah. SS S TS STS
20. Teman – teman menyarankan saya untuk membeli barang palsu dibandingkan membeli barang asli.
SS S TS STS
21. Dengan membeli barang palsu maka saya bisa
mendapatkan lebih banyak barang. SS S TS STS
22. Membeli barang palsu merugikan saya karena
tidak tahan lama. SS S TS STS
23. Harga barang palsu yang dijual sesuai dengan
kemampuan saya. SS S TS STS
24. Barang palsu sama awetnya dengan barang asli. SS S TS STS 25. Saya tidak mempedulikan pendapat teman –
teman dalam membeli barang palsu. SS S TS STS 26. Saya memilih untuk menabung demi membeli
barang asli. SS S TS STS
27. Keluarga saya menyarankan saya untuk membeli
barang asli. SS S TS STS
28. Keluarga saya sering membeli barang – barang
palsu. SS S TS STS
29. Keluarga dan teman – teman merekomendasikan
tempat untuk membeli barang palsu. SS S TS STS 30. Barang palsu memiliki bentuk yang lebih jelek
daripada barang asli. SS S TS STS
31. Menurut saya, barang palsu memiliki kualitas
yang hampir sama dengan barang asli. SS S TS STS 32. Barang palsu sulit dibedakan dari barang asli. SS S TS STS 33. Informasi yang saya dapatkan mengenai barang
palsu yang dijual tidak sesuai dengan keadaan sesungguhnya.
34. Membeli barang palsu lebih menguntungkan
daripada membeli barang asli. SS S TS STS
35. Barang palsu memiliki kualitas yang lebih buruk
daripada barang asli. SS S TS STS
36. Uang yang saya miliki hanya cukup untuk
membeli barang palsu. SS S TS STS