• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

Setelah melakukan penelitian dan melihat hasil yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pemakaian alat pelurus rambut menggunakan flat iron

dengan kerontokan rambut, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan:

x Kepada masyarakat khususnya para perempuan, untuk melakukan konsultasi

terlebih dahulu sebelum melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron.

Selain itu, agar menggunakan pelindung berupa serum sebelum melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron.

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rambut

2.1.1. Anatomi Rambut

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Jenis rambut pada manusia dapat digolongkan menjadi 2 jenis:

1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis, dengan diameter rambut >0,03mm.

2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut kecil yang ada di lapisan dermis, dengan diameter rambut < 3mm (Soepardiman, 2008).

Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:

a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang meliputi:

1). Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring dalam kulit.

2). Umbi rambut (bulbus pili), yaitu bagian terbawah akar rambut yang mengalami pelebaran. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah yang terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat dan berperan dalam pembentukan batang rambut. Dasar umbi rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada matriks rambut (Kusumadewi; Brown dan Burns).

b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit. Batang rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), yang terdiri atas lapisan keratin yang berguna untuk perlindungan terhadap kekeringan dan pengaruh lain dari luar; korteks (kulit rambut), terdiri atas serabut polipeptida yang

5

memanjang dan saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. Rambut velus tidak memiliki medula (Soepardiman, 2008).

c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional (Kusumadewi; Brown dan Burns).

Tabel 2.1: Struktur Rambut

Struktur Isi Lokasi

Infundibulum - Epidermis

Papilla dermis Masenkima embrionik -

Itsmus Keratinisasi krithilemma Dermis

Kandung akar dalam Trikohialin, sitrulin -

Medulla Trikohialin, sitrulin -

Bulb - Subcutis

Sumber: (Jaffer dan Qureshi)

2.1.2. Fisiologi Rambut

1. Pengaturan Suhu Badan

Rambut pada manusia memiliki fungsi yang beraneka ragam, salah satunya ialah sebagai pengaturan suhu tubuh. Rambut yang menutupi kulit dapat mengurangi kehilangan panas dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya (M. Ridwan).

2. Fungsi Sebagai Alat Perasa

Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata. Kepekaan kulit terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan rambut. Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan rambut 312/cm2 sangat peka

6

terhadap rangsangan sentuhan. Pada beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini mungkin lebih disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam hal ini. Peran rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia yang relative tidak berbulu (Sherwood, 2001).

2.1.3. Siklus Aktivitas Folikel Rambut

Setelah pembentukan folikel rambut dan rambut, perkembangan folikel rambut selanjutnya akan berhenti pada bulan ke-5 kehamilan. Folikel mengalami involusi memasuki fase katagen, dimana papilla dermis akan mengalami regresi dan akhirnya folikel memasuki fase istirahat. Sampai saat ini belum diketahui mengapa papila dermis yang telah terbentuk harus mengalami regresi terlebih dahulu dan kemudian mengalami aktivasi kembali (Erdina H.D, 2002).

Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama kali terbentuk folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang. Fase pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi berdasarkan umur dan regio tempat rambut tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi faktor fisiologis maupun patologis. Siklus pertumbuhan yang normal adalah masa anagen, masa katagen, dan masa telogen (Soepardiman, 2008).

1. Masa anagen: sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel tanduk yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun (Soepardiman, 2008).

2. Masa katagen: masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut, disusul oleh penebalan dan mengeriputnya selaput hialin. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian dibawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan ini berlangsung 2-3 minggu (Soepardiman, 2008).

3. Masa telogen atau masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel dan berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan terdorong keluar (Soepardiman, 2008).

7

Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100 hari sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah folikel rambut pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut pirang dan merah jumlahnya lebih sedikit dari rambut hitam. Jumlah rambut yang rontok per hari 100 helai. Densitas folikel rambut pada bayi 1135/cm2 dan berkurang menjadi 615/cm2 pada umur tiga puluhan, karena meluasnya permukaan kulit. Pada umur 50 tahunan ada pengurangan beberapa folikel sehingga jumlah menjadi 485/cm2. Untuk mengetahui jumlah rambut anagen dan telogen diperiksa rasio rambut anagen terhadap telogen yang disebut trikogram, sedikitnya 50 helai rambut halus dicabut dan diperiksa untuk menghindari deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut anagen pada wanita + 85% dan laki-laki 83% dan jumlah rambut telogen pada wanita 11% dan laki-laki 15% (Soepardiman, 2008).

Tabel 2.2: Siklus Rambut

Sumber: (Jaffer dan Qureshi)

2.1.4. Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut

Pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut dipengaruhi oleh beberapa sitokin dan growh factor (GF) yang diproduksi oleh sel papilla dermis. Substansi ini memulai dan mengontrol epitel intrafolikular dan interaksi mesenkimal. Juga mempengaruhi proliferasi dan diferensiasi sel matriks folikel rambut dengan mengeluarkan sinyal spesifik yang menginduksi berbagai stadium siklus rambut. Molekul bioaktif tersebut antara lain interleukin-1 alfa, FGF, EGF, KGF, substansi P, IGF-1, hormone tiroid, paratiroid, dan androgen. Aktivitas sel papilla dermis sendiri dikontrol oleh substansi yang diproduksi oleh lapisan spinosum sarung akar luar dan hormon. Beberapa peptida yang dihasilkan lapisan spinosum dan mempengaruhi papilla dermis antara lain basic fibroblast growth factor (bFGF),

Fase Masa

Anagen 3 tahun, 84% kulit kepala

Telogen 3 bulan, 14% kulit kepala

8

platelet derived growth factor (PDGF), dan transforming growth factor beta (TGF-beta) (Erdina H.D, 2002).

Berbagai macam molekul sinyal yang mengontrol siklus rambut tersebut digolongkan ke dalam 3 kelompok:

1. Memulai fase anagen, IGF 1, bFGF, EGF, VEGF, TGF-alfa yang merupakan faktor mitogenik kuat untuk keratinosit dan sel endotel.

2. Mempertahankan folikel anagen matang, IGF 1, VEGF, yang menstimulasi proliferasi vaskularisasi dan proses diferensiasi.

3. Menginduksi fase katagen dan degradasi folikel rambut, IL 1, IL 4, TNF-alfa, TNF-beta, merupakan sitokin pro-apoptotic dan penghambat pertumbuhan (Erdina H.D, 2002).

2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah sebagai berikut:

2.1.5.1. Keadaan Fisiologik 1. Hormon

Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan kortikosteroid. Masa pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebih cepat pada wanita daripada pria. Hormon androgen dapat merangsang dan mempercepat pertumbuhan dan menebalkan rambut di daerah janggut, kumis, ketiak, kemaluan, dada, tungkai laki-laki, serta rambut-rambut kasar lainnya. Namun, pada kulit kepala penderita alopesia androgenetik hormon androgen bahkan memperkecil diameter batang rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen. Pada wanita aktivitas hormon androgen akan menyebabkan hirsutisme, sebaliknya hormon estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi memperpanjang anagen (Soepardiman, 2008).

9

2. Nutrisi

Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya kehilangan pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin B12, asam folat, asam animo, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan zat besi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut (Soepardiman, 2008).

3. Kehamilan

Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen masih dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10% (Kusumadewi, dkk).

4. Masa baligh

Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat pertumbuhan rambut ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut kepala justru akan rontok (Kusumadewi, dkk).

5. Kelahiran

Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut kepala sang ibu dengan cepat beralih ke fase telogen, sehingga selama masa ini dijumpai nilai telogen 35% (Kusumadewi, dkk).

6. Masa baru lahir

Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase anagen, maka beberapa minggu setelah bayi lahir akan tampak kerontokan rambut, yang disusul dengan pertumbuhan rambut baru selama tahun pertama dan kedua kehidupannya (Kusumadewi, dkk).

7. Masa menjadi tua

Wanita dan pria sama-sama menderita kerontokan rambut karena usia lanjut. Kerontokan dimulai di ubun-ubun, dahi, dan pelipis, lalu bergeser ke belakang. Di bagian-bagian ini fase anagen rambut menjadi singkat, rambut lebih cepat rontok dan rambut halus tumbuh sebagai gantinya (Kusumadewi, dkk), folikel rambut

10

mengalami atrofi, fase pertumbuhan bertambah singkat, rambut lepas lebih cepat dan densitas rambut juga berkurang (Erdina H.D, 2002).

8. Vaskularisasi

Vaskularisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut, namun bukan merupakan penyebab primer dari gangguan pertumbuhan rambut, karena destruksi bagian 2/3 bawah folikel sudah berlangsung sebelum susunan pembuluh darah mengalami perubahan (Pieter).

2.1.5.2. Keadaan Patologik

1. Peradangan sistemik atau setempat

Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi dan folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu mata (madarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan menyebabkan kerontokan, maupun kerusakan batang rambut (Soepardiman, 2008).

2. Obat

Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan kerontokan, umunya obat antineoplasma misalnya bleomisin, endoksan, vinkristin, dan obat antimitotik, misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau kumarin dapat mempercepat terjadinya folikel anagen ke dalam fase telogen dalam jumlah besar, sehingga menyebabkan effluvium telogen. Logam berat yang akan terikat pada grup sulfhidril dalam keratin anatara lain talium, merkuri dan arsen (Soepardiman, 2008; Pieter).

3. Mekanis

Mencabut rambut gada atau melukai folikel rambut akan mempercepat terjadinya masa anagen dengan mempersingkat masa telogen (Kusumadewi, dkk).

11

4. Kelainan endokrin

Kelainan endokrin dapat mempengaruhi fisiologi folikel rambut, menambah atau mengurangi produksi rambut. Hipotiroidisme dapat menyebabkan mengecilnya diameter rambut dan meningkatkan kerontokan rambut (Erdina H.D, 2002; Pieter).

5. Penyakit kronis

Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis, kecuali terdapat kekurangan protein dalam jumlah besar (Pieter).

2.2. Kerontokan Rambut

2.2.1. Definisi

Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut yang berkisar lebih kurang 100 helai per hari. Dapat terjadi difus atau setempat (lokal). Kelainan setempat dapat berupa unifokal atau multifokal. Bila kerontokan ini berlanjut dapat terjadi kebotakan (alopesia) (Soepardiman, 2008).

2.2.2. Etiologi dan Patogenesis

Klasifikasi etiopatogenesis kerontokan rambut dapat membantu menentukan jenis kerontokan rambut:

1. Kegagalan pertumbuhan rambut, umumnya disebabkan oleh karena dysplasia ektodermal akibat gangguan genetik.

2. Abnormalitas batang rambut: a). instrinsic hair breakage dan b). unruly hair, dapat terjadi secara kongenital akibat kelainan metabolik atau didapat akibat kerusakan mekanik atau kimia.

3. Abnormalitas siklus rambut (jumlah rambut yang lepas meningkat), dapat menyebabkan effluvium telogen, effluvium anagen, dan alopesia areata.

4. Kerusakan folikel rambut dapat disebabkan oleh faktor eksogen (trauma/tekanan), faktor endogen (infeksi/keganasan/beberapa penyakit dengan proses destruktif) dan aplasia kutis kongenital (Pieter).

12

2.2.3. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, klasifikasi kerontokan rambut dapat dibagi menjadi: congenital, kelainan siklus pertumbuhan rambut, kelainan batang rambut, obat, gangguan hormonal, trauma, infeksi, dan penyakit dengan proses destruktif (Pieter).

Kerontokan rambut akibat trauma

Secara umum, kerontokan rambut atau alopesia yang disebabkan oleh trauma mekanis dapat dibagi menjadi 3 tipe, trauma, tekanan, dan tarikan.

a. Alopesia traumatik

Kerontokan rambut sampai alopesia akibat trauma memiliki daerah yang berbatas tegas dan merupakan penyebab tersering alopesia sikatrisial.

b. Alopesia karena tekanan

Tekanan yang lama, misalnya pada pasien yang berbaring lama dapat menyebabkan iskemia, nekrosis, dan ulserasi di kulit kepala. Keadaan ini mengakibatkan kerontokan rambut yang berkembang menjadi alopesia sikatrisial yang umumnya bersifat irreversibel.

c. Alopesia karena tarikan

Tarikan kronis dapat menyebabkan atrofi folikel rambut disertai inflamasi folikular dan rambut yang patah mengakibatkan kerontokan rambut sampai alopesia setempat. Keadaan ini dapat dijumpai pada gadis-gadis remaja dengan kuncir ekor kuda yang kencang dan anak-anak Afro-Karabia dengan kuncir-kuncir kecil di rambut serta pada keadaan trikotilomania (Pieter).

2.3. Flat Iron Sebagai Alat Pelurus Rambut

Ada beberapa cara untuk meluruskan rambut, diantaranya adalah dengan smoothing (tanpa alat), rebonding, atau dengan menggunakan flat iron. Namun penulis akan membahas tentang flat iron saja sesuai judul penelitian ini.

Flat iron adalah alat yang di rancang untuk meluruskan rambut (Nakamura, 1995). Flat iron digunakan untuk mengubah struktur rambut menggunakan

13

bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan tatanan rambut yang diinginkan (Kompasiana, 2014).

Pelurusan rambut dengan menggunakan flat iron sudah ada sejak zaman dahulu. Pada tahun 1872, Erica Feldman menggunakan alat pelurus rambut pertama untuk menata rambutnya dengan menggunakan batang besi yang dipanaskan. Erica tidak menciptakan flat iron yang sebenarnya tetapi dia dikenang

sebagai individu pertama yang menggunakan flat iron untuk mengubah

penampilan rambutnya. Di tahun 1909, Isaac K. Shero menggunakan setrika pakaian untuk menekan keras rambut dari kedua sisi.

Di umur ke 30an pada tahun 1912, Lady Jennifer Bell Schofield dianggap penemu sebenarnya dari pelurus rambut. Di era tersebut, ketika rambut keriting menjadi tampilan yang utama, Jennifer ingin mencoba sesuatu yang berbeda dengan ide meluruskan rambut dengan alatnya yang berupa dua pelat logam yang dipersatukan di tengah sehingga dapat dijepit dan dilepas dari rambut. Model ini sangat mirip dengan produk saat ini. Pada intinya, Lady Schofield menggabungkan ide-ide Grateau dan Shero. Namun, model flat iron ini sangat berbahaya karena dipanaskan dengan api dan dapat dengan mudah merusak rambut.

Bahkan setelah penemuan ini, beberapa wanita masih menggunakan setrika pakaian untuk meluruskan rambut mereka. Namun, tindakan berbahaya ini mulai ditinggalkan setelah tahun 1960. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1990an, tampilan flat iron seperti yang digunakan di masa sekarang, mulai dipergunakan di beberapa salon (Valerie).

2.4. Efek Penggunaan Flat Iron Terhadap Kerontokan Rambut

Menurut hair stylist, Anton Kantinus, di pasaran banyak dijual berbagai jenis flat iron, mulai dari harga yang murah hingga yang mahal. Fungsi flat iron sebenarnya adalah sebagai styling. Dengan menggunakan flat iron, tatanan rambut akan menjadi lebih rapi dan halus (Kompasiana, 2014).

Namun, pemakaian flat iron tentu tidak boleh sembarangan. Sebab, paparan panas secara terus-menerus pada rambut dapat merusak rambut. Hal ini dibenarkan oleh Anton. Ia mengatakan, meluruskan rambut dengan menggunakan flat iron

14

diperbolehkan setiap hari, hanya saja dengan cara yang tepat. Apabila tidak digunakan dengan cara yang tepat, meluruskan rambut setiap hari akan merusak rambut, seperti rambut akan mudah rontok. Hal ini terjadi karena penarikan yang terlalu kuat dan berulang-ulang sehingga kekuatan akar rambut menjadi rapuh. Selain itu, paparan panas dari flat iron terus-menerus tanpa pelindung dapat menyebabkan rambut menjadi kering jika suhu yang digunakan terlalu tinggi (Kompasiana, 2014).

Saat ini, flat iron yang dipasarkan memiliki pengaturan panas dengan suhu maksimum hingga 410 derajat Fahrenheit (210 derajat celcius). Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa suhu 347-419 derajat Fahrenheit (175-215 derajat celcius) dalam waktu sedikitnya 5 menit, dapat merusak sebagian besar rambut. Oleh sebab itu, dermatologis merekomendasikan membatasi penggunaan flat iron (dengan panas yang tinggi) dan pengeriting rambut (AAD, 2015).

Semakin majunya perkembangan IPTEK dibidang kecantikan rambut, maka saat ini banyak produk yang ditawarkan dengan kualitas yang lebih bagus untuk menanggulangi kerusakan rambut. Seperti halnya produk pelurus rambut telah disediakan berbagai jenis kosmetika yang dalam pemakaiannya disesuaikan dengan kondisi rambut dan penggunaannya secara step by step (Rostamailis, dkk, 2008).

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelurusan rambut adalah teknik styling rambut yang digunakan sejak tahun 1980 yang melibatkan perataan dan pelurusan rambut untuk memberikan efek halus dan mengkilat (Makarizo, 2014). Meluruskan rambut merupakan cara mudah untuk mengubah tampilan rambut. Hal ini menjadi wajar, apabila mayoritas kaum perempuan lebih menyukai rambut lurus. Saat ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan rambut lurus. Proses pelurusan rambut permanen

sering disebut rebonding atau smoothing. Sedangkan beberapa shampoo,

conditioner, dan gel rambut hanya dapat membuat rambut lurus sementara.Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan flat iron (pelurus rambut), yaitu alat yang digunakan untuk mengubah struktur rambut menggunakan bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan tatanan rambut yang diinginkan (Kompasiana, 2014).

Menurut hair stylist, Anton Kantinus, di pasaran memang banyak dijual berbagai jenis flat iron, mulai dari harga yang murah hingga yang mahal. Fungsi

flat iron sebenarnya adalah sebagai styling. Dengan menggunakan flat iron, tatanan rambut akan menjadi lebih rapi dan halus (Kompasiana, 2014).

Pada survey awal yang dilakukan peniliti di 5 salon yang berbeda di Kota Medan, didapati pelurusan rambut menggunakan flat iron cendrung lebih sering dibandingkan pelurusan rambut dengan teknik rebonding ataupun smoothing.

Sekitar 8 orang per hari atau 56 orang per minggu melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron di salon. Sedangkan pelurusan rambut dengan teknik

rebonding ataupun smoothing hanya dilakukan sekitar 2 orang per minggu.

Namun, pemakaian flat iron tentu tidak boleh sembarangan. Sebab, paparan panas secara terus-menerus pada rambut dapat merusak rambut. Hal ini dibenarkan oleh Anton. Ia mengatakan, meluruskan rambut dengan menggunakan flat iron

2

digunakan dengan cara yang tepat, meluruskan rambut setiap hari akan merusak rambut, seperti rambut akan mudah rontok. Hal ini terjadi karena penarikan yang terlalu kuat dan berulang-ulang sehingga kekuatan akar rambut menjadi rapuh. Selain itu, paparan panas dari flat iron terus-menerus tanpa pelindung dapat menyebabkan rambut menjadi kering jika suhu yang digunakan terlalu tinggi (Kompasiana, 2014).

Rambut sebenarnya bukan merupakan alat vital bagi kehidupan manusia karena manusia dapat hidup tanpa rambut di badannya, namun jelas bahwa rambut mempunyai peran dalam fungsi proteksi kulit terhadap keadaan lingkungan yang merugikan. Fungsi rambut yang paling penting adalah untuk menunjang penampilan seseorang. Telah lama dikenal ungkapan rambut adalah mahkota kecantikan yang menandakan betapa pentingnya rambut bagi peran seseorang dalam lingkungannya (Wasitaatmadja, 1997).

Penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko kerontokan rambut (Lana, 2011). Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut terminal dalam bentuk apapun dan dimanapun asal mula terjadinya yang berkisar lebih dari 100 helai per hari (Brown, Robin Grahan dan Tony Burns, 2002). Lebih dari 50% wanita mengalami kerontokan rambut di kehidupannya (AAFP, 2009). Kerontokan rambut dapat dibagi menjadi telogen effluvium, anagen effluvium,

kerontokan rambut kongenital, kerontokan rambut akibat kelainan batang rambut, kerontokan rambut akibat trauma, kerontokan rambut akibat obat, dan kerontokan rambut akibat gangguan hormonal (Soepardiman, 2008).

Melihat kondisi mahasiswi FK USU yang mulai banyak menggunakan flat iron sebagai bentuk perawatan dan estetika rambut mereka, peneliti tertarik untuk meneliti apa sebenarnya efek atau akibat yang ditimbulkan dari flat iron terhadap terjadinya kerontokan rambut.

3

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh flat iron (pelurus rambut) terhadap kerontokan rambut seseorang?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh flat iron (pelurus rambut) terhadap terjadinya rambut rontok.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui proporsi mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang

menggunakan flat iron (pelurus rambut).

2. Mengetahui jumlah mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang mengalami

kerontokan rambut akibat penggunaan flat iron (pelurus rambut).

3. Mengetahui hubungan pemakaian alat pelurus rambut (flat iron)dengan kejadian rambut rontok pada seseorang.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian

kesehatan khususnya tentang kerontokan rambut.

2. Menambah pengetahuan dan informasi kepada semua orang tentang efek yang ditimbulkan dari pemakaian flat iron (pelurus rambut).

3. Masukan dan tambahan rujukan untuk semua orang yang akan melakukan

ii

ABSTRAK

Meluruskan rambut merupakan cara mudah untuk mengubah tampilan rambut. Namun, penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko kerontokan rambut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan terjadinya kerontokan rambut. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU stambuk 2012, dan melibatkan 96

Dokumen terkait