Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN SUBYEK PENELITIAN
Saya Vriancha Admira Putri, mahasiswi dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara akan mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”. Saya mengikut sertakan saudari dalam penelitian ini untuk mengetahui efek pemakaian alat pelurus rambut (flat iron) dengan kejadian rambut rontok.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tindakan pelurusan rambut dengan flat iron dapat mempengaruhi kerontokan rambut. Partisipasi saudari dalam penelitian ini adalah sukarela. Identitas saudari dalam penelitian ini akan disamarkan. Kerahasiaan identitas saudari akan di jamin sepenuhnya.
Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu saudari sekalian dalam penelitian ini.
Peneliti
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :
NIM :
Umur :
Kelas :
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan dari peneliti tentang penelitian
“Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”, maka dengan ini saya menyatakan bahwa saya memahami penjelasan secara lengkap dan secara sukarela dan tanpa paksaan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Peneliti, (Medan, / /2015) Peserta Penelitian
(Vriancha Admira Putri ) (...)
Lampiran 3
KUESIONER TINGKAT STRES
PETUNJUK:
1. Bagian ini memuat pernyataan mengenai kondisi yang saudara/i alami dalam satu bulan terakhir,meliputi : gejala fisik , emosi dan perilaku. 2. Jawablah pernyataan ini dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang
saudara/i rasakan
3. Berilah tanda checklist (9 ) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi yang saudara/i rasakan.
No Pernyataan Sangat
Sering Sering
Kadang-Kadang Jarang
Tidak Pernah
1 Pikiran saya sering
kacau
2 Saya merasa kecewa
dengan kehidupan saya
3 Saya merasa sulit untuk
konsentrasi
4 Setiap bangun pagi
badan saya terasa lelah
5
Saya kehabisan energi untuk melakukan kegiatan apa pun
6
saya merasa malas untuk melakukan kegiatan apapun
7 Saya putus asa dengan
keadaan diri saya
8 Kepala saya mudah
pusing
9
Saya tidak bisa berkonsentrasi untuk tugas saya
11 Pikiran saya lelah 12 Saya kehilangan kesabaran dalam menghadapi tugas kuliah saya 13
Saya merasa mudah marah tanpa sebab yang berarti
14
Saya menolak diri untuk berinteraksi dengan teman kuliah
15 Saya merasa memiliki
beban kuliah yang berat
16
Saya merasa tidak mempu mengendalikan masalah yang saya hadapi
17
Saya bingung apa yang harus saya lakukan untuk kemajuan perkuliahan saya
18
Saya mudah emosional ketika menghadapi perilaku teman-teman saya yang membuat kesal
19
Saya kesal karena sesuatu yang terjadi diluar dugaan saya
20
Saya merasa bahwa saya tidak dapat mengontrol hal-hal penting dalam hidup saya
21
Saya merasa yakin akan kemampuan saya untuk menangani masalah pribadi saya
22
Saya mempu untuk mengontrol masalah dalam perkuliahan saya
23
Saya merasa sangat sulit mengatasi masalah yang saya hadapi
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN TENTANG HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELURUS RAMBUT (FLAT IRON) DENGAN KEJADIAN RAMBUT RONTOK PADA MAHASISWI FK USU STAMBUK 2012
Nama : Stambuk :
Umur : Tanda Tangan :
Nb : Pertanyaan No 6 harap dihitung benar-benar untuk kerontokan rambut yang terjadi, mulai bangun tidur sampai tidur kembali, baik saat sisiran, cuci rambut, bangun tidur, dan lain-lain.
1. Berapa kali Anda menggunakan alat pelurus rambut (flat iron) dalam seminggu? A. ≥2 kali seminggu
B. <2 kali seminggu
C.Lainnya...
2. Dimana Anda menggunakan alat pelurus rambut (flat iron) ? A.Rumah
B. Salon
C.Rumah Kecantikan
D.Lainnya...
3. Apa alasan Anda melakukan pelurusan rambut dengan flat iron ? A.Kecantikan
B. Trend
C.Lainnya...
4. Apakah anda mengalami kerontokan rambut setelah melakukan pelurusan rambut dengan flat iron ?
A.YA B. TIDAK
5. Berapa lama setelah menggunakan flat iron Anda mengalami kerontokan rambut ?
A.1 minggu-1 bulan B. 1 bulan-3 bulan C.3 bulan-6 bulan
D.6 bulan- 1 tahun
E. Lainnya...
6. Dimana saja kerontokan rambut yang Anda alami ?
A.Kerontokan ada di berbagai tempat, seperti di bantal, di sisir, saat mencuci rambut, dan di lantai
B. Kerontokan hanya ada di satu tempat ( hanya ada di bantal, hanya ada di sisir, hanya ada saat mencuci rambut, atau hanya ada di lantai)
7. Apakah saat ini Anda mengkonsumsi obat-obatan ? A.Anti kanker
B. Anti koagulan C.Obat henti jantung
D.Beta blockers E. Hormon
F. Lainnya...
8. Apakah Anda pernah mengalami penyakit kulit di kepala ? A.YA
9. Bila Ya, sebutkan apa saja ? A.Tinea kapitis
B. Lupus eritematosus
C.Ptiriasis sicca/ketombe D.Lainnya...
10. Apakah Anda pernah mencat rambut Anda ? A.YA
B. TIDAK
11. Jika Ya, berapa kali Anda mencat rambut Anda ? A.1x3 bulan
B. 1x6 bulan C.1x1 tahun
D.1x2 tahun
E. Lainnya...
12. Penggunaan flat iron dimulai dari suhu ? A.Suhu rendah (dingin) ke suhu tinggi (panas) B. Suhu tinggi (panas) ke suhu rendah (dingin) C.Lainnya...
13. Pada keadaan rambut apa Anda menggunakan flat iron ? A.Rambut kering
B. Rambut basah
C.Lainnya...
14. Apakah Anda suka gonta-ganti shampoo? A. YA
B. TIDAK
Lampiran 5
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Vriancha Admira Putri
NIM : 120100001
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 17 Januari 1995
Agama : Islam
Alamat : Jl. Setia Budi Komplek Taman Setia Budi Indah 1 Blok G No. 14 Medan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Email : vrianchaadmira@yahooo.com Riwayat Pendidikan :
1. TK Harapan 1 Medan 1999 – 2000
2. SD Harapan 1 Medan 2000 – 2006
3. SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2006 – 2009 4. SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2009 – 2012 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012 – sekarang Riwayat Organisasi :
1. Anggota Departemen Minat dan Bakat PEMA FK USU 2012/2013 2. Anggota Seksi Bola Basket PORSENI FK USU 2013
3. Sekretaris SOTR FK USU 2013
Lampiran 6
RONTOK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid ya 51 53.1 53.1 53.1
tidak 45 46.9 46.9 100.0
Total 96 100.0 100.0
USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 18 1 1.0 1.0 1.0
19 2 2.1 2.1 3.1
20 31 32.3 32.3 35.4
21 55 57.3 57.3 92.7
22 7 7.3 7.3 100.0
Total 96 100.0 100.0
WAKTU KERONTOKAN RAMBUT * FLAT IRON Crosstabulation
FLAT IRON
Total ya tidak
WAKTU KERONTOKAN
RAMBUT
1minggu-1bulan Count 30 0 30
% of Total 31.3% 0.0% 31.3%
1bulan-3bulan Count 11 0 11
% of Total 11.5% 0.0% 11.5%
3bulan-6bulan Count 5 0 5
% of Total 5.2% 0.0% 5.2%
6bulan-1tahun Count 9 0 9
% of Total 9.4% 0.0% 9.4%
tidak memakai Count 0 41 41
% of Total 0.0% 42.7% 42.7%
Total Count 55 41 96
% of Total 57.3% 42.7% 100.0%
FREKUENSI PENGGUNAAN FLAT IRON * FLAT IRON Crosstabulation
FLAT IRON
Total ya tidak
FREKUENSI
PENGGUNAAN FLAT IRON
≥2minggu Count 36 0 36 % of Total 37.5% 0.0% 37.5%
<2minggu Count 19 0 19
% of Total 19.8% 0.0% 19.8%
tidak memakai Count 0 41 41
% of Total 0.0% 42.7% 42.7%
Total Count 55 41 96
% of Total 57.3% 42.7% 100.0%
RONTOK * FLAT IRON Crosstabulation
FLAT IRON
Total
ya tidak
RONTOK ya Count 39 12 51
Expected Count 29.2 21.8 51.0
% within FLAT IRON 70.9% 29.3% 53.1%
tidak Count 16 29 45
Expected Count 25.8 19.2 45.0
% within FLAT IRON 29.1% 70.7% 46.9%
Total Count 55 41 96
Expected Count 55.0 41.0 96.0
% within FLAT IRON 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 16.356a 1 .000
Continuity Correctionb 14.726 1 .000
Likelihood Ratio 16.811 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 16.185 1 .000
N of Valid Cases 96
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDTCAL EDUCATTON
UN|T (MEU)
Jl. Dr. Mansur No. 5 Medan 20155 - INDONESIA Telp. +61 -8210555; Fax.
+$l-92162U
Nomor
:
247 1UN5.2.1.1.3/SPB12A15 Lamp.:-Hal
:EthicalClearenceKepada Yth :
Ketua Komite Etik Kedokteran Fakultas Kedokteran USU
di-Tempat
Medan, 30 Juni 2015
Dengan hormat,
Bersama
ini kami
sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester Vl Angkatan Tahun 2012yang telah mengikuti Ujian Seminar Proposaldi bawah ini:Nama
NIM
Judul
Dosen Pembimbing
:
VRIANCHA ADMIRA PUTRI:
120100001:
Hubungan PemakaianAlat Pelurus Rambut
(Flat iron) dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk2012:
dr. Sufitni, M.Kes, SpPADengan ini memohon Ethical Clearence untuk usulan Proposaltersebut diatas.
Demikianlah surat ini kami sampaikan, atias kerjasama yang baik diucapkan terima kasih,
arhat, M. Ked{ORL-H NS}, SpTHT-KL{K) 19700316 200212 1 CI02
HEALTH
RASEARCH
ETHICAL COMMITTEE
Of North
Sumatera
c/o
MEDICAL SCHOOL, UNTVERSITAS
SUMATERA
UTARA
Jl. Dr. Mansyur No. 5 Medan, 20155 - INDONESIA
Tel: +62-61-8211045;8210555 Fax: +62-61-8216264,E-mail: komet_fkusu@yahoo.com
FORMT]LIR ISIAN OLEH
PENTELITINama lengkap anda:
VRIAIICHA ADMIRA PUTRI
Jl. Setia Budi KomplekTaman Setia Budi Indah I blok G No. 14 Medan
0812608142 lfu rianehaadmira@yahoo.com Alamat lain yang dapat dihubungi :
Nama lnstitusi Anda (tulis beserta alamatrya) :
X'akultas Kedolrteran Universitas Sumatera Utara, JL Dr. MansyurNo.
050 Medan
Telp/FaxAlPlE-maiUlain-lain :
wianchaadmira@yahoo.com
DAFTAR PERTANYAAN :
1.
Subyek yang digunakan pada penelitian Anda :I penderita
fJ
NonPenderita
I
HewanJumlah Subyek yang digunakan dalam penelitian Anda : 96 (orang)
Keterangan : Mahasiswi FK USU stambuk ZDl2yangmemakai alat pelurus rambut fflat bon)
4.
Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini (pekiraan) untuk setiapsubjek: 10-15 (menit)
2.
a J.
Judul Penelitian:
I{ubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (FIat lron\ Dengan Kejadian
Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stembuk20l2
5.
Rangkaian usulan penelitian mencakup objektif penelitian manfaat/relevansi darihasil penelitian disertai alasan/motivasi dilakukannya penelitian dan resiko yang
mungkin timbul disertai cara penyelesaian masalahnya (ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti secara umum).
Pemakaian alat pelurus rambut mendgunakan trtat iraa banyak digunakaq oleh
kalangan remaia khu$usnva mahasiswi
FK
USU staqbuk 2012 dan dampaknvatanva adalah kerontokan rambut. Makn
dari itu
peneliti tgrtarik untukmelakukan penelitian ini.
6. Apakah
masalah etik menurut Anda dapat te{adi pada penelitian Anda ini:
rTidak ada masalah etik vanq ilunekin dapat timPul,pada penelitian ini karena kerahasiaan informasi diiamin oleh peneliti.
7. Jika subjeknya
manusia, apakah percobaan terhadap hewan sudah perna\ dilakukan?Jika tidak , sebutkan alasan mengapa langsung dilakukan terhadapa manusia.( berikan argumentasi anda secara jelas dan mudah dimengerti).
,
, ',Penelitian
ini
hanva mensambil informasi tentans'kerontokan rambut yang"
teriadi akilat
penesunaan/raf iro4
vang sudah biasa dilakukan manusia(mahasiswil sehineqa tidak dilakTkan laei percobaan pada hewan coba.
8.
Prosedur pelaksanaan penelitian atau percobaan(frekwensi, interval, dan jumlah total segala tindakan invasif yang dilakukan, dosis dan cara penggunaan obat, isotop, radiasi atau tindakan lainnya)sebutkan !Prosedur penelitian
ini
adalah dengan cara memberikan ,kuesioner kqpadamahasiswi FK USV stambuk 2012.
9.
Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara yang digunakan guna pencegahannya (disebutkan jenis bahayanya).Tidak ada bahava vans mu+gkin daoat teriadi.
10. Pengalaman terdahulu sebelum atau sesudah penelitian dari tindakan yang akan
dilakukan (baik sendiri ataupun perorangan)
Belum oernah dilakukan penplitian sebelumnva.
11. Jika penelitian dilaksanakan pada orang sakit, sebutkan apa kegunaan bagi si sakit, dan bagaimanapula kompensasiyang diberikan jika terjadi kerugian padajiwanya. Pe-nelitian
ini
melihqt efek kerontokan rambqt pada penegunaan /tal iro4, iiknterdapat hubungan yang nositif terhadap kerontokan rambut. maka data dapat
diiadikan ruiukap basi penssuna flal iron untuk meneuransi pensgunaan ftct
iron
12. B agaimana cara memil ih penderita dan sukarel aw an y ang sehat?
Peneliti tidak memisalkan vans sakit (rontok) dan vang sehat (tidak rontok)
13.Apa hak dan kewajiban yang bisa Anda berikan sebagai jaminan dan imbalan
bagi objek tereebut? Jika terdapat ganti rugi, sebutkan pula berapa jumlah yang diberikan!
Hak peneliti adalah mendapat informasi dari subiek berupa kuesioner yang diberikan. Kewaiiban peneliti adalah meniaga kerahasiaan identitas
subiek dan memberikan informasi hasil penelitian yans valid setelah
nenelitian selesai dilakukan.
14. Sejauh mana hubungan antara subjek manusia yang diteliti dengan peneliti? (ceHist yangbenar) :
a. Hubungan dokter * pasien b. Hubungan guru * murid
c. F{ubungan majikan - anak buah d. Mitra
e. Keluarga f. Lain-lain
l5.Jelaskan cara pencatatan selama penelitian terrrasuk efek samping dan komplikasinya bila ada!
Data kuesioner akan dimasukkan ke dalam tabel dan dianalisis densan SPSS.
16. Jelaskan cara memberitahu dan murgajak subjek (lampiran contoh srnat persetujuan penderita)! Bila memberitahukan dan kesediannya secara lisan,
tulisan atau karena sesuatu hal penderita tidak dapat diminta pernyataan ataupun persetujuannya, beri pula alasan untuk itu.
Pengambilan data dilalarkan dengan cara wawancara langsung kepada resnonden denqan menggunakan kuesioner dan sampel adnlah mahasiswi kedokteran vang dapat dimintai nernvataan dan persefuiuannva.
17. Apakah subjek diansuransikan? (pilih salah satu)
a. Ya b. Tidak
Medan,4 Juli 2015 Menggtahui, Dosen PBulbirubine KTI
,ll+al
w
l.--Menyatakan : Peneliti Utama
MP. 1 3 ?2O loAZOOttzTOoL NIM.
,1,1 t:'; i]])-/zri' .. .. 'ra:s
.f1-,* - ::,,t ;..' a-it"
i,a dEfrr'a r tt !_ H.l !
r: 'S16€ l
\\l 1# .r,/ .\:i?,- -.,--*"/'
ffiuu
ffi=.*nHlr[ nffifffiGt
rffircm
8oilt]ITII
''%e**'""
Hffi
f*rffi
d
effirrffi ffihn ffi
tt
ffi
ftffif
GGrGnilmc[ffi
lL llr.
ilrnwr
ts
I
tdan
201[i
-ldonmh
Tel: +62€1€2110i6;
E210555 Fax
*62
€
1*216264
E+nail:ko misieti kfkusu@yahaoo. com
PERSETUJUAIY KOMISI ETIK TENTAI\IG
PELAKSANAA}I PENELITIAN BIDANG KESEHATAI\I
Norner: 37|IKOMET IFK U$U /2915
Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas KedokGran Universitas Sumatera Utarao setelah dilaksanakan pernbahasan dan penilaian usulan penelitian yang berjudul :
*Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (FIat lrcn)
Ilengrn Kejadirnn Rambut Rontok Pada Mthesilsrili FK USU $tnrnbuk 2O12"
Yang
menggunakanmanusia
sebagai subjek penelitian dengan ketua Pelaksana/Peneliti Utama: Vriancha Admira PutriDari Institusi : Fakultas Kedokteran USU
Dapat disetujui pelaksanaannya selama tidak bertentangan dengan kaidah neuremberg code dan
d*larasi helsinki.
Medan, 24 Agustus 2015
Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
.::ry.,w
KEM
PENDIDIKA]{
DA].{
KtrBUDAYAAN
TIIWVERSrrAS SIIMA'TEEA
UTARA
FAIilIL'TAS KFDOKTERAN
Jalan dr. T. Mansur No. 5 Kampus USU Medan 20155
Telp. (061) 821'1045,8210555 Fax. (061) 8216264,e-mail: dean.med@usu.ac.id
No
Lamp Hal
:
loZ(
ruN5.2.1.r/sPts/2or 5, trin P"o"titaian
Medan"l/ Septernber 201 5
Kepada Yth:
Dekan Fakultas Kedokteran USU
di
Tempat
Dengan homrat, berkenaan dengan kegiatan Karya Tulis Ilmiatr (KTD Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatm2012, maka kami mohon kepada Mahasiswa tersebut di bawalr
ini:
Nama
: VRIANCHA ADMIRA PUTRINIM
: 120100001ruDUL
: Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat iron) dengan KejadianRambut Rontok Pada Malrasiswi Fakultas Kedokteran USU Stambuk
2012
Dapat diberi izin Penelitian di Institusi yang BapakAbu Pimpin, dalam rangka pengumpulan data untuk penulisan KTI tersebut.
D.Tjrpta, SpA(K)
Tembusan:
-
Pertinggal7
l981lt I
002Lampiran 11
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
“Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”
Besar biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini sebesar
Rp 427.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
1. Biaya pembuatan proposal Rp 100.000,00
2. Biaya pencetakan lembar penjelasan, lembar Rp 100.000,00
persetujuan dan kuesioner
3. Biaya CD RW Rp 7.000,00
4. Biaya fotocopy Rp 20.000,00
5. Biaya souvenir untuk responden Rp 200.000,00
Total Rp 427.000,00
Anggaran biaya ditanggung oleh peneliti sendiri.
Peneliti
Lampiran 12
No Nama Umur Flat
Iron Rontok Frekuensi
Waktu Kerontokan
Rambut
1 N 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
2 SM 21 tidak tidak
3 RSTKM 21 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun
4 PNN 20 tidak tidak
5 JEG 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
6 DFRJB 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
7 MJ 19 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
8 RH 20 tidak tidak
9 SM 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
10 T 20 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
11 TMS 21 tidak ya
12 VAG 21 ya ya <2minggu 3bulan-6bulan
13 MS 21 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan
14 AY 21 ya ya <2minggu 1bulan-3bulan
15 YCP 20 tidak tidak
16 S 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
17 MAW 20 ya tidak ≥2minggu 3bulan-6bulan
18 ANS 22 tidak tidak
19 PIGM 22 tidak tidak
20 MC 18 tidak tidak
21 MRU 21 tidak tidak
22 RS 21 ya tidak <2minggu 1bulan-3bulan
23 HP 21 tidak tidak
24 SV 21 tidak tidak
25 BA 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
26 RM 21 tidak ya
27 SO 21 ya ya <2minggu 1minggu-1bulan
28 GP 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
29 CM 21 tidak ya
30 YO 21 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan
31 AC 21 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan
32 FYN 21 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun
33 RFY 21 ya ya ≥2minggu 3bulan-6bulan
34 JAW 20 tidak ya
35 NR 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
36 JT 20 ya ya <2minggu 1minggu-1bulan
37 YOS 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
38 CL 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
39 FS 21 tidak tidak
40 CCS 21 tidak ya
41 C 19 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan
42 A 20 tidak tidak
43 NST 22 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun
44 RD 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
45 FJ 21 tidak tidak
46 CO 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
47 RP 20 tidak tidak
48 RA 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
49 S 21 tidak tidak
50 KS 21 tidak tidak
51 FS 21 ya tidak ≥2minggu 1bulan-3bulan
52 JDP 21 ya tidak <2minggu 6bulan-1tahun
53 APS 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
54 CJ 20 tidak tidak
55 MH 20 tidak ya
56 RS 20 ya ya <2minggu 6bulan-1tahun
57 DIKKG 21 tidak tidak
58 A 20 tidak tidak
59 BYN 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
60 ADS 22 tidak tidak
61 VRCP 20 ya ya <2minggu 1bulan-3bulan
62 SRN 20 tidak ya
63 NMN 22 tidak tidak
64 GD 21 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun
65 EIGS 20 ya ya <2minggu 1minggu-1bulan
66 MAH 20 tidak ya
67 YS 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
68 FJ 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
69 FS 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
70 DL 21 tidak tidak
71 TC 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
72 FFN 21 ya tidak <2minggu 6bulan-1tahun
73 ROA 20 ya tidak ≥2minggu 1minggu-1bulan
74 TC 21 ya ya <2minggu 3bulan-6bulan
75 JGMP 20 tidak tidak
76 MG 20 ya tidak ≥2minggu 6bulan-1tahun
77 NA 21 ya ya ≥2minggu 3bulan-6bulan
78 MSEM 20 tidak tidak
79 YSS 22 tidak ya
80 ATMS 21 tidak tidak
81 RR 22 tidak ya
82 CAP 21 tidak ya
83 KC 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
86 CT 21 tidak ya
87 AAH 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
88 SPP 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
89 HSI 20 tidak tidak
90 SM 20 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
91 LS 21 tidak tidak
92 SE 21 tidak tidak
93 SAH 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
94 VC 20 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan
95 NM 20 tidak tidak
96 NJ 21 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun
26
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Dermatology., 2008. Dermatologists Warn Ceramic Flat
Irons Could Damage Hair and Lead to Hair Breakage. Available from:
https://www.aad.org/ [Accesed on 6 Mei 2015].
American Academy of Family Physicians., 2009. Diagnosing and Treating Hair
Loss. Available from: https://www.aafp.org/ [Accesed on 16 Juni 2015].
Graham-Brown, R. and Burns, T., 2005. Dermatologi: catatan kuliah. Erlangga, 4-5.
Jaffer, S.N. and Qureshi, A.A., 2004. Dermatology Quick Glance. Mc Graw Hill, 150.
Kompasiana, 2014. Memperindah Rambut Dengan Catok Rambut. Available from:
http://media.kompasiana.com/new-media/2014/02/04/memperindah-rambut-dengan-catok-rambut-629555.html [Accesed on 4 Mei 2015]. Kusumadewi, dkk., 2001. Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Moderen. Jakarta:
Meutia Cipta Sarana & DPP. Tiara Kusuma, 19-36.
Lana, Clara., 2011. Tanda Gejala Penyebab Rambut Rontok. Media Wanita. Available from: http://mediawanita-samoa.blogspot.com/2011/01/ [Accesed on 30 April 2015].
Makarizo, 2014. The New Makarizo Hair Straightening. Available from: http://www.makarizo.com/web/ [Accesed on 4 Mei 2015].
Nakamura, T., 1994. Hair Flat For Hair Straightening. Available from: http://www.freepatentsonline.com/5357988.html [Accesed on 28 April 2015].
Pusponegoro, E.H.D., 2002. Kerontokan Rambut Etiopatogenesis. Dalam: Wasitaadmadja, S.M., dkk. Kesehatan dan Keindahan Rambut. Jakarta: Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia, 1-13.
27
Sefcik, L., 2015. Hair Damage From a Flat Iron. Available from: http://www.livestrong.com/article/76971-hair-damage-flat-iron/ [Accesed on 1 Mei 2015].
Sherwood, L., 2001. Fisiologi manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC, 404. Soepardiman, L., 2008. Kelainan Rambut. Dalam: Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Suling, P.L., Hair Fall. Dalam: Cosmetic Dermatology Update. Simposium Nasional, Pameran, dan Pelatihan Dermatologi Kosmetik, 1-15.
Valerie, 2015. History of Flat Irons. Available from: http://www.flatironadviser.com/history-of-flat-irons/ [Accesed on 6 Mei 2015].
Wasitaatmadja, S.M., 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Badan Penerbit Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia, 202.
15
Rambut Rontok BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh flat iron
(pelurus rambut) terhadap terjadinya rambut rontok.
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian
ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen
Pelurusan Rambut
Dengan Flat Iron
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
3.2.1.Variabel Independen : Pelurusan Rambut Dengan Flat Iron
x Definisi Operasional
Pelurusan rambut dengan flat iron adalah meluruskan rambut agar rambut
jatuh lebih lurus dan lebih indah.
x Alat Pengukuran
Alat pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.
x Cara Pengukuran
Cara pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah angket.
x Hasil Pengukuran
a. Pemakaian flat iron (+) ≥2 kali seminggu.
16
x Skala pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah nominal.
3.2.2.Variabel Dependen : Rambut Rontok
x Definisi Operasional
Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut berkisar lebih dari 100 helai
per hari.
x Alat Pengukuran
Alat pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.
x Cara Pengukuran
Cara pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah angket.
x Hasil Pengukuran
a.Rambut rontok >100 helai per hari.
b.Rambut tidak rontok <100 helai per hari.
x Skala pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah nominal.
17
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain yang bersifat deskriptif dengan rancangan
penelitian cross sectional study.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara (FK USU). Penelitian telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan
Desember 2015.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang
melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron.
4.3.2. Sampel
Sampel dari penelitian ini diambil menggunakan consecutive sampling,
dimana semua subyek di populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
dimasukkan ke dalam sampel penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan
terpenuhi.
Adapun jumlah sampel minimal yang diperlukan dihitung sesuai dengan cara
uji hipotesis satu populasi dengan rumus :
n = [ �� √ �� + Ƶβ √� � + � � ]²
� − � ²
dimana :
n = jumlah sampel minimum
Z α = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada α tertentu
Z β = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada β tertentu
18
Pada penelitian ini, ditetapkan nilai α sebesar 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) sehingga untuk uji hipotesis satu arah diperoleh nilai Zα sebesar 1,960. Nilai β yang ditetapkan pada penelitian ini adalah sebesar 0,2 (power penelitian 80%) sehingga untuk uji hipotesis satu arah diperoleh nilai Z β sebesar 0,842. Maka dengan menggunakan rumus di atas, besarnya sampel minimal yang diperlukan
dalam penelitian ini adalah :
[ . √ . . + . √ . . + . . ]2
. ²
n = 96.33
Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 96.33 orang
dan dibulatkan menjadi 96 orang.
4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.4.1. Kriteria inklusi
1. Melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron≥2 kali seminggu
2. Jenis kelamin perempuan
3. Bersedia menjadi sampel penelitian
4.4.2. Kriteria eksklusi
1. Sedang mengalami stres berat (kuesioner dikutip dari penelitian Jemirda
Sundari Y, fakultas keperawatan UI)
2. Sedang mengkonsumsi obat-obat anti pembekuan darah, obat henti
jantung, obat kontrasepsi, dan lain-lain
3. Sedang mengalami infeksi berat/demam tinggi
4. Sedang mengalami penyakit kronis/menahun
5. Melakukan cat rambut < 6 bulan
6. Memakai jilbab dan wig (rambut palsu)
7. Infeksi di kepala, seperti Tinea kapitis, dan Ptiriasis sicca.
19
4.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden
untuk mengetahui hubungan pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan
rambut rontok pada mahasiswi FK USU stambuk 2012. Pada saat pengumpulan
data, peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat
penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi
responden dengan menandatangani informed consent. Responden yang bersedia
diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pertanyaan
yang kurang dipahami. Selesai pengisian, peneliti mengambil kuesioner yang telah
diisi responden, kemudian memeriksa kelengkapan data. Lembar kuesioner diisi
oleh masing-masing mahasiswi dalam waktu 15 menit, kemudian peneliti
memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis.
4.6. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan beberapa proses, yaitu, editing, coding,
entry, dan cleaning. Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel,
yaitu variabel independen dan dependen, dengan uji statistik chi square
menggunakan hitungan statistik yang sesuai, dimana derajat kemaknaan α = 0,05.
Apabila nilai p value < 0,05, maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka Ho
20
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan hasil dari penelitian tentang hubungan pemakaian
alat pelurus rambut (flat iron) dengan kejadian rambut rontok pada mahasiswi FK
USU stambuk 2012, yang dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2015 di
Fakultas Kedokteran USU dengan jumlah yang melakukan pelurusan rambut
dengan flat iron sebanyak 55 orang.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU, Jalan Dr. Mansyur No
5, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara.
[image:30.595.112.524.457.559.2]5.1.2. Deskripsi Karakteristik Kerontokan Rambut
Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Kerontokan Rambut
Kerontokan Rambut Jumlah (Orang) Persentase (%)
<100 helai/hari (Fisiologis) 45 46.9
>100 helai/hari (Patologis) 51 53,1
Total 96 100
Berdasarkan tabel 5.1. tersebut, dari 96 orang yang melakukan responden,
menunjukkan 45 orang (46,9%) mengalami kerontokan rambut yang fisiologis
(<100 helai/hari), dan 51 orang (53,1%) mengalami kerontokan rambut yang
patologis (>100 helai/hari).
21
5.1.3. Deskripsi Karakteristik Responden
[image:31.595.115.518.188.348.2]5.1.3.1.Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
18 1 1
19 2 2,1
20 31 32,3
21 55 57,3
22 7 7,3
Total 96 100
Berdasarkan tabel 5.2 didapati usia responden terbanyak berusia 21 tahun
sebanyak 55 orang (57,3%), dan yang paling sedikit berusia 18 tahun sebanyak 1
orang (1%).
5.1.3.2.Frekuensi Pemakaian Flat Iron
Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemakaian Flat Iron
Penggunaan Flat Iron Frekuensi Persentase (%)
< 2 kali/minggu 19 19,8
≥ 2 kali/minggu
Tidak memakai
36
41
37,5
42,7
Total 96 100
Berdasarkan tabel 5.3. kebanyakan sampel melakukan pelurusan rambut
menggunakan flat iron dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, yaitu sebanyak 36 orang
[image:31.595.113.513.496.609.2]22
[image:32.595.117.518.190.357.2]5.1.3.3.Kerontokan Rambut Setelah Pemakaian Flat Iron
Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Kerontokan Rambut
Setelah Penggunaan Flat Iron
Waktu Kerontokan
Rambut Frekuensi Persentase (%)
1 minggu–1 bulan 30 31,3
1–3 bulan 11 11,5
3–6 bulan 5 5,2
6 bulan–1 tahun
Tidak memakai
9
41
9,3
42,7
Total 96 100
Berdasarkan tabel 5.4. kebanyakan sampel mengalami kerontokan rambut 1
minggu-1 bulan setelah melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, yaitu
30 orang (31,3%), dan yang paling sedikit 3-6 bulan mengalami kerontokan rambut
setelah melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, yaitu 5 orang (5,2%).
5.1.4. Hubungan Pelurusan Rambut Menggunakan Flat Iron Dengan
Kejadian Rambut Rontok
Tabel 5.5 Kelompok Pemakaian Flat Iron Dengan Kejadian Rambut Rontok
Pemakaian Flat Iron
P value
Ya Tidak Total
Rambut
Rontok
Ya 39 12 51
Tidak 16 29 45 0,000
Total 55 41 96
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan metode Chi-Square. Tabel ini layak
di uji dengan Chi-Square karena tidak ada nilai expected yang kurang dari lima.
Pada hasil uji Chi-Square, nilai yang dipakai adalah nilai pada Pearson
Chi-Square. Nilai significancy yang didapat adalah 0,000. Karena faktor peluang (p
23
value) kurang dari 5%, maka hasil tersebut bermakna. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan
kerontokan rambut.
5.2. Pembahasan
Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang
melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron. Direkrut dengan cara
consecutive sampling. Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan 96 orang menjadi sampel penelitian dan yang mengalami kerontokan rambut akibat
penggunaan flat iron sebanyak 39 orang (40,6%).
Rentang usia dari 96 orang sampel penelitian ini berkisar 18-22 tahun, dengan
usia terbanyak 21 tahun yaitu sebanyak 55 orang (57,3%) dan paling sedikit usia
18 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1%). Menurut AAD, Dr. Mirmirani menyatakan
bahwa penggunaan flat iron dilakukan oleh wanita dan kaum remaja perempuan.
Usia remaja dimulai dari 11 tahun dan berakhir di usia 20 tahun. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa teori sejalan dengan hasil penelitian.
Kebanyakan sampel melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron
dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, yaitu sebanyak 36 orang (37,5%), dan <2 kali/minggu, yaitu 19 orang (19,8%). Dr.Mirmirani juga merekomendasikan bahwa
penggunaan alat pelurus rambut sebaiknya tidak digunakan lebih dari 2 hingga 3
kali per minggu. Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti bahwa penggunaan flat iron yang lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan
kerontokan rambut pada seseorang.
Peneliti juga melihat adanya variasi dalam hal waktu terjadinya kerontokan
rambut setelah dilakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron. Kebanyakan
sampel mengalami kerontokan rambut 1 minggu-1 bulan setelah pelurusan, yaitu
30 orang (31,3%). Kemudian 1-3 bulan setelah pelurusan sebanyak 11 orang
(11,5%), 6 bulan-1 tahun setelah pelurusan sebanyak 9 orang (9,3%), dan 3-6
bulan setelah pelurusan sebanyak 5 orang (5,2%).
Pada seluruh mahasiswi yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat
24
sebanyak 39 orang (40,6%) sedangkan sampel yang tidak mengalami kerontokan
rambut (<100helai/hari) sebanyak 16 orang (16,6%). Penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh AAD menyatakan bahwa penggunaan flat iron dan alat lainnya
dapat menyebabkan kerontokan rambut. Kerontokan rambut adalah kehilangan
rambut yang berkisar lebih kurang 100 helai per hari (Soepardiman, 2008). Hasil
tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pelurusan rambut
menggunakan flat iron dengan kerontokan rambut, dimana p value <0.05.
25
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
x Sampel dari penelitian ini sebanyak 96 orang. Diketahui dari 55 orang yang
melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, didapatkan 39 orang
(40,6%) yang mengalami kerontokan rambut.
x Sampel terbanyak pada penelitian ini berusia 21 tahun, sebanyak 55 orang
(57,3%).
x Sampel terbanyak pada penelitian ini yang melakukan pelurusan rambut
menggunakan flat iron dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, sebanyak 36 orang
(37,5%).
x Sampel terbanyak pada penelitian ini yang mengalami kerontokan rambut 1
minggu-1 bulan setelah melakukan pelurusan rambut dengan flat iron,
sebanyak 30 orang (31,3%).
x Dari pengukuran dengan metode chi-square didapatkan bahwa faktor peluang
(p value) kurang dari 5%, maka hasil tersebut bermakna. Artinya terdapat
hubungan antara pemakaian alat pelurus rambut menggunakan flat iron dengan
kerontokan rambut.
6.2. Saran
Setelah melakukan penelitian dan melihat hasil yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara pemakaian alat pelurus rambut menggunakan flat iron
dengan kerontokan rambut, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan:
x Kepada masyarakat khususnya para perempuan, untuk melakukan konsultasi
terlebih dahulu sebelum melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron.
Selain itu, agar menggunakan pelindung berupa serum sebelum melakukan
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rambut
2.1.1. Anatomi Rambut
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh
kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Jenis rambut pada manusia
dapat digolongkan menjadi 2 jenis:
1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat di
kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi
oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis, dengan diameter
rambut >0,03mm.
2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di
seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut kecil yang ada
di lapisan dermis, dengan diameter rambut < 3mm (Soepardiman, 2008).
Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:
a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang
meliputi:
1). Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring
dalam kulit.
2). Umbi rambut (bulbus pili), yaitu bagian terbawah akar rambut yang mengalami
pelebaran. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah yang
terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat dan berperan dalam pembentukan
batang rambut. Dasar umbi rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan
ikat, pembuluh darah dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada
matriks rambut (Kusumadewi; Brown dan Burns).
b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit.
Batang rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), yang terdiri
atas lapisan keratin yang berguna untuk perlindungan terhadap kekeringan dan
pengaruh lain dari luar; korteks (kulit rambut), terdiri atas serabut polipeptida yang
5
memanjang dan saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), terdiri atas 3-4
lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. Rambut
velus tidak memiliki medula (Soepardiman, 2008).
c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang
berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut.
Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk
menegakkan rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional
[image:37.595.115.532.298.447.2](Kusumadewi; Brown dan Burns).
Tabel 2.1: Struktur Rambut
Struktur Isi Lokasi
Infundibulum - Epidermis
Papilla dermis Masenkima embrionik -
Itsmus Keratinisasi krithilemma Dermis
Kandung akar dalam Trikohialin, sitrulin -
Medulla Trikohialin, sitrulin -
Bulb - Subcutis
Sumber: (Jaffer dan Qureshi)
2.1.2. Fisiologi Rambut
1. Pengaturan Suhu Badan
Rambut pada manusia memiliki fungsi yang beraneka ragam, salah satunya
ialah sebagai pengaturan suhu tubuh. Rambut yang menutupi kulit dapat
mengurangi kehilangan panas dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-pori
rambut akan mengecil. Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut
berlaku sebaliknya (M. Ridwan).
2. Fungsi Sebagai Alat Perasa
Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan
terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata. Kepekaan kulit
terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan rambut.
6
terhadap rangsangan sentuhan. Pada beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini
mungkin lebih disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam
hal ini. Peran rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah
konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia yang
relative tidak berbulu (Sherwood, 2001).
2.1.3. Siklus Aktivitas Folikel Rambut
Setelah pembentukan folikel rambut dan rambut, perkembangan folikel rambut
selanjutnya akan berhenti pada bulan ke-5 kehamilan. Folikel mengalami involusi
memasuki fase katagen, dimana papilla dermis akan mengalami regresi dan
akhirnya folikel memasuki fase istirahat. Sampai saat ini belum diketahui mengapa
papila dermis yang telah terbentuk harus mengalami regresi terlebih dahulu dan
kemudian mengalami aktivasi kembali (Erdina H.D, 2002).
Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama kali
terbentuk folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang. Fase
pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi berdasarkan umur dan regio tempat
rambut tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi faktor fisiologis maupun patologis.
Siklus pertumbuhan yang normal adalah masa anagen, masa katagen, dan masa
telogen (Soepardiman, 2008).
1. Masa anagen: sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru
mendorong sel-sel tanduk yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6
tahun (Soepardiman, 2008).
2. Masa katagen: masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di
sekitar folikel rambut, disusul oleh penebalan dan mengeriputnya selaput hialin.
Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian dibawahnya melebar dan
mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan ini
berlangsung 2-3 minggu (Soepardiman, 2008).
3. Masa telogen atau masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel dan
berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan
terdorong keluar (Soepardiman, 2008).
7
Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100
hari sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah
folikel rambut pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut pirang dan merah
jumlahnya lebih sedikit dari rambut hitam. Jumlah rambut yang rontok per hari 100
helai. Densitas folikel rambut pada bayi 1135/cm2 dan berkurang menjadi 615/cm2
pada umur tiga puluhan, karena meluasnya permukaan kulit. Pada umur 50 tahunan
ada pengurangan beberapa folikel sehingga jumlah menjadi 485/cm2. Untuk
mengetahui jumlah rambut anagen dan telogen diperiksa rasio rambut anagen
terhadap telogen yang disebut trikogram, sedikitnya 50 helai rambut halus dicabut
dan diperiksa untuk menghindari deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut
anagen pada wanita + 85% dan laki-laki 83% dan jumlah rambut telogen pada
[image:39.595.109.531.393.477.2]wanita 11% dan laki-laki 15% (Soepardiman, 2008).
Tabel 2.2: Siklus Rambut
Sumber: (Jaffer dan Qureshi)
2.1.4. Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut
Pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut dipengaruhi oleh beberapa
sitokin dan growh factor (GF) yang diproduksi oleh sel papilla dermis. Substansi
ini memulai dan mengontrol epitel intrafolikular dan interaksi mesenkimal. Juga
mempengaruhi proliferasi dan diferensiasi sel matriks folikel rambut dengan
mengeluarkan sinyal spesifik yang menginduksi berbagai stadium siklus rambut.
Molekul bioaktif tersebut antara lain interleukin-1 alfa, FGF, EGF, KGF, substansi
P, IGF-1, hormone tiroid, paratiroid, dan androgen. Aktivitas sel papilla dermis
sendiri dikontrol oleh substansi yang diproduksi oleh lapisan spinosum sarung akar
luar dan hormon. Beberapa peptida yang dihasilkan lapisan spinosum dan
mempengaruhi papilla dermis antara lain basic fibroblast growth factor (bFGF),
Fase Masa
Anagen 3 tahun, 84% kulit kepala
Telogen 3 bulan, 14% kulit kepala
8
platelet derived growth factor (PDGF), dan transforming growth factor beta
(TGF-beta) (Erdina H.D, 2002).
Berbagai macam molekul sinyal yang mengontrol siklus rambut tersebut
digolongkan ke dalam 3 kelompok:
1. Memulai fase anagen, IGF 1, bFGF, EGF, VEGF, TGF-alfa yang merupakan
faktor mitogenik kuat untuk keratinosit dan sel endotel.
2. Mempertahankan folikel anagen matang, IGF 1, VEGF, yang menstimulasi
proliferasi vaskularisasi dan proses diferensiasi.
3. Menginduksi fase katagen dan degradasi folikel rambut, IL 1, IL 4, TNF-alfa,
TNF-beta, merupakan sitokin pro-apoptotic dan penghambat pertumbuhan
(Erdina H.D, 2002).
2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah sebagai
berikut:
2.1.5.1. Keadaan Fisiologik
1. Hormon
Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan kortikosteroid.
Masa pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebih cepat pada wanita daripada pria.
Hormon androgen dapat merangsang dan mempercepat pertumbuhan dan
menebalkan rambut di daerah janggut, kumis, ketiak, kemaluan, dada, tungkai
laki-laki, serta rambut-rambut kasar lainnya. Namun, pada kulit kepala penderita
alopesia androgenetik hormon androgen bahkan memperkecil diameter batang
rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen. Pada wanita
aktivitas hormon androgen akan menyebabkan hirsutisme, sebaliknya hormon
estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi memperpanjang anagen
(Soepardiman, 2008).
9
2. Nutrisi
Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein
dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya kehilangan
pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin
B12, asam folat, asam animo, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan zat besi
juga dapat menyebabkan kerontokan rambut (Soepardiman, 2008).
3. Kehamilan
Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen masih
dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10%
(Kusumadewi, dkk).
4. Masa baligh
Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat
pertumbuhan rambut ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut kepala justru akan
rontok (Kusumadewi, dkk).
5. Kelahiran
Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut kepala sang ibu
dengan cepat beralih ke fase telogen, sehingga selama masa ini dijumpai nilai
telogen 35% (Kusumadewi, dkk).
6. Masa baru lahir
Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase anagen, maka
beberapa minggu setelah bayi lahir akan tampak kerontokan rambut, yang disusul
dengan pertumbuhan rambut baru selama tahun pertama dan kedua kehidupannya
(Kusumadewi, dkk).
7. Masa menjadi tua
Wanita dan pria sama-sama menderita kerontokan rambut karena usia lanjut.
Kerontokan dimulai di ubun-ubun, dahi, dan pelipis, lalu bergeser ke belakang. Di
bagian-bagian ini fase anagen rambut menjadi singkat, rambut lebih cepat rontok
10
mengalami atrofi, fase pertumbuhan bertambah singkat, rambut lepas lebih cepat
dan densitas rambut juga berkurang (Erdina H.D, 2002).
8. Vaskularisasi
Vaskularisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut, namun bukan
merupakan penyebab primer dari gangguan pertumbuhan rambut, karena destruksi
bagian 2/3 bawah folikel sudah berlangsung sebelum susunan pembuluh darah
mengalami perubahan (Pieter).
2.1.5.2. Keadaan Patologik
1. Peradangan sistemik atau setempat
Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi
dan folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu
mata (madarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan
rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut
moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan
menyebabkan kerontokan, maupun kerusakan batang rambut (Soepardiman,
2008).
2. Obat
Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan
kerontokan, umunya obat antineoplasma misalnya bleomisin, endoksan, vinkristin,
dan obat antimitotik, misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau kumarin
dapat mempercepat terjadinya folikel anagen ke dalam fase telogen dalam jumlah
besar, sehingga menyebabkan effluvium telogen. Logam berat yang akan terikat
pada grup sulfhidril dalam keratin anatara lain talium, merkuri dan arsen
(Soepardiman, 2008; Pieter).
3. Mekanis
Mencabut rambut gada atau melukai folikel rambut akan mempercepat
terjadinya masa anagen dengan mempersingkat masa telogen (Kusumadewi, dkk).
11
4. Kelainan endokrin
Kelainan endokrin dapat mempengaruhi fisiologi folikel rambut, menambah
atau mengurangi produksi rambut. Hipotiroidisme dapat menyebabkan
mengecilnya diameter rambut dan meningkatkan kerontokan rambut (Erdina H.D,
2002; Pieter).
5. Penyakit kronis
Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis, kecuali
terdapat kekurangan protein dalam jumlah besar (Pieter).
2.2. Kerontokan Rambut 2.2.1. Definisi
Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut yang berkisar lebih kurang 100
helai per hari. Dapat terjadi difus atau setempat (lokal). Kelainan setempat dapat
berupa unifokal atau multifokal. Bila kerontokan ini berlanjut dapat terjadi
kebotakan (alopesia) (Soepardiman, 2008).
2.2.2. Etiologi dan Patogenesis
Klasifikasi etiopatogenesis kerontokan rambut dapat membantu menentukan
jenis kerontokan rambut:
1. Kegagalan pertumbuhan rambut, umumnya disebabkan oleh karena dysplasia
ektodermal akibat gangguan genetik.
2. Abnormalitas batang rambut: a). instrinsic hair breakage dan b). unruly hair,
dapat terjadi secara kongenital akibat kelainan metabolik atau didapat akibat
kerusakan mekanik atau kimia.
3. Abnormalitas siklus rambut (jumlah rambut yang lepas meningkat), dapat
menyebabkan effluvium telogen, effluvium anagen, dan alopesia areata.
4. Kerusakan folikel rambut dapat disebabkan oleh faktor eksogen
(trauma/tekanan), faktor endogen (infeksi/keganasan/beberapa penyakit dengan
12
2.2.3. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, klasifikasi kerontokan rambut dapat dibagi
menjadi: congenital, kelainan siklus pertumbuhan rambut, kelainan batang rambut,
obat, gangguan hormonal, trauma, infeksi, dan penyakit dengan proses destruktif
(Pieter).
Kerontokan rambut akibat trauma
Secara umum, kerontokan rambut atau alopesia yang disebabkan oleh trauma
mekanis dapat dibagi menjadi 3 tipe, trauma, tekanan, dan tarikan.
a. Alopesia traumatik
Kerontokan rambut sampai alopesia akibat trauma memiliki daerah yang
berbatas tegas dan merupakan penyebab tersering alopesia sikatrisial.
b. Alopesia karena tekanan
Tekanan yang lama, misalnya pada pasien yang berbaring lama dapat
menyebabkan iskemia, nekrosis, dan ulserasi di kulit kepala. Keadaan ini
mengakibatkan kerontokan rambut yang berkembang menjadi alopesia sikatrisial
yang umumnya bersifat irreversibel.
c. Alopesia karena tarikan
Tarikan kronis dapat menyebabkan atrofi folikel rambut disertai inflamasi
folikular dan rambut yang patah mengakibatkan kerontokan rambut sampai
alopesia setempat. Keadaan ini dapat dijumpai pada gadis-gadis remaja dengan
kuncir ekor kuda yang kencang dan anak-anak Afro-Karabia dengan kuncir-kuncir
kecil di rambut serta pada keadaan trikotilomania (Pieter).
2.3. Flat Iron Sebagai Alat Pelurus Rambut
Ada beberapa cara untuk meluruskan rambut, diantaranya adalah dengan
smoothing (tanpa alat), rebonding, atau dengan menggunakan flat iron. Namun
penulis akan membahas tentang flat iron saja sesuai judul penelitian ini.
Flat iron adalah alat yang di rancang untuk meluruskan rambut (Nakamura,
1995). Flat iron digunakan untuk mengubah struktur rambut menggunakan
13
bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan
tatanan rambut yang diinginkan (Kompasiana, 2014).
Pelurusan rambut dengan menggunakan flat iron sudah ada sejak zaman
dahulu. Pada tahun 1872, Erica Feldman menggunakan alat pelurus rambut
pertama untuk menata rambutnya dengan menggunakan batang besi yang
dipanaskan. Erica tidak menciptakan flat iron yang sebenarnya tetapi dia dikenang
sebagai individu pertama yang menggunakan flat iron untuk mengubah
penampilan rambutnya. Di tahun 1909, Isaac K. Shero menggunakan setrika
pakaian untuk menekan keras rambut dari kedua sisi.
Di umur ke 30an pada tahun 1912, Lady Jennifer Bell Schofield dianggap
penemu sebenarnya dari pelurus rambut. Di era tersebut, ketika rambut keriting
menjadi tampilan yang utama, Jennifer ingin mencoba sesuatu yang berbeda
dengan ide meluruskan rambut dengan alatnya yang berupa dua pelat logam yang
dipersatukan di tengah sehingga dapat dijepit dan dilepas dari rambut. Model ini
sangat mirip dengan produk saat ini. Pada intinya, Lady Schofield menggabungkan
ide-ide Grateau dan Shero. Namun, model flat iron ini sangat berbahaya karena
dipanaskan dengan api dan dapat dengan mudah merusak rambut.
Bahkan setelah penemuan ini, beberapa wanita masih menggunakan setrika
pakaian untuk meluruskan rambut mereka. Namun, tindakan berbahaya ini mulai
ditinggalkan setelah tahun 1960. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1990an,
tampilan flat iron seperti yang digunakan di masa sekarang, mulai dipergunakan di
beberapa salon (Valerie).
2.4. Efek Penggunaan Flat Iron Terhadap Kerontokan Rambut
Menurut hair stylist, Anton Kantinus, di pasaran banyak dijual berbagai jenis
flat iron, mulai dari harga yang murah hingga yang mahal. Fungsi flat iron
sebenarnya adalah sebagai styling. Dengan menggunakan flat iron, tatanan rambut
akan menjadi lebih rapi dan halus (Kompasiana, 2014).
Namun, pemakaian flat iron tentu tidak boleh sembarangan. Sebab, paparan
panas secara terus-menerus pada rambut dapat merusak rambut. Hal ini dibenarkan
14
diperbolehkan setiap hari, hanya saja dengan cara yang tepat. Apabila tidak
digunakan dengan cara yang tepat, meluruskan rambut setiap hari akan merusak
rambut, seperti rambut akan mudah rontok. Hal ini terjadi karena penarikan yang
terlalu kuat dan berulang-ulang sehingga kekuatan akar rambut menjadi rapuh.
Selain itu, paparan panas dari flat iron terus-menerus tanpa pelindung dapat
menyebabkan rambut menjadi kering jika suhu yang digunakan terlalu tinggi
(Kompasiana, 2014).
Saat ini, flat iron yang dipasarkan memiliki pengaturan panas dengan suhu
maksimum hingga 410 derajat Fahrenheit (210 derajat celcius). Penelitian
sebelumnya telah menunjukkan bahwa suhu 347-419 derajat Fahrenheit (175-215
derajat celcius) dalam waktu sedikitnya 5 menit, dapat merusak sebagian besar
rambut. Oleh sebab itu, dermatologis merekomendasikan membatasi penggunaan
flat iron (dengan panas yang tinggi) dan pengeriting rambut (AAD, 2015).
Semakin majunya perkembangan IPTEK dibidang kecantikan rambut, maka
saat ini banyak produk yang ditawarkan dengan kualitas yang lebih bagus untuk
menanggulangi kerusakan rambut. Seperti halnya produk pelurus rambut telah
disediakan berbagai jenis kosmetika yang dalam pemakaiannya disesuaikan dengan
kondisi rambut dan penggunaannya secara step by step (Rostamailis, dkk, 2008).
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelurusan rambut adalah teknik styling rambut yang digunakan sejak tahun
1980 yang melibatkan perataan dan pelurusan rambut untuk memberikan efek
halus dan mengkilat (Makarizo, 2014). Meluruskan rambut merupakan cara mudah
untuk mengubah tampilan rambut. Hal ini menjadi wajar, apabila mayoritas kaum
perempuan lebih menyukai rambut lurus. Saat ini banyak cara yang dapat
dilakukan untuk mendapatkan rambut lurus. Proses pelurusan rambut permanen
sering disebut rebonding atau smoothing. Sedangkan beberapa shampoo,
conditioner, dan gel rambut hanya dapat membuat rambut lurus sementara.Selain
itu, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan flat iron (pelurus
rambut), yaitu alat yang digunakan untuk mengubah struktur rambut menggunakan
bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan
tatanan rambut yang diinginkan (Kompasiana, 2014).
Menurut hair stylist, Anton Kantinus, di pasaran memang banyak dijual
berbagai jenis flat iron, mulai dari harga yang murah hingga yang mahal. Fungsi
flat iron sebenarnya adalah sebagai styling. Dengan menggunakan flat iron, tatanan
rambut akan menjadi lebih rapi dan halus (Kompasiana, 2014).
Pada survey awal yang dilakukan peniliti di 5 salon yang berbeda di Kota
Medan, didapati pelurusan rambut menggunakan flat iron cendrung lebih sering
dibandingkan pelurusan rambut dengan teknik rebonding ataupun smoothing.
Sekitar 8 orang per hari atau 56 orang per minggu melakukan pelurusan rambut
menggunakan flat iron di salon. Sedangkan pelurusan rambut dengan teknik
rebonding ataupun smoothing hanya dilakukan sekitar 2 orang per minggu.
Namun, pemakaian flat iron tentu tidak boleh sembarangan. Sebab, paparan
panas secara terus-menerus pada rambut dapat merusak rambut. Hal ini dibenarkan
oleh Anton. Ia mengatakan, meluruskan rambut dengan menggunakan flat iron
2
digunakan dengan cara yang tepat, meluruskan rambut setiap hari akan merusak
rambut, seperti rambut akan mudah rontok. Hal ini terjadi karena penarikan yang
terlalu kuat dan berulang-ulang sehingga kekuatan akar rambut menjadi rapuh.
Selain itu, paparan panas dari flat iron terus-menerus tanpa pelindung dapat
menyebabkan rambut menjadi kering jika suhu yang digunakan terlalu tinggi
(Kompasiana, 2014).
Rambut sebenarnya bukan merupakan alat vital bagi kehidupan manusia
karena manusia dapat hidup tanpa rambut di badannya, namun jelas bahwa rambut
mempunyai peran dalam fungsi proteksi kulit terhadap keadaan lingkungan yang
merugikan. Fungsi rambut yang paling penting adalah untuk menunjang
penampilan seseorang. Telah lama dikenal ungkapan rambut adalah mahkota
kecantikan yang menandakan betapa pentingnya rambut bagi peran seseorang
dalam lingkungannya (Wasitaatmadja, 1997).
Penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan
meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan
menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko
kerontokan rambut (Lana, 2011). Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut
terminal dalam bentuk apapun dan dimanapun asal mula terjadinya yang berkisar
lebih dari 100 helai per hari (Brown, Robin Grahan dan Tony Burns, 2002). Lebih
dari 50% wanita mengalami kerontokan rambut di kehidupannya (AAFP, 2009).
Kerontokan rambut dapat dibagi menjadi telogen effluvium, anagen effluvium,
kerontokan rambut kongenital, kerontokan rambut akibat kelainan batang rambut,
kerontokan rambut akibat trauma, kerontokan rambut akibat obat, dan kerontokan
rambut akibat gangguan hormonal (Soepardiman, 2008).
Melihat kondisi mahasiswi FK USU yang mulai banyak menggunakan flat
iron sebagai bentuk perawatan dan estetika rambut mereka, peneliti tertarik untuk
meneliti apa sebenarnya efek atau akibat yang ditimbulkan dari flat iron terhadap
terjadinya kerontokan rambut.
3
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh flat iron (pelurus rambut) terhadap kerontokan rambut
seseorang?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh flat iron (pelurus rambut) terhadap terjadinya rambut
rontok.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengetahui proporsi mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang
menggunakan flat iron (pelurus rambut).
2. Mengetahui jumlah mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang mengalami
kerontokan rambut akibat penggunaan flat iron (pelurus rambut).
3. Mengetahui hubungan pemakaian alat pelurus rambut (flat iron)dengan
kejadian rambut rontok pada seseorang.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian
kesehatan khususnya tentang kerontokan rambut.
2. Menambah pengetahuan dan informasi kepada semua orang tentang efek
yang ditimbulkan dari pemakaian flat iron (pelurus rambut).
3. Masukan dan tambahan rujukan untuk semua orang yang akan melakukan
ii
ABSTRAK
Meluruskan rambut merupakan cara mudah untuk mengubah tampilan rambut. Namun, penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko kerontokan rambut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pelurusan
rambut menggunakan flat iron dengan terjadinya kerontokan rambut. Penelitian
ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU stambuk 2012, dan melibatkan 96
mahasiswi dengan metode consecutive sampling.
Pada 96 mahasiswi, 55 orang (57,3%) diantaranya melakukan pelurusan
rambut dengan flat iron dan 41 orang (42,7%) lainnya tidak melakukan pelurusan
rambut dengan flat iron. Dari 55 orang yang melakukan pelurusan rambut,
didapati 39 orang (70,9%) mengalami kerontokan rambut dan 16 orang (29,1%) yang lain tidak mengalaminya. Yang paling banyak mengalami kerontokan
rambut adalah mahasiswi yang melakukan pelurusan rambut dengan flat iron