• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN SUBYEK PENELITIAN

Saya Vriancha Admira Putri, mahasiswi dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara akan mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”. Saya mengikut sertakan saudari dalam penelitian ini untuk mengetahui efek pemakaian alat pelurus rambut (flat iron) dengan kejadian rambut rontok.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tindakan pelurusan rambut dengan flat iron dapat mempengaruhi kerontokan rambut. Partisipasi saudari dalam penelitian ini adalah sukarela. Identitas saudari dalam penelitian ini akan disamarkan. Kerahasiaan identitas saudari akan di jamin sepenuhnya.

Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu saudari sekalian dalam penelitian ini.

Peneliti

(2)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :

NIM :

Umur :

Kelas :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan dari peneliti tentang penelitian

“Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”, maka dengan ini saya menyatakan bahwa saya memahami penjelasan secara lengkap dan secara sukarela dan tanpa paksaan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Peneliti, (Medan, / /2015) Peserta Penelitian

(Vriancha Admira Putri ) (...)

(3)

Lampiran 3

KUESIONER TINGKAT STRES

PETUNJUK:

1. Bagian ini memuat pernyataan mengenai kondisi yang saudara/i alami dalam satu bulan terakhir,meliputi : gejala fisik , emosi dan perilaku. 2. Jawablah pernyataan ini dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang

saudara/i rasakan

3. Berilah tanda checklist (9 ) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi yang saudara/i rasakan.

No Pernyataan Sangat

Sering Sering

Kadang-Kadang Jarang

Tidak Pernah

1 Pikiran saya sering

kacau

2 Saya merasa kecewa

dengan kehidupan saya

3 Saya merasa sulit untuk

konsentrasi

4 Setiap bangun pagi

badan saya terasa lelah

5

Saya kehabisan energi untuk melakukan kegiatan apa pun

6

saya merasa malas untuk melakukan kegiatan apapun

7 Saya putus asa dengan

keadaan diri saya

8 Kepala saya mudah

pusing

9

Saya tidak bisa berkonsentrasi untuk tugas saya

(4)

11 Pikiran saya lelah 12 Saya kehilangan kesabaran dalam menghadapi tugas kuliah saya 13

Saya merasa mudah marah tanpa sebab yang berarti

14

Saya menolak diri untuk berinteraksi dengan teman kuliah

15 Saya merasa memiliki

beban kuliah yang berat

16

Saya merasa tidak mempu mengendalikan masalah yang saya hadapi

17

Saya bingung apa yang harus saya lakukan untuk kemajuan perkuliahan saya

18

Saya mudah emosional ketika menghadapi perilaku teman-teman saya yang membuat kesal

19

Saya kesal karena sesuatu yang terjadi diluar dugaan saya

20

Saya merasa bahwa saya tidak dapat mengontrol hal-hal penting dalam hidup saya

21

Saya merasa yakin akan kemampuan saya untuk menangani masalah pribadi saya

22

Saya mempu untuk mengontrol masalah dalam perkuliahan saya

23

Saya merasa sangat sulit mengatasi masalah yang saya hadapi

(5)
(6)

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN TENTANG HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELURUS RAMBUT (FLAT IRON) DENGAN KEJADIAN RAMBUT RONTOK PADA MAHASISWI FK USU STAMBUK 2012

Nama : Stambuk :

Umur : Tanda Tangan :

Nb : Pertanyaan No 6 harap dihitung benar-benar untuk kerontokan rambut yang terjadi, mulai bangun tidur sampai tidur kembali, baik saat sisiran, cuci rambut, bangun tidur, dan lain-lain.

1. Berapa kali Anda menggunakan alat pelurus rambut (flat iron) dalam seminggu? A. ≥2 kali seminggu

B. <2 kali seminggu

C.Lainnya...

2. Dimana Anda menggunakan alat pelurus rambut (flat iron) ? A.Rumah

B. Salon

C.Rumah Kecantikan

D.Lainnya...

3. Apa alasan Anda melakukan pelurusan rambut dengan flat iron ? A.Kecantikan

B. Trend

C.Lainnya...

(7)

4. Apakah anda mengalami kerontokan rambut setelah melakukan pelurusan rambut dengan flat iron ?

A.YA B. TIDAK

5. Berapa lama setelah menggunakan flat iron Anda mengalami kerontokan rambut ?

A.1 minggu-1 bulan B. 1 bulan-3 bulan C.3 bulan-6 bulan

D.6 bulan- 1 tahun

E. Lainnya...

6. Dimana saja kerontokan rambut yang Anda alami ?

A.Kerontokan ada di berbagai tempat, seperti di bantal, di sisir, saat mencuci rambut, dan di lantai

B. Kerontokan hanya ada di satu tempat ( hanya ada di bantal, hanya ada di sisir, hanya ada saat mencuci rambut, atau hanya ada di lantai)

7. Apakah saat ini Anda mengkonsumsi obat-obatan ? A.Anti kanker

B. Anti koagulan C.Obat henti jantung

D.Beta blockers E. Hormon

F. Lainnya...

8. Apakah Anda pernah mengalami penyakit kulit di kepala ? A.YA

(8)

9. Bila Ya, sebutkan apa saja ? A.Tinea kapitis

B. Lupus eritematosus

C.Ptiriasis sicca/ketombe D.Lainnya...

10. Apakah Anda pernah mencat rambut Anda ? A.YA

B. TIDAK

11. Jika Ya, berapa kali Anda mencat rambut Anda ? A.1x3 bulan

B. 1x6 bulan C.1x1 tahun

D.1x2 tahun

E. Lainnya...

12. Penggunaan flat iron dimulai dari suhu ? A.Suhu rendah (dingin) ke suhu tinggi (panas) B. Suhu tinggi (panas) ke suhu rendah (dingin) C.Lainnya...

13. Pada keadaan rambut apa Anda menggunakan flat iron ? A.Rambut kering

B. Rambut basah

C.Lainnya...

14. Apakah Anda suka gonta-ganti shampoo? A. YA

B. TIDAK

(9)

Lampiran 5

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Vriancha Admira Putri

NIM : 120100001

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 17 Januari 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Setia Budi Komplek Taman Setia Budi Indah 1 Blok G No. 14 Medan

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Email : vrianchaadmira@yahooo.com Riwayat Pendidikan :

1. TK Harapan 1 Medan 1999 – 2000

2. SD Harapan 1 Medan 2000 – 2006

3. SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2006 – 2009 4. SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2009 – 2012 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012 – sekarang Riwayat Organisasi :

1. Anggota Departemen Minat dan Bakat PEMA FK USU 2012/2013 2. Anggota Seksi Bola Basket PORSENI FK USU 2013

3. Sekretaris SOTR FK USU 2013

(10)

Lampiran 6

RONTOK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 51 53.1 53.1 53.1

tidak 45 46.9 46.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 18 1 1.0 1.0 1.0

19 2 2.1 2.1 3.1

20 31 32.3 32.3 35.4

21 55 57.3 57.3 92.7

22 7 7.3 7.3 100.0

Total 96 100.0 100.0

WAKTU KERONTOKAN RAMBUT * FLAT IRON Crosstabulation

FLAT IRON

Total ya tidak

WAKTU KERONTOKAN

RAMBUT

1minggu-1bulan Count 30 0 30

% of Total 31.3% 0.0% 31.3%

1bulan-3bulan Count 11 0 11

% of Total 11.5% 0.0% 11.5%

3bulan-6bulan Count 5 0 5

% of Total 5.2% 0.0% 5.2%

6bulan-1tahun Count 9 0 9

% of Total 9.4% 0.0% 9.4%

tidak memakai Count 0 41 41

% of Total 0.0% 42.7% 42.7%

Total Count 55 41 96

% of Total 57.3% 42.7% 100.0%

(11)

FREKUENSI PENGGUNAAN FLAT IRON * FLAT IRON Crosstabulation

FLAT IRON

Total ya tidak

FREKUENSI

PENGGUNAAN FLAT IRON

≥2minggu Count 36 0 36 % of Total 37.5% 0.0% 37.5%

<2minggu Count 19 0 19

% of Total 19.8% 0.0% 19.8%

tidak memakai Count 0 41 41

% of Total 0.0% 42.7% 42.7%

Total Count 55 41 96

% of Total 57.3% 42.7% 100.0%

RONTOK * FLAT IRON Crosstabulation

FLAT IRON

Total

ya tidak

RONTOK ya Count 39 12 51

Expected Count 29.2 21.8 51.0

% within FLAT IRON 70.9% 29.3% 53.1%

tidak Count 16 29 45

Expected Count 25.8 19.2 45.0

% within FLAT IRON 29.1% 70.7% 46.9%

Total Count 55 41 96

Expected Count 55.0 41.0 96.0

% within FLAT IRON 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 16.356a 1 .000

Continuity Correctionb 14.726 1 .000

Likelihood Ratio 16.811 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 16.185 1 .000

N of Valid Cases 96

(12)
(13)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS

SUMATERA UTARA

FAKULTAS KEDOKTERAN

MEDTCAL EDUCATTON

UN|T (MEU)

Jl. Dr. Mansur No. 5 Medan 20155 - INDONESIA Telp. +61 -8210555; Fax.

+$l-92162U

Nomor

:

247 1UN5.2.1.1.3/SPB12A15 Lamp.

:-Hal

:EthicalClearence

Kepada Yth :

Ketua Komite Etik Kedokteran Fakultas Kedokteran USU

di-Tempat

Medan, 30 Juni 2015

Dengan hormat,

Bersama

ini kami

sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester Vl Angkatan Tahun 2012yang telah mengikuti Ujian Seminar Proposaldi bawah ini:

Nama

NIM

Judul

Dosen Pembimbing

:

VRIANCHA ADMIRA PUTRI

:

120100001

:

Hubungan Pemakaian

Alat Pelurus Rambut

(Flat iron) dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk2012

:

dr. Sufitni, M.Kes, SpPA

Dengan ini memohon Ethical Clearence untuk usulan Proposaltersebut diatas.

Demikianlah surat ini kami sampaikan, atias kerjasama yang baik diucapkan terima kasih,

arhat, M. Ked{ORL-H NS}, SpTHT-KL{K) 19700316 200212 1 CI02

(14)

HEALTH

RASEARCH

ETHICAL COMMITTEE

Of North

Sumatera

c/o

MEDICAL SCHOOL, UNTVERSITAS

SUMATERA

UTARA

Jl. Dr. Mansyur No. 5 Medan, 20155 - INDONESIA

Tel: +62-61-8211045;8210555 Fax: +62-61-8216264,E-mail: komet_fkusu@yahoo.com

FORMT]LIR ISIAN OLEH

PENTELITI

Nama lengkap anda:

VRIAIICHA ADMIRA PUTRI

Jl. Setia Budi KomplekTaman Setia Budi Indah I blok G No. 14 Medan

0812608142 lfu rianehaadmira@yahoo.com Alamat lain yang dapat dihubungi :

Nama lnstitusi Anda (tulis beserta alamatrya) :

X'akultas Kedolrteran Universitas Sumatera Utara, JL Dr. MansyurNo.

050 Medan

Telp/FaxAlPlE-maiUlain-lain :

wianchaadmira@yahoo.com

DAFTAR PERTANYAAN :

1.

Subyek yang digunakan pada penelitian Anda :

I penderita

fJ

Non

Penderita

I

Hewan

Jumlah Subyek yang digunakan dalam penelitian Anda : 96 (orang)

Keterangan : Mahasiswi FK USU stambuk ZDl2yangmemakai alat pelurus rambut fflat bon)

4.

Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini (pekiraan) untuk setiap

subjek: 10-15 (menit)

2.

a J.

Judul Penelitian:

I{ubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (FIat lron\ Dengan Kejadian

Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stembuk20l2

(15)

5.

Rangkaian usulan penelitian mencakup objektif penelitian manfaat/relevansi dari

hasil penelitian disertai alasan/motivasi dilakukannya penelitian dan resiko yang

mungkin timbul disertai cara penyelesaian masalahnya (ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti secara umum).

Pemakaian alat pelurus rambut mendgunakan trtat iraa banyak digunakaq oleh

kalangan remaia khu$usnva mahasiswi

FK

USU staqbuk 2012 dan dampak

nvatanva adalah kerontokan rambut. Makn

dari itu

peneliti tgrtarik untuk

melakukan penelitian ini.

6. Apakah

masalah etik menurut Anda dapat te{adi pada penelitian Anda ini

:

r

Tidak ada masalah etik vanq ilunekin dapat timPul,pada penelitian ini karena kerahasiaan informasi diiamin oleh peneliti.

7. Jika subjeknya

manusia, apakah percobaan terhadap hewan sudah perna\ dilakukan?

Jika tidak , sebutkan alasan mengapa langsung dilakukan terhadapa manusia.( berikan argumentasi anda secara jelas dan mudah dimengerti).

,

, '

,Penelitian

ini

hanva mensambil informasi tentans'kerontokan rambut yang

"

teriadi akilat

penesunaan

/raf iro4

vang sudah biasa dilakukan manusia

(mahasiswil sehineqa tidak dilakTkan laei percobaan pada hewan coba.

8.

Prosedur pelaksanaan penelitian atau percobaan(frekwensi, interval, dan jumlah total segala tindakan invasif yang dilakukan, dosis dan cara penggunaan obat, isotop, radiasi atau tindakan lainnya)sebutkan !

Prosedur penelitian

ini

adalah dengan cara memberikan ,kuesioner kqpada

mahasiswi FK USV stambuk 2012.

9.

Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara yang digunakan guna pencegahannya (disebutkan jenis bahayanya).

Tidak ada bahava vans mu+gkin daoat teriadi.

10. Pengalaman terdahulu sebelum atau sesudah penelitian dari tindakan yang akan

dilakukan (baik sendiri ataupun perorangan)

Belum oernah dilakukan penplitian sebelumnva.

11. Jika penelitian dilaksanakan pada orang sakit, sebutkan apa kegunaan bagi si sakit, dan bagaimanapula kompensasiyang diberikan jika terjadi kerugian padajiwanya. Pe-nelitian

ini

melihqt efek kerontokan rambqt pada penegunaan /tal iro4, iikn

terdapat hubungan yang nositif terhadap kerontokan rambut. maka data dapat

diiadikan ruiukap basi penssuna flal iron untuk meneuransi pensgunaan ftct

iron

12. B agaimana cara memil ih penderita dan sukarel aw an y ang sehat?

Peneliti tidak memisalkan vans sakit (rontok) dan vang sehat (tidak rontok)

(16)

13.Apa hak dan kewajiban yang bisa Anda berikan sebagai jaminan dan imbalan

bagi objek tereebut? Jika terdapat ganti rugi, sebutkan pula berapa jumlah yang diberikan!

Hak peneliti adalah mendapat informasi dari subiek berupa kuesioner yang diberikan. Kewaiiban peneliti adalah meniaga kerahasiaan identitas

subiek dan memberikan informasi hasil penelitian yans valid setelah

nenelitian selesai dilakukan.

14. Sejauh mana hubungan antara subjek manusia yang diteliti dengan peneliti? (ceHist yangbenar) :

a. Hubungan dokter * pasien b. Hubungan guru * murid

c. F{ubungan majikan - anak buah d. Mitra

e. Keluarga f. Lain-lain

l5.Jelaskan cara pencatatan selama penelitian terrrasuk efek samping dan komplikasinya bila ada!

Data kuesioner akan dimasukkan ke dalam tabel dan dianalisis densan SPSS.

16. Jelaskan cara memberitahu dan murgajak subjek (lampiran contoh srnat persetujuan penderita)! Bila memberitahukan dan kesediannya secara lisan,

tulisan atau karena sesuatu hal penderita tidak dapat diminta pernyataan ataupun persetujuannya, beri pula alasan untuk itu.

Pengambilan data dilalarkan dengan cara wawancara langsung kepada resnonden denqan menggunakan kuesioner dan sampel adnlah mahasiswi kedokteran vang dapat dimintai nernvataan dan persefuiuannva.

17. Apakah subjek diansuransikan? (pilih salah satu)

a. Ya b. Tidak

Medan,4 Juli 2015 Menggtahui, Dosen PBulbirubine KTI

,ll+al

w

l.--Menyatakan : Peneliti Utama

MP. 1 3 ?2O loAZOOttzTOoL NIM.

(17)

,1,1 t:'; i]])-/zri' .. .. 'ra:s

.f1-,* - ::,,t ;..' a-it"

i,a dEfrr'a r tt !_ H.l !

r: 'S16€ l

\\l 1# .r,/ .\:i?,- -.,--*"/'

ffiuu

ffi=.*

nHlr[ nffifffiGt

rffircm

8oilt]ITII

''%e**'""

Hffi

f*rffi

d

effirrffi ffihn ffi

t

t

ffi

ftffif

GGrGnil

mc[ffi

lL llr.

ilrnwr

ts

I

tdan

201[i

-

ldonmh

Tel: +62€12110i6;

E210555 Fax

*62

1*216264

E+nail:

ko misieti kfkusu@yahaoo. com

PERSETUJUAIY KOMISI ETIK TENTAI\IG

PELAKSANAA}I PENELITIAN BIDANG KESEHATAI\I

Norner: 37|IKOMET IFK U$U /2915

Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas KedokGran Universitas Sumatera Utarao setelah dilaksanakan pernbahasan dan penilaian usulan penelitian yang berjudul :

*Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (FIat lrcn)

Ilengrn Kejadirnn Rambut Rontok Pada Mthesilsrili FK USU $tnrnbuk 2O12"

Yang

menggunakan

manusia

sebagai subjek penelitian dengan ketua Pelaksana/Peneliti Utama: Vriancha Admira Putri

Dari Institusi : Fakultas Kedokteran USU

Dapat disetujui pelaksanaannya selama tidak bertentangan dengan kaidah neuremberg code dan

d*larasi helsinki.

Medan, 24 Agustus 2015

Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(18)

.::ry.,w

KEM

PENDIDIKA]{

DA].{

KtrBUDAYAAN

TIIWVERSrrAS SIIMA'TEEA

UTARA

FAIilIL'TAS KFDOKTERAN

Jalan dr. T. Mansur No. 5 Kampus USU Medan 20155

Telp. (061) 821'1045,8210555 Fax. (061) 8216264,e-mail: dean.med@usu.ac.id

No

Lamp Hal

:

loZ(

ruN5.2.1.r/sPts/2or 5

, trin P"o"titaian

Medan"l/ Septernber 201 5

Kepada Yth:

Dekan Fakultas Kedokteran USU

di

Tempat

Dengan homrat, berkenaan dengan kegiatan Karya Tulis Ilmiatr (KTD Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Angkatm2012, maka kami mohon kepada Mahasiswa tersebut di bawalr

ini:

Nama

: VRIANCHA ADMIRA PUTRI

NIM

: 120100001

ruDUL

: Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat iron) dengan Kejadian

Rambut Rontok Pada Malrasiswi Fakultas Kedokteran USU Stambuk

2012

Dapat diberi izin Penelitian di Institusi yang BapakAbu Pimpin, dalam rangka pengumpulan data untuk penulisan KTI tersebut.

D.Tjrpta, SpA(K)

Tembusan:

-

Pertinggal

7

l981lt I

002
(19)

Lampiran 11

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

“Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”

Besar biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini sebesar

Rp 427.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

1. Biaya pembuatan proposal Rp 100.000,00

2. Biaya pencetakan lembar penjelasan, lembar Rp 100.000,00

persetujuan dan kuesioner

3. Biaya CD RW Rp 7.000,00

4. Biaya fotocopy Rp 20.000,00

5. Biaya souvenir untuk responden Rp 200.000,00

Total Rp 427.000,00

Anggaran biaya ditanggung oleh peneliti sendiri.

Peneliti

(20)

Lampiran 12

No Nama Umur Flat

Iron Rontok Frekuensi

Waktu Kerontokan

Rambut

1 N 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

2 SM 21 tidak tidak

3 RSTKM 21 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun

4 PNN 20 tidak tidak

5 JEG 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

6 DFRJB 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

7 MJ 19 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

8 RH 20 tidak tidak

9 SM 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

10 T 20 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

11 TMS 21 tidak ya

12 VAG 21 ya ya <2minggu 3bulan-6bulan

13 MS 21 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan

14 AY 21 ya ya <2minggu 1bulan-3bulan

15 YCP 20 tidak tidak

16 S 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

17 MAW 20 ya tidak ≥2minggu 3bulan-6bulan

18 ANS 22 tidak tidak

19 PIGM 22 tidak tidak

20 MC 18 tidak tidak

21 MRU 21 tidak tidak

22 RS 21 ya tidak <2minggu 1bulan-3bulan

23 HP 21 tidak tidak

24 SV 21 tidak tidak

25 BA 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

26 RM 21 tidak ya

27 SO 21 ya ya <2minggu 1minggu-1bulan

28 GP 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

29 CM 21 tidak ya

30 YO 21 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan

31 AC 21 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan

32 FYN 21 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun

33 RFY 21 ya ya ≥2minggu 3bulan-6bulan

34 JAW 20 tidak ya

35 NR 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

36 JT 20 ya ya <2minggu 1minggu-1bulan

37 YOS 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

38 CL 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

39 FS 21 tidak tidak

40 CCS 21 tidak ya

(21)

41 C 19 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan

42 A 20 tidak tidak

43 NST 22 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun

44 RD 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

45 FJ 21 tidak tidak

46 CO 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

47 RP 20 tidak tidak

48 RA 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

49 S 21 tidak tidak

50 KS 21 tidak tidak

51 FS 21 ya tidak ≥2minggu 1bulan-3bulan

52 JDP 21 ya tidak <2minggu 6bulan-1tahun

53 APS 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

54 CJ 20 tidak tidak

55 MH 20 tidak ya

56 RS 20 ya ya <2minggu 6bulan-1tahun

57 DIKKG 21 tidak tidak

58 A 20 tidak tidak

59 BYN 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

60 ADS 22 tidak tidak

61 VRCP 20 ya ya <2minggu 1bulan-3bulan

62 SRN 20 tidak ya

63 NMN 22 tidak tidak

64 GD 21 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun

65 EIGS 20 ya ya <2minggu 1minggu-1bulan

66 MAH 20 tidak ya

67 YS 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

68 FJ 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

69 FS 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

70 DL 21 tidak tidak

71 TC 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

72 FFN 21 ya tidak <2minggu 6bulan-1tahun

73 ROA 20 ya tidak ≥2minggu 1minggu-1bulan

74 TC 21 ya ya <2minggu 3bulan-6bulan

75 JGMP 20 tidak tidak

76 MG 20 ya tidak ≥2minggu 6bulan-1tahun

77 NA 21 ya ya ≥2minggu 3bulan-6bulan

78 MSEM 20 tidak tidak

79 YSS 22 tidak ya

80 ATMS 21 tidak tidak

81 RR 22 tidak ya

82 CAP 21 tidak ya

83 KC 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

(22)

86 CT 21 tidak ya

87 AAH 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

88 SPP 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

89 HSI 20 tidak tidak

90 SM 20 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

91 LS 21 tidak tidak

92 SE 21 tidak tidak

93 SAH 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

94 VC 20 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan

95 NM 20 tidak tidak

96 NJ 21 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun

(23)

26

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Dermatology., 2008. Dermatologists Warn Ceramic Flat

Irons Could Damage Hair and Lead to Hair Breakage. Available from:

https://www.aad.org/ [Accesed on 6 Mei 2015].

American Academy of Family Physicians., 2009. Diagnosing and Treating Hair

Loss. Available from: https://www.aafp.org/ [Accesed on 16 Juni 2015].

Graham-Brown, R. and Burns, T., 2005. Dermatologi: catatan kuliah. Erlangga, 4-5.

Jaffer, S.N. and Qureshi, A.A., 2004. Dermatology Quick Glance. Mc Graw Hill, 150.

Kompasiana, 2014. Memperindah Rambut Dengan Catok Rambut. Available from:

http://media.kompasiana.com/new-media/2014/02/04/memperindah-rambut-dengan-catok-rambut-629555.html [Accesed on 4 Mei 2015]. Kusumadewi, dkk., 2001. Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Moderen. Jakarta:

Meutia Cipta Sarana & DPP. Tiara Kusuma, 19-36.

Lana, Clara., 2011. Tanda Gejala Penyebab Rambut Rontok. Media Wanita. Available from: http://mediawanita-samoa.blogspot.com/2011/01/ [Accesed on 30 April 2015].

Makarizo, 2014. The New Makarizo Hair Straightening. Available from: http://www.makarizo.com/web/ [Accesed on 4 Mei 2015].

Nakamura, T., 1994. Hair Flat For Hair Straightening. Available from: http://www.freepatentsonline.com/5357988.html [Accesed on 28 April 2015].

Pusponegoro, E.H.D., 2002. Kerontokan Rambut Etiopatogenesis. Dalam: Wasitaadmadja, S.M., dkk. Kesehatan dan Keindahan Rambut. Jakarta: Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia, 1-13.

(24)

27

Sefcik, L., 2015. Hair Damage From a Flat Iron. Available from: http://www.livestrong.com/article/76971-hair-damage-flat-iron/ [Accesed on 1 Mei 2015].

Sherwood, L., 2001. Fisiologi manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC, 404. Soepardiman, L., 2008. Kelainan Rambut. Dalam: Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Suling, P.L., Hair Fall. Dalam: Cosmetic Dermatology Update. Simposium Nasional, Pameran, dan Pelatihan Dermatologi Kosmetik, 1-15.

Valerie, 2015. History of Flat Irons. Available from: http://www.flatironadviser.com/history-of-flat-irons/ [Accesed on 6 Mei 2015].

Wasitaatmadja, S.M., 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Badan Penerbit Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia, 202.

(25)

15

Rambut Rontok BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh flat iron

(pelurus rambut) terhadap terjadinya rambut rontok.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian

ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Pelurusan Rambut

Dengan Flat Iron

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

3.2.1.Variabel Independen : Pelurusan Rambut Dengan Flat Iron

x Definisi Operasional

Pelurusan rambut dengan flat iron adalah meluruskan rambut agar rambut

jatuh lebih lurus dan lebih indah.

x Alat Pengukuran

Alat pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.

x Cara Pengukuran

Cara pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah angket.

x Hasil Pengukuran

a. Pemakaian flat iron (+) ≥2 kali seminggu.

(26)

16

x Skala pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah nominal.

3.2.2.Variabel Dependen : Rambut Rontok

x Definisi Operasional

Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut berkisar lebih dari 100 helai

per hari.

x Alat Pengukuran

Alat pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner.

x Cara Pengukuran

Cara pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah angket.

x Hasil Pengukuran

a.Rambut rontok >100 helai per hari.

b.Rambut tidak rontok <100 helai per hari.

x Skala pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah nominal.

(27)

17

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain yang bersifat deskriptif dengan rancangan

penelitian cross sectional study.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara (FK USU). Penelitian telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan

Desember 2015.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang

melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron.

4.3.2. Sampel

Sampel dari penelitian ini diambil menggunakan consecutive sampling,

dimana semua subyek di populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

dimasukkan ke dalam sampel penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan

terpenuhi.

Adapun jumlah sampel minimal yang diperlukan dihitung sesuai dengan cara

uji hipotesis satu populasi dengan rumus :

n = [ �� √ �� + Ƶβ √� � + � � ]²

� − � ²

dimana :

n = jumlah sampel minimum

Z α = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada α tertentu

Z β = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada β tertentu

(28)

18

Pada penelitian ini, ditetapkan nilai α sebesar 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) sehingga untuk uji hipotesis satu arah diperoleh nilai Zα sebesar 1,960. Nilai β yang ditetapkan pada penelitian ini adalah sebesar 0,2 (power penelitian 80%) sehingga untuk uji hipotesis satu arah diperoleh nilai Z β sebesar 0,842. Maka dengan menggunakan rumus di atas, besarnya sampel minimal yang diperlukan

dalam penelitian ini adalah :

[ . √ . . + . √ . . + . . ]2

. ²

n = 96.33

Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 96.33 orang

dan dibulatkan menjadi 96 orang.

4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

4.4.1. Kriteria inklusi

1. Melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron≥2 kali seminggu

2. Jenis kelamin perempuan

3. Bersedia menjadi sampel penelitian

4.4.2. Kriteria eksklusi

1. Sedang mengalami stres berat (kuesioner dikutip dari penelitian Jemirda

Sundari Y, fakultas keperawatan UI)

2. Sedang mengkonsumsi obat-obat anti pembekuan darah, obat henti

jantung, obat kontrasepsi, dan lain-lain

3. Sedang mengalami infeksi berat/demam tinggi

4. Sedang mengalami penyakit kronis/menahun

5. Melakukan cat rambut < 6 bulan

6. Memakai jilbab dan wig (rambut palsu)

7. Infeksi di kepala, seperti Tinea kapitis, dan Ptiriasis sicca.

(29)

19

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden

untuk mengetahui hubungan pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan

rambut rontok pada mahasiswi FK USU stambuk 2012. Pada saat pengumpulan

data, peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat

penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi

responden dengan menandatangani informed consent. Responden yang bersedia

diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pertanyaan

yang kurang dipahami. Selesai pengisian, peneliti mengambil kuesioner yang telah

diisi responden, kemudian memeriksa kelengkapan data. Lembar kuesioner diisi

oleh masing-masing mahasiswi dalam waktu 15 menit, kemudian peneliti

memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis.

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan beberapa proses, yaitu, editing, coding,

entry, dan cleaning. Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel,

yaitu variabel independen dan dependen, dengan uji statistik chi square

menggunakan hitungan statistik yang sesuai, dimana derajat kemaknaan α = 0,05.

Apabila nilai p value < 0,05, maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka Ho

(30)

20

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian

Berikut ini akan dijelaskan hasil dari penelitian tentang hubungan pemakaian

alat pelurus rambut (flat iron) dengan kejadian rambut rontok pada mahasiswi FK

USU stambuk 2012, yang dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2015 di

Fakultas Kedokteran USU dengan jumlah yang melakukan pelurusan rambut

dengan flat iron sebanyak 55 orang.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU, Jalan Dr. Mansyur No

5, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara.

[image:30.595.112.524.457.559.2]

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Kerontokan Rambut

Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Kerontokan Rambut

Kerontokan Rambut Jumlah (Orang) Persentase (%)

<100 helai/hari (Fisiologis) 45 46.9

>100 helai/hari (Patologis) 51 53,1

Total 96 100

Berdasarkan tabel 5.1. tersebut, dari 96 orang yang melakukan responden,

menunjukkan 45 orang (46,9%) mengalami kerontokan rambut yang fisiologis

(<100 helai/hari), dan 51 orang (53,1%) mengalami kerontokan rambut yang

patologis (>100 helai/hari).

(31)

21

5.1.3. Deskripsi Karakteristik Responden

[image:31.595.115.518.188.348.2]

5.1.3.1.Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

18 1 1

19 2 2,1

20 31 32,3

21 55 57,3

22 7 7,3

Total 96 100

Berdasarkan tabel 5.2 didapati usia responden terbanyak berusia 21 tahun

sebanyak 55 orang (57,3%), dan yang paling sedikit berusia 18 tahun sebanyak 1

orang (1%).

5.1.3.2.Frekuensi Pemakaian Flat Iron

Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemakaian Flat Iron

Penggunaan Flat Iron Frekuensi Persentase (%)

< 2 kali/minggu 19 19,8

≥ 2 kali/minggu

Tidak memakai

36

41

37,5

42,7

Total 96 100

Berdasarkan tabel 5.3. kebanyakan sampel melakukan pelurusan rambut

menggunakan flat iron dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, yaitu sebanyak 36 orang

[image:31.595.113.513.496.609.2]
(32)

22

[image:32.595.117.518.190.357.2]

5.1.3.3.Kerontokan Rambut Setelah Pemakaian Flat Iron

Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Kerontokan Rambut

Setelah Penggunaan Flat Iron

Waktu Kerontokan

Rambut Frekuensi Persentase (%)

1 minggu–1 bulan 30 31,3

1–3 bulan 11 11,5

3–6 bulan 5 5,2

6 bulan–1 tahun

Tidak memakai

9

41

9,3

42,7

Total 96 100

Berdasarkan tabel 5.4. kebanyakan sampel mengalami kerontokan rambut 1

minggu-1 bulan setelah melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, yaitu

30 orang (31,3%), dan yang paling sedikit 3-6 bulan mengalami kerontokan rambut

setelah melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, yaitu 5 orang (5,2%).

5.1.4. Hubungan Pelurusan Rambut Menggunakan Flat Iron Dengan

Kejadian Rambut Rontok

Tabel 5.5 Kelompok Pemakaian Flat Iron Dengan Kejadian Rambut Rontok

Pemakaian Flat Iron

P value

Ya Tidak Total

Rambut

Rontok

Ya 39 12 51

Tidak 16 29 45 0,000

Total 55 41 96

Uji hipotesis penelitian ini menggunakan metode Chi-Square. Tabel ini layak

di uji dengan Chi-Square karena tidak ada nilai expected yang kurang dari lima.

Pada hasil uji Chi-Square, nilai yang dipakai adalah nilai pada Pearson

Chi-Square. Nilai significancy yang didapat adalah 0,000. Karena faktor peluang (p

(33)

23

value) kurang dari 5%, maka hasil tersebut bermakna. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan

kerontokan rambut.

5.2. Pembahasan

Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang

melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron. Direkrut dengan cara

consecutive sampling. Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan 96 orang menjadi sampel penelitian dan yang mengalami kerontokan rambut akibat

penggunaan flat iron sebanyak 39 orang (40,6%).

Rentang usia dari 96 orang sampel penelitian ini berkisar 18-22 tahun, dengan

usia terbanyak 21 tahun yaitu sebanyak 55 orang (57,3%) dan paling sedikit usia

18 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1%). Menurut AAD, Dr. Mirmirani menyatakan

bahwa penggunaan flat iron dilakukan oleh wanita dan kaum remaja perempuan.

Usia remaja dimulai dari 11 tahun dan berakhir di usia 20 tahun. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa teori sejalan dengan hasil penelitian.

Kebanyakan sampel melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron

dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, yaitu sebanyak 36 orang (37,5%), dan <2 kali/minggu, yaitu 19 orang (19,8%). Dr.Mirmirani juga merekomendasikan bahwa

penggunaan alat pelurus rambut sebaiknya tidak digunakan lebih dari 2 hingga 3

kali per minggu. Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti bahwa penggunaan flat iron yang lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan

kerontokan rambut pada seseorang.

Peneliti juga melihat adanya variasi dalam hal waktu terjadinya kerontokan

rambut setelah dilakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron. Kebanyakan

sampel mengalami kerontokan rambut 1 minggu-1 bulan setelah pelurusan, yaitu

30 orang (31,3%). Kemudian 1-3 bulan setelah pelurusan sebanyak 11 orang

(11,5%), 6 bulan-1 tahun setelah pelurusan sebanyak 9 orang (9,3%), dan 3-6

bulan setelah pelurusan sebanyak 5 orang (5,2%).

Pada seluruh mahasiswi yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat

(34)

24

sebanyak 39 orang (40,6%) sedangkan sampel yang tidak mengalami kerontokan

rambut (<100helai/hari) sebanyak 16 orang (16,6%). Penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh AAD menyatakan bahwa penggunaan flat iron dan alat lainnya

dapat menyebabkan kerontokan rambut. Kerontokan rambut adalah kehilangan

rambut yang berkisar lebih kurang 100 helai per hari (Soepardiman, 2008). Hasil

tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pelurusan rambut

menggunakan flat iron dengan kerontokan rambut, dimana p value <0.05.

(35)

25

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

x Sampel dari penelitian ini sebanyak 96 orang. Diketahui dari 55 orang yang

melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, didapatkan 39 orang

(40,6%) yang mengalami kerontokan rambut.

x Sampel terbanyak pada penelitian ini berusia 21 tahun, sebanyak 55 orang

(57,3%).

x Sampel terbanyak pada penelitian ini yang melakukan pelurusan rambut

menggunakan flat iron dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, sebanyak 36 orang

(37,5%).

x Sampel terbanyak pada penelitian ini yang mengalami kerontokan rambut 1

minggu-1 bulan setelah melakukan pelurusan rambut dengan flat iron,

sebanyak 30 orang (31,3%).

x Dari pengukuran dengan metode chi-square didapatkan bahwa faktor peluang

(p value) kurang dari 5%, maka hasil tersebut bermakna. Artinya terdapat

hubungan antara pemakaian alat pelurus rambut menggunakan flat iron dengan

kerontokan rambut.

6.2. Saran

Setelah melakukan penelitian dan melihat hasil yang menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara pemakaian alat pelurus rambut menggunakan flat iron

dengan kerontokan rambut, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan:

x Kepada masyarakat khususnya para perempuan, untuk melakukan konsultasi

terlebih dahulu sebelum melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron.

Selain itu, agar menggunakan pelindung berupa serum sebelum melakukan

(36)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rambut

2.1.1. Anatomi Rambut

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh

kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Jenis rambut pada manusia

dapat digolongkan menjadi 2 jenis:

1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat di

kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi

oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis, dengan diameter

rambut >0,03mm.

2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di

seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut kecil yang ada

di lapisan dermis, dengan diameter rambut < 3mm (Soepardiman, 2008).

Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:

a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang

meliputi:

1). Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring

dalam kulit.

2). Umbi rambut (bulbus pili), yaitu bagian terbawah akar rambut yang mengalami

pelebaran. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah yang

terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat dan berperan dalam pembentukan

batang rambut. Dasar umbi rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan

ikat, pembuluh darah dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada

matriks rambut (Kusumadewi; Brown dan Burns).

b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit.

Batang rambut terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), yang terdiri

atas lapisan keratin yang berguna untuk perlindungan terhadap kekeringan dan

pengaruh lain dari luar; korteks (kulit rambut), terdiri atas serabut polipeptida yang

(37)

5

memanjang dan saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), terdiri atas 3-4

lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. Rambut

velus tidak memiliki medula (Soepardiman, 2008).

c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang

berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut.

Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk

menegakkan rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional

[image:37.595.115.532.298.447.2]

(Kusumadewi; Brown dan Burns).

Tabel 2.1: Struktur Rambut

Struktur Isi Lokasi

Infundibulum - Epidermis

Papilla dermis Masenkima embrionik -

Itsmus Keratinisasi krithilemma Dermis

Kandung akar dalam Trikohialin, sitrulin -

Medulla Trikohialin, sitrulin -

Bulb - Subcutis

Sumber: (Jaffer dan Qureshi)

2.1.2. Fisiologi Rambut

1. Pengaturan Suhu Badan

Rambut pada manusia memiliki fungsi yang beraneka ragam, salah satunya

ialah sebagai pengaturan suhu tubuh. Rambut yang menutupi kulit dapat

mengurangi kehilangan panas dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-pori

rambut akan mengecil. Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut

berlaku sebaliknya (M. Ridwan).

2. Fungsi Sebagai Alat Perasa

Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan

terhadap bulu mata menimbulkan reflex menutup kelopak mata. Kepekaan kulit

terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan rambut.

(38)

6

terhadap rangsangan sentuhan. Pada beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini

mungkin lebih disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam

hal ini. Peran rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah

konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia yang

relative tidak berbulu (Sherwood, 2001).

2.1.3. Siklus Aktivitas Folikel Rambut

Setelah pembentukan folikel rambut dan rambut, perkembangan folikel rambut

selanjutnya akan berhenti pada bulan ke-5 kehamilan. Folikel mengalami involusi

memasuki fase katagen, dimana papilla dermis akan mengalami regresi dan

akhirnya folikel memasuki fase istirahat. Sampai saat ini belum diketahui mengapa

papila dermis yang telah terbentuk harus mengalami regresi terlebih dahulu dan

kemudian mengalami aktivasi kembali (Erdina H.D, 2002).

Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama kali

terbentuk folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang. Fase

pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi berdasarkan umur dan regio tempat

rambut tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi faktor fisiologis maupun patologis.

Siklus pertumbuhan yang normal adalah masa anagen, masa katagen, dan masa

telogen (Soepardiman, 2008).

1. Masa anagen: sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru

mendorong sel-sel tanduk yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6

tahun (Soepardiman, 2008).

2. Masa katagen: masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di

sekitar folikel rambut, disusul oleh penebalan dan mengeriputnya selaput hialin.

Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian dibawahnya melebar dan

mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan ini

berlangsung 2-3 minggu (Soepardiman, 2008).

3. Masa telogen atau masa istirahat dimulai dengan memendeknya sel epitel dan

berbentuk tunas kecil yang membuat rambut baru sehingga rambut gada akan

terdorong keluar (Soepardiman, 2008).

(39)

7

Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100

hari sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah

folikel rambut pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut pirang dan merah

jumlahnya lebih sedikit dari rambut hitam. Jumlah rambut yang rontok per hari 100

helai. Densitas folikel rambut pada bayi 1135/cm2 dan berkurang menjadi 615/cm2

pada umur tiga puluhan, karena meluasnya permukaan kulit. Pada umur 50 tahunan

ada pengurangan beberapa folikel sehingga jumlah menjadi 485/cm2. Untuk

mengetahui jumlah rambut anagen dan telogen diperiksa rasio rambut anagen

terhadap telogen yang disebut trikogram, sedikitnya 50 helai rambut halus dicabut

dan diperiksa untuk menghindari deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut

anagen pada wanita + 85% dan laki-laki 83% dan jumlah rambut telogen pada

[image:39.595.109.531.393.477.2]

wanita 11% dan laki-laki 15% (Soepardiman, 2008).

Tabel 2.2: Siklus Rambut

Sumber: (Jaffer dan Qureshi)

2.1.4. Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut

Pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut dipengaruhi oleh beberapa

sitokin dan growh factor (GF) yang diproduksi oleh sel papilla dermis. Substansi

ini memulai dan mengontrol epitel intrafolikular dan interaksi mesenkimal. Juga

mempengaruhi proliferasi dan diferensiasi sel matriks folikel rambut dengan

mengeluarkan sinyal spesifik yang menginduksi berbagai stadium siklus rambut.

Molekul bioaktif tersebut antara lain interleukin-1 alfa, FGF, EGF, KGF, substansi

P, IGF-1, hormone tiroid, paratiroid, dan androgen. Aktivitas sel papilla dermis

sendiri dikontrol oleh substansi yang diproduksi oleh lapisan spinosum sarung akar

luar dan hormon. Beberapa peptida yang dihasilkan lapisan spinosum dan

mempengaruhi papilla dermis antara lain basic fibroblast growth factor (bFGF),

Fase Masa

Anagen 3 tahun, 84% kulit kepala

Telogen 3 bulan, 14% kulit kepala

(40)

8

platelet derived growth factor (PDGF), dan transforming growth factor beta

(TGF-beta) (Erdina H.D, 2002).

Berbagai macam molekul sinyal yang mengontrol siklus rambut tersebut

digolongkan ke dalam 3 kelompok:

1. Memulai fase anagen, IGF 1, bFGF, EGF, VEGF, TGF-alfa yang merupakan

faktor mitogenik kuat untuk keratinosit dan sel endotel.

2. Mempertahankan folikel anagen matang, IGF 1, VEGF, yang menstimulasi

proliferasi vaskularisasi dan proses diferensiasi.

3. Menginduksi fase katagen dan degradasi folikel rambut, IL 1, IL 4, TNF-alfa,

TNF-beta, merupakan sitokin pro-apoptotic dan penghambat pertumbuhan

(Erdina H.D, 2002).

2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah sebagai

berikut:

2.1.5.1. Keadaan Fisiologik

1. Hormon

Hormon yang berperan adalah androgen, estrogen, tiroksin, dan kortikosteroid.

Masa pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebih cepat pada wanita daripada pria.

Hormon androgen dapat merangsang dan mempercepat pertumbuhan dan

menebalkan rambut di daerah janggut, kumis, ketiak, kemaluan, dada, tungkai

laki-laki, serta rambut-rambut kasar lainnya. Namun, pada kulit kepala penderita

alopesia androgenetik hormon androgen bahkan memperkecil diameter batang

rambut serta memperkecil waktu pertumbuhan rambut anagen. Pada wanita

aktivitas hormon androgen akan menyebabkan hirsutisme, sebaliknya hormon

estrogen dapat memperlambat pertumbuhan rambut, tetapi memperpanjang anagen

(Soepardiman, 2008).

(41)

9

2. Nutrisi

Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein

dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya kehilangan

pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin

B12, asam folat, asam animo, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan zat besi

juga dapat menyebabkan kerontokan rambut (Soepardiman, 2008).

3. Kehamilan

Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen masih

dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10%

(Kusumadewi, dkk).

4. Masa baligh

Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat

pertumbuhan rambut ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut kepala justru akan

rontok (Kusumadewi, dkk).

5. Kelahiran

Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut kepala sang ibu

dengan cepat beralih ke fase telogen, sehingga selama masa ini dijumpai nilai

telogen 35% (Kusumadewi, dkk).

6. Masa baru lahir

Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase anagen, maka

beberapa minggu setelah bayi lahir akan tampak kerontokan rambut, yang disusul

dengan pertumbuhan rambut baru selama tahun pertama dan kedua kehidupannya

(Kusumadewi, dkk).

7. Masa menjadi tua

Wanita dan pria sama-sama menderita kerontokan rambut karena usia lanjut.

Kerontokan dimulai di ubun-ubun, dahi, dan pelipis, lalu bergeser ke belakang. Di

bagian-bagian ini fase anagen rambut menjadi singkat, rambut lebih cepat rontok

(42)

10

mengalami atrofi, fase pertumbuhan bertambah singkat, rambut lepas lebih cepat

dan densitas rambut juga berkurang (Erdina H.D, 2002).

8. Vaskularisasi

Vaskularisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut, namun bukan

merupakan penyebab primer dari gangguan pertumbuhan rambut, karena destruksi

bagian 2/3 bawah folikel sudah berlangsung sebelum susunan pembuluh darah

mengalami perubahan (Pieter).

2.1.5.2. Keadaan Patologik

1. Peradangan sistemik atau setempat

Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi

dan folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu

mata (madarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan

rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut

moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan

menyebabkan kerontokan, maupun kerusakan batang rambut (Soepardiman,

2008).

2. Obat

Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan

kerontokan, umunya obat antineoplasma misalnya bleomisin, endoksan, vinkristin,

dan obat antimitotik, misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau kumarin

dapat mempercepat terjadinya folikel anagen ke dalam fase telogen dalam jumlah

besar, sehingga menyebabkan effluvium telogen. Logam berat yang akan terikat

pada grup sulfhidril dalam keratin anatara lain talium, merkuri dan arsen

(Soepardiman, 2008; Pieter).

3. Mekanis

Mencabut rambut gada atau melukai folikel rambut akan mempercepat

terjadinya masa anagen dengan mempersingkat masa telogen (Kusumadewi, dkk).

(43)

11

4. Kelainan endokrin

Kelainan endokrin dapat mempengaruhi fisiologi folikel rambut, menambah

atau mengurangi produksi rambut. Hipotiroidisme dapat menyebabkan

mengecilnya diameter rambut dan meningkatkan kerontokan rambut (Erdina H.D,

2002; Pieter).

5. Penyakit kronis

Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis, kecuali

terdapat kekurangan protein dalam jumlah besar (Pieter).

2.2. Kerontokan Rambut 2.2.1. Definisi

Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut yang berkisar lebih kurang 100

helai per hari. Dapat terjadi difus atau setempat (lokal). Kelainan setempat dapat

berupa unifokal atau multifokal. Bila kerontokan ini berlanjut dapat terjadi

kebotakan (alopesia) (Soepardiman, 2008).

2.2.2. Etiologi dan Patogenesis

Klasifikasi etiopatogenesis kerontokan rambut dapat membantu menentukan

jenis kerontokan rambut:

1. Kegagalan pertumbuhan rambut, umumnya disebabkan oleh karena dysplasia

ektodermal akibat gangguan genetik.

2. Abnormalitas batang rambut: a). instrinsic hair breakage dan b). unruly hair,

dapat terjadi secara kongenital akibat kelainan metabolik atau didapat akibat

kerusakan mekanik atau kimia.

3. Abnormalitas siklus rambut (jumlah rambut yang lepas meningkat), dapat

menyebabkan effluvium telogen, effluvium anagen, dan alopesia areata.

4. Kerusakan folikel rambut dapat disebabkan oleh faktor eksogen

(trauma/tekanan), faktor endogen (infeksi/keganasan/beberapa penyakit dengan

(44)

12

2.2.3. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, klasifikasi kerontokan rambut dapat dibagi

menjadi: congenital, kelainan siklus pertumbuhan rambut, kelainan batang rambut,

obat, gangguan hormonal, trauma, infeksi, dan penyakit dengan proses destruktif

(Pieter).

Kerontokan rambut akibat trauma

Secara umum, kerontokan rambut atau alopesia yang disebabkan oleh trauma

mekanis dapat dibagi menjadi 3 tipe, trauma, tekanan, dan tarikan.

a. Alopesia traumatik

Kerontokan rambut sampai alopesia akibat trauma memiliki daerah yang

berbatas tegas dan merupakan penyebab tersering alopesia sikatrisial.

b. Alopesia karena tekanan

Tekanan yang lama, misalnya pada pasien yang berbaring lama dapat

menyebabkan iskemia, nekrosis, dan ulserasi di kulit kepala. Keadaan ini

mengakibatkan kerontokan rambut yang berkembang menjadi alopesia sikatrisial

yang umumnya bersifat irreversibel.

c. Alopesia karena tarikan

Tarikan kronis dapat menyebabkan atrofi folikel rambut disertai inflamasi

folikular dan rambut yang patah mengakibatkan kerontokan rambut sampai

alopesia setempat. Keadaan ini dapat dijumpai pada gadis-gadis remaja dengan

kuncir ekor kuda yang kencang dan anak-anak Afro-Karabia dengan kuncir-kuncir

kecil di rambut serta pada keadaan trikotilomania (Pieter).

2.3. Flat Iron Sebagai Alat Pelurus Rambut

Ada beberapa cara untuk meluruskan rambut, diantaranya adalah dengan

smoothing (tanpa alat), rebonding, atau dengan menggunakan flat iron. Namun

penulis akan membahas tentang flat iron saja sesuai judul penelitian ini.

Flat iron adalah alat yang di rancang untuk meluruskan rambut (Nakamura,

1995). Flat iron digunakan untuk mengubah struktur rambut menggunakan

(45)

13

bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan

tatanan rambut yang diinginkan (Kompasiana, 2014).

Pelurusan rambut dengan menggunakan flat iron sudah ada sejak zaman

dahulu. Pada tahun 1872, Erica Feldman menggunakan alat pelurus rambut

pertama untuk menata rambutnya dengan menggunakan batang besi yang

dipanaskan. Erica tidak menciptakan flat iron yang sebenarnya tetapi dia dikenang

sebagai individu pertama yang menggunakan flat iron untuk mengubah

penampilan rambutnya. Di tahun 1909, Isaac K. Shero menggunakan setrika

pakaian untuk menekan keras rambut dari kedua sisi.

Di umur ke 30an pada tahun 1912, Lady Jennifer Bell Schofield dianggap

penemu sebenarnya dari pelurus rambut. Di era tersebut, ketika rambut keriting

menjadi tampilan yang utama, Jennifer ingin mencoba sesuatu yang berbeda

dengan ide meluruskan rambut dengan alatnya yang berupa dua pelat logam yang

dipersatukan di tengah sehingga dapat dijepit dan dilepas dari rambut. Model ini

sangat mirip dengan produk saat ini. Pada intinya, Lady Schofield menggabungkan

ide-ide Grateau dan Shero. Namun, model flat iron ini sangat berbahaya karena

dipanaskan dengan api dan dapat dengan mudah merusak rambut.

Bahkan setelah penemuan ini, beberapa wanita masih menggunakan setrika

pakaian untuk meluruskan rambut mereka. Namun, tindakan berbahaya ini mulai

ditinggalkan setelah tahun 1960. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1990an,

tampilan flat iron seperti yang digunakan di masa sekarang, mulai dipergunakan di

beberapa salon (Valerie).

2.4. Efek Penggunaan Flat Iron Terhadap Kerontokan Rambut

Menurut hair stylist, Anton Kantinus, di pasaran banyak dijual berbagai jenis

flat iron, mulai dari harga yang murah hingga yang mahal. Fungsi flat iron

sebenarnya adalah sebagai styling. Dengan menggunakan flat iron, tatanan rambut

akan menjadi lebih rapi dan halus (Kompasiana, 2014).

Namun, pemakaian flat iron tentu tidak boleh sembarangan. Sebab, paparan

panas secara terus-menerus pada rambut dapat merusak rambut. Hal ini dibenarkan

(46)

14

diperbolehkan setiap hari, hanya saja dengan cara yang tepat. Apabila tidak

digunakan dengan cara yang tepat, meluruskan rambut setiap hari akan merusak

rambut, seperti rambut akan mudah rontok. Hal ini terjadi karena penarikan yang

terlalu kuat dan berulang-ulang sehingga kekuatan akar rambut menjadi rapuh.

Selain itu, paparan panas dari flat iron terus-menerus tanpa pelindung dapat

menyebabkan rambut menjadi kering jika suhu yang digunakan terlalu tinggi

(Kompasiana, 2014).

Saat ini, flat iron yang dipasarkan memiliki pengaturan panas dengan suhu

maksimum hingga 410 derajat Fahrenheit (210 derajat celcius). Penelitian

sebelumnya telah menunjukkan bahwa suhu 347-419 derajat Fahrenheit (175-215

derajat celcius) dalam waktu sedikitnya 5 menit, dapat merusak sebagian besar

rambut. Oleh sebab itu, dermatologis merekomendasikan membatasi penggunaan

flat iron (dengan panas yang tinggi) dan pengeriting rambut (AAD, 2015).

Semakin majunya perkembangan IPTEK dibidang kecantikan rambut, maka

saat ini banyak produk yang ditawarkan dengan kualitas yang lebih bagus untuk

menanggulangi kerusakan rambut. Seperti halnya produk pelurus rambut telah

disediakan berbagai jenis kosmetika yang dalam pemakaiannya disesuaikan dengan

kondisi rambut dan penggunaannya secara step by step (Rostamailis, dkk, 2008).

(47)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelurusan rambut adalah teknik styling rambut yang digunakan sejak tahun

1980 yang melibatkan perataan dan pelurusan rambut untuk memberikan efek

halus dan mengkilat (Makarizo, 2014). Meluruskan rambut merupakan cara mudah

untuk mengubah tampilan rambut. Hal ini menjadi wajar, apabila mayoritas kaum

perempuan lebih menyukai rambut lurus. Saat ini banyak cara yang dapat

dilakukan untuk mendapatkan rambut lurus. Proses pelurusan rambut permanen

sering disebut rebonding atau smoothing. Sedangkan beberapa shampoo,

conditioner, dan gel rambut hanya dapat membuat rambut lurus sementara.Selain

itu, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan flat iron (pelurus

rambut), yaitu alat yang digunakan untuk mengubah struktur rambut menggunakan

bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan

tatanan rambut yang diinginkan (Kompasiana, 2014).

Menurut hair stylist, Anton Kantinus, di pasaran memang banyak dijual

berbagai jenis flat iron, mulai dari harga yang murah hingga yang mahal. Fungsi

flat iron sebenarnya adalah sebagai styling. Dengan menggunakan flat iron, tatanan

rambut akan menjadi lebih rapi dan halus (Kompasiana, 2014).

Pada survey awal yang dilakukan peniliti di 5 salon yang berbeda di Kota

Medan, didapati pelurusan rambut menggunakan flat iron cendrung lebih sering

dibandingkan pelurusan rambut dengan teknik rebonding ataupun smoothing.

Sekitar 8 orang per hari atau 56 orang per minggu melakukan pelurusan rambut

menggunakan flat iron di salon. Sedangkan pelurusan rambut dengan teknik

rebonding ataupun smoothing hanya dilakukan sekitar 2 orang per minggu.

Namun, pemakaian flat iron tentu tidak boleh sembarangan. Sebab, paparan

panas secara terus-menerus pada rambut dapat merusak rambut. Hal ini dibenarkan

oleh Anton. Ia mengatakan, meluruskan rambut dengan menggunakan flat iron

(48)

2

digunakan dengan cara yang tepat, meluruskan rambut setiap hari akan merusak

rambut, seperti rambut akan mudah rontok. Hal ini terjadi karena penarikan yang

terlalu kuat dan berulang-ulang sehingga kekuatan akar rambut menjadi rapuh.

Selain itu, paparan panas dari flat iron terus-menerus tanpa pelindung dapat

menyebabkan rambut menjadi kering jika suhu yang digunakan terlalu tinggi

(Kompasiana, 2014).

Rambut sebenarnya bukan merupakan alat vital bagi kehidupan manusia

karena manusia dapat hidup tanpa rambut di badannya, namun jelas bahwa rambut

mempunyai peran dalam fungsi proteksi kulit terhadap keadaan lingkungan yang

merugikan. Fungsi rambut yang paling penting adalah untuk menunjang

penampilan seseorang. Telah lama dikenal ungkapan rambut adalah mahkota

kecantikan yang menandakan betapa pentingnya rambut bagi peran seseorang

dalam lingkungannya (Wasitaatmadja, 1997).

Penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan

meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan

menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko

kerontokan rambut (Lana, 2011). Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut

terminal dalam bentuk apapun dan dimanapun asal mula terjadinya yang berkisar

lebih dari 100 helai per hari (Brown, Robin Grahan dan Tony Burns, 2002). Lebih

dari 50% wanita mengalami kerontokan rambut di kehidupannya (AAFP, 2009).

Kerontokan rambut dapat dibagi menjadi telogen effluvium, anagen effluvium,

kerontokan rambut kongenital, kerontokan rambut akibat kelainan batang rambut,

kerontokan rambut akibat trauma, kerontokan rambut akibat obat, dan kerontokan

rambut akibat gangguan hormonal (Soepardiman, 2008).

Melihat kondisi mahasiswi FK USU yang mulai banyak menggunakan flat

iron sebagai bentuk perawatan dan estetika rambut mereka, peneliti tertarik untuk

meneliti apa sebenarnya efek atau akibat yang ditimbulkan dari flat iron terhadap

terjadinya kerontokan rambut.

(49)

3

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh flat iron (pelurus rambut) terhadap kerontokan rambut

seseorang?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh flat iron (pelurus rambut) terhadap terjadinya rambut

rontok.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui proporsi mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang

menggunakan flat iron (pelurus rambut).

2. Mengetahui jumlah mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang mengalami

kerontokan rambut akibat penggunaan flat iron (pelurus rambut).

3. Mengetahui hubungan pemakaian alat pelurus rambut (flat iron)dengan

kejadian rambut rontok pada seseorang.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian

kesehatan khususnya tentang kerontokan rambut.

2. Menambah pengetahuan dan informasi kepada semua orang tentang efek

yang ditimbulkan dari pemakaian flat iron (pelurus rambut).

3. Masukan dan tambahan rujukan untuk semua orang yang akan melakukan

(50)

ii

ABSTRAK

Meluruskan rambut merupakan cara mudah untuk mengubah tampilan rambut. Namun, penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko kerontokan rambut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pelurusan

rambut menggunakan flat iron dengan terjadinya kerontokan rambut. Penelitian

ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU stambuk 2012, dan melibatkan 96

mahasiswi dengan metode consecutive sampling.

Pada 96 mahasiswi, 55 orang (57,3%) diantaranya melakukan pelurusan

rambut dengan flat iron dan 41 orang (42,7%) lainnya tidak melakukan pelurusan

rambut dengan flat iron. Dari 55 orang yang melakukan pelurusan rambut,

didapati 39 orang (70,9%) mengalami kerontokan rambut dan 16 orang (29,1%) yang lain tidak mengalaminya. Yang paling banyak mengalami kerontokan

rambut adalah mahasiswi yang melakukan pelurusan rambut dengan flat iron

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Kerontokan Rambut
Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Kerontokan Rambut
Tabel 2.1: Struktur Rambut
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sumatera Utara akan mengadakan penelitian yang berjudul “ Hubungan Antara Pelurusan Rambut (Rebonding) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Siswi SMA Negeri 1 Medan ”. Saya

Hubungan Dismenore dengan Kualitas Hidup Mahasiswi Stambuk 2008 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Dismenore merupakan suatu simptom yang digambarkan

Yang paling banyak mengalami kerontokan rambut adalah mahasiswi yang melakukan rebonding dengan frekuensi 1x1 tahun, yaitu sebanyak 19 orang (48,7 %), dan paling sedikit

Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII yang sedang melakukan penelitian berjudul Asupan Nutrisi pada Obesitas

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Hubungan Durasi Perdarahan Haid dan Kadar Hemoglobin pada Mahasiswi Stambuk 2014 Fakultas Kedokteran Universitass Sumatera

Saya, Rahayu Situmorang mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sedang melaksanakan penelitian berjudul “Hubungan Durasi Perdarahan Haid dan

Saya, Dika Asrika Asrul, mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Kebiasaan

Hubungan Pelurusan Rambut atau Pengeritingan Rambut dengan Kerusakan Rambut pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran.. Universitas Sumatera Utara