DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Zuhdina Kamaliah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan/ 14 Maret 1996
Warna Negara : Indonesia
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Alamat : Jalan Alfalah No. 66 Kel. Suka Maju Kec. Medan Johor Kodya Medan 20146
Nomor Handphone : 082274416986
Email : Zuhdinakamaliah@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Percontohan Kutacane (2001- 2007) 2. MTsN 2 Medan (2007-2010)
3. SMA Negeri 1 Medan (2010-2013)
4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2013-sekarang) Riwayat Pelatihan :
1. Peserta PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) FK USU 2013 2. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU 2013
Riwayat Kepanitiaan :
1. Anggota Sie. Liason Officers SRF FK USU 2014
2. Anggota Sie. Konsumsi Get Together SCORE PEMA FK USU 2014 3. Anggota Sie. Acara Medical Humanity Day 2014
4. Koor Sie. Administrasi dan Kesektariatan PRIMAQUIN PHBI FK USU 2014
5. Anggota Sie. Acara PHBI Goes to School 2014
6. Anggota Sie. Dana dan Usaha Pekan Ta’aruf PHBI FK USU 2014
7. Koor Sie. Konsumsi Pekan Ilmiah Mahasiswa SCORE PEMA FK USU 2014
8. Anggota Sie. Acara Mentoring Outdoor 2015
9. Anggota Sie. Liason Officer Scripta Reasearch Festival FK USU 2015 10. Anggota Sie. Dana dan Usaha Islamic Medicine FK USU tahun 2015 11. Wamot Games CPRI 2015 BKM Ar-Rahmah FK USU
12. Anggota Sie. Publikasi dan Dokumentasi BKM Ar-Rahmah Goes To School 2015
13. Koor Sie. Liason Officer Scripta Reasearch Festival FK USU 2016 Riwayat Organisasi :
1. Anggota Divisi Kerohanian PEMA FK USU tahun 2014-2015
2. Anggota Divisi Pembinaan BKM Ar-Rahmah FK USU tahun 2015-2016 3. Anggota Divisi PPI SCORE PEMA FK USU tahun 2015-2016
4. Ketua Departemen HRD FORSAB tahun 2015-sekarang
LEMBAR PENJELASAN
Dengan hormat,
Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara semester VII yang sedang melakukan penelitian berjudul Asupan Nutrisi pada Obesitas dan Non-Obesitas Mahasiswa FK USU 2016.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah asupan nutrisi dapat menyebabkan obesitas atau tidak. Oleh karena itu, saya meminta kesediaan Saudara untuk ikut serta menjadi subjek penelitian ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dan bersedia dilakukan pengukuran terhadap tinggi badan dan berat badan untuk materi penelitian. Adapun data individu (nama dan alamat) dalam penelitian ini tidak akan dipublikasikan.
Apabila di kemudian hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sehubungan dengan keikutsertaan Saudara dalam penelitian ini maka Saudara dapat menghubungi saya, Zuhdina Kamaliah (nomor telepon : 0822 7441 6986).
Terima kasih saya ucapkan kepada Saudara yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Saudara dalm penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan. Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitan ini diharapkan Saudara bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah dipersiapkan.
Medan, Agustus 2016 Peneliti
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP) (INFORM CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ………
Umur : ………
Pekerjaan : ………
Alamat : ………
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap serta memahaminya, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.Demikianlah lembar persetujuan ini saya perbuat tanpa paksaan dan apabila di kemudian hari saya mengundurkan diri, saya tidak dituntut apapun.
Medan, ……... 2016
Peneliti Yang membuat pernyataan
KUESIONER PENELITIAN
ASUPAN NUTRISI
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :……….tahun…………..bulan
Tabel 1. Formulir Food Recall 24 Jam dengan Jenis Makanan yang Dikonsumsi pada Waktu Makan Pagi, Makan Siang, dan Makan Malam
Waktu Jenis Makanan
Bahan Makanan
Metode Pengolahan
Jumlah
URT Berat
(gram) Pagi
Selingan
Siang
Selingan
Malam
*URT: Ukuran Rumah Tangga
HASIL UJI STATISTIK
Analisis Univariat
Statistics
JenisKelamin StatusObesitas StatusLipid StatusKalori
N Valid 139 139 139 139
Missing 0 0 0 0
Sum 55 75 109 72
JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
StatusKalori
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 86 61.9 61.9 61.9
baik 34 24.5 24.5 86.3
lebih 19 13.7 13.7 100.0
Total 139 100.0 100.0
Statistics
Tinggi Badan Berat Badan
Indeks Massa
Tubuh PersenAkgLipid PersenAkgKalori
N Valid 139 139 139 139 139
Missing 0 0 0 0 0
Mean 161.997 69.4317 26.2584 88.90 75.42
Std. Deviation 8.9772 18.76477 5.81681 47.149 32.151
Minimum 136.0 40.00 16.41 8 21
Maximum 186.0 133.00 44.27 230 198
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Indeks Massa Tubuh .113 139 .000 .954 139 .000
PersenAkgKalori .116 139 .000 .951 139 .000
PersenAkgLipid .093 139 .005 .943 139 .000
% within StatusKalori 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 61.9% 24.5% 13.7% 100.0%
Uji Bivariat
Ranks
StatusObesit
as N Mean Rank Sum of Ranks
PersenAkgLipid Non-Obes 64 75.08 4805.00
Obesitas 75 65.67 4925.00
Total 139
PersenAkgKalori Non-Obes 64 75.95 4861.00
Obesitas 75 64.92 4869.00
Total 139
Test Statisticsa
PersenAkgLipid PersenAkgKalori
Mann-Whitney U 2075.000 2019.000
Wilcoxon W 4925.000 4869.000
Z -1.374 -1.610
Asymp. Sig. (2-tailed) .170 .107
DAFTAR PUSTAKA
1. Flier JS, Maratos E. Biologi obesitas. 1st Ind. ed. Longo DL, Fauci AS, Editor. Jakarta: EGC; 2010: 536-44.
2. Fox CS, Pencina MJ, Heard-Costa NL, et al. Trends in the association of parental history of obesity over 60 years. Obesity journal. 2014 Mar;22(3):919.
3. Landsberg L, Aronne LJ, Beilin LJ, et al. Obesity-related hypertension: pathogenesis, cardiovascular risk, and treatment—a position paper of the the obesity society and the americansSociety of hypertension. Obesity journal. 2013 Jan;21(1):8-20.
4. Nguyen NT, Nguyen XT, Lane J, Wang P. Relationship between obesity and diabetes in a US adult population: findings from the national health and nutrition examination survey, 1999–2006. 2010 Des 3; 21:351-2.
5. World Health Organization. Obesity and overweight : fact sheet. 2015 Jan:1-5.
6. Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset kesehatan dasar : status gizi. 2013.
7. Santoso S, Ranti A L. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta; 2004. 8. Leidy HJ, Ortinau LC, Douglas SM, Hoertel HA. Beneficial effects of a
higher-protein breakfast on the appetitive,hormonal, and neural signals controlling energy intake regulation in overweight/obese, “breakfast-skipping,” late-adolescent girls. Am J Clin Nutr. 2013;97:677-88.
9. Surjadi C.Globalisasi dalam pola makan mahasiswa : studi kasus di Jakarta. CDK. 2013; 40(6):416-20.
10.Rospond RM. Penilaian status nutrisi. 2008: 165-6.
11.KEMENKES RI. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia. 2013.
12.Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi: Keseimbangan energi. 8th rev. ed. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2001: 147 p.
13.Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
14.Guyton AC ,Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Irawati, Ramadani D, Indriyani F, Translator. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
15.Sherwood L. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem. 6th rev. ed. Pendit BU, Translator. Jakarta: ECG; 2011: 708 p.
17.Arora M, Koley S, Gupta S, Shandu JS. A Study on Lipid Profile And Body Fat in Patients with Diabetes Melitus. Anthropologist. 2007; 9(4).
18.World Health Organization. Waist Circumference and Waist–Hip Ratio: Report of a WHO Expert Consultation. Geneva: 2008 Dec 8-11. 19.Fitrah A, Achadi EL. Hubungan asupan zat gizi Makro dan serat dengan
kejadian obesitas pada penduduk usia > 18 tahun di Provinsi Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa tengah, dan Sulawesi Selatan tahun 2010 (Analisa Data Riskesdas 2010). 2013: 16 Leaves. 20.Centers for Disease Control and Prevention, National Center for Health
Statistics; Departement of Health and Human Service.2000 CDC Growth Charts forthe United States: Methods. 2002 May; 11(246): 31-2.
21.Rembulan F. Obesitas dan golongan darah, asupan energi, karbohidrat, serta lemak di Kota Pekan Baru, Provinsi Riau tahun 2007. FKM UI: 2007.
22.Christina D. Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada pekerja onshore pria perusahaan migas x di kalimantann timur tahun 2008 (analisis data sekunder). FKM UI: 2008.
23.Pujiati S. Prevalensi dan faktor risiko obesitas sentral pada penduduk dewasa kota dan kabupaten Indonesia tahun 2007. FKM UI: 2007. 24.Garaulet M, Perez-Llamas F, Peres-Ayala M, Martinez P, De Medina FS,
Tebar FJ, Zamora. Site-specific differences in the fatty acid composition of abdominal adipose tissue in an obese population from a Mediterranean area: relation with dietary fatty acids, plasma lipid profile, serum insulin, and central obesity. Am J Clin Nutr. 2001;74:585–91.
25.Sondike SB, Copperman N, Jacobson MS. Effects of a low-carbohydrate diet on weight loss and cardiovascular risk factor in overweight adolescents. J Pediatr. 2003;142:253–58.
26.Rozenek R, Ward P, Long S, Garhammer j. Effects of high-calorie supplements on body composition and muscular strength following resistance training J. Sports Med. Phys. Fitness. 2002;42:340-47. 27.Anjani R P, Kartini A. Perbedaan pengetahuan gizi, sikap dan asupan zat
gizi pada dewasa awal. 2010
28.Gillis. Relationship between juvenile obesity, dietary energy and fat intake and physical activity. J American College Nutrition. 2004;15(6):891-96.
29.Sasmito P D. Hubungan asupan zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) dengan kejadian obesitas pada remaja umur 13-15 tahun di provinsi DKI Jakarta (analisis data sekunder riskesdas 2010). Nutrire Diaita. 20157(1):18-22.
BAB 3
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Teori
Gambar 3.1 Kerangka Teori
Ket:
: Variabel yang dipakai untuk penelitian
: Variabel yang tidak dipakai untuk penelitian -Diabetes mellitus tipe 2
-Peningkatan berbagai penyakit kardiovaskular
-Kanker
-gangguan sistem reproduksi
-penyakit paru
-Neurogenik
-Aktivitas Fisik -Asupan Nutrisi
-Faktor Genetik sindrom spesifik
yang
berhubungan dengan obesitas
-Obat-obatan
Non - Obesitas
Obesitas 3.2 Kerangka Konsep
Variabel independen Variabel Dependen
Asupannutrisi
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian
3.3 Hipotesis
Ada hubungan asupan nutrisi terhadap kejadian obesitas dan non- obesitas
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain
cross sectional, yang kemudian didapatkan gambaran asupan nutrisi responden dan hubungan antara asupan nutrisi pada obesitas dan non- obesitas mahasiswa
FK USU 2016.
4.2 Waktu danTempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan (Juli-November 2016) di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah mahasiswa FK USU yang
sedang menjalani pendidikan di fakultas pada tahun 2016 yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.
4.3.2 Sampel
Sampel diambil dengan menggunakan teknik non probability sampling,
yaitu dengan teknik consecutive sampling, dimana semua orang yang memenuhi kriteria sampel dijadikan sebagai sampel penelitian. Adapun kriteria inklusi dan
eksklusi pada penelitian ini adalah:
Kriteria inklusi :
1. mahasiswa FK USU
2. sedang menjalani pendidikan di fakultas
Kriteria eksklusi :
1. Mengalami gangguan fisik atau mental yang tidak memungkinkan untuk
dilakukan penelitian
jumlah sampel minimal akan dihitung dengan menggunakan rumus:
� = � = � √ + � √− +
Keterangan :
α = Kesalahan tipe 1 = 0,05 Tingkat kepercayaan 95% Zα = 1,96
β = Kesalahan tipe 2 = 0,2 Kekuatan studi 80% Zβ = 0,842 n1 = Jumlah subjek yang masuk dalam kelompok control
n2 = Jumlah subjek yang masuk dalam kelompok intervensi
P1 = Proporsi efek standar = 86,6%
P2 = Proporsi efek yang diteliti = 56,6%
Q1 = 1-P1
Q2 = 1-P2
P = ½(P1 + P2)
Q = 1-P
P1 = 0,86 dan P2 = 0,56
P = ½(0,86 + 0,56) = 0,71
Q = 1 – P = 0,29
Berdasarkan rumus diatas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah :
� = � = , √ � , � , + ,, − ,√ , � , + , � ,
� = � =
Dari rumus besar sampel di atas, didapatkan n = 38. Maka, jumlah sampel
minimal yang digunakan dalam penelitian ini 38 orang untuk satu kelompok.
Total sampel adalah 76 orang. Oleh karenanya untuk mengurangi bias maka
4.4 Teknik Pengumpulan Data
4.4.1 Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner food recall 24 jam dengan jenis makanan yang dikonsumsi pada waktu makan pagi, makan siang, dan makan malam. Serta timbangan untuk mengukur berat badan
dan meteran untuk mengukur tinggi badan.
4.4.2 Data sekunder
Data sekunder didapatkan Medical Education Unit (MEU) FK USU untuk
mengetahui jumlah populasi target yang berjumlah 943 orang.
4.5 Pengolahan dan Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan program Statistic Package for Social
Sciences (SPSS). Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji analisis non parametrik yaitu uji Mann Whitney U dengan nilai p ≤ 0,05 untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan asupan nutrisi pada obesitas dan non-obesitas mahasiswa
FK USU 2016 dan untuk mengetahui apakah hubungan tersebut signifikan atau
4.6 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Obesitas IMT ≥ persentil 95 yang diukur pada mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani pendidikan di fakultas yang
berusia≤ 20 tahun atau IMT ≥ 25 bagi subjek tersebut jika berusia>20 tahun
Untuk usia ≤ 20tahun, obesitas diukur dengan melakukan pengukuran berat badan dengan timbangan dan tinggi badan dengan meteran, kemudian dilakukan plot pada kurva BMI-for-age child growth CDC sesuai dengan jenis kelamin.
Untuk usia> 20tahun, Obesitas diukur dengan melakukan pengukuran berat badan dengan timbangan dan tinggi badan dengan meteran, kemudian dihitung dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan diukur pada mahasiswa kedokteran yang sedang menjalani pendidikan di fakultas yang
berusia ≤ 20 tahun atau IMT < 25 bagi subjek tersebut jika berusia > 20 tahun
Untuk usia ≤ 20, obesitas diukur dengan melakukan pengukuran berat badan dengan timbangan dan tinggi badan dengan meteran, kemudian dilakukan plot pada kurva BMI-for-age child growth CDC sesuai dengan jenis kelamin. Untuk usia> 20, Obesitas diukur dengan melakukan pengukuran berat badan dengan timbangan dan tinggi badan dengan meteran, kemudian dihitung dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan pangkat dua (m).
Data asupan nutrisi yang diperoleh melalui metode Food Recall 24 jam, dibandingkan dengan kebutuhan yang dianjurkan oleh AKG 2013 berdasarkan rentang umur dan jenis kelami, kemudian dikalikan 100%.
-Jumlah kalori
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi lokasi penelitian
Pengambilan data penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Rumah sakit ini terletak di Jl. Dr.
Mansyur No.9, Medan, Sumatera Utara.
5.1.2 Karakteristik responden
Pada penelitian ini, karakteristik responden dapat dibedakan berdasarkan
Jenis kelamin, Tinggi Tadan (TB), Berat Badan (BB), Indeks Massa Tubuh
(IMT), dan klasifikasi obesitas. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di
bawah.
a. Jenis Kelamin
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 55 39,6%
Perempuan 84 60,4%
Total 139 100%
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa responden yang terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 60,4%.
b. Tinggi Badan (TB)
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan
MIN MAKS RATA-RATA SIMPANGAN
BAKU
Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan tinggi badan terendah responden yaitu 136cm dan tertinggi 186cm.
c. Berat Badan (BB)
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan
MIN MAKS
RATA-RATA
SIMPANGAN BAKU
BB 40 133 69,4317 18,76477
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan berat badan terendah responden yaitu 40kg dan tertinggi 133kg.
d. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
MIN MAKS
RATA-RATA
SIMPANGAN BAKU
IMT 16,41 44,27 26,2584 5,81681
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan indeks massa tubuh terendah responden yaitu 16,41 dan tertinggi 44,27.
e. Klasifikasi Obesitas
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Obesitas
Klasifikasi N %
Obesitas 75 54%
Non-Obesitas 64 46%
Total 139 100%
5.1.3 Asupan zat nutrisi
Tabel 5.6 Persen AKG kalori
MIN MAKS
RATA-RATA
SIMPANGAN BAKU
% AKG Kalori 21 198 75.42 32,151
Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan persen AKG kalori terendah responden yaitu 21 dan tertinggi 198.
Tabel 5.7 Klasifikasi Persen AKG Kalori
Klasifikasi N %
Kurang 87 62,6%
Baik 34 24,5%
Lebih 18 12,9%
Total 139 100%
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa responden terbanyak yaitu
responden “Kurang” sebesar 62,6%.
Tabel 5.8 PersenAKG Lemak
MIN MAKS
RATA-RATA
SIMPANGAN BAKU
% AKG Lipid 8 230 88,90 47,149
Berdasarkan tabel 5.8 didapatkan persen AKG lemak terendah responden yaitu 8 dan tertinggi 230.
Tabel 5.9 Klasifikasi Persen AKG Lemak
Klasifikasi N %
Kurang 68 48,9%
Baik 34 24,5%
Lebih 37 26,6%
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa responden terbanyak yaitu
responden “Kurang” sebesar 48,9%.
5.1.4 Hubungan asupan nutrisi terhadap obesitas dan non-obesitas
Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara asupan
nutrisi terhadap kejadian obesitas dan non obesitas. Data hasil penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.10 Hubungan antara Asupan Kalori dengan Obesitas dan Non-Obesitas
Kurang Baik Lebih Total
Non-Obes 37 14 13 64
Obesitas 49 20 6 75
Total 86 34 19 139
Dari Tabel 5.10 dapat diketahui bahwa dari 64 orang yang mengalami
non-obesitas 37 orang diantaranya memiliki asupan gizi kurang. Sementara itu,
dari 75 orang yang mengalami obesitas 49 orang diantaranya juga memilki asupan
gizi yang kurang.
Tabel 5.11 Hubungan antara Asupan Lemak dengan Obesitas dan Non-Obesitas
Kurang Baik Lebih Total
Non-Obes 27 18 19 64
Obesitas 41 15 19 75
Total 68 33 38 139
Dari Tabel 5.11 dapat diketahui bahwa dari 64 orang yang mengalami
non-obesitas 27 orang diantaranya memiliki asupan gizi kurang. Sementara itu,
dari 75 orang yang mengalami obesitas 41 orang diantaranya juga memilki asupan
Tabel 5.12 Rata-rata Asupan Kalori dan Lipid pada Obesitas dan Non-Obesitas
Persen AKG Kalori Persen AKG Lipid
Non-Obes 80,1875 93,609375
Obesitas 71,34666667 84,88
Dari Tabel 5.12 dapat diketahui bahwa rata-rata persen AKG kalori pada
obesitas sebesar 71,34666667 lebih kecil daripada non-obesitas yaitu 80,1875,
sedangkan persen AKG lipid pada obesitas sebesar 84,88 lebih kecil daripada
non-obesitas yaitu 93,609375.
Hasil uji Mann-Whitney U untuk asupan kalori dan lemak menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat asupan kalori (p = 0,107 CI 95%). dan asupan lemak (p = 0,170) antara kelompok obesitas dan non obesitas.
5.2. Pembahasan
Obesitas adalah suatu keadaan kelebihan massa jaringan lemak1. Telah diketahui dari berbagai penelitian yang sampai sekarang masih dilakukan bahwa
banyak faktor yang dapat mempengaruhi kejadian obesitas. Dengan mengetahui
faktor-faktor risiko yang berperan dalam terjadinya obesitas, maka pencegahan
menjadi langkah penting dalam penanganannya.
Penelitian ini mencoba mencari hubungan antara asupan nutrisi yaitu
kalori dan lemak terhadap kejadian obesitas dan non-obesitas. Dari hasil
penelitian ini menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat asupan kalori
antara kelompok obesitas dan non obesitas dengan nilai p = 0,107. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Sevita pada tahun 2009, yang melakukan
uji chi-square menyatakan tidak ada hubungan antara konsumsi energi dengan
kejadian obesitas 29. hal ini sesuai dengan penelitian Gemili pada tahun 2004
bahwa tidak ada hubungan asupan kalori terhadap status gizi 30. Namun pada penelitian yang dilakukan terhadap remaja di New York yang menemukan bahwa
remaja dengan asupan kalori yang rendah selama 12 minggu mengalami
untuk waktu yang lebih lama maka akan didapatkan status gizi normal yang
diinginkan 25. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh rozenek juga menyatakan adanya hubungan antara asupan kalori terhadap kejadian obesitas dan non obesitas
26.
Pada penelitian ini hubungan antara asupan lemak dan kejadian obesitas
dan non-obesitas tidak ditemukan perbedaan (p = 0,170). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Anjani pada tahun 2010 dengan nilai p = 0,606 dan koefisien korelasi r = 0,035 yang berarti tingkat hubungannya rendah 27.
Namun sebuah studi kohort yang dilakukan oleh Gillis et al. pada tahun 2004 terhadap remaja kanada menyebutkan bahwa asupan lemak berhubungan
signifikan dengan kejadian obesitas dan non-obesitas. Asupan lemak secara
bermakna berhubungan dengan obesitas (p = 0,0001). Remaja obesitas mengkonsumsi lebih banyak total energi, lemak, dan asam lemak jenuh yang lebih
banyak dibandingkan remaja dengan status gizi tidak obesitas. asupan yang
berlebih ini kemudian akan menentukan persentase lemak tubuh yang mengontrol
aktifitas fisik 28.
Meskipun pada penelitian ini hubungan antara asupan kalori dan lemak
terhadap kejadian obesitas dan non-obesitas belum dapat dibuktikan, tetapi studi
literatur yang peneliti lakukan menunjukkan adanya hubungan antar ketiga
variabel tersebut. Selain itu seperti yang dikatakan oleh Suparisa bahwa Food recall 1 hari tidak bisa menggambarkan status gizi seseorang, oleh karenanya, minimal harus diambil foodrecallsebanyak 3 hari 31. Kemungkinan, ada faktor lain
yang mempengaruhi status gizi lebih seperti hormon, ketidaknormalan produksi
hormon seseorang dapat meningkatkan resiko obesitas 16. Selain itu saat meneliti,
peneliti menemukan banyaknya mahasiswa yang sedang melakukan program diet.
Hal tersebut menyebabkan berkurangnya asupan nutisi mereka saat penelitian
sedang berlangsung. Karena itu sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan mengendalikan faktor-faktor di atas sehingga dapat ditemukan hasil yang
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Jumlah subjek yang mengalami obesitas adalah 54% dan non obesitas
adalah 46%.
2. Jumlah asupan kalori pada responden penelitian dengan obesitas adalah
sebesar 65,3% kurang, 26,7% baik, dan 8% lebih.
3. Jumlah asupan lemak berlebih pada responden penelitian dengan
obesitas adalah sebesar 54,7% kurang, 20% baik, 25,3% lebih.
4. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan
kalori terhadap kejadian obesitas, yang dianalisis dengan uji Mann-Whitney U (p= 0,107).
5. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara asupan
lemak terhadap kejadian obesitas, yang dianalisis dengan uji Mann-Whitney U (p= 0,170).
6.2. Saran
1. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya pengambil data Food recall
dilakukan sebanyak 3 hari agar didapatkan hasil yang lebih valid.
2. Untuk responden dan masyarakat, walaupun penelitian ini tidak
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna, namun faktor asupan
kalori berlebih dan asupan lemak berlebih tetap harus mendapatkan
perhatian khusus, agar populasi orang yang menderita obesitas dapat
diturunkan. Selain itu, diharapkan pula pada masyarakat yang
mengalami obesitas agar memperhatikan pola makan dan tingkat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Nutrisi
2.1.1 Definisi nutrisi
Nutrisi dapat didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan proses yang
terlibat dengan asupan dan penggunaan bahan-bahan makanan. Nutrisi yang
cukup dibutuhkan untuk pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan
aktivitas-aktivitas dalam tubuh. Beberapa fungsi (atau tahapan) terlibat dalam proses
perolehan makanan: (i) proses menelan, (ii) pencernaan, (iii) absorpsi, (iv)
asimilasi, dan (v) ekskresi.10
Setiap individu memiliki kebutuhan zat gizi yang berbeda-beda,
tergantung dari umur, jenis kelamin, beratbadan, dan tinggi badan. Karena itu
maka diciptakan suatu ukuran minimal yang dibutuhkan untuk setiap individu,
yaitu Angka Kecukupan Gizi (AKG). Nilai AKG ini berfungsi agar tubuh dapat
mempertahankan fungsi normalnya pada suatu keadaan tertentu (Sedia oetama,
2006). Menurut Supariasa, Bakri, dan Fajar (2002) klasifikasi tingkat konsumsi
asupan energi berdasarkan AKG dibagi menjadi 5 yaitu defisit (<70% AKG),
kurang (70-80% AKG), cukup (80-100% AKG), baik (100-110% AKG), dan
lebih (>110% AKG). Tabel 2.1. menunjukkan AKG untuk orang Indonesia.11
Tabel 2.1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, dan Air yang Dianjurkan untuk Orang Indonesia
2.1.2 Energi
Kebutuhan energi (atau kalori) dapat dipenuhi melalui asupan karbohidrat,
lemak, dan atau protein dalam makanan. Kebutuhan energi seseorang sehari
ditaksir dari kebutuhan energi untuk komponen – komponen sebagai berikut:
1. Angka Metabolisme Basal/AMB (kebutuhan sedang istirahat)
2. Aktivitas fisik
3. Pengaruh dinamik khusus makanan /SDA12.
Kebutuhan energi dapat dihitung berdasarkan kalori per berat badan atau
dengan menggunakan persamaan Harris-Benedict10:
Perempuan:
AMB = 655 + 9.6[BB(kg)] + 1.8[TB(cm)] – 4.7(Umur)
Laki‐laki:
AMB = 66 + 13.7[BB(kg)] + 5[TB(cm)] – 6.8(Umur)
Perempuan
Usia > 60 tahun: BEE = 9.2[BB(kg)] + 637[TB(m)] – 302
Laki‐laki
Usia > 60 tahun: BEE = 8.8 [BB(kg)] + 1,128[TB(m)] – 1,071
AMB: Angka Metabolisme Basal;
TB : Tinggi Badan;
BB : Berat Badan.
Metode yang paling sederhana – dan mungkin paling umum – dalam
menentukan kebutuhan energi adalah berdasarkan pada angka standard kalori
tanpa lemak dan tidak memperhitungkan perbedaan-perbedaan metabolisme
energi terkait usia dan jenis kelamin pada orang dewasa10.
Persamaan Harris-Benedict memperkirakan penggunaan energi yang
tersisa/restingenergy expenditure (REE), yang kemudian harus dimodifikasi
berdasarkan pada faktor “stress” atau “aktivitas”. Faktor-faktor stress mencakup kondisi-kondisi seperti operasi minor, retak pada tulang (fraktura), trauma, sepsis,
dan luka bakar parah. Faktor-faktor aktivitas melibatkan apakah individu sedang
atau tidak dalam kondisi istirahat ranjang. Dengan adanya faktor stress, kebutuhan
energi sebagaimana dihitung berdasarkan persamaan Harris-Benedict meningkat
sedikitnya 30% (misalnya pada operasi minor dan fraktura) atau sampai dengan
80 hingga 130% (misalnya pada luka bakar parah). Indvidu yang tidak istirahat
ranjang memiliki kebutuhan energi 30% lebih besar dari yang dihitung
berdasarkan persamaan Harris-Benedict10.
Asupan kalori atau energi yang melebihi energi yang digunakan disimpan
dalam cadangan tubuh. Karbohidrat utamanya disimpan sebagai glikogen hati dan
otot. Lemak, yang disimpan sebagai trigliserida dalam jaringan adiposa, meliputi
cadangan tenaga tubuh terbesar10.
2.2 Obesitas
2.2.1 Definisi obesitas
Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial, yang terjadiakibat
akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapatmengganggu kesehatan.
Obesitas terjadi jika besar dan jumlah sellemak bertambah pada tubuh seseorang.
Ukuran sel lemak akan bertambah besar dankemudian jumlahnya bertambah
banyak jika seseorang bertambahberat badannya,. Obesitas merupakan
suatukelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energiyang
dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Faktorgenetik diketahui
sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakitini. Secara fisiologis, obesitas
didefinisikan sebagai suatu keadaandengan akumulasi lemak yang tidak normal
atau berlebihan dijaringan adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan.
penyakitkardiovaskular karena keterkaitannya dengan sindrom metabolikatau
sindrom resistensi insulin yang terdiri dari resistensiinsulin/hiperinsulinemia,
hiperuresemia, gangguan fibrinolisis,hiperfibrinogenemia dan hipertensi 13.
Obesitas terjadi sebagai akibat masukan energi yang melebihi pengeluaran
energi. Berat badan akan bertambah jika energi dalam jumlah besar (dalam bentuk
makanan) yang masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan dan
sebagian besar kelebihan energi tersebut akan di simpan sebagai lemak. Oleh
sebab itu, kelebihan adipositas (obesitas) disebabkan masukan energi yang
melebihi pengeluaran energi. Untuk setiap kelebihan energi sebanyak 9,3 kalori
yang masuk ke tubuh, kira-kira 1 gram lemak akan disimpan. Lemak disimpan
terutama di adiposit pada jaringan subkutan dan rongga intraperitoneal, walaupun
hati dan jaringan tubuh lainnya seringkali menimbun cukup lemak pada orang
obesitas. Perkembangan obesitas pada orang dewasa juga terjadi akibat
penambahan jumlah adiposit dan peningkatan ukurannya. Seseorang dengan
obesitas yang ekstrem dapat memiliki adiposity sebanyak empat kali normal dan
setiap adiposit memiliki lipid dua kali lebih banyak dari orang yang kurus14.
2.2.2 Etiologi obesitas
Penyebab obesitas sangatlah kompleks. Meskipun gen berperan penting
dalam menentukan asupan makanan dan metabolisme energi, gaya hidup dan
faktor lingkungan dapat berperan dominan pada banyak orang dengan obesitas.
Diduga bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara
faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas, gaya hidup, sosial
ekonomi dan nutrisional14.
a. Genetik
Obesitas sering dijumpai dalam keluarga, dan pewarisan berat badan
serupa dengan tinggi badan. Namun, pewarisan biasanya bukan bersifat
mendelian dan peran gen dan faktor lingkungan sulit dibedakan. Orang yang
diadopsi lebih mirip dengan orang tua biologik daripada orang tua angkat mereka
genetik. Demikian juga, kembar identik memiliki IMT yang sangat mirip tanpa
bergantung apakah mereka dibesarkan bersama atau terpisah, dan IMT mereka
jauh lebih berkorelasi dibandingkan pada kembar dizigot. Berbagai efek genetik
tersebut tampaknya berkaitan dengan asupan dan pengeluaran energi 1.
Peran genetik yang pasti untuk menimbulkan obesitas masih sulit
ditentukan, karena anggota keluarga umumnya memiliki kebiasaan makan dan
pola aktivitas fisik yang sama. Akan tetapi, bukti terkini menunjukkan bahwa
20-25% kasus obesitas dapat disebabkan faktor genetik. Gen dapat berperan dalam
obesitas dengan menyebabkan kelainan satu atau lebih jaras yang mengatur pusat
makan dan pengeluaran energi serta penyimpanan lemak. Penyebab monogenik
(gen tunggal) dari obesitas adalah mutasi MCR-4, yaitu penyebab monogenik
tersering untuk obesitas yang ditemukan sejauh ini, defisiensi leptin kongenital,
yang diakibatkan mutasi gen, yang sangat jarang dijumpai dan mutasi reseptor
leptin, yang juga jarang ditemui. Semua bentuk penyebab monogenik tersebut
hanya terjadi pada sejumlah kecil persentase dari seluruh kasus obesitas. Banyak
variasi gen sepertinya berinterakasi dengan faktor lingkungan untuk
mempengaruhi jumlah dan distribusi lemak 14.
b. Aktivitas fisik
Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama obesitas.
Hal ini didasari oleh aktivitas fisik dan latihan fisikyang teratur dapat
meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan
aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan
peningkatan adipositas. Oleh karena itu pada orang obesitas, peningkatan aktivitas
fisik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energi melebihi asupan makanan,
yang berimbas penurunan berat badan 14.
Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat
tubuh. Pengeluaran energi tergantung dari dua faktor: 1) tingkat aktivitas dan
olahraga secara umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang
dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor
energi orang normal. Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga
pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki
kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Pada
saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak berolahraga maka semakin banyak
kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem
metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja seharian akan mengalami
penurunan metabolisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akan
menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat kegiatan olahraga
menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olahraga secara
tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh orang
tersebut. Jadi olahraga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja
karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur
berfungsinya metabolisme normal14.
c. Perilaku makan
Faktor lain penyebab obesitas adalah perilaku makan yang tidak baik.
Perilaku makan yang tidak baik disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya
adalah karena lingkungan dan sosial. Hal ini terbukti dengan meningkatnya
prevalensi obesitas di negara maju. Sebab lain yang menyebabkan perilaku makan
tidak baik adalah psikologis, dimana perilaku makan agaknya dijadikan sebagai
sarana penyaluran stress. Perilaku makan yang tidak baik pada masa kanak-kanak
sehingga terjadi kelebihan nutrisi juga memiliki kontribusi dalam obesitas, hal ini
didasarkan karena kecepatan pembentukan sel-sel lemak yang baru terutama
meningkat pada tahun-tahun pertama kehidupan, dan makin besar kecepatan
penyimpanan lemak, makin besar pula jumlah sel lemak. Oleh karena itu, obesitas
pada kanak-kanak cenderung mengakibatkan obesitas pada dewasanya nanti 14.
d. Neurogenik
Telah dibuktikan bahwa lesi di nukleus ventromedial hipotalamus dapat
menyebabkan seekor binatang makan secaraberlebihan dan menjadi obesitas.
obesitasyang progresif. Hal ini memperlihatkan bahwa, obesitas padamanusia juga
dapat timbul akibat kerusakan pada hipotalamus.Dua bagian hipotalamus yang
mempengaruhi penyerapan makanyaitu hipotalamus lateral (HL) yang
menggerakkan nafsumakan (awal atau pusat makan) dan hipotalamus
ventromedial (HVM) yang bertugas meintangi nafsu makan (pemberhentianatau
pusat kenyang). Dan hasil penelitian didapatkan bahwa bilaHL rusak/hancur maka
individu menolak untuk makan atauminum, dan akan mati kecuali bila dipaksa
diberi makan danminum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi
padabagian HVM, maka seseorang akan menjadi rakus dankegemukan.
Dibuktikan bahwa lesi pada hipotalamus bagianventromedial dapat menyebabkan
seekor binatang makan secaraberlebihan dan obesitas, serta terjadi perubahan
yang nyata padaneurotransmiter di hipotalamus berupa peningkatan
oreksigenikseperti NPY dan penurunan pembentukan zat anoreksigenikseperti
leptin dan α-MSH pada hewan obesitas yang dibatasimakannya 14.
e. Sindrom spesifik lain yang berkaitan dengan obesitas
Faktor terakhir penyebab obesitas adalah karena dampak/sindroma dari
penyakit lain. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan obesitas adalah
sindrom cuhsing, hipotiroidisme, insulinoma, kraniofaringioma dan penyakit lain
yang mengenai hipotalamus. Beberapa anggapan menyatakan bahwa berat badan
seseorang diregulasi baik oleh endokrin dan komponen neural. Berdasarkan
anggapan itu maka sedikit saja kekacauan pada regulasi ini akan mempunyai efek
pada berat badan1.
2.2.3 Klasifikasi obesitas
IMT Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan petunjuk dasar untuk
memantaustatus gizi, baik yang kekurangan berat badan maupun yang kelebihan
beratbadan. Untuk pengukurannya sendiri digunakan indeks Quetelet, yaitu berat
badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m2). Karena IMT
menggunakan ukuran tinggi badan, maka pengukurannya harus dilakukan dengan
proporsi tubuh, sehingga dengan demikian IMT belum tentu memberikan
kegemukan yang sama bagi semua populasi 13.Tabel dibawah ini merupakan
klasifikasi berat badan berlebih dan obesitas pada orang dewasa ( > 20 tahun)
berdasarkan IMT menurut Kriteria Asia Pasifik 16:
Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan ObesitasBerdasarkan IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik.
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Berat badan kurang < 18,5
Kisaran normal 18,5 - 22,9
Berat badan lebih ≥ 23
Berisiko 23,0 – 24,9
Obesitas I 25 – 29,9
Obesitas II ≥ 30
Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pasific Perspective: Redefinig
Obesity and its Treatment (2000)
IMT berdasarkan umur (2 – 20 tahun) dan jenis kelamin mengunakan IMT
menurut United State Department of Health and Human Service Tahun 2000 dan
diplotkan dalam grafik Centers for Disease Control andPrevention
(CDC)20.Kategori IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin menurut United State
Department of Health and Human Service Tahun 2000, adalah :
Tabel 2.3 Kategori IMT menurut Umur dan Jenis Kelamin
Kategori Status Gizi IMT
Gizi Kurang < 5 percentile
Gizi Normal 5 – 84 percentile
Gizi Lebih 85 – 94 percentile
Obesitas ≥ 95 percentile
Indeks massa tubuh (IMT) adalah ukuran yang menyatakan komposisi
tubuh, perimbangan antara berat badan dengan tinggi badan. IMT digunakan
untuk mengukur kegemukan, sebagai dampak dari perubahan pola hidup,
kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji yang tinggi lemak dan protein, serta
rendah karbohidrat. IMT tidak dapat membedakan otot dengan lemak, selain itu
pula tidak memberikan distribusi lemak di dalam tubuh yang merupakan factor
penentu utama risiko gangguan metabolisme yang dikaitkan dengan kelebihan
berat badan. Pola penyebaran lemak tubuh tersebut dapat ditentukan oleh rasio
lingkar pinggang dan pinggul atau mengukur lingkar pinggang. Pinggang diukur
pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar, lalu
ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul 17.
2.2.4 Jenis obesitas
Jaringan adiposa tidak terisolasi pada area tertentu di tubuh, melainkan
tersebar menyeluruh. Pada wanita 18% berat badan adalah lemak sedangkan pada
pria 16% berat badan adalah lemak. Pada tubuh manusia, lemak didistribusikan
menjadi 2 kategori yaitu disimpan pada area panggul dan kaki (“pear-shaped” – obesitas perifer) atau disimpan terpusat disekitar abdomen (“apple-shaped” – obesitas sentral18.
Rasio Lingkar Perut (LPe) dan Lingkar Panggul (LPa) merupakan cara
sederhana untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul) dan bagian
atas tubuh (pinggang dan perut).Jika rasio antara lingkar pinggang dan lingkar
panggul untuk perempuan diatas 0.85 dan untuk laki-laki diatas 0.95 maka
berkaitan dengan obesitas sentral / apple-shaped obesity dan memiliki faktor
resiko stroke, DM, dan penyakit jantung koroner. Sebaliknya jika rasio lingkar
pinggang dan lingkar panggul untuk perempuan dibawah 0,85 dan untuk laki-laki
Gambar 2.3 Obesitas Apple-shaped dan Obesitas Pear-shaped. http://www.healthcentral.com/common/images/2/23229_598329_5.jpg
2.2.5 Teknik pengukuran Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP)
Teknik pengukuran lingkar pinggang menurut Riskesdas (2013) yaitu
sebagai berikut :
a. Responden diminta dengan cara yang santun untuk membuka pakaian
bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk
terakhir responden untuk menetapkan titik pengukuran.
b. Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah.
c. Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul.
d. Tetapkan titik tengah di antara diantara titik tulang rusuk terakhir titik
ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul dan tandai titik tengah
tersebut dengan alat tulis. Minta responden untuk berdiri tegak dan
bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
e. Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/diambil dari titik tengah
kemudian secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut kembali
f. Apabila responden mempunyai perut yang gendut kebawah, pengukuran
mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah
tersebut lagi.
g. Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati
angka 0,1 cm6.
Teknik pengukuran lingkar panggul menurut Riskesdas (2013) yaitu sebagai
berikut :
a. Responden diminta berdiri tegap dengan kedua kaki dan berat merata pada
setiap kaki.
b. Palpasi dan tetapkan daerah trochanter mayor pada tulang paha.
c. Posisikan pita ukur pada lingkar maksimum dari bokong, untuk wanita
biasanya di tingkat pangkal paha, sedangkan untuk pria biasanya sekitar 2
- 4 cm bawah pusar.
d. Lingkarkan pita ukur tanpa melakukan penekanan.
e. Ukur lingkar pinggul mendekati angka 0,1cm6.
2.2.6 Komplikasi obesitas
Obesitas memiliki dampak merugikan yang besar pada kesehatan.
Obesitas berhubungan dengan meningkatnya mortalitas, hal ini karena
meningkatnya 50 sampai 100% resiko kematian dari semua penyebab
dibandingkan dengan orang yang normal berat badannya, dan terutama oleh sebab
kardiovaskular. Berikut beberapa efek patologis dari obesitas adalah resistensi
insulin dan diabetes melitus tipe 2, gangguan pada sistem reproduksi, penyakit
kardiovaskular, penyakit paru, Gallstones (batu empedu), kanker, penyakit tulang,
sendi dan kulit1.
2.3 Hubungan Asupan Nutrisi Terhadap Kejadian Obesitas
Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa asupan nutrisi
memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian obesitas di Provinsi Jawa
Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan19. Temuan ini sejalan dengan sejumlah
dewasa di Kota Pekan Baru21, Christina dkk yang meneliti karyawan perusahaan
migas22, Pujiati dkk yang meneliti pada polisi pria di Purworejo23. Dengan
berbagai latar belakang yang berbeda, hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa prevalensi obesitas lebih banyak dijumpai pada responden dengan asupan
energi yang berlebih.
Penelitian yang dilakukan oleh Arora dkk menunjukkan bahwa konsumsi
makanan berlemak dapat meningkatkan berat tubuh17.Garaulet dkk terhadap 85
sampel obesitas tingkat 1 dan tingkat 2 berumur 30-70 tahun menunjukkan bahwa
konsumsi makanan berlemak merupakan faktor yang berhubungan
denganobesitas24. Asupan lemak memiliki densitas energi lebih tinggi
dibandingkan zat gizi makro lain. Satu gram lemak menyumbang 9 kilokalori.
Efek stimulasi makanan berlemak pada asupan energi karena rasa enak di mulut
ketika mengonsumsi makanan berlemak. Makanan berlemak mengatur sinyal
yang mengontrol rasa kenyang dengan cara melemahkan, menunda, dan
mencegah pada waktu seseorang mengonsumsi makanan berlemak 16 .
Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak kilokalori
yang masuk melalui makanan daripada yang digunakan untuk menunjang
kebutuhan energi tubuh, dengan kelebihan energi tersebut disimpan sebagai
trigliserida di jaringan lemak. Pada awal pembentukan obesitas, sel sel lemak
yang sudah ada membesar. Seorang dewasa rata – rata memilki 40 milyar sampai
50 milyar adiposity. Setiap sel lemak dapat menyimpan maksimal 1,2 µg
trigliserida. Jika sel-sel lemak yang sudah ada terisi penuh, maka jika yang
bersangkutan terus mengkonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dikeluarkan,
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obesitas adalah suatu kelebihan massa jaringan lemak. Meskipun bukan
merupakan pengukuran langsung terhadap adipositas, IMT (Indeks massa tubuh)
merupakan metode yang paling luas digunakan untuk menilai obesitas.1Obesitas telah menjadi salah satu isu paling hangat yang dibicarakan terkait hubungannya
dengan kesehatan seseorang. Bagaimana tidak, 112.000 orang meninggal karena
penyakit kardiovaskular yang dipicu oleh obesitas dan telah menghabiskan biaya
lebih dari 147 miliar dolar per tahun. Obesitas adalah kunci dari berbagai faktor
risiko yang menyebabkan penyakit kardiovaskular. Selain, itu, obesitas juga
berhubungan dengan peningkatan risiko dari seluruh penyebab kematian seperti
yang terjadi pada penyakit kardiovaskular.2
Di Amerika Serikat, hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan
prevalensi obesitas juga menyebabkan peningkatan prevalensi hipertensi.
Diperkirakan lebih kurang 75% insiden hipertensi berhubungan dengan obesitas.3 Selain itu, selama 20 tahun penelitian didapati bahwa terjadi peningkatan IMT
rata-rata pada pada orang dewasa yang mengalami diabetes tipe 2 dari 29,2
menjadi 34,2 kg/m. peningkatan berat badan telah menunjukkan hubungan dengan
peningkatan prevalensi dari diabetes tipe 2, gastroesophageal reflux, hipertensi,
dislipidemia, dan beberapa kanker.4 Meskipun demikian, obesitas tetap saja
mengalami peningkatan, dan bahkan data terbaru menunjukkan lebih dari
sepertiga populasi orang dewasa di Amerika Serikat mengalami obesitas .2
Sejak tahun 1980, prevalensi obesitas meningkat lebih dari dua kali lipat di
tahun 2014. Di tahun yang sama, tercatat 1,9 miliar penduduk dunia usia 18 tahun
ke atas menderita obesitas. Jika dipersentasikan 39% (38% pria dan 40% wanita)
penduduk dunia usia 18 tahun ke atas menderita obesitas. Di Asia sendiri terjadi
peningkatan prevalensi obesitas dari tahun 2010 ke tahun 2014. Yaitu 19,8% pada
obesitasmeningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2013, prevalensi obesitas pada
pria mecapai angka 27,8 % dan wanita 38,5% 6.
Terkait banyaknya akibat yang ditimbulkan oleh obesitas, pemahaman
yang lebih baik tentang etiologi epidemik obesitas sangat penting diketahui untuk
mengembangkan langkah pencegahan yang lebih baik 2. Hal mendasar yang menyebabkan obesitas adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang
dikonsumsi dan kalori yang digunakan. Secara global hal tersebut terdiri dari
peningkatan jumlah makanan yang mengandung lemak, penurunan aktivitas fisik
yang disebabkan oleh pekerjaan yang mengharuskan seseorang untuk banyak
duduk dan tidak bergerak, peningkatan teknologi transportasi, dan peningkatan
urbanisasi. Perubahan pola makan seseorang adalah hasil dari lingkungan dan
perubahan sosial yang berhubungan dengan kurangnya dukungan dari sektor
kesehatan, transportasi, pertanian, proses pembuatan makanan, dan pendidikan 5.
Pola makan merupakan berbagai informasi yang memberi gambaran
mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu
orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu 7. Perubahan pola makan dapat mengakibat terjadinya obesitas 8. Hasil penelitian menunjukkan, tingginya perubahan pola makan yang terjadi pada mahasiswa. Hal
tersebut berhubungan erat dengan jadwal kuliah yang padat, menjamurnya
makan-makan cepat saji, dan juga pengaruh teman 9. Oleh karenanya, berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan asupan nutrisi pada obesitas dan
non- obesitas mahasiswa FK USU 2016.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin digali peneliti dalam penelitian ini adalah
apakah ada hubungan asupan nutrisi terhadap kejadian obesitas dan non- obesitas
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan asupan nutrisi terhadap kejadian obesitas dan non- obesitas pada
mahasiswa FK USU tahun 2016.
1.3.2 Tujuan khusus
Yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui Tinggi Badan (TB) dan Berat Badan (BB) mahasiswa FK
USU tahun 2016 yang sedang menjalani pendidikan di fakultas;
b. Mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT) mahasiswa FK USU tahun 2016
yang sedang menjalani pendidikan di fakultas;
c. Mengetahui subjek penelitian yangmengalami obesitas dan non - obesitas;
d. Mengetahui asupan nutrisi mahasiswa FK USU tahun 2016 yang sedang
menjalani pendidikan di fakultas.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
Bidang Penelitian:
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh asupan nutrisi pada obesitas dan non -
obesitas dan selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pencegahan kejadian
obesitas.
Bidang Pendidikan:
Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih berfikir secara logis
dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian berdasarkan
metode yang baik dan benar.
Bidang Pelayanan Masyarakat:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang
benar bagi masyarakat tentang pengaruhasupan nutrisi terhadap kejadian obesitas,
ABSTRAK
Latar Belakang: Obesitas telah menjadi salah satu isu paling hangat yang dibicarakan terkait hubungannya dengan kesehatan seseorang. Obesitas adalah kunci dari berbagai faktor risiko yang menyebabkan penyakit kardiovaskular. Selain, itu, obesitas juga berhubungan dengan peningkatan risiko dari seluruh penyebab kematian seperti yang terjadi pada penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan nutrisi terhadap kejadian obesitas dan non-obesitas.
Metode: Jenis penelitian adalah analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada Juli-November 2016 di Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan teknik consecutive sampling, diambil sampel sebanyak 139 responden. Pengambilan data dengan kuisioner food recall 24 jam untuk mengetahui konsumsi harian responden serta pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui IMT. Data dianalisis dengan uji Mann Whitney Udengan menggunakan program Statistic Package for Social Sciences (SPSS).
Hasil: analisis uji statistikdiperoleh nilai p =0,107 CI 95% untuk asupan kalori danp
= 0,170 untuk asupan lemak.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan asupan kalori dan asupan lemak terhadap kejadian obesitas dan non obesitas.
ABSTRACT
Background: Obesity is one of the leading public heatlh issues of our time. Obesity is a key risk factor for most cardiovascular disease risk factors, and is associated with an increased risk of all-cause mortality as well as cardivascular mortality. This study aims to determine the association of nutritional intake to obesity and non-obesity. Methods: This research is an analytic cross-sectional study design. Held in July-November 2016 In Hospital of Medical Faculty of North Sumatera University. taking a sample of 139 respondents with consecutive sampling technique. Data collected by questionnaire food recall 24 hours to determine daily consumption of respondents and measurement of height and weight to determine BMI. Data is analyzed by Mann
Whitney U test by usingStatistic Package for Social Sciences (SPSS) program.
Results: analysis of statistical tests shows that p = 0,107 CI 95% for calorie intake and p = 0,170 for fat intake.
Conclusion: There is no association of calorie and fat intake to obesity and non-obesity
OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK
USU TAHUN 2016
Oleh:
ZUHDINA KAMALIAH
130100280
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Latar Belakang: Obesitas telah menjadi salah satu isu paling hangat yang dibicarakan terkait hubungannya dengan kesehatan seseorang. Obesitas adalah kunci dari berbagai faktor risiko yang menyebabkan penyakit kardiovaskular. Selain, itu, obesitas juga berhubungan dengan peningkatan risiko dari seluruh penyebab kematian seperti yang terjadi pada penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan nutrisi terhadap kejadian obesitas dan non-obesitas. Metode: Jenis penelitian adalah analitik dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada Juli-November 2016 di Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan teknik consecutive sampling, diambil sampel sebanyak 139 responden. Pengambilan data dengan kuisioner food recall 24 jam untuk mengetahui konsumsi harian responden serta pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui IMT. Data dianalisis dengan uji Mann Whitney Udengan menggunakan program Statistic Package for Social Sciences (SPSS).
Hasil: analisis uji statistikdiperoleh nilai p =0,107 CI 95% untuk asupan kalori danp
= 0,170 untuk asupan lemak.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan asupan kalori dan asupan lemak terhadap kejadian obesitas dan non obesitas.
ABSTRACT
Background: Obesity is one of the leading public heatlh issues of our time. Obesity is a key risk factor for most cardiovascular disease risk factors, and is associated with an increased risk of all-cause mortality as well as cardivascular mortality. This study aims to determine the association of nutritional intake to obesity and non-obesity. Methods: This research is an analytic cross-sectional study design. Held in July-November 2016 In Hospital of Medical Faculty of North Sumatera University. taking a sample of 139 respondents with consecutive sampling technique. Data collected by questionnaire food recall 24 hours to determine daily consumption of respondents and measurement of height and weight to determine BMI. Data is analyzed by Mann
Whitney U test by usingStatistic Package for Social Sciences (SPSS) program.
Results: analysis of statistical tests shows that p = 0,107 CI 95% for calorie intake and p = 0,170 for fat intake.
Conclusion: There is no association of calorie and fat intake to obesity and non-obesity
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan
Asupan Nutrisi Terhadap Kejadian Obesitas dan Non-Obesitas pada Mahasiswa FK
USU Tahun 2016” yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini saya telah mendapat banyak
bimbingan, pengarahan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Aldy S. Rambe, Sp.S(K), selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
2. dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes dan dr. Zaimah Z. Tala, M.S., Sp.GK selaku Dosen
Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu, tenaga dan
pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
3. dr. Dewi Indah Sari Siregar, M.Ked(Clin-Path), Sp.PKdan Dr.dr. Dina Keumala
Sari, M.Gizi, Sp.GK selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah
memberikan saran dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini.
4. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada kedua
orang tua saya, Ir. Rudi Aprilianto, M.Pd dan dr. Zuraidah Nasution, Sp. THT-KL
atas doa, perhatian, dan dukungan yang tidak pernah putus sebagai bentuk kasih
sayang kepada saya.
7. Kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pengerjaan skripsi ini yang
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan
skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
dunia kesehatan, khususnya bagi pembaca skripsi ini.
Medan, Desember 2016
Penulis
Zuhdina Kamaliah
DAFTAR ISI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……… 4
2.1Nutrisi……… 4
2.2.3 Klasifikasi Obesitas………... 10
2.2.4 Jenis Obesitas………...… 14
2.2.5 Teknik Pengukuran Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP)... 15
2.2.6 Komplikasi Obesitas……… 16
2.3 Hubungan Asupan Nutrisi terhadap kejadian obesitas... 17
BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 18 3.1 Kerangka Teori………... 18
3.2Kerangka Konsep………..………. 19
BAB 4 METODE PENELITIAN………... 20
4.1Jenis Penelitian……….. 20
4.2Waktu dan Tempat Penelitian………... 20
4.3Populasi dan Sampel………... 20
4.3.1 Populasi………... 20
4.3.2 Sampel……….... 20
4.4 Teknik Pengumpulan Data…....………... 22
4.4.1 InstrumenPenelitian………... 22
4.4.2 Data Sekunder………... 22
4.5 Pengolahan dan Analisis Data... 22
4.6 Defenisi Operasional………... 23
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 24
5.1 Hasil Penelitian……….. 24
5.1.1 Deskripsi lokasi penelitian………... 24
5.1.2 Karakteristik responden………... 24
5.1.3 Asupan zat nutrisi……….… 26
5.1.4 Hubungan asupan nutrisi terhadap obesitas dan non-obesitas... 27
5.2 Pembahasan……… 28
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN………... 30
6.1 Kesimpulan………. 30
6.2 Saran………... 30
DAFTAR PUSTAKA……….… 31
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Energi…....………... 4
Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas... 11
Tabel 2.3 Kategori IMT menurut Umur dan Jenis Kelamin……….. 11
Tabel4.1 Definisi Operasional Penelitian…………... 23
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 24
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tinggi Badan……… 24
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Berat Badan………. 25
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Indeks Massa Tubuh. 25 Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Klasifikasi Obesitas.. 25
Tabel 5.6 Persen AKG kalori………. 26
Tabel 5.7 Klasifikasi Persen AKG Kalori……….. 26
Tabel 5.8 Persen AKG Lemak……… 26
Tabel 5.9 Klasifikasi Persen AKG Lemak……….. 26
Tabel 5.10 Hubungan antara Asupan Kalori dengan Obesitas dan Non-Obesitas ... 27
Tabel 5.11 Hubungan antara Asupan Lemak dengan Obesitas dan Non-Obesitas ... 27
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kurva IMT CDC untuk laki-laki... 12
Gambar 2.2 Kurva IMT CDC untuk perempuan... 13
Gambar 2.3 Obesitas Apple-shaped dan Obesitas Pear-shaped... 15
Gambar 3.1 Kerangka Teori………... 18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran1 Daftar Riwayat Hidup Peneliti
Lampiran2 Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 Lembar Penjelasan
Lampiran 4 Lembar Persetujuan
Lampiran 5 Ethical Clearance
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian