• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

VRIANCHA ADMIRA PUTRI 120100001

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

Oleh:

VRIANCHA ADMIRA PUTRI NIM: 120100001

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :

Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian

Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012

Yang dipersiapkan oleh:

VRIANCHA ADMIRA PUTRI

120100001

Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui.

Medan, 10 Desember 2015 Disetujui,

Dosen Pembimbing,

(dr. Sufitni, M.Kes, Sp.PA)

(4)

ABSTRAK

Meluruskan rambut merupakan cara mudah untuk mengubah tampilan rambut. Namun, penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko kerontokan rambut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan terjadinya kerontokan rambut. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU stambuk 2012, dan melibatkan 96 mahasiswi dengan metode consecutive sampling.

Pada 96 mahasiswi, 55 orang (57,3%) diantaranya melakukan pelurusan rambut dengan flat iron dan 41 orang (42,7%) lainnya tidak melakukan pelurusan rambut dengan flat iron. Dari 55 orang yang melakukan pelurusan rambut, didapati 39 orang (70,9%) mengalami kerontokan rambut dan 16 orang (29,1%) yang lain tidak mengalaminya. Yang paling banyak mengalami kerontokan rambut adalah mahasiswi yang melakukan pelurusan rambut dengan flat iron

dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, yaitu sebanyak 36 orang (65,5%), dan <2 kali/minggu, yaitu sebanyak 19 orang (34,5%).

Uji chi-square menunjukkan nilai p<0.05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelurusan rambut dengan flat iron

dengan terjadinya rambut rontok.

Kata kunci: Flat iron, Kerontokan rambut

(5)

ABSTRACT

Hair straightening is an easy way to change hair shape. But, over treating of hair such as coloring, curling, and straightening of hair can cause hair follicle becomes weak and can cause the damage of hair structure which can increase of hair moult.

The aim of our study is to know the relationship between hair straightening by using flat iron and the hair moult. This study was done in Fakultas Kedokteran USU, from 2012 students, and there were 96 respondents taken by using consecutive sampling technique.

From 96 respondents, 55 respondents (57,3%) of them have done hair straightening by using flat iron and 41 respondents (42,7%) didn’t do it. From 55 respondents who have done hair straightening by using flat iron, there were 39 respondents (70,9%) was caused effluvium (hair moult), and 16 respondents

(29,1%) weren’t happened of it. The most happened of effluvium (hair moult)

were done hair straightening by using flat iron with frequency ≥2 times/week, that

is counted 36 respondents (65,5%), and at least were done hair straightening by using flat iron with frequency <2 times/week that is counted 19 respondents (34,5%).

Chi-square test show p-value<0.05. So, it can be concluded that there is significant association between hair straightening by using flat iron with the happening of effluvium (hair moult).

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012, yang merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan sarjana kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan masukan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

2. dr. Sufitni, M.Kes, Sp.PA selaku dosen pembimbing penulis atas kesabaran, waktu, dan masukan-masukan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan karya tulis ilmiah ini.

4. Orang tua penulis yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

5. Abang dan adik saya yang memberikan nasihat-nasihat, dukungan materi dan moril, bagi penulis dalam menjalani pendidikan selama ini.

(7)

7. Rekan satu dosen pembimbing yaitu Wilson dan Thilageswary yang telah saling membantu dan memberikan masukan terhadap Karya Tulis Ilmiah masing-masing.

8. Teman-teman angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan dan saran selama pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk meningkatkan kemajuan dan kualitas penelitian ini.

Akhir kata penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua orang dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya di bidang kedokteran.

Medan, 08 Desember 2015

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL....ix

DAFTAR SINGKATAN...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1.Rambut ... 4

2.1.1. Anatomi Rambut ... 4

2.1.2. Fisiologi Rambut ... 5

2.1.3. Siklus Aktivitas Folikel Rambut ... 6

2.1.4. Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut ... 7

2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut ... 8

2.2.Kerontokan Rambut ... 11

(9)

2.2.2. Etiologi dan Patogenesis ... 11

2.2.3. Klasifikasi ... 12

2.3.Flat Iron Sebagai Alat Pelurus Rambut ... 12

2.4.Efek Penggunaan Flat Iron Terhadap Kerontokan Rambut ... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 15

3.1.Kerangka Konsep ... 15

3.2.Definisi Operasional ... 15

3.2.1.Variabel Independen ... 15

3.2.2.Variabel Dependen ... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 17

4.1.Jenis Penelitian ... 17

4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

4.3.Populasi dan Sampel ... 17

4.3.1. Populasi ... 17

4.3.2. Sampel ... 17

4.4.Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 18

4.4.1. Kriteria inklusi ... 18

4.4.2. Kriteria eksklusi ... 18

4.5.Teknik Pengumpulan Data ... 19

4.6.Pengolahan dan Analisa Data ... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 20

5.1.Hasil Penelitian ... 20

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 20

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Kerontokan Rambut ... 20

(10)

5.1.3.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ...20

5.1.3.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemakaian Flat Iron ...20

5.1.3.3.Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Kerontokan Rambut Setelah Pemakaian Flat Iron ...21

5.1.4. Hubungan Pelurusan Rambut Menggunakan Flat Iron Dengan Kejadian Rambut Rontok ... 22

5.2.Pembahasan ... 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 25

6.1.Kesimpulan ... 25

6.2.Saran ... 25

DAFTAR PUSTAKA ... 26

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Struktur Rambut ... 5

Tabel 2.2. Siklus Rambut ... 7

Tabel 5.1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Kerontokan Rambut ... 20

Tabel 5.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ... 21

Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Pemakaian Flat Iron ... 21

Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Kerontokan Rambut Setelah Penggunaan Flat Iron ... 22

(12)

DAFTAR SINGKATAN

AAD American Academy of Dermatology

bFGF basic Fibroblast Growth Factor

EGF Epidermal Growth Factor

FGF Fibroblast Growth Factor

GF Growth Factor

IGF-1 Insuline-like Growth Factor

IL-1 Interleukin-1

IL-4 Interleukin-4

KGF Keratinocyte Growth Factor

PDGF Platelet Derived Growth Factor

TGF-alfa Transforming Growth Factor-alfa

TGF-beta Transforming Growth Factor-beta

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (INFORMED CONSENT) Lampiran 3 Kuesioner Tingkat Stres

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 6 Hasil Analisa Data Output SPSS

Lampiran 7 Surat Pengantar Permohonan Ethical Clearence Lampiran 8 Formulir Isian Ethical Clearence

Lampiran 9 Surat Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian di Fakultas Kedokteran USU Lampiran 11 Rincian Biaya

Lampiran 12 Data Induk

(14)

ABSTRAK

Meluruskan rambut merupakan cara mudah untuk mengubah tampilan rambut. Namun, penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko kerontokan rambut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan terjadinya kerontokan rambut. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU stambuk 2012, dan melibatkan 96 mahasiswi dengan metode consecutive sampling.

Pada 96 mahasiswi, 55 orang (57,3%) diantaranya melakukan pelurusan rambut dengan flat iron dan 41 orang (42,7%) lainnya tidak melakukan pelurusan rambut dengan flat iron. Dari 55 orang yang melakukan pelurusan rambut, didapati 39 orang (70,9%) mengalami kerontokan rambut dan 16 orang (29,1%) yang lain tidak mengalaminya. Yang paling banyak mengalami kerontokan rambut adalah mahasiswi yang melakukan pelurusan rambut dengan flat iron

dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, yaitu sebanyak 36 orang (65,5%), dan <2 kali/minggu, yaitu sebanyak 19 orang (34,5%).

Uji chi-square menunjukkan nilai p<0.05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelurusan rambut dengan flat iron

dengan terjadinya rambut rontok.

Kata kunci: Flat iron, Kerontokan rambut

(15)

ABSTRACT

Hair straightening is an easy way to change hair shape. But, over treating of hair such as coloring, curling, and straightening of hair can cause hair follicle becomes weak and can cause the damage of hair structure which can increase of hair moult.

The aim of our study is to know the relationship between hair straightening by using flat iron and the hair moult. This study was done in Fakultas Kedokteran USU, from 2012 students, and there were 96 respondents taken by using consecutive sampling technique.

From 96 respondents, 55 respondents (57,3%) of them have done hair straightening by using flat iron and 41 respondents (42,7%) didn’t do it. From 55 respondents who have done hair straightening by using flat iron, there were 39 respondents (70,9%) was caused effluvium (hair moult), and 16 respondents

(29,1%) weren’t happened of it. The most happened of effluvium (hair moult)

were done hair straightening by using flat iron with frequency ≥2 times/week, that

is counted 36 respondents (65,5%), and at least were done hair straightening by using flat iron with frequency <2 times/week that is counted 19 respondents (34,5%).

Chi-square test show p-value<0.05. So, it can be concluded that there is significant association between hair straightening by using flat iron with the happening of effluvium (hair moult).

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelurusan rambut adalah teknik styling rambut yang digunakan sejak tahun 1980 yang melibatkan perataan dan pelurusan rambut untuk memberikan efek halus dan mengkilat (Makarizo, 2014). Meluruskan rambut merupakan cara mudah untuk mengubah tampilan rambut. Hal ini menjadi wajar, apabila mayoritas kaum perempuan lebih menyukai rambut lurus. Saat ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan rambut lurus. Proses pelurusan rambut permanen sering disebut rebonding atau smoothing. Sedangkan beberapa shampoo,

conditioner, dan gel rambut hanya dapat membuat rambut lurus sementara.Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan flat iron (pelurus rambut), yaitu alat yang digunakan untuk mengubah struktur rambut menggunakan bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan tatanan rambut yang diinginkan (Kompasiana, 2014).

Menurut hair stylist, Anton Kantinus, di pasaran memang banyak dijual berbagai jenis flat iron, mulai dari harga yang murah hingga yang mahal. Fungsi

flat iron sebenarnya adalah sebagai styling. Dengan menggunakan flat iron, tatanan rambut akan menjadi lebih rapi dan halus (Kompasiana, 2014).

Pada survey awal yang dilakukan peniliti di 5 salon yang berbeda di Kota Medan, didapati pelurusan rambut menggunakan flat iron cendrung lebih sering dibandingkan pelurusan rambut dengan teknik rebonding ataupun smoothing.

Sekitar 8 orang per hari atau 56 orang per minggu melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron di salon. Sedangkan pelurusan rambut dengan teknik

rebonding ataupun smoothing hanya dilakukan sekitar 2 orang per minggu.

Namun, pemakaian flat iron tentu tidak boleh sembarangan. Sebab, paparan panas secara terus-menerus pada rambut dapat merusak rambut. Hal ini dibenarkan oleh Anton. Ia mengatakan, meluruskan rambut dengan menggunakan flat iron

(17)

digunakan dengan cara yang tepat, meluruskan rambut setiap hari akan merusak rambut, seperti rambut akan mudah rontok. Hal ini terjadi karena penarikan yang terlalu kuat dan berulang-ulang sehingga kekuatan akar rambut menjadi rapuh. Selain itu, paparan panas dari flat iron terus-menerus tanpa pelindung dapat menyebabkan rambut menjadi kering jika suhu yang digunakan terlalu tinggi (Kompasiana, 2014).

Rambut sebenarnya bukan merupakan alat vital bagi kehidupan manusia karena manusia dapat hidup tanpa rambut di badannya, namun jelas bahwa rambut mempunyai peran dalam fungsi proteksi kulit terhadap keadaan lingkungan yang merugikan. Fungsi rambut yang paling penting adalah untuk menunjang penampilan seseorang. Telah lama dikenal ungkapan rambut adalah mahkota kecantikan yang menandakan betapa pentingnya rambut bagi peran seseorang dalam lingkungannya (Wasitaatmadja, 1997).

Penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko kerontokan rambut (Lana, 2011). Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut terminal dalam bentuk apapun dan dimanapun asal mula terjadinya yang berkisar lebih dari 100 helai per hari (Brown, Robin Grahan dan Tony Burns, 2002). Lebih dari 50% wanita mengalami kerontokan rambut di kehidupannya (AAFP, 2009). Kerontokan rambut dapat dibagi menjadi telogen effluvium, anagen effluvium,

kerontokan rambut kongenital, kerontokan rambut akibat kelainan batang rambut, kerontokan rambut akibat trauma, kerontokan rambut akibat obat, dan kerontokan rambut akibat gangguan hormonal (Soepardiman, 2008).

(18)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh flat iron (pelurus rambut) terhadap kerontokan rambut seseorang?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh flat iron (pelurus rambut) terhadap terjadinya rambut rontok.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui proporsi mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang menggunakan flat iron (pelurus rambut).

2. Mengetahui jumlah mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang mengalami kerontokan rambut akibat penggunaan flat iron (pelurus rambut).

3. Mengetahui hubungan pemakaian alat pelurus rambut (flat iron)dengan kejadian rambut rontok pada seseorang.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian kesehatan khususnya tentang kerontokan rambut.

2. Menambah pengetahuan dan informasi kepada semua orang tentang efek yang ditimbulkan dari pemakaian flat iron (pelurus rambut).

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rambut

2.1.1. Anatomi Rambut

Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Jenis rambut pada manusia dapat digolongkan menjadi 2 jenis:

1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis, dengan diameter rambut >0,03mm.

2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut kecil yang ada di lapisan dermis, dengan diameter rambut < 3mm (Soepardiman, 2008).

Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:

a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang meliputi:

1). Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring dalam kulit.

2). Umbi rambut (bulbus pili), yaitu bagian terbawah akar rambut yang mengalami pelebaran. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah yang terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat dan berperan dalam pembentukan batang rambut. Dasar umbi rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada matriks rambut (Kusumadewi; Brown dan Burns).

(20)

memanjang dan saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. Rambut velus tidak memiliki medula (Soepardiman, 2008).

c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional (Kusumadewi; Brown dan Burns).

Tabel 2.1: Struktur Rambut

Struktur Isi Lokasi

Infundibulum - Epidermis

Papilla dermis Masenkima embrionik -

Itsmus Keratinisasi krithilemma Dermis

Kandung akar dalam Trikohialin, sitrulin -

Medulla Trikohialin, sitrulin -

Bulb - Subcutis

Sumber: (Jaffer dan Qureshi)

2.1.2. Fisiologi Rambut

1. Pengaturan Suhu Badan

Rambut pada manusia memiliki fungsi yang beraneka ragam, salah satunya ialah sebagai pengaturan suhu tubuh. Rambut yang menutupi kulit dapat mengurangi kehilangan panas dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya (M. Ridwan).

2. Fungsi Sebagai Alat Perasa

(21)

terhadap rangsangan sentuhan. Pada beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini mungkin lebih disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam hal ini. Peran rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia yang relative tidak berbulu (Sherwood, 2001).

2.1.3. Siklus Aktivitas Folikel Rambut

Setelah pembentukan folikel rambut dan rambut, perkembangan folikel rambut selanjutnya akan berhenti pada bulan ke-5 kehamilan. Folikel mengalami involusi memasuki fase katagen, dimana papilla dermis akan mengalami regresi dan akhirnya folikel memasuki fase istirahat. Sampai saat ini belum diketahui mengapa papila dermis yang telah terbentuk harus mengalami regresi terlebih dahulu dan kemudian mengalami aktivasi kembali (Erdina H.D, 2002).

Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama kali terbentuk folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang. Fase pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi berdasarkan umur dan regio tempat rambut tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi faktor fisiologis maupun patologis. Siklus pertumbuhan yang normal adalah masa anagen, masa katagen, dan masa telogen (Soepardiman, 2008).

1. Masa anagen: sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel tanduk yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun (Soepardiman, 2008).

2. Masa katagen: masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut, disusul oleh penebalan dan mengeriputnya selaput hialin. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian dibawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan ini berlangsung 2-3 minggu (Soepardiman, 2008).

(22)

Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100 hari sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah folikel rambut pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut pirang dan merah jumlahnya lebih sedikit dari rambut hitam. Jumlah rambut yang rontok per hari 100 helai. Densitas folikel rambut pada bayi 1135/cm2 dan berkurang menjadi 615/cm2 pada umur tiga puluhan, karena meluasnya permukaan kulit. Pada umur 50 tahunan ada pengurangan beberapa folikel sehingga jumlah menjadi 485/cm2. Untuk mengetahui jumlah rambut anagen dan telogen diperiksa rasio rambut anagen terhadap telogen yang disebut trikogram, sedikitnya 50 helai rambut halus dicabut dan diperiksa untuk menghindari deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut anagen pada wanita + 85% dan laki-laki 83% dan jumlah rambut telogen pada wanita 11% dan laki-laki 15% (Soepardiman, 2008).

Tabel 2.2: Siklus Rambut

Sumber: (Jaffer dan Qureshi)

2.1.4. Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut

Pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut dipengaruhi oleh beberapa sitokin dan growh factor (GF) yang diproduksi oleh sel papilla dermis. Substansi ini memulai dan mengontrol epitel intrafolikular dan interaksi mesenkimal. Juga mempengaruhi proliferasi dan diferensiasi sel matriks folikel rambut dengan mengeluarkan sinyal spesifik yang menginduksi berbagai stadium siklus rambut. Molekul bioaktif tersebut antara lain interleukin-1 alfa, FGF, EGF, KGF, substansi P, IGF-1, hormone tiroid, paratiroid, dan androgen. Aktivitas sel papilla dermis sendiri dikontrol oleh substansi yang diproduksi oleh lapisan spinosum sarung akar luar dan hormon. Beberapa peptida yang dihasilkan lapisan spinosum dan mempengaruhi papilla dermis antara lain basic fibroblast growth factor (bFGF),

Fase Masa

Anagen 3 tahun, 84% kulit kepala

Telogen 3 bulan, 14% kulit kepala

(23)

platelet derived growth factor (PDGF), dan transforming growth factor beta (TGF-beta) (Erdina H.D, 2002).

Berbagai macam molekul sinyal yang mengontrol siklus rambut tersebut digolongkan ke dalam 3 kelompok:

1. Memulai fase anagen, IGF 1, bFGF, EGF, VEGF, TGF-alfa yang merupakan faktor mitogenik kuat untuk keratinosit dan sel endotel.

2. Mempertahankan folikel anagen matang, IGF 1, VEGF, yang menstimulasi proliferasi vaskularisasi dan proses diferensiasi.

3. Menginduksi fase katagen dan degradasi folikel rambut, IL 1, IL 4, TNF-alfa, TNF-beta, merupakan sitokin pro-apoptotic dan penghambat pertumbuhan (Erdina H.D, 2002).

2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah sebagai berikut:

2.1.5.1. Keadaan Fisiologik

1. Hormon

(24)

2. Nutrisi

Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya kehilangan pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin B12, asam folat, asam animo, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan zat besi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut (Soepardiman, 2008).

3. Kehamilan

Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen masih dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10% (Kusumadewi, dkk).

4. Masa baligh

Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat pertumbuhan rambut ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut kepala justru akan rontok (Kusumadewi, dkk).

5. Kelahiran

Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut kepala sang ibu dengan cepat beralih ke fase telogen, sehingga selama masa ini dijumpai nilai telogen 35% (Kusumadewi, dkk).

6. Masa baru lahir

Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase anagen, maka beberapa minggu setelah bayi lahir akan tampak kerontokan rambut, yang disusul dengan pertumbuhan rambut baru selama tahun pertama dan kedua kehidupannya (Kusumadewi, dkk).

7. Masa menjadi tua

(25)

mengalami atrofi, fase pertumbuhan bertambah singkat, rambut lepas lebih cepat dan densitas rambut juga berkurang (Erdina H.D, 2002).

8. Vaskularisasi

Vaskularisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut, namun bukan merupakan penyebab primer dari gangguan pertumbuhan rambut, karena destruksi bagian 2/3 bawah folikel sudah berlangsung sebelum susunan pembuluh darah mengalami perubahan (Pieter).

2.1.5.2. Keadaan Patologik

1. Peradangan sistemik atau setempat

Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi dan folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu mata (madarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut

moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan menyebabkan kerontokan, maupun kerusakan batang rambut (Soepardiman, 2008).

2. Obat

Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan kerontokan, umunya obat antineoplasma misalnya bleomisin, endoksan, vinkristin, dan obat antimitotik, misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau kumarin dapat mempercepat terjadinya folikel anagen ke dalam fase telogen dalam jumlah besar, sehingga menyebabkan effluvium telogen. Logam berat yang akan terikat pada grup sulfhidril dalam keratin anatara lain talium, merkuri dan arsen (Soepardiman, 2008; Pieter).

3. Mekanis

(26)

4. Kelainan endokrin

Kelainan endokrin dapat mempengaruhi fisiologi folikel rambut, menambah atau mengurangi produksi rambut. Hipotiroidisme dapat menyebabkan mengecilnya diameter rambut dan meningkatkan kerontokan rambut (Erdina H.D, 2002; Pieter).

5. Penyakit kronis

Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis, kecuali terdapat kekurangan protein dalam jumlah besar (Pieter).

2.2. Kerontokan Rambut

2.2.1. Definisi

Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut yang berkisar lebih kurang 100 helai per hari. Dapat terjadi difus atau setempat (lokal). Kelainan setempat dapat berupa unifokal atau multifokal. Bila kerontokan ini berlanjut dapat terjadi kebotakan (alopesia) (Soepardiman, 2008).

2.2.2. Etiologi dan Patogenesis

Klasifikasi etiopatogenesis kerontokan rambut dapat membantu menentukan jenis kerontokan rambut:

1. Kegagalan pertumbuhan rambut, umumnya disebabkan oleh karena dysplasia ektodermal akibat gangguan genetik.

2. Abnormalitas batang rambut: a). instrinsic hair breakage dan b). unruly hair, dapat terjadi secara kongenital akibat kelainan metabolik atau didapat akibat kerusakan mekanik atau kimia.

3. Abnormalitas siklus rambut (jumlah rambut yang lepas meningkat), dapat menyebabkan effluvium telogen, effluvium anagen, dan alopesia areata.

(27)

2.2.3. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, klasifikasi kerontokan rambut dapat dibagi menjadi: congenital, kelainan siklus pertumbuhan rambut, kelainan batang rambut, obat, gangguan hormonal, trauma, infeksi, dan penyakit dengan proses destruktif (Pieter).

Kerontokan rambut akibat trauma

Secara umum, kerontokan rambut atau alopesia yang disebabkan oleh trauma mekanis dapat dibagi menjadi 3 tipe, trauma, tekanan, dan tarikan.

a. Alopesia traumatik

Kerontokan rambut sampai alopesia akibat trauma memiliki daerah yang berbatas tegas dan merupakan penyebab tersering alopesia sikatrisial.

b. Alopesia karena tekanan

Tekanan yang lama, misalnya pada pasien yang berbaring lama dapat menyebabkan iskemia, nekrosis, dan ulserasi di kulit kepala. Keadaan ini mengakibatkan kerontokan rambut yang berkembang menjadi alopesia sikatrisial yang umumnya bersifat irreversibel.

c. Alopesia karena tarikan

Tarikan kronis dapat menyebabkan atrofi folikel rambut disertai inflamasi folikular dan rambut yang patah mengakibatkan kerontokan rambut sampai alopesia setempat. Keadaan ini dapat dijumpai pada gadis-gadis remaja dengan kuncir ekor kuda yang kencang dan anak-anak Afro-Karabia dengan kuncir-kuncir kecil di rambut serta pada keadaan trikotilomania (Pieter).

2.3. Flat Iron Sebagai Alat Pelurus Rambut

Ada beberapa cara untuk meluruskan rambut, diantaranya adalah dengan

smoothing (tanpa alat), rebonding, atau dengan menggunakan flat iron. Namun penulis akan membahas tentang flat iron saja sesuai judul penelitian ini.

(28)

bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan tatanan rambut yang diinginkan (Kompasiana, 2014).

Pelurusan rambut dengan menggunakan flat iron sudah ada sejak zaman dahulu. Pada tahun 1872, Erica Feldman menggunakan alat pelurus rambut pertama untuk menata rambutnya dengan menggunakan batang besi yang dipanaskan. Erica tidak menciptakan flat iron yang sebenarnya tetapi dia dikenang sebagai individu pertama yang menggunakan flat iron untuk mengubah penampilan rambutnya. Di tahun 1909, Isaac K. Shero menggunakan setrika pakaian untuk menekan keras rambut dari kedua sisi.

Di umur ke 30an pada tahun 1912, Lady Jennifer Bell Schofield dianggap penemu sebenarnya dari pelurus rambut. Di era tersebut, ketika rambut keriting menjadi tampilan yang utama, Jennifer ingin mencoba sesuatu yang berbeda dengan ide meluruskan rambut dengan alatnya yang berupa dua pelat logam yang dipersatukan di tengah sehingga dapat dijepit dan dilepas dari rambut. Model ini sangat mirip dengan produk saat ini. Pada intinya, Lady Schofield menggabungkan ide-ide Grateau dan Shero. Namun, model flat iron ini sangat berbahaya karena dipanaskan dengan api dan dapat dengan mudah merusak rambut.

Bahkan setelah penemuan ini, beberapa wanita masih menggunakan setrika pakaian untuk meluruskan rambut mereka. Namun, tindakan berbahaya ini mulai ditinggalkan setelah tahun 1960. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1990an, tampilan flat iron seperti yang digunakan di masa sekarang, mulai dipergunakan di beberapa salon (Valerie).

2.4. Efek Penggunaan Flat Iron Terhadap Kerontokan Rambut

Menurut hair stylist, Anton Kantinus, di pasaran banyak dijual berbagai jenis

flat iron, mulai dari harga yang murah hingga yang mahal. Fungsi flat iron

sebenarnya adalah sebagai styling. Dengan menggunakan flat iron, tatanan rambut akan menjadi lebih rapi dan halus (Kompasiana, 2014).

(29)

diperbolehkan setiap hari, hanya saja dengan cara yang tepat. Apabila tidak digunakan dengan cara yang tepat, meluruskan rambut setiap hari akan merusak rambut, seperti rambut akan mudah rontok. Hal ini terjadi karena penarikan yang terlalu kuat dan berulang-ulang sehingga kekuatan akar rambut menjadi rapuh. Selain itu, paparan panas dari flat iron terus-menerus tanpa pelindung dapat menyebabkan rambut menjadi kering jika suhu yang digunakan terlalu tinggi (Kompasiana, 2014).

Saat ini, flat iron yang dipasarkan memiliki pengaturan panas dengan suhu maksimum hingga 410 derajat Fahrenheit (210 derajat celcius). Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa suhu 347-419 derajat Fahrenheit (175-215 derajat celcius) dalam waktu sedikitnya 5 menit, dapat merusak sebagian besar rambut. Oleh sebab itu, dermatologis merekomendasikan membatasi penggunaan

flat iron (dengan panas yang tinggi) dan pengeriting rambut (AAD, 2015).

(30)

Rambut Rontok

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh flat iron

(pelurus rambut) terhadap terjadinya rambut rontok.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Pelurusan Rambut Dengan Flat Iron

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

3.2.1.Variabel Independen : Pelurusan Rambut Dengan Flat Iron x Definisi Operasional

Pelurusan rambut dengan flat iron adalah meluruskan rambut agar rambut jatuh lebih lurus dan lebih indah.

x Alat Pengukuran

Alat pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. x Cara Pengukuran

Cara pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah angket. x Hasil Pengukuran

a. Pemakaian flat iron (+) ≥2 kali seminggu.

(31)

x Skala pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah nominal.

3.2.2.Variabel Dependen : Rambut Rontok x Definisi Operasional

Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut berkisar lebih dari 100 helai per hari.

x Alat Pengukuran

Alat pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. x Cara Pengukuran

Cara pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah angket. x Hasil Pengukuran

a.Rambut rontok >100 helai per hari. b.Rambut tidak rontok <100 helai per hari. x Skala pengukuran

(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain yang bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU). Penelitian telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2015.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron.

4.3.2. Sampel

Sampel dari penelitian ini diambil menggunakan consecutive sampling,

dimana semua subyek di populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan ke dalam sampel penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.

Adapun jumlah sampel minimal yang diperlukan dihitung sesuai dengan cara uji hipotesis satu populasi dengan rumus :

n = [ �� √ �� + Ƶβ √� � + � � ]² � − � ²

dimana :

n = jumlah sampel minimum

Z α = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada α tertentu Z β = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada β tertentu P = proporsi efek standar

(33)

Pada penelitian ini, ditetapkan nilai α sebesar 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) sehingga untuk uji hipotesis satu arah diperoleh nilai Zα sebesar 1,960. Nilai β yang ditetapkan pada penelitian ini adalah sebesar 0,2 (power penelitian 80%) sehingga untuk uji hipotesis satu arah diperoleh nilai Z β sebesar 0,842. Maka dengan menggunakan rumus di atas, besarnya sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

[ . √ . . + . √ . . + . . ]2 . ²

n = 96.33

Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 96.33 orang dan dibulatkan menjadi 96 orang.

4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

4.4.1. Kriteria inklusi

1. Melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron≥2 kali seminggu 2. Jenis kelamin perempuan

3. Bersedia menjadi sampel penelitian

4.4.2. Kriteria eksklusi

1. Sedang mengalami stres berat (kuesioner dikutip dari penelitian Jemirda Sundari Y, fakultas keperawatan UI)

2. Sedang mengkonsumsi obat-obat anti pembekuan darah, obat henti jantung, obat kontrasepsi, dan lain-lain

3. Sedang mengalami infeksi berat/demam tinggi 4. Sedang mengalami penyakit kronis/menahun 5. Melakukan cat rambut < 6 bulan

6. Memakai jilbab dan wig (rambut palsu)

(34)

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui hubungan pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan rambut rontok pada mahasiswi FK USU stambuk 2012. Pada saat pengumpulan data, peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent. Responden yang bersedia diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pertanyaan yang kurang dipahami. Selesai pengisian, peneliti mengambil kuesioner yang telah diisi responden, kemudian memeriksa kelengkapan data. Lembar kuesioner diisi oleh masing-masing mahasiswi dalam waktu 15 menit, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis.

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan dengan beberapa proses, yaitu, editing, coding, entry, dan cleaning. Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel, yaitu variabel independen dan dependen, dengan uji statistik chi square

(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian

Berikut ini akan dijelaskan hasil dari penelitian tentang hubungan pemakaian alat pelurus rambut (flat iron) dengan kejadian rambut rontok pada mahasiswi FK USU stambuk 2012, yang dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2015 di Fakultas Kedokteran USU dengan jumlah yang melakukan pelurusan rambut dengan flat iron sebanyak 55 orang.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU, Jalan Dr. Mansyur No 5, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara.

[image:35.595.112.524.457.559.2]

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Kerontokan Rambut

Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Kerontokan Rambut

Kerontokan Rambut Jumlah (Orang) Persentase (%)

<100 helai/hari (Fisiologis) 45 46.9

>100 helai/hari (Patologis) 51 53,1

Total 96 100

(36)

5.1.3. Deskripsi Karakteristik Responden

[image:36.595.115.518.188.348.2]

5.1.3.1.Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

18 1 1

19 2 2,1

20 31 32,3

21 55 57,3

22 7 7,3

Total 96 100

Berdasarkan tabel 5.2 didapati usia responden terbanyak berusia 21 tahun sebanyak 55 orang (57,3%), dan yang paling sedikit berusia 18 tahun sebanyak 1 orang (1%).

5.1.3.2.Frekuensi Pemakaian Flat Iron

Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemakaian Flat Iron

Penggunaan Flat Iron Frekuensi Persentase (%)

< 2 kali/minggu 19 19,8

≥ 2 kali/minggu Tidak memakai

36 41

37,5 42,7

Total 96 100

[image:36.595.113.513.496.609.2]
(37)
[image:37.595.117.518.190.357.2]

5.1.3.3.Kerontokan Rambut Setelah Pemakaian Flat Iron

Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Kerontokan Rambut

Setelah Penggunaan Flat Iron

Waktu Kerontokan

Rambut Frekuensi Persentase (%)

1 minggu–1 bulan 30 31,3

1–3 bulan 11 11,5

3–6 bulan 5 5,2

6 bulan–1 tahun Tidak memakai

9 41

9,3 42,7

Total 96 100

Berdasarkan tabel 5.4. kebanyakan sampel mengalami kerontokan rambut 1 minggu-1 bulan setelah melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, yaitu 30 orang (31,3%), dan yang paling sedikit 3-6 bulan mengalami kerontokan rambut setelah melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, yaitu 5 orang (5,2%).

5.1.4. Hubungan Pelurusan Rambut Menggunakan Flat Iron Dengan

Kejadian Rambut Rontok

Tabel 5.5 Kelompok Pemakaian Flat Iron Dengan Kejadian Rambut Rontok

Pemakaian Flat Iron

P value

Ya Tidak Total

Rambut

Rontok

Ya 39 12 51

Tidak 16 29 45 0,000

Total 55 41 96

(38)

value) kurang dari 5%, maka hasil tersebut bermakna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan kerontokan rambut.

5.2. Pembahasan

Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron. Direkrut dengan cara

consecutive sampling. Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan 96 orang menjadi sampel penelitian dan yang mengalami kerontokan rambut akibat penggunaan flat iron sebanyak 39 orang (40,6%).

Rentang usia dari 96 orang sampel penelitian ini berkisar 18-22 tahun, dengan usia terbanyak 21 tahun yaitu sebanyak 55 orang (57,3%) dan paling sedikit usia 18 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1%). Menurut AAD, Dr. Mirmirani menyatakan bahwa penggunaan flat iron dilakukan oleh wanita dan kaum remaja perempuan. Usia remaja dimulai dari 11 tahun dan berakhir di usia 20 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori sejalan dengan hasil penelitian.

Kebanyakan sampel melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron

dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, yaitu sebanyak 36 orang (37,5%), dan <2 kali/minggu, yaitu 19 orang (19,8%). Dr.Mirmirani juga merekomendasikan bahwa penggunaan alat pelurus rambut sebaiknya tidak digunakan lebih dari 2 hingga 3 kali per minggu. Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa penggunaan flat iron yang lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan kerontokan rambut pada seseorang.

Peneliti juga melihat adanya variasi dalam hal waktu terjadinya kerontokan rambut setelah dilakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron. Kebanyakan sampel mengalami kerontokan rambut 1 minggu-1 bulan setelah pelurusan, yaitu 30 orang (31,3%). Kemudian 1-3 bulan setelah pelurusan sebanyak 11 orang (11,5%), 6 bulan-1 tahun setelah pelurusan sebanyak 9 orang (9,3%), dan 3-6 bulan setelah pelurusan sebanyak 5 orang (5,2%).

(39)
(40)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

x Sampel dari penelitian ini sebanyak 96 orang. Diketahui dari 55 orang yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, didapatkan 39 orang (40,6%) yang mengalami kerontokan rambut.

x Sampel terbanyak pada penelitian ini berusia 21 tahun, sebanyak 55 orang (57,3%).

x Sampel terbanyak pada penelitian ini yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, sebanyak 36 orang (37,5%).

x Sampel terbanyak pada penelitian ini yang mengalami kerontokan rambut 1 minggu-1 bulan setelah melakukan pelurusan rambut dengan flat iron, sebanyak 30 orang (31,3%).

x Dari pengukuran dengan metode chi-square didapatkan bahwa faktor peluang (p value) kurang dari 5%, maka hasil tersebut bermakna. Artinya terdapat hubungan antara pemakaian alat pelurus rambut menggunakan flat iron dengan kerontokan rambut.

6.2. Saran

Setelah melakukan penelitian dan melihat hasil yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pemakaian alat pelurus rambut menggunakan flat iron

dengan kerontokan rambut, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan:

x Kepada masyarakat khususnya para perempuan, untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Dermatology., 2008. Dermatologists Warn Ceramic Flat Irons Could Damage Hair and Lead to Hair Breakage. Available from: https://www.aad.org/ [Accesed on 6 Mei 2015].

American Academy of Family Physicians., 2009. Diagnosing and Treating Hair Loss. Available from: https://www.aafp.org/ [Accesed on 16 Juni 2015]. Graham-Brown, R. and Burns, T., 2005. Dermatologi: catatan kuliah. Erlangga,

4-5.

Jaffer, S.N. and Qureshi, A.A., 2004. Dermatology Quick Glance. Mc Graw Hill, 150.

Kompasiana, 2014. Memperindah Rambut Dengan Catok Rambut. Available from:

http://media.kompasiana.com/new-media/2014/02/04/memperindah-rambut-dengan-catok-rambut-629555.html [Accesed on 4 Mei 2015]. Kusumadewi, dkk., 2001. Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Moderen. Jakarta:

Meutia Cipta Sarana & DPP. Tiara Kusuma, 19-36.

Lana, Clara., 2011. Tanda Gejala Penyebab Rambut Rontok. Media Wanita. Available from: http://mediawanita-samoa.blogspot.com/2011/01/ [Accesed on 30 April 2015].

Makarizo, 2014. The New Makarizo Hair Straightening. Available from: http://www.makarizo.com/web/ [Accesed on 4 Mei 2015].

Nakamura, T., 1994. Hair Flat For Hair Straightening. Available from: http://www.freepatentsonline.com/5357988.html [Accesed on 28 April 2015].

Pusponegoro, E.H.D., 2002. Kerontokan Rambut Etiopatogenesis. Dalam: Wasitaadmadja, S.M., dkk. Kesehatan dan Keindahan Rambut. Jakarta: Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia, 1-13.

(42)

Sefcik, L., 2015. Hair Damage From a Flat Iron. Available from: http://www.livestrong.com/article/76971-hair-damage-flat-iron/ [Accesed on 1 Mei 2015].

Sherwood, L., 2001. Fisiologi manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC, 404. Soepardiman, L., 2008. Kelainan Rambut. Dalam: Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu

Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Suling, P.L., Hair Fall. Dalam: Cosmetic Dermatology Update. Simposium Nasional, Pameran, dan Pelatihan Dermatologi Kosmetik, 1-15.

Valerie, 2015. History of Flat Irons. Available from: http://www.flatironadviser.com/history-of-flat-irons/ [Accesed on 6 Mei 2015].

(43)

Saya Vriancha Admira Putri, mahasiswi dari Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara akan mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan

Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut

Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”. Saya mengikut sertakan saudari dalam penelitian ini untuk mengetahui efek pemakaian alat pelurus rambut

(flat iron) dengan kejadian rambut rontok.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tindakan

pelurusan rambut dengan flat iron dapat mempengaruhi kerontokan rambut. Partisipasi saudari dalam penelitian ini adalah sukarela. Identitas saudari

dalam penelitian ini akan disamarkan. Kerahasiaan identitas saudari akan di jamin

sepenuhnya.

Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu

saudari sekalian dalam penelitian ini.

Peneliti

(44)

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama :

NIM :

Umur :

Kelas :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”, maka dengan ini saya menyatakan bahwa saya memahami penjelasan secara lengkap dan secara sukarela

dan tanpa paksaan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Peneliti, (Medan, / /2015)

Peserta Penelitian

(45)

PETUNJUK:

1. Bagian ini memuat pernyataan mengenai kondisi yang saudara/i alami

dalam satu bulan terakhir,meliputi : gejala fisik , emosi dan perilaku.

2. Jawablah pernyataan ini dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang

saudara/i rasakan

3. Berilah tanda checklist (9 ) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi

yang saudara/i rasakan.

No Pernyataan Sangat

Sering Sering

Kadang-Kadang Jarang

Tidak Pernah

1 Pikiran saya sering

kacau

2 Saya merasa kecewa

dengan kehidupan saya

3 Saya merasa sulit untuk

konsentrasi

4 Setiap bangun pagi

badan saya terasa lelah

5

Saya kehabisan energi untuk melakukan kegiatan apa pun

6

saya merasa malas untuk melakukan kegiatan apapun

7 Saya putus asa dengan

keadaan diri saya

8 Kepala saya mudah

pusing

9

Saya tidak bisa berkonsentrasi untuk tugas saya

(46)

13

Saya merasa mudah marah tanpa sebab yang berarti

14

Saya menolak diri untuk berinteraksi dengan teman kuliah

15 Saya merasa memiliki

beban kuliah yang berat

16

Saya merasa tidak mempu mengendalikan masalah yang saya hadapi

17

Saya bingung apa yang harus saya lakukan untuk kemajuan perkuliahan saya

18

Saya mudah emosional ketika menghadapi perilaku teman-teman saya yang membuat kesal

19

Saya kesal karena sesuatu yang terjadi diluar dugaan saya

20

Saya merasa bahwa saya tidak dapat mengontrol hal-hal penting dalam hidup saya

21

Saya merasa yakin akan kemampuan saya untuk menangani masalah pribadi saya

22

Saya mempu untuk mengontrol masalah dalam perkuliahan saya

23

Saya merasa sangat sulit mengatasi masalah yang saya hadapi

(47)

negative nilai 0 = tidak pernah ; nilai 1 = jarang ; 2 = kadang-kadang ; 3 = sering ;

4 = sangat sering. Kemudian jumlah variable tingkat stress di kategorikan lagi

menjadi dua yang mengacu pada nilai mean (36,92) karena data yang dihasilkan

menunjukkan distribusi normal. Jika total skor <36.92 diberi kode 1(stress rendah)

(48)

RONTOK PADA MAHASISWI FK USU STAMBUK 2012

Nama : Stambuk :

Umur : Tanda Tangan :

Nb : Pertanyaan No 6 harap dihitung benar-benar untuk kerontokan rambut

yang terjadi, mulai bangun tidur sampai tidur kembali, baik saat sisiran, cuci

rambut, bangun tidur, dan lain-lain.

1. Berapa kali Anda menggunakan alat pelurus rambut (flat iron) dalam seminggu? A. ≥2 kali seminggu

B. <2 kali seminggu

C.Lainnya...

2. Dimana Anda menggunakan alat pelurus rambut (flat iron) ? A.Rumah

B. Salon

C.Rumah Kecantikan

D.Lainnya...

3. Apa alasan Anda melakukan pelurusan rambut dengan flat iron ? A.Kecantikan

B. Trend

(49)

5. Berapa lama setelah menggunakan flat iron Anda mengalami kerontokan rambut

?

A.1 minggu-1 bulan

B. 1 bulan-3 bulan

C.3 bulan-6 bulan

D.6 bulan- 1 tahun

E. Lainnya...

6. Dimana saja kerontokan rambut yang Anda alami ?

A.Kerontokan ada di berbagai tempat, seperti di bantal, di sisir, saat mencuci

rambut, dan di lantai

B. Kerontokan hanya ada di satu tempat ( hanya ada di bantal, hanya ada di sisir,

hanya ada saat mencuci rambut, atau hanya ada di lantai)

7. Apakah saat ini Anda mengkonsumsi obat-obatan ?

A.Anti kanker

B. Anti koagulan

C.Obat henti jantung

D.Beta blockers

E. Hormon

F. Lainnya...

8. Apakah Anda pernah mengalami penyakit kulit di kepala ?

A.YA

(50)

10. Apakah Anda pernah mencat rambut Anda ?

A.YA

B. TIDAK

11. Jika Ya, berapa kali Anda mencat rambut Anda ?

A.1x3 bulan

B. 1x6 bulan

C.1x1 tahun

D.1x2 tahun

E. Lainnya...

12. Penggunaan flat iron dimulai dari suhu ? A.Suhu rendah (dingin) ke suhu tinggi (panas)

B. Suhu tinggi (panas) ke suhu rendah (dingin)

C.Lainnya...

13. Pada keadaan rambut apa Anda menggunakan flat iron ? A.Rambut kering

B. Rambut basah

C.Lainnya...

14. Apakah Anda suka gonta-ganti shampoo?

A. YA

(51)

Nama : Vriancha Admira Putri

NIM : 120100001

Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 17 Januari 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Setia Budi Komplek Taman Setia Budi Indah 1 Blok G No. 14 Medan

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Email : vrianchaadmira@yahooo.com Riwayat Pendidikan :

1. TK Harapan 1 Medan 1999 – 2000

2. SD Harapan 1 Medan 2000 – 2006

3. SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2006 – 2009 4. SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2009 – 2012 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012 – sekarang Riwayat Organisasi :

1. Anggota Departemen Minat dan Bakat PEMA FK USU 2012/2013 2. Anggota Seksi Bola Basket PORSENI FK USU 2013

3. Sekretaris SOTR FK USU 2013

4. Anggota Divisi Hubungan Masyarakat SCORA PEMA FK USU 2014/2015

(52)

Valid ya 51 53.1 53.1 53.1

tidak 45 46.9 46.9 100.0

Total 96 100.0 100.0

USIA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 18 1 1.0 1.0 1.0

19 2 2.1 2.1 3.1

20 31 32.3 32.3 35.4

21 55 57.3 57.3 92.7

22 7 7.3 7.3 100.0

Total 96 100.0 100.0

WAKTU KERONTOKAN RAMBUT * FLAT IRON Crosstabulation

FLAT IRON

Total ya tidak

WAKTU KERONTOKAN

RAMBUT

1minggu-1bulan Count 30 0 30

% of Total 31.3% 0.0% 31.3%

1bulan-3bulan Count 11 0 11

% of Total 11.5% 0.0% 11.5%

3bulan-6bulan Count 5 0 5

% of Total 5.2% 0.0% 5.2%

6bulan-1tahun Count 9 0 9

% of Total 9.4% 0.0% 9.4%

tidak memakai Count 0 41 41

% of Total 0.0% 42.7% 42.7%

Total Count 55 41 96

(53)

PENGGUNAAN FLAT IRON % of Total 37.5% 0.0% 37.5%

<2minggu Count 19 0 19

% of Total 19.8% 0.0% 19.8%

tidak memakai Count 0 41 41

% of Total 0.0% 42.7% 42.7%

Total Count 55 41 96

% of Total 57.3% 42.7% 100.0%

RONTOK * FLAT IRON Crosstabulation

FLAT IRON

Total ya tidak

RONTOK ya Count 39 12 51

Expected Count 29.2 21.8 51.0

% within FLAT IRON 70.9% 29.3% 53.1%

tidak Count 16 29 45

Expected Count 25.8 19.2 45.0

% within FLAT IRON 29.1% 70.7% 46.9%

Total Count 55 41 96

Expected Count 55.0 41.0 96.0

% within FLAT IRON 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 16.356a 1 .000

Continuity Correctionb 14.726 1 .000

Likelihood Ratio 16.811 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association 16.185 1 .000

N of Valid Cases 96

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.22.

(54)
(55)

Jl. Dr. Mansur No. 5 Medan 20155 - INDONESIA Telp. +61 -8210555; Fax.

+$l-92162U

Nomor

:

247 1UN5.2.1.1.3/SPB12A15 Lamp.

:-Hal

:EthicalClearence

Kepada Yth :

Ketua Komite Etik Kedokteran Fakultas Kedokteran USU

di-Tempat

Medan, 30 Juni 2015

Dengan hormat,

Bersama

ini kami

sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester Vl Angkatan Tahun 2012yang telah mengikuti Ujian Seminar Proposaldi bawah ini:

Nama NIM Judul

Dosen Pembimbing

:

VRIANCHA ADMIRA PUTRI

:

120100001

:

Hubungan Pemakaian

Alat Pelurus Rambut

(Flat iron) dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk2012

:

dr. Sufitni, M.Kes, SpPA

Dengan ini memohon Ethical Clearence untuk usulan Proposaltersebut diatas.

Demikianlah surat ini kami sampaikan, atias kerjasama yang baik diucapkan terima kasih,

arhat, M. Ked{ORL-H NS}, SpTHT-KL{K) 19700316 200212 1 CI02

(56)

Tel: +62-61-8211045;8210555 Fax: +62-61-8216264,E-mail: komet_fkusu@yahoo.com

FORMT]LIR ISIAN OLEH

PENTELITI

Nama lengkap anda:

VRIAIICHA ADMIRA PUTRI

Jl. Setia Budi KomplekTaman Setia Budi Indah

I

blok G No. 14 Medan

0812608142 lfu rianehaadmira@yahoo.com

Alamat lain yang dapat dihubungi :

Nama lnstitusi Anda (tulis beserta alamatrya) :

X'akultas Kedolrteran Universitas Sumatera Utara, JL Dr. MansyurNo.

050 Medan

Telp/FaxAlPlE-maiUlain-lain :

wianchaadmira@yahoo.com

DAFTAR PERTANYAAN :

1.

Subyek yang digunakan pada penelitian Anda :

I penderita

fJ

Non

Penderita

I

Hewan

Jumlah Subyek yang digunakan dalam penelitian Anda : 96 (orang)

Keterangan : Mahasiswi FK USU stambuk ZDl2yangmemakai alat pelurus rambut fflat bon)

4.

Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini (pekiraan) untuk setiap subjek: 10-15 (menit)

2.

a J.

Judul Penelitian:

(57)

kalangan remaia khu$usnva mahasiswi

FK

USU staqbuk 2012 dan dampak nvatanva adalah kerontokan rambut. Makn

dari

itu

peneliti tgrtarik untuk

melakukan penelitian ini.

6.

Apakah masalah etik menurut Anda dapat te{adi pada penelitian Anda ini

:

r

Tidak ada masalah etik vanq ilunekin dapat timPul,pada penelitian ini karena kerahasiaan informasi diiamin oleh peneliti.

7.

Jika subjeknya manusia, apakah percobaan terhadap hewan sudah perna\ dilakukan?

Jika tidak , sebutkan alasan mengapa langsung dilakukan terhadapa manusia.( berikan

argumentasi anda secara jelas dan mudah dimengerti).

,

, '

,Penelitian

ini

hanva mensambil informasi tentans'kerontokan rambut yang

"

teriadi

akilat

penesunaan

/raf iro4

vang sudah biasa dilakukan manusia

(mahasiswil sehineqa tidak dilakTkan laei percobaan pada hewan coba.

8.

Prosedur pelaksanaan penelitian atau percobaan(frekwensi, interval, dan jumlah total

segala tindakan invasif yang dilakukan, dosis dan cara penggunaan obat, isotop,

radiasi atau tindakan lainnya)sebutkan !

Prosedur penelitian

ini

adalah dengan cara memberikan ,kuesioner kqpada

mahasiswi FK USV stambuk 2012.

9.

Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan cara

yang digunakan guna pencegahannya (disebutkan jenis bahayanya).

Tidak ada bahava vans mu+gkin daoat teriadi.

10. Pengalaman terdahulu sebelum atau sesudah penelitian dari tindakan yang akan

dilakukan (baik sendiri ataupun perorangan)

Belum oernah dilakukan penplitian sebelumnva.

11. Jika penelitian dilaksanakan pada orang sakit, sebutkan apa kegunaan bagi si sakit,

dan bagaimanapula kompensasiyang diberikan jika terjadi kerugian padajiwanya.

Pe-nelitian

ini

melihqt efek kerontokan rambqt pada penegunaan /tal iro4, iikn

terdapat hubungan yang nositif terhadap kerontokan rambut. maka data dapat

diiadikan ruiukap basi penssuna flal iron untuk meneuransi pensgunaan ftct

iron

12. B agaimana cara memil ih penderita dan sukarel aw an y ang sehat?

(58)

subiek dan memberikan informasi hasil penelitian yans valid setelah

nenelitian selesai dilakukan.

14. Sejauh mana hubungan antara subjek manusia yang diteliti dengan peneliti? (ceHist yangbenar) :

a. Hubungan dokter * pasien

b. Hubungan guru * murid

c. F{ubungan majikan - anak buah d. Mitra

e. Keluarga f. Lain-lain

l5.Jelaskan cara pencatatan selama penelitian terrrasuk efek samping dan komplikasinya bila ada!

Data kuesioner akan dimasukkan ke dalam tabel dan dianalisis densan SPSS.

16. Jelaskan cara memberitahu dan murgajak subjek (lampiran contoh srnat persetujuan penderita)! Bila memberitahukan dan kesediannya secara lisan, tulisan atau karena sesuatu hal penderita tidak dapat diminta pernyataan ataupun persetujuannya, beri pula alasan untuk itu.

Pengambilan data dilalarkan dengan cara wawancara langsung kepada resnonden denqan menggunakan kuesioner dan sampel adnlah mahasiswi kedokteran vang dapat dimintai nernvataan dan persefuiuannva.

17. Apakah subjek diansuransikan? (pilih salah satu) a. Ya

b. Tidak

Medan,4 Juli 2015 Menggtahui, Dosen PBulbirubine KTI

,ll+al

w

l.--Menyatakan :

Peneliti Utama

(59)

'lzoaoooox-lL llr.

ilrnwr

ts

I

tdan 201[i

-

ldonmh

Tel: +62€12110i6;

E210555 Fax

*62

1*216264

E+nail:

ko misieti kfkusu@yahaoo. com

PERSETUJUAIY KOMISI ETIK TENTAI\IG

PELAKSANAA}I PENELITIAN BIDANG KESEHATAI\I

Norner: 37|IKOMET IFK U$U /2915

Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas

KedokGran Universitas Sumatera Utarao setelah dilaksanakan pernbahasan dan penilaian usulan penelitian yang berjudul :

*Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (FIat lrcn)

Ilengrn Kejadirnn Rambut Rontok Pada Mthesilsrili FK USU $tnrnbuk 2O12"

Yang

menggunakan

manusia

sebagai subjek penelitian dengan ketua Pelaksana/Peneliti Utama: Vriancha Admira Putri

Dari Institusi : Fakultas Kedokteran USU

Dapat disetujui pelaksanaannya selama tidak bertentangan dengan kaidah neuremberg code dan d*larasi helsinki.

Medan, 24 Agustus 2015

Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(60)

FAIilIL'TAS KFDOKTERAN

Jalan dr. T. Mansur No. 5 Kampus USU Medan 20155

Telp. (061) 821'1045,8210555 Fax. (061) 8216264,e-mail: dean.med@usu.ac.id

No Lamp Hal

:

loZ(

ruN5.2.1.r/sPts/2or 5

, trin P"o"titaian

Medan"l/ Septernber 201 5

Kepada Yth:

Dekan Fakultas Kedokteran USU di

Tempat

Dengan homrat, berkenaan dengan kegiatan Karya Tulis Ilmiatr (KTD Mahasiswa Fakultas

Kedokteran USU Angkatm2012, maka kami mohon kepada Mahasiswa tersebut di bawalr

ini:

Nama

: VRIANCHA ADMIRA PUTRI

NIM

: 120100001

ruDUL

: Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat iron) dengan Kejadian

Rambut Rontok Pada Malrasiswi Fakultas Kedokteran USU Stambuk

2012

Dapat diberi izin Penelitian di Institusi yang BapakAbu Pimpin, dalam rangka pengumpulan

data untuk penulisan KTI tersebut.

(61)

“Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”

Besar biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini sebesar

Rp 427.000,00 dengan rincian sebagai berikut:

1. Biaya pembuatan proposal Rp 100.000,00

2. Biaya pencetakan lembar penjelasan, lembar Rp 100.000,00

persetujuan dan kuesioner

3. Biaya CD RW Rp 7.000,00

4. Biaya fotocopy Rp 20.000,00

5. Biaya souvenir untuk responden Rp 200.000,00

Total Rp 427.000,00

Anggaran biaya ditanggung oleh peneliti sendiri.

Peneliti

(62)

2 SM 21 tidak tidak

3 RSTKM 21 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun

4 PNN 20 tidak tidak

5 JEG 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

6 DFRJB 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan

7 MJ 19 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

8 RH 20 tidak tidak

9 SM 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

10 T 20 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

11 TMS 21 tidak ya

12 VAG 21 ya ya <2minggu 3bulan-6bulan

13 MS 21 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan

14 AY 21 ya ya <2minggu 1bulan-3bulan

15 YCP 20 tidak tidak

16 S 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan

17 MAW 20 ya tidak ≥2minggu 3bulan-6bulan

18 ANS 22 tidak tidak

19 PIGM 22 tidak tidak

20 MC 18 tidak tidak

21 MRU 21 tidak tidak

22 RS 21 ya tidak <2minggu 1bulan-3bulan

23 HP 21 tidak tidak

24 SV 21 tidak tidak

25 BA 20

Gambar

Tabel 2.1: Struktur Rambut
Tabel 2.2: Siklus Rambut
Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Kerontokan Rambut
Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
+2

Referensi

Dokumen terkait

antara stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi FK USU tahun masuk 2012. yang sedang menyusun dan mempersiapkan Karya

HUBUNGAN PENCAHAYAAN DAN JARAK PANDANG KE LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN PENURUNAN TAJAM PENGLIHATAN.. PADA STAMBUK 2012 DI FAKULTAS

Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswa FK USU angkatan

Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan konsumsi susu dengan kejadian akne vulgaris pada mahasiswa FK USU angkatan 2011 – 2013.. Konsumsi susu

Tingkat Tindakan Pencegahan Mahasiswa FK USU angkatan 2012, 2013, 2014 tentang Blepharoptosis Akibat Pemakaian Lensa Kontak ... Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan