Oleh:
VRIANCHA ADMIRA PUTRI 120100001
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”
Oleh:
VRIANCHA ADMIRA PUTRI NIM: 120100001
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah dengan Judul :
Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian
Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012
Yang dipersiapkan oleh:
VRIANCHA ADMIRA PUTRI
120100001
Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui.
Medan, 10 Desember 2015 Disetujui,
Dosen Pembimbing,
(dr. Sufitni, M.Kes, Sp.PA)
ABSTRAK
Meluruskan rambut merupakan cara mudah untuk mengubah tampilan rambut. Namun, penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko kerontokan rambut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan terjadinya kerontokan rambut. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU stambuk 2012, dan melibatkan 96 mahasiswi dengan metode consecutive sampling.
Pada 96 mahasiswi, 55 orang (57,3%) diantaranya melakukan pelurusan rambut dengan flat iron dan 41 orang (42,7%) lainnya tidak melakukan pelurusan rambut dengan flat iron. Dari 55 orang yang melakukan pelurusan rambut, didapati 39 orang (70,9%) mengalami kerontokan rambut dan 16 orang (29,1%) yang lain tidak mengalaminya. Yang paling banyak mengalami kerontokan rambut adalah mahasiswi yang melakukan pelurusan rambut dengan flat iron
dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, yaitu sebanyak 36 orang (65,5%), dan <2 kali/minggu, yaitu sebanyak 19 orang (34,5%).
Uji chi-square menunjukkan nilai p<0.05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelurusan rambut dengan flat iron
dengan terjadinya rambut rontok.
Kata kunci: Flat iron, Kerontokan rambut
ABSTRACT
Hair straightening is an easy way to change hair shape. But, over treating of hair such as coloring, curling, and straightening of hair can cause hair follicle becomes weak and can cause the damage of hair structure which can increase of hair moult.
The aim of our study is to know the relationship between hair straightening by using flat iron and the hair moult. This study was done in Fakultas Kedokteran USU, from 2012 students, and there were 96 respondents taken by using consecutive sampling technique.
From 96 respondents, 55 respondents (57,3%) of them have done hair straightening by using flat iron and 41 respondents (42,7%) didn’t do it. From 55 respondents who have done hair straightening by using flat iron, there were 39 respondents (70,9%) was caused effluvium (hair moult), and 16 respondents
(29,1%) weren’t happened of it. The most happened of effluvium (hair moult)
were done hair straightening by using flat iron with frequency ≥2 times/week, that
is counted 36 respondents (65,5%), and at least were done hair straightening by using flat iron with frequency <2 times/week that is counted 19 respondents (34,5%).
Chi-square test show p-value<0.05. So, it can be concluded that there is significant association between hair straightening by using flat iron with the happening of effluvium (hair moult).
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012, yang merupakan salah satu syarat kelulusan pendidikan sarjana kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan masukan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
2. dr. Sufitni, M.Kes, Sp.PA selaku dosen pembimbing penulis atas kesabaran, waktu, dan masukan-masukan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
3. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama perkuliahan hingga penyelesaian studi dan juga penulisan karya tulis ilmiah ini.
4. Orang tua penulis yang telah membesarkan dengan penuh kasih sayang dan tiada bosan-bosannya mendoakan serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
5. Abang dan adik saya yang memberikan nasihat-nasihat, dukungan materi dan moril, bagi penulis dalam menjalani pendidikan selama ini.
7. Rekan satu dosen pembimbing yaitu Wilson dan Thilageswary yang telah saling membantu dan memberikan masukan terhadap Karya Tulis Ilmiah masing-masing.
8. Teman-teman angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan dan saran selama pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk meningkatkan kemajuan dan kualitas penelitian ini.
Akhir kata penulis mengharapkan agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua orang dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya di bidang kedokteran.
Medan, 08 Desember 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL....ix
DAFTAR SINGKATAN...x
DAFTAR LAMPIRAN...xi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 3
1.3.Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1. Tujuan Umum ... 3
1.3.2. Tujuan Khusus ... 3
1.4.Manfaat Penelitian ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1.Rambut ... 4
2.1.1. Anatomi Rambut ... 4
2.1.2. Fisiologi Rambut ... 5
2.1.3. Siklus Aktivitas Folikel Rambut ... 6
2.1.4. Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut ... 7
2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut ... 8
2.2.Kerontokan Rambut ... 11
2.2.2. Etiologi dan Patogenesis ... 11
2.2.3. Klasifikasi ... 12
2.3.Flat Iron Sebagai Alat Pelurus Rambut ... 12
2.4.Efek Penggunaan Flat Iron Terhadap Kerontokan Rambut ... 13
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL ... 15
3.1.Kerangka Konsep ... 15
3.2.Definisi Operasional ... 15
3.2.1.Variabel Independen ... 15
3.2.2.Variabel Dependen ... 16
BAB 4 METODE PENELITIAN ... 17
4.1.Jenis Penelitian ... 17
4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
4.3.Populasi dan Sampel ... 17
4.3.1. Populasi ... 17
4.3.2. Sampel ... 17
4.4.Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 18
4.4.1. Kriteria inklusi ... 18
4.4.2. Kriteria eksklusi ... 18
4.5.Teknik Pengumpulan Data ... 19
4.6.Pengolahan dan Analisa Data ... 19
BAB 5 HASIL PENELITIAN ... 20
5.1.Hasil Penelitian ... 20
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 20
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Kerontokan Rambut ... 20
5.1.3.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ...20
5.1.3.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemakaian Flat Iron ...20
5.1.3.3.Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Kerontokan Rambut Setelah Pemakaian Flat Iron ...21
5.1.4. Hubungan Pelurusan Rambut Menggunakan Flat Iron Dengan Kejadian Rambut Rontok ... 22
5.2.Pembahasan ... 23
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 25
6.1.Kesimpulan ... 25
6.2.Saran ... 25
DAFTAR PUSTAKA ... 26
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Struktur Rambut ... 5
Tabel 2.2. Siklus Rambut ... 7
Tabel 5.1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Kerontokan Rambut ... 20
Tabel 5.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Usia ... 21
Tabel 5.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Pemakaian Flat Iron ... 21
Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Kerontokan Rambut Setelah Penggunaan Flat Iron ... 22
DAFTAR SINGKATAN
AAD American Academy of Dermatology
bFGF basic Fibroblast Growth Factor
EGF Epidermal Growth Factor
FGF Fibroblast Growth Factor
GF Growth Factor
IGF-1 Insuline-like Growth Factor
IL-1 Interleukin-1
IL-4 Interleukin-4
KGF Keratinocyte Growth Factor
PDGF Platelet Derived Growth Factor
TGF-alfa Transforming Growth Factor-alfa
TGF-beta Transforming Growth Factor-beta
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Penjelasan
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan (INFORMED CONSENT) Lampiran 3 Kuesioner Tingkat Stres
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 6 Hasil Analisa Data Output SPSS
Lampiran 7 Surat Pengantar Permohonan Ethical Clearence Lampiran 8 Formulir Isian Ethical Clearence
Lampiran 9 Surat Persetujuan Komisi Etik
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian di Fakultas Kedokteran USU Lampiran 11 Rincian Biaya
Lampiran 12 Data Induk
ABSTRAK
Meluruskan rambut merupakan cara mudah untuk mengubah tampilan rambut. Namun, penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko kerontokan rambut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan terjadinya kerontokan rambut. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU stambuk 2012, dan melibatkan 96 mahasiswi dengan metode consecutive sampling.
Pada 96 mahasiswi, 55 orang (57,3%) diantaranya melakukan pelurusan rambut dengan flat iron dan 41 orang (42,7%) lainnya tidak melakukan pelurusan rambut dengan flat iron. Dari 55 orang yang melakukan pelurusan rambut, didapati 39 orang (70,9%) mengalami kerontokan rambut dan 16 orang (29,1%) yang lain tidak mengalaminya. Yang paling banyak mengalami kerontokan rambut adalah mahasiswi yang melakukan pelurusan rambut dengan flat iron
dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, yaitu sebanyak 36 orang (65,5%), dan <2 kali/minggu, yaitu sebanyak 19 orang (34,5%).
Uji chi-square menunjukkan nilai p<0.05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pelurusan rambut dengan flat iron
dengan terjadinya rambut rontok.
Kata kunci: Flat iron, Kerontokan rambut
ABSTRACT
Hair straightening is an easy way to change hair shape. But, over treating of hair such as coloring, curling, and straightening of hair can cause hair follicle becomes weak and can cause the damage of hair structure which can increase of hair moult.
The aim of our study is to know the relationship between hair straightening by using flat iron and the hair moult. This study was done in Fakultas Kedokteran USU, from 2012 students, and there were 96 respondents taken by using consecutive sampling technique.
From 96 respondents, 55 respondents (57,3%) of them have done hair straightening by using flat iron and 41 respondents (42,7%) didn’t do it. From 55 respondents who have done hair straightening by using flat iron, there were 39 respondents (70,9%) was caused effluvium (hair moult), and 16 respondents
(29,1%) weren’t happened of it. The most happened of effluvium (hair moult)
were done hair straightening by using flat iron with frequency ≥2 times/week, that
is counted 36 respondents (65,5%), and at least were done hair straightening by using flat iron with frequency <2 times/week that is counted 19 respondents (34,5%).
Chi-square test show p-value<0.05. So, it can be concluded that there is significant association between hair straightening by using flat iron with the happening of effluvium (hair moult).
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelurusan rambut adalah teknik styling rambut yang digunakan sejak tahun 1980 yang melibatkan perataan dan pelurusan rambut untuk memberikan efek halus dan mengkilat (Makarizo, 2014). Meluruskan rambut merupakan cara mudah untuk mengubah tampilan rambut. Hal ini menjadi wajar, apabila mayoritas kaum perempuan lebih menyukai rambut lurus. Saat ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan rambut lurus. Proses pelurusan rambut permanen sering disebut rebonding atau smoothing. Sedangkan beberapa shampoo,
conditioner, dan gel rambut hanya dapat membuat rambut lurus sementara.Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan flat iron (pelurus rambut), yaitu alat yang digunakan untuk mengubah struktur rambut menggunakan bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan tatanan rambut yang diinginkan (Kompasiana, 2014).
Menurut hair stylist, Anton Kantinus, di pasaran memang banyak dijual berbagai jenis flat iron, mulai dari harga yang murah hingga yang mahal. Fungsi
flat iron sebenarnya adalah sebagai styling. Dengan menggunakan flat iron, tatanan rambut akan menjadi lebih rapi dan halus (Kompasiana, 2014).
Pada survey awal yang dilakukan peniliti di 5 salon yang berbeda di Kota Medan, didapati pelurusan rambut menggunakan flat iron cendrung lebih sering dibandingkan pelurusan rambut dengan teknik rebonding ataupun smoothing.
Sekitar 8 orang per hari atau 56 orang per minggu melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron di salon. Sedangkan pelurusan rambut dengan teknik
rebonding ataupun smoothing hanya dilakukan sekitar 2 orang per minggu.
Namun, pemakaian flat iron tentu tidak boleh sembarangan. Sebab, paparan panas secara terus-menerus pada rambut dapat merusak rambut. Hal ini dibenarkan oleh Anton. Ia mengatakan, meluruskan rambut dengan menggunakan flat iron
digunakan dengan cara yang tepat, meluruskan rambut setiap hari akan merusak rambut, seperti rambut akan mudah rontok. Hal ini terjadi karena penarikan yang terlalu kuat dan berulang-ulang sehingga kekuatan akar rambut menjadi rapuh. Selain itu, paparan panas dari flat iron terus-menerus tanpa pelindung dapat menyebabkan rambut menjadi kering jika suhu yang digunakan terlalu tinggi (Kompasiana, 2014).
Rambut sebenarnya bukan merupakan alat vital bagi kehidupan manusia karena manusia dapat hidup tanpa rambut di badannya, namun jelas bahwa rambut mempunyai peran dalam fungsi proteksi kulit terhadap keadaan lingkungan yang merugikan. Fungsi rambut yang paling penting adalah untuk menunjang penampilan seseorang. Telah lama dikenal ungkapan rambut adalah mahkota kecantikan yang menandakan betapa pentingnya rambut bagi peran seseorang dalam lingkungannya (Wasitaatmadja, 1997).
Penataan rambut yang berlebihan seperti mewarnai, mengeriting, dan meluruskan rambut akan membuat folikel rambut menjadi lemah dan akan menyebabkan kerusakan pada struktur rambut sehingga meningkatkan resiko kerontokan rambut (Lana, 2011). Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut terminal dalam bentuk apapun dan dimanapun asal mula terjadinya yang berkisar lebih dari 100 helai per hari (Brown, Robin Grahan dan Tony Burns, 2002). Lebih dari 50% wanita mengalami kerontokan rambut di kehidupannya (AAFP, 2009). Kerontokan rambut dapat dibagi menjadi telogen effluvium, anagen effluvium,
kerontokan rambut kongenital, kerontokan rambut akibat kelainan batang rambut, kerontokan rambut akibat trauma, kerontokan rambut akibat obat, dan kerontokan rambut akibat gangguan hormonal (Soepardiman, 2008).
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh flat iron (pelurus rambut) terhadap kerontokan rambut seseorang?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh flat iron (pelurus rambut) terhadap terjadinya rambut rontok.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengetahui proporsi mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang menggunakan flat iron (pelurus rambut).
2. Mengetahui jumlah mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang mengalami kerontokan rambut akibat penggunaan flat iron (pelurus rambut).
3. Mengetahui hubungan pemakaian alat pelurus rambut (flat iron)dengan kejadian rambut rontok pada seseorang.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian kesehatan khususnya tentang kerontokan rambut.
2. Menambah pengetahuan dan informasi kepada semua orang tentang efek yang ditimbulkan dari pemakaian flat iron (pelurus rambut).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rambut
2.1.1. Anatomi Rambut
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Jenis rambut pada manusia dapat digolongkan menjadi 2 jenis:
1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis, dengan diameter rambut >0,03mm.
2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir di seluruh tubuh. Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut kecil yang ada di lapisan dermis, dengan diameter rambut < 3mm (Soepardiman, 2008).
Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut:
a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang meliputi:
1). Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring dalam kulit.
2). Umbi rambut (bulbus pili), yaitu bagian terbawah akar rambut yang mengalami pelebaran. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah yang terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat dan berperan dalam pembentukan batang rambut. Dasar umbi rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada matriks rambut (Kusumadewi; Brown dan Burns).
memanjang dan saling berdekatan; dan medulla (sumsum rambut), terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan rongga udara. Rambut velus tidak memiliki medula (Soepardiman, 2008).
c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal dari batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-otot ini dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan rambut bila kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional (Kusumadewi; Brown dan Burns).
Tabel 2.1: Struktur Rambut
Struktur Isi Lokasi
Infundibulum - Epidermis
Papilla dermis Masenkima embrionik -
Itsmus Keratinisasi krithilemma Dermis
Kandung akar dalam Trikohialin, sitrulin -
Medulla Trikohialin, sitrulin -
Bulb - Subcutis
Sumber: (Jaffer dan Qureshi)
2.1.2. Fisiologi Rambut
1. Pengaturan Suhu Badan
Rambut pada manusia memiliki fungsi yang beraneka ragam, salah satunya ialah sebagai pengaturan suhu tubuh. Rambut yang menutupi kulit dapat mengurangi kehilangan panas dari tubuh. Dalam kondisi yang dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Apabila dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya (M. Ridwan).
2. Fungsi Sebagai Alat Perasa
terhadap rangsangan sentuhan. Pada beberapa spesies yang lebih rendah, fungsi ini mungkin lebih disempurnakan. Sebagai contoh, sungut kucing sangat peka dalam hal ini. Peran rambut yang lebih penting pada hewan-hewan rendah adalah konservasi panas, tetapi fungsi ini tidak begitu bermakna bagi manusia yang relative tidak berbulu (Sherwood, 2001).
2.1.3. Siklus Aktivitas Folikel Rambut
Setelah pembentukan folikel rambut dan rambut, perkembangan folikel rambut selanjutnya akan berhenti pada bulan ke-5 kehamilan. Folikel mengalami involusi memasuki fase katagen, dimana papilla dermis akan mengalami regresi dan akhirnya folikel memasuki fase istirahat. Sampai saat ini belum diketahui mengapa papila dermis yang telah terbentuk harus mengalami regresi terlebih dahulu dan kemudian mengalami aktivasi kembali (Erdina H.D, 2002).
Siklus pertumbuhan folikel rambut adalah demikian. Sejak pertama kali terbentuk folikel rambut mengalami siklus pertumbuhan yang berulang. Fase pertumbuhan dan fase istirahat bervariasi berdasarkan umur dan regio tempat rambut tersebut tumbuh dan juga dipengaruhi faktor fisiologis maupun patologis. Siklus pertumbuhan yang normal adalah masa anagen, masa katagen, dan masa telogen (Soepardiman, 2008).
1. Masa anagen: sel-sel matriks melalui mitosis membentuk sel-sel baru mendorong sel-sel tanduk yang lebih tua ke atas. Aktivitas ini lamanya 2-6 tahun (Soepardiman, 2008).
2. Masa katagen: masa peralihan yang didahului oleh penebalan jaringan ikat di sekitar folikel rambut, disusul oleh penebalan dan mengeriputnya selaput hialin. Bagian tengah akar rambut menyempit dan bagian dibawahnya melebar dan mengalami pertandukan sehingga terbentuk gada (club). Masa peralihan ini berlangsung 2-3 minggu (Soepardiman, 2008).
Lama masa anagen adalah berkisar 1000 hari, sedang masa telogen sekitar 100 hari sehingga perbandingan rambut anagen dan telogen berkisar antara 9:1. Jumlah folikel rambut pada kepala manusia sekitar 100.000, rambut pirang dan merah jumlahnya lebih sedikit dari rambut hitam. Jumlah rambut yang rontok per hari 100 helai. Densitas folikel rambut pada bayi 1135/cm2 dan berkurang menjadi 615/cm2 pada umur tiga puluhan, karena meluasnya permukaan kulit. Pada umur 50 tahunan ada pengurangan beberapa folikel sehingga jumlah menjadi 485/cm2. Untuk mengetahui jumlah rambut anagen dan telogen diperiksa rasio rambut anagen terhadap telogen yang disebut trikogram, sedikitnya 50 helai rambut halus dicabut dan diperiksa untuk menghindari deviasi standar yang tinggi. Jumlah rambut anagen pada wanita + 85% dan laki-laki 83% dan jumlah rambut telogen pada wanita 11% dan laki-laki 15% (Soepardiman, 2008).
Tabel 2.2: Siklus Rambut
Sumber: (Jaffer dan Qureshi)
2.1.4. Pengaturan dan Siklus Pertumbuhan Rambut
Pertumbuhan dan perkembangan folikel rambut dipengaruhi oleh beberapa sitokin dan growh factor (GF) yang diproduksi oleh sel papilla dermis. Substansi ini memulai dan mengontrol epitel intrafolikular dan interaksi mesenkimal. Juga mempengaruhi proliferasi dan diferensiasi sel matriks folikel rambut dengan mengeluarkan sinyal spesifik yang menginduksi berbagai stadium siklus rambut. Molekul bioaktif tersebut antara lain interleukin-1 alfa, FGF, EGF, KGF, substansi P, IGF-1, hormone tiroid, paratiroid, dan androgen. Aktivitas sel papilla dermis sendiri dikontrol oleh substansi yang diproduksi oleh lapisan spinosum sarung akar luar dan hormon. Beberapa peptida yang dihasilkan lapisan spinosum dan mempengaruhi papilla dermis antara lain basic fibroblast growth factor (bFGF),
Fase Masa
Anagen 3 tahun, 84% kulit kepala
Telogen 3 bulan, 14% kulit kepala
platelet derived growth factor (PDGF), dan transforming growth factor beta (TGF-beta) (Erdina H.D, 2002).
Berbagai macam molekul sinyal yang mengontrol siklus rambut tersebut digolongkan ke dalam 3 kelompok:
1. Memulai fase anagen, IGF 1, bFGF, EGF, VEGF, TGF-alfa yang merupakan faktor mitogenik kuat untuk keratinosit dan sel endotel.
2. Mempertahankan folikel anagen matang, IGF 1, VEGF, yang menstimulasi proliferasi vaskularisasi dan proses diferensiasi.
3. Menginduksi fase katagen dan degradasi folikel rambut, IL 1, IL 4, TNF-alfa, TNF-beta, merupakan sitokin pro-apoptotic dan penghambat pertumbuhan (Erdina H.D, 2002).
2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan rambut adalah sebagai berikut:
2.1.5.1. Keadaan Fisiologik
1. Hormon
2. Nutrisi
Malnutrisi berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama malnutrisi protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya kehilangan pigmen setempat sehingga rambut tampak berbagai warna. Kekurangan vitamin B12, asam folat, asam animo, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan zat besi juga dapat menyebabkan kerontokan rambut (Soepardiman, 2008).
3. Kehamilan
Pada kehamilan muda, yaitu tiga bulan pertama, jumlah rambut telogen masih dalam batas normal, tetapi pada kehamilan tua menurun sampai 10% (Kusumadewi, dkk).
4. Masa baligh
Pada masa ini terjadi peningkatan kadar hormon seks. Ini berakibat pertumbuhan rambut ketiak dan rambut kemaluan, tetapi rambut kepala justru akan rontok (Kusumadewi, dkk).
5. Kelahiran
Dalam masa 3 bulan setelah melahirkan folikel-folikel rambut kepala sang ibu dengan cepat beralih ke fase telogen, sehingga selama masa ini dijumpai nilai telogen 35% (Kusumadewi, dkk).
6. Masa baru lahir
Jika rambut janin dalam rahim seluruhnya berada dalam fase anagen, maka beberapa minggu setelah bayi lahir akan tampak kerontokan rambut, yang disusul dengan pertumbuhan rambut baru selama tahun pertama dan kedua kehidupannya (Kusumadewi, dkk).
7. Masa menjadi tua
mengalami atrofi, fase pertumbuhan bertambah singkat, rambut lepas lebih cepat dan densitas rambut juga berkurang (Erdina H.D, 2002).
8. Vaskularisasi
Vaskularisasi dapat mempengaruhi pertumbuhan rambut, namun bukan merupakan penyebab primer dari gangguan pertumbuhan rambut, karena destruksi bagian 2/3 bawah folikel sudah berlangsung sebelum susunan pembuluh darah mengalami perubahan (Pieter).
2.1.5.2. Keadaan Patologik
1. Peradangan sistemik atau setempat
Kuman lepra yang menyerang kulit akan menyebabkan kulit menjadi atrofi dan folikel rambut rusak, akan terjadi kerontokan rambut pada alis mata dan bulu mata (madarosis). Pada penyakit eritematosis sifilis stadium II dapat menyebabkan rambut menipis secara rata maupun setempat secara tidak rata sehingga disebut
moth eaten appearance. Infeksi jamur di kulit kepala dan rambut akan menyebabkan kerontokan, maupun kerusakan batang rambut (Soepardiman, 2008).
2. Obat
Setiap obat menghalangi pembentukan batang rambut dapat menyebabkan kerontokan, umunya obat antineoplasma misalnya bleomisin, endoksan, vinkristin, dan obat antimitotik, misalnya kolkisin. Obat antikoagulan heparin atau kumarin dapat mempercepat terjadinya folikel anagen ke dalam fase telogen dalam jumlah besar, sehingga menyebabkan effluvium telogen. Logam berat yang akan terikat pada grup sulfhidril dalam keratin anatara lain talium, merkuri dan arsen (Soepardiman, 2008; Pieter).
3. Mekanis
4. Kelainan endokrin
Kelainan endokrin dapat mempengaruhi fisiologi folikel rambut, menambah atau mengurangi produksi rambut. Hipotiroidisme dapat menyebabkan mengecilnya diameter rambut dan meningkatkan kerontokan rambut (Erdina H.D, 2002; Pieter).
5. Penyakit kronis
Kerontokan rambut tidak selalu didapatkan pada penyakit kronis, kecuali terdapat kekurangan protein dalam jumlah besar (Pieter).
2.2. Kerontokan Rambut
2.2.1. Definisi
Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut yang berkisar lebih kurang 100 helai per hari. Dapat terjadi difus atau setempat (lokal). Kelainan setempat dapat berupa unifokal atau multifokal. Bila kerontokan ini berlanjut dapat terjadi kebotakan (alopesia) (Soepardiman, 2008).
2.2.2. Etiologi dan Patogenesis
Klasifikasi etiopatogenesis kerontokan rambut dapat membantu menentukan jenis kerontokan rambut:
1. Kegagalan pertumbuhan rambut, umumnya disebabkan oleh karena dysplasia ektodermal akibat gangguan genetik.
2. Abnormalitas batang rambut: a). instrinsic hair breakage dan b). unruly hair, dapat terjadi secara kongenital akibat kelainan metabolik atau didapat akibat kerusakan mekanik atau kimia.
3. Abnormalitas siklus rambut (jumlah rambut yang lepas meningkat), dapat menyebabkan effluvium telogen, effluvium anagen, dan alopesia areata.
2.2.3. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, klasifikasi kerontokan rambut dapat dibagi menjadi: congenital, kelainan siklus pertumbuhan rambut, kelainan batang rambut, obat, gangguan hormonal, trauma, infeksi, dan penyakit dengan proses destruktif (Pieter).
Kerontokan rambut akibat trauma
Secara umum, kerontokan rambut atau alopesia yang disebabkan oleh trauma mekanis dapat dibagi menjadi 3 tipe, trauma, tekanan, dan tarikan.
a. Alopesia traumatik
Kerontokan rambut sampai alopesia akibat trauma memiliki daerah yang berbatas tegas dan merupakan penyebab tersering alopesia sikatrisial.
b. Alopesia karena tekanan
Tekanan yang lama, misalnya pada pasien yang berbaring lama dapat menyebabkan iskemia, nekrosis, dan ulserasi di kulit kepala. Keadaan ini mengakibatkan kerontokan rambut yang berkembang menjadi alopesia sikatrisial yang umumnya bersifat irreversibel.
c. Alopesia karena tarikan
Tarikan kronis dapat menyebabkan atrofi folikel rambut disertai inflamasi folikular dan rambut yang patah mengakibatkan kerontokan rambut sampai alopesia setempat. Keadaan ini dapat dijumpai pada gadis-gadis remaja dengan kuncir ekor kuda yang kencang dan anak-anak Afro-Karabia dengan kuncir-kuncir kecil di rambut serta pada keadaan trikotilomania (Pieter).
2.3. Flat Iron Sebagai Alat Pelurus Rambut
Ada beberapa cara untuk meluruskan rambut, diantaranya adalah dengan
smoothing (tanpa alat), rebonding, atau dengan menggunakan flat iron. Namun penulis akan membahas tentang flat iron saja sesuai judul penelitian ini.
bantuan panas. Penggunaan flat iron lebih disukai, karena dapat menghasilkan tatanan rambut yang diinginkan (Kompasiana, 2014).
Pelurusan rambut dengan menggunakan flat iron sudah ada sejak zaman dahulu. Pada tahun 1872, Erica Feldman menggunakan alat pelurus rambut pertama untuk menata rambutnya dengan menggunakan batang besi yang dipanaskan. Erica tidak menciptakan flat iron yang sebenarnya tetapi dia dikenang sebagai individu pertama yang menggunakan flat iron untuk mengubah penampilan rambutnya. Di tahun 1909, Isaac K. Shero menggunakan setrika pakaian untuk menekan keras rambut dari kedua sisi.
Di umur ke 30an pada tahun 1912, Lady Jennifer Bell Schofield dianggap penemu sebenarnya dari pelurus rambut. Di era tersebut, ketika rambut keriting menjadi tampilan yang utama, Jennifer ingin mencoba sesuatu yang berbeda dengan ide meluruskan rambut dengan alatnya yang berupa dua pelat logam yang dipersatukan di tengah sehingga dapat dijepit dan dilepas dari rambut. Model ini sangat mirip dengan produk saat ini. Pada intinya, Lady Schofield menggabungkan ide-ide Grateau dan Shero. Namun, model flat iron ini sangat berbahaya karena dipanaskan dengan api dan dapat dengan mudah merusak rambut.
Bahkan setelah penemuan ini, beberapa wanita masih menggunakan setrika pakaian untuk meluruskan rambut mereka. Namun, tindakan berbahaya ini mulai ditinggalkan setelah tahun 1960. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1990an, tampilan flat iron seperti yang digunakan di masa sekarang, mulai dipergunakan di beberapa salon (Valerie).
2.4. Efek Penggunaan Flat Iron Terhadap Kerontokan Rambut
Menurut hair stylist, Anton Kantinus, di pasaran banyak dijual berbagai jenis
flat iron, mulai dari harga yang murah hingga yang mahal. Fungsi flat iron
sebenarnya adalah sebagai styling. Dengan menggunakan flat iron, tatanan rambut akan menjadi lebih rapi dan halus (Kompasiana, 2014).
diperbolehkan setiap hari, hanya saja dengan cara yang tepat. Apabila tidak digunakan dengan cara yang tepat, meluruskan rambut setiap hari akan merusak rambut, seperti rambut akan mudah rontok. Hal ini terjadi karena penarikan yang terlalu kuat dan berulang-ulang sehingga kekuatan akar rambut menjadi rapuh. Selain itu, paparan panas dari flat iron terus-menerus tanpa pelindung dapat menyebabkan rambut menjadi kering jika suhu yang digunakan terlalu tinggi (Kompasiana, 2014).
Saat ini, flat iron yang dipasarkan memiliki pengaturan panas dengan suhu maksimum hingga 410 derajat Fahrenheit (210 derajat celcius). Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa suhu 347-419 derajat Fahrenheit (175-215 derajat celcius) dalam waktu sedikitnya 5 menit, dapat merusak sebagian besar rambut. Oleh sebab itu, dermatologis merekomendasikan membatasi penggunaan
flat iron (dengan panas yang tinggi) dan pengeriting rambut (AAD, 2015).
Rambut Rontok
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh flat iron
(pelurus rambut) terhadap terjadinya rambut rontok.
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen
Pelurusan Rambut Dengan Flat Iron
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
3.2.1.Variabel Independen : Pelurusan Rambut Dengan Flat Iron x Definisi Operasional
Pelurusan rambut dengan flat iron adalah meluruskan rambut agar rambut jatuh lebih lurus dan lebih indah.
x Alat Pengukuran
Alat pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. x Cara Pengukuran
Cara pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah angket. x Hasil Pengukuran
a. Pemakaian flat iron (+) ≥2 kali seminggu.
x Skala pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah nominal.
3.2.2.Variabel Dependen : Rambut Rontok x Definisi Operasional
Kerontokan rambut adalah kehilangan rambut berkisar lebih dari 100 helai per hari.
x Alat Pengukuran
Alat pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. x Cara Pengukuran
Cara pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah angket. x Hasil Pengukuran
a.Rambut rontok >100 helai per hari. b.Rambut tidak rontok <100 helai per hari. x Skala pengukuran
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain yang bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU). Penelitian telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Desember 2015.
4.3. Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron.
4.3.2. Sampel
Sampel dari penelitian ini diambil menggunakan consecutive sampling,
dimana semua subyek di populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimasukkan ke dalam sampel penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
Adapun jumlah sampel minimal yang diperlukan dihitung sesuai dengan cara uji hipotesis satu populasi dengan rumus :
n = [ �� √ �� + Ƶβ √� � + � � ]² � − � ²
dimana :
n = jumlah sampel minimum
Z α = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada α tertentu Z β = nilai distribusi normal baku menurut tabel Z pada β tertentu P = proporsi efek standar
Pada penelitian ini, ditetapkan nilai α sebesar 0,05 (tingkat kepercayaan 95%) sehingga untuk uji hipotesis satu arah diperoleh nilai Zα sebesar 1,960. Nilai β yang ditetapkan pada penelitian ini adalah sebesar 0,2 (power penelitian 80%) sehingga untuk uji hipotesis satu arah diperoleh nilai Z β sebesar 0,842. Maka dengan menggunakan rumus di atas, besarnya sampel minimal yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
[ . √ . . + . √ . . + . . ]2 . ²
n = 96.33
Dengan demikian besar sampel minimal yang diperlukan adalah 96.33 orang dan dibulatkan menjadi 96 orang.
4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.4.1. Kriteria inklusi
1. Melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron≥2 kali seminggu 2. Jenis kelamin perempuan
3. Bersedia menjadi sampel penelitian
4.4.2. Kriteria eksklusi
1. Sedang mengalami stres berat (kuesioner dikutip dari penelitian Jemirda Sundari Y, fakultas keperawatan UI)
2. Sedang mengkonsumsi obat-obat anti pembekuan darah, obat henti jantung, obat kontrasepsi, dan lain-lain
3. Sedang mengalami infeksi berat/demam tinggi 4. Sedang mengalami penyakit kronis/menahun 5. Melakukan cat rambut < 6 bulan
6. Memakai jilbab dan wig (rambut palsu)
4.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengetahui hubungan pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan rambut rontok pada mahasiswi FK USU stambuk 2012. Pada saat pengumpulan data, peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed consent. Responden yang bersedia diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan bertanya apabila ada pertanyaan yang kurang dipahami. Selesai pengisian, peneliti mengambil kuesioner yang telah diisi responden, kemudian memeriksa kelengkapan data. Lembar kuesioner diisi oleh masing-masing mahasiswi dalam waktu 15 menit, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis.
4.6. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan beberapa proses, yaitu, editing, coding, entry, dan cleaning. Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel, yaitu variabel independen dan dependen, dengan uji statistik chi square
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1. Hasil Penelitian
Berikut ini akan dijelaskan hasil dari penelitian tentang hubungan pemakaian alat pelurus rambut (flat iron) dengan kejadian rambut rontok pada mahasiswi FK USU stambuk 2012, yang dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2015 di Fakultas Kedokteran USU dengan jumlah yang melakukan pelurusan rambut dengan flat iron sebanyak 55 orang.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran USU, Jalan Dr. Mansyur No 5, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara.
[image:35.595.112.524.457.559.2]5.1.2. Deskripsi Karakteristik Kerontokan Rambut
Tabel 5.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Kerontokan Rambut
Kerontokan Rambut Jumlah (Orang) Persentase (%)
<100 helai/hari (Fisiologis) 45 46.9
>100 helai/hari (Patologis) 51 53,1
Total 96 100
5.1.3. Deskripsi Karakteristik Responden
[image:36.595.115.518.188.348.2]5.1.3.1.Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Tabel 5.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
18 1 1
19 2 2,1
20 31 32,3
21 55 57,3
22 7 7,3
Total 96 100
Berdasarkan tabel 5.2 didapati usia responden terbanyak berusia 21 tahun sebanyak 55 orang (57,3%), dan yang paling sedikit berusia 18 tahun sebanyak 1 orang (1%).
5.1.3.2.Frekuensi Pemakaian Flat Iron
Tabel 5.3 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Pemakaian Flat Iron
Penggunaan Flat Iron Frekuensi Persentase (%)
< 2 kali/minggu 19 19,8
≥ 2 kali/minggu Tidak memakai
36 41
37,5 42,7
Total 96 100
[image:36.595.113.513.496.609.2]5.1.3.3.Kerontokan Rambut Setelah Pemakaian Flat Iron
Tabel 5.4. Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Kerontokan Rambut
Setelah Penggunaan Flat Iron
Waktu Kerontokan
Rambut Frekuensi Persentase (%)
1 minggu–1 bulan 30 31,3
1–3 bulan 11 11,5
3–6 bulan 5 5,2
6 bulan–1 tahun Tidak memakai
9 41
9,3 42,7
Total 96 100
Berdasarkan tabel 5.4. kebanyakan sampel mengalami kerontokan rambut 1 minggu-1 bulan setelah melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, yaitu 30 orang (31,3%), dan yang paling sedikit 3-6 bulan mengalami kerontokan rambut setelah melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, yaitu 5 orang (5,2%).
5.1.4. Hubungan Pelurusan Rambut Menggunakan Flat Iron Dengan
Kejadian Rambut Rontok
Tabel 5.5 Kelompok Pemakaian Flat Iron Dengan Kejadian Rambut Rontok
Pemakaian Flat Iron
P value
Ya Tidak Total
Rambut
Rontok
Ya 39 12 51
Tidak 16 29 45 0,000
Total 55 41 96
value) kurang dari 5%, maka hasil tersebut bermakna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan kerontokan rambut.
5.2. Pembahasan
Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswi FK USU stambuk 2012 yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron. Direkrut dengan cara
consecutive sampling. Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan 96 orang menjadi sampel penelitian dan yang mengalami kerontokan rambut akibat penggunaan flat iron sebanyak 39 orang (40,6%).
Rentang usia dari 96 orang sampel penelitian ini berkisar 18-22 tahun, dengan usia terbanyak 21 tahun yaitu sebanyak 55 orang (57,3%) dan paling sedikit usia 18 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1%). Menurut AAD, Dr. Mirmirani menyatakan bahwa penggunaan flat iron dilakukan oleh wanita dan kaum remaja perempuan. Usia remaja dimulai dari 11 tahun dan berakhir di usia 20 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teori sejalan dengan hasil penelitian.
Kebanyakan sampel melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron
dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, yaitu sebanyak 36 orang (37,5%), dan <2 kali/minggu, yaitu 19 orang (19,8%). Dr.Mirmirani juga merekomendasikan bahwa penggunaan alat pelurus rambut sebaiknya tidak digunakan lebih dari 2 hingga 3 kali per minggu. Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa penggunaan flat iron yang lebih dari 2 minggu dapat menyebabkan kerontokan rambut pada seseorang.
Peneliti juga melihat adanya variasi dalam hal waktu terjadinya kerontokan rambut setelah dilakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron. Kebanyakan sampel mengalami kerontokan rambut 1 minggu-1 bulan setelah pelurusan, yaitu 30 orang (31,3%). Kemudian 1-3 bulan setelah pelurusan sebanyak 11 orang (11,5%), 6 bulan-1 tahun setelah pelurusan sebanyak 9 orang (9,3%), dan 3-6 bulan setelah pelurusan sebanyak 5 orang (5,2%).
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
x Sampel dari penelitian ini sebanyak 96 orang. Diketahui dari 55 orang yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron, didapatkan 39 orang (40,6%) yang mengalami kerontokan rambut.
x Sampel terbanyak pada penelitian ini berusia 21 tahun, sebanyak 55 orang (57,3%).
x Sampel terbanyak pada penelitian ini yang melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron dengan frekuensi ≥2 kali/minggu, sebanyak 36 orang (37,5%).
x Sampel terbanyak pada penelitian ini yang mengalami kerontokan rambut 1 minggu-1 bulan setelah melakukan pelurusan rambut dengan flat iron, sebanyak 30 orang (31,3%).
x Dari pengukuran dengan metode chi-square didapatkan bahwa faktor peluang (p value) kurang dari 5%, maka hasil tersebut bermakna. Artinya terdapat hubungan antara pemakaian alat pelurus rambut menggunakan flat iron dengan kerontokan rambut.
6.2. Saran
Setelah melakukan penelitian dan melihat hasil yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pemakaian alat pelurus rambut menggunakan flat iron
dengan kerontokan rambut, maka ada beberapa saran yang bisa diberikan:
x Kepada masyarakat khususnya para perempuan, untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum melakukan pelurusan rambut menggunakan flat iron.
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Dermatology., 2008. Dermatologists Warn Ceramic Flat Irons Could Damage Hair and Lead to Hair Breakage. Available from: https://www.aad.org/ [Accesed on 6 Mei 2015].
American Academy of Family Physicians., 2009. Diagnosing and Treating Hair Loss. Available from: https://www.aafp.org/ [Accesed on 16 Juni 2015]. Graham-Brown, R. and Burns, T., 2005. Dermatologi: catatan kuliah. Erlangga,
4-5.
Jaffer, S.N. and Qureshi, A.A., 2004. Dermatology Quick Glance. Mc Graw Hill, 150.
Kompasiana, 2014. Memperindah Rambut Dengan Catok Rambut. Available from:
http://media.kompasiana.com/new-media/2014/02/04/memperindah-rambut-dengan-catok-rambut-629555.html [Accesed on 4 Mei 2015]. Kusumadewi, dkk., 2001. Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Moderen. Jakarta:
Meutia Cipta Sarana & DPP. Tiara Kusuma, 19-36.
Lana, Clara., 2011. Tanda Gejala Penyebab Rambut Rontok. Media Wanita. Available from: http://mediawanita-samoa.blogspot.com/2011/01/ [Accesed on 30 April 2015].
Makarizo, 2014. The New Makarizo Hair Straightening. Available from: http://www.makarizo.com/web/ [Accesed on 4 Mei 2015].
Nakamura, T., 1994. Hair Flat For Hair Straightening. Available from: http://www.freepatentsonline.com/5357988.html [Accesed on 28 April 2015].
Pusponegoro, E.H.D., 2002. Kerontokan Rambut Etiopatogenesis. Dalam: Wasitaadmadja, S.M., dkk. Kesehatan dan Keindahan Rambut. Jakarta: Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia, 1-13.
Sefcik, L., 2015. Hair Damage From a Flat Iron. Available from: http://www.livestrong.com/article/76971-hair-damage-flat-iron/ [Accesed on 1 Mei 2015].
Sherwood, L., 2001. Fisiologi manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC, 404. Soepardiman, L., 2008. Kelainan Rambut. Dalam: Djuanda, Adhi, dkk. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Suling, P.L., Hair Fall. Dalam: Cosmetic Dermatology Update. Simposium Nasional, Pameran, dan Pelatihan Dermatologi Kosmetik, 1-15.
Valerie, 2015. History of Flat Irons. Available from: http://www.flatironadviser.com/history-of-flat-irons/ [Accesed on 6 Mei 2015].
Saya Vriancha Admira Putri, mahasiswi dari Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara akan mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan
Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut
Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”. Saya mengikut sertakan saudari dalam penelitian ini untuk mengetahui efek pemakaian alat pelurus rambut
(flat iron) dengan kejadian rambut rontok.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tindakan
pelurusan rambut dengan flat iron dapat mempengaruhi kerontokan rambut. Partisipasi saudari dalam penelitian ini adalah sukarela. Identitas saudari
dalam penelitian ini akan disamarkan. Kerahasiaan identitas saudari akan di jamin
sepenuhnya.
Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu
saudari sekalian dalam penelitian ini.
Peneliti
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama :
NIM :
Umur :
Kelas :
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”, maka dengan ini saya menyatakan bahwa saya memahami penjelasan secara lengkap dan secara sukarela
dan tanpa paksaan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Peneliti, (Medan, / /2015)
Peserta Penelitian
PETUNJUK:
1. Bagian ini memuat pernyataan mengenai kondisi yang saudara/i alami
dalam satu bulan terakhir,meliputi : gejala fisik , emosi dan perilaku.
2. Jawablah pernyataan ini dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang
saudara/i rasakan
3. Berilah tanda checklist (9 ) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi
yang saudara/i rasakan.
No Pernyataan Sangat
Sering Sering
Kadang-Kadang Jarang
Tidak Pernah
1 Pikiran saya sering
kacau
2 Saya merasa kecewa
dengan kehidupan saya
3 Saya merasa sulit untuk
konsentrasi
4 Setiap bangun pagi
badan saya terasa lelah
5
Saya kehabisan energi untuk melakukan kegiatan apa pun
6
saya merasa malas untuk melakukan kegiatan apapun
7 Saya putus asa dengan
keadaan diri saya
8 Kepala saya mudah
pusing
9
Saya tidak bisa berkonsentrasi untuk tugas saya
13
Saya merasa mudah marah tanpa sebab yang berarti
14
Saya menolak diri untuk berinteraksi dengan teman kuliah
15 Saya merasa memiliki
beban kuliah yang berat
16
Saya merasa tidak mempu mengendalikan masalah yang saya hadapi
17
Saya bingung apa yang harus saya lakukan untuk kemajuan perkuliahan saya
18
Saya mudah emosional ketika menghadapi perilaku teman-teman saya yang membuat kesal
19
Saya kesal karena sesuatu yang terjadi diluar dugaan saya
20
Saya merasa bahwa saya tidak dapat mengontrol hal-hal penting dalam hidup saya
21
Saya merasa yakin akan kemampuan saya untuk menangani masalah pribadi saya
22
Saya mempu untuk mengontrol masalah dalam perkuliahan saya
23
Saya merasa sangat sulit mengatasi masalah yang saya hadapi
negative nilai 0 = tidak pernah ; nilai 1 = jarang ; 2 = kadang-kadang ; 3 = sering ;
4 = sangat sering. Kemudian jumlah variable tingkat stress di kategorikan lagi
menjadi dua yang mengacu pada nilai mean (36,92) karena data yang dihasilkan
menunjukkan distribusi normal. Jika total skor <36.92 diberi kode 1(stress rendah)
RONTOK PADA MAHASISWI FK USU STAMBUK 2012
Nama : Stambuk :
Umur : Tanda Tangan :
Nb : Pertanyaan No 6 harap dihitung benar-benar untuk kerontokan rambut
yang terjadi, mulai bangun tidur sampai tidur kembali, baik saat sisiran, cuci
rambut, bangun tidur, dan lain-lain.
1. Berapa kali Anda menggunakan alat pelurus rambut (flat iron) dalam seminggu? A. ≥2 kali seminggu
B. <2 kali seminggu
C.Lainnya...
2. Dimana Anda menggunakan alat pelurus rambut (flat iron) ? A.Rumah
B. Salon
C.Rumah Kecantikan
D.Lainnya...
3. Apa alasan Anda melakukan pelurusan rambut dengan flat iron ? A.Kecantikan
B. Trend
5. Berapa lama setelah menggunakan flat iron Anda mengalami kerontokan rambut
?
A.1 minggu-1 bulan
B. 1 bulan-3 bulan
C.3 bulan-6 bulan
D.6 bulan- 1 tahun
E. Lainnya...
6. Dimana saja kerontokan rambut yang Anda alami ?
A.Kerontokan ada di berbagai tempat, seperti di bantal, di sisir, saat mencuci
rambut, dan di lantai
B. Kerontokan hanya ada di satu tempat ( hanya ada di bantal, hanya ada di sisir,
hanya ada saat mencuci rambut, atau hanya ada di lantai)
7. Apakah saat ini Anda mengkonsumsi obat-obatan ?
A.Anti kanker
B. Anti koagulan
C.Obat henti jantung
D.Beta blockers
E. Hormon
F. Lainnya...
8. Apakah Anda pernah mengalami penyakit kulit di kepala ?
A.YA
10. Apakah Anda pernah mencat rambut Anda ?
A.YA
B. TIDAK
11. Jika Ya, berapa kali Anda mencat rambut Anda ?
A.1x3 bulan
B. 1x6 bulan
C.1x1 tahun
D.1x2 tahun
E. Lainnya...
12. Penggunaan flat iron dimulai dari suhu ? A.Suhu rendah (dingin) ke suhu tinggi (panas)
B. Suhu tinggi (panas) ke suhu rendah (dingin)
C.Lainnya...
13. Pada keadaan rambut apa Anda menggunakan flat iron ? A.Rambut kering
B. Rambut basah
C.Lainnya...
14. Apakah Anda suka gonta-ganti shampoo?
A. YA
Nama : Vriancha Admira Putri
NIM : 120100001
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 17 Januari 1995
Agama : Islam
Alamat : Jl. Setia Budi Komplek Taman Setia Budi Indah 1 Blok G No. 14 Medan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Email : vrianchaadmira@yahooo.com Riwayat Pendidikan :
1. TK Harapan 1 Medan 1999 – 2000
2. SD Harapan 1 Medan 2000 – 2006
3. SMP Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2006 – 2009 4. SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan 2009 – 2012 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 2012 – sekarang Riwayat Organisasi :
1. Anggota Departemen Minat dan Bakat PEMA FK USU 2012/2013 2. Anggota Seksi Bola Basket PORSENI FK USU 2013
3. Sekretaris SOTR FK USU 2013
4. Anggota Divisi Hubungan Masyarakat SCORA PEMA FK USU 2014/2015
Valid ya 51 53.1 53.1 53.1
tidak 45 46.9 46.9 100.0
Total 96 100.0 100.0
USIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 18 1 1.0 1.0 1.0
19 2 2.1 2.1 3.1
20 31 32.3 32.3 35.4
21 55 57.3 57.3 92.7
22 7 7.3 7.3 100.0
Total 96 100.0 100.0
WAKTU KERONTOKAN RAMBUT * FLAT IRON Crosstabulation
FLAT IRON
Total ya tidak
WAKTU KERONTOKAN
RAMBUT
1minggu-1bulan Count 30 0 30
% of Total 31.3% 0.0% 31.3%
1bulan-3bulan Count 11 0 11
% of Total 11.5% 0.0% 11.5%
3bulan-6bulan Count 5 0 5
% of Total 5.2% 0.0% 5.2%
6bulan-1tahun Count 9 0 9
% of Total 9.4% 0.0% 9.4%
tidak memakai Count 0 41 41
% of Total 0.0% 42.7% 42.7%
Total Count 55 41 96
PENGGUNAAN FLAT IRON % of Total 37.5% 0.0% 37.5%
<2minggu Count 19 0 19
% of Total 19.8% 0.0% 19.8%
tidak memakai Count 0 41 41
% of Total 0.0% 42.7% 42.7%
Total Count 55 41 96
% of Total 57.3% 42.7% 100.0%
RONTOK * FLAT IRON Crosstabulation
FLAT IRON
Total ya tidak
RONTOK ya Count 39 12 51
Expected Count 29.2 21.8 51.0
% within FLAT IRON 70.9% 29.3% 53.1%
tidak Count 16 29 45
Expected Count 25.8 19.2 45.0
% within FLAT IRON 29.1% 70.7% 46.9%
Total Count 55 41 96
Expected Count 55.0 41.0 96.0
% within FLAT IRON 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 16.356a 1 .000
Continuity Correctionb 14.726 1 .000
Likelihood Ratio 16.811 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
Association 16.185 1 .000
N of Valid Cases 96
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.22.
Jl. Dr. Mansur No. 5 Medan 20155 - INDONESIA Telp. +61 -8210555; Fax.
+$l-92162U
Nomor
:
247 1UN5.2.1.1.3/SPB12A15 Lamp.:-Hal
:EthicalClearenceKepada Yth :
Ketua Komite Etik Kedokteran Fakultas Kedokteran USU
di-Tempat
Medan, 30 Juni 2015
Dengan hormat,
Bersama
ini kami
sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran USU Semester Vl Angkatan Tahun 2012yang telah mengikuti Ujian Seminar Proposaldi bawah ini:Nama NIM Judul
Dosen Pembimbing
:
VRIANCHA ADMIRA PUTRI:
120100001:
Hubungan PemakaianAlat Pelurus Rambut
(Flat iron) dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk2012:
dr. Sufitni, M.Kes, SpPADengan ini memohon Ethical Clearence untuk usulan Proposaltersebut diatas.
Demikianlah surat ini kami sampaikan, atias kerjasama yang baik diucapkan terima kasih,
arhat, M. Ked{ORL-H NS}, SpTHT-KL{K) 19700316 200212 1 CI02
Tel: +62-61-8211045;8210555 Fax: +62-61-8216264,E-mail: komet_fkusu@yahoo.com
FORMT]LIR ISIAN OLEH
PENTELITINama lengkap anda:
VRIAIICHA ADMIRA PUTRI
Jl. Setia Budi KomplekTaman Setia Budi Indah
I
blok G No. 14 Medan0812608142 lfu rianehaadmira@yahoo.com
Alamat lain yang dapat dihubungi :
Nama lnstitusi Anda (tulis beserta alamatrya) :
X'akultas Kedolrteran Universitas Sumatera Utara, JL Dr. MansyurNo.
050 Medan
Telp/FaxAlPlE-maiUlain-lain :
wianchaadmira@yahoo.com
DAFTAR PERTANYAAN :
1.
Subyek yang digunakan pada penelitian Anda :I penderita
fJ
NonPenderita
I
HewanJumlah Subyek yang digunakan dalam penelitian Anda : 96 (orang)
Keterangan : Mahasiswi FK USU stambuk ZDl2yangmemakai alat pelurus rambut fflat bon)
4.
Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini (pekiraan) untuk setiap subjek: 10-15 (menit)2.
a J.
Judul Penelitian:
kalangan remaia khu$usnva mahasiswi
FK
USU staqbuk 2012 dan dampak nvatanva adalah kerontokan rambut. Makndari
itu
peneliti tgrtarik untukmelakukan penelitian ini.
6.
Apakah masalah etik menurut Anda dapat te{adi pada penelitian Anda ini:
rTidak ada masalah etik vanq ilunekin dapat timPul,pada penelitian ini karena kerahasiaan informasi diiamin oleh peneliti.
7.
Jika subjeknya manusia, apakah percobaan terhadap hewan sudah perna\ dilakukan?Jika tidak , sebutkan alasan mengapa langsung dilakukan terhadapa manusia.( berikan
argumentasi anda secara jelas dan mudah dimengerti).
,
, ',Penelitian
ini
hanva mensambil informasi tentans'kerontokan rambut yang"
teriadi
akilat
penesunaan/raf iro4
vang sudah biasa dilakukan manusia(mahasiswil sehineqa tidak dilakTkan laei percobaan pada hewan coba.
8.
Prosedur pelaksanaan penelitian atau percobaan(frekwensi, interval, dan jumlah totalsegala tindakan invasif yang dilakukan, dosis dan cara penggunaan obat, isotop,
radiasi atau tindakan lainnya)sebutkan !
Prosedur penelitian
ini
adalah dengan cara memberikan ,kuesioner kqpadamahasiswi FK USV stambuk 2012.
9.
Bahaya potensial yang langsung atau tidak langsung, segera atau kemudian dan carayang digunakan guna pencegahannya (disebutkan jenis bahayanya).
Tidak ada bahava vans mu+gkin daoat teriadi.
10. Pengalaman terdahulu sebelum atau sesudah penelitian dari tindakan yang akan
dilakukan (baik sendiri ataupun perorangan)
Belum oernah dilakukan penplitian sebelumnva.
11. Jika penelitian dilaksanakan pada orang sakit, sebutkan apa kegunaan bagi si sakit,
dan bagaimanapula kompensasiyang diberikan jika terjadi kerugian padajiwanya.
Pe-nelitian
ini
melihqt efek kerontokan rambqt pada penegunaan /tal iro4, iiknterdapat hubungan yang nositif terhadap kerontokan rambut. maka data dapat
diiadikan ruiukap basi penssuna flal iron untuk meneuransi pensgunaan ftct
iron
12. B agaimana cara memil ih penderita dan sukarel aw an y ang sehat?
subiek dan memberikan informasi hasil penelitian yans valid setelah
nenelitian selesai dilakukan.
14. Sejauh mana hubungan antara subjek manusia yang diteliti dengan peneliti? (ceHist yangbenar) :
a. Hubungan dokter * pasien
b. Hubungan guru * murid
c. F{ubungan majikan - anak buah d. Mitra
e. Keluarga f. Lain-lain
l5.Jelaskan cara pencatatan selama penelitian terrrasuk efek samping dan komplikasinya bila ada!
Data kuesioner akan dimasukkan ke dalam tabel dan dianalisis densan SPSS.
16. Jelaskan cara memberitahu dan murgajak subjek (lampiran contoh srnat persetujuan penderita)! Bila memberitahukan dan kesediannya secara lisan, tulisan atau karena sesuatu hal penderita tidak dapat diminta pernyataan ataupun persetujuannya, beri pula alasan untuk itu.
Pengambilan data dilalarkan dengan cara wawancara langsung kepada resnonden denqan menggunakan kuesioner dan sampel adnlah mahasiswi kedokteran vang dapat dimintai nernvataan dan persefuiuannva.
17. Apakah subjek diansuransikan? (pilih salah satu) a. Ya
b. Tidak
Medan,4 Juli 2015 Menggtahui, Dosen PBulbirubine KTI
,ll+al
w
l.--Menyatakan :
Peneliti Utama
'lzoaoooox-lL llr.
ilrnwr
ts
I
tdan 201[i
-ldonmh
Tel: +62€1€2110i6;
E210555 Fax
*62
€
1*216264
E+nail:ko misieti kfkusu@yahaoo. com
PERSETUJUAIY KOMISI ETIK TENTAI\IG
PELAKSANAA}I PENELITIAN BIDANG KESEHATAI\I
Norner: 37|IKOMET IFK U$U /2915
Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas
KedokGran Universitas Sumatera Utarao setelah dilaksanakan pernbahasan dan penilaian usulan penelitian yang berjudul :
*Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (FIat lrcn)
Ilengrn Kejadirnn Rambut Rontok Pada Mthesilsrili FK USU $tnrnbuk 2O12"
Yang
menggunakanmanusia
sebagai subjek penelitian dengan ketua Pelaksana/Peneliti Utama: Vriancha Admira PutriDari Institusi : Fakultas Kedokteran USU
Dapat disetujui pelaksanaannya selama tidak bertentangan dengan kaidah neuremberg code dan d*larasi helsinki.
Medan, 24 Agustus 2015
Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
FAIilIL'TAS KFDOKTERAN
Jalan dr. T. Mansur No. 5 Kampus USU Medan 20155
Telp. (061) 821'1045,8210555 Fax. (061) 8216264,e-mail: dean.med@usu.ac.id
No Lamp Hal
:
loZ(
ruN5.2.1.r/sPts/2or 5, trin P"o"titaian
Medan"l/ Septernber 201 5
Kepada Yth:
Dekan Fakultas Kedokteran USU di
Tempat
Dengan homrat, berkenaan dengan kegiatan Karya Tulis Ilmiatr (KTD Mahasiswa Fakultas
Kedokteran USU Angkatm2012, maka kami mohon kepada Mahasiswa tersebut di bawalr
ini:
Nama
: VRIANCHA ADMIRA PUTRINIM
: 120100001ruDUL
: Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat iron) dengan KejadianRambut Rontok Pada Malrasiswi Fakultas Kedokteran USU Stambuk
2012
Dapat diberi izin Penelitian di Institusi yang BapakAbu Pimpin, dalam rangka pengumpulan
data untuk penulisan KTI tersebut.
“Hubungan Pemakaian Alat Pelurus Rambut (Flat Iron) Dengan Kejadian Rambut Rontok Pada Mahasiswi FK USU Stambuk 2012”
Besar biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini sebesar
Rp 427.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
1. Biaya pembuatan proposal Rp 100.000,00
2. Biaya pencetakan lembar penjelasan, lembar Rp 100.000,00
persetujuan dan kuesioner
3. Biaya CD RW Rp 7.000,00
4. Biaya fotocopy Rp 20.000,00
5. Biaya souvenir untuk responden Rp 200.000,00
Total Rp 427.000,00
Anggaran biaya ditanggung oleh peneliti sendiri.
Peneliti
2 SM 21 tidak tidak
3 RSTKM 21 ya ya ≥2minggu 6bulan-1tahun
4 PNN 20 tidak tidak
5 JEG 20 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
6 DFRJB 21 ya ya ≥2minggu 1minggu-1bulan
7 MJ 19 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
8 RH 20 tidak tidak
9 SM 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
10 T 20 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
11 TMS 21 tidak ya
12 VAG 21 ya ya <2minggu 3bulan-6bulan
13 MS 21 ya ya ≥2minggu 1bulan-3bulan
14 AY 21 ya ya <2minggu 1bulan-3bulan
15 YCP 20 tidak tidak
16 S 21 ya tidak <2minggu 1minggu-1bulan
17 MAW 20 ya tidak ≥2minggu 3bulan-6bulan
18 ANS 22 tidak tidak
19 PIGM 22 tidak tidak
20 MC 18 tidak tidak
21 MRU 21 tidak tidak
22 RS 21 ya tidak <2minggu 1bulan-3bulan
23 HP 21 tidak tidak
24 SV 21 tidak tidak
25 BA 20