• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang turut berperan dalam penelitian ini. Adapun beberapa saran tersebut adalah :

1. Perlunya kesadaran yang lebih dari ibu hamil untuk mengetahui dan memperhatikan pentingnya asupan nutrisi selama masa kehamilan.

55

2. Bagi Rumah Bersalin Gratis Rumah Zakat Cita Sehat Foundation, diharapkan dapat lebih memperhatikan pelayanan kesehatan ibu hamil (Ante Natal Care) dengan cara meningkatkan kegiatan penyuluhan atau kelas edukasi gizi kehamilan yang dapat diikuti oleh seluruh ibu hamil sejak awal kehamilan.

3. Perlunya penelitian lanjutan mengenai pengetahuan nutrisi kehamilan serta pola makan ibu hamil di daerah lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan jangka waktu penelitian yang lebih panjang.

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nutrisi Masa Kehamilan

2.1.1 Defenisi

Nutrisi atau Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang mengadung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia (Sartika,Mitayani,2008)

2.1.2 Perubahan Selama Kehamilan yang Berhubungan dengan Kebutuhan Nutrisi

Menurut Hakim dan Karyadi (1988) dalam Budianto (2009), Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme energi. Dua proses anabolik fundamental yang bebas satu sama lain terjadi selama kehamilan. Proses pertama ialah pertumbuhan serta pematangan janin dan plasenta yang selanjutnya menjadi bayi, dengan berat waktu lahir kira-kira 3,4 kg. Sebagai tambahan, si ibu akan menjalani penyesuaian fisiologik dan metabolik selama mengandung, yang sebenarnya serasi dengan proses-proses anabolik yang terjadi dalam janin dan plasenta. Hal-hal tersebut dikatalis oleh perubahan kelenjar-kelenjar endokrin pada si ibu sehingga membesarkan ukuran uterus, payudara, volume darah ibu, cairan ketuban, dan massa jaringan adiposa. Sebagai akibat proses-proses anabolik tersebut, kebutuhan zat gizi umumnya meningkat selama kehamilan. Karena itu, penting sekali menganjurkan wanita hamil agar mengkonsumsi makanan yang cukup kalori serta zat-zat gizi pelindung.

8

2.1.3 Penambahan Berat Badan Selama Hamil

Sebelum hamil, semua wanita harus berjuang untuk mencapai berat badan yang sesuai. Wanita yang memiliki berat badan prakehamilan yang kurang atau underweight serta gagal mencapai berat badan yang sesuai saat kehamilan memiliki kemungkinan besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR). Berat badan bayi pada waktu dilahirkan merupakan indikator masa depan bayi. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah yakni kurang dari 2.500 gram memiliki 40 kali resiko kematian pada tahun pertama kehidupannya dibanding dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal. Untuk mencegah terjadinya BBLR, maka setiap wanita harus berusaha untuk mencapai berat badan prakehamilan yang ideal serta harus mencapai berat badan yang sesuai pada saat hamil (Sizer et al, 2007).

Wanita dengan proporsi tubuh yang besar cenderung akan memiliki bayi yang besar pula, dan telah banyak dikemukakan bahwa berat badan ibu berpengaruh terhadap ukuran plasenta bayi. Ukuran plasenta merupakan indikator kesehatan plasenta yang menentukan jumlah nutrisi yang tersedia untuk janin. Wanita dengan berat badan prakehamilan yang kurang ideal cenderung akan memiliki berat plasenta yang lebih ringan dan semakin meningkatkan angka kejadian BBLR dan persalinan prematur dibanding dengan wanita yang memiliki berat badan normal (Mahan, Stump, 2004).

Idealnya, seorang wanita memulai kehamilannya dalam kondisi berat badan yang ideal. Akan tetapi yang lebih penting ialah bahwa wanita hamil harus mencapai berat badan yang disarankan berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) prakehamilannya (Sizer et al, 2007).

Tabel 2.1. Rekomendasi Berat Badan Selama Kehamilan Berdasarkan Indeks Massa Tubuh

Weight Category* Total Weight Gain (kg)

First Trimester Gain

(kg)

Second and Third Trimesters Weekly

Gain (kg)

Underweight 12.5-18.0 2.3 0.49

9 (BMI<19.8) Normal weight (BMI=19.8-26) 11.5-16.0 1.6 0.44 Overweight (BMI>26-29) 7.0-11.5 0.9 0.3 Obese (BMI>29) 6.0 - -

Body Mass Index/Indeks Massa Tubuh = Berat badan (kg)/Tinggi badan (m2) Sumber : Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy 11th

edition (Mahan,Stump,2004)

2.1.4 Kebutuhan Energi dalam Kehamilan Normal

Energi tambahan dibutuhkan selama kehamilan untuk mendukung kehamilan dan pertumbuhan janin. Metabolisme meningkat 15% selama kehamilan. (Mahan,Stump,2004). Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal kira-kira 80.000 kkal di atas konsumsi biasanya selama seluruh masa kehamilan yaitu 280 hari. Kebutuhan energi ini memperhitungkan kebutuhan energi untuk pertumbuhan janin dan plasenta serta memenuhi kebutuhan- kebutuhan lain karena perubahan tubuh ibu selama kehamilan. Hal ini berarti penambahan sebanyak 300 kkal setiap hari selama masa hamil. (Budianto, 2009)

World Health Organization (WHO) menganjurkan penambahan sebanyak 150 kkal per hari di atas konsumsi harian selama trimester pertama dan 350 kkal per hari di atas konsumsi harian sesudah masa itu. Angka-angka ini dihitung hanya berdasarkan kehamilan, dan tidak memperhitungkan faktor lain seperti variasi aktivitas fisik, perubahan temperatur sekeliling atau kebutuhan untuk pertumbuhan kedewasaan yang tak ada kaitannya dengan kehamilan. Pengeluaran energi menurun selama trimester ketiga karena berkurangnya kegiatan. (Budianto, 2009)

2.1.5 Kebutuhan Zat Gizi dalam Kehamilan A. Karbohidrat

10

Peran utama karbohidrat adalah menyediakan energi untuk sel-sel di dalam tubuh, terutama otak dan sistem saraf pusat. Dalam kehamilan, janin menggunakan glukosa sebagai sumber utama energinya.Perpindahan glukosa dari ibu ke janin diperkirakan sekitar 17-26 gram/hari, dan di akhir kehamilan kebanyakan glukosa dipakai untuk perkembangan otak janin. (Shils et al, 2006).

Rekomendasi asupan harian atau Dietary Recommended Intake (DRI) menyarankan kebutuhan rata-rata karbohidrat pada ibu hamil adalah 135-175 gram/hari. Jumlah ini cukup dan mampu menyediakan kalori yang cukup, mencegah terjadinya ketosis, dan menjaga kadar glukosa dalam darah yang sesuai dan normal selama kehamilan. (Mahan,Stump,2004).

B. Protein

Protein merupakan komponen struktural utama di dalam tubuh manusia. Protein juga dapat berfungsi sebagai enzim dan hormon. Selama kehamilan terjadi peningkatan perombakan protein di dalam tubuh dan sejumlah protein dapat terakumulasi sejalan dengan pertumbuhan janin, uterus, volume darah, plasenta, cairan amnion (Shils et al, 2006).

Ibu hamil membutuhkan tambahan protein untuk mendukung sintesis jaringan tubuhnya dan jaringan tubuh janin. Kebutuhan protein meningkat selama kehamilan dan mencapai puncak pada trimester ketiga. Adapun rekomendasi asupan harian untuk protein sebesar 71 gram/hari (Mahan, Stump, 2004).

C. Lemak

Lemak merupakan sumber energi terbesar untuk tubuh manusia dan menjadi komponen penting dalam penyerapan vitamin-vitamin larut lemak dan karotenoid (Shils et al, 2006). Jumlah asupan lemak seharusnya bergantung kepada kebutuhan energi untuk penambahan berat badan yang

11

sesuai selama kehamilan. Jumlah anjuran lemak n-6 polyunsaturated atau lemak tak jenuh sebesar 13 gram/hari, sementara untuk lemak n-3 polyunsaturated sebesar 1,4 gram/hari.(Mahan, Stump, 2004)

D. Vitamin Larut Lemak

Vitamin A berperan penting dalam pengaturan eskpresi gen serta mendukung proliferasi dan diferensiasi sel secara khusus untuk perkembangan tulang belakang, medula spinalis, anggota gerak, jantung, mata dan telinga (Shils et al, 2006). Jumlah asupan vitamin A yang disarankan untuk ibu hamil dengan usia kurang dari 18 tahun adalah sebesar 750 µg retinol atau 2800 IU, sedangkan untuk ibu hamil dengan usia lebih dari 18 tahun sebesar 770 µg atau 3000 IU. Kelebihan asupan retinol dapat menyebabkan efek teratogenik yakni kelainan neural crest (Mahan, Stump, 2004)

Vitamin D berfungsi untuk menjaga kadar serum kalsium dan konsentrasi fosfor dengan cara meningkatkan penyerapan sistem gastrointestinal. Selain itu, Vitamin D juga merupakan antiproliferasi yang poten. Dalam kehamilan, peningkatan asupan vitamin D meningkatkan konsentrasi 25(OH)D3 di sirkulasi. Jumlah asupan vitamin D yang disarankan sebesar 5 µg (200 IU)/hari (Shils et al,2006). Defisiensi vitamin D dalam kehamilan dapat berhubungan dengan terjadinya hipokalsemia pada neonates, hipoplasia enamel gigi, serta mempengaruhi mineralisasi tulang janin. (Mahan, Stump, 2004)

Vitamin E berperan sebagai antioksidan di dalam tubuh. Vitamin E atau Tokoferol juga berfungsi menghambat aktivitas protein kinase. Jumlah asupan vitamin E yang disarankan tidak berbeda untuk wanita yang sedang hamil dan tidak hamil yakni sebesar 15 mg α- tokoferol. (Shils et al, 2006)

12

Vitamin K berperan sebagai koenzim dalam sintesa protein tertentu yang berperan dalam koagulasi dan metabolism tulang (Shils et al, 2006). Jumlah asupan vitamin K yang disarankan selama kehamilan tidak berbeda baik untuk wanita hamil dan tidak hamil, yakni sebesar 90mg/hari untuk wanita usia lebih dari 18 tahun dan 75mg/hari untuk wanita kurang dari 18 tahun (Mahan,Stump,2004).

E. Vitamin Tidak Larut Lemak

Vitamin B1 atau thiamin berperan sebagai koenzim dalam metabolisme karbohidrat dan asam amino-rantai-bercabang. Peningkatan kebutuhan thiamin sebesar 30% dalam kehamilan didasarkan pada peningkatan pertumbuhan baik untuk kompartemen maternal dan janin (Shils et al,2006).

Vitamin B2 atau riboflavin berperan sebagai koenzim dalam banyak reaksi oksidasi-reduksi di dalam tubuh. Kebutuhan tambahan untuk riboflavin selama masa kehamilan didasarkan pada penambahan kebutuhan energi dan pertumbuhan (Shils et al, 2006).

Vitamin B3 atau niacin dibutuhkan untuk pembentukan nicotinamide-adenine dinucleotide yang berperan dalam proses oksidasi dan biosintesis asam lemak serta steroid (Shils et al, 2006).

Vitamin C atau asam askorbat yang dianjurkan selama masa kehamilan adalah 80-85 mg/hari atau 20% lebih banyak dibanding yang wanita yang tidak hamil (Cunningham,Leveno,2005).

F. Air dan Elektrolit

Air merupakan pelarut dalam berbagai reaksi biokimia. Air berperan penting dalam mempertahankan volume intravascular, mentranspor berbagai zat gizi dan membantu mengontrol suhu tubuh. Konsumsi air yang disarankan untuk wanita adalah 2,7-3 L/hari. Total akumulasi air sekitar 6-9 liter terjadi pada kehamilan dengan sekitar 1,8-

13

2,5 liter berada di interstisial. Osmolalitas plasma berkurang sekitar 8-10 mOsm/kg selama kehamilan dan tetap rendah hingga persalinan (Shils et al, 2006)

Natrium dan klorida dibutuhkan untuk mempertahankan volume ekstraselular dan osmolalitas serum. Natrium merupakan kation yang terpenting dalam kompartemen ekstraselular, sedangkan klorida merupakan anion terpenting dalam kompartmen ekstraselular. Walaupun perubahan substansi baik di intravaskular maupun ekstravaskular dapat terjadi selama kehamilan, penambahan konsumsi natrium dan klorida tidak dianjurkan (Shils et al, 2006).

G. Mineral Makro

Kalsium berperan penting dalam kekuatan tulang dan gigi. Selain itu juga berperan dalam kontraksi vaskular, kontraksi otot, dan transmisi saraf (Shils et al, 2006). Faktor hormonal mempengaruhi metabolism kalsium pada wanita yang sedang hamil. Hormon Human chorionic somatomammotropin dari plasenta meningkatkan kecepatan perombakan tulang ibu. Sekitar 30 gram kalsium terakumulasi selama kehamilan, dan kebanyakan terakumulasi di tulang janin. Asupan kalsium yang disarankan selama kehamilan adalah 1300 mg/hari untuk wanita kurang dari 18 tahun dan 1000 mg/hari untuk wanita lebih dari 19 tahun (Mahan,Stump,2004).

Fosfor merupakan komponen penting dari seluruh jaringan tubuh memiliki fungsi struktural dan fungsi regulasi. Perubahan dalam kehamilan selain dapat meningkatkan absorpsi kalsium juga dapat meningkatkan absorpsi fosfor (Shils et al, 2006). Asupan fosfor yang dianjurkan bagi wanita yang sedang hamil sama dengan wanita yang tidak hamil yaitu 1250 mg/hari untuk wanita usia kurang dari 19 tahun dan 700 mg/hari untuk wanita usia lebih dari 19 tahun (Mahan,Stump,2004).

14

Magnesium merupakan kofaktor untuk lebih dari 300 enzim yang bekerja di dalam tubuh. Asupan magnesium yang disarankan untuk wanita dalam masa kehamilan adalah 360-400 mg. Dalam hal ini terdapat peningkatan asupan senilai 40-90 mg dibanding wanita yang tidak hamil (Mahan,Stump,2004).

H. Mineral Tambang

Peningkatan suplai aliran darah selama kehamilan juga meningkatkan kebutuhan terhadap zat besi selain itu volume eritrosit juga meningkat 20% - 30% selama kehamilan. Seorang wanita hamil harus mengkonsumsi sekitar 700 – 800 mg penambahan zat besi selama kehamilan. Sekitar 500 mg akan digunakan untuk proses pembentukan darah (hematopoiesis) dan 250 – 300 mg untuk perkembangan jaringan janin dan plasenta. Untuk itu asupan zat besi yang disarankan untuk seorang ibu hamil adalah 27 mg/hari (Mahan,Stump,2004). Kekurangan zat besi dalam kehamilan akan meningkatkan resiko kematian pada ibu hamil ketika anemia berat telah terjadi. Anemia maternal juga berhubungan dengan kejadian persalinan prematur dan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) (Shils et al, 2006).

Zinc atau seng memiliki fungsi struktural, regulasi, dan katalisis. Ada sekitar 100 enzim yang bergantung kepada kerja zinc. Asupan harian yang dianjurkan bagi ibu hamil yaitu 11 mg untuk wanita hamil dengan usia lebih dari 19 tahun, sedangkan 12 mg untuk wanita hamil usia kurang dari 18 tahun. Menurut Murtaugh dan Weingart (1995) dalam Mahan dan Stump (2004), asupan zinc rata-rata pada wanita hamil adalah 11,1mg/hari. Wanita hamil dengan defisiensi seng atau zinc tidak dapat mengatur penyimpanan zinc di dalam tulang secara efektif (Mahan,Stump,2004).

Fluor atau fluoride berhubungan dengan jaringan yang terkalsifikasi. Fluor juga dapat menghambat pembentukan dan

15

perkembangan karies pada gigi serta dapat merangsang perkembangan tulang (Shils et al, 2006). Asupan harian yang disarankan selama kehamilan adalah 3 mg/hari (Mahan,Stump,2004)

Yodium atau Iodine merupakan komponen esensial hormon tiroid. Hormon tiroid berperan dalam proses mielinasi sistem saraf pusat janin. Kekurangan yodium dapat menyebabkan kerusakan pada otak janin serta dapat meningkatkan resiko terjadinya kretinisme. Kretinisme merupakan salah satu bentuk gangguan neurologis akibat hipotiroid janin yang menyebabkan retardasi mental, tubuh pendek, bisu, tuli dan spasme otot. (Shils et al,2006). Asupan yang disarankan selama kehamilan sebesar 220 µg/hari. Jumlah ini harus adekuat untuk memenuhi kebutuhan yodium janin (Mahan,Stump,2004)

Tembaga merupakan salah satu komponen metalloenzym yang berperan dalam oksidasi dan reduksi molekul oksigen (Shils et al, 2006). Asupan tembaga pada ibu hamil umumnya masih kurang. Asupan tembaga yang disarankan selama kehamilan sebesar 1000 µg/hari (Mahan, Stump,2004).

Selenium merupakan komponen esensial dari enzim glutathione peroxidase, yang mengkatalisis perubahan hydrogen peroksida menjadi air. Seleniuma adalah salah satu komponen pertahanan tubuh yang penting dalam melawan kerusakan akibat radikal bebas. Defisiensi zat mineral ini dapat menyebabkan manifestasi Cardiomyopathy pada ibu hamil dan pada anak-anak. Asupan selenium yang dianjurkan pada ibu hamil sebesar 60 µg/hari (Cunningham,Leveno,2005).

I. Asam Folat

Kebutuhan akan asam folat meningkat selama kehamilan. Asam folat berperan dalam pembentukan sel darah merah ibu hamil atau maternal erythropoiesis, pertumbuhan plasenta, dan yang

16

terpentinguntuk mencegah terjadinya neural tube defect atau Spina Bifida (Mahan,Stump,2004).

Asupan asam folat yang disarankan selama kehamilan adalah 600 µg/hari. Defisiensi asam folat ditandai dengan adanya pengurangan sintesis DNA atau deoxyribonucleic acid dan aktivitas mitosis pada sel-sel individu. Anemia megaloblastik merupakan tahap lanjut yang banyak terjadi akibat defisiensi folat. Gejala-gejalanya mungkin tidak terlalu terlihat hingga trimester ketiga, akan tetapi perubahan morfologi sel-sel darah dan perubahan biokimia dapat terjadi sepanjang anemia (Mahan,Stump,2004).

Centers for disease control and prevention (CDC) telah merekomendasikan seluruh wanita yang sedang hamil untuk meningkatkan asupan asam folat dan konsumsi suplemen asam folat juga seharusnya sudah dimulai sebelum konsepsi. Beberapa contoh makanan yang kaya akan asam folat adalah roti, beras, dan pasta (Mahan,Stump,2004).

Tabel 2.2. Rekomendasi Asupan Harian Untuk Ibu Hamil dan Menyusui Hamil Menyusui 14-18 tahun 19-30 tahun 31-50 tahun 14-18 tahun 19-30 tahun 31-50 tahun

Vitamin larut lemak

Vitamin A 750 µg 770 µg 770 µg 1200 µg 1300 µg 1300 µg

Vitamin D 5 µg 5 µg 5 µg 5 µg 5 µg 5 µg

Vitamin E 15 µg 15 µg 15 µg 19 µg 19 µg 19 µg Vitamin K 75 µg 90 µg 90 µg 75 µg 90 µg 90 µg Vitamin larut air

Vitamin C 80 mg 85 mg 85 mg 115 mg 120 mg 120 mg Thiamin 1.4 mg 1.4 mg 1.4 mg 1.4 mg 1.4 mg 1.4 mg

17 Riboflavin 1.4 mg 1.4 mg 1.4 mf 1.6 mg 1.6 mg 1.6 mg Niacin 18 mg 18 mg 18 mg 17 mg 17 mg 17 mg Vitamin B6 1.9 mg 1.9 mg 1.9 mg 2 mg 2 mg 2 mg Folat 600 µg 600 µg 600 µg 500 µg 500 µg 500 µg Vitamin B12 2.6 µg 2.6 µg 2.6 µg 2.8 µg 2.8 µg 2.8 µg Mineral Kalsium 1300 mg 1000 mg 1000 mg 1300 mg 1000 mg 1000 mg Fosfor 1250 mg 700 mg 700 mg 1250 mg 700 mg 700 mg Besi 27 mg 27 mg 27 mg 10 mg 9 mg 9 mg Zinc 13 mg 11 mg 11 mg 14 mg 12 mg 12 mg Yodium 220 µg 220 µg 220 µg 290 µg 290 µg 290 µg Selenium 60 µg 60 µg 60 µg 70 µg 70 µg 70 µg Sumber : Williams Obstetrics 22nd edition (Cunningham,Leveno,2005)

2.1.6 Faktor yang Memengaruhi Status Nutrisi

Status gizi janin ditentukan antara lain oleh status nutrisi saat ibu hamil dan melahirkan. Status nutrisi ibu hamil dipengaruhi oleh :

a. Keadaan sosial dan ekonomi ibu sebelum hamil

b. Keadaan kesehatan dan gizi ibu

c. Paritas

d. Usia kehamilan pertama

Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan. Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup di bawah garis kemiskinan (keluarga prasejahtera), berguna untuk pemastian apakah ibu berkemampuana membeli dan memilih makanan yang bernilai gizi tinggi. Manfaat riwayat obstetrik ialah membantu

18

menentukan besaran kebutuhan akan zat gizi karena terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh (Arisman, 2010).

2.1.8 Komplikasi Kehamilan Akibat Kekurangan Nutrisi A. Gangguan Sistem Pencernaan

Mual dan muntah dan nyeri ulu hati merupakan masalah yang sering terjadi pada awal kehamilan. Mual muntah di pagi hari atau morning sickness terjadi pada 50-70 % wanita hamil. Mual muntah ini berhubungan dengan gangguan pada lambung serta perubahan hormonal yang menyebabkan penurunan motilitas saluran pencernaan. Hal ini dapat dicegah dengan konsumsi makanan dalam porsi kecil tetapi sering selama kehamilan (Shils et al, 2006).

Konstipasi juga sering terjadi pada masa kehamilan, hal ini dapat terjadi akibat penurunan motilitas saluran pencernaan yang sering diakibatkan oleh konsumsi zat besi yang berlebihan, asupan serat serta air yang tidak adekuat (Shils et al, 2006).

B. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Nutrisi masa kehamilan yang buruk merupakan salah satu penyebab terjadinya BBLR. Faktor-faktor lain yang dapat memicu terjadinya kejadian BBLR adalah kebiasaan merokok, infeksi, serta hipertensi (Shils et al, 2006).

Berbagai penelitian di negara berkembang menunjukkan bahwa separuh dari penyebab terjadinya kasus BBLR adalah status nutrisi ibu, termasuk tinggi badan ibu, berat badan ibu sebelum kehamilan serta penambahan berat badan ibu selama kehamilan (Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

C. Diabetes Melitus Gestasional

19

Diabetes melitus tipe gestasional umumnya terjadi pada sekitar 4% dari keseluruhan ibu hamil. Beberapa faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian diabetes melitus tipe gestasional seperti usia ibu hamil, berat badan sebelum dan selama kehamilan, serta riwayat diabetes melitus pada keluarga. Diabetes melitus tipe gestasional dapat meningkatkan resiko makrosomia, hiperbilirubinemia dan hipoglikemia pada bayi. Makrosomia yakni bayi dengan berat badan > 4000 gram merupakan komplikasi fetal terbanyak akibat diabetes melitus gestasional (Shils et al, 2006).

Konseling nutrisi dan diabetes, pemantauan pribadi terhadap kadar gula darah, serta terapi insulin sangat efektif dalam menurunkan dampak negatif akibat diabetes melitus gestasional (Shils et al, 2006). Perubahan pola makan, pembatasan kalori, dan aktivitas fisik sedang dapat dilakukan untuk mempertahankan berat badan dan kadar glukosa dalam darah (Mahan, Stump, 2004).

D. Hipertensi

Hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi beberapa kategori yakni Hipertensi kronik, preeklampsia, hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia, serta hipertensi gestasional. Preeklampsia merupakan keadaan hipertensi yang disertai dengan proteinuria ( >300 mg/ 24 jam) setelah 20 minggu kehamilan. Hipertensi gestasional merupakan keadaan hipertensi (tekanan darah sistol > 140 mmHg dan tekanan darah diastol 90 mmHg) tanpa diikuti oleh proteinuria setelah 20 minggu kehamilan (Shils et al, 2006).

E. Neural Tube Defect

NTD merupakan penyakit malformasi kongenital yang banyak menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan banyaknya gangguan dalam proses embriogenesis sistem saraf pusat. Selain disebabkan oleh

20

faktor herediter, kurangnya konsumsi asam folat telah diteliti dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini. Untuk mencegah penyakit ini, maka wanita sebelum konsepsi diharapkan mengonsumsi asam folat sekitar 400 µg/hari (Mahan, Stump, 2004).

2.2 Pola Makan 2.2.1 Defenisi

Pola Makan merupakan susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Yayuk Farida Baliwati, 2004).

2.2.2 Pola Makan Ibu Hamil

Pola makan pada wanita hamil dibutuhkan untuk mendukung peningkatan kebutuhan nutrisi sesuai yang dianjurkan. Karena pentingnya peningkatan kebutuhan akan nutrisi, maka pilihan makanan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi harus tepat dan adekuat. Kebutuhan nutrisi paling banyak meningkat dalam kehamilan adalah zat besi yakni 50%, asam folat 50%, yodium 47%, vitamin B6 46%, zinc 38%, dan protein 38% lebih banyak dibanding pada saat tidak hamil. (Shils et al,2006)

Salah satu langkah untuk pola makan yang dapat mendukung kehamilan yang sehat dan berhasil adalah dengan mengikuti pola makan berdasarkan Food Guide Pyramid. Adapun pola makan yang disarankan sebagai berikut :

 6 sajian dari bahan dasar nasi, roti, sereal, dan pasta  3 sajian dari daging, ikan, kacang-kacangan, dan telur  3 sajian sayur-sayuran

 2 sajian buah-buahan

 2 sajian dari bahan susu, yoghurt, dan keju (Wardlaw,Hampl,2004).

21

Makanan-makanan tersebut akan menyuplai kebutuhan protein , karbohidrat dan zat gizi lainnya. Sumber nutrisi harus diseimbangkan antara sumber hewani dan nabati. Sayuran dan buah-buahan dapat menyuplai kebutuhan berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh selama kehamilan (Wardlaw,Hampl,2004).

Pola makan yang baik selama kehamilan sangatlah penting karena pemilihan makanan dan minuman saat hamil akan menentukan kesehatan ibu dan anak di masa mendatang (Queensland Dietition,2013). Kebutuhan zat gizi selama kehamilan dapat dipenuhi dengan konsumsi makanan dan minuman baik dari sumber hewani maupun nabati. Berikut ini beberapa zat gizi dan sumbernya

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber zat tenaga. Sumber karbohidrat yang disarankan untuk ibu hamil seperti beras, kentang, bihun, mie, roti, macaroni, krackers (Depkes, 2011).

2. Protein

Protein berperan sebagai zat pembangun dalam tubuh. Contoh sumber protein yang disarankan untuk ibu hamil adalah ayam, ikan, daging, telur, hati, keju, susu, kacang-kacangan, tahu, dan tempe (Depkes, 2011).

3. Asam Folat

Asam folat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Zat gizi ini sangat diperlukan pada masa sebelum kehamilan sampai trimester pertama kehamilan. Sumber makanan yang kaya akan asam folat bisa didapatkan dari sayur-sayuran hijau seperti bayam, brokoli, bok choy dan salad. Selain itu juga bisa didapatkan dari buah-buahan dan sereal (Queensland Dietition,2013).

4. Zat Besi

Sumber zat besi yang lebih baik adalah yang berasal dari sumber hewani karena zat besi dari sumber hewani lebih mudah diabsorbsi

Dokumen terkait