• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Air Susu Ibu (ASI)

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan natural yang pertama untuk bayi. ASI mengandungi semua jumlah energi dan nutrisi yang diperlukan oleh bayi (Lucen et all, 2012).

Menurut Hala (2013), ASI terdiri dari vitamin, zat antibodi dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk enam bulan pertama dan tidak ada cairan lain atau makanan yang diperlukan.

Pada ASI biasa (matur), komposisinya adalah protein, lemak, vitamin, zat besi, zat anti infeksi, laktoferin, lisozim serta taurin. ASI mulai ada kira-kira pada hari ke – 3 atau ke – 4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir (Ari, 2009).

2.3.2 Pengertian ASI eksklusif

Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. Komposisi ASI sampai dengan 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk minuman pendamping (Ari, 2009).

Pada laporan kesihatan Riskesdas 2013, persentase proses mulai menyusu pada anak umur 0 – 23 bulan menurut provinsi, Indonesia menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir semakin menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah pada bayi umur 6 bulan (30.2%).

2.3.3 Pengertian Kolostrum

Menurut Hala (2013), kolostrum merupakan cairan kental warna kekuning-kuningan yang pertama disekresi setelah bayi lahir dan kolostrum direkomendasikan oleh WHO sebagai makanan yang paling unggul untuk bayi baru lahir.

Kolostrum yang kaya akan protein, mineral, dan antibodi. Kolostrum berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir (Ari, 2009). 2.3.4 Komposisi Gizi ASI

1. Protein

Menurut Ari (2009), protein ASI paling rendah, berkisar 1,3g/ml pada bulan pertama dengan rata-rata 1,15g/100 ml dihitung berdasarkan total nitrogen x 6,25. ASI mengandung whey protein dan casein. Casien adalah protein yang sukar dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu menyebabkan isi pencernaan bayi menjadi lebih lembut dan mudah dicerna oleh usus bayi.

Rasio whey-casein yang tinggi pada ASI membantu pencernaan bayi dengan pembentukan hasil pencernaan yang lebih lembut dan mengurangi waktu pengosongan gaster bayi. Rasio casein : whey pada ASI adalah 60:40, sedangkan pada susu sapi dan susu formula adalah 20:80 dan 18:12. Di sini tampak bahwa

Menurut Gerald et al (1991), protein yang terdapat di susu ASI diklasifikasikan ke dua kelompok by Jenness, yang organ dan spesis spesifik (casein, alpha-lactalbumin, beta-lactoalbumin dan lactoferin) ; dan yang spesis spesifik tapi bukan organ spesifik (albumin, immunoglobulin dan transferrin).

Alpha-lactalbumin telah diidentifikasikan sebagai satu komponen enzim yang

akan mensintesa laktosa. 2. Lemak

Lemak ASI terdiri dari trigliserida (98-99%) yang dengan enzim lipase akan terurai menjadi trigliserol dan asam lemak. Enzim lipase tidak hanya terdapat pada sistem pencernaan bayi, tapi juga dalam ASI. Lemak ASI lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Salah satu keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial, docosahexaenoic acid (DHA) dan

arachnoic acid (AA) yang berperan penting dalam pertumbuhan otak sejak

trimester I kehamilan sampai 1 tahun usia bayi.Yang merupakan asam lemak esensial sebenarnya adalah kelompok Omega-3 yang dapat diubah menjadi DHA dan Omega-6 yang dapat diubah menjadi AA.

Konsentrasi lemak meningkat dari 2.0 g/ 100 ml pada kolostrum menjadi sekitar 4 – 4,5 g/ ml pada 14 hari setelah persalinan. Kadar lemak jenuh adalah 42% dan tidak jenuh adalah 57% (Ari, 2009).

3. Vitamin

Menurut Gerald et al (1991), Pada ASI, Vitamin A terdapat pada pelbagai bentuk, retinol, retinyl esters, dan beta-carotene. Jumlah vitamin A pada ASI matur adalah 40µ g/100 pada golongan ibu Swedish yang ternutrisi baik. Jumlah Vitamin K pada susu ASI yang matur adalah 15µg/ liter. Vitamin D pada susu ASI adalah sejumlah 0,5µ/ liter.

Vitamin yang larut dalam air seperti Vitamin C, asam nikotinik, B12, B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B6 (piridoksin) sangat dipengaruhi oleh makanan ibu, namun untuk ibu dengan status gizi normal, tidak perlu diberi suplemen (Ari, 2009).

4. Zat Besi

Menurut Ari (2009), meskipun ASI mengadung sedikit zat besi (0.5-1.0 mg/liter), namun bayi yang menyusui jarang terkena anemia. Bayi lahir dengan cadangan zat besi dan zat besi dari ASI diserap dengan baik (>70%) dibandingkan dengan penyerapan 30% dari susu sapi dan 10% dari susu formula.

Ada bukti menyatakan bahwa asam folat yang terdapat pada ASI lebih mudah untuk diabsorpsi. Pada 35 bayi yang disusui, plasma dan jumlah folat sel darah merah lebih tinggi berbanding yang diberi susu formula (Gerald et al, 1991).

5. Zat anti Infeksi

ASI mengandungi anti infeksi terhadap berbagai macam penyakit, seperti penyakit saluran pernafasan atas, diare, dan penyakit saluran pencernaan. ASI sering disebut “darah putih” yang mengandung enzim, immunoglobulin, dan leukosit. Leukosit terdiri atas fagosit 90% dan limfosit 10%, yang meskipun sedikit tetap dapat memberikan efek protektif yang signifikan terhadap bayi.Immunoglobulin merupakan protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai respon terhadap adanya imunogen atau antigen (zat yang menstimulasi tubuh untuk memproduksi antibodi). Ada 5 macam Immunoglobulin : IgA, IgM, IgD, dan IgG. Dan kelimanya, secretory IgA (sIgA) disekresi oleh makrofag (disintesa dan disimpan dalam payudara), yang berperan dalam fungsi antibodi ASI melalui alur limfosit (lymphocyte pathway). Antibodi IgA yang terbentuk dalam payudara ibu (melalui ASI) setelah ibu terdedah pada antigen disaluran pencernaan dan saluran pernafasan disebut BALT. (bronchus associated immunocompetent

lymphoid tissue) dan GALT (gut associated immunocompetent lymphoid tissue).

Bayi baru lahir mempunyai cadangan IgA sedikit dan karena itulah ia sangat memerlukan tambahan proteksi sIgA dalam ASI terhadap penyakit infeksi.

6. Laktoferin

Laktoferin banyak dalam ASI (1-6 mg/ml ), tapi tidak terdapat dalam susu sapi. Laktoferin bekerja sama dengan IgA untuk menyerap zat besi dari pencernaan sehingga menyebabkan terhindarnya suplai zat besi yang dibutuhkan organisme patogenik seperti Eschericia Coli (E.Coli) dan Candida Albicans.

7. Faktor Bifidus

Faktor bifidus dalam ASI meningkatkan pertumbuhan bakteri baik dalam usus bayi (Lactobacillus Bifidus) yang melawan pertumbuhan bakteri patogen (seperti Shigela, Salmonela dan E.Coli), yang ditandai dengan pH rendah (5-6), bersifat asam, dari tinja bayi.

8. Lisozim

Lisozim termasuk whey protein yang bersifat bakteriosidal, antiinflamasi dan mempunyai kekuatan beberapa ribu kali tinggi dari susu sapi. Lisozim dapat melawan serangan E.Coli dan Salmonela, serta lebih unik dibandingkan dengan antibodi lain karena jika yang lain menurun maka kadar lisozim akan meningkat di ASI setelah bayi berumur diatas 6 bulan- saat bayi sudah mulai diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Oleh karena itu, kemungkinan terkena infeksi semakin tinggi.

9. Taurin

Taurin adalah asam amino dalam ASI yang terbanyak kedua dan tidak terdapat dalam susu sapi. Berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam maturasi otak bayi. Karena itu, susu formula bayi kebanyakkan berusaha menambah taurin di dalam formulanya (Ari, 2009).

2.3.5 Volume ASI

Menurut Muhammad (2013), pada bulan bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan, apabila bayi mulai menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal ASI diproduksi sebanyak 10-100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai hari ke 14. Bayi yang sehat akan mengkonsumsi sebanyak 700-800 cc ASI perhari, namun kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc / bahkan hampir 1 liter / hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat baik pada ibu hamil maupun menyusui dapat pengaruh volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500 – 700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi. 400 – 600 cc pada bulan kedua dan 300 – 500 cc pada tahun kedua usia anak.

2.4. Manfaat ASI

Dokumen terkait