• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Ada beberapa rekomendasi yang penulis kemukakan sehubungan dengan penelitian ini:

1. Penggunaan pendekatan Problem-Based Learning dalam pembelajaran matematika dapat disajikan sebagai alternatif pembelajaran yang efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan penalaran induktif matematis siswa. Dengan menggunakan pendekatan Problem-Based Learning kemampuan penalaran induktif matematis siswa dapat meningkat dengan baik dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Namun agar dapat mencapai hasil yang optimal maka persiapan guru memegang peranan yang sangat penting, mulai dari persiapan membuat lembar kerja siswa, memilih dan menemukan masalah sampai kepada pelaksanaan dalam kelas.

2. Oleh karena masalah menjadi titik tolak pembelajaran dalam kelas untuk kemudian dicari penyelesaiannya oleh siswa, maka disarankan agar guru dapat mengkonstruksi dan memilih masalah yang relevan; dengan dengan keseharian siswa, menantang dan bersifat non rutin.

3. Dalam mengimplementasikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem-Based Learning/ pembelajaran berbasis masalah, hal-hal penting yang perlu diperhatikan guru adalah: (1) guru harus kreatif dan cermat dalam memilih masalah yang cocok untuk mempresentasikan sebuah konsep; (2) guru seyogyanya memberikan arahan dan pertanyaan yang tepat untuk membimbing siswanya memberikan petunjuk yang tepat yang merepresentasikan penguasaan konsepnya; (3) bantuan yang diberikan guru hendaknya seminimal mungkin dan tidak perlu terburu-buru diberikan agar perkembangan kecakapan potensial siswa dapat berkembang lebih optimal.

4. Kemungkinan adanya kendala-kendala pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah pada awal pelajaran perlu diantisipasi oleh guru. Siswa tidak terbiasa belajar mandiri, memecahkan masalah, dan berdiskusi bisa menjadi hambatan

dalam keberhasilan proses pembelajaran. Selain itu pengetahuan awal siswa twrhadap materi prasyarat memiliki perang yang besar terhadap kemampuan siswa dalam menguasai konsep, untuk itu sebelum konsep baru disajikan hendaknya terlebih dahulu dilakukan penguatan konsep prasyarat siswa melalui teknik scaffolding yang dapat membantu siswa memperjelas pemikirannya. Oleh karena itu, disarankan agar guru membantu siswa mengatasi masalah menggunakan teknik scaffolding. Namun intervensi yang diberikan guru bukan dalam bentuk akhir melainkan petunjuk-petunjuk yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan masalah yang dihadapi sehingga menemukan penyelesaiannya. Kendala yang lainnya yaitu memerlukan waktu yang cukup, oleh karena itu guru hendaklah bisa mengefektifkan waktu yang maksimal. 5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan bagaimana membantu siswa yang termasuk

slow learner, sehingga perbedaan peningkatan kemampuan penalaran induktif matematis diantara ketiga kelompok siswa tidak terlalu jauh sehubungan dengan penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini, kemampuan matematik yang dikembangkan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah adalah kemampuan penalaran induktif matematis, maka hendaknya ada peneliti lain yang mencoba menerapkan pembelajaran tersebut dalam upaya meningkatkan kemampuan matematik lainnya, misalnya kemampuan berfikir kritis dan kreatif.

6. Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan yang sama, tetapi pada tingkat yang berbeda, misalnya di tingkat Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, H. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Managemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Alamsyah, (2000). Suatu Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Analogi Matematika. Tesis PPs UPI. Bandung: tidak diterbitkan. Arikunto, S.(2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. BNSP. (2006). Draf Pasal Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan Untuk

Kompetensi Mata Pelajaran Matematik Sekolah Menengah Perttama dan BSNP (2006). Jakarta: Depdiknas.

Dahar,R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Airlangga. Dahar,R.W. (1998). Teori-teori Belajar. Jakarta: Airlangga.

Dahlan, J . A. (2004). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman. Matematik Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Melalui Pendekatan Open-Ended. Disertasi pada PPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Dasari. D. (2003). Pengembangan Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Berbasis Masalah Sebagai Upaya Menumbuhkembangkan Kemampuan Matematika Tingkat Tinggi Dalam Implementasi Kurikulum SLTP Berbasis Kompetensi. Proposal Hibah Panduan.

Depdiknas. (2000). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta.

Depdiknas, Pusat Kurikulum, Balitbang. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta

Fogarty, R. (1997). Problem-Based Learning and Other Curricullum Models For the Multiple Intellegences Classroom. Arlinton Heights, Illionis: Sky Light. Herman, T. (2006). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berfikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Disertasi pada PPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Hulu. (2009). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa. Tesis UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Ibrahim, M & Mohamad N (2000). Pengajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah, Program Pasca Sarjana Unesa, Unipersity Press.

Jacob, C. (2000). Matematika Sebagai Penalaran, Suatu Upaya Meningkatkan Kreativitas Berfikir. Makalah Disajikan pada Seminar Nasional Peningkatan Kualitas Pendidikan Matematika Pada Pendidikan Dasar Jurusan Matematika FPMIPA Universitas Negeri Malang: 18 November 2000. Juandi. (2006). Meningkatkan Daya Matematik Mahasiswa Calon Guru

Matematik Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Desertasi pada PPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan

Kanbolah. K. (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Depdikbud.

Maulana. (2007). Alternatif Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikit Kritis Mahasiswa PGSD. Tesis SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Meltzer, D.E. (2002). Addendumto: The Relationship Between Matematics Preparetion and Conceptual Learning Gain in Physics: A Posibble “Hidden

Variable” in Diagnostics Pretes Score. (Online). Tersedia:

http://www.physics.iastate.edu/per.docs/sddendum_on_normalilizet_gain. (9 oktobern2006)

Mulyasa. E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Satuan Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Musbeh, Masnur. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

NCTM. (1989). Assesment StandarsnFor School Matematichs America The Nanon Counsil Of The Teacher Of Matematich. Inc.

NCTM. (2000). Princip And Standars For School Matematics. Reston: Virginia. Priatna, N. (2003). Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Kelas 3 Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di Kota Bandung. Disertasi pada PPs UPI. Bandung: Tidak dipublikasikan.

Rusefendi, E.T. (1989). Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru. Bandung: Tarsito.

Rusefendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Mengajar Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Slavin. R.E. (1994). Educaton Psycology Theory Duo Prances. Edisi 4: Alan dan Braccon: Bosco.

Soekadijo, G, R. (1999). Logika Dasar Tradisional, Simbolik, dan Induktif. Jakarta: Gramedia.

Suhendi, (2006). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMA Melalui Problem-Center Learning. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak dipublikasikan.

Suriasumantri, J. S. (1998). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan

Sukasno. (2002). Model Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Geometri. Tesis pada PPs UPI. Bandung: Tidak dipublikasikan.

Sumarmo, U. (1987). Kemampuan dan Penalaran Matematika Siswa SMA Dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa unsur Proses Belajar Mengajar. Desertasi pada PPs UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Suryadi, D. (2005). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung Serta Pendekatan - Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Siswa SLTP. Disertasi pada PPs UPI. Bandung: tidak dipublikasikan.

Suryadi. (2012). Membangun Budaya Baru dalam Berfikir Matematis. Rizqi Press.

Susilowati, W. (2004). Penerapan Problem-Based Learning Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengajaran dan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa SLTP Negeri di Kota Bandung. Tesis pada PPS UPI. Bandung: Tidak dipublikasikan.

Dokumen terkait